Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH GIZI DAN DIET

GIZI DAN DIET PADA DIABETES MELITUS

Dosen Pengampuh : Bapak, Adhyanti, S.Gz, M.Si

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

NI MADE SEPTIANI

FRENGKI E OLII

AULIA CITRA

ISMAIL ARIANTO

FIRDA

AFNI SAFITRI

JUHRI LATAE

PRODI DIII KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES PALU

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Gizi dan Diet dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana dan dapat selesai pada waktu yang telah ditentukan.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-ide serta gagasannya sehingga makalah ini dapat disusun dengan baik dan rapi,
meskipun masih banyak kekurangan di dalam makalah ini. Tidak lupa pula penulis
mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Gizi dan Diet yaitu, Bapak Adhyanti atas
arahan serta bimbingannya kami dapat menyelesaikan makalah pada waktu yang telah
ditentukan.
Sehingga harapan kami, semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman pembaca sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah Gizi dan Diet ini kami
akui masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami berharap kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan, saran-saran serta kritikan yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Palu, 31 Maret 2021

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG............................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................................5
C. TUJUAN ................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
A. PENGERTIAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS..........................................................6
B. PRINSIP DAN TUJUAN UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS ........................7
C. MAKANAN YANG DIHINDARI UNTUK PENYAKIT DM............................................10
D. MAKANAN YANG DIANJURKAN UNTUK PENYAKIT DM.......................................10
E. EPIDEMIOLOGI PADA DIABETES MELLITUS..............................................................19
F. KAITAN PATOFISIOLOGI DENGAN PENYAKIT DM...................................................19
BAB III..........................................................................................................................................21
PENUTUP.....................................................................................................................................21
A. KESIMPULAN.....................................................................................................................21
B. SARAN.................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................22

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif, yaitu penyakit akibat fungsi
atau struktur dari jaringan atau organ tubuh yang secara progresif menurun dari waktu ke
waktu karena usia atau pilihan gaya hidup. Penyakit ini juga dikenal sebagai penyakit akibat
dari pola hidup modern dimana orang lebih suka makan makanan siap saji, kurangnya
aktivitas fisik karena lebih memanfaatkan teknologi seperti penggunaan kendaraan bermotor
dibandingkan dengan berjalan kaki (Nurhasan 2000).
Jumlah penderita diabetes mellitus secara global terus meningkat setiap
tahunnya.Menurut data yang dipublikasikan oleh World Health Organization (WHO) angka
kejadian diabetes mellitus di dunia berkembang dari 30 juta pada tahun 1985 menjadi 194
juta pada tahun 2006. Pada tahun 2025 diperkirakan angka ini terus meningkat mencapai 333
juta. Penderita diabetes mellitus di Indonesia jumlahnya cukup fantastis, pada tahun 2006
ditemukan 14 juta diabetes mellitus, WHO memperkirakan pada 2030 nanti sekitar 21,3 juta
orang Indonesia akan terkena penyakit diabetes mellitus (Depkes RI, 2000).
Berdasarkan laporan Rumah Sakit dan Puskesmas, prevelensi diabetes melitus tergantung
insulin di provinsi Jawa Tengah pada tahun 2008 sebesar 0,16% mengalami peningkatan
dibandingkan pada tahun 2007 sebesar 0,09%. Sedangkan prevelensi kasus diabetes melitus
tidak tergantung insulin mengalami peningkatan dari 0,83% pada 2006, menjadi 0,96% pada
2007, dan 1,25% pada 2008 (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2008).
Menurut Dasimah (2009), kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Kutai
Kartanegara Kalimantan timur, mengatakan jumlah penderita penyakit diabetes mellitus pada
tahun 2009 di wilayahnya tergolong tinggi yakni mencapai 4 ribu orang dari sekitar 12 juta
orang Indonesia yang mengidap diabetes, mellitus dikatakan bahwa pada tahun 2009 Dinas
Kesehatan mencatat 229 diabetesi (penderita diabetes) berkunjung ke sarana pelayanan
kesehatan yang ada di Kutai kartanegara dan sebanyak 31 orang penderita pada tahun 2011
pernah melakukan pemeriksaan ke RSUD Parikesit Tenggarong Kutai Kartenegara.
Menurut laporan WHO pada tahun 2003, kepatuhan rata–rata pasien pada terapi jangka
panjang terhadap penyakit kronis di negara maju hanya sebesar 50% sedangkan di negara
berkembang jumlah tersebut bahkan lebih rendah. Kepatuhan pasien sangat diperlukan untuk
mencapai keberhasilan terapi terutama pada penyakit yang tidak menular seperti penyakit
diabetes mellitus dan penyakit lainnya. Ketidakpatuhan pasien pada terapi penyakit diabetes
mellitus dapat memberikan efek negatif yang sangat besar karena prosentase kasus penyakit
tidak menular tersebut diseluruh dunia mencapai 54% dari seluruh penyakit pada tahun 2001.
Angka ini bahkan diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 65% pada tahun 2020.
Kepatuhan merupakan fenomena multidimensi yang ditentukan oleh lima dimensi yang
saling terkait yaitu faktor pasien, faktor terapi, faktor sistem kesehatan, faktor lingkungan
dan faktor sosial ekonomi.

4
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan diabetes mellitus ?
b. Apa saja syarat dan prinsip diet pada penyakit diabetes militus ?
c. Apa saja makanan yang tidak diperbolehkan pada pasien penyakit DM ?
d. Apa saja makanan yang dianjurkan pasien DM ?
e. Jelaskan epidemiologi penyakit Diabetes Mellitus!
f. Jelaskan kaitan patofisiologi dengan penyakit diabetes mellitus!

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian diabetes mellitus
b. Untuk mengetahui apa saja syarat dan prinsip diet pada penyakit DM
c. Untuk mengetahui makanan apa saja yang tidak diperbolehkan pada pasien penyakit DM
d. Untuk mengetahui makanan apa saja yang dianjurkan pasien DM
e. Untuk mengetahui epidemiologi penyakit DM
f. Untuk mengetahui kaitan patofisiologi dengan penyakit DM

BAB II
5
PEMBAHASAN

A. Pengertian penyakit Diabetes Militus


Diabetes mellitus (DM) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah penyakit yang
ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) yang terusmenerus dan
bervariasi, terutama setelah makan. Diabetes mellitus merupakan keadaan hiperglikemia
kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan pembuluh darah, disertai lesi pada
membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron (Bilous, 2002).
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik
progresif. Bahaya diabetes melitus sangat besar dan dapat memungkinkan menjadi gagal
ginjal, buta, dan banyak komplikasi lainnya yang dapat menyebabkan kematian. Kemajuan di
bidang teknologi menyebabkan perubahan pada gaya hidup seperti tersedianya berbagai
produk yang memberi kemudahan sehingga manusia jadi jarang bergerak, perubahan pola
makan yang serba instan juga menyebabkan peningkatan terjadinya diabetes melitus
(Darmono, 2007).
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk
heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Silvia.Anderson Price,
1995).
Diabetes melitus adalah gangguan metabolik kronik yang tidak dapat disembuhkan, tetapi
dapat dikontrol yang dikarakteristikan dengan ketidak ade kuatan penggunaan insulin
(Barbara Engram; 1999, 532).
Diabetes melitus adalah suatu penyakit kronik yang komplek yang melibatkan kelainan
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dan berkembangnya komplikasi makro vaskuler,
mikro vaskuler dan neurologis (Barbara C. Long, 1996).
Diabetes melitus adalah gangguan kronis dimana tubuh tidak dapat membuat atau
menggunakan insulin dengan semestinya. Insulin adalah hormon yang disekresikan oleh
pankreas yang mengontrol pergerakan glukosa ke dalam sel-sel dan metbolisme glukosa”.
Ketika terjadi disfungsi insulin, maka akan terjadi kelebihan insulin dalam darah dan hal ini
akan dilepaskan atau dikeluarkan melalui urine. Diabetes dapat juga didefinisikan sebagai
gangguan yang ditandai oleh berlebihnya gula dalam darah (hyperglycemia) serta gangguan-
gangguan metabolisme karbonhidrat, lemak dan protein, yang bertalian dengan definisi
absolut atau sekresi insulin (Menurut Taylor 1995: 525).
Jumlah penderita DM yang semakin meningkat semakin membuktikan bahwa penyakit
diabetes mellitus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius. Data Departemen
Kesehatan RI menyebutkan bahwa jumlah pasien rawat inap maupun rawat jalan di Rumah
Sakit menempati urutan pertama dari seluruh penyakit endokrin adalah diabetes mellitus
(Tandra, 2008).

 Penatalaksanaan diabetes mellitus dikenal 4 pilar utama pengelolaan yaitu:

6
 Penyuluhan
 Perencanaan makan
 Latihan jasmani
 Obat hipoglikemik.

Terapi gizi merupakan komponen utama keberhasilan penatalaksanaan diabetes.


Kepatuhan pasien terhadap prinsip gizi dan perencanaan makan merupakan salah satu
kendala pada pasien diabetes. Penderita diabetes banyak yang merasa tersiksa
sehubungan dengan jenis dan jumlah makanan yang dianjurkan (Maulana, 2009).

Kepatuhan penderita dalam mentaati diet diabetes melitus sangat berperan penting
untuk menstabilkan kadar glukosa pada penderita diabetes melitus, sedangkan kepatuhan
itu sendiri merupakan suatu hal yang penting untuk dapat mengembangkan rutinitas
(kebiasaan) yang dapat membantu penderita dalam mengikuti jadwal diet yang
kadangkala sulit untuk dilakukan oleh penderita. Kepatuhan dapat sangat sulit dan
membutuhkan dukungan agar menjadi biasa dengan perubahan yang dilakukan dengan
cara mengatur untuk meluangkan waktu dan kesempatan yang dibutuhkan untuk
menyesuaikan diri. Kepatuhan terjadi bila aturan menggunakan obat yang diresepkan
serta pemberiannya diikuti dengan benar (Tambayong, 2002).

Diet adalah terapi utama pada diabetes melitus, maka setiap penderita semestinya
mempunyai sikap yang positif (mendukung) terhadap diet agar tidak terjadi komplikasi,
baik akut maupun kronis. Jika penderita tidak mempunyai sikap yang positif terhadap
diet diabetes mellitus, maka akan terjadi komplikasi dan pada akhirnya akan
menimbulkan kematian, untuk mempertahankan kualitas hidup dan menghindari
komplikasi dari diabetes mellitus tersebut, maka setiap penderita harus menjalankan gaya
hidup yang sehat yaitu menjalankan diet diabetes mellitus dan olahraga yang teratur.
Sikap penderita diabetes mellitus sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, dalam hal ini
pengetahuan penderita tentang penyakit diabetes melitus sangatlah penting karena
pengetahuan ini akan membawa penderita diabetes melitus untuk menentukan sikap,
berpikir dan berusaha untuk tidak terkena penyakit atau dapat mengurangi,kondisi
penyakitnya. Apabila pengetahuan penderita diabetes melitus baik, maka sikap terhadap
diet diabetes melitus semestinya dapat mendukung terhadap kepatuhan diet diabetes
melitus itu sendiri (Effendi, 1999).

B. Prinsip,Tujuan dan Syarat Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus


1. Prinsip Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus
 Prinsip Tepat Jadwal Bagi Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus
Tepat jadwal sangat penting bagi diet untuk penderita diabetes melitus karena
memakan makanan yang tepat jadwal sudah sangat membantu untuk menjaga kadar
gula dalam darah. Tepat jadwal yang dimaksud disini adalah anda harus mengikuti

7
jadwal makanan yang sudah diprogram yaitu jadwal makan harus diikuti interval 3
jam. Yaitu 3X makanan utama dan 3x snack. Itu berarti jika anda sudah sarapan, anda
tidak boleh makan makanan yang berat seperti nasi dan kue sampai jadwal makan
siang. Anda hanya diperkenankan memakan snack yang berupa beberapa potong kecil
makanan rendah karbohidrat dalam selang waktu 3 jam setelah sarapan dan 3 jam
setelah snack anda boleh makan utama lagi, begitu sampai anda memasuki makan
malam. Pada malam hari tidak diperkenankan makan lagi setelah makan malam.
Untuk jumlah asupan karbohidrat yang diperbolehkan dalam setiap jadwal bervariasi
tergantuung berat dan tinggi badan anda. Untuk lebih tepatnya, coba konsultasi ahli
diet untuk mengukur jumlah makanan yang boleh anda makan.
 Prinsip Tepat Jenis Bagi Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus
Ada beberapa jenis makanan yang sebaiknya anda hindari dalam melakukan diet
untuk penderita diabetes melitus. Bukan karena mereka tidak enak namun karena
makanan tersebut bisa membuat kadar gula anda naik drastis. Makanan-makanan
yang harus dibatasi misalnya segala macam kue dan roti yang mengandung banyak
gula, minuman soda, alcohol, dan semua jenisnya yang mempergunakan gula, selai,
es krim, permen, susu manis, buah-buah yang berasa manis dan tentu saja gula.
Sementara itu makanan yang dianjurkan adalah banyak mengkonsumsi sayuran
mentah, sayuran olahan, dan buah-buahan yang tidak terlalu manis. Jika anda ragu
akan boleh tidaknya suatu buah dimakan, maka anda bisa menanyakannya kepada
ahli gizi, dokter.
Bagi pendetita diabetes melitus, gula dalam darah mereka sudah sangat tinggi
oleh sebab itu tubuh tidak membutuhkan banyak tambahan gula. Oleh sebab itu,
ketika penderita diabetes makan, maka kalori yang masuk harus bisa dihabiskan oleh
pasien tersebut. Oleh sebab itu, dalam diet untuk penderita diabetes melitus, maka
jumlah makanan yang boleh dimakan harus tepat jumlahnya. Hal ini bisa dihitung
dengan IMT atau index massa tubuh yang didapat dengan membagi berat badan dan
tinggi badan. Jika IMT anda tergolong kurus maka anda hanya boleh mengkonsumsi
40-60 kalori/hari X berat badan. Jika anda normal, maka anda bisa mengkonsumsi 30
kalori x BB anda. Untuk orang gemuk 20 kalori x bb perhari. Untuk orang obesitas
kalori yang diperbolehkan yaitu 10-15 kalori x BB perhari.
Untuk membantu diet untuk penderita diabetes melitus sangat dianjurkan untuk
rajin berolahraga setiap hari. Olah raga memaksa tubuh untuk mempergunakan kalori
yang ada didalam tubuh. Oleh sebab itu, maka kadar gula dalam darah akan terjaga.
Ada beberapa jenis olahraga yang cocok bagi penderita diabetes melitus seperti lari,
jalan pagi, bersepeda, berenang, dan banyak oleh raga lain yang mengkonsumsi
banyak energi dan menghasilkan keringat. Jika rajin melakukan diet untuk penderita
diabetes melitus serta rajin berolah raga maka kadar gula akan terjaga.

2. Tujuan Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus

8
Tujuan diet penyakit diabetes mellitus adalah membantu pasien memperbaiki
kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik
dengan cara Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dengan
menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin, dengan obat penurun glukosa oral dan
aktivitas fisik. Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal.Memberi
cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan normal.Mengindari atau
menangani komplikasi akut pasien yang menggunakan insulin seperti hipoglikemia,
komplikasi jangka pendek, dan jangka panjang serta masalah yang berhubungan dengan
latihan jasmani. Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui zat gizi yang
optimal.
a. Mencapai serta mempertahankan kadar gula dalam darah mendekati normal
b. Mencapai serta mempertahankan lipid mendekati normal
c. Mencapai berat badan normal
d. Mencegah komplikasi penyakit yang bersifat kronik
e. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup penderita
f. Diabetes melitus agar dapat hidup dan melakukan kegiatan sehari-hari dengan
normal.

3. Syarat Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus


a. Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal. Kebutuhan
energi ditentukan dengan memperhitungkan kebutuhan untuk metabolisme basal
sebesar 25-30 kkal/kg BB normal. Makanan dibagi dalam 3 porsi besar yaitu
makanan pagi (20%) siang (30%) dan sore (25%) serta 2-3 porsi kecil untuk makanan
selingan (masing-masing 10-15 %).
b. Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15 % dari kebutuhan energi total.
c. Kebutuhan lemak sedang, yaitu antara 20-25 % dari kebutuhan energi total.
d. Kebutuhan karbonhidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total, yaitu 60-70 %
e. Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas. Gula alternatif adalah bahan
pemanis selain sukrosa.
f. Asupan serat dianjurkan 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut air yang terdapat
di dalam sayur dan buah.
g. Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan mengkonsumsi natrium
dalam bentuk gram dapur seperti orang sehat, yaitu 3000 mg/hari.
h. Cukup vitamin dan mineral. Apabila asupan dari makanan cukup, penambahan
vitamin dan mineral dalam bentuk suplemen tidak diperlukan.

C. Makanan Yang Tidak Diperbolehkan atau Harus Dihindari Penderita Diabetes


Mellitus
1. Roti tawar putih
2. Daging berlemak
3. Produk susu tinggi lemak
9
4. Makanan yang terbuat dari tepung terigu
5. Kulit ayam
6. Sayuran yang dimasak dengan tambahan garam, keju, mentega, dan saus dalam jumlah
yang banyak
7. Popcorn kaya rasa

D. Makanan Yang Dianjur Untuk Penderita Diabetes Mellitus


1. Oatmeal
2. Nasi Merah
3. Bayam
4. Brokoli

 Macam – macam tipe diet Diabetes Melitus


Diet pada DM Tipe 1
Pasien penderita Diabetes Tipe 1 (IDDM) memerlukan terapi diet untuk
mengendalikan kadar glukosa darah.
 Tujuan Diet Diabetes Melitus Tipe 1
a. Mengendalikan kadar glukosa dan lemak darah
b. Mempertahankan asupan energi dan protein untuk tumbuh kembang di
samping kebutuhan gizi lainnya.
c. Menghasilkan status gizi dan kesehatan yang memadai
d. Mencegah komplikasi akut mapupun kronis yang dapat membawa kematian
atau disabilitas.
 Terapi Gizi pada DM Tipe 1
Perlu ditetapkan perencanaan makan yang berdasarkan asupan makan
sehari-hari individu dan digunakan sebagai dasar untuk mengintegrasikan terapi
insulin dengan pola makan dan latihan jasmani yang biasanya dilakukan. Individu
yang menggunakan terapi insulin dianjurkan makan pada waktu yang konsisten
dan sinkron dengan waktu kerja insulin yang digunakan. Selanjutnya individu
perlu memantau kadar glukosa darah sesuai dosis insulin dan jumlah makanan
yang biasa dimakan.
 Nutrisi Pada Pasien DM Tipe 1 (IDDM)
DM tipe 1 (IDDM) \
Diet pada DM tipe 1 dilakukan untuk mengendalikan kadar glukosa darah,
yang mencakup hal-hal sebagai berikut:
 Makan 5 – 6 kali setiap hari pada waktu yang kurang lebih sama dengan
interval sekitar 3 jam dan terdiri atas 3 kali makanan pokok serta 3 kali
camilan. Saat makan harus disesuaikan dengan saat penyuntikan insulin
hingga kadar puncak insulin dengan plasma sama dengan kadar gula darah
tertinggi sesudah makan.

10
 Usahakan minum minuman yang bebas gula dan kaya serat, seperti agar-agar,
rumput laut, gelatin,kolang-kaling.
 Pilihlah camilan yang rendah lemak dan rendah indeks glikemknya tetapi
dengan indeks kekenyangan yang cukup tinggi seperti sayuran rebus serta
buah segar yang berserat dan tidak begitu manis, pisang rebus, roti bekatul,
kacang hijau serta kacang kacangan lainnya, cracker dan makanan camilan
tanpa kalori seperti agar-agar, kolang-kaling, rumput laut dll.
 Biasakan memakan sereal tinggi serat seperti havermut sebagai sarapan (> 6
gram) setiap pagi: hindari makan sereal yanaag banyak mengandung gula.
 Biasakan makan buah-buahan segar, khususnya buah yang biasa dimakan
bersama kulitnya seperti apel, peach, belimbing, jambu, tomat.
 Hindari kebiasan makan buah-buahan kaleng atau manisan yang direndam
dalam sirup.
 Minum susu rendah lemak (<1%) seperti susu krim, susu kedelai sebagai
pengganti susu fullcream untuk mengurangi asupaan lemak.
 Lakukan olahraga sebagai bagian dari kegiatan sehari-hari. Olahraga tidak
boleh dilakukan bila kadar gula darah tidak terkontrol (>250 mg%) atau bila
terdapat keton bodies dalam urine ( karena bahaya ketoasidosis).
 Lakukan pemantauan kadar gula darah paling tidak satu kali perhari. Riset
membuktikan bahwa pengendalian gula darah dengan melakukan diet,
olahraga yang teratur dan terafi insulin serta pemantauan gula darah di rumah
akan mengurangi perawatan di rumah sakit bagi penyandang DM tipe 1.

 Diet Diabetes Mellitus Tipe 2


Prinsip penanganan diet DM tipe 2 sama seperti DM tipe 1, namun pemberian
insulin mutlak diberikan kepada pasien yang menderita DM tipe 1.
 Tujuan diet Diabetes Mellitus Tipe 2
a. Mengendalikan kadar glukosa darah dan lemak darah agar komplikasi
diabetes dapat dicegah atau ditunda
b. Mendapatkan dan mempertahankan BB normal atau ideal
c. Menghasilakn status gizi yang adekuat
d. Menghasilkan kebugaran dan nyaman tubuh karena pengendalian gula darah
dapat menghilangkan keluhan mudah lelah, sering pusing atau sakit kepala,
kram, kesemutan, gatal-gatal dan sebagainya.
 Terapi Gizi PadaDM Tipe 2
Penekanan tujuan terapi gizi medis pada diabetes tipe 2 hendaknya pada
pengendalian glukosa, lipid, dan hipertensi. Penurunan berat badan dan diet
hipokalori (pada pasien yang gemuk) biasanya memperbaiki kadar glikemik
jangka pendek dan mempunyai potensi meningkatkan control metabolik jangka
lama. Diet dengan kalori sangat rendah, pada umumnya tidak efektif untuk

11
mencapai penurunan berat jangka lama, dalam hal ini perlu ditekankan bahwa
tujuan diet adalah pada pengendalian glukosa dan lipid. Namun demikian pada
sebagian individu penurunan berat badan dapat juga dicapai dan
dipertahankan.Perencanaan makan hendaknya dengan kandungan zat gizi yang
cukup dan disertai pengurangan total lemak terutama lemak jenuh. Pengaturan
porsi makanan sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang hari.
Penurunan berat badan ringan atau sedang (5-10kg) sudah terbukti dapat
meningkatkan control diabetes, walaupun berat badan idaman tidak dicapai.
Penurunan berat badan dapat diusahakan dicapai dengan baik dengan penurunan
asupan energi yang moderat dan peningkatan pengeluaran energi. Dianjurkan
pembatasan kalori sedang yaitu 250-500 kkal lebih rendah dari asupan rata-rata
sehari.
 Nutrisi Pada Pasien DM Tipe 2 (NIDDM)
DM Tipe 2 (NIDDM)
Tujuan utama diet pada DM tipe 2 adalah menurunkan dan/atau
mengendalikan berat badan di samping mengendalikan kadar gula dan kolesterol
yang mencakup:
 Makan 3 kali makanan utama dan 2-3 kali camilan per hari dengan interval
waktu sekitar 3 jam.
 Makan camilan yang rendah kalori dengan indeks glikemik yang rendah dan
indeks kekenyangan yang tinggi, seperti kolang-kaling, cincau, agar agar,
rumput laut, pisang rebus, kacang hijau serta kacangkacangan lainnya,
sayuran rendah kalori dan buah-buahan yang tidak manis (apel, belimbing,
jambu)serta alpukat.
 Hindari kebiasaan minum sari buah secara berlebihan, khususnya pada pagi
hari dan gantikan dengan minuman yang berserat dari kelompok sayuran yang
rendah kalori seperti blender tomat, ketimun, dan labu siam yang sudah
direbus.
 Sertakan rebusan buncis dan sayuran lain yang dapat membantu
mengendalikan glukosa darah dalam menu sayuran sedikitnya dua kali sehari.
Buncis, bawang dan beberapa sayuran lunak lain (pare,terong, gambas, labu
siam) dianggap dapat membantu mengendalikan kadar glukosa darah karena
kandungan seratnya.
 Biasakan sarapan dengan sereal tinggi serat, seperti havermout kacang hijau,
jagung rebus, atau roti bekatul (whole wheat bread) setiap hari.
 Makanan pokok bisa bervariasi antara nasi (sebaiknya nasi beras merah/beras
tumbuk), kentang, roti (sebaiknya roti bekatul/whole wheat bread) dan jagung.
Jangan menggabungkan dua atau lebih makanan pokok seperti nasi dengan
lauk mi goring dan perkedel kentang ( karena ketiganya memiliki indeks
glisemik yang tinggi).

12
 Hindari penambahan gula pasir pada minuman (kopi, teh) dan makanan sereal.
 Makanan camilan dan minuman bebas gula yang tersedia di pasaran.
Penyandang diabetes yang gemar memasak dapat membuat kue-kue basah
seperti wafel yang terdiri atas tepung gandum utuh,havermout, putih telur,
susu skim dan sedikit buah-buahan dengan aroma yang mengundang selera
misalnya pisang, stroberi, nanas.
 Biasakan membuang lemak/gaji dari daging sebelum memasaknya. Kurangi
konsumsi daging merah yang dapat diganti dengan daging putih seperti daging
ayam atau ikan.
 Gunakan minyak goreng dalam jumloah terbatas (kurang lebih setengah
sendok makan untuk sekali makan). Biasakan memasak dengan cara
menumis, merebus, memepes, memanggang serta menanak, dan hindari
kebiasaan menggoreng makanan dengan banyak minyak.
 Biasakan makan makanan vegetarian pada waktu santap malam.
 Dalam membuat menu yang menggunakan telur, setiap merah telur dapat
diganti dengan dua buah putih telur, santan dapat diganti dengan susu skim,
dan minyak diganti dengan saus apel. Untuk menu yang memmerlukan kecap,
gunakan kecap diet dalam jumlah terbatas.
 Nasihat diet lainnya dapt dimintakan dari ahli gizi/diet.
 Biasakan berjalan sedikitnya 3 kali seminggu selama >30 menit.

 Terapi Gizi Medis


Tujuan umum terapi gizi adalah membantu orang dengan diabetes memperbaiki
kebiasaan dan olah raga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik, dan
beberapa tujuan khusus yaitu :
a. Mempertahankan kadar Glukosa darah mendekati normal dengan keseimbangan
asupan makanan dengan insulin (endogen atau eksogen) atau obat hipoglikemik
oral dan tingkat aktufitas.
b. Mencapai kadar serum lipid yang optimal.
c. Memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau mempertahankan berat badan
yang memadai orang dewasa, mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang
normal pada anak dan remaja, untuk meningkatkan kebutuhan metabolik selama
kehamilan dan laktasi penyembuhan dari penyakit katabolik.
d. Berat badan memadai diartikan sebagai berat badan yang dianggap dapat dicapai
dan dipertahankan baik jangka pendek maupun jangka panjang oleh orang dengan
diabetes itu sendiri maupun oleh petugas kesehatah. Ini mungkin tidak sama dengan
yang biasanya didefinisikan sebagai berat badan idaman.
e. Menghindari dan menangan komplikasi akut orang dengan diabetes yang
menggunakan insulin seperti hipoglikemia, penyakit-penyakit jangka pendek,

13
masalah yang berhubungan dengan kelainan jasmani dan komplikasi kronik
diabetes seperti : penyakit ginjal, neuroati automik, hipertensi dan penyakit jantung.
f. Meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.
 Langkah-Langkah Terapi Gizi Medis
1. Pengkajian
Pengkajian gizi pasien termasuk data klinis seperti hasil pemantauan sendiri kadar
glukosa darah, kadar lemak darah (kolesterol total, LDL, HDL, dan trigliserida) dan
hemoglobin glikat. Pengkajian gizi juga digunakan untuk mengetahui apa yang
mampu dilakukan oleh pasien dan kesediaan untuk melakukannya.Aspek budaya,
etnik, dan keuangan perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan kepatuhan pasien
yang tinggi.Informasi yang dikumpulkan oleh tim diabetes perlu dicatat pada
dokumen medik sehingga perencanaan penanganan diabetes secara menyeluruh dapat
dikembangkan dan semua anggota tim dapat membantu pasien.Pengkajian dapat
dilakukan melalui wawancara atau dengan penggunaan kuesioner. Dietisien yang
bekerja di ruang perawatan dapat menggunakan kuesioner yang sederhana.
Pengkajian hendaknya mampu mengidentifikasi masalah gizi dan miskonsepsi yang
ada.
2. Menentukan Tujuan yang akan Dicapai
Hasil dari pengkajian gizi diperlukan untuk menentukan tujuan yang akan dicapai.
Pasien hendaknya diminta untuk mengidentifikasi apa yang diperlukan dalam
penatalaksanaan diabetes secara keseluruhan.Tujuan yang ditetapkan hendaknya
membantu orang dengan diabetes membuat perubahan yang positip dalam kebiasaan
makan dan latihan jasmani yang akan menghasilkan antara lain perbaikan kadar
glukosa darah dan kadar lemak darah serta memperbaiki asupan gizi.
3. Intervensi Gizi
Informasi yang didapatkan dari pengkajian gizi dan tujuan yang akan dicapai
menentukan dasar intervensi gizi. Dietisien perlu mempertimbangkan berapa banyak
informasi yang perlu diberikan, kemampuan baca dan tulis pasien dan jenis alat
peraga yang diperlukan (handout, video, audiotape, flip chart, food models).
Intervensi gizi ditujukan untuk memberikan informasi praktis pada pasien yang dapat
diterapkan pada kehidupan seharihari.Intervensi gizi melibatkan 2 tahap pemberian
informasi :
a. Intervensi Gizi Dasar
Tahap ini memberikan gambaran tentang gizi, kebutuhan zat gizi, petunjuk
penatalaksanaan gizi pada diabetes, informasi survival skill yang dianggap perlu
untuk pasien (membaca label, penatalaksanaan pada saat sakit)
b. Intervensi Gizi Lanjutan
Tahap ini melibatkan penggunaan suatu pendekatan perencanaan makan yang
lebih mendalam seperti menu, penghitungan kalori, penghitungan lemak, daftar
bahan penukar, dan lain-lain.
c. Evaluasi
14
Evaluasi adalah bagian yang sangat penting pada proses terapi gizi medis.
Dietisien dank lien bersamasama menetapkan hasil intervensi. Pada tahap terapi
ini, pemecahan masalah mungkin penting untuk membantu pasien menetapkan
tujuan baru untuk intervensi gizi lebih lanjut. Pemantauan keadaan glukosa darah
dan hemoglobin glikat (AIC). Lipid, tekanan darah dan fungsi ginjal peting untuk
mengevaluasi hasil yang berhubungan dengan gizi.Untuk individu, konsisiten
dalam hal pola makan penting oleh karena pola makan yang konsisten
menghasilkan AIC yang lebih rendah daripada pola makan yang serampangan.
Tindak lanjut untuk anak-anak dianjurkan dilakukan setiap 3-6 bulan sedangkan
pada orang dewasa setiap 6 sampai 12 bulan.
d. Diet Militus sesuai paket kandungan kalori
a. Diet Diabetes Militus I :1100 kalori
b. Diet Diabetes Militus I I :1300 kalori
c. Diet Diabetes Militus III :1500 kalori
d. Diet Diabetes Militus IV :1700 kalori 5. Diet Diabetes Militus V :1900 kalori
e. Diet Diabetes Militus VI :2100 kalori
f. Diet Diabetes Militus VII :2300 kalori
g. Diet Diabetes Militus VIII :2500 kalori
e. Kebutuhan Zat Gizi Pada Penderita Diabetes Melitus
1. Protein.
Ada pada saat ini menganjurkan mengkonsumsi 10% sampai 20% energi
dari protein total. Menurut konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia
kebutuhan protein untuk orang dengan diabetes adalah 10–15% energi. Perlu
penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg perhari atau 10% dari kebutuhan
energi dengan timbulnya nefropati pada orang dewasa dan 65% hendaknya
bernilai biologi tinggi.
2. Total Lemak.
Asupan lemak dianjurkan < 10% energi dari lemak jenuh dan tidak lebih
10% energi dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan selebihnya yaitu 60 –
70% total energi dari lemak tidak jenuh tunggak dan karbohidrat.Anjuran
persentase energi dari lemak tergantung dari hasil pemeriksaan glukosa, lipid,
dan berat badan yang diinginkan. Untuk individu yang mempunyai kadar lipid
normal dan dapat mempertahankan berat badan yang memadai (dan untuk
pertumbuhan dan perkembangan normal pada anak dan remaja) dapat
dianjurkan tidak lebih dari 30% asupan energi dari lemak total dan < 10%
energy dari lemak jenuh. Dalam hal ini anjuran asupan lemak di Indonesia
adalah 20 – 25% energi. Apabila peningkatan LDL merupakan masalah
utama, dapat diikuti anjuran diet dislipidemia tahap II yaitu < 7% energi total
dari lemaj jenuh, tidak lebih dari 30% energi dari lemak total dan kandungan
kolesterol 200 mg/hari. Apabila peningkatan trigliserida dan VLDL
merupakan masalah utama, pendekatan yang mungkin menguntungkan selain
15
menurunkan berat badan dan peningkatan aktivitas adalah peningkatan sedang
asupan lemak tidak jenuh tunggal 20% energi dengan < 10% masing energi
masing-masing dari lemak jenuh dan tidak jenuh ganda sedangkan asupan
karbohidrat lebih rendah.
3. Jenuh dan Kolesterol.
Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolestrol adalah
untuk menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler. Oleh karena itu < 10%
asupan energi sehari seharusnya dari lemak jenuh dan asupan makanan
kolesterol makanan hendaknya dibatasi tidak lebih dari 300 mg perhari.
4. Karbohidrat dan Pemanis.
Rekomendasi tahun 1994 lebih menfokuskan pada jumlah total
karbohidrat dari pada jenisnya. Buah dan susu sudah terbukti mempunyai
respon glikemik menyerupai roti, nasi dan kentang. Walaupun berbagai
tepung-tepungan mempunyai respon glikemik yang berbeda, prioritas
hendaknya lebih pada jumlah total karbohidrat yang dikonsumsi dari pada
sumber karbohidrat. Anjuran konsumsi karbohidrat untuk orang dengan
diabetes di Indonesia adalah 60 – 70% energi.
5. Sukrosa.
Bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari
perencanaan makan tidak memperburuk kontrol glukosa darah pada individu
dengan diabetes tipe 1 dan 2. Sukrosa dan makanan yang mengandung
sukrosa harus diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat makanan lain dan
tidak hanya dengan menambahkannya pada perencanaan makan.
6. Pemanis.
 Fruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil dari pada sukrosa dan
kebanyakannya karbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa
dapat memberikan keuntungan sebagai bahan pemanis pada diet diabetes.
Namun demikian, karena pengaruh penggunaan dalam jumlah besar (20%
energi) yang potensial merugikan pada kolesterol dan LDL, fruktosa tidak
seluruhnya menguntungkan sebagai bahan pemanis untuk orang dengan
diabetes.
 Sorbitol, mannitol dan xylitol adalah gula alkohol biasa (polyols) yang
menghasilkan respon glikemik lebih rendah dari pada sukrosa dan karbohidrat
lain. Penggunaan pemanis tersebut secra berlebihan dapat mempunyai
pengaruh laxatif.
 Sakarin, aspartam, acesulfame adalah pemanis tak bergizi yang dapat diterima
sebagai pemanis pada semua penderita DM.

7. Serat.
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan
untuk orang yang tidak diabetes. Dianjurkan mengkonsumsi 20 – 35 gr serat
16
makanan dari berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya
adalah kira-kira 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut.
8. Natrium.
Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa
yaitu tidak lebih dari 3000 mg, sedangkan bagi yang menderita hipertensi
ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mg natrium perhari.
 Komplikasi Penyakit Diabetes Melitus
Penderita diabetes melitus haruslah selalu mengontrol kadar gula darah/glukosa
secara teratur, menjaga pola makan, mengatur berat badan dan melakukan cek up secara
rutin. Pola hidup seperti itu sangat perlu untuk mencegah terjadinya komplikasi diabetes
melitus.
A. Komplikasi Jangka Pendek
Penyakit diabetes melitus bisa diikuti dengan berbagai komplikasi. Dalam jangka
pendek, diabetes dapat menyebabkan:
1. Hiperglikemia (Hyperglycemia)
Hiperglikemia atau gula darah tinggi dalam waktu yang panjang dapat
menyaebabkan kerusakan jaringan dan orjan tubuh. Komplikasi ini dapat terjadi
jika pasien tidak mengambil tindakan-tindakan untuk mengurangi level glukosa
dalam darah seperti injeksi insulin, atau karena disebabkan pola makan dan hidup
yang tidak berorientasi pada penanganan penyakit diabetes. Hiperglikemia adalah
kondisi yang serius dan membutuhkan tindakan medis secepatnya.
2. Hipoglikemia (Hypoglycemia)
Dalam beberapa kasus, penderita diabetes melakukan penanganan yang salah
dan berlebihan sehingga level glukosa dalam darah menjadi terlalu rendah.
Melewatkan jam makan dan olahraga serta mengkonsumsi obat diabetes
(memperkecil kadar glukosa) atau melakukan injeksi insulin bisa menyebabkan
hipoglikemia.Selalu mengontrol level glukosa dalam darah dan konsultasikan
dengan dokter mengenani penanganan diabetes yang tepat, agar pasien tidak jatuh
dalam kondisi hipoglikemia ini.
3. Ketoacidosis
Ketoacidosis adalah komplikasi penyakit diabetes yang terjadi saat tubuh
tidak mampu menggunakan glukosa/gula darah sebagai energi karena kekurangan
insulin. Saat sel-sel tubuh kekurangan energi, mereka akan menggunakan
cadangan lemak sebagai energi.Saat jaringan lemak terganggu, terbentuklah zat
keton (racun) dalam tubuh. Kondisi ini bisa mengakibatkan kesulitan bernapas,
sakit perut parah, dan juga dehidrasi.
B. Komplikasi Jangka Panjang
Semakin lama seseorang menderita penyakit diabetes, maka semakin tinggi pula
resikonya mengalami komplikasi akibat problem glukosa dalam darah ini.
Penanganan yang baik bisa mencegah terjadinya komplikasi-komplikasi ini, atau

17
semakin baik pasien mengontrol level glukosa tetap normal maka semakin kecil
resikonya.
Komplikasi akibat diabetes umumnya berhubungan dengan kerusakan pembuluh
darah. Diabetes dalam jangka panjang dapat menyebabkan pembuluh darah
menyempit dan mengurangi volume aliran darah ke berbagai bagian tubuh seperti
mata, ginjal, jaringan saraf, dan lain sebagainya. Akibatnya bagian-bagian tubuh
tersebut akan mengalami kerusakan fungsi yang serius, bahkan mengancam nyawa.
1. Kerusakan mata
Penyakit diabetes dapat merusak pembuluh darah di mata, yang bisa
menyebabkan berbagai seperti katarak, glaukoma, kerusakan retina, hingga
kebutaan.
2. Masalah pada kulit dan kaki
Penderita diabetes sangat rentan terhadap masalah pada kaki. Rusaknya
jaringan saraf dan pembuluh darah akan membatasi aliran darah ke tempat
tersebut. Luka gores kecil di kaki atau kulit dengan mudah berubah menjadi luka
infeksi yang sangat parah tanpa perhatian yang serius, luka tersebut akan semakin
menyebar dan merusak. Pada kondisi terparah, bagian tersebut harus diamputasi
agar infeksi tidak terus menyebar.
3. Masalah jantung
Seseorang dengan diabetes beresiko tinggi terkena masalah jantung. Peneliti
mengatakan bahwa resiko serangan jantung pada penderita diabetes sama dengan
orang yang pernah terkena serangan jantung sebelumnya.Beberapa masalah pada
jantung dan penyempitan pembuluh darah yang berhubungan dengan diabetes
antara lain:
 Stroke
 Kerusakan pembuluh arteri
 Tekanan darah tinggi
 Kolesterol tinggi
4. Neuropathy
Gula yang berlebih pada tubuh dapat merusak saraf dan jaringan pembuluh di
kaki dan tangan,menyebabkan kesemutan, mati rasa, sakit atau sensasi seperti
terbakar.Pada kondisi mati rasa yang parah, penderita diabetes bahkan tidak dapat
merasakan rasa sakit jika tergores,hingga akhirnya sadar saat luka tersebut
melebar dan terinfeksi.Selain beberapa komplikasi di atas, penyakit-penyakit
berikut juga memiliki potensi terjadi pada penderita diabetes dalam jangka
panjang:
 Infeksi kulit
 Infeksi saluran kemih
 Gagal ginjal
 Disfungsi ereksi

18
Penderita diabetes harus secara rutin mengecek kadar gula darah, serta
menjaga pola hidup dan diet agar kadar gula tetap normal, dan mengurangi resiko
komplikasi akibat penyakit diabetes.

E. Epidemiologi Pada Diabetes Mellitus


Diabetes melitus tipe 2 meliputi lebih 90% dari semua populasi diabetes. Prevalensi
DMT2 pada bangsa kulit putih berkisar antara 3-6% pada populasi dewasa.International
Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2011 mengumumkan 336 juta orang di seluruh dunia
mengidap DMT2 dan penyakit ini terkait dengan 4,6 juta kematian tiap tahunnya, atau satu
kematiansetiaptujuhdetik.Penyakitinimengenai12% populasidewasa di Amerika Serikat dan
lebih dari 25% pada penduduk usia lebih dari 65 tahun.
World Health Organization (WHO) memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di
Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030.
International Diabetes Federation (IDF) memprediksi adanya kenaikan jumlah penyandang
DM di Indonesia dari 9,1 juta pada tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada tahun 2035.
Berdasarkan data dari IDF 2014, Indonesia menempati peringkat ke-5 di dunia, atau naik
dua peringkat dibandingkan dengan tahun 2013 dengan 7,6 juta orang penyandang DM.
Penelitian epidemiologi yang dilakukan hingga tahun 2005 menyatakan bahwa prevalensi
diabetes melitus di Jakarta pada tahun 1982 sebesar 1,6%, tahun 1992 sebesar 5,7%, dan
tahun 2005 sebesar 12,8%. Pada tahun 2005 di Padang didapatkan prevalensi DMT2 sebesar
5,12%.
Meningkatnya prevalensi diabetes melitus di beberapa negara berkembang akibat
peningkatan angka kemakmuran di negara yang bersangkutan akhir-akhir ini banyak disoroti.
Peningkatan pendapatan perkapita dan perubahan gaya hidup terutama di kota-kota besar
menyebabkan meningkatnyaangkakejadianpenyakitdegeneratif,salah satunya adalah penyakit
diabetes melitus. Diabetes melitus merupakan salah satu masalah kesehatan yang berdampak
pada produktivitas dan dapat menurunkan sumber daya manusia.

F. Kaitan Patofisiologi Dengan penyakit Diabetes Mellitus


Dalam patofisiologi DM tipe 2 terdapat beberapa keadaan yang berperan yaitu :
1. Resistensi Insulin
2. Disfungsi sel B pankreas

Diabetes mellitus tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin, namun
karena sel-sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon insulin secara normal.
Resistensi insulin banyak terjadi akibat dari obesitas dan kurangnya aktivitas fisik serta
penuaan. Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 dapat juga tejadi psoduksi glukosa
hepatik yang berlebuhan, namun tidak terjadi kerusakan sel-sel B Langerhans secara
autoimun seperti diabetes mellitus tipe 2. Defisiensi fungsi insulin pada penderita
diabetes mellitus tipe 2 hanya bersifat relatif dan tidak absolut.

19
Pada awal perkembangan diabetes mellitus tipe 2, sel B menunjukkan gangguan pada
sekresi insulin fase pertama, artinya sekresi insulin gagal mengkompensasi resistensi
insulin. Apabila tidak ditangani dengan baik, pada perkembangan selanjutnya akan terjadi
kerusakan sel-sel B pankreas. Kerusakan sel-sel B pankreas akan terjadi secara progresif
seringkali akan menyebabkan defisiensi insulin, sehingga akhirnya penderita memerlukan
insulin eksogen. Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 memang umumnya ditemukan
kedua faktor tersebut, yaitu resistensi insulin dan defisiensi insulin.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah yang kami buat, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyakit Diabetes Militus
(DM) ini sangat berbahaya dan menakutkan. Banyak sekali faktor yang menyebabkan

20
seseorang menderita penyakit Diabetes Melitus. Seperti contohnya, Obesitas(berat badan
berlebih), faktor genetis, pola hidup yang tidak sehat (jarang berolah raga), kurang tidur, dan
masih banyak yang lainnya.
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk
heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Silvia.Anderson Price,
1995).
Diabetes melitus adalah gangguan metabolik kronik yang tidak dapat disembuhkan, tetapi
dapat dikontrol yang dikarakteristikan dengan ketidak ade kuatan penggunaan insulin
(Barbara Engram; 1999, 532).

B. Saran
Adapun saran bagi pembaca dari makalah ini adalah sebagai berikut.
a. Selalu berhati – hatilah dalam menjaga pola hidup. Sering berolah raga dan istirahat
yang cukup
b. Jaga pola makan anda. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau minuman
yang terlalu manis. Karena itu dapat menyebabkan kadar gula melonjak tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

http://care.diabetesjournals.org/pada.tanggal-10-Februari-2012.html.

http://Waspadji.S.(2009).Penata-laksanaan-Diabetes-Melitus-Terpadu.Edisi-ke-2.Jakarta:Balai-
Penerbit.FKUI.

21
http://Papalia.D.E.Selly.W.Old-dan-Ruth.D.Feldman.(2008).Human-Developoment-Psikologi-
Perke.

22

Anda mungkin juga menyukai