Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM KASUS II

SDIDTK (KPSP)

Disusun oleh Kelompok 2


1. Anastasya Cahya Lestari (1914301061)
2. Serli Diani (1914301059)
3. Novita Aji R (1914301080)
4. Riska Amilia (1914301075)
5. Aldo Angga Putra (1914301086)
6. Yeni Nur Jamil A (1914301052)
7. Gustia Mega Nanda (1914301060)
8. Marisa Yusro A (1914301069)
9. Sri Wahyuni (1914301074)
10. Ade Putri A (1914301084)
11. Wiwin Kiky W (1914301099)
12. Relly Alfina (1914301070)

KEMENTRIAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES TANJUNG KARANG
JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya selaku penulis dapat menyusun makalah ini yang
berjudul “Praktikum Kasus II SDIDTK (KPSP)” tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan
maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah.

Tegineneng, 20 Juli 2021


Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Kasus..........................................................................................................1
2.1 Latar Belakang...........................................................................................1
3.1 Tujuan Penulisan........................................................................................3
4.1 Rumusan Masalah......................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hasil Pengkajian........................................................................................4
2.2 Rumusan Interpretasi Hasil Pemeriksaan KPSP........................................8
2.3 Rencana Intervensi/Stimulasi Tumbuh Kembang......................................8
2.4 Jadwal Skrining/Pemeriksaan KPSP Anak Selanjutnya............................9

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan..............................................................................................10

Daftar Pustaka.........................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Kasus II
Anak B perempuan (tanggal lahir 01 Mei 2019), pada tanggal 15 Juli 2021 dibawa
ibu ke Posyandu dengan keluhan anak B banyak makan tetapi berat badannya masih
tampak kurus (BB 8 kg, TB 79 cm, LK 47 cm). Ibu meminta untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut karena Anak B juga tampak lebih diam dan kurang aktif jika
dibandingkan dengan anak sebayanya. Pada pemeriksaan KPSP diperoleh data bahwa:
anak bisa melakukan semua perintah/pertanyaan yang diajukan pada area motorik kasar
dan motorik halus, namun pada sektor bicara dan bahasa diketahui bahwa anak hanya
mampu mengucapkan 2 kata yang mempunyai arti selain “papa” dan “mama”. Ibu juga
mengatakan anak masih belum bisa makan nasi sendiri saat ditanyakan pertanyaan pada
area sosialisasi kemandirian. Untuk pertanyaan lain pada sektor bahasa dan kemandirian,
anak sudah mampu melakukannya.

1.2 Latar Belakang


Pertumbuhan dan perkembangan balita berlangsung sangat cepat sebagai landasan
perkembangan berikutnya yang menentukan masa depan anak. Salah satu indikator
seorang anak yang berkualitas adalah masa pertumbuhan dan perkembangannya optimal.
Tercapainya pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal merupakan hasil
interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan,
perilaku, rangsangan atau stimulasi yang bermanfaat. Tahapan perkembangan anak
pada saat golden period memerlukan rangsangan/ stimulasi untuk meningkatkan potensi
berkembangan anak. (Sari, 2018)
Tahun pertama merupakan kurun waktu yang sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan secara fisik, perkembangan kecerdasan, ketrampilan, motorik dan sosial
emosional, yang menentukan masa depan anak. Periode penting dalam tumbuh kembang
anak adalah masa balita. Pada masa balita perkembangan kemampuan berbahasa,
kreatifitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan
merupakan landasan perkembangan berikutnya. Masalah yang sering timbul dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak meliputi gangguan pertumbuhan fisik,
perkembangan motorik, bahasa, emosi, dan perilaku. Pada masa periode kritis ini,

1
diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensinya berkembang (Rosita
& Norazizah, 2015).
Anak usia dibawah lima tahun merupakan generasi penerus bangsa sehingga kualitas
tumbuh kembang balita perlu mendapat perhatian serius. Anak balita perlu mendapatkan
gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan
berkualitas termasuk deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang
(Depkes RI, 2010). Tahapan perkembangan terdapat masa kritis yang memerlukan
rangsangan/ stimulasi yang berguna agar potensi dapat berkembang sehingga perlu
mendapat perhatian. Usia balita merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan
dan masa ini berlangsung sangat pendek dan tidak dapat diulang lagi, sehingga masa
balita disebut sebagai “masa keemasan” (golden period), “jendela kesempatan” (window
of opportunity) dan “masa kritis” (critical period). Setiap kelainan/ penyimpangan
sekecil apapun apabila tidak terdeteksi apalagi tidak ditangani dengan baik akan
mengurangi kualitas sumber daya manusia kelak kemudian hari.
Sebagian kader hanya memahami tentang pemantauan tumbuh kembang tentang
cara pengisian grafik tinggi badan dan berat badan pada buku KMS. Mengingat
pentingnya tugas kader posyandu dalam pemantauan tumbuh kembang anak melalui
deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang, maka pemahaman dan ketrampilan setiap
kader dalam konsep dan teknis tumbuh kembang, deteksi dini, serta stimulasi tumbuh
kembang menjadi sangat disyaratkan agar terwujud kader yang mampu mendeteksi
tumbuh kembang balita dan anak prasekolah (Data Primer Puskesmas Gambirsari, 2018).
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh pelatihan Stimulasi deteksi dan
intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) berbasis dinamika kelompok terhadap
motivasi dan ketrampilan kader posyandu. Dengan adanya motivasi dan ketrampilan
kader posyandu balita yang terlatih tentang SDIDTK diharapkan dapat mendukung
upaya pemantauan kesehatan dan pengendalian gangguan tumbuh kembang anak.
Ketrampilan tersebut juga diharapkan dapat mencegah dan meminimalisasi adanya efek
negative yang akan dialami anak dari gangguan tumbuh kembang, seperti gangguan dan
kecacatan tertentu, baik fisik maupun psikis.

2
1.3 Tujuan Penulisan
1. Agar mahasiswa mampu menulikan hasil pengkajian pada formulir SDIDTK.
2. Agar mahasiswa mampu merumuskan intrepretasi hasil pemeriksaan KPSP.
3. Agar mahasiswa mampu menyusun rencana Intervensi/stimulasi tumbuh kembang,
4. Agar mahasiswa mampu menentukan skrining KPSP anak selanjutnya.

1.4 Rumusan Masalah


1. Bagaimana hasil pengkajian pertumbuhan (status gizi, klasifikasi hasil pengukuran
lingkar kepala) dan perkembangan anak B dengan menggunakan Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan/KPSP sesuai kasus?
2. Apa rumusan interpretasi hasil pemeriksaan KPSP?
3. Bagaimana susuna rencana intervensi/stimulasi tumbuh kembang yang sesuai
untuk mengatasi masalah pada kasus?
4. Bagaimana menentukan jadwal skrining/pemeriksaan KPSP anak selanjutnya?

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hasil Pengkajian


Identitas :
Nama : An.B
Umur : 27 bulan
Keluhan utama : Anak sudah banyak makan tetapi berat badannya masih tampak kurus
Status Gizi :
BB : 8 Kg (-3 SD)
Nilai BB normal pada anak usia 27 bulan yaitu :
Laki-laki : 12,7 Kg
Perempuan : 12,1 Kg
TB : 79 cm (-3 SD)
Nilai TB normal pada anak usia 27 bulan yaitu :
Laki-laki : 89,6 cm
Perempuan : 88,3 cm
IMT : BB/TB2 = 8 : (0,79x0,79) = 8 : 0,6241 = 12,8 (-3 SD)
Nilai IMT normal pada anak usia 27 bulan yaitu :
Laki-laki : 15,9
Perempuan : 15,6
Lingkar Kepala : 47 cm (normal)
Nilai LK normal pada anak usia 27 bulan yaitu :
Laki-laki : 48,6 cm
Perempuan : 47,6 cm
Tes Daya Dengar (TDD) : Anak mau dan mampu melakukan yang diperintahkan orang
tuanya (Daya Dengar anak normal)

4
Tes Daya Lihat (TDL) :
Alat/sarana yang diperlukan adalah:
1. Ruangan yang bersih, tenang dengan penyinaran yang baik
2. Dua buah kursi, 1 untuk anak dan 1 untuk pemeriksa
3. Poster “E” untuk digantung dan kartu “E” untuk dipegang anak
4. Alat Penunjuk

Hasil pemeriksaan:
Mata kanan : 3/3 (baris 3) Mata kiri: 3/3 (baris 3)

5
Pemeriksaan KPSP :
Alat dan bahan yang dibutuhkan:
a. Kubus
b. Bola tenis
YA TIDAK
Anak dipangku ibunya / Pengasuh ditepi meja periksa
1. Apakah anak dapat meletakkan satu kubus di atas kubus Gerak Halus √
yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu?
2. Tanpa bimbingan, petunjuk, atau bantuan anda, dapatkah Bicara dan √
anak menunjuk dengan benar paling sedikit satu bagian Bahasa
badannya (rambut, mata, hidung, mulut, atau bagian
badan yang lain)?
Tanya Ibu
3. Apakah anak suka meniru bila ibu sedang melakukan Sosialisasi dan √
pekerjaan rumah tangga (menyapu, mencuci, dll)? Kemandirian
4. Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata yang Bicara dan √
mempunyai arti selain "papa" dan "mama"? Bahasa
5. Apakah anak berjalan mundur 5 langkah atau lebih tanpa Gerak Kasar √
kehilangan keseimbangan? (Anda mungkin dapat
melihatnya ketika anak menarik mainannya)
6. Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti : Baju, Rok, Gerak Halus √
atau celananya ?
7. Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA jika Gerak Kasar √
ia naik tangga dengan posisi tegak atau berpegangan pada
dinding atau pegangan tangga. Jawab TIDAK jika ia naik
tangga dengan merangkak atau anda tidak mebolehkan
anak naik tangga atau anak harus berpegangan pada
seseorang.
8. Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah? Sosialisasi dan √
Kemandirian
9. Dapatkah anak membantu memungut mainannya sendiri Bicara dan √
atau membantu mengangkat piring jika diminta? Bahasa
Berdirikan Anak
10. Letakkan bola tenis di depan kakinya. Apakah dia dapat Gerak Kasar √
menendangnya, tanpa berpegangan pada apapun?
TOTAL 8 2

Lihat Algoritme untuk Interpretasi dan Tindakan

Perinci untuk Aspek Perkembangan dengan jawaban


“Tidak”

Gerak Kasar
Gerak Halus
Bicara dan Bahasa
Sosialisasi dan Kemandirian

6
Pemeriksaan M-CHAT / Modified Checklist for Autism in Toddler
No PERTANYAAN YA TIDAK
1. Apakah anak anda senang (menikmati) bila diayun-ayun, diguncang-guncang di √
atas kedua lutut anda, dll?
2. Apakah anak anda tertarik untuk bermain dengan anak lain? √
3. Apakah anak anda suka memanjat benda benda, misalnya tangga? √
4. Apakah anak anda senang bila diajak bermain cilukba atau petak umpet? √
5. Apakah anak anda sering bermain pura-pura, contohnya; berbicara ditelepon √
atau
bermain dengan boneka atau bermain pura-pura yang lain ?
6. Apakah anak anda sering menunjuk dengan jarinya untuk bermain sesuatu ? √
7. Apakah anak anda sering menunjuk dengan jarinya untuk mengindikasikan ia √
tertarik
sesuatu ?
8. Dapatkah anak anda bermain pantas dengan mainan kecil (seperti mobil atau √
benda
kecil) tanpa memasukkan ke dalam mulut , menguyah atau menjatuhkannya ?
9. Apakah anak anda sering membawa benda didepan orang tua untuk √
menunjukkan
kepada anda sesuatu ?
10. Apakah anak anda melihat mata anda lebih dari satu atau dua detik ? √
11. Apakah anak anda sering terlihat sensitif yang berlebihan terhadap suara berisik ? √
(seperti menutup telinga)
12. Apakah anak anda tersenyum sebagai respon terhadap wajah atau senyum anda ? √
13. Apakah anak anda meniru perilaku anda? (misal ketika anda membuat ekspresi √
wajah,
apakah anak anda meniru anda ?
14. Apakah anak anda berespon ketika namanya dipanggil ? √
15. Jika anda menunjuk mainan yang ada di ruangan, apakah anak anda melihatnya ? √
16. Apakah anak anda berjalan ? √
17. Apakah anak anda melihat benda yang anda lihat ? √
18. Apakah anak anda membuat gerakan jari yang tidak biasanya dekat wajahnya ? √
19. Apakah anak anda berusaha menarik perhatian anda terhadap aktivitasnya ? √
20. Apakah anda sering khawatir apabila anak anda tuli ? √
21. Apakah anak anda mengerti apa yang dikatakan orang lain ? √
22. Apakah anak anda kadang-kadang memandang untuk hal yang tidak jelas atau √
mondar
mandir tanpa tujuan ?
23. Apakah anak anda melihat wajah anda untuk melihat reaksi anda ketik bertemu √
sesuatu yang tidak dikenal ?

7
2.2 Rumusan Interpretasi Hasil Pemeriksaan KPSP
Berdasarkan tes KPSP yang tlah dilakukan didapatkan hasil :
1. Jumlah jawaban “YA” ada sebanyak 8 jawaban yang berarti perkembangan anak
Meragukan (M)
2. Jumlah jawaban “TIDAK” ada sebanyak 2 jawaban. Jawaban “TIDAK” menurut
jenis keterlambatan, meliputi area:
 Bicara dan bahasa
 Sosialisasi dan kemandirian

2.3 Rencana Intervensi/Stimulasi Tumbuh Kembang


Intervensi untuk masalah status gizi anak yang kurus menurut:
1. Menjelaskan definisi gizi kurang secara umum pada keluarga/pengasuh anak,
2. Menjelaskan penyebab gizi kurang
3. Menjelaskan tanda dan gejala gizi kurang
4. Menjelaskan akibat gizi kurang
5. Menganjurkan makan 3x/hari
6. Edukasi orang tua/pengasuh anak untuk member anak makanan sedikit tapi sering
7. Memberikan makanan selingan
8. Mengontrol jajanan anak
9. Melibatkan anak dalam memilih menu makanan
10. Tidak memaksa atau memarahi anak untuk makan
11. Menjelaskan kepada keluarga untuk memanfaatkan pekarangan rumah untuk
menanam buah-buahan atau sayuran,
Intervensi/stimulasi terhadap tumbuh kembang anak yang meragukan (M) :
1. Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak lebih
sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin.
2. Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk
mengatasi penyimpangan/mengejar ketertinggalannya.
Pada kasus tersebut anak mengalami ketertinggalan pada kemampuan bicara dan
bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
Intervensi yang diajarkan pada ibu/pengasuh pada kemampuan bicara dan bahasa
anak misalnya :

8
a. Mengajak anak melakukan kegiatan keluarga sambil mengobrol dan
membertahukan nama dari kegiatan tersebut
b. Mengajak anak bermain dan menunjukkan serta membertahu nama dari
setiap mainan kemudian minta anak untuk mengulangi atau menyebutkan
kembali nama mainan yang ditunjukkan. Beri pujian jika anak berhasil
menyebutkan kata yang telah dipelajari.
Intervensi yang diajarkan pada ibu/pengasuh pada kemampuan sosialisasi dan
kemandirian anak misalnya :
a. Sediakan makanan pada saat anak merasa lapar, ajarkan anak bagaimana
cara memegang sendok yang benar dan contohkan pada anak bagaimana
cara menyuapkan nasi ke dalam mulut dengan benar tanpa menumpahkan
nasi dalam sendok. Beri pujian jika anak berhasil melakukannya.
3. Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit
yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya dan lakukan pengobatan.
4. Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan daftar
KPSP yang sesuai dengan umur anak.
5. Jika hasil KPSP ulang jawaban 'Ya' tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada
penyimpangan (P).

2.4 Jadwal Skrining/Pemeriksaan KPSP Anak Selanjutnya


Saat ini anak berusia 27 bulan dan melakukan skrining pada tanggal 15 Juli 2021,
menurut (RI., 2010) jadwal skrining selanjutnya yaitu 6 bulan yang akan datang. Itu
berarti anak akan melakukan skrining lagi pada tanggal 15 Januari 2022 pada saat anak
berusia 33 bulan.
Skrining yang dilakukan pada anak usia tersebut meliputi:
1. Status gizi (BB, TB, IMT)
2. Klasifikasi hasil pengukuran lingkar kepala
3. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan/KPSP

9
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

10
DAFTAR PUSTAKA

Fernández, O., Kang, S., Laily Noor Ikhsanto, jurusan teknik mesin, & Aceh, kue tradisional
khas. (2020). Kategori Status Gizi Anak. 2017(1), 1–9.
Hestylesta. (2009). Bab ii teori penunjang 2.1 umum. September 2015, 6–26.
Kesehatan, D. (2016). Kpsp Pada Anak Umur 54 Bulan. Kementerian Kesehatan RI, 53–82.
RI., D. (2010). Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi, dan intervensi tumbuh kembang
anak.
Sari, T., DUNIA, R. H.-T. S. C., & 2018, undefined. (n.d.). ANALISIS PENGARUH
PELATIHAN STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH
KEMBANG (SDIDTK) BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH BERBASIS.
Ejournal.Annurpurwodadi.Ac.Id. Retrieved July 21, 2021,
from http://ejournal.annurpurwodadi.ac.id/index.php/TSCBid/article/view/112

11

Anda mungkin juga menyukai