Anda di halaman 1dari 21

DIET PENYAKIT JANTUNG

Penyakit jantung merupakan peneyebab kematian terbesar di dunia. Berdasarkan


riset yang dilakukan oleh sebuah lembaga kesehatan di Indonesia, penyakit jantung
merupakan pembunuh terbesar di Indonesia untuk saat ini. Penyakit jantung koroner
adalah salah satu penyakit yang mematikan. Tingkat kejadian terus meningkat setiap
tahun. Persentase kematian akibat penyakit jantung koroner adalah 53 %.
Hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor risiko penyebab terjadinya penyakit
jantung koroner. Terdapat sekitar 36 juta penduduk atau sekitar 18% dari total penduduk
Indonesia yang menderita kelainan lemak darah ini. Dari jumlah tersebut, 80% meninggal
mendadak akibat serangan jantung, dan 50%-nya tidak menampakkan gejala
sebelumnya.Karena penyakit ini seringkali ditandai dengan kematian mendadak, tentunya
diperlukan upaya pencegahan untuk menurunkan risiko kejadian penyakit
jantung koroner. Data WHO, 17 juta orang meninggal setiap tahun karena penyakit
jantung dan pembuluh darah di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, setiap tahunnya, 1,5
juta orang mengalami serangan jantung dan 478000 orang meninggal karena penyakit
jantung koroner, Data dari World Heart Federation, baik wanita maupun pria memiliki
risiko yang sama terhadap risiko penyakit jantung. Di dunia hampir sekitar 8,5 juta
wanita meninggal setiap tahunnya akibat penyakit jantung.Data dari RS Harapan Kita
ternyata pasien penderita Penyakit Jantung Koroner baik yang rawat jalan maupun rawat
inap terjadi pengingkatan 10% setiap tahun. Bahkan dalam setahun terdapat 500 orang
pasien bedah jantung.
Diet yakni aturan makan khusus untuk sehat dan sebagainya (atas petunjuk ahli)
berpantang atau menahan diri terhadap makanan tertentu untuk kesehatan, mengatur
kuantitas dan jenis makanan untuk mengatur berat badan atau penyakit. Asupan makanan
yang masuk ke tubuh itu sangat memengaruhi. Diet dan olahraga yang salah juga
termasuk faktor penyebab terjadinya penyakit jantung. Diet tinggi serat membantu
menurunkan kolesterol. Vegetarian yang mengkonsumsi diet tinggi serat memiliki risiko
terkena penyakit jantung yang rendah. Berdasarkan pemaparan diatas, makalah yang
berjudul “Diet Penyakit Jantung” membahas tentang diet untuk penyakit jantung yang
baik dan benar sesuai dengan teori pada ilmu gizi.

1
A. Pengertian

Penyakit jantung adalah penyebab nomor satu dari tingginya tingkat kematian
pada orang dewasa di dunia. Setidaknya diketahui bahwa sekitar 17,3 juta jiwa meninggal
dunia per tahun akibat penyakit kardiovaskular. Berbagai masalah dan gangguan yang
dialami oleh jantung dan pembuluh darah paling banyak disebabkan oleh kebiasaan
merokok, tidak melakukan olahraga rutin, serta sering mengonsumsi makanan yang tidak
sehat. Penyakit kardiovaskular tidak hanya gangguan yang timbul pada organ jantung
saja, tetapi gangguan yang terjadi pada pembuluh darah juga termasuk pada penyakit
jantung.
Melakukan diet yang tepat bisa membantu pasien untuk memulihkan serta
menunjang pengobatan jantung yang dilakukan. Makanan dan minuman yang dikonsumsi
oleh pasien penyakit jantung tentu saja harus diatur. Penyakit jantung muncul karena
telah terjadi beberapa masalah pada jantung, yang kemudian tidak dapat ditangani dengan
baik dan mengakibatkan jantung tidak lagi berfungsi dengan normal. Berbagai penyakit
jantung seperti, penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan infark miokardium
merupakan akumulasi dari masalah pada jantung yang tidak bisa diatasi.
Diet jantung muncul untuk menunjang pengobatan pasien penderita penyakit
jantung. Tujuan diet ini adalah untuk:
Jangka pendek

a) Memberikan makanan secukupnya tanpa memperberat kerja jantung


b) Menurukan BB hingga ideal secara bertahap agar mencapai IMT normal
c) Membatasi asupan tinggi kolesterol, LDL dan natrium
d) Meningkatkan kadar HDL dan asupan tinggi serat
Jangka panjang
a) Mengenalkan jenis makanan, teknik olahan dan masakan yang beragam
b) Meningkatkan aktivitas fisik
c) Berperilaku hidup bersih dan sehat
B. Penatalaksanaan Diet Jantung

2
Pola konsumsi makanan yang terdiri dari makanan tinggi lemak terutama lemak
jenuh atau lemak trans dapat menyebabkan penyumbatan dan penyempitan pembuluh
darah oleh penumpukan zat-zat lemak.
Penatalaksanaan diet diberikan bertujuan untuk pengobatan/terapi diet dengan
memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung, menurunkan berat
badan pada penderita kegemukan, mencegah/menghilangkan penimbunan garam/air,
menurunkan kadar kolesterol LDL dan kadar kolesterol total, mengubah jenis dan asupan
lemak makanan, menurunkan asupan kolesterol, meningkatkan asupan karbohidrat
kompleks dan menurunkan asupan karbohidrat sederhana.
Syarat diet jantung :
1. Energi cukup , untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal
2. Protein cukup 0,8 g/kg BB
3. Lemak sedang 25-30% dari kebutuhan energi total, 10% berasal dari lemak
jenuh dan 10-15% lemak tidak jenuh.
4. Kolesterol rendah
Kolesterol < 300 mg (diet dislipidemia tahap I)
Kolesterol < 200 mg (diet dislipidemia tahap II)
5. Vitamin dan mineral cukup, hindari penggunaan suplemen kalsium, kalium dan
magnesium jika dibutuhkan.
6. Garam rendah 2-3 g/hari jika disertai hipertensi atau edema
7. Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas
8. Serat cukup untuk menghindari kesulitan buang air besar (konstipasi)
9. Cairan cukup sesuai dengan kebutuhan atau anjuran.
10. Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit, diberikan porsi kecil.
11. Bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan dapat diberikan
tambahan berupa makanan enteral, parenteral atau suplemen gizi.
C. Klasifikasi Pemberian Diet

1. Diet Jantung I
Diet ini diberikan pada pasien penyakit jantung akut seperti Myocard Infarct
(MCI) atau Dekompensasio Kardio berat. Diet diberikan berupa 1-1,5 liter

3
cairan/hari selam 1-2 hari pertama bila pasien dapat menerimanya. Diet ini
sangat rendah energi dan semua zat gizi, sehingga sebaiknya hanya selama 1-3
hari.
2. Diet Jantung II
Diet ini diberikan dalam bentuk makanan saring atau lunak. Diet diberikan
sebagai perpindahan dari Diet Jantung I, atau setelah fase akut dapat diatasi.
Jika disertai dengan hipertensi atau edema, diberikan Diet Jantung II Gram
Rendah. Diet ini rendah energi, kalium, protein, dan tiamin
3. Diet Jantung III
Diet ini diberikan dalam bentuk makanan lunak atau biasa. Diet diberikan
kepada pasien jantung dengan kondisi yang tidak teralalu berat. Jika disertai
hipertensi dan atau edema, diberikan sebagai Diet Jantung III Garam Rendah.
Diet ini rendah energi dan kalium, tetapi cukup kan zat gizi lain.
4. Diet Jantung IV
Diet ini diberikan kepada pasien dalam bentuk makanan biasa, dan diet ini
diberikan kepada pasien dengan kondisi jantung dengan keadaan ringan. Jika
disertai hiperansi dan/atau edema, diberikan sebagai Diet Jantung IV Garam
Rendah. Diet ini cukup energi dan zat gizi lain, kecuali kalsium.

D. Diet Jantung Koroner

Batasi penggunaan garam bila ada tekanan darah tinggi (hipertensi). Bagi yang
terlalu gemuk, jumlah makanan pokok sebagai sumber hidrat arang dikurangi, contoh
sumber hidrat arang : beras, roti, mie, kentang, bihun, biskuit, tepung-tepungan, gula dan
sebagainya.
Bahan makanan yang berlemak sebaiknya dibatasi. Pilihlah daging tampak lemak
atau ikan segar, ayam dll. Hindari sayuran yang mengandung gas, kol, lobak, nangka
muda. Semua buah boleh dimakan kecuali nangka masak, durian, alpukat diberikan
dalam jumlah terbatas. Makanan yang sebaiknya dipilihyang mudah dicerna dan tidak
merangsang. Dianjurkan untuk tidak minum kopi dan alkohol. Dalam memasak
sebaiknya tidak menggunakan cabe dan bumbu yang merangsang.

4
E. Jenis-Jenis Diet Penyakit Jantung
1. Diet Rendah Garam
Pada sebagian besar kasus, derajat pembatasan yang moderat seperti digambarkan
secara garis besar oleh contoh diet rendah garam dibawah ini sudah cukup memadai.
Diet ini dapat dipakai untuk mengatasi hipertensi primer, khususnya hipertensi
ringan. Pada sebagian orang, penyakit hipertensi timbul bersamaan dengan konsumsi
garam yang tinggi.
Sebagian besar preparat diuretik akan mendorong ekskresi kalium disamping
ekskresi natrium. Untuk mencegah terjadinya deplesi kalium selama pengobatan
dengan preparat diuretik, diperlukan suplementasi unsur tersebut (misalnya dengan
pemberian tablet kalium, seperti aspar K, atau pemberian serbuk KCI).
Modifikasi berikut ini dilakukan pada diet yang normal:
a. Garam digunakan dalam jumlah minimal (tidak lebih dari ½ sendok teh atau 2
gram garam dapur sehari) pada waktu memasak.
b. Di meja makan tidak boleh ditambahkan lagi garam dapur ataupun bahan
penyedap yang mengandung natrium, seperti bumbu masak, kecap, saus tomat
dan lain-lain.
c. Konsumsi susu sapi harus dibatasi dan tidak lebih dari 500 ml/hari. Kalau
mungkin, susu sapi diganti dengan susu nabati (susu kedelai) yang kandungan
natriumnya sangat sedikit.
d. Makanan berikut ini harus dihindari:
1) Makanan asin: ham, lidah asap, ikan asin, ebi, telur asin, keju, dendeng,
abon, kornet, sardencis, dan sebagainya.

sarden asin, sawi asin, asinan sayuran dan


2) Sayuran dan buah yang diasinkan: sayur
buah, acar dan sebagainya.

5
3) Sebagai bahan penyedap dan aditif: garam dapur, bumbu asin, vetsin, soda
kue, kecap, saus tomat, tauco, petis, terasi, dan lain-lain.
4) Makanan camilan: roti, kue, biskuit, dan lain-lain yang diolah dengan soda
kue atau garam dapur.
5) Makanan nabati yang diasinkan: pindakas (nebtega kacang), kacang asin,
margarin biasa, dan lain-lain.
e. Untuk mengatasi rasa hambar pada diet rendah garam, dianjurkan penggunaan
bumbu yang tidak mengandung natrium seperti gula, cuka, bawang merah,
bawang putih, jahe, kunyit, laos, salam, dan lain-lain. Di toko-toko swalayan juga
tersedia garam khusus diet (slim and fit) yang terutama mengandung kalium
klorida.

2. Diet Rendah Kolestrol Lemak Terbatas


Pada aterosklerosis yang membandingkan berbagai populasi pada berbagai bagian
dunia, telah memperlihatkan bahwa kadar kolestrol darah yang tinggi merupakan
salah satu diantara sejumlah faktor yang berkaitan dengan peningkatan insidensi
penyakit jantung koroner. Keadaan ini juga berhubungan dengan konsumsi lemak
jenuh dalam proporsi yang tinggi, seperti lemak jenuh dalam pelbagai produk susu,
telur dan daging, sementara konsumsi lemak tak jenuh yang terdapat didalam minyak
nabati, seperti minyak jagung dan minyak kedelai, relative lebih sedikit.
Penurunan kadar kolestrol darah di mungkinkan dengan cara mengurangi
konsumsi lemak hewani. Cara ini dapat dicapai dengan mengurangi makan-makanan
yang berlemak, sate kambing, sate babi, gulai kambing, lapis legit, tarcis, kue-kue
kering, makanan gorengan, keju, mentega, margarine, susu full krim dan tidak
menggoreng makanan. Makanan yang mengandung lemak mempunyai nilai kalori
yang tinggi. Penurunan konsumsi lemak akan mengakibatkan penurunan berat badan.
apabila keadaan obesitas tidak terdapat kedalam diet harus disertakan makanan ekstra
yang mengandung hidtratarang kompleks. Misalnya, ekstra roti tanpa dibubuhi
mentega.
Pada beberapa keadaan juga diperlukan mengurangi konsumsi kolestrol. Kolestrol
ditemukan hanya pada lemak hewani. Merah telur umumnya menjadi sumber utama

6
kolestrol dalam makanan merah telur yang ada dalam sebutir telur mengandung
sekitar 250gm kolestrol. Makanan lainnya yang kaya akan kolestrol adalah otak
jeroan, hati, produk susu seperti keju, mentega, krim dan lain-lain, udang, kepiting,
cumi, dan susu full krim. Kolestrol juga disintesis dalam tubuh. Unsure ini diperlukan
bagi pembentukan berbagai hormone serta getah empedu dan ditemukan didalam
selubung myelin serta saraf otak. Konsumsi kolestrol setiap hari dapat dikendalikan
dengan cara:
a. Membatasi makan merah telur hanya sampai 2 butir selama seminggu
b. Mengganti kebiasaan minum susu full krim dengan susu skim atau susu kedelai.
c. Menggantikan penggunaan lemak hewani untuk menggoreng, dengan lemak
nabati seperti minyak jagung dan minyak kedelai. Pemakaian sebaiknya direbus
atau ditumis dengan sedikit minyak. Pemakaian santan yang kental juga harus
dihindari.
d. Menghindari jenis-jenis makanan yang kaya akan kolestrol.
Beberapa bukti menunjukan bahwa peningkatan konsumsi lemak, yang
kaya asam- asam lemak tak jenuh ganda, memberikan efek yang menguntungkan
dalam penurunan kadar kolesterol darah. Contoh- contoh asam lemak tak jenuh
ganda adalah asam lemak omega 3 yang banyak terdapat dalam lemak ikan trout,
hering, salmon dan lemuru. Berikut ini diet rendah kolesterol dan lemak terbatas
(RKLT)
Diet RKLT yaitu diet kaya akan asam- asam lemak tak jenuh dan rendah
kolesterol :
1) Penggunaan susu skim atau susu kedelai untuk menggantikan susu full krim
atau susu penuh (whole milk).
2) Mentega, margarine dan minyak goring yang lazim dipakai harus dihindari.
Sebaiknya digunakan minyak jagung atau minyak kedelai untuk menumis
dan memasak. Untuk keperluan makan roti dapat digunakan margarine
khusus yang kaya akan asam lemak tak jenuh. Contoh- contoh margarine ini
adalah flora (Van den Berghs), golden corn (kraft), food ltd. Remia (remia
ltd, hollnd) yang dapat dibeli di took swalayan.

7
3) Sedapat mungkin memilih daging yang kurus, seperti daging ayam kampong
dan daging sapi yang kurus, dan gajih yang terlihat harus dibuang (kulit
ayam, brutu, kepala ayam, jangan dimakan).

Daging sapi tanpa gajih

4) Ikan dapat dimakan sebagai pengganti daging bila anda menyukainya.


Ikan yang dagingnya putih memiliki kandungan lemak yang rendah,
sedangkan minyak yang banyak terdapat dalam jaringan ikan yang gemuk
atau berdaging gelap sebagian besar berupa lemak tak jenuh.
5) Kuning atau merah telur, khususnya telur ayam negeri (broiler) mempunyai
kandungan kolesterol dan lemak jenuh yang tinggi. Sebaiknya memilih telur
ayam kampong dan jumlah merah telur ayang dimakan tidak melampaui dua
butir/ minggu. Putih telur dapat dimakan bebas.
6) Keju seharusnya dihindari, terkecuali cottage chease yang dapat dimakan
tanpa batas.
Makanan yang harus dihindari :
Sebagian makanan yang harus dihindari dalam diet rendah kolesterol sudah
disebutkan diatas disamping itu, makanan berikut ini harus pula dihindari.
1. Otak dan jerohan seperti hati,ginjal, babat,dan usus.
2. Lapis legit, tarcis,kue- kue kering, gorengan, lumpia goreng, ayam goring,
kripik kentang, dan lain- lain. Yang mengandung telur dan atau lemak jenuh.
Demikian pula makanan manis seperti selai, sirup, permen, coklat, dan es
krim.
3. Makanan yang dimasak dengan santan kental, seperti gudeg, gulai, kare.

F. Macam-Macam Diet Garam

8
a. Diet Garam Rendah (200-400) Pada pengolahan makanannya tidak ditambahkan
garam dapur, dihindari makanan tinggi natrium dan diet ini diberikan pada pasien
dengan odema, asitesis, dan hipertensi berat.
b. Diet Rendah Garam II (600-800) Dalam pengolahan makanannya boleh
menggunakan ½ sendok teh garam dapur (2 gr) dan diet ini berlaku kepda pasien
odema, asitesis, dn hipertensi tidak tterlalu berat.
c. Diet Garam Rendah III (1000-1200 mg Na) Dalam pengolahan makananya boleh
menggunakan garam 1 sendok teh (4 gr) garam dapur dan diet ini diberikan pada
pasien dengan odema atau hipertensi ringan.

G. Diet Pencegahan Penyakit Jantung

Hubungan antara diet dan penyakit kardiovaskular akhir akhir ini menjadi subjek
sebagian besar penelitian. Banyak pakar merasa bahwa berbagai bukti sudah cukup untuk
membenarkan tindakan memodifikasi makanan atau diet dalam upaya mencegah penyakit
kardiovaskular, disamping membantu para penderita penyakit tersebut. rekomendasi diet
untuk mencegah penyakit kardiovaskular adalah:
1. Mempertahankan berat badan yang ideal.
2. Mengurangi konsumsi total lemak.
3. Mengurangi konsumsi garam.
Kepentingan unsur-unsur makanan lain yang mencangkup serat makanan, protein
hewani dan gula masih menjadi masalah yang diperdebatkan.

9
CONTOH KASUS

A. Kasus Pasien dengan Diet Jantung


Ny. F, seorang ibu rumah tangga, umur 55 tahun, TB 158 cm, BB 65 kg dibawa
kerumah sakit karena lelah, sesak nafas dan nyeri dada. Dia pernah mengalami hal yang
sama pada enam bulan yang lalu dan dirawat selama 3 hari dengan diagnosa Angina
Pektoris. Ia merasa serangan kali ini lebih lama dan lebih hebat. Tekanan darah
165/100mmHg dengan diagnosa Miokard Infark Akut.
Ia sudah tidak memiliki rahim sejak kelahiran anak terakhirnya 20 tahun yang
lalu. Ia sangat suka makan goreng-gorengan, kue, ice cream, dan minuman manis. Ia
tidak suka tempe atau tahu, tetapi ia suka susu kedelai, kurang suka makan ikan terutama
ikan laut.
a. Pengkajian Status Nutrisi

1. Antropometri
 BB : 65 kg
 TB : 158 cm
 IMT = 65 kg/1,58m2
= 26,04 kg/m2 (gemuk tingkat ringan)
2. Biokimia
 Hb = 10 gr% (rendah)
 Kolesterol total = 250mg/dl (tinggi)
 HDL = 35 mg/dl (normal)
 LDL = 130 mg/dl (tinggi)

3. Klinis/Fisik
 TD = 165/100mmHg (tinggi)

b. Dietary History / Riwayat makan


Hasil anamnesa makanan :

10
 Pagi : nasil lunak 1/4 piring, omelet telur 1/2 potong, tumis kacang panjang 1/2
mangkok.
 Selingan pagi : bubur kacang hijau 1/2 gelas.
 Siang : nasi lunak 1/2 piring, ayam bumbu semur 1/2 potong, sayur pare 1/4
mangkok, semangka 1/2 potong.
 Selingan sore : puding maizena 1/2 potong sedang.
 Malam : nasi lunak 1/4 piring, rolade daging 50 gr, sop jagung muda 1/4 mangkok,
melon 1/2 potong.
c. Intervensi Gizi
1. Tujuan Diet
Jangka pendek
e) Memberikan makanan secukupnya tanpa memperberat kerja jantung
f) Menurukan BB hingga ideal secara bertahap agar mencapai IMT normal
g) Membatasi asupan tinggi kolesterol, LDL dan natrium
h) Meningkatkan kadar HDL dan asupan tinggi serat
Jangka panjang
d) Mengenalkan jenis makanan, teknik olahan dan masakan yang beragam
e) Meningkatkan aktivitas fisik
f) Berperilaku hidup bersih dan sehat
2. Jenis Diet : Diet Jantung II dan Rendah Garam I
3. Prinsip Diet
a. Energi sesuai kebutuhan
b. Protein cukup
c. Lemak sedang
d. Karbohidrat cukup
e. Vitamin dan mineral cukup
f. Serat tinggi
g. Cairan cukup
h. 3J (tepat jenis, jumlah dan jadwal)
4. Rute : makanan dan minum obat oral
5. Frekuensi : 3x menu utama dan 3x selingan

11
6. Bentuk makanan : makanan lunak
7. Edukasi Gizi
a. Topik : Gizi seimbang dengan diet yang tepat untuk pemyakit jantung koroner
dengan komplikasi Hipertensi dan Dislipidemia.
b. Sasaran : Ny. Fiona dan keluarga
c. Waktu : 30 menit
d. Peraga : leaflet/foodmodel
e. Edukasi : ceramah, diskusi dan tanya jawab
8. Materi
a. Prinsip gizi seimbang dan diet untuk penyakit jantung koroner, komplikasi
hipertensi dan dislipidemia.
b. Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk penyakit jantung koroner
dan penyakit penyertanya.
c. Resiko penyakit degeneratif lainnya dari pemicu penyakit jantung koroner.

12
B. Asuhan Keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN Ny. F


DENGAN DIAGNOSA MIOKARD INFARK AKUT
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Ny. F
Umur : 55 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Kawin
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Diagnosa medis : Miokard Infark Akut
2. Keluhan Utama
Pasien merasa merasa serangan lebih lama dan lebih hebat.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien dibawa kerumah sakit karena lelah, sesak nafas dan nyeri dada. Tekanan darah
165/100mmHg dengan diagnosa Miokard Infark Akut.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ny. F pernah mengalami hal yang sama pada 6 bulan yang lalu dan dirawat selama 3 hari
dengan diagnosa Angina Pektoris
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga tidak mempunyai riwayat diabetes mellitus, hipertensi, jantung, dan lain-lain.
6. Pengkajian Status Nutrisi
4. Antropometri
 BB : 65 kg
 TB : 158 cm
 IMT = 65 kg/1,58m2
= 26,04 kg/m2 (gemuk tingkat ringan)
5. Biokimia
 Hb = 10 gr% (rendah)
 Kolesterol total = 250mg/dl (tinggi)

13
 HDL = 35 mg/dl (normal)
 LDL = 130 mg/dl (tinggi)

6. Klinis/Fisik
 TD = 165/100mmHg (tinggi)

7. Dietary History / Riwayat makan


Hasil anamnesa makanan :
 Pagi : nasi lunak 1/4 piring, omelet telur 1/2 potong, tumis kacang panjang 1/2
mangkok.
 Selingan pagi : bubur kacang hijau 1/2 gelas.
 Siang : nasi lunak 1/2 piring, ayam bumbu semur 1/2 potong, sayur pare 1/4
mangkok, semangka 1/2 potong.
 Selingan sore : puding maizena 1/2 potong sedang.
 Malam : nasi lunak 1/4 piring, rolade daging 50 gr, sop jagung muda 1/4
mangkok, melon 1/2 potong.

14
B. Analisis Data
Data Masalah Keperawatan
DS : Sirkulasi darah tidak normal
- Klien mengeluh badan terasa lemas karena penyempitan pembuluh
- Klien sering makan goreng-gorengan dan minuman arteri yang mengalirkan darah ke
manis seperti sirup, ice cream, dan kue-kue otot jantung
- DO :
- TD : 165/100
- Kolesterol : 250 mg/dl
- LDL 130 mg/dl
- HDL 35 mg/dl
DS : Ketidakseimbangan dan
- Klien mengatakan bahwa tidak menyukai tempe atau kekurangan nutrisi dari
tahu, tapi klien suka susu kedelai kebutuhan tubuh berhubungan
- Klien mengatakan bahwa sering makan goreng- dengan intake makanan yang
gorengan dan minuman manis seperti sirup, ice cream, kurang
dan kue-kue
- Klien mengatakan bahwa tidak suka makan ikan
terutama ikan laut
DO :
- Hasil analisis recall dirumah diperoleh hasil asupan
energi 952,9 kkal, protein 25 gram, lemak 39,1 gram,
dan karbohidrat 132,4 gram.
DS : Kurangnya aktivitas fisik
- Klien mengaku memiliki aktivitas yang rendah dan
jarang berolahraga, sehingga menyebabkan
penumpukan lemak dan overwight
DO :
- BB : 65 kg
- TB : 158 cm
- IMT : 26, 4
C. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

15
1. Sirkulasi darah tidak normal karena penyempitan pembuluh arteri yang mengalirkan
darah ke otot jantung.
2. Ketidakseimbangan dan kekurangan nutrisi dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake makanan yang kurang.
3. Kurangnya aktivitas fisik.
D. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Sirkulasi darah tidak Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor nutrisi dan sumber
normal karena keperawatan selama 3x24 energi yang adekuat.
penyempitan pembuluh jam maka penyempitan 2. Kaji adanya faktor yang
arteri yang mengalirkan pembuluh arteri dapat menyebabkan kolesterol tidak
darah ke otot jantung teratasi dengan kriteria hasil terkontrol.
: 3. Bantu klien untuk
1. Mampu menurunkan mengidentifikasi makanan
kolesterol. yang boleh dikonsumsi.
2. Mampu menghindari 4. Sediakan penguatan positif
mengonsumsi gorengan. bagi menurunkan kadar
kolesterol dalam tubuh.
5. Observasi adanya
pembatasan klien
mengonsumsi makanan yang
tinggi kolesterol.
6. Monitor pola makan dan
kandungan dalam makanan.
7. Memonitor hasil
pemeriksaan laboratorium
pasien apakah sudah
berangsur normal atau belum.
2. Ketidakseimbangan dan Setelah dilakukan tindakan 1.Mengurangi makan goreng-
kekurangan nutrisi dari keperawatan selama 3x24 gorengan dan minuman manis
kebutuhan tubuh jam maka seperti sirup, ice cream, dan
berhubungan dengan ketidakseimbangan nutrisi kue-kue

16
intake makanan yang teratasi dengan kriteria hasil: 2.Mulai menggunakan
kurang 1. Mampu memenuhi nutrisi karbohidrat dan protein yang
yang dibutuhkan klien. memiliki energi yang cukup
2. Mampu mematuhi jadwal dan tinggi serat seperti
makan dan pola makan yang kentang, ubi, singkong, nasi
telah dibuat. merah
3.Monitor pola makan dan
kandungan dalam makanan.
4.Bantu klien untuk
mengidentifikasi makanan
yang boleh dikonsumsi.
5.Bantu klien untuk membuat
jadwal makan dan pola makan
yang tepat.
6. Memonitor penurunan BB
klien sebanyak 0,5-1
kg/minggu apakah sudah
berjalan dengan baik atau
tidak
3. Kurangnya aktivitas Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi adanya
fisik. keperawatan selama 3x24 pembatasan klien dalam
jam maka klien dapat melakukan aktivitas.
bertoleransi terhadap 2. Monitor respon
aktivitas dengan kriteria kardiovaskuler terhadap
hasil : aktivitas (takikardi, disritmia,
1. Berpartisipasi dalam sesak nafas, diaporesis, pucat,
aktivitas fisik tanpa disertai perubahan hemodinamik).
peningkatan tekanan darah, 3. Kolaborasikan dengan
nadi dan RR. Tenaga Rehabilitasi Medik
2. Mampu melakukan dalam merencanakan program
aktivitas sehari hari (ADLs) terapi yang tepat.

17
secara mandiri. 4. Membantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan.
5. Membantu klien untuk
memilih aktivitas konsisten
yang sesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi
dan sosial.
6. Membantu klien untuk
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas
yang diinginkan..
8. Membantu pasien/keluarga
untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas.

E. IMPLEMENTASI
Waktu Implementasi
Pukul 09.30 WIB 1. Monitor nutrisi dan sumber energi yang
adekuat.
2. Kaji adanya faktor yang menyebabkan
kolesterol tidak terkontrol.
3. Bantu klien untuk mengidentifikasi
makanan yang boleh dikonsumsi.
4. Sediakan penguatan positif bagi
menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh.
5. Observasi adanya pembatasan klien
mengonsumsi makanan yang tinggi
kolesterol.
6. Monitor pola makan dan kandungan

18
dalam makanan.
Pukul 10.30 WIB 1.Mengurangi makan goreng-gorengan dan
minuman manis seperti sirup, ice cream,
dan kue-kue
2.Mulai menggunakan karbohidrat dan
protein yang memiliki energi yang cukup
dan tinggi serat seperti kentang, ubi,
singkong, nasi merah
3.Monitor pola makan dan kandungan
dalam makanan.
4.Bantu klien untuk mengidentifikasi
makanan yang boleh dikonsumsi.
5.Bantu klien untuk membuat jadwal
makan dan pola makan yang tepat.
Pukul 12.30 WIB 1. Observasi adanya pembatasan klien
dalam melakukan aktivitas.
2. Monitor respon kardiovaskuler terhadap
aktivitas (takikardi, disritmia, sesak nafas,
diaporesis, pucat, perubahan
hemodinamik).
3. Kolaborasikan dengan Tenaga
Rehabilitasi Medik dalam merencanakan
program terapi yang tepat.
4. Membantu klien untuk mengidentifikasi
aktivitas yang mampu dilakukan.
5. Membantu klien untuk memilih aktivitas
konsisten yang sesuai dengan kemampuan
fisik, psikologi dan sosial.
6. Membantu klien untuk mengidentifikasi
dan mendapatkan sumber yang diperlukan
untuk aktivitas yang diinginkan..
8. Membantu pasien/keluarga untuk

19
mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas.

20
DAFTAR PUSTAKA

Gagal, Identifikasi Diagnosa Keperawatan Pada Klien, et al. "Karya Tulis Ilmiah."

Kiha, R. R., Palimbong, S., & Kurniasari, M. D. (2018). Keefektifan Diet Rendah Garam I Pada
Makanan Biasa Dan Lunak Terhadap Lama Kesembuhan Pasien Hipertensi. Jurnal
Keperawatan Muhammadiyah, 3(1).

Mamahit, M. L., Mulyadi, N., & Onibala, F. (2017). “Hubungan Pengetahuan Tentang Diet Garam
Dengan Tekanan Darah Pada Lansia Di Puskesmas Bahu Kota Manado”. Jurnal Keperawatan,
5(1).

Nur, H. C., Wilis, K., & Anna, A. K. (2011). Sistem Informasi Berbasis Web Panduan Diet Bagi
Penderita Penyakit Jantung. Telematika.

Nuryati, E. "Tipe Kepribadian dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner." Jurnal Ilmiah Kesehatan
2.4 (2013).

Sulistyani, A. (2018). Hubungan Pengetahuan Dan Kepatuhan Diet Rendah Garam Dengan Asupan
Natrium Pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan di RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan
(Doctoral Dissertation, Muhammadiyah University Semarang).

21

Anda mungkin juga menyukai