Anda di halaman 1dari 14

Penyusunan Diet Klien Penyakit Degeneratif

Kelompok 4

Nama Anggota :
1. Angelia Pratiwi
2. Aura Suci H
3. Azkia Yuniarachman
4. Bunga Dimas A
5. Khasyia Agista
6. Nabila Zaela
a. Pengertian Penyakit Degeneratif
Penyakit degeneratif adalah kondisi kesehatan di mana organ atau jaringan terkait
keadaannya yang terus menurun seiring waktu. Penyakit ini terjadi karena adanya
perubahan pada sel-sel tubuh yang akhirnya memengaruhi fungsi organ secara
menyeluruh. Kondisi ini paling sering disebabkan oleh proses penuaan. Ya, semakin
bertambah usia, fungsi jaringan dan organ tubuh pun semakin mengalami penurunan.

Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi


kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit-penyakit degeneratif tersebut
antara lain penyakit kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) termasuk hipertensi,
diabetes mellitus dan kanker. Penyakit degeneratif diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok utama, yaitu: kardiovaskular, neoplastik, dan sistem saraf. Penyakit
kardiovaskular yang paling umum adalah hipertensi, penyakit koroner dan infark
miokard. Penyakit neoplastik termasuk tumor dan kanker. Penyakit yang mempengaruhi
sistem saraf termasuk Parkinson dan Alzheimer.Penyakit degeneratif disebabkan oleh
berbagai faktor. Beberapa faktor tersebut adalah efek langsung dari penggunaan normal
tubuh, sementara yang lain disebabkan oleh kesehatan yang buruk atau gaya hidup yang
tidak sehat.
b. Faktor Penyakit Degeneratif
4 Faktor Risiko Terbesar Penyebab Penyakit Degeneratif adalah :
1. Pola makan yang tidak sehat
2. Kurang nya aktivitas fisik (olahraga)
3. mengkonsumsi rokok
4. Meningkatnya Stressor dan Paparan Penyebab Penyakit Degeneratif
Faktor resiko yang menetap/ tidak dapat diubah
5. Umur
6. Jenis kelamin
7. Ras / suku
8. Geografis
9. Genetik
Faktor resiko yang dapat diperbaiki atau dapat diubah
10. Pola makan ( lemak, pengawet, garam, gula, junk food)
11. Kebiasaan merokok
12. Alkohol (minuman keras)
13. Obesitas
14. Kurang berolahraga
c. Tujuan Diet Penyakit Degeneratif
Tujuan diet disesuaikan dengan jenis penyakitnya, antara lain:

Tujuan diet penyakit diabetes mellitus


1. Mengendalikan kadar glukosa darah dan tekanan darah
2. Mencegah menurunnya fungsi ginjal
3. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Tujuan diet penyakit jantung


4. Energy cukup, untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal
5. Protein cukup yaitu 0,8 g/kgBB
6. Lemak sedang, yaitu 25-30% dari kebutuhan energy total, 10% berasal dari lemak jenuh, dan 10-
15% lemak tidak jenuh
7. Kolestrol rendah, terutama jika disertai dengan dislipidemia
8. Vitamin dan mineral cukup
9. Garam rendah, 2-3 g/hari, jika disertai hipertensi atau edema
10. Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas
11. Serat cukup untuk menghindari konstipasi
12. Cairan cukup, ± 2 l/hari sesuai dengan kebutuhan
13. Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit, diberikan dalam porsi kecil
14. Bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan dapat diberikan tambahan berupa
makanan enteral, parenteral, atau suplemen gizi.
Lanjutan…
Tujuan diet penyakit stroke
1. Memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan
memperhatikan keadaan dan komplikasi penyakit
2. Memperbaiki keadaan stroke
3. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Intervensi diet dimaksudkan untuk mencapai pola makan yang sehat. Perlu ditekankan bahwa
tujuan diet ini bukan untuk sementara, tetapi secara berangsur melakukan perubahan
permanen pada perilaku penderita penyakit degeneratif.
d. Syarat Diet Penyakit Degeneratif
Untuk mencapai tujuan diet di atas diperlukan syarat-syarat sebagai berikut:

a. Syarat diet penyakit diabetes mellitus


1. Energy cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal
2. Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energy total
3. Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energy total
4. Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energy total, yaitu 60-70%
5. Penggunaan gula murni dalam makanan dan minuman tidak diperbolehkan kecuali
jumlahnya sedikit sebagai bumbu
6. Penggunaan gula alternative dalam jumlah terbatas. Gula alternative adalah bahan
pemanis selain sakrosa
7. Asupan serat dianjurkan 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut air yang terdapat di
dalam sayur dan buah
8. Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan mengkonsumsi natrium dalam
bentuk garam dapur seperti orang sehat, yaitu 3000 mg/hari
9. Cukup vitamin dan mineral
Lanjutan…
b. Syarat diet penyakit jantung
1. Energy cukup, untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal
2. Protein cukup yaitu 0,8 g/kgBB
3. Lemak sedang, yaitu 25-30% dari kebutuhan energy total
4. Kolestrol rendah
5. Vitamin dan mineral cukup
6. Garam rendah, 2-3 g/hari, jika disertai hipertensi atau edema
7. Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas
8. Serat cukup untuk menghindari konstipasi
9. Cairan cukup, ± 2 l/hari sesuai dengan kebutuhan
10. Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit, diberikan dalam porsi kecil
11. Bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan dapat diberikan tambahan
berupa makanan enteral, parenteral, atau suplemen gizi
Lanjutan…
c. Syarat diet penyakit stroke
1. Energy cukup, yaitu 25-45 kkal/kgBB. Pada fase akut energy diberikan 1100-1500
kkal/hari
2. Protein cukup, yaitu 0,8-1 g/kgBB. Apabila pasien berada dalam keadaan gizi kurang,
protein diberikan 1,2-1,5 g/kgBB
3. Lemak cukup, yaitu20-25% dari kebutuhan energy total. Utamakan sumber lemak tidak
jenuh ganda, batasi sumber lemak jenuh
4. Karbohidrat cukup, yaitu 60-70% dari kebutuhan energy total
5. Vitamin cukup
6. Mineral cukup
7. Serat cukup, untuk membantu menurunkan kadar kolestrol darah dan mencegah
konstipasi
8. Cairan cukup, yaitu 6-8 gelas/hari, kecuali pada keadaan edema, cairan dibatasi- Bentuk
makanan disesuaikan dengan keadaan pasien
9. Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering
e. Jenis Diet Penyakit Degeneratif
Penetapan diet ditentukan oleh jenis penyakit, keadaan pasien dan program pengobatan,
dimana tiap penyakit memiliki ciri khas atau diet tersendiri.Diet pada penatalaksanaan
Diabetes Mellitus (DM) dikontrol berdasarkan kandungan energy, protein, lemak, dan
karbohidrat.

Diet penyakit jantung terdiri atas:


1. Diet jantung I, diberikan pada pasien penyakit jantung akut. Diet diberikan berupa 1-1,5
l cairan/hari selama 1-2 hari pertama bila pasien dapat menerimanya.
2. Diet jantung II, diberikan dalam bentuk makanan saring atau lunak. Diet diberikan
sebagai perpindahan dari diet jantung I, atau setelah fase akut dapat diatasi. Jika
disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai diet jantung II garam rendah.
Diet ini rendah energy, protein, kalsium, dan tiamin.
3. Diet jantung III, diberikan dalam bentuk makanan lunak atau biasa. Diet diberikan
sebagai perpindahan dari diet jantung II atau kepada pasien jantung dengan kondisi
yang tidak terlalu berat. Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai diet
jantung III garam rendah. Diet ini rendah energy dan kalsium, tetapi cukup zat gizi lain
4. Diet jantung IV, diberikan dalam bentuk makanan biasa. Diet diberikan sebagai
perpindahan dari diet jantung III atau kepada pasien jantung dengan keadaan ringan.
Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai diet jantung IV garam
rendah. Diet ini cukup energy dan zat gizi lain, kecuali kalsium.
Lanjutan…
Diet penyakit stroke
1. Energy cukup, yaitu 25-45 kkal/kgBB. Pada fase akut energy diberikan 1100-1500
kkal/hari
2. Protein cukup, yaitu 0,8-1 g/kgBB. Apabila pasien berada dalam keadaan gizi kurang,
pprotein diberikan 1,2-1,5 g/kgBB. Apabila penyakit disertai komplikasi gagal ginjal
kronik, protein diberikan rendah yaitu 0,6 g/kgBB
3. Lemak cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energy total. Utamakan sumber tidak jenuh
ganda, batasi sumber lemak jenuh yaitu <10% dari kebutuhan energy total. Kolestrol
dibatasi <300 mg
4. Karbohidrat cukup, yaitu 60-70% dari kebutuhan energy total
5. Vitamin cukup
6. Mineral cukup
7. Serat cukup, untuk membantu menurunkan kadar kolestrol darah
8. Cairan cukup. Minuman hendaknya diberikan setelah selesai makan agar porsi makanan
dapat dihabiskan
9. Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan pasien- Makanan diberikan dalam porsi
kecil dan sering
4 Faktor Risiko Terbesar Penyebab Penyakit
Degeneratif :
1. Pola makan yang  tidak sehat
Era berubah pola makan pun berubah, dampak dari arus globalisasi yang paling
nyata terlihat pada masyarakat adalah "Gaya hidup konsumsi makanan" perubahan
pola makan masyarakat yang cenderung menjauhkan konsep makanan seimbang,
banyak mengonsumsi junk food, fast food maupun health food namun tidak di
imbangi dengan pengetahuan dan kesadaran gizi sehingga berdampak pada
kesehatan dan gizi. Pola makan tinggi lemak jenuh dan gula, rendah serat dan
rendah zat gizi mikro akan meyebabkan masalah kesehatan seperti kegemukan, gizi
lebih, serta meningkatkan radikal bebas yang akhirnya mengakibatkan perubahan
pola penyakit dari infeksi ke penyakit kronis non infeksi atau memicu munculnya
penyakit degeneratif. Di samping itu kandungan lemak yang tinggi juga akan akan
menyebabkan gangguan produksi enzim pencernaan, karena kandungan lemak
yang tinggi akan memperlambat proses pengosongan lambung. jadi jangan
remehkan peradangan apa lagi yang menimpa organ tubuh bagian dalam, jika
dibiarkan bukan tidak mungkin perdangan tersebut menjalar lebih jauh menjadi
Kanker, Diabetes atau Tekanan Darah Tinggi.
2. Kurangnya Aktivitas Fisik 
Aktivitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang
sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik dan mental, serta mempertahankan kualitas
hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Namun seiring dengan kemajuan teknologi juga
mempengaruhi langsung dan tidak langsung terhadap berkurangnya aktivitas fisik, tidak hanya
dalam hal tersedianya alat-alat yang mengurangi aktivitas fisik tetapi beragam bentuk jasa
ditawarkan dengan memberi kemudahan bagi orang yang membutuhkan seperti misalnya jasa
laundry yang membuat orang tidak perlu mencuci atau menyetrika. WHO menyatakan bahwa
gaya hidup duduk terus menerus dalam bekerja menjadi penyebab 1 dari 10 kematian dan
kecacatan, dan lebih dari dua juta kematian setiap tahun disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik
atau bergerak. Kurang gerak pada fisik dapat memicu risiko seseorang mengalami penyakit
degeneratif.

3. Konsumsi Rokok
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang sangat akrab dengan tembakau dan hasil
olahannya (Rokok). Dampak akibat rokok demikian parahnya, dan bahkan diklaim sebagai salah
satu peneybab kematian tebesar di dunia diperkirakan ada sekitar tiga juta orang di seluruh dunia
meninggal setiap tahunnya akibat rokok. Seringkali rokok diibaratkan sebagai bahan kimia,
hal ini dikarenakan banyaknya bahan kimia berbahaya yang dikeluarkan dari satu batang rokok
yang dihisap. Bahan kimia tersebut dianatarnya Nikotin (Menyebabkan ketagihan dan penyakit
jantung), Tar (Menyebabkan Kanker), CO (Menyebabkan gangguan fungsi jaringan). Paparan asap
rokok yang terus menerus bisa menyebabkan penyakit jantung, paru-paru dan kanker. Merokok
menyebabkan sekitar 90% kematian akibat kanker paru pada pria dan 80% pada wanita, risiko
kematian karena kanker paru 23 kali lebih tinggi pada pria prokok dan 13 kali lebih tinggi pada
wanita prokok. 
hal ini dikarenakan banyaknya bahan kimia berbahaya yang dikeluarkan dari satu batang
rokok yang dihisap. Bahan kimia tersebut dianatarnya Nikotin (Menyebabkan ketagihan dan
penyakit jantung), Tar (Menyebabkan Kanker), CO (Menyebabkan gangguan fungsi jaringan).
Paparan asap rokok yang terus menerus bisa menyebabkan penyakit jantung, paru-paru dan
kanker. Merokok menyebabkan sekitar 90% kematian akibat kanker paru pada pria dan 80%
pada wanita, risiko kematian karena kanker paru 23 kali lebih tinggi pada pria prokok dan 13
kali lebih tinggi pada wanita prokok. 

4. Meningkatnya Stressor dan Paparan Penyebab Penyakit Degeneratif


Pada diri manusia, stres merupakan tekanan yang menimbulkan reaksi fisik dan emosional.
Banyak hal yang berpotensi menyebabkan stres atau yang di kenal dengan istilah stressor,
secara garis besar penyebab stres dapat di kelompokkan menjadi tiga yaitu penyebab dari segi
psikologis, lingkungan dan fisik. Meskipun peneyebab - penyebab tersebut berada diluar
tubuh manusia, namun keterkaitannya dengan kemunculan penyakit degeneratif adalah
terkait dengan teori "radikal bebas". Sebagian radikal bebas dihasilkan secara alamiah melalui
proses pencernaan, pernafasan dan penggunaan energi dalam beraktivitas. Selama tubuh
tetap dalam proses kegiatannya, radikal bebas ini tidak berbahaya namun bila tubuh
kehilangan kendali radikal bebas dapat menyerang dan merusak sel, kromosom dan DNA
yang pada akhirnya dapat menyebabkan kanker, penyakit degeneratif dan membunuh sel-sel
tubuh.
Kesimpulan

Penyakit degeneratif adalah kondisi kesehatan di mana organ atau jaringan terkait
keadaannya yang terus menurun seiring waktu. Penyakit ini terjadi karena adanya perubahan
pada sel-sel tubuh yang akhirnya memengaruhi fungsi organ secara menyeluruh. Kondisi ini
paling sering disebabkan oleh proses penuaan. Ya, semakin bertambah usia, fungsi jaringan
dan organ tubuh pun semakin mengalami penurunan.

Kebanyakan penyakit degenaratif dapat disembuhkan, namun ada beberapa kasus yang tidak
dapat disembuhkan. Dalam kasus tersebut pilihan pengobatan yang ada hanya mampu
meringankan gejala sehingga pasien dapat hidup normal kembali.

Anda mungkin juga menyukai