Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

KANKER BULI

Disusun Oleh :
Dyan Nitarahayu
NIM. P07220215017

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2016/2017
KANKER BULI

KONSEP DASAR PENYAKIT

A. Definisi
Menurut doenges (2009) kanker kandung kemih adalah pertumbuhan
maligna dari sel kanker di jaringan epitel dalam kandung kemih yang mana
pertumbuhannya bersifat parasit dan merugikan manusia sebagai
hospesnya.
Neoplasma yang terbentuk oleh sel-sel abnormal dalam kandung kemih
atau buli-buli terus-menerus secara tidak terbatas, tidak berkoordinasi
dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh (Ach. Tjarrta,
2009).
Kanker kandung kemih (karsinoma buli-buli adalah kanker yang
mengenai kandung kemih dan kebanyakan menyerang laki-laki berusia di
atas 50 tahun (Nursalam, 2009).
Dapat disimpulkan bahwa carsinoma buli-buli adalah tumor yang
didapatkan pada buli-buli atau kandung kemih oleh sel abnormal yang
tumbuh secara terus-menerus dan merugikan bagi manusia sebagai hospes
dimana keluhan yang paling sering dikeluhkan adalah hematuria tanpa rasa
sakit yaitu keluar air kencing warna merah terus.

B. Etiologi
Menurut Nursalam, 2009 etiologi yang pasti dari kanker kandung
kemih tidak diketahui. Akan tetapi ada kanker ini memiliki beberapa faktor
resiko:
1. Para pekerja di pabrik kimia (terutama cat), laboratorium pabrik korek
api, tekstil, pabrik kulit, dan pekerja salon karena sering terpapar oleh
bahan karsinogen (senyawa air aromatik 2 naftilamin, bensidin, dan 4
aminobifamil).
2. Perokok aktif karena rokok mengandung bahan karsinogen berupa amin
aromatic dan nitrosamine.
3. Infeksi saluran kemih seperti E. Coli dan proteus spp yang
menghasilkan nitrosamine sebagai zat karsinogen.
4. Sering mengkonsumsi kopi, pemanis buatan yang mengandung sakarin
dan siklamat, serta pemakaian obat-obatan siklofosfamid melalui
intravesika, fenasetin, opium, dan antituberkulosis INH dalam jangka
waktu lama.

C. Tanda dan Gejala


Gejalanya bisa berupa:
1. Hematuria (adanya darah dalam kencing).
2. Rasa terbakar atau nyeri ketika berkemin.
3. Desakan untuk berkemih.
4. Sering berkemih terutama malam hari dan pada fase selanjutnya sukar
kencing.
5. Badan terasa panas dan lemah.
6. Nyeri pinggang karena tekanan saraf.
7. Nyeri pada satu sisi karena hydronefrosis.
Gejala dari kanker vesika uranaria menyerupai gejala infeksi kandung
kemih (sititis) dan kedua penyakit ini bisa terjadi secara bersamaan. Patut
dicurigai suatu kanker jika dengan pengobatan standar untuk infeksi,
gejalanya tidak menghilang.
D. Pathway

E. Penatalaksanaan
1. Operasi
a. Reseksi transurethral untuk single/multiple papiloma
b. Dilakukan pada stage 0,A,B1 dan grade I-II-low grade
c. Total cystotomy dengan pengangkatan kel. Prostate dan urinary
diversion untuk :
Transurethral cel tumor pada grade 2 atau lebih
Aquamosa cal Ca pada stage B-C
2. Radioterapy
a. Diberikan pada tumor yang radiosensitive seperti undifferentiated
pada grade III-IV dan stage B2-C.
b. Radiasi diberikan sebelum operasi selama 3-4 minggu, dosis 3000
4000 Rads. Penderita dievaluasi selama 2-4 minggu dengan
interval cystoscopy, foto thoraks dan IVP, kemudian 6 minggu
setelah radiasi direncanakan operasi. Post operasi radiasi
tambahan 2000-3000 Rads selama 2-3 minggu.
3. Chemoterapi
Obat-obat anti kanker :
a. Citral, 5 fluoro urasil
b. Topical chemotherapy yaitu Thic-TEPA, Chemotherapy
merupakan paliatif. 5- Fluorouracil (5-FU) dan doxorubicin
(adriamycin) merupakan bahan yang paling sering dipakai.
Thiotepa dapat dimasukkan ke dalam Buli-buli sebagai
pengobatan topikal. Klien dibiarkan menderita dehidrasi 8 sampai
12 jam sebelum pengobatan dengan theotipa dan obat dibiarkan
dalam Buli-buli selama dua jam.

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Tidak ada tes screening dini yang akurat untuk menemukan penyakit
ini, namun dapat dilakukan sitologi urine untuk melihat adanya sel
kanker. Lavase kandung kemih dengan salin mungkin akurat. Aliran
sitometri dari urine untuk memeriksa ploidi DNA. Pielogram IV untuk
mengevaluasi traktus urinarius bagian atas dan pengisian kandung
kemih. Biopsy pada daerah yang dicurigai.
2. Pemeriksaan air kemih menunjukkan adanya darah dan sel-sel kanker.
3. Sistografi atau urografi intravena bisa menunjukkan adanya
ketidakteraturan pada garis luar dinding kandung kemih.
4. USG, CT scan atau MRI bisa menunjukkan adanya kelainan dalam
kandung kemih.
5. Sistoskopi dilakukan untuk melihat kandung kemih secara langsung
dan mengambil contoh jaringan untuk pemeriksaan mikroskopik.
6. Kadang sistoskopi digunakan untuk mengangkat kanker.

G. Komplikasi
1. Infeksi sekunder bila tumor mengalami ulserasi
2. Retensi urine bila tumor mengadakan invasi ke bladder neck
3. Hydronephrosis oleh karena ureter menglami oklusi

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Pasien.
2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama : Pasien nyeri saat BAK dan agak mengedan, ada
benjolan pada abdomen sebelah bawah, sulit BAB, dan nyeri
diseluruh tubuh terutama dipinggang.
b. Riwayat Penyakit Sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien
saat masuk rumah sakit). Darah keluar sedikit-sedikit saat BAK
dan terasa nyeri sera sulit BAB.
c. Riwayat Penyakit Dahulu (riwayat penyakit yang sama atau
penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien).
d. Riwayat Kesehatan Keluarga, penyakit yang pernah diderita
anggota keluarga yang menjadi faktor resiko.
e. Riwayat psikososial dan spiritual.
f. Kondisi lingkungan rumah.
g. Kebiasaan sehari-hari (pola eliminasi BAK, pola aktivitas latihan,
pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan (rokok,
ketergantungan obat, minuman keras).
3. Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas/Istirahat
Gejala : Merasa lemah dan letih
Tanda : Perubahan kesadaran
b. Sirkulasi
Gejala : Perubahan tekanan darah normal (hipertensi)
Tanda : Tekanan darah meningkat, takikardia, bradikardia,
disritmia
c. Integritas Ego
Gejala : Perubahan tingkah laku atau kepribadian
Tanda : Cemas, mudah tersinggung
d. Eleminasi
Gejala : Perubahan gejala BAK
Tanda : Nyeri saat BAK, Urine bewarna merah
e. Makanan & Cairan
Gejala : Mual muntah
Tanda : Muntah
f. Neurosensori
Gejala : Kehilangan kesadaran sementara (Vertigo)
Tanda : Perubahan kesadaran sampai koma, perubahan mental
g. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Sakit pada daerah abdomen
Tanda : Wajah menyeringai, respon menarik pada rangsangan
nyeri
h. Interaksi Sosial
Gejala : Perubahan interaksi dengan orang lain
Tanda : Rasa tak berdaya, menolak jika diajak berkomunikasi
i. Keamanan
Gejala : Trauma baru
Tanda :Terjadi kekambuhan lagi
j. Seksualisasi
Gejala : Tidak ada sedikitnya tiga silus menstruasi berturut-turut
Tanda : Atrofi payudara, amenorea
k. Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga lebih tinggi dari normal untuk insiden
depresi
Tanda : Prestasi akademik tinggi

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan
jaringan syaraf, infiltrasi system suplai syaraf, obtruksi jalur syaraf,
inflamasi).
2. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi/iritasi kandung
kemih.
3. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan
hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker.
4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit,
diagnosis tumor.
5. Resiko infeksi berhubungan dengan pembedahan.

C. Rencana Keperawatan

No. DIAGNOSA
TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
Dx KEPERAWATAN
1 Nyeri berhubungan NOC: NIC :
dengan proses Pain Level Pain Management
penyakit Pain Control 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
Comfort Level komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
Kriteria Hasil: kualitas, dan faktor presipitasi
1. Mampu mengontrol 2. Observasi reaksi nonverbal dari
nyeri (tahu penyebab ketidaknyaman
nyeri, mampu 3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik
menggunakan teknik untuk mengetahui pengalaman nyeri
nonfarmakologi untuk pasien
mengurangi nyeri, 4. Evaluasi pengalaman nyeri masa
mencari bantuan) lampau
2. Melaporkan bahwa 5. Kontrol lingkungan yang dapat
nyeri berkurang mempengaruhi nyeri seperti suhu
dengan menggunakan ruangan, pencahayaan dan kebisingan
manajemen nyeri 6. Pilih dan lakukan penanganan nyeri
3. Mampu mengenali (farmakologi, non farmakologi dan
nyeri (skala, interpersonal)
intensitas, frekuensi 7. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
dan tanda nyeri) menentukan intervensi
4. Menyatakan rasa 8. Ajarkan tentang teknik non
nyaman setelah nyeri farmakologi
berkurang 9. Berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri
10. Tingkatkan istirahat

2 Gangguan eliminasi NOC: NIC:


urine berhubungan v Urinary Eleimination Urinary Retention Care
dengan v Urinary Contiunence 1. Monitor intake dan output
obstruksi/iritasi 2. Monitor penggunaan obat
kandung kemih Kriteria Hasil : antikolinergik
1. Kandung kemih kosong 3. Monitor derajat distensi bladder
secara penuh 4. Instruksikan kepada pasien dan
2. Tidak ada residu urine keluarga untuk mencatat output urine
>100-200 cc 5. Sediakan privasi untuk eliminasi
3. Intake cairan dalam 6. Stimulasi reflek bladder dengan
rentang normal kompres dingin pada abdomen
4. Bebas dari ISK 7. Kateterisasi jika perlu
5. Tidak ada spasme 8. Monitor tanda dan gejala ISK (panas,
bladder hematuria, perubahan bau dan
6. Balance cairan konsistensi urin)
seimbang

3 Nutrisi kurang dari NIC: NOC:


kebutuhan tubuh Nutritional status : food Nutrion Management
berhubungan and fluid intake 1. Kaji adanya alergi makanan
dengan Nutrional status : nutrien 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
hipermetabolik intake menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang berhubungan Weight control yang dibutuhkan pasien
dengan kanker 3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan
Kriteri Hasil : intake Fe
1. Adanya peningkatan 4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan
BB sesuai dengan protein dan vitamin C
tujuan 5. Berikan substasi gula
2. BB ideal sesuai dengan 6. Yakinkan diet yang dimakan
tinggi badan mengandung tinggi serat untuk
3. Mampu mencegah konstipasi
mengidentifikasi 7. Berikan makanan yang terpilih (sudah
kebutuhan nutrisi dikonsultasikan dengan ahli gizi)
4. Tidak ada tanda-tanda 8. Ajarkan pasien bagaimana membuat
malnutrisi catatan makanan harian
5. Menunjukan
peningkatan fungsi Nutrition monitoring
pengecapan dari 1. BB pasien dalam batas normal
menelan 2. Monitor adanya penurunan BB
6. Tidak terjadi 3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang
penurunan BB yang biasa dilakukan, monitor interaksi anak
berarti atau orangtua selama makan
4. Monitor lingkungan selama makan
5. Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi
6. Monitor turgor kulit
7. Monitor kekeringan, rambut kusam
dan mudah patah
8. Monitor mual dan muntah

4 Cemas NOC: NIC:


berhubungan v Anxiety Control Anxiety Reduction (Penurunan Kecemasan)
dengan diagnosis v Coping 1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
tumor v Impulse Control 2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
pelaku pasien
Kriteria hasil : 3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang
1. Klien mampu dirasakan selama prosedur
mengidentifikasi dan 4. Pahami prespektif pasien terhadap
mengungkapkan situasi stres
gejala cemas 5. Temani pasien untuk memberikan
2. Mengidentifikasikan, keamanan dan mengurangi takut
mengungkapkan, dan 6. Berikan informasi faktual mengenai
menunjukkan teknik diagnosis, tindakan prognosis
untuk mengontrol 7. Dorong keluarga untuk menemani
cemas pasien
3. TTV dalam batas 8. Dengarkan dengan penuh perhatian
normal 9. Identifiksi tingkat kecemasan
4. Postur tubuh, ekspresi 10. Bantu pasien mengenal situasi yang
wajah, bahasa tubuh, menimbulkan kecemasan
dan tingkat aktivitas 11. Dorong pasien untuk mengungkapan
menunjukan perasaan, ketakutan, persepsi
kekurangan 12. Intruksikan pasien menggunakan teknik
kecemasan relaksasi
13. Berikan obat untuk mengurangi
kecemasan

6 Resiko infeksi NOC: NIC:


berhubungan Immune Status Infection Control (Kontrol Infeksi)
dengan Knowledge:Infection 1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai
pembedahan Control pasien lain
Risk Control 2. Pertahankan teknik isolasi
3. Batasi pengunjung bila perlu
Kriteria Hasil : 4. Instruksikan pada pengunjung untuk
1. Klien bebas dari tanda mencuci tangan saat berkunjung dan
dan gejala infeksi setelah berkunjung meninggalkan pasien
2. Mendeskripsikan 5. Gunakan sabun antimikroba untuk cuci
proses penularan tangan
penyakit, faktor yang 6. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
mempengaruhi tindakan keperawatan
penularan serta 7. Gunakan baju, sarung tangan sebagai
penatalaksanaannya alat pelindung
3. Memunjukan kemam 8. Pertahankan lingkungan aseptik selama
puan untuk mencegah pemasanan alat
timbulnya infeksi 9. Ganti letak IV perifer san line cental dan
4. Jumlah leokosit dalam dressing sesuai dengan petunjuk umum
batas normal 10. Gunakan kateter intermiten untuk
5. Menunjukan perilaku menurunkan infeksi kandung kencing
hidup sehat 11. Tingkatkan intake nutrisi
12. Berikan terapi antibiotik bila perlu

Infection Protection
1. Monitor tanda dan gejala infeksi
sistemik dan lokal
2. Monitor kerentanan terhadap infeksi
3. Batasi pengunjung
4. Saring pengunjung terhadap penyakit
menular
5. Pertahankan teknik isolasi k/p
6. Berikan perawatan kulit pada area
epidema
7. Inspeksi kulit dan membran mukossa
terhadap kemerahan, panas, drainase
8. Inspeksi kondisi luka/insisi bedah
9. Dorong masukan nutrisi yang cukup
10. Dorong masukan cairan
11. Dorong istirahat
12. Instruksikan pasien untuk minum
antibiotik sesuai resep
13. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan
gejala infeksi
14. Ajarkan cara menghindari infeksi
15. Laporkan kecurigaan infeksi
16. Laporkan kultur positif

Daftar Pustaka

Aini, Nur. 2014. Asuhan Keperawatan Sistem Perkemihan. Alamat web: http://s1-
keperawatan.umm.ac.id/files/file/ASKEP%20BPH%20&%20NEOPLASMA.
pdf. Diakses pada tanggal 10 September 2017, pukul 01.00 wita.
Brunner dan Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8, volume 2.
Jakarta: EGC.
Digiulio Mary, dkk. 2007. Medical Surgical Nursing Demystified. New York
Chicago.
Sudoyo, W Aru. 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: EGC
Widya, Enny. 2012. Penatalaksanaan Ca Buli. Alamat web:
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-ennywidyaw-5113-
2-babii.pdf. Diakses pada tanggal 10 September 2017, pukul 09.30 wita.

Anda mungkin juga menyukai