Disusun oleh :
JOMBANG
2021/2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena atas limpahan karunia-
Nya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabiyulloh Muhammad
Shallallahu’alaihi wa sallam. Manusia istimewa yang seluruh perilakunya layak untuk
diteladani, yang seluruh ucapannya adalah kebenaran, yang seluruh getar hatinya
kebaikan. Sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Saya ucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan semangat dan kegigihan serta arahan, bimbingan dari berbagai pihak
sehingga Penulis mampu menyelesaikan tugas mandiri ini dengan baik. Saya berharap
Makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca
Bagi saya sebagai penulis merasa masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun, guna kesempurnaan tugas
mandiri ini dan bermanfaat bagi Penulis dan pembaca pada umumnya.
M. Alfa Farkhan
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................. ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................... 4
B. Tujuan Umum........................................................................................................ 5
C. Tujuan Khusus....................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 13
3.2 Saran.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sindrom nefrotik (SN) adalah suatu gangguan ginjal yang membuat protein terlalu
banyak dibuang lewat urin. Sindroma nefrotik adalah kumpulan gejala klinis yang timbul
dari kehilangan protein karena kerusakan glomerulus yang difus (Luckman, 1996).
Kondisi ini seringnya terjadi karena kerusakan pada glomerulus, yakni jalinan pembuluh-
pembuluh darah kecil yang berfungsi menyaring sampah dari darah ke urin. Sindrom
nefrotik adalah keadaan klinis yang ditandai oleh keadaan protein uria masif,
hipoproteinemia, edema, dan dapat disertai dengan hiperlipidemia
Didalam tubuh manusia, terdapat salah satu organ penting yang berkaitan erat
dengan sindrom nefrotik, yaitu ginjal. Ginjal berfungsi mengatur keseimbangan tubuh dan
mengekskresikan zat-zat yang sudah tidak berguna dan beracun jika terus berada didalam
tubuh. Ginjal sangat penting bagi tubuh kita, karena ginjal bertugas mempertahankan
homeostatis bio kimiawi normal didalam tubuh manusia, dengan cara mengeluarkan zat
sisa melalui proses filtrasi, absorbsi, dan augmentasi. Pada saat proses urinasi, bladder
berkontraksi dan urin dikeluarkan melalui uretra. Tetapi semua fungsi organ tersebut
tidak luput dari adanya abnormalitas fungsi, yang mana jika hal itu terjadi dapat
menyebabkan suatu masalah atau gangguan, salah satunya yaitu sindrom nefrotik
(Siburian, 2013; Astuti, 2014).
Pada orang dengan sindrom nefrotik memang harus diperhatikan asupan nutrisi
yang masuk. Ini disebabkan karena ginjal sudah mengalami kerusakan sehingga tidak
dapat menyaring zat-zat dengan sempurna. Pasien dengan sindrom nefrotik mengalami
proteinuria dan hipoalbuminemia yang menyebabkan edema dan mengalami
hiperlipidemia. Pola diet diatur untuk menghindari perburukan hal-hal tersebut, yakni
dengan mengonsumsi diet yang rendah sodium, rendah lemak, dan rendah kolesterol serta
melakukan diet yang dianjurkan dan dihindari untuk dapat mengkontrol dengan baik
asupan nutrisi yang dikonsumsi oleh penderita sindrom nefrotik.
4
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penyusun dalam penyusunan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus, dimana :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini yaitu untuk mengetahui dan memahami
tentang konsep dasar penyakit sindrom nefrotik dan asuhan pola diet yang benar pada
pasien dengan sindrom nefrotik.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat mengetahui dan memahami tentang konsep dasar penyakit sindrom nefrotik
yang meliputi definisi sindrom nefrotik, etiologi, anatomi fisiologi ginjal,
patofisiologi, manifestasi klinis, pathways, pemeriksaan penunjang, dan
penatalaksanaan.
b. Dapat mengidentifikasi diet tinggi protein rendah garam dan makanan yang tidak
boleh diberikan yang benar pada klien dengan sindrom nefrotik. Dilakukan
dengan memantau dengan baik asupan nutrisi dan pola makan.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sindrom Nefrotik
1. Pengertian Sindrom Nefrotik
Sindroma Nefrotik adalah kumpulan manifestasi penyakit yang ditandai oleh
ketidakmampuan ginjal untuk memelihara keseimbangan nitrogen. Sebagai akibat
meningkatnya permeabilitas membrane kapiler glomelurus. Kehilangan protein
melalui urin yang ditandai oleh protein melalui urin yang ditandai dengan
proteinuria massif (> 3,5g protein/24jam) menyebabkan hypoalbuminemia yang
diikuti oleh edema ( retensi air ), hipertensi, hipertermia, anoreksia, dan rasa lemah.
Nefrotik sindrom merupakan gangguan klinis ditandai oleh peningkatan
protein dalam urin secara bermakna (proteinuria), penurunan albumin dalam darah,
edema, dan serum kolesterol yang tinggi dan lipoprotein densitas rendah
(hiperlipidemia). Tanda-tanda tersebut dijumpai di setiap kondisi yang sangat
merusak membran kapiler glomerulus dan menyebabkan peningkatan permeabilitas
glomerulus.
6
Penyakit ini resisten terhadap semua pengobatan dan kematian dapat terjadi
pada tahun-tahun pertama kehidupan bayi jika tidak dilakukan dialisis.
3. Tanda dan Gejala
o Edema
o Malase
o Sakit Kepala
o Iritabilitas
o Keletihan
4. Patologis Sindrom Nefrotik
a) Protein uria
Disebabkan:
Permeabilitas dinding glomerulus tinggi
Sebab belum jelas diketahui
Pada sindrom nefrotik: ditemukan obliteransi/fusi foot processes
(pedikel) sehingga terjadi kerusakan polianion yang bermuatan
negative yang dalam keadaan normal merupakan filter/barier terhadap
serum albumin yang bermuatan negative
Perubahan ini menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding kapiler
glomerulus terhadap serum protein
b) Hipoalbuminemia
Terdapat hubungan terbalik antara laju sekresi protein urin dan derajat
hipoalbuminemia disebabkan oleh proteinuria masif akibat penurunan
tekanan onkotik plasma.Hal ini untuk mempertahankan tekanan onkotik
plasma maka hati berusaha meningkatkan sintesis albumin
c) Edema
Menurunnya tekanan onkotik intravascular sehingga cairan merembes
keruang interstisial, tingginya permeabilitas kapiler glomerulus sehingga
albumin keluar dan menyebabkan albuminuria dan hipoalbuminemia.
Hipoalbuminemia bisa menurunkan tekanan onkotik koloid plasma
intavaskular yang bisa meningkatkan cairan transudat melewati dinding
kapiler dari ruang intravaskular ke ruang intrestial sehingga menyebabkan
edema
d) Hiperipidemia, umumnya di temukan hiperkolesterolemia
7
Hampir semua kadar lemak dan lipoprotein meningkat.Hipoproteinemia
menstimulus sintesis protein dalam hati, termasuk lipoprotein lipase (enzim
utama yang berguna mengambil lipid dari plasma), sehingga jika lipoprotein
lipase serum menurun katabolisme lipid menurun dan menyebabkan
hiperlipidemia/hiperkolestrolemia
e) Hiperkoagulabilitas, yang akan meningkatkan resiko trombosis vena dan
arteri
a. Makanan dan Minuman yang Harus Dihindari dan yang Dapat Dikonsumsi
Sindrom nefrotik terjadi karena adanya kebocoran pada glomerulus pada
ginjal yang berperan dalam menyaring darah. Hal ini membuat protein yang ada di
dalam darah terbuang melalui urin, sehingga menyebabkan tubuh kekurangan
protein. Pasien dengan sindrom nefrotik disarankan untuk mengonsumsi asupan
makanan yang tinggi protein dan beberapa jenis makanan tertentu tidak
mengandung banyak sodium.
Jenis Bahan
Dapat Dikonsumsi Harus Dihindari
Makanan
Sumber Nasi, bubur, bihun, roti, Roti, biskuit dan kue-kue
karbohidrat gandum, makaroni, yang dibuat menggunakan
9
pasta, jagung, kentang, garam dapur dan soda.
ubi, talas, singkong,
havermout
Sumber protein Telur, susu skim/susu Hati, ginjal, jantung,
hewani rendah lemak, daging limpa, otak, ham, sosis,
tanpa lemak, ayam tanpa babat, usus, paru, sarden,
kulit, ikan kaldu daging, bebek,
burung, angsa, remis,
seafood dan aneka.
Protein hewani yang
diawetkan menggunakan
garam seperti sarden,
kornet, ikan asin dan
sebagainya
Sumber protein Kacang-kacangan dan Kacang-kacangan yang
nabati aneka olahannya diasinkan atau diawetkan
Sayuran Semua jenis sayuran Sayuran yang diasinkan
segar atau diawetkan
Buah-buahan Semua macam buah- Buah-buahan yang
buahan segar diasinkan atau diawetkan
Makanan ringan Makanan ringan Coklat dan sup yang
kemasan, potato chips, dimasak sendiri tanpa
popcorn, dan sup dalam garam
kaleng
Minum Semua macam minuman Teh kental atau kopi.
yang tidak beralkohol Minuman mengandung
soda dan alkohol: soft
drink, arak, ciu, bir
Lemak Mentega Lemak dari daging seperti
Margarin bacon
Minyak sayur
Mayonnaise
Bumbu Cabe bubuk Garam
10
Bubuk kari Monosodium
Cengkeh Glutamate
Pala Olives (zaitun)
Lada hitam dan Saus barbekyu
putih Saus dan sambal
Cuka kemasan
Bawang putih Kecap
Bawang bombay Mustard
Paprika Salad dressing
Daun salam
Daun kemangi
11
rendah jika dibandingkan dengan
makanan yang memiliki lebih dari 40
kalori per takaran saji atau makanan yang
memiliki lebih dari 3 gram lemak per
takaran saji
Tanpa garam (unsalted, no Garam tidak ditambahkan selama proses
added salt, without added salt) pembuatan makanan
Sodium tidak selalu identik dengan rasa asin. Beberapa makanan dan
minuman olahan yang manis juga banyak mengandung sodium. Minuman ringan
dalam kemasan (soft drink, energy drink, dan jus buah dalam kemasan) juga
banyak mengandung sodium.
Pasien dengan sindrom nefrotik tidak disarankan untuk berhenti
mengonsumsi garam, melainkan mengonsumsi garam dalam jumlah yang tepat.
Sodium adalah nutrisi yang penting untuk mengontrol tekanan darah dan menjaga
kinerja otot dan saraf. Sea salt tidak mengandung sodium yang lebih rendah dari
table salt. Sodium dosis tinggi tidak hanya ditemukan dalam makanan. Beberapa
obat yang dijual bebas juga mengandung sodium dosis tinggi. Oleh karena itu,
pasien disarankan untuk selalu membaca keterangan pada kemasan obat atau
berkonsultasi dengan dokter.
12
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sindrom nefrotik adalah keadaan klinis yang ditandai oleh keadaan protein uria
masif, hipoproteinemia, edema, dan dapat disertai dengan hiperlipidemia dan dibagi
menjadi 3 yaitu sindroma Nefrotik lesi minimal, primer, dan sekunder dengan tanda
edema, sakit kepala, dan keletihan.
Diet pada orang dengan sindrom nefrotik perlu dimanajemen dengan baik agar
risiko perburukan gejala dapat dihindari. Prinsip diet yang akan diberikan adalah tinggi
protein rendah garam. Asupan protein bagi penderita sindrom nefrotik tidak perlu
dibatasi, cukup 1.5-2 gram/kgBB per hari. Sedangkan, asupan sodium cukup 1500-2000
mg per hari.
Penyembuhan pada penyakit dapat ditunjang dengan asupan makanan yang sesuai
dengan kebutuhan penderita. Diet pada orang dengan sindrom nefrotik perlu
dimanajemen dengan baik agar risiko perburukan gejala dapat dihindari. Makanan yang
diberikan berupa makanan yang beragam, bergizi dan berimbang.Pemberian makanan
pada pasien dengan penyakit tertentu disesuaikan dengan diet penyakitnya.
B. Saran
Pembaca sebaiknya tidak hanya membaca dari materi makalah ini saja karena masih
banyak referensi yang lebih lengkap yang membahas materi dari makalah ini. Oleh
karena itu, pembaca sebaiknya membaca dari referensi dan literatur lain untuk menambah
wawasan yang lebih luas tentang materi ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
Kautsar, Hunied. Panduan Klinis Diet Untuk Orang Dengan Sindrom Nefrotik .
https://www.alomedika.com/makanan-dan-minuman-apa-yang-harus-dihindari-
penderita-sindrom-nefrotik (diakses pada tanggal 4 April 2022)
Munandar, Riza. Asuhan Keperawatan pada Kasus Sindrom Nefrotik. 2014.
http:// (diakses pada tanggal 5 April 2022)
Siburian, Apriliani. 2013. ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK
KESEHATAN MASYARAKAT PADA PASIEN SINDROM NEFROTIK DI
LANTAI 3 SELATAN RSUP FATMAWATI.
http://www.google.com/lib.ui.ac.id (Diunduh pada tanggal 5 April 2022)
Wahyuni, Betri. 2010. Askep Sindrom Nefrotik.
https://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/new_gabungan_ok(1).pdf (diakses pada
tanggal 5 April 2022)
Wati, Nur Ekma. 2012. ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.A DENGAN GANGGUAN
SISTEM NEFROLOGI : SINDROMA NEFROTIK
DI RUANG MINA RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA. http://
(Diunduh pada tanggal 15 September 2017)
14