Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH GIZI

Diet pada Pasien Sindrom Nefrotik

Disusun oleh :

Muhamad Alfa Farkhan (7121002)

PRODI DIII KEPERAWATAN – FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM

JOMBANG

2021/2022

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena atas limpahan karunia-
Nya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabiyulloh Muhammad
Shallallahu’alaihi wa sallam. Manusia istimewa yang seluruh perilakunya layak untuk
diteladani, yang seluruh ucapannya adalah kebenaran, yang seluruh getar hatinya
kebaikan. Sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Saya ucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan semangat dan kegigihan serta arahan, bimbingan dari berbagai pihak
sehingga Penulis mampu menyelesaikan tugas mandiri ini dengan baik. Saya berharap
Makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca
Bagi saya sebagai penulis merasa masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun, guna kesempurnaan tugas
mandiri ini dan bermanfaat bagi Penulis dan pembaca pada umumnya.
 

Jombang, 19 April 2022

  

M. Alfa Farkhan

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................................iii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................................... 4
B. Tujuan Umum........................................................................................................ 5
C. Tujuan Khusus....................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sindrom Nefrotik............................................................................... 6

2.2 Diet bagi klien sindrom nefrotik.......................................................................... 8

2.3 Panduan Klinis Diet Untuk Orang Dengan Sindrom Nefrotik............................. 9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 13

3.2 Saran.....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sindrom nefrotik (SN) adalah suatu gangguan ginjal yang membuat protein terlalu
banyak dibuang lewat urin. Sindroma nefrotik adalah kumpulan gejala klinis yang timbul
dari kehilangan protein karena kerusakan glomerulus yang difus (Luckman, 1996).
Kondisi ini seringnya terjadi karena kerusakan pada glomerulus, yakni jalinan pembuluh-
pembuluh darah kecil yang berfungsi menyaring sampah dari darah ke urin. Sindrom
nefrotik adalah keadaan klinis yang ditandai oleh keadaan protein uria masif,
hipoproteinemia, edema, dan dapat disertai dengan hiperlipidemia
Didalam tubuh manusia, terdapat salah satu organ penting yang berkaitan erat
dengan sindrom nefrotik, yaitu ginjal. Ginjal berfungsi mengatur keseimbangan tubuh dan
mengekskresikan zat-zat yang sudah tidak berguna dan beracun jika terus berada didalam
tubuh. Ginjal sangat penting bagi tubuh kita, karena ginjal bertugas mempertahankan
homeostatis bio kimiawi normal didalam tubuh manusia, dengan cara mengeluarkan zat
sisa melalui proses filtrasi, absorbsi, dan augmentasi. Pada saat proses urinasi, bladder
berkontraksi dan urin dikeluarkan melalui uretra. Tetapi semua fungsi organ tersebut
tidak luput dari adanya abnormalitas fungsi, yang mana jika hal itu terjadi dapat
menyebabkan suatu masalah atau gangguan, salah satunya yaitu sindrom nefrotik
(Siburian, 2013; Astuti, 2014).

Pada orang dengan sindrom nefrotik memang harus diperhatikan asupan nutrisi
yang masuk. Ini disebabkan karena ginjal sudah mengalami kerusakan sehingga tidak
dapat menyaring zat-zat dengan sempurna. Pasien dengan sindrom nefrotik mengalami
proteinuria dan hipoalbuminemia yang menyebabkan edema dan mengalami
hiperlipidemia. Pola diet diatur untuk menghindari perburukan hal-hal tersebut, yakni
dengan mengonsumsi diet yang rendah sodium, rendah lemak, dan rendah kolesterol serta
melakukan diet yang dianjurkan dan dihindari untuk dapat mengkontrol dengan baik
asupan nutrisi yang dikonsumsi oleh penderita sindrom nefrotik.

4
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penyusun dalam penyusunan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus, dimana :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini yaitu untuk mengetahui dan memahami
tentang konsep dasar penyakit sindrom nefrotik dan asuhan pola diet yang benar pada
pasien dengan sindrom nefrotik.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat mengetahui dan memahami tentang konsep dasar penyakit sindrom nefrotik
yang meliputi definisi sindrom nefrotik, etiologi, anatomi fisiologi ginjal,
patofisiologi, manifestasi klinis, pathways, pemeriksaan penunjang, dan
penatalaksanaan.
b. Dapat mengidentifikasi diet tinggi protein rendah garam dan makanan yang tidak
boleh diberikan yang benar pada klien dengan sindrom nefrotik. Dilakukan
dengan memantau dengan baik asupan nutrisi dan pola makan.

5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sindrom Nefrotik
1. Pengertian Sindrom Nefrotik
Sindroma Nefrotik adalah kumpulan manifestasi penyakit yang ditandai oleh
ketidakmampuan ginjal untuk memelihara keseimbangan nitrogen. Sebagai akibat
meningkatnya permeabilitas membrane kapiler glomelurus. Kehilangan protein
melalui urin yang ditandai oleh protein melalui urin yang ditandai dengan
proteinuria massif (> 3,5g protein/24jam) menyebabkan hypoalbuminemia yang
diikuti oleh edema ( retensi air ), hipertensi, hipertermia, anoreksia, dan rasa lemah.
Nefrotik sindrom merupakan gangguan klinis ditandai oleh peningkatan
protein dalam urin secara bermakna (proteinuria), penurunan albumin dalam darah,
edema, dan serum kolesterol yang tinggi dan lipoprotein densitas rendah
(hiperlipidemia). Tanda-tanda tersebut dijumpai di setiap kondisi yang sangat
merusak membran kapiler glomerulus dan menyebabkan peningkatan permeabilitas
glomerulus.

2. Klasifikasi Sindrom Nefrotik


Whaley and Wong (1998) membagi tipe-tipe Sindrom Nefrotik :
a) Sindroma Nefrotik lesi minimal (MCNS : Minimal Change Nefrotik
Sindroma) : Merupakan kondisi yang tersering yang menyebabkan sindroma
nefrotik pada anak usia sekolah.
b) Sindroma Nefrotik Sekunder : Terjadi selama perjalanan penyakit vaskuler
kolagen, seperti lupus eritematosus sistemik dan purpura anafilaktoid,
glomerulonefritis, infeksi sistem endokarditis, bakterialis dan neoplasma
limfoproliferatif.
c) Sindroma Nefirotik Kongenital : Faktor herediter sindroma nefrotik
disebabkan oleh gen resesif autosomal. Bayi yang terkena sindroma nefrotik,
usia gestasinya pendek dan gejala awalnya adalah edema dan proteinuria.

6
Penyakit ini resisten terhadap semua pengobatan dan kematian dapat terjadi
pada tahun-tahun pertama kehidupan bayi jika tidak dilakukan dialisis.
3. Tanda dan Gejala
o Edema
o Malase
o Sakit Kepala
o Iritabilitas
o Keletihan
4. Patologis Sindrom Nefrotik
a) Protein uria
Disebabkan:
 Permeabilitas dinding glomerulus tinggi
 Sebab belum jelas diketahui
 Pada sindrom nefrotik: ditemukan obliteransi/fusi foot processes
(pedikel) sehingga terjadi kerusakan polianion yang bermuatan
negative yang dalam keadaan normal merupakan filter/barier terhadap
serum albumin yang bermuatan negative
 Perubahan ini menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding kapiler
glomerulus terhadap serum protein
b) Hipoalbuminemia
Terdapat hubungan terbalik antara laju sekresi protein urin dan derajat
hipoalbuminemia disebabkan oleh proteinuria masif akibat penurunan
tekanan onkotik plasma.Hal ini untuk mempertahankan tekanan onkotik
plasma maka hati berusaha meningkatkan sintesis albumin
c) Edema
Menurunnya tekanan onkotik intravascular sehingga cairan merembes
keruang interstisial, tingginya permeabilitas kapiler glomerulus sehingga
albumin keluar dan menyebabkan albuminuria dan hipoalbuminemia.
Hipoalbuminemia bisa menurunkan tekanan onkotik koloid plasma
intavaskular yang bisa meningkatkan cairan transudat melewati dinding
kapiler dari ruang intravaskular ke ruang intrestial sehingga menyebabkan
edema
d) Hiperipidemia, umumnya di temukan hiperkolesterolemia

7
Hampir semua kadar lemak dan lipoprotein meningkat.Hipoproteinemia
menstimulus sintesis protein dalam hati, termasuk lipoprotein lipase (enzim
utama yang berguna mengambil lipid dari plasma), sehingga jika lipoprotein
lipase serum menurun katabolisme lipid menurun dan menyebabkan
hiperlipidemia/hiperkolestrolemia
e) Hiperkoagulabilitas, yang akan meningkatkan resiko trombosis vena dan
arteri

B. Diet bagi klien sindrom nefrotik


Masalah yang dihadapi penderita dan patofisiologi terjadinya permasalahan
tersebut, maka terekait yang akan dilakukan antara lain memberikan nasehat gizi dalam
bentuk diet. Diet pada orang dengan sindrom nefrotik perlu dimanajemen dengan baik
agar risiko perburukan gejala dapat dihindari. Sindrom nefrotik merupakan kumpulan
gejala yang terutama ditandai dengan edema, yang terjadi akibat gangguan permeabilitas
pada glomerulus dan peningkatan pelepasan protein plasma ke dalam urine.
1. Tujuan Diet
a. Mengganti kehilangan protein terutama albumin.
b. Mengurangi edema dan menjaga keseimbangan cairan tubuh.
c. Memonitor hiperkolesterolemia dan penumpukan trigliserida.
d. Mengontrol hipertensi.
e. Mengatasi anoreksia.
(Almatsier, 2007)
2. Syarat Diet
a. Energi cukup, untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen positif yaitu 35
kkal/kg BB per hari.
b. Protein sedang, yaitu 1 g/kg BB, atau0,8 g/kg BB ditambah jumlah protein
yang dikeluarkan melalui urin. Utamakan penggunaan protein bernilai
biologik tinggi.
c. Lemak sedang, yaitu 15-20% dari kebutuhan energy total.
d. Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energy total
e. Natrium dibatasi, yaitu 1-4 gr sehari, tergantung berat ringannya edema.
f. Kolesterol dibatasi < 300mg, begitu pula gula murni, bila ada peningkatan
trigliserida darah.
8
g. Cairan disesuaikan dengan banyaknya cairan yang dikeluarkan melalui urin
ditambah  500 ml pengganti cairan yang dikeluarkan melalui kulit dan
pernafasan.

C. Panduan Klinis Diet Untuk Orang Dengan Sindrom Nefrotik


Prinsip diet yang akan diberikan adalah tinggi protein rendah garam. Asupan
protein bagi penderita sindrom nefrotik tidak perlu dibatasi, cukup 1.5-2 gram/kgBB per
hari. Sedangkan, asupan sodium cukup 1500-2000 mg per hari. Kandungan sodium
sendiri bisa dilihat pada kemasan makanan. Pada kemasan makanan akan nampak tulisan
bebas sodium, bebas garam, rendah sodium, sangat rendah sodium, reduced sodium, light
in sodium, dan tanpa garam.
Berkurangnya protein dalam plasma menyebabkan cairan intravaskular bergerak
keluar ke ruang interstisial. Namun, selain mengalami proteinuria dan hipoalbuminemia
yang menyebabkan edema, penderita sindrom nefrotik juga mengalami hiperlipidemia.
Oleh karena itu, penderita sindrom nefrotik disarankan untuk mengikuti pola makan
rendah sodium, rendah lemak, dan rendah kolesterol.
Restriksi protein pada pasien sindrom nefrotik masih merupakan topik kontroversial,
tetapi umumnya tidak dianjurkan karena efikasinya belum terbukti dengan pasti. Asupan
protein yang disarankan adalah 1.0–1.1 gram/kgBB/hari untuk pasien sindrom nefrotik
minimal change dan 0.8 gram/kgBB/hari pada pasien sindrom nefrotik lain. Asupan
kalori total yang direkomendasikan adalah 35 kkal/kgBB/hari.

a. Makanan dan Minuman yang Harus Dihindari dan yang Dapat Dikonsumsi
Sindrom nefrotik terjadi karena adanya kebocoran pada glomerulus pada
ginjal yang berperan dalam menyaring darah. Hal ini membuat protein yang ada di
dalam darah terbuang melalui urin, sehingga menyebabkan tubuh kekurangan
protein. Pasien dengan sindrom nefrotik disarankan untuk mengonsumsi asupan
makanan yang tinggi protein dan beberapa jenis makanan tertentu tidak
mengandung banyak sodium.
Jenis Bahan
Dapat Dikonsumsi Harus Dihindari
Makanan
Sumber Nasi, bubur, bihun, roti, Roti, biskuit dan kue-kue
karbohidrat gandum, makaroni, yang dibuat menggunakan

9
pasta, jagung, kentang, garam dapur dan soda.
ubi, talas, singkong,
havermout
Sumber protein Telur, susu skim/susu Hati, ginjal, jantung,
hewani rendah lemak, daging limpa, otak, ham, sosis,
tanpa lemak, ayam tanpa babat, usus, paru, sarden,
kulit, ikan kaldu daging, bebek,
burung, angsa, remis,
seafood dan aneka.
Protein hewani yang
diawetkan menggunakan
garam seperti sarden,
kornet, ikan asin dan
sebagainya
Sumber protein Kacang-kacangan dan Kacang-kacangan yang
nabati aneka olahannya diasinkan atau diawetkan
Sayuran Semua jenis sayuran Sayuran yang diasinkan
segar atau diawetkan
Buah-buahan Semua macam buah- Buah-buahan yang
buahan segar diasinkan atau diawetkan
Makanan ringan Makanan ringan Coklat dan sup yang
kemasan, potato chips, dimasak sendiri tanpa
popcorn, dan sup dalam garam
kaleng
Minum Semua macam minuman Teh kental atau kopi.
yang tidak beralkohol Minuman mengandung
soda dan alkohol: soft
drink, arak, ciu, bir
Lemak  Mentega Lemak dari daging seperti
 Margarin bacon

 Minyak sayur
 Mayonnaise
Bumbu  Cabe bubuk  Garam

10
 Bubuk kari  Monosodium
 Cengkeh Glutamate
 Pala  Olives (zaitun)
 Lada hitam dan  Saus barbekyu
putih  Saus dan sambal
 Cuka kemasan
 Bawang putih  Kecap
 Bawang bombay  Mustard
 Paprika  Salad dressing
 Daun salam
 Daun kemangi

b. Definisi dari diet Rendah Sodium pada Makanan


Anjuran diet utama bagi pasien sindrom nefrotik adalah diet rendah
sodium. Hal ini dikarenakan asupan sodium yang berlebih dapat memperburuk
edema pada sindrom nefrotik. Anjuran asupan sodium adalah 1500–2000 mg/hari.
Makanan dan minuman kemasan sering kali mencantumkan pernyataan
kandungan sodium. Namun, dokter perlu menjelaskan definisi pernyataan-
pernyataan tersebut secara jelas kepada pasien agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Tulisan pada Kemasan Definisi
Makanan
Bebas sodium (sodium-free) Kurang dari 5 mg sodium per takaran saji
Bebas garam (salt-free) Sama dengan bebas sodium
Rendah sodium (low sodium) Sama dengan atau kurang dari 140 mg
sodium per takaran saji
Sangat rendah sodium (very Sama dengan atau kurang dari 35 mg
low sodium) sodium per takaran saji
Reduced sodium Paling tidak mengandung 25% sodium
yang lebih rendah jika dibandingkan
dengan produk yang sama yang tidak
berlabel "reduced sodium"
Light in sodium Mengandung 50% sodium yang lebih

11
rendah jika dibandingkan dengan
makanan yang memiliki lebih dari 40
kalori per takaran saji atau makanan yang
memiliki lebih dari 3 gram lemak per
takaran saji
Tanpa garam (unsalted, no Garam tidak ditambahkan selama proses
added salt, without added salt) pembuatan makanan

Sodium tidak selalu identik dengan rasa asin. Beberapa makanan dan
minuman olahan yang manis juga banyak mengandung sodium. Minuman ringan
dalam kemasan (soft drink, energy drink, dan jus buah dalam kemasan) juga
banyak mengandung sodium.
Pasien dengan sindrom nefrotik tidak disarankan untuk berhenti
mengonsumsi garam, melainkan mengonsumsi garam dalam jumlah yang tepat.
Sodium adalah nutrisi yang penting untuk mengontrol tekanan darah dan menjaga
kinerja otot dan saraf. Sea salt tidak mengandung sodium yang lebih rendah dari
table salt. Sodium dosis tinggi tidak hanya ditemukan dalam makanan. Beberapa
obat yang dijual bebas juga mengandung sodium dosis tinggi. Oleh karena itu,
pasien disarankan untuk selalu membaca keterangan pada kemasan obat atau
berkonsultasi dengan dokter.

12
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sindrom nefrotik adalah keadaan klinis yang ditandai oleh keadaan protein uria
masif, hipoproteinemia, edema, dan dapat disertai dengan hiperlipidemia dan dibagi
menjadi 3 yaitu sindroma Nefrotik lesi minimal, primer, dan sekunder dengan tanda
edema, sakit kepala, dan keletihan.
Diet pada orang dengan sindrom nefrotik perlu dimanajemen dengan baik agar
risiko perburukan gejala dapat dihindari. Prinsip diet yang akan diberikan adalah tinggi
protein rendah garam. Asupan protein bagi penderita sindrom nefrotik tidak perlu
dibatasi, cukup 1.5-2 gram/kgBB per hari. Sedangkan, asupan sodium cukup 1500-2000
mg per hari.
Penyembuhan pada penyakit dapat ditunjang dengan asupan makanan yang sesuai
dengan kebutuhan penderita. Diet pada orang dengan sindrom nefrotik perlu
dimanajemen dengan baik agar risiko perburukan gejala dapat dihindari. Makanan yang
diberikan berupa makanan yang beragam, bergizi dan berimbang.Pemberian makanan
pada pasien dengan penyakit tertentu disesuaikan dengan diet penyakitnya.

B. Saran
Pembaca sebaiknya tidak hanya membaca dari materi makalah ini saja karena masih
banyak referensi yang lebih lengkap yang membahas materi dari makalah ini. Oleh
karena itu, pembaca sebaiknya membaca dari referensi dan literatur lain untuk menambah
wawasan yang lebih luas tentang materi ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Kautsar, Hunied. Panduan Klinis Diet Untuk Orang Dengan Sindrom Nefrotik .
https://www.alomedika.com/makanan-dan-minuman-apa-yang-harus-dihindari-
penderita-sindrom-nefrotik (diakses pada tanggal 4 April 2022)
Munandar, Riza. Asuhan Keperawatan pada Kasus Sindrom Nefrotik. 2014.
http:// (diakses pada tanggal 5 April 2022)
Siburian, Apriliani. 2013. ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK
KESEHATAN MASYARAKAT PADA PASIEN SINDROM NEFROTIK DI
LANTAI 3 SELATAN RSUP FATMAWATI.
http://www.google.com/lib.ui.ac.id (Diunduh pada tanggal 5 April 2022)
Wahyuni, Betri. 2010. Askep Sindrom Nefrotik.
https://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/new_gabungan_ok(1).pdf (diakses pada
tanggal 5 April 2022)
Wati, Nur Ekma. 2012. ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.A DENGAN GANGGUAN
SISTEM NEFROLOGI : SINDROMA NEFROTIK
DI RUANG MINA RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA. http://
(Diunduh pada tanggal 15 September 2017)

14

Anda mungkin juga menyukai