Anda di halaman 1dari 19

Asuhan Keperawatan dengan Diganosa Medis Pneumonia pada Tn.

F di Bangsal Paru
Rumah Sakit A

A. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 15 Februari 2021
Tanggal masuk : 15 Februari 2021
Jam masuk : 09.00 WIB
No.CM : 20200901
Jam pengkajian : 09.30 WIB
Diagnosa Medis : Pneumonia
1. Identitas Klien
Nama Pasien : Tn. F
TTL : Depok, 22 September 1990
Umur : 30 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Status : Menikah
No. CM : 20200901
Alamat : Beji, Depok, Jawa Barat
2. Yang bertanggung jawab

Nama : Ny. C
TTL/Umur : Tasik, 27 Oktober 1992
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Dosen
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Status : Menikah
Alamat : Beji, Depok, Jawa Barat
Hubungan dengan klien : Istri
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan Utama
Klien mengatakan merasa demam dan suhu tubuhnya naik turun, nafsu
makan menurun, nafas sesak, batuk kering, dan bicara pelo.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Klien masuk ke Rumah Sakit A pada tanggal 15 Februari 2021 pada
pukul 09.30 WIB melalui IGD dengan keluhan demam naik turun, nafsu
makan menurun, nafas sesak dan bicara pelo. Istri klien mengatakan
bahwa sudah beberapa hari ini pasien batuk – batuk namun tidak
mengeluarkan dahak. Pasien lebih sering dirumah karena merasa cepat
lelah dan nyeri dada ketika terlalu lelah.
3) Upaya yang telah dilakukan
Minum obat yang telah diberikan dokter sebelumnya selama kurang lebih
6 bulan.
b. Riwayat Kesehatan Masa lalu
Istri klien mengatakan klien pernah di rawat pada tahun 2020 dengan keluhan
panas tinggi dan sesak nafas. Pada tahun 2020 itu klien mendapatkan
diagnose medis mengidap penyakit Pneumonia. Klien mengkonsumis obat
rutin selama 6 bulan terakhir.Klien di rawat di Rumah Sakit A selama 4 hari.
Selain penyakit yang diderita tersebut, klien tidak mengidap penyakit lainnya
seperti hipertensi, diabetes mellitus dan lain sebagainya.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Istri Klien mengatakan bahwa di dalam keluarga klien tidak ada satupun
keluarga yang mempunyai penyakit yang sama dengan klien dan didalam
anggota keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan seperti
asma, hipertensi, dan diabetes mellitus.
d. Genogram

53 50 57 53
tahun Tahun Tahun Tahun

Tn. B Ny.A Tn. J Ny. N


30 28
tahun tahun

5
Tn. F tahun
Ny. C

Tn. G

Keterangan :

= Laki-laki

= Laki- laki Penderita

= Pasien

= Perempuan

= Garis pernikahan

= Garis keturunan

4. Observasi dan Pemeriksaan fisik


a. Keadaan umum
Keadaan umum klien lemah
b. Kesadaran
Tingkat kesadaran klien composmentis
c. Tanda – tanda vital
TD : 120/70 mmHg
N : 100x/menit
S : 390C
R : 26x/menit
d. Berat Badan dan Tinggi Badan
BB : 65 kg
TB : 168 cm
e. Pemeriksaan fisik
1) Kepala
a) Rambut
Pada saat melakukan pengkajian kulit rambut klien tampak bersih,
rambut klien tidak ada ketombe, tidak tampak ada luka,
pertumbuhan rambut klien tidak lebat, rambut klien tidak rontok,
rambut klien tampak berwarna putih dan sedikit berwarna hitam,
rambut klien tampak pendek dan rapi, tidak ada nyeri tekan dan
tidak ada massa
b) Mata
Pada saat melakukan pengkajian mata klien tampak simetris kiri
dan kanan, keadaan mata bersih, mata klien berfungsi dengan
baik, klien tidak ada menggunakan alat bantu penglihatan,
konjungtiva anemis, sclera klien tampak berwaran putih, pupil
klien tampak isokor, tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa pada
mata.
c) Telinga
Pada saat melakukan pengkajian telinga klien tampak simetris kiri
dan kanan, telinga klien tidak berfungsi dengan baik, anak klien
mengatakan klien menggunakan alat bantu pendengaran, telinga
klien tampak bersih.
d) Hidung
Pada saat melakukan pengkajian hidung klien tampak simetris kiri
dan kanan, hidung klien tampak tidak ada secret, klien terpasang
O2, dan tidak ada nyeri tekan pada batang hidung.
e) Mulut dan Gigi.
Pada saat melakukan pengkajian gigi klien tampak ada sisa-sisa
makan, gigi klien tampak lengkap, lidah klien tampak kotor,
mukosa bibir tampak kering, klien tampak batuk kering, klien
batuk sekali-sekali, klien bicara pelo.
2) Leher
Pada saat melakukan pengkajian leher klien simetris kiri dan kanan,
tidak tampak ada pembasaran kelenjer thyroid, tidak tampak ada
pembesaran kelenjer getah bening , tidak tampak ada pembesaran
vena juguralis, tidak teraba pembesaran kelenjer thyroid, kelenjer
getah bening
3) Thorak
a) Paru – paru
- Inspeksi
Dada klien tampak simetris kiri dan kanan, pernafasan klien
tampak dangkal, RR : 26 x/ menit (tachypnea), klien terpasang
O2, klien tidak menggunakan otot bantu pernafasan, klien
terpasang elektroda.
- Palpasi
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada teraba massa atau benjolan,
fremitus traktil terasa bergetar pada bagian kiri dan kanan.
- Perkusi
Terdengar bunyi redup.
- Auskultasi
Ronchi
b) Jantung
- Inspeksi :
Dada klien tampak simetris kiri dan kanan, Ichtus cordis tampak
jelas, tidak terdapat lesi, tidak tampak odema.
- Palpasi :
Denyutan jantung teraba jelas, tidak teraba adanya pembengkakan,
ichtus cordis teraba.
- Perkusi :
Terdengar bunyi pekak
- Auskultasi :
Terdengar bunyi jantung 1 dan 2 (dup dan lup).
4) Abdomen
- Inspeksi :
Abdomen klien tampak simetris kiri dan kanan, perut klien tampak
datar, tidak tampak ada lesi, tidak ada pembengkakan pada
abdomen, warna kulit abdomen sama dengan kulit yang lain.
- Auskultasi :
Bising usus 8x/menit
- Perkusi :
Terdengar suara timpani.
- Palpasi :
Hepar tidak teraba, tidak ada nyeri tekan
5) Punggung
Punggung klien tampak tidak ada lesi dan luka decubitus
6) Ekstremitas
- Ekstrimitas Atas
Pada saat melakukan pengkajian ekstremitas atas bagian kanan
klien tampak terpasang infuse Nacl 0,9 % dengan 20 tetes/menit,
tampak adanya penyaki kulit di bagian ekstramitas atas klien,
kuku klien tampak kotor dan akral teraba hangat.
- Ekstrimitas Bawah
Pada saat melakukan pengkajian istri klien mengatakan kaki klien
bengkak, ekstremitas bawah klien tampak odema, kuku klien
tampak kotor.
Kekuatan Otot :
555 444
555 444
Klien mengalami kelemahan pada ektremitas atas dan bawah
bagian kiri. Pada saat melakukan pemeriksaan kekuatan otot klien
mampu mengangkat ektremitas yang lemah. Klien mampu
mengangkat ekstermitas yang lemah pada saat diberikan sedikit
tahanan klien tidak mampu menahan tahanan tersebut sehingga
ekstremitas klien langsung jatuh
7) Genetalia
Pada saat melakukan pengkajian klien tampak terpasang kateter, urin
klien tampak berwarna kemerahan karna faktor pengeruh obat,
jumalah urin klien 100 cc.
8) Integumen
Pada saat melakukan pengkajian warna kulit klien tampak berwarna
sawo matang, turgor kulit klien jelek, klien tampak adanya penyakit
kulit di bagian ekstremtas atas CRT (Capillary Refill Time) < 2.
5. Pola aktivitas
a. Makan
Sehat : Frekuensi makan klien 3x/hari,makan berbagai jenis menu, nasi, ikan,
sayur. Klien tidak ada alergi pada makanan.
Sakit : Frekuensi makan klien 3x/hari, hanya sanggup menghabiskan setengah
porsi saja. Camilan yang dimakan yaitu roti dan buah.
b. Minum
Sehat : Frekuensi minum klien 6-7 gelas/hari, jenis minuman air putih, klien
tidak ada pantangan atau alergi minuman
Sakit : Frekuensi minum klien 3 – 5 gelas/hari, jenis minuman air putih.
c. Pola Eliminasi
1) BAB
Sehat : BAB 1 kali sehari setiap pagi, warna kuning, bau khas, konsistensi
lunak dan cair, serta tidak mengalami kesulitan
Sakit : Klien menggunakan pampers, warna kuning kecoklatan, bau khas,
konsistensi lembek, dan mengalami kesulitan berjalan.
2) BAK
Sehat : Frekuensi BAK 4 – 5 kali sehari, berwana kuning jernih, bau khas
urin, konsistensi cair, dan tidak mengalami kesulitan
Sakit : Pasien terpasang urin bag 100 cc, warna urin kemerahan, bau khas
urin, konsistensi cair, dan tidak mengalami kesulitan.
d. Kebersihan perorangan
Sehat : Klien mandi 2 kali sehari, cuci rambut 2 kali sehari, gosok gigi 3 kali
sehari, potong kuku seminggu sekali.
Sakit : Klien mengatakan selama sakit mandi 1 kali dengan dilap, klien
mengatakan selama sakit belum pernah sikat gigi, klien mengganti pakaian
dan dibantu keluarga.
e. Istrahat dan aktivitas
Sehat : klien tidur siang ketika ada waktu dan tidur malam dari pukul 22.00 –
05.00 WIB. Klien tidak mengalami gangguan tidur.
Sakit : Klien tidur siang selama 1 jam mulai jam 13.00 s/d jam 14.00 dan
tidur malam selama 7 jam : jam 22.00 s/d jam 05.00, Nyeri pada perut
seringkali membuat klien sulit tidur. Klien mengatakan di bantu keluarga saat
ke kamar mandi.
f. Ketergantungan
Sehat : Klien mengatakan dirinya perokok berat, sudah lebih dari 10 tahun
klien menjadi perokok. Namun ia sudah berhenti merokok 1 tahun
belakangan ini.
Sakit : Klein sudah tidak merokok lagi.
6. Psikososial
a. Sosial/interaksi
Klien mengatakan mendapat dukungan penuh dari keluarga. Tidak ada
konflik yang terjadi baik berupa konflik peran, nilai dan lainnya.
b. Psikologis
Klien mengatakan paham sedikit tentang penyakit yang dideritanya namun
tidak mengerti cara pengobatan yang diberikan untuk penyembuhan
penyakitnya dan klien mengatakan berharap bias cepat sembuh dan bisa
beraktivitas seperti biasanya.
c. Spiritual
Tidak ada masalah dalam beribadah. Klien aktif dalam beribadah
menjalankan kewajibannya.
7. Terapi yang diberikan saat ini
a. Fluimucil 3ml/6 jam
b. Cefraiaxso 1 gram/12 jam
c. Ranitidine inj/IV/12 jam
d. NaCl 0,9 % dengan dosis 20 tts/menit
e. Oksigen
f. Paracetamol 500ml
8. Data pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Hematologi 15 Februari 2021
 Hemoglobin : 9,3 gr/dr
 Leukosit : 15.900 mm/jam
 Eritrosit : 3,55 juta
 Trombosit : 306.00 Ribu
 HT : 29,3 %
b. Rontgen Thorak pada 15 Februari 2021
c. Pemeriksaan EKG pada 15 Februari 2021

B. Analisa Data
Nama : Tn. F No. CM : 20200901
Umur : 30 tahun Tanggal Masuk : 15 Februari 2021
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Klien masuk ke Rumah Sakit A pada tanggal 15 Februari 2021 pada pukul 09.30 WIB melalui
IGD dengan keluhan demam naik turun, nafsu makan menurun, nafas sesak dan bicara pelo. Istri
klien mengatakan bahwa sudah beberapa hari ini pasien batuk – batuk namun tidak
mengeluarkan dahak. Pasien lebih sering dirumah karena merasa cepat lelah dan nyeri dada
ketika terlalu lelah.

DATA MASALAH ETIOLOGI


DS: Bersihan jalan napas tidak Disfungsi neuromuskuler,
1. Istri pasien efektif sekresi yang tertahan
mengatakan bahwa
pasien merupakan SDKI (D.0001, hal 18) SDKI (D.0001, hal 18)
perokok aktif 2 tahun
sebelum masuk rumah
sakit
1. Istri pasien
mengatakan bahwa
pasien sering
mengalami sesak
nafas
2. Istri pasien
mengatakan pasien
kesulitan bicara
DO:
1. Pasien terlihat batuk-
batuk
2. pasien tampak batuk
kering
3. bunyi napas ronkhi
4. bunyi napas pasien
menurun
5. pola napas pasien
berubah
6. TTV: TD: 120/70
mmHg
N: 100x/menit
S: 39 C
R: 26x/menit
SDKI (D.0001, hal 18)
DS: Pola napas tidak efektif Hambatan upaya napas
1. Istri pasien (kelemahan otot pernapasan)
mengatakan bahwa SDKI(D.0005, hal. 26) SDKI(D.0005, hal. 26)
pasien sering
mengalami sesak
napas
DO:
1. Fase ekspirasi pasien
memanjang
2. Pola napas abnormal
(takipnea)
3. TTV: TD: 120/70
mmHg
N: 100x/menit
S: 39 C
R: 26x/menit
DS: Gangguan pertukaran gas Perubahan membrane
1. Istri pasien SDKI (D.0003, hal 22) alveolus-kapiler
mengatakan bahwa SDKI (D.0003, hal 22)
pasien sering
mengalami sesak
napas
DO:
1. Adanya bunyi napas
tambahan
2. Pola napas pasien
abnormal
DS: Hipertermia Proses penyakit (infeksi)
1. Istri pasien SDKI (D.0130, hal 284) SDKI (D.0130, hal 284)
mengatakan bahwa
pasien sering demam
tidak menentu
DO:
1. Suhu pasien 39C
2. Kulit pasien terasa
hangat
DS: Intoleransi aktivitas Ketidakseimbangan antara
1. Istri pasien SDKI (D.0056, hal 128) suplai dan kebutuhan oksigen
mengatakan bahwa SDKI (D.0056, hal 128)
pasien sering
mengalami sesak
napas saat/setelah
aktivitas
DO:
1. Frekuensi jantung
meningkat >20% dari
kondisi istirahat

C. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d disfungsi neuromuskuler, sekresi yang tertahan d.d
dyspnea, sulit bicara, batuk tidak efektif, ronkhi, pola napas berubah, frekuensi napas
berubah.
2. Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas (kelemahan otot pernapasan) d.d
dyspnea, fase eksporasi memanjang, pola napas abnormal.
3. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membrane alveolus-kapiler d.d dyspnea, pusing,
bunyi napas tambahan, pola napas abnormal.
4. Hipertermia b.d proses penyakit (infeksi) d.d teraba takipnea, kulit terasa hangat
5. Intoleransi aktivitas b.dkKetidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen d.d
dyspnea saat/setelah beraktivitas, frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi
istirahat.
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Tujuan dan
No Dx Intervensi Tindakan Rasional
Kriteria hasil
D.0001 Setelah dilakukan Latihan Observasi : Observasi :
tindakan batuk 1. Identifikasi kema 1. Identifikasi kemampu
keperawatan efektif mpuan batuk an batuk dapat mengeta
selama 1x 24 jam 2. Monitor tanda da hui skala menurun atau
SIKI (I.01006
diharapkan hlm 142) n gejala infeksi sa meningkat.
bersihan jalan luran napas 2. Untuk mengetahui apa
napas meningkat kah pasien memiliki geja
dengan kriteria la infeksi saluran napas y
hasil : ang dapat mengganggu p
- Frekuensi jalan ernapasan.
Teraupetik :
napas membaik
1. Atur posisi semi- 1. Untuk mengatur posisi
24x/menit
Fowler atau Fowl pasien agar tidak sesak
- Pola napas
er napas, mengatur posisi
membaik
untuk tindakan
- Sulit bicara
selanjutnya
menurun
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan da 1. Agar pasien
SLKI(L.01001,hal.
n prosedur batuk efe memahami tindakan
18)
ktif yang akan dilakukan.
2. Anjurkan tarik na 2. Untuk melatih
pas dalam melalui hi konraksi dan relaksasi,
dung selama 4 detik, mengurangi sesak napas
ditahan selama 2 deti pada pasien dan
k,kemudian keluarka mengurangi kesulitan
n dari mulut dengan bicara pada pasien
bibir mencucu(dibul
atkan) selama 8 deti
k
D.0005 Setelah dilakukan Manajemen Observasi Observasi
tindakan jalan napas 1. Monitor pola 1. Untuk mengetahui
keperawatan SIKI napas irama napas, frekuensi
selama 1x 24 jam (I.14509 2. Monitor bunyi jalan napas dalam batas
diharapkan pola hlm 186) napas normal.
napas membaik 2. Untuk mengetahui
dengan kriteria : perkembangan bunyi
1. Frekuensi napas napas pasien
membaik
Terapeutik Terapeutik
2. Pemanjangan 1. Pertahankan 1. Untuk meringankan
fase ekspirasi kepatenan jalan sesak napas pada pasien,
menurun napas dengan head- mengurangi fase
SLKI (L.010004 lift dan chin-lift ekspirasi napas pada
hlm 95) pasien
Edukasi Edukasi
1. Ajarkan teknik 1. Untuk mengurangi
batuk efektif sesak napas pada pasien,
mengurangi batuk pada
pasien, dan pola napas
pasien
D.0003 Setelah dilakukan Pemantauan Pemantauan
tindakan Respirasi respirasi Edukasi
keperawatan 2 x 24 (SIKI Edukasi 1. Menjelaskan tujuan
jam diharapkan I.01014 hlm 1. Jelaskan dan prosedur pemantauan
pertukaran gas 247) tujuan dan prosedur dapat memberikan
membaik dengan pemantauan transparansi informasi
kriteria : kepada klien maupun
- Bunyi napas keluarga klien
Observasi Observasi
tambahan menurun
1. Monitor 1. Mengetahui tingkat
- Pola napas
frekuensi, irama, napas pada pasien dan
membaik
kedalaman, dan untuk mengevaluasi
SLKI (L.010003
upaya napas keefektifan tindakan
hlm 94)
2. Monitor pola 2. Untuk mengetahui
napas pola napas pada pasien
3. Auskultasi akibat pneumonia yang
bunyi napas didetira
3. Untuk mengetahui
apakah masih ada bunyi
ronchi pada pasien
Terapeutik
1. Atur interval 1. Untuk mengetahui
pemantauan perkembangan status
respirasi sesuai pasien apakah membaik
kondisi pasien atau menurun
2. Dokumentasik 2. Untuk melihat
an hasil pemantauan perkembangan pasien
dalam interval yang
ditentukan dan
mengevaluasi keefektifan
tindakan yang diberikan
D.0130 Setelah dilakukan Manajemen Manajemen 1. Untuk menurunkan
tindakan Hipertermia hipertermia suhu tubuh pasien
keperawatan 1 x 24 (SIKI Terapeutik 2. Untuk menjaga suhu
jam diharapkan I.15506 hlm 1. Longgarkan tubuh pasien agar tetap
termoregulasi 181) atau lepaskan berada direntang normal
membaik dengan pakaian
kriteria : 2. Sediakan
- Suhu tubuh lingkungan dingin
Observasi 1. Untuk mengetahui
membaik
1. Monitor suhu keefektifan tindakan
SLKI (L.14134
tubuh yang sudah diberikan dan
hlm 129)
mengetahui kondisi suhu
tubuh pasien
D.0056 Setelah dilakukan Manajemen Manajemen energi
tindakan Energi Observasi
keperawatan 1 x 24 (SIKI 1. Identifikasi 1. Untuk mengetahui
jam diharapkan I.05178 hlm gangguan fungsi penyebab pasien
toleransi aktivitas 176) tubuh yang kelelahan
meningkat dengan mengakibatkan 2. Mengetahui
kriteria : kelelahan perkembangan tingkat
- Keluhan lelah 2. Monitor kelelahan pada pasien
menurun kelelahan fisik
- Aritmia setelah Terapeutik
aktivitas menurun 1. Sediakan 1. Lingkungan yang
SLKI (L.05047 lingkungan nyaman nyaman dan tenang akan
hlm 149) dan rendah stimulus menurunkan tingkan
(mengurangi kelelahan pasien
kunjungan)
Edukasi
1. Anjurkan tirah 1. Untuk mengurangi
baring tingkat kelelahan pasien
setelah aktifitas dan
menurunkan aritmia
pasien

A. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Diagnosis
Tanggal/j Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawat
am
an
16-02- Identifikasi kemampuan bat S:
2021/ uk,dan Monitor tanda dan g  pasien menyatakannapas terasa
08.00 ejala infeksi saluran napas ringan dan pola napasnya sedikit
WIB teratur
16-02- Mengatur Atur posisi semi-
Bersihan  Setelah diposisikan semi fowler
2021/ Fowler atau Fowler
jalan tidak pasien menytakan napasnya lebih
08.45WI Latihan batuk efektif
efektif ringan
B
O:
TD:120/80 mmHg
N:90x/menit
S:38ºC
RR:24x/menit
- tidak ada sekret di jalan napas
A:
 Setelah dilakukan tindakan latihan
batuk efektif dapat melancarkan
napas pada pasien
 Setelah diberikan posisi ½ duduk
napas pasien tersa ringan
P: Manajemen jalan napas
17-02- Monitor pola napas dan S;
2021/ bunyi napas  Pasien menyatakan napas mulai
08.00 teratur napas terasa ringan pada
Pola WIB pasien
Napas 17-02- Pertahankan kepatenan jalan O:
Tidak 2021/ napas dengan head-lift dan TD:120/90 mmHg
Efektif 08.45WI chin-lift N:80x/menit
B meringankan sesak napas S:39ºC
dan mengurangi fase RR:22x/menit
ekspirasi napas - tidak ada bunyi ronchi
- napas pasien tampak teratur
A
- Tindakan latihan batuk efektif dapat
membuat pasien meresa napasnya
lebih ringan
P: Pemantauan Respirasi

Gangguan 18-02- Monitor frekuensi, irama, S;


2021/
pertukaran kedalaman, upaya napas,pola  Pasien menyatakan pola napas mulai
08.00
gas WIB napas dan Auskultasi bunyi teratur napas dan sudah terasa
napas ringan

O
TD:120/90 mmHg
N:80x/menit
S:39ºC
RR:20x/menit
- tidak ada bunyi ronchi
- napas pasien sudah teratur
A:
Setelah dilakukan monitor pada pasien
pola pernapsan dan respirasi sudah
mulai membaik yaitu 20x/menit
- Tindakan latihan batuk efektif
membuat pasien meresa napasnya
lebih ringan dan pola napas menjadi
normal
P: Manajemen Hipertermia

19-02- Melonggarkan pakaian dan S;


2021/
menyediakan lingkungan  Pasien merasa sejuk dan tidak
08.00
WIB yang dingin. kepanasan lagi
Hipertermia  Pasien menyatakan tubuhnya sudah
19-02- Memonitor suhu tubuh tidak panas lagi.
2021/
09.00 O
WIB TD:120/90 mmHg
N:80x/menit
S:37ºC
RR:20x/menit
- suhu tubuh menurun
A:
Setelah dilakukan monitor pada
pasien, suhu tubuh telah menurun
hingga suhu kembali normal
Tindakan melonggarkan pakaian dan
mendinginkan suhu ruangan membuat
pasien merasa nyaman, tidak
kepanasan, dan suhunya stabil.

P: Manajemen Energi

Intoleransi 19-02- Menganjurkan tirah baring S;


2021/
aktivitas  Pasien mengatakan tubuhnya
08.00
WIB lebih relaks

19-02- Memonitor kelelahan fisik  Pasien mengatakan tubuhnya


2021/ terasa lebih bugar dan dapat
dan memberikan linkungan
10.00
WIB yang nyaman serta rendah beristirahat dengan baik.

stimulus dengan
mengurangi jumlah TD:120/90 mmHg
kunjungan. N:80x/menit
S:36,5ºC
RR:20x/menit
- tubuh terasa lebih bugar
A:
Setelah tirah baring dilakukan, tubuh
pasien akan merasa lebih relaks
Tindakan mengurangi jumlah
pengunjung dan kunjungan membuat
pasien dapat beristirahat dengan baik,
kondisi lingkungan tenang membuat
pasien merasa nyaman
Masalah teratasi.
P : intervensi dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai