Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KASUS RESUME

1. Judul
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn. A DENGAN MASALAH UTAMA
HARGA DIRI RENDAH DI RUANG ARIMBI 1 RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
DR. AMINO GONDOHUTOMO

2. Tinjauan teori dan kerangka berpikir


a. Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
akibat evaluasi diri yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri yang
disebabkan oleh hilangnya percaya diri atau harga diri. (Fitria, 2010).
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri sendiri dan kemampuan
diri (Keliat B.A, 2011).
b. Faktor Predisposisi Presipitasi
Factor predisposisi dan presipitasi menurut Keliat, Budi Anna dkk 2011 :
1) Faktor Predisposisi
 Faktor biologis, Biasanya karena ada kondisi sakit fisik secara yang dapat
mempengaruhi kerja hormon secara umum, yang dapat pula berdampak pada
keseimbangan neurotransmitter di otak.
 Faktor psikologis, Harga diri rendah kronis sangat berhubungan dengan pola
asuh dan kemampuan individu menjalankan peran dan fungsi.
 Faktor social, Secara sosial status ekonomi sangat mempengaruhi proses
terjadinya harga diri rendah kronis.
 Faktor kultural, Tuntutan peran sesuai kebudayaan sering meningkatkan
kejadian harga diri rendah kronis.

2) Faktor Presipitasi
a. Faktor presipitasi dapat disebabkan oleh faktor dari dalam atau faktor dari
luar individu (internal or eksternal sources), yang dibagi 5 (lima)
kategori:
1. Ketegangan peran adalah stress yang berhubungan dengan frustasi
yang dialami individu dalam peran atau posisi yangdiharapkan.
2. Konflik peran : ketidaksesuaian peran antara yang dijalankan dengan
yangdiinginkan.
3. Peran yang tidak jelas : kurangnya pengetahuan individu tentang peran
yangdilakukannya.
4. Peran berlebihan : kurang sumber yang adekuat untuk menampilkan
seperangkat peran yang komleks.
5. Perkembangan transisi, yaitu perubahan norma yang berkaitan dengan
nilai untuk menyesuaikandiri.
b. Situasi transisi peran, adalah bertambah atau berkurangnya orang penting
dalam kehidupan individu melalui kelahiran atau kematian orang
yangberarti.
c. Transisi peran sehat-sakit, yaitu peran yang diakibatkan oleh keadaan
sehat atau keadaan sakit. Transisi ini dapat disebabkan:
 Kehilangan bagiantubuh.
 Perubahan ukuran dan bentuk, penampilan atau fungsitubuh.
 Perubahan fisik yang berkaitan dengan pertumbuhan
danperkembangan.
 Prosedur pengobatan dan perawatan
c. Ringkasan
PENGERTIAN
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri sendiri dan kemampuan
diri (Keliat B.A, 2011).
JENIS-JENIS HARGA DIRI RENDAH (HDR)
Gangguan harga diri yang disebut dengan harga diri rendah dapat terjadi secara:
a. Situasional
Yaitu trauma yang terjadi tiba-tiba, misalnya harus dioperasi, kecelakaan,
dicederai, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, dan perasaan malu
karena sesuatu terjadi (korban perkosaan, dipenjara tiba-tiba).
b. Kronis
Yaitu perasaan negative terhadap diri yang telah berlangsung lama, yaitu
sebelum sakit atau dirawat klien mempunyai cara berpikir negative. Kejadian sakit
dan dirawat akan menambah persepsi negative terhadap dirinya.

FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI

Factor predisposisi dan presipitasi menurut Keliat, Budi Anna dkk 2011 :
Faktor Predisposisi
 Faktor biologis, Biasanya karena ada kondisi sakit fisik secara yang dapat
mempengaruhi kerja hormon secara umum, yang dapat pula berdampak pada
keseimbangan neurotransmitter di otak
 Faktor psikologis, Harga diri rendah konis sangat berhubungan dengan pola
asuh dan kemampuan individu menjalankan peran dan fungsi.
 Faktor social, Secara sosial status ekonomi sangat mempengaruhi proses
terjadinya harga diri rendah kronis
 Faktor kultural, Tuntutan peran sesuai kebudayaan sering meningkatkan
kejadian harga diri rendah kronis
Faktor Presipitasi
a. Faktor presipitasi dapat disebabkan oleh faktor dari dalam atau faktor dari
luar individu (internal or eksternal sources), yang dibagi 5 (lima) kategori:
1) Ketegangan peran adalah stress yang berhubungan dengan frustasi
yang dialami individu dalam peran atau posisi yangdiharapkan.
2) Konflik peran : ketidaksesuaian peran antara yang dijalankan
dengan yangdiinginkan.
3) Peran yang tidak jelas : kurangnya pengetahuan individu tentang
peran yangdilakukannya.
4) Peran berlebihan : kurang sumber yang adekuat untuk
menampilkan seperangkat peran yang komleks.
b. Perkembangan transisi, yaitu perubahan norma yang berkaitan dengan nilai
untuk menyesuaikandiri.
c. Situasi transisi peran, adalah bertambah atau berkurangnya orang penting
dalam kehidupan individu melalui kelahiran atau kematian orang
yangberarti.
d. Transisi peran sehat-sakit, yaitu peran yang diakibatkan oleh keadaan
sehat atau keadaan sakit.
A. RENTANG RESPON

Keterangan:
1. Aktualisasi diri
Pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang
pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
2. Konsep diri
Apa bila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri.
3. Harga diri rendah
Transisi antara respon konsep diri adaptif dan konsep diri maladaptive
4. Kerancauan identitas
Kegagalan aspek individu mengintegrasikan aspek-aspek identitas masakanak-
kanak kedalam kematangan aspek psikososial, kepribadian padamasa dewasa yang
harmonis.
5. Depersonalisasi
Perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan
dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan diri dengan orang
lain (Dermawan Deden dan Rusdi. 2013).

MANIFESTASI KLINIS

Karakteristik perilaku yang ditunjukkan klien dengan harga diri rendah meliputi
mengkritik diri sendiri / orang lain, penurunan produktifitas, destruktif yang diarahkan
kepada orang lain atau diri sendiri, gangguan dalam berhubungan, rasa kurang percaya diri
yang berlebihan, perasaan tidak mampu, rasa bersalah, mudah tersinggung atau mudah marah
yang berlebih, perasaan negatif terhadap dirinya sendiri, ketegangan peran yang dirasakan,
pandangan hidup yang pesimis, keluhan fisik, pandangan hidup yang bertentangan, penolakan
terhadap kemampuan personal, destruktif terhadap diri sendiri, pengurungan diri, menarik diri
secara sosial, penyalahgunaan zat, menarik diri dari realita, dan khawatir. (Kusumawati,
2011)

PENATALAKSANAAN
1. Psikofarma
a. Chlorpromazine ( CPZ ) : 3 x100 mg
b. Halloperidol ( HP ) : 3 x 5 mg
c. Trihexypenidil ( THP ) : 3 x 2 mg
2. Terapi lain seperti psikomotor, terapi rekreasi, terapi tingkah laku, terapi keluarga,
terapi spiritual, terapi lingkungan, terapi aktifitas kelompokyang tujuannya adalah
memperbaiki perilaku klien dengan harga diri rendah.
3. Rehabilitasi sebagai salah satu refungsionalisasi (kembali memfungsikan) dan
perkembangan klien supaya dapat melaksanakan sosialisasi secara wajar dalam
kehidupan masyarakat.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin untuk masalah gangguan konsep diri : harga
diri rendah adalah :
a. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
b. Isolasi sosial : menarik diri
c. Gangguan citra tubuh
STRATEGI PELAKSANAAN
PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien

Mengkritik diri sendiri.


Perasaan tidak mampu
Pandangan hidup yang pesimis
Penurunan produktifitas
Penolakan terhadap kemampuan diri
Terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri
Berpakaian tidak rapih.
Selera makan kurang
Tidak berani menatap lawan bicara.
Lebih banyak menunduk.

2. Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah

3. Tujuan : Pasien mampu :


Membina hubungan saling percaya
Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Menilai kemampuan yang dapat digunakan
Menetapkan atau memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
Melatih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan
Merencanakan kegiatan yang telah dilatih

4. Tindakan Keperawatan
1) Membina hubungan saling percaya dengan cara :

2) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien

3) Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan

4) Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan berdasarkan daftar kegiatan


yang dilakukan

5) Melatih kegiatan yang telah dipilih pasien sesuai kemampuan

6) Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya dan


menyusun rencana kegiatan
3. Identitas Klien
Nama : Nn. A
Tempat, tanggal lahir : Ujung Pandang, 4 Juni 1990
Umur : 28 tahun
Alamat : Nabire, Papua

4. Alasan masuk RS : Keluarga klien mengatakan Nn. A setelah menjalani operasi caesar
anak kembarnya, klien menjadi murung, sulit tidur, sulit makan, bingung dan mondar
mandir tidak jelas
5. Predisposisi dan Presipitasi
a. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ?
Ya pernah dirawat sebelumnya di bulan Februari 2019, di RSJ Makasar
b. Pengobatan sebelumnya : kurang berhasil
c. Trauma :
Jenis Trauma Usia Pelaku Korban Saksi

Perasaan 28 tahun - - Keluarga


bersalah

Klien Nn. A mengatakan, dia merasa tidak percaya diri, tidak memiliki
kemampuan dan takut untuk merawat kedua anak kembarnya karena merasa
trauma dengan kematian anaknya yang pertama.

d. Anggota keluarga yang gangguan jiwa : Tidak ada


e. Pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan :
Klien Nn. A pernah kehilangan anak pertamanya saat usia 4 hari.

6. Data Fokus
DS : Klien mengatakan merasa bersalah, tidak percaya diri dan tidak memiliki
kemampuan untuk merawat kedua anak kembarnya
DO : Klien terlihat sering menangis, menyalahkan diri sendiri, dan sering meminta maaf
karena menjadi beban orang lain
7. Analisa Data
Tgl/Jam Data Diagnosa Paraf
8 April DS : Klien mengatakan Gangguan konsep
2019 merasa bersalah, tidak diri : Harga diri
08.00 WIB percaya diri dan tidak rendah
memiliki kemampuan
untuk merawat kedua anak
kembarnya
DO : Klien terlihat sering
menangis, menyalahkan
diri sendiri, dan sering
meminta maaf karena
menjadi beban orang lain

8. Diagnosa Keperawatan : Harga diri rendah


Pohon masalah
Akibat Perubahan persepsi sensori : halusinasi
Isolasi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah


Core problem

Koping Individu tidak efektif


Penyebab
9. Rencana Tindakan Keperawatan

Perencanaan
Tgl Dx Keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

Harga diri rendah TUM: klien dapat


melakukan
aktivitasnya sehari-
hari
TUK:

1. Klien dapat 1. Ekpresi wajah tidak 1. Bina hubungan


membina hubungan bersahabat, saling percaya
saling percaya menunjukkan dengan
dengan perawat ekspresi datar, mengungkapkan
kontak mata kurang, prinsip komunikasi
mau berjabat tangan, terapeutik :
mau menyebutkan
 Sapa klien
nama, mau
dengan ramah
menjawab salam,
baik verbal
klien mau duduk
maupun non
berdampingan
verbal
dengan perawat,
 Perkenalkan diri
mau mengutarakan
dengan sopan
masalah yang
 Tanyakan nama
dihadapi.
lengkap dan
nama panggilan
yang disukai
klien
 Jelaskan tujuan
pertemuan
 Jujur dan
menepati janji
 Tunjukan sikap
empati dan
menerima klien
apa adanya
 Beri perhatian
kepada dan
perhatikan
kebutuhan dasar
klien
2. Klien dapat 2. Klien 2.1. Diskusikan
mengidentifikasi mengidentifikasi kemampuan dan
kemampuan dan kemampuan dan aspek positif yang
aspek positif yang aspek positif yang dimiliki klien dan
dimiliki dimiliki buat daftarnya jika
klien tidak mampu
o Kemampuan
mengidentifikasi
yang dimiliki
maka dimulai oleh
klien
perawat untuk
o Aspek positif
memberi pujian
keluarga
pada aspek positif
o Aspek positif
yang dimiliki klien
lingkungan yang
dimiliki klien 2.2. Setiap bertemu
klien hindarkan
memberi penilaian
negative

2.3. Utamakan
memberi pujian yang
realistis

3. Klien dapat menilai 3. Klien menilai 3.1. Diskusikan


kemampuan yang kemampuan yang dengan klien
dimiliki untuk dimiliki untuk kemampuan yang
dilaksanakan dilaksanakan masih dapat
dilaksanakan
selama sakit.
3.2. Diskusikan
kemampuan yang
dapat dilanjutkan
pelaksanaannya

4. Klien dapat 4. Klien membuat 4.1. Rencanakan


(menetapkakan) rencana kegiatan harian bersama klien
merencanakan aktivitas yang
kegiatan sesuai dapat dilakukan
dengan kemampuan setiap hari sesuai
yang dimiliki kemampuang.
 kegiatan
mandiri
 kegiatan dengan
bantuan
sebagian
 kegiatan yang
membutuhkan
bantuan total.
4.2. Tingkatkan
kegiatan sesuai
dengan toleransi
kondisi klien.

4.3. Beri contoh cara


pelaksanaan
kegiatan yang
boleh klien
lakukan.

5. Klien dapat 5. Klien melakukan 5.1. Beri kesempatan


melakukan kegiatan kegiatan sesuai pada klien untuk
sesuai kondisi dan kondisi dan mencoba kegiatan
kemampuannya kemampuannya. yang telah
direncanakan.
5.2. Beri pujian atas
keberhasilan klien.
5.3. Diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan
kegiatan setelah
pulang.
6. Klien dapat 6. Klien memanfaatkan 6.1. Beri pendidikan
memanfaatkan system pendukung kesehatan pada
system pendukung yang ada di keluarga tentang
yang ada keluarga. cara merawat klien
dengan harga diri
rendah.

6.2. Bantu keluarga


memberikan
dukungan selama
klien di rawat.

6.3. Bantu keluarga


menyiapkan
lingkungan di
rumah.
10. Catatan Perawatan

Tgl/Jam Diagnosis/ TUK/ SP Implementasi Evaluasi


8 April Gangguan konsep diri : Melakukan Sp 1 ( S: Klien
2019 Harga diri rendah mendiskusikan mengatakan merasa
kemampuan dan
09.00 WIB bersalah dan
aspek positif yang
dimiliki) meminta maaf

Membina hubungan dengan


saling percaya, ketidakmampuannya
kontrak waktu dan merawat anak
tempat, dan
memasukan ke kembarnya
jadwal harian O: Terlihat klien
belum bisa
menyadari aspek
positif yang dimiliki
dan masih
menyalahkan diri
sendiri
A: Masalah belum
teratasi
P: Melakukan SP 1
kembali

Anda mungkin juga menyukai