Definisi
Tumor laring merupakan suatu neoplasma yang ditandai dengan sebuah tumor yang
berasal dari epitel struktur laring dan merupakan massa abnormal jaringan yang
pertumbuhannya berlebihan dan tidak terkoordinasikan dengan pertumbuhan jaringan
normal meskipun rangsangan yang memicu perubahan tersebut telah berhenti.
1. Tumor Jinak Laring
Tumor jinak laring tidak benyak ditemukan, hanya kurang lebih 5% dari semua jenis
tumor laring. Tumor jinak laring dapat berupa:
- papiloma laring ( frekuensi terbanyak)
- adenoma
- kondroma
- mioblastoma sel granuler
- hamangioma
- lipoma
- neurofibroma
2. Tumor Ganas Laring/ Malignancy
Etiologi karsinoma laring belum diketahui dengan pasti. Dikatakan oleh para ahli
bahwa perokok dan peminum alkohol merupakan kelompok orang-orang dengan
resiko tinggi terhadap karsinoma laring. Penelitian epidemiologik menggambarkan
beberapa hal yang diduga menyebabkan terjadinya karsinoma laring yang kuat ialah
rokok, alkohol dan terpapar oleh sinar radioaktif
B. Etiologi
Penyebab tumor laring belum diketahui dengan pasti. Dikatakan oleh para ahli
bahwa perokok dan peminum alkohol merupakan kelompok orang – orang dengan resiko
tinggi terhadap terjadinya tumor laring. Penelitian epidemiologik menggambarkan
beberapa hal yang diduga menyebabkan terjadinya kanker laring yang kuat ialah rokok,
alkohol, dan oleh sinar radioaktif. Namun ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan
resiko terjadinya kanker, sebagai berikut :
a. Faktor Lingkungan
Merokok sigaret meningkatkan resiko terjadinya kanker paru – paru, mulut, laring
(pita suara), dan kandung kemih darah, seperti Leukemia.
b. Faktor Makanan yang mengandung bahan kimia.
Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab kanker, terutama
kanker pada saluran pencernaan. Contoh jenis makanan yang dapat menyebabkan
kanker adalah Makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar)
meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung. Minuman yang mengandung
alkohol menyebabkan berisiko lebih tinggi terhadap kanker kerongkongan. Zat
pewarna makanan. Logam berat seperti merkuri yang sering terdapat pada makanan
laut yang tercemar seperti: kerang dan ikan. Berbagai makanan (manis, tepung) yang
diproses secara berlebihan.
c. Virus
Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker laring antara lain Virus Epstein-
Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt, sedangkan di China virus ini
menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Ini terjadi karena faktor lingkungan
dan genetik.
C. Patofisiologi
Tumor laring yang terbatas pada pita suara tumbuh perlahan karena suplai limfatik
yang jarang. Di tempat manapun yang kering (epiglottis, pita suara palsu, dan sinus-sinus
piriformis). Banyak mengandung pembuluh limfe, dan kanker pada jaringan ini biasanya
meluas dengan cepat dan segera bermefastase ke kelenjar limfe leher bagian dalam.
Orang-orang yang mengalami serak yang bertambah berat atau suara serak lebih dari 2
minggu harus segera memeriksakan dirinya. Suara serak merupakan tanda awal kanker
pita suara, jika pengobatan dilakukan pada saat serak timbul (yang disebabkan tumor
sebelum mengenai seluruh pita suara) pengobatan biasanya masih memungkinkan.
Tanda-tanda metastase kanker pada bagian laring biasanya berupa pembengkakan pada
leher, nyeri pada jakun yang menyebar ke telinga, dispread, disfagia, pembesaran kelenjar
limfe dan batuk. Diagnosa kanker laring dibuat berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik
terhadap laring dengan laringoskopi langsung dan dari biopsy dan dari pemeriksaan
mikroskopi terhadap laring
D. Pathway
E. Gejala Klinis
1. Nyeri tenggorok
2. Sulit menelan
3. Suara Serak
4. Hemoptisis dan batuk
5. Sesak nafas
6. Berat Badan turun
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Laringoskop; Untuk menilai lokasi tumor, penyebaran tumor
2. Foto thoraks; Untuk menilai keadaan paru, ada atau tidaknya proses spesifik dan
metastasis di paru
3. CT-Scan; Memperlihatkan keadaan tumor/penjalaran tumor pada tulang rawan tiroid
dan daerah pre-epiglotis serta metastasis kelenjar getah bening leher
4. Biopsi laring; Untuk pemeriksaan patologi anatomik dan dari hasil patologi anatomik
yang terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa
H. Penatalaksanaan Medis
1. Stadium I dikirim untuk radiasi, stadium 2 dan 3 untuk operasi dan stadium 4 operasi
dengan rekonstruksi atau radiasi
2. Terapi Radiasi; Pada pasien yang hanya mengalami satu pita suara yang sakit dan
mormalnya dapat digerakkan. Terapi radiasi juga dapat digunakan secara proferatif
untuk mengurangi ukuran tumor
3. Operasi : Laringektomi
a. Laringektomi Parsial: direkomendasikan pada kanker area glottis tahap dini ketika
hanya satu pita suara yang terkena
b. Leringektomi Supraglotis: digunakan untuk tumor supraglotis
c. Laringektomi hemivertikal: dilakukan jika tumor meluas diluar pita suara, tetapi
perluasan tersebut kurang dari 1 cm dan terbatas pada area subglotis
d. Laringektomi Total : dilakukan ketika tumor meluas diluar pita suara
4. Pemakaian Sitostatika belum memuaskan,biasanya jadwal pemberian sitostatika tidak
sampai selesai karena keadaan umum memburuk
5. Rehabilitasi khusus (voice rehabilitation), agar pasien dapat berbicara/ bersuara
sehingga dapat berkomunikasi secara verbal. Rehabilitasi suara dapat dilakukan
dengan pertolongan alat bantu suara yakni semacam vibrator yang ditempelkan di
daerah sub mandibula, ataupun dengan suara yang dihasilkan dari esofagus
(esophangeal speech) melalui proses belajar
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d penekanan serabut syaraf oleh sel-sel tumor
b. Bersihan jalan napas tak efektif b/d sekret yang berlebihan
c. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d disfagia
d. Gangguan komunikasi verbal b/d afonia
3. Intervensi Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d penekanan serabut syaraf oleh sel-sel tumor
Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan rasa nyeri bisa teratasi
atau berkurang
Kriteria Hasil: klien merasa nyaman
NO INTERVENSI RASIONAL
1 Tentukan riwayat nyeri, misal : Pengalaman nyeri adalah individu atau
lokasi nyeri, frekuensi, durasi digabungkan dengan baik respon fisik
dan intensitas (skala 1-10) dan dan emosional.
tindakan penghilangan yang
digunakan.
2 Bimbing pasien dalam Meningkatkan relaksasi dan membantu
penggunaan keterampilan memfokuskan kembali perhatian.
manajemen nyeri (misal :
teknik relaksasi) tertawa, musik
dan sentuhan teraupetik.
c. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d disfagia
NO INTERVENSI RASIONAL
1 Tinjau ulang kemampuan Mengetahui seberapa jauh kemampuan
pasien menelan, catat luasnya menelan klien
paralisis fasial
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah, Jakarta: EGC.
Pedoman Diagnosis dan Terapi, Lab/UPF Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan
Tenggorokan RSUD Dr Soetomo Surabaya