Norepinefrin ↓
Korteks dan system limbic, amigdala Serotonin ↓
Stresor psikososial : Dopamin ↓
kehilangan traumatic, putus
hubungan social,
lingkungan baru Hipotalamus
Radikal bebas
Teori rantai silang
CR
Kekurangan gizi
Autoimmune teori
Akumulasi lemak Hipofisis
Teori sel 'usang' dan rusak
Genetic ACTH
Korteks adrenal
kortisol
A. Pengertian
Harga diri rendah situasional adalah berkembangnya persepsi diri yang negatif dalam
berespon terhadap situasi yang sedang terjadi (spesifik) (NANDA, 2005). Menurut
CMHN (2006), harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri.
Faktor Predisposisi
Stressor Presipitasi
Sumber-sumber koping
Mekanisme koping
Konstruktif Destruktif
Menurut NANDA (2005), batasan karakteristik pada klien harga diri rendah adalah :
1. Klien mengungkapkan tantangan situasional yang sedang terjadi terhadap harga
diri
2. Mengungkapkan diri yang negatif
3. Bimbang, perilaku yang non asertif
4. Mengevaluasi diri tidak mampu mengatasi situasi
5. Mengekspresikan tidak berdaya dan tidak berguna
Menurut CMHN (2006), menjelaskan tanda dan gejala harga diri yang rendah adalah:
1. Mengkritik diri sendiri
2. Perasaan tidak mampu
3. Pandangan hidup yang pesimis
4. Penurunan produktifitas
5. Penolakan terhadap kemampuan diri
6. Kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapih, selera makan
kurang, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, bicara
lambat dengan nada suara lemah.
C. Pohon masalah
Halusinasi
Isolasi sosial
Orientasi :
a. Salam Terapeutik
“Assalamu’alaikum, selamat pagi bu, saya suster Mamnu’ah , panggil saya
Nuah. Saya perawat dari FIK UI hari ini bertugas merawat ibu disini dari jam
12.00 sampai jam 17.30 . Nama Ibu siapa? Senang dipanggil apa?”
b. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan Ibu saat ini?”
c. Kontrak
Topik : “Bagaimana kalau kita membicarakan perasaan yang membuat Ibu
merasa tidak nyaman. Diharapkan setelah pertemuan ini Ibu dapat
mengungkapkan perasaannya. Sebelumnya saya akan menjelaskan bahwa
diskusi kita ini terdiri dari tiga tahap.” Tahap pertama, kita diskusikan
perasaan yang membuat Ibu merasa tidak nyaman. Tahap kedua, kita akan
belajar menyelesaikan masalah, tahap ketiga kita akan latihan
mengintegrasikan kegiatan ini dalam kehidupan sehari-hari Ibu. Bagaimana,
Bu?”
Tempat : “ Dimana kita akan berbicara? Di sini saja ya, Bu?”
Waktu : “ Berapa lama kita akan bercakap-cakap? Bagaimana kalau kita
berbicara selama 30 menit?”
1. Kerja
“ Baiklah Bu, mari kita mulai, bisa Ibu ceritakan apa yang membuat Ibu merasa
tidak nyaman (pasien menyebutkan)? Bagus sekali Ibu sudah mau
mengungkapkan perasaannya. Jadi, masalah Ibu adalah.......(sebutkan). Menurut
Ibu, apa yang menjadi penyebab masalah Ibu? Apakah penyebab masalahnya
berasal dari luar atau dari dalam diri Ibu sendiri? Apa yang Ibu lakukan ketika
menghadapi masalah tersebut? Apakah keuntungan dan kerugian tindakan Ibu?
Bagus Ibu sudah menyampaikan tindakan apa yang dilakukan, apakah merugikan
atau menguntungkan. Baiklah Bu, selanjutnya saya akan menjelaskan bagaimana
tindakan yang adaptif dan maladaptif ketika menghadapi masalah.
2. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Nah ...Ibu kita sudah berbincang – bincang tentang masalah yang Ibu
rasakan. Bagaimana perasaan Ibu sekarang? Bisa Ibu jelaskan tindakan yang
adaptif dan maladaptif ketika menghadapi masalah? Adakah manfaat yang
Ibu dapatkan dari hasil diskusi kita?”
b. Evaluasi Obyektif
Ibu dapat menjelaskan tindakan yang adaptif dan maladaptif ketika
menghadapi masalah.
c. Rencana Tindak Lanjut
“Baiklah Ibu karena waktu yang kita sepakati sudah habis, maka kita
cukupkan sekian. Selanjutnya Ibu bisa mengingat perasaan lainnya, apa
penyebab masalah, tindakan yang dilakukan, keuntungan dan kerugian
tindakan tersebut.
d. Kontrak Yang Akan Datang
Topik : “Ibu, kita akan melanjutkan diskusi pada pertemuan yang akan
datang, pada pertemuan berikutnya kita akan belajar cara mengintegrasikan
kegiatan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Tempat : “Dimana sebaiknya kita bertemu nanti, Bu? Bagaimana kalau di sini
saja, Bu ?”
Waktu : “ Bagaimana kalau besok saya kesini lagi?” Sebaiknya jam berapa,
Bu?
“Baiklah Ibu .... Saya permisi dulu . Assalamu’alaikum Wr.Wb.”
LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN
PADA KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH
Oleh :
Wahyu Ekowati
NIM. 0606027505