Pendahuluan • Penyakit jantung dan pembuluh darah diawali dengan perubahan fraksi lipid dalam plasma atau dislipidemia. • Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma • Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, terutama LDL ( low density liporotein) dan trigliserida darah, serta penurunan kadar kolesterol HDL (high density lipoprotein). Faktor predisposisi terjadinya aterosklerosis atau penyakit jantung koroner • LDL merupakan penyebab aterosklerosis paling kuat yang merupakan awal penyakit jantung koroner, sehingga sering disebut sebagai kolesterol jahat, • HDL tidak ada hubungannya dengan pembentukan aterosklerosis sehingga sering disebut sebagai kolesterol baik. Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap kadar kolesterol
• Usia, Diet tinggi lemak jenuh & kolesterol,
• Genetik, Hormon seks endogen (hormon ini tidak terdapat pada wanita postmenopause sehingga meningkatkan risiko PJK), Steroid eksogen , • Obat-obatan (beta bloker; diuretik Thiazide), • Berat Badan, Toleransi Glukosa, Tingkat aktivitas fisik, dan Penyakit (DM, Tiroid, Liver). • Nilai lipoprotein yang dapat mengurangi risiko PJK adalah bila Total kolesterol: <200 mg / dl, Kolesterol LDL: <130 mg / dl, Kolesterol HDL: > 40 mg / dl, dan Trigliserida : <150 mg/ dl. Untuk pencegahan, pada usia >20 tahun : profil lipoprotein puasa harus dipantau setiap 5 tahun sekali Penyakit jantung koroner (PJK) • Terjadi bila ada timbunan (plak) yang mengandung lipoprotein, kolesterol dan sisa- sisa jaringan, dan terbentuknya kalsium pada intima, atau permukaan dalam bagian pembuluh darah. Faktor risiko kategori I • Perokok sigaret, • Kolesterol LDL tinggi, • Hipertensi, • Kelainan Faktor trombosite. Faktor risiko kategori II • Penderita penyakit Diabetes Mellitus, • Aktivitas fisik tidak aktif, • Kolesterol HDL tidak normal, • Obesitas, • Status menopause. Berikutnya Faktor risiko kategori III • Faktor psikososial, • Triasilgliserol/ Trigliserol tidak normal, • Mengalami stress oksidatif, • Konsumsi alkohol. Faktor risiko kategori IV • Usia, • Gender, • Riwayat keluarga dengan penyakit jantung kronik (PJK). Faktor diet yang berhubungan dengan PJK
• konsumsi asam lemak jenuh , negara dengan
asupan asam lemak jenuh tinggi dan tingkat serum kolesterol tinggi memiliki angka kematian karena PJK yang tinggi pula Faktor diet yang berhubungan dengan PJK • Meningkat konsumsi buah-buahan & sayuran akan mencegah kejadian serangan CVD (Cardio Vasculer Desease) fatal pada orang yg sudah terdiagnosa . • Faktor diet yang lain adalah konsumsi asam lemak trans, sumber utama makanan tinggi kandungan lemak trans adalah stik margarin , gorengan komersial berlemak & tinggi serta makanan dipanggang dengan lemak/ mentega. Faktor diet yang berhubungan dengan PJK Faktor diet berikutnya adalah jumlah lemak dalam makanan. 1. Terjadi Penurunan kolesterol LDL sebesar 14% pada orang hiperkolesterolemia dan 10% pada orang normokolesterolemia pada saat serat larut ditambahkan ke diet rendah lemak mereka. 2. Mekanisme penurunan ini diduga berkaitan dengan asam empedu darah, kemudian bakteri dalam usus menfermentasi serat untuk memproduksi asetat, propionat dan butirat yang menghambat sintesis kolesterol. Rekomendasi Asupan untuk Pencegahan Penyakit Jantung Koroner Tujuan Diet Dislipidemia
• Menurunkan berat badan bila kegemukan,
• Mengubah jenis dan asupan lemak makanan, • Menurunkan asupan kolesterol makanan, • Meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan menurunkan asupan karbohidrat sederhana. Syarat Diet Dislipidemia • Energi disesuaikan menurut berat badan dan aktivitas fisik, • Lemak sedang, <30% dari kebutuhan energi total. • Lemak jenuh untuk Diet Dislipidemia Tahap I, < 10% dari kebutuhan energi total • untuk Diet Dislipidemia Tahap II , < 7% dari kebutuhan energi total. • Lemak tak jenuh gAnda dan tunggal dianjurkan 10 -15 % • kadar kolesterol < 300 mg untuk Diet Dislipidia Tahap I, • < 200 mg untuk Diet Dislipidemia Tahap II, • Protein cukup , 10 – 20%. Sumber terutama ikan (banyak omega-ȝ). • Sumber protein nabati lebih dianjurkan. • Karbohidrat sedang yaitu 50 – 60 %. • Serat tinggi, terutama serat larut air yang terdapat dalam wortel, beras tumbuk, beras merah, havermout dan kacang-kacangan, • Vitamin dan mineral cukup. Suplemen multivitamin dianjurkan untuk pasien yang mengkonsumsi < 1200 kkal energi sehari. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian Ada 2 jenis tipe diet 1. Diet Dislipidemia Tahap I, mengandung kolesterol dan lemak jenuh lebih tinggi, 2. Diet Dislipidemia Tahap II, mengandung kolesterol dan lemak jenuh lebih rendah. Makanan yang dianjurkan • Sumber karbohidrat yaitu beras terutama beras tumbuk, beras merah, makaroni, roti tinggi, serat ,cereal, ubi , kentang, kue buatan sendiri dengan menggunakan sedikit minyak/lemak tak jenuh, Sumber Protein Hewani • Ikan, • daging kurus, • unggas tanpa kulit, • putih telur, susu skim, • yoghurt dan keju rendah lemak. Sumber Protein Nabati • Tahu, • tempe, • dan kacang-kacangan. Sumber Lemak • Minyak jagung, • Minyak kedelai, • Minyak kacang tanah, • Minyak biji bungan matahari, • Minyak wijen, • Margarin tanpa garam yang dibuat dari minyak tidak jenuh ganda. Sayuran dan Buah • semua sayur dalam bentuk segar, direbus, dikukus, disetup, ditumis dengan menggunakan minyak jagung, minyak kedelai, dimasak dengan santan encer, • Semua buah dalam keadaan segar dan dalam bentuk jus. Bahan makanan yang tidak dianjurkan • Sumber Karbohidrat: produk makanan jadi, biscuit krakers berlemak, kue-kue berlemak, • Sumber protein hewani: daging gemuk, daging kambing, jeroan, otak, sosis, kuning telur (dibatasi hingga 3 butir perminggu ), susu whole, susu kental manis, es krim Sumber protein nabati meliputi dimasak dengan santan kental dan digoreng dengan minyak kelapa sawit , • Sayuran: dimasak dengan mentega dan minyak kelapa sawit serta santan kental, • Buah yaitu yang diawetkan, • Minyak kelapa, minyak kelapa sawit, mentega, margarine kelapa, santan. Cara memesan diet • Diet Dislipidemia Tahap I (DD I) , • Diet Dislipidemia tahap II (DD II). DIET PENYAKIT JANTUNG • Penyakit jantung terjadi akibat proses berkelanjutan, dimana jantung secara berangsur kehilangan kemampuannya untuk melakukan fungsi secara normal. • Pada awal penyakit, jantung mampu mengompensasi ketidakefisienan fungsinya dan mempertahankan sirkulasi darah normal melalui pembesaran dan peningkatan denyut nadi (Compensated Heart Disease). DIET PENYAKIT JANTUNG • Dalam keadaan tidak terkompensasi (Decompensatio Cordis), sirkulasi darah yang tidak normal menyebabkan sesak napas (dyspnea), rasa lelah, dan rasa sakit di daerah jantung. Berkurangnya aliran darah dapat menyebabkan kelainan pada fungsi ginjal, hati, otak, serta tekanan darah,yang berakibat terjadinya resorpsi natrium. Hal ini akhirnya menimbulkan edema. DIET PENYAKIT JANTUNG • Penyakit jantung menjadi akut bila disertai infeksi (Endocarditis atau Carditis), Gagal jantung, setelah Myocard Infarct, dan setelah operasi jantung. Tujuan diet penyakit jantung 1. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan karja jantung, 2. Menurunkan berat badan bila terlalu gemuk 3. Mencegah atau menghilangkan penimbunan garam atau air. Syarat-syarat diet penyakit jantung 1. Energi cukup, untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal, 2. Protein cukup yaitu 0,8 g/kgBB, 3. lemak sedang, 25-30%, 10% berasal dari lemak jenuh, dan 10-15% lemak tidak jenuh, 4. kolesterol rendah, terutama jika disertai dengan dislipidemia (lihat Diet Dislipidemia), 5. Vitamin dan mineral cukup. Hindari seplemen kalium, kalsium, dan magnesium jika tidak dibutuhkan, 6. garam rendah, 2-3 g/hari, jika disertai hipertensi atau edema, 7. Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas, 8. Serat cukup untuk menghindari konstipasi, 9. Cairan cukup ,kurang lebih 2 liter/hari sesuai dengan kebutuhan, 10.Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit, diberikan dalam poni kecil, 11.Bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan dapat diberikan tambahan berupa makanan enternal, parenteral, atau suplemen gizi . Jenis Diet dan Indikasi Pemberian Diet Jantung I diberikan kepada 1. Myocard Infarct (MCI) atau Dekompensatio Cardis berat. 2. Diet diberikan berupa 1-1,5 liter cairan/hari selama 1-2 hari pertama bila pasien dapat menerimanya. Diet ini sangat rendah energi dan semua zat tinggi, sehinggga sebaiknya hanya diberikan selama 1-3 hari. Diet Jantung II • Diberikan dalam bentuk makanan saring atau lunak. Diet diberikan sebagai perpindahan dari diet jantung I , atau setelah fase akut dapat diatasi. • Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai Diet Jantung II Garam Rendah. Diet ini rendah energi, protein, kalsium, dan tiamin. Diet Jantung III 1. diberikan dalam bentuk makanan lunak atau biasa. 2. Sebagai perpindahan diet jantung II atau kepada pasien jantung dengan kondisi yang tidak terlalu berat. 3. Jika disertai hipertensi dan/atau edema,diberikan sebagai diet jantung III 4. garam rendah. 5. Diet ini rendah energi dan kalsium, tetapi cukup zat gizi lain. Diet Jantung IV, 1. Diberikan dalam bentuk makanan biasa. 2. Sebagai perpindahan diet jantung III atau kepada pasien jantung dengan keadaan ringan. 3. Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai diet jantung IV garam rendah. 4. Diet ini cukup energi dan zat gizi lain, kecuali kalsium. Cara Memesan Diet • Menuliskan Diet Jantung I/II/III/IV Garam Rendah I/II/III ( DJ I/II/III/IV GR I/II/III ). DIET PENYAKIT STROKE • Stroke atau penyakit peredaran darah otak adalah kerusakan pada bagian otak yang terjadi bila pembuluh darah yang membawa oksigen dan zat-zat gizi kebagian otak tersumbat atau pecah. • Akibatnya, dapat terjadi beberapa kelainan yang berhubungan dengan kemampuan makan pasien yang pada akhirnya berakibat penurunan status gizi. Tujuan Diet stroke 1. Makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan memperhatikan keadaan dan komplikasi penyakit, 2. Memperbaiki keadaan stroke, seperti disfagia, pneumonia, kelainan ginjal, dan dekubotus, 3. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. Syarat Diet Diet Stroke • Energi cukup, yaitu 25-45 kkal. Pada fase akut energi diberikan 1100-1500 kkal/hari, • Protein cukup, yaitu 0,8-1 g/kgBB . Apabila pasien berada dalam keadaan gizi kurang, protein diberikan 1,2-1,5 g/kgBB. Apabila penyakit disertai komplikasi Gagal Ginjal Kronik (GGK), protein diberikan rendah yaitu 0,6 g/kgBB, • Lemak cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total. Utamakan sumber lemak tidak jenuh ganda, batasi sumber lemak yaitu < 10% dari kebutuhan energi total. Kolesterol dibatasi < 300 mg, Syarat Diet Diet Stroke • Karbohidrat cukup, yaitu 60-70%. Penderita diabetes mellitus utamakan karbohidrat kompleks, • Vitamin cukup, terutama vitamin A, riboflan, B6, Asam float, B12, C, dan Vitamin E, • Mineral cukup, terutama kalsium, magnesium, dan kalium. Penggunaan natrium dibatasi dengan berikan garam dapur maksimal 1 . sendoh teh/hari , • Serat cukup , untuk membantu menurunkan kadar kolesterol darah dan mencegah konstipasi, Syarat Diet Diet Stroke • Cairan cukup, yaitu 6-8 gelas/hari, kecuali pada keadaan edema dan asites, cairan dibatasi. • Minuman hendaknya diberikan setelah selesai makan agar porsi makanan dapat dihabiskan. Untuk pasien dengan disfagia, cairan diberikan secara hati-hati. Cairan dapat dikentalkan dengan gel atau guarcol. • Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan pasien, • Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering . Jenis Diet dan Indikasi Pemberian • Fase akut (24-48 Jam), Fase akut adalah keadaan tidak sadarkan diri atau kesadaran menurun. • Pada fase ini diberikan makanan parenteral (nothing per oral/NPO) dan dilanjutkan dengan makanan enteral (naso gastric tube/NGT). Jenis Diet dan Indikasi Pemberian • Pemberian makanan parenteral total perlu dimonitor dengan baik. Kelebihan cairan dapat menimbulkan edema serebral. • Kebutuhan energi pada NPO total adalah AMB x 1 x 1,2; protein 1,5 g/kg BB; lemak maksimal 2,5 g/kg BB; dekstrosa maksimal 7g/kg BB. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian • Fase Pemulihan: pasien sudah sadar dan tidak mengalami gangguan fungsi menelan (disgafia). • Makanan diberikan per oral secara bertahap dalam bentuk makanan cair, makanan saring, makanan lunak, dan makanan biasa.