Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH KEPERAWATAN KEPERAWATAN JIWA

LAPORAN PENDAHULUAN & STRATEGI PELAKSANAAN


DEFISIT PERAWATAN DIRI

KELOMPOK 5 S1 KEPERAWATAN 5A :

1. Nur Cahyaningtyas ( 201802032 )


2. Nurul Khasanah ( 201802033)
3. Oktaviani R. ( 201802034 )
4. Riri Arum S. ( 201802036 )

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA MULIA
MADIUN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT dimana berkat limpahan taufik dan
hidayahnya kami  dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta Salam kita panjatkan kepada
Nabi besar Muhammad SAW beserta sahabat dan keluarganya semoga kita mendapat safaat di
Yaumil Akhir, aamiin.
Kami berharap dengan di buatnya makalah ini dapat menyampaikan sedikit tentang
“Laporan Pendahuluan & Strategi Pelaksanaan Defisit Perawatan Diri” sehingga mampu
menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa, dan dapat terwujud masyarakat dan
lingkungan yang sehat.
Ucapan terima kasih kami sampaikan pada ibu Mega Arianti P, S.Kep., Ners., M.Kep.
selaku Kaprodi S1 Keperawatan, dan ibu Asrina Pitayanti, S.Kep., Ners., M.Kes. selaku dosen
Keperawatan Jiwa di STIKES Bakti Husada Mulia Madiun yang telah membimbing kami, dan
kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan ini sehingga kelak akan mendorong
kemampuan dan skill mahasiswa dalam bidang akademik serta keilmuan. Serta mampu
mendorong kemajuan dunia pendidikan dan kesehatan di Indonesia.

Madiun, 10 Februari
2021

Penyusun
LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

I. KASUS (MASALAH UTAMA) :

Defisit Perawatan Diri

II. PROSES TERJADINYA MASALAH

1. Pengertian

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya,kesehatan dan kesejateraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien
dinyatakan terganggu keperatawan dirinya jika tidak dapat melakukan keperawatan diri
(Depkes, 2000)
Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada pasien dengan
gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk
melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri terlihat dari
ketidakmampuan merawat kebersihan diri antaranya mandi, makan minum secara
mandiri, berhias secara mandiri, toileting (BAK/BAB) (Damaiyanti, 2012)

2. Rentang Respon

Respon adaptif Respon maladaptif

Pola perawatan diri Kadang perawatan Tidak melakukan perawatan


seimbang diri kadang tidak diri pada saat stress

a. Pola perawatan diri seimbang: saat pasien mendapatkan stressor dan mampu ntuk
berperilaku adatif maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih
melakukan perawatan diri.
b. Kadang melakukan perawatan diri kadang tidak: saat pasien mendapatan stressor
kadang-kadang pasien tidak menperhatikan perawatan dirinya.
c. Tidak melakukan perawatan diri: klien mengatakan dia tidak perduli dan tidak bisa
melakukan perawatan saat stresso (Ade, 2011)

3. Penyebab

Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah
kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes (2000), penyebab kurang
perawatan diri adalah:
a. Faktor Predisposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
2) Biologis.
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan
diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor Presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang
dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri. Menurut Depkes (2000) Faktor – faktor yang mempengaruhi
personal hygiene adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes
mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya.

4. Tanda dan gejala


Menurut Depkes (2000) tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah :
1) Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor.
b. Rambut dan kulit kotor.
c. Kuku panjang dan kotor.
d. Gigi kotor disertai mulut bau.
e. Penampilan tidak rapi.
2) Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif.
b. Menarik diri, isolasi diri.
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3) Sosial
a. Interaksi kurang.
b. Kegiatan kurang.
c. Tidak mampu berperilaku sesuai normal.
d. Cara makan tidak teratur.
e. BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu
mandiri.
5. Akibat
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang seering
terjadi adalah: gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku
b. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygine adalah gangguan
kebutuhan aman nyaman , kebutuhan cinta mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial (Damaiyanti, 2012)
III. A. POHON MASALAH

Effect Risiko Perilaku Kekerasan

Core Problem Defisit Perawatan Diri

Cause Harga Diri Rendah Kronis

Koping Individu Tidak Efektif

B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI

1 Defisit perawatan diri (mandi)


Data Subjektif : tidak mau mandi, malas mandi.
Data Objektif : badan kotor, lusuh, bau tidak sedap, pakaian kotor , rambut dan kulit
kotor.
- Defisit perawatan diri (berhias)
Data Subjektif : idak tahu cara berdandan yang benar.
Data Objektif : pakaian lusuh, dandanan tidak rapi, pakaian tidak sesuai dengan
yang sebenarnya.
- Defisit perawatan diri (makan/minum)
Data Subjektif : tidak tahu cara makan yang baik.
Data Objektif : makan berantakan,makan berceceran.
- Defisit perawatan diri (bab/bak)
Data Subjektif : tidak tahu cara eliminasi yang benar.
Data Objektif : bab/bak sembarang tempat.
2. Harga Diri Rendah Kronis
Data Subjektif : Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data Objektif : Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternative tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup.

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Defisit perawatan diri (mandi,makan/minum,berdandan,bak/bab)
V. RENCANA KEPERAWATAN

Defisit Perawatan Diri


TUM : Klien dapat mandiri dalam perawatan diri.
1) TUK 1 : Klien dapat membina hungan saling percaya dengan perawat.
Kriteria Evaluasi : Dalam … kali interaksi klien menunjukkan tanda-tanda
percaya kepada perawat:
- Wajah cerah, tersenyum
- Mau berkenalan
- Ada kontak mata
- Menerima kehadiran perawat
- Bersedia menceritakan perasaannya
Tindakan : Bina hubungan saling percaya:
- Beri salam setiap berinteraksi.
- Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan.
- Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.
- Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.
- Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.
- Buat kontrak interaksi yang jelas.
- Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.
- Penuhi kebutuhan dasar klien.
2) TUK 2 : Klien mengetahui pentingnya perawatan diri.
Kriteria Evaluasi : Dalam … kali interaksi klien menyebutkan:
- Penyebab tidak merawat diri.
- Manfaat menjaga perawatan diri.
- Tanda-tanda bersih dan rapi.
- Gangguan yang dialami jika perawatan diri tidak.
Tindakan : . Diskusikan dengan klien:
- Penyebab klien tidak merawat diri.
- Manfaat menjaga perawatan diri untuk keadaan fisik, mental, dan sosial.
- Tanda-tanda perawatan diri yang baik.
- Penyakit atau gangguan kesehatan yang bisa dialami oleh klien bila perawatan
diri tidak adekuat.
3) TUK 3 : Klien mengetahui cara-cara melakukan perawatan diri.
Kriteria Evaluasi : Dalam … kali interaksi klien menyebutkan frekuensi menjaga
perawatan diri:
- Frekuensi mandi
- Frekuensi gosok gigi
- Frekuensi keramas
- Frekuensi ganti pakaian
- Frekuensi berhias
- Frekuensi gunting kuku
Dalam … kali interaksi klien menjelaskan cara menjaga perawatan diri:
- Cara mandi
- Cara gosok gigi
- Cara Keramas
- Cara Berpakaian
- Cara berhias
- Cara gunting kuku

Tindakan :
3.1 Diskusikan frekuensi menjaga perawatan diri selama ini:
- Mandi
- Gosok gigi
- Keramas
- Berpakaian
- Berhias
- Gunting kuku
3.2 Diskusikan cara praktek perawatan diri yang baik dan benar :
- mandi
- gosok gigi
- Keramas
- Berpakaian
- Berhias
- Gunting kuku
3.3 Berikan pujian untuk setiap respon klien yang positif.
4) TUK 4 : Klien dapat melaksanakan perawatan diri dengan bantuan perawat.
Kriteri Evaluasi : Dalam … kali interaksi klien mempraktekkan perawatan diri
dengan dibantu oleh perawat:
- Mandi
- Gosok gigi
- Keramas
- Ganti pakaian
- Berhias
- Gunting kuku
Tindakan :
4.1 Bantu klien saat perawatan diri:
- Mandi
- Gosok gigi
- Keramas
- Ganti pakaian
- Berhias
- Gunting kuku
4.2 Beri pujian setelah klien selesai melaksanakan perawatan diri.
5) TUK 5 : Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri.
Kriteri Evaluasi : Dalam … kali interaksi klien melaksanakan praktek perawatan
diri secara mandiri
- Mandi 2 X sehari
- Gosok gigi sehabis makan
- Keramas 2 X seminggu
- Ganti pakaian 1 X sehari
- Berhias sehabis mandi
- Gunting kuku setelah mulai panjang
Tindakan :
5.1 Pantau klien dalam melaksanakan perawatan diri:
- Mandi
- Gosok gigi
- Keramas
- Ganti pakaian
- Berhias
- Gunting kuku
5.2. Beri pujian saat klien melaksanakan perawatan diri secara mandiri.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Hari, tanggal :

Interaksi ke :1

SP 1 Pasien

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien:

Pasien mengatakan malas, tidak mau mandi, belum mandi.

Pasien menggaruk badan nya, badan terlihat kotor, bau, lusuh.

2. Diagnosa Keperawatan:

Defisit Perawatan Diri

3. Tujuan Khusus:

a. Pasien mampu mandi dan mengganti pakaian secara mandiri.


b. Pasien mampu membersihkan rambut/keramas dan menggosok gigi secara mandiri.
c. Pasien mampu memotong kuku secara mandiri.

4. Tindakan Keperawatan:

a. Identifikasi masalah perawatan diri: kebersihan diri, berdandan, makan/minum,


BAB/BAK.
b. Jelaskan pentingnya kebersihan diri.
c. Jelaskan cara dan alat kebersihan diri.
d. Latih cara menjaga kebersihan diri: mandi dan ganti pakaian, sikat gigi, cuci rambut,
potong kuku.
e. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan mandi, sikat gigi (2 kali per hari), cuci
rambut (2 kali per minggu), potong kuku (1 kali per minggu)
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN

a. ORIENTASI

1. Salam Terapeutik:

”Selamat pagi ibu, perkenalkan nama saya Riri Arum, panggil saya Riri, saya Mahasiswa
dari STIKES BHM Madiun. Hari ini saya dinas pagi dari pukul 07.00-14.00. Nama ibu
siapa, senang dipanggil apa?”

2. Evaluasi/ Validasi:

”Saya lihat dari tadi ibu menggaruk badannya. Kenapa bu?”

”Ibu, apa tadi pagi ibu sudah mandi?”

”Kenapa ibu belum mandi?”

3. Kontrak: (Topik, waktu, dan tempat)

“Kalau gitu bu, bagaimana kalau kita bicara tentang perawatan kebersihan diri. Kira-kira
waktunya 15 menit, tempatnya disini saja. Gimana bu?”

b. KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan

”Ibu berapa kali biasanya mandi?”

”Kenapa jadi seperti itu bu?”

”Kalau begitu kita sekarang bicara tentang pentingnya mandi. Coba ibu pikirkan, kalau
ibu mandi, apa yang ibu rasakan?”

”Nah, sekarang saya akan menyebutkan gunanya jika ibu mandi. Pertama, ibu jadi bersih.
Kalau, yang kedua apa ibu? Coba ibu ingat-ingat dulu.”

”Iya ibu benar, lalu apa lagi bu?”

”Iya betul ibu. Terus, kalau kita tidak mandi apa akibatnya?”

”Ya betul ibu bagus sekali.”

”Baiklah bu, sekarang coba ibu sebutkan dulu alat-alat yang biasanya digunakan ibu
untuk mandi.”

”Saya sebutkan dulu ya bu. Pertama sabun. Lalu, apa lagi bu?”
”Benar, lalu apa lagi bu? Benar sekali bu.”

”Nah ibu sudah tahu kan alat-alat untuk mandi. Sekarang saya akan menjelaskan dan
mempraktikan cara-cara mandi, sikat gigi, cuci rambut, dan potong kuku.”

”Kita mulai dengan menggosok gigi. Pertama beri pasta gigi di atas sikat gigi, beri sedikit
air lalu gosokkan ke gigi, setelah itu kumur-kumur dan buang airnya.”

”Yang kedua keramas dulu ya bu. Pertama, kita guyur seluruh badan dari atas kepala
sampai kaki. Selanjutnya ambil shampo lalu tuangkan sedikit ke telapak tangan, lalu
gosok-gosok sampai berbusa, lalu gosokkan ke rambut kepala. Selanjutnya bilas rambut
hingga busa nya menghilang.”

”Yang ketiga, kita ambil sabun, tuangkan sabun ke telapak tangan lalu gosok-gosok.
Kemudian usapkan keseluruh tubuh dari bagian tangan,badan,lalu kaki. Selanjutnya bilas
kembali busa di tubuh menghilang.”

”Kalau sudah selesai ganti baju dulu, terus kita lanjutkan dengan memotong kuku.”

”Kalau ibu melakukan kegiatan ini nanti badannya tidak gatal dan bau lagi. Ibu akan
menjadi tampak lebih bersih dan wangi.”

”Nah, sekarang kita praktikkan bersama cara membersihkan diri ya bu.”

”Jadi ibu tadi kita sudah selesai mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri dengan
benar. Ibu hebat sekali.”
c. TERMINASI:

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:

Evaluasi Subyektif (Klien):

”Bagaimana perasaan ibu setelah mandi?”

Evaluasi Obyektif (Perawat):

”Ibu masih ingat apa yang kita lakukan tadi?"

”Bagus sekali ibu dapat mengingat nya, jangan lupa untuk dilakukan setiap hari
2x ya bu pagi dan sore.”

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan):

”Selanjutnya ibu, mari masukkan ke jadwal harian. Besok saya cek ya apa sudah
dilakukan atau belum. Kalau ibu sudah melakukan sendiri tanpa diingatkan, nanti
dijadwal ibu tulis M (mandiri) ya, kalau masih perlu diingatkan nanti ibu tulis B
(bantuan) ya.”

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat):

”Besok saya akan menemui ibu jam 09.00 pagi untuk latihan cara berdandan, tempatnya
di ruangan ini saja ya bu. Kalau begitu saya akan kembali ke ruang perawat.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA KELUARGA DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Hari, tanggal :

Interaksi ke :1

SP 1 Keluarga

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:
Pasien mengatakan malas, tidak mau mandi, belum mandi.
Pasien menggaruk badan nya, badan terlihat kotor, bau, lusuh.
2. Diagnosa Keperawatan:

Defisit Perawatan Diri

3. Tujuan Khusus:
a. Keluarga pasien mampu merawat/melatih pasien dalam kebersihan diri dan
berdandan.
b. Keluarga pasien mampu membantu pasien mematuhi jadwal kegiatan yang diberikan.
4. Tindakan Keperawatan:
a. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien.
b. Jelaskan pengertian, tanda & gejala, dan proses terjadinya defisit perawatan diri
(gangguan booklet)
c. Jelaskan cara merawat defisit perawatan diri.
d. Latih dua cara merawat: kebersihan diri dan berdandan.
e. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian.
C. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN

a. ORIENTASI
1. Salam Terapeutik:

”Selamat pagi ibu, perkenalkan nama saya perawat Riri. Nama ibu siapa? Bagaimana
kabar ibu?”

2. Evaluasi/ Validasi:
”Apa saja masalah yang ibu rasakan dalam merawat A?”
3. Kontrak: (Topik, waktu, dan tempat)
“Hari ini kita akan melatih cara merawat: kebersihan diri dan berdandan untuk pasien A.”
”Berapa lama ibu ada waktu? Tempatnya dimana bu?”
b. KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan

”Jadi begini ibu perawatan diri yang utama adalah kebersihan diri, berdandan, makan &
minum, BAB & BAK.”

”Perilaku yang ditunjukkan oleh A itu dikarenakan gangguan jiwanya yang membuat
pasien tidak mempunyai minat untuk mengurus diri sendiri.”

”Baik, akan saya jelaskan untuk kebersihan diri. Kami telah melatih A untuk mandi yaitu
gosok gigi, keramas, ganti baju, potong kuku, serta berdandan.”

”Kami harapkan ibu dapat menyediakan alat-alatnya. Pasien A juga telah mempunyai
jadwal pelaksanaannya untuk berdandan, karena anak ibu perempuan. Kami harapkan
dimotivasi sehabis mandi untuk sisiran yang rapi, dipakaikan bedak, dan lipstik.

”Kalau pasien A tidak mau melakukan perawatan diri apa yang akan ibu lakukan?”

”Ya betul sekali ibu.”

”Ibu juga perlu mendampinginya pada saat pasien merawat diri, sehingga dapat diketahui
apakah pasien A sudah bisa mandiri atau mengalami hambatan dalam melakukannya.”
c. TERMINASI:

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:

Evaluasi Subyektif (Keluarga):

”Bagaimana perasaan ibu setelah kita berlatih cara merawat A?”

Evaluasi Obyektif (Perawat):

”Coba Ibu sebutkan lagi apa saja yang harus diperhatikan dalam membantu anak ibu
dalam melakukan perawatan diri?”

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan):

”Setelah ini coba ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali ibu membesuk A.”

”Dan dirumah nanti, coba ibu dampingi dan membantu pasien A saat melakukan
perawatan diri.”

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat):

”Besok ibu datang kemari lagi untuk melakukan cara merawat dan memotivasi pasien A
dalam kegiatan selanjutnya yaitu makan & minum serta BAB & BAK. Ibu besok bisa
datang jam berapa?

”Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya bu, saya permisi dulu.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Hari, tanggal :

Interaksi ke :2

SP 2 Pasien

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:

Pasien mengatakan malas berdandan.

Rambut pasien tampak acak-acakan, muka kusam, bibir pucat.

2. Diagnosa Keperawatan:

Defisit Perawatan Diri

3. Tujuan Khusus:
a. Pasien mampu bendandan secara mandiri
b. Pasien mampu menyisir rambut, dan berias muka secara mandiri.
4. Tindakan Keperawatan:
a. Evaluasi kegiatan kebersihan diri. Beri pujian.
b. Jelaskan cara dan alat untuk berdandan.
c. Latih cara bendandan setelah kebersihan diri: sisiran, rias muka untuk perempuan.
d. Masukan pada jadwal kegiatan untuk kebersihan diri dan berdandan.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
a. ORIENTASI
1. Salam Terapeutik:

”Selamat pagi ibu A, apa kabar ibu hari ini?”

2. Evaluasi/ Validasi:

”Bagaimana mandinya? Sudah di tandai dijadwal harian?”

3. Kontrak: (Topik, waktu, dan tempat)


“Hari ini kita akan latihan berdandan supaya ibu A tampak rapi dan cantik. Mari ibu kita
membawa alat-alat riasnya (cermin, sisir, bedak, dan lipstik)”
b. KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan

”Tadi pagi sudah diganti pakainnya sehabis mandi?”

”Bagus ibu..”

”Coba ibu liat di cermin ini bagaimana penampilan ibu sekarang?”

”Ya ibu tampak tidak rapi, rambut tampak acak-acakan.”

”Nah sekarang kita mulai dari cara menyisir rambut yang berguna supaya rambut ibu
terlihat rapi, cara nya ibu sekarang coba ambil sisir yang mana?”

”Ya betul ibu, sekarang coba arahkan sisir pada rambut lalu ibu sisir.”

”Ya betul ibu, jadi menyisir dari arah atas kebawah ya.”

”Nah, selanjutnya ibu ambil bedak dan gunakan pada wajah ibu, sebelum itu liat wajah
ibu menggunakan cermin sambil dibedakin mukannya, yang rata dan tipis.”

”Ya betul bagus sekali ibu. Nah ibu sudah dibedak sekarang tinggal di beri lipstik.”

”Apakah ibu tau lipstik yang mana?”

”Ya betul,sekarang oleskan pada bibir ibu dioles tipis saja dengan liat ke cermin.”

”Nah sekarang coba ibu liat di cermin penampilan ibu nampak rapi dan cantik kan dari
sebelum berdandan tadi.”
c. TERMINASI:

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:

Evaluasi Subyektif (Klien):

”Bagaimana perasaan ibu setelah belajar berdandan?”

Evaluasi Obyektif (Perawat):

”Ibu masih ingat apa yang kita lakukan tadi?"

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan):

”Bagus sekali ibu masih mengingatnya, selanjutnya ibu, mari masukkan ke jadwal harian
untuk kebersihan diri dan berdandan. Besok saya cek ya apa sudah dilakukan atau
belum.”

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat):

”Besok saya akan menemui ibu jam 09.00 pagi untuk latihan cara makan dan minum.
tempatnya di ruangan ini saja ya bu. Kalau begitu saya akan kembali ke ruang perawat.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA KELUARGA DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Hari, tanggal :

Interaksi ke :2

SP 2 Keluarga

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:

Pasien mengatakan malas berdandan.

Rambut pasien tampak acak-acakan, muka kusam, bibir pucat.

2. Diagnosa Keperawatan:

Defisit Perawatan Diri

3. Tujuan Khusus:
a. Keluarga pasien mampu merawat/melatih pasien.
b. Keluarga pasien mampu melatih cara makan & minum, BAB & BAK.
4. Tindakan Keperawatan:
a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien kebersihan diri. Beri
pujian.
b. Latih dua (yang lain) cara merawat: makan & minum, BAB & BAK.
c. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
a. ORIENTASI
1. Salam Terapeutik:

”Selamat pagi ibu S, apa kabar ibu hari ini?”

2. Evaluasi/ Validasi:

”Sesuai janji kita kemarin kita sekarang bertemu kembali.”

”Bagaimana ibu kemarin setelah dilatih untuk melakukan cara merawat kebersihan diri
dan berdandan, ada pertanyaan atau kesulitan?”

3. Kontrak: (Topik, waktu, dan tempat)


“Hari ini kita akan melatih cara merawat: makan & minum, dan BAB & BAK.”
”Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung ke A ya?”
”Berapa lama ibu ada waktu? Tempatnya dimana bu?”
b. KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan

”Sekarang anggap saya adalah A, coba praktekkan cara memotivasi A untuk makan &
minum sesuai jadwal.”

”Bagus, betul begitu caranya.”

”Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada A.”

”Bagus, bagaimana kalau cara memotivasi A untuk melakukan BAB & BAK secara
mandiri?

”Bagus sekali, ibu sudah mengerti cara merawat A.”

”Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada A?”

(Ulangi lagi semua cara diatas langsung kepada pasien)


c. TERMINASI:
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:

Evaluasi Subyektif (Keluarga):

”Bagaimana perasaan ibu setelah kita berlatih cara merawat A?”

Evaluasi Obyektif (Perawat):

”Setelah ini coba ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali ibu membesuk A.”

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan
hasil tindakan yang telah dilakukan):

”Baiklah bagaimana kalau besok ibu datang kembali kesini dan kita akan mencoba lagi
cara merawat A yang lain sampai ibu lancar melakukannya.”

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat):

”Jam berapa ibu bisa kemari?”

”Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya bu.”


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Hari, tanggal :

Interaksi ke :3

SP 3 Pasien

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:

Pasien kesulitan menggunakan alat makan dan minum.

Pasien makan dengan berceceran, minum sampai baju nya basah.

2. Diagnosa Keperawatan:

Defisit Perawatan Diri

3. Tujuan Khusus:
a. Pasien mampu menggunakan alat makan dan minum secara mandiri.
b. Pasien mampu makan dan minum secara mandiri.
4. Tindakan Keperawatan:
a. Evaluasi kegiatan kebersihan diri dan berdandan. Beri pujian.
b. Jelaskan cara dan alat makan dan minum.
c. Latih cara makan dan minum yang baik.
d. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan kebersihan diri, berdandan dan makan &
minum yang baik.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
a. ORIENTASI
1. Salam Terapeutik:

”Selamat pagi ibu A, masih ingat dengan saya?”

2. Evaluasi/ Validasi:
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Hari ini saya lihat ibu sudah bersih ya, rambut juga
sudah disisir rapi,pakai bedak, kukunya sudah digunting, bajunya juga cantik. Bagus
sekali.”
3. Kontrak: (Topik, waktu, dan tempat)
“Hari ini kita akan bicara tentang kebutuhan makan dan minum, cara makan dan minum.
Apakah ibu bersedia?”
“Berapa lama ibu mau berbincang bincang? Bagaimana kalau 20 menit? Ibu mau
berbincang bincang dimana? Bagaimana kalau di depan kamar saja?”
b. KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan
“Kalau kita makan dan minum alat nya apa aja bu?”

“Jadi harus ada gelas , piring, dan sendok ya? Sekarang piring gunanya untuk apa?”

“Ya benar sekali untuk menaruh makanan, selanjutnya sendok untuk apa?”

“Kalau gelas disiapkan untuk apa?”

“Bagus sekali bu, sudah bisa menjawab dengan benar.”

“Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun sesudah makan?”

“Betul, oh ya jika makan harus di meja makan ya.”

“Sebelum makan kita harus cuci tangan pakai sabun. Ya mari kita praktekkan.”

“Setelah itu duduk dan ambil makanan.”

“Sebelum disantap kita doa dulu. Silakan ibu yang pimpin”

“Bagus, mari kita makan. Saat makan kita harus menyuap makan satu persatu dengan

pelan-pelan.”
“Setelah kita makan kita bereskan piring dan gelas yang kotor”

“Ya betul dan kita akhiri dengan cuci tangan.”

c. TERMINASI:
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:

Evaluasi Subyektif (Klien):

“Bagaimana perasaan ibu setelah kita belajar makan dan minum?”

Evaluasi Obyektif (Perawat):

”Ibu masih alat apa saja yang kita gunakan untuk makan dan minum?”

“ Setelah makan dan minum apa saja yang kita lakukan?”


2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan):

”Selanjutnya ibu, mari masukkan ke jadwal harian untuk makan dan minum. Besok saya
cek ya apa sudah dilakukan atau belum.”

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat):

”Besok saya akan menemui ibu jam 09.00 pagi untuk latihan cara BAB & BAK,
tempatnya di ruangan ini saja ya bu. Kalau begitu saya akan kembali ke ruang perawat.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA KELUARGA DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Hari, tanggal :

Interaksi ke :3

SP 3 Keluarga

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:
Pasien kesulitan menggunakan alat makan dan minum.
Pasien makan dengan berceceran, minum sampai baju nya basah.
2. Diagnosa Keperawatan:

Defisit Perawatan Diri

3. Tujuan Khusus:
a. Keluarga pasien mampu merawat/melatih pasien cara makan dan minum yang benar.
b. Keluarga pasien dapat membantu memenuhi jadwal kegiatan pasien.
4. Tindakan Keperawatan:
a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien kebersihan diri, berdandan.
Beri pujian.
b. Bimbing keluarga merawat kebersihan diri dan berdandan dan makan & minum
pasien.
c. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan berikan pujian.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
a. ORIENTASI
1. Salam Terapeutik:

”Selamat pagi ibu S, apa kabar ibu hari ini ?”

2. Evaluasi/ Validasi:

”Sesuai janji kita kemarin kita sekarang bertemu kembali.”

”Bagaimana ibu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bicarakan kemarin?”

3. Kontrak: (Topik, waktu, dan tempat)


“Nah, ibu sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan melatih cara merawat dan
membimbing pasien: makan dan minum yang baik tempatnya. Sesuai kesepakatan
kemarin kita melakukannya di ruang perawat, waktunya kira-kira 15 menit. Bagaimana
bu?”

b. KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan

“Nah, sekarang saya akan menjelaskan bagaimana cara melatih pasien makan dan minum
yang baik dan benar.”
“Pertama seperti yang sebelumnya saya katakan berikan motivasi pasien A , kedua
bimbing klien cara maka dan minum yang baik dan benar, merapikan alat makan setelah
makan. Beritahu caranya.”
“Setelah itu, ibu selalu mengingatkan pasien untuk minum obat.”
“Ketiga, selalu berikan pujian.”
“Sekarang kita latihan ya bu. Sebagaimana yang telah kita pelajari tadi, mari kita ke
ruangan pasien A. Saya akan mendampingi dan mengawasi ibu.”
”Ibu, pasien kemarin sudah diberikan jadwal melakukan kegiatan latihan makan dan
minum yang baik dan bena. Saya harap ibu selalu mengawasi jadwal latihan makan dan
minum yang baik pada pasien. Dan beri pujian jika pasien berhasil melaksanakannya.”
c. TERMINASI:
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:

Evaluasi Subyektif (Keluarga):

“Nah ibu, bagaimana perasaanya setelah kita membahas masalah pasien tentang latihan

makan dan minum yang baik?”

Evaluasi Obyektif (Perawat):

“Iya ibu, nah kita sudah mebahas tentang latihan makan dan minum yang baik. Apa ibu
masih ingat apa yang kita bahas tadi?”
“Sekarang coba ibu sebutkan lagi.”
“Bagus, ibu”

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan
hasil tindakan yang telah dilakukan):
“Pastikan ibu selalu mengawasi jadwal yang telah diberikan kepada pasien dan ingat
selalu berikan pujian pada pasien jikan berhasil melakukannya.”

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat):


“Besok ibu bisa datang lagi jam 09.00 pagi untuk membicarakan merawat dan
membimbing BAB & BAK kepada pasien A, follow up ke RSJ/PKM, tanda kambuh dan
rujukan. Tempatnya di ruangan pasien. Apakah ibu bersedia?”
“Kalau begitu besok saya tunggu, saya permisi dulu bu.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Hari, tanggal :

Interaksi ke :4

SP 4 Pasien

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:

Pasien mengatakan kesulitan BAB & BAK.

Pasien memiliki aroma yang pesing, celana tampak basah karena pasien mengompol di
celana.

2. Diagnosa Keperawatan:

Defisit Perawatan Diri

3. Tujuan Khusus:
a. Pasien mampu BAB & BAK dengan baik.

b. Pasien mampu BAB & BAK secara mandiri.

4. Tindakan Keperawatan:

a. Evaluasi kegiatan kebersihan diri, berdandan, makan & minum. Beri pujian,

b. Jelaskan cara BAB dan BAK yang baik.

c. Latih BAB dan BAK yang baik.

d. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan kebersihan diri, berdandan, makan &

minum dan BAB & BAK.


B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
a. ORIENTASI
1. Salam Terapeutik:

”Selamat pagi ibu A, masih ingat dengan saya?”

2. Evaluasi/ Validasi:

”Hari ini saya lihat ibu sudah bersih ya, rambut juga sudah disisir rapi, pakai bedak,
kukunya sudah digunting, bajunya juga cantik. Bagus sekali. Kalau gosok giginya
bagaimana?”

”Bagus sekali ternyata sudah ibu lakukan. Bagaimana makan dan minum hari ini?”

”Jam berapa ibu A makan pagi tadi?”

”Ooh begitu, coba saya lihat jadwalnya mbak?”

”Bagus sekali ibu sudah melakukannya. Mandi 2x sehari sudah dilakukan dengan
mandiri, gosok gigi sehari juga sudah, keramas 2 minggu sekali juga sudah mandiri,
gunting kuku juga sudah 1x seminggu sudah dilakukan secara mandiri. Jadi mbak A
sudah bagus tentang kebersihan dirinya. Kalau berdandan dilakukan sama siapa bu?”

”Oh sudah sendiri bagus sekali. Kalau berpakaiannya bagaimana?”

”Bagus sekali, wah ibu hebat.”

3. Kontrak: (Topik, waktu, dan tempat)


“Hari ini kita akan bicara tentang cara BAB dan BAK. Apakah mbak bersedia?”
”Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit? Ibu mau
berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau di depan kamar mbak?”

b. KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan

”Loh kok basah, ibu ngompol ya?”

”Yaudah ayo kita ganti baju dan celana dulu bu.”

”Ganti baju dan celana dulu, yaudah sekarang ikut saya dulu disana ya.”

”Hayo kalau mau kencing tempatnya dimana?”


”Iya benar sekali. Jangan lupa BAB/BAK yang baik itu di kamar mandi/wc ditempat
yang tertutup dan ada saluran pembuangan kotorannya, jadi tidak BAB/BAK
disembarang tempat ya?

”Nah, sekarang coba ibu jelaskan kepada saya bagaimana cara cebok setelah BAB/BAK.”

”Ya, bagus sekali ya ibu, yang perlu diingat saat cebot adalah membersihkan alat kelamin
dan anus dengan menggunakan air yang bersih dan pastikan tidak ada sisa tinja/air
kencing yang ada di wc/kamar mandi ya.”

”Ya bagus sekali ya, setelah ibu selesai membersihkan tinja/air kencing, selanjutnya ibu
cuci tangan dengan sabun di air mengalir ya, coba tunjukkan cara cuci tangannya
bagaimana?”

c. TERMINASI:
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:

Evaluasi Subyektif (Klien):

”Bagaimana perasaan ibu setelah belajar cara BAB & BAK yang baik?”

Evaluasi Obyektif (Perawat):

”Coba ibu jelaskan kembali bagaimana cara BAB & BAK yang baik itu seperti apa?"

“Ya betul sekali ibu masih mengingatnya, jangan lupa untuk terus dilakukan
seperti itu ya.”
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan):

”Selanjutnya ibu, mari masukkan ke jadwal harian untuk kebersihan diri, berdandan,
makan & minum, dan BAB & BAK. Besok saya cek ya apa sudah dilakukan atau belum.”

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat):

”Besok saya akan menemui ibu jam 09.00 pagi untuk memastikan apakah jadwal
kegiatan yang sudah dibuat ibu dapat melakukannya dengan baik atau tidak. Tempatnya
di ruangan ini saja ya bu. Kalau begitu saya akan kembali ke ruang perawat.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA KELUARGA DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Hari, tanggal :

Interaksi ke :4

SP 4 Keluarga

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:
Pasien mengatakan kesulitan BAB & BAK.
Pasien memiliki aroma yang pesing, celana tampak basah karena pasien mengompol di
celana.
2. Diagnosa Keperawatan:

Defisit Perawatan Diri

3. Tujuan Khusus:
a. Keluarga pasien mampu merawat dan melatih pasien cara BAB & BAK dengan baik.
b. Keluarga pasien dapat memahami tanda kambuh pasien, dan tau harus bagaimana
jika terjadi kekambuhan.
4. Tindakan Keperawatan:
a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien kebersihan diri,
berdandan, makan & minum. Beri pujian.
b. Bimbing keluarga merawat: BAB & BAK pasien.
c. Jelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda kambuh, rujukan.
d. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
a. ORIENTASI
1. Salam Terapeutik:

”Selamat pagi ibu S, apa kabar ibu hari ini ?”

2. Evaluasi/ Validasi:

”Sesuai janji kita kemarin kita sekarang bertemu kembali.”

”Bagaimana ibu kemarin setelah dilatih untuk melakukan cara merawat kebersihan diri,
berdandan dan makan & minum, ada pertanyaan atau kesulitan?”

”Apakah ibu selalu memberikan pujian saat pasien A berhasil melakukannya?”

”Apa yang ibu rasakan setelah membimbing pasien A?”

3. Kontrak: (Topik, waktu, dan tempat)


“Hari ini kita akan berbincang mengenai merawat & membimbing BAB & BAK, follow
up ke PKM, tanda kambuh, dan rujukan. Sesuai kesepakan kemarin kita melakukkannya
disini diruang perawat, waktunya kira-kira 15 menit. Apakh ibu bersedia?”
b. KERJA: Langkah-Langkah Tindakan keperawatan

”Sekarang kita mulai ya bu, anggap saya adalah pasien A. Pertama ibu dapat menanyakan
kepada pasien, apa pasien sudah BAB & BAK, kemudian bantu pasien A untuk latihan
membersihkan diri setelah BAB & BAK.”

”Iya betul, yang ibu lakukan itu sudah benar.”

”Selanjutnya bantu pasien A untuk latihan membersihkan tempat BAB & BAK.”

”Iya betul begitu caranya ya bu, setelah pasien dapat melakukannya ibu memberikan
pujian kepadanya.”

”Sekarang mari ibu kita praktekkan langsung ke pasien A, saya juga akan menemani dan
mengawasi ibu.”

(Ulangi lagi semua cara di atas kepada pasien)


”Baik ibu sudah melakukan kepada pasien dengan sangat baik. Sekarang mari kita
kembali lagi.”

”Ibu, pasien A kemarin sudah diberikan jadwal melakukan kegiatan latihan BAB & BAK.
Saya harap ibu selalu mengawasi jadwal latihan BAB & BAK pasien dengan baik. Jangan
lupa untuk selalu memberikan pujian jika pasien A berhasil melaksanakannya.”

”Baik ibu, suasana kekeluargaan dan lingkungan yang nyaman sangat penting untuk
mempercepat proses penyembuhan pasien. Jadi ibu harus menciptakan kondisi tersebut.
Selain itu juga disini para perawat selalu menemaninya selama perawatan dilakukan dan
mengajak pasien mengobrol disaat waktu santai, memberikan pujian dan juga buat
lingkungan seperti dirumah.”

”Jika ibu di rumah melihat tanda dan gejala pada pasien, seperti malas mandi, tidak mau
menyisir rambut, tidak mau menggosok gigi, tidak mau memotog kuku, tidak mau
berhias, tidak mau mengganti paiakan, tidak mau makan & minum, atau kembali lagi
tidak bisa melakukan BAB & BAK secara mandiri dengan baik. Walaupun ibu sudah
mengajarinya kembali pasien tetap tidak mau. Ibu dapat membawa pasien ke pelayanan
kesehatan.”

”Jika pasien sudah pulang kerumah jangan lupa selalu mengecek kondisi kesehatan dan
mengambil obat secara rutin ke pelayanan kesehatan.”
c. TERMINASI:
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:

Evaluasi Subyektif (Keluarga):

”Bagaimana perasaan ibu setelah kita berlatih cara merawat A?”

Evaluasi Obyektif (Perawat):

”Setelah ini coba ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap hari dirumah.”

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan):

”Baiklah Ibu, jangan lupa untuk selalu mengawasi jadwal yang telah diberikan kepada
pasien dan ingat untuk selalu memberikan pujian jika pasien berhasil melakukannya, agar
pasien dapat melakukanya dengan lancar dirumah dengan lancar.”

3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat):

”Baik ibu berhubung pasien besok siang akan pulang, bagaimana kalau besok jam 09.00
pagi kita bertemu di kamar pasien untuk mengevaluasi kegiatan yang pasien lakukan
selama pasien di rawat di rumah sakit, waktunya sekitan 20 menit.”

”Baik saya tunggu, sampai ketemu besok ya bu.”


DAFTAR PUSTAKA

Damaiyanti. (2012). Asuhan keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.

Depkes, R. (2000). Keperawatan Jiwa : Teori dan Tindakan keperawatan Jiwa. Jakarta: Depkes
RI.

PPNI.2018.Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi 1.


Jakarta:DPP PPNI

PPNI. 2016. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia. Definisi dan Tindakan keperawatan,
edisi 1. Jakarta:DPP PPNI

Buku Pedoman Kerja Mahasiswa (BPKM) Keperawatan Jiwa Stikes Bhakti Husada Mulia
Madiun. 2020

Anda mungkin juga menyukai