1. Judul
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn. A DENGAN MASALAH UTAMA
HARGA DIRI RENDAH DI RUANG ARIMBI 1 RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
DR. AMINO GONDOHUTOMO
2) Faktor Presipitasi
a. Faktor presipitasi dapat disebabkan oleh faktor dari dalam atau faktor dari
luar individu (internal or eksternal sources), yang dibagi 5 (lima)
kategori:
1. Ketegangan peran adalah stress yang berhubungan dengan frustasi
yang dialami individu dalam peran atau posisi yangdiharapkan.
2. Konflik peran : ketidaksesuaian peran antara yang dijalankan dengan
yangdiinginkan.
3. Peran yang tidak jelas : kurangnya pengetahuan individu tentang peran
yangdilakukannya.
4. Peran berlebihan : kurang sumber yang adekuat untuk menampilkan
seperangkat peran yang komleks.
5. Perkembangan transisi, yaitu perubahan norma yang berkaitan dengan
nilai untuk menyesuaikandiri.
b. Situasi transisi peran, adalah bertambah atau berkurangnya orang penting
dalam kehidupan individu melalui kelahiran atau kematian orang
yangberarti.
c. Transisi peran sehat-sakit, yaitu peran yang diakibatkan oleh keadaan
sehat atau keadaan sakit. Transisi ini dapat disebabkan:
Kehilangan bagiantubuh.
Perubahan ukuran dan bentuk, penampilan atau fungsitubuh.
Perubahan fisik yang berkaitan dengan pertumbuhan
danperkembangan.
Prosedur pengobatan dan perawatan
c. Ringkasan
PENGERTIAN
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri sendiri dan kemampuan
diri (Keliat B.A, 2011).
JENIS-JENIS HARGA DIRI RENDAH (HDR)
Gangguan harga diri yang disebut dengan harga diri rendah dapat terjadi secara:
a. Situasional
Yaitu trauma yang terjadi tiba-tiba, misalnya harus dioperasi, kecelakaan,
dicederai, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, dan perasaan malu
karena sesuatu terjadi (korban perkosaan, dipenjara tiba-tiba).
b. Kronis
Yaitu perasaan negative terhadap diri yang telah berlangsung lama, yaitu
sebelum sakit atau dirawat klien mempunyai cara berpikir negative. Kejadian sakit
dan dirawat akan menambah persepsi negative terhadap dirinya.
Factor predisposisi dan presipitasi menurut Keliat, Budi Anna dkk 2011 :
Faktor Predisposisi
Faktor biologis, Biasanya karena ada kondisi sakit fisik secara yang dapat
mempengaruhi kerja hormon secara umum, yang dapat pula berdampak pada
keseimbangan neurotransmitter di otak
Faktor psikologis, Harga diri rendah konis sangat berhubungan dengan pola
asuh dan kemampuan individu menjalankan peran dan fungsi.
Faktor social, Secara sosial status ekonomi sangat mempengaruhi proses
terjadinya harga diri rendah kronis
Faktor kultural, Tuntutan peran sesuai kebudayaan sering meningkatkan
kejadian harga diri rendah kronis
Faktor Presipitasi
a. Faktor presipitasi dapat disebabkan oleh faktor dari dalam atau faktor dari
luar individu (internal or eksternal sources), yang dibagi 5 (lima) kategori:
1) Ketegangan peran adalah stress yang berhubungan dengan frustasi
yang dialami individu dalam peran atau posisi yangdiharapkan.
2) Konflik peran : ketidaksesuaian peran antara yang dijalankan
dengan yangdiinginkan.
3) Peran yang tidak jelas : kurangnya pengetahuan individu tentang
peran yangdilakukannya.
4) Peran berlebihan : kurang sumber yang adekuat untuk
menampilkan seperangkat peran yang komleks.
b. Perkembangan transisi, yaitu perubahan norma yang berkaitan dengan nilai
untuk menyesuaikandiri.
c. Situasi transisi peran, adalah bertambah atau berkurangnya orang penting
dalam kehidupan individu melalui kelahiran atau kematian orang
yangberarti.
d. Transisi peran sehat-sakit, yaitu peran yang diakibatkan oleh keadaan
sehat atau keadaan sakit.
A. RENTANG RESPON
Keterangan:
1. Aktualisasi diri
Pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang
pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
2. Konsep diri
Apa bila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri.
3. Harga diri rendah
Transisi antara respon konsep diri adaptif dan konsep diri maladaptive
4. Kerancauan identitas
Kegagalan aspek individu mengintegrasikan aspek-aspek identitas masakanak-
kanak kedalam kematangan aspek psikososial, kepribadian padamasa dewasa yang
harmonis.
5. Depersonalisasi
Perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan
dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan diri dengan orang
lain (Dermawan Deden dan Rusdi. 2013).
MANIFESTASI KLINIS
Karakteristik perilaku yang ditunjukkan klien dengan harga diri rendah meliputi
mengkritik diri sendiri / orang lain, penurunan produktifitas, destruktif yang diarahkan
kepada orang lain atau diri sendiri, gangguan dalam berhubungan, rasa kurang percaya diri
yang berlebihan, perasaan tidak mampu, rasa bersalah, mudah tersinggung atau mudah marah
yang berlebih, perasaan negatif terhadap dirinya sendiri, ketegangan peran yang dirasakan,
pandangan hidup yang pesimis, keluhan fisik, pandangan hidup yang bertentangan, penolakan
terhadap kemampuan personal, destruktif terhadap diri sendiri, pengurungan diri, menarik diri
secara sosial, penyalahgunaan zat, menarik diri dari realita, dan khawatir. (Kusumawati,
2011)
PENATALAKSANAAN
1. Psikofarma
a. Chlorpromazine ( CPZ ) : 3 x100 mg
b. Halloperidol ( HP ) : 3 x 5 mg
c. Trihexypenidil ( THP ) : 3 x 2 mg
2. Terapi lain seperti psikomotor, terapi rekreasi, terapi tingkah laku, terapi keluarga,
terapi spiritual, terapi lingkungan, terapi aktifitas kelompokyang tujuannya adalah
memperbaiki perilaku klien dengan harga diri rendah.
3. Rehabilitasi sebagai salah satu refungsionalisasi (kembali memfungsikan) dan
perkembangan klien supaya dapat melaksanakan sosialisasi secara wajar dalam
kehidupan masyarakat.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin untuk masalah gangguan konsep diri : harga
diri rendah adalah :
a. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
b. Isolasi sosial : menarik diri
c. Gangguan citra tubuh
STRATEGI PELAKSANAAN
PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
4. Tindakan Keperawatan
1) Membina hubungan saling percaya dengan cara :
4. Alasan masuk RS : Keluarga klien mengatakan Nn. A setelah menjalani operasi caesar
anak kembarnya, klien menjadi murung, sulit tidur, sulit makan, bingung dan mondar
mandir tidak jelas
5. Predisposisi dan Presipitasi
a. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ?
Ya pernah dirawat sebelumnya di bulan Februari 2019, di RSJ Makasar
b. Pengobatan sebelumnya : kurang berhasil
c. Trauma :
Jenis Trauma Usia Pelaku Korban Saksi
Klien Nn. A mengatakan, dia merasa tidak percaya diri, tidak memiliki
kemampuan dan takut untuk merawat kedua anak kembarnya karena merasa
trauma dengan kematian anaknya yang pertama.
6. Data Fokus
DS : Klien mengatakan merasa bersalah, tidak percaya diri dan tidak memiliki
kemampuan untuk merawat kedua anak kembarnya
DO : Klien terlihat sering menangis, menyalahkan diri sendiri, dan sering meminta maaf
karena menjadi beban orang lain
7. Analisa Data
Tgl/Jam Data Diagnosa Paraf
8 April DS : Klien mengatakan Gangguan konsep
2019 merasa bersalah, tidak diri : Harga diri
08.00 WIB percaya diri dan tidak rendah
memiliki kemampuan
untuk merawat kedua anak
kembarnya
DO : Klien terlihat sering
menangis, menyalahkan
diri sendiri, dan sering
meminta maaf karena
menjadi beban orang lain
Perencanaan
Tgl Dx Keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
2.3. Utamakan
memberi pujian yang
realistis