3
FORM, PKJTK, 13.01
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG MANUAL 1 Agustus 2018
TANGGAL
PROSEDUR PENYUSUNAN KEGIATAN PERKULIAHAN
REVISI
HALAMAN 01
JADWAL PEMBELAJARAN
BAHAN
KAJIAN/ SUB INDIKATOR
Pert. WAKTU METODE PENGALAMAN BELAJAR MEDIA DOSEN
BAHAN PENILAIAN
KAJIAN
I Tgl. 19 Juli Konsep dasar CTJ Penjelasan RPS Zoom Sugiarti - Mampu
2021 s.d 14 keperawatan anak Google class room mengungkapkan
Agustus 2021 Case Study Konsep dasar keperawatan anak. Laptop ide, pendapat, dan
Sistem perlindungan a. Filosofi dan paradigma keperawatan anak pemahaman
Reg. 1 anak Problem b. Prinsip keperawatan anak - Aktif berpartisipasi
Teori: based 1) Family centered care (FCC) dalam diskusi di
Senin Peran perawat anak learning 2) Atraumatic care kelas
BAHAN
KAJIAN/ SUB INDIKATOR
Pert. WAKTU METODE PENGALAMAN BELAJAR MEDIA DOSEN
BAHAN PENILAIAN
KAJIAN
(Pkl.08.00- (PBL) and 3) Evidence based practice - Kemampuan
09.40 & 10.00- Inquiry menganalisis kasus
11.40) based Sistem perlindungan anak; trend dan issue keperawatan - Kemampuan
Selasa learning anak mencari alternatif
(Pkl.07.30- (IBL) solusi
08.50) Peran perawat anak
Lab:
Selasa Penugasan: Kasus 1
(Pkl.08.50-
2 11.40 WIB) & Konsep keperawatan CTJ Konsep keperawatan anak sehat Zoom Sugiarti - Mampu
(Pkl.13.00- anak sehat Case Study a. Konsep Tumbang Google class room mengungkapkan
15.50) Small b. Konsep bermain Laptop ide, pendapat, dan
Group c. Komunikasi pada anak Alat & bahan pemahaman
Reg. 2 Discussio d. Konsep antisipatory guidance (keamanan dan praktikum - Aktif berpartisipasi
Teori: n (SGD) pencegahan kecelakaan pada anak) dalam diskusi di
Senin Problem e. Imunisasi kelas
(Pkl.13.00- based f. Health promotion - Mempresentasikan
16.20) learning g. Sex education hasil penyelesaian
Jumat (PBL) kasus
(Pkl.07.30- and Prosedur skrining tumbuh kembang pada anak: - Kemampuan
08.50) Inquiry a. Menimbang BB, TB, LK, LLA, IMT menganalisis kasus
Lab: based b. Skrining tumbang dengan SDIDTK/KPSP dan - Kemampuan
Kamis learning Denver II keterampilan dalam
(Pkl.14.10- (IBL) c. Stimulasi tumbang pada anak melakukan
17.00) Presentasi/ tindakan
Jumat seminar Praktikum klasikal: Kasus2 dan 3
(Pkl.13.00- Video
3 15.50 WIB) Konsep neonatus CTJ Konsep neonatus esensial Zoom Sugiarti - Mampu
esensial Small a. Mempertahankan status pernafasan pada BBL Google class room mengungkapkan
Group b. Mempertahankan thermoregulasi pada bayi Laptop ide, pendapat, dan
Discussio c. Pencegahan infeksi pada bayi Alat & bahan pemahaman
n (SGD) d. Mempertahankan kecukupan nutrisi pada bayi praktikum - Aktif berpartisipasi
Problem dalam diskusi di
based Prosedur pengkajian bayi baru lahir: kelas
learning a. Riwayat keluarga, prenatal, dan perjalanan - Kemampuan
(PBL) kehamilan keterampilan dalam
and b. Pengkajian awal (penilaian APGAR; resusitasi bayi) melakukan
Inquiry c. Pengkajian transitional tindakan
BAHAN
KAJIAN/ SUB INDIKATOR
Pert. WAKTU METODE PENGALAMAN BELAJAR MEDIA DOSEN
BAHAN PENILAIAN
KAJIAN
based d. Pengkajian lanjutan
learning 1) Pemeriksaan fisik
(IBL) 2) Fungsi fisiologia
Video 3) Usia gestasi (HPHT, Ballard Score, USG)
4) Pemeriksaan BB, PB, LK & LD
10 Tgl. 23 Konsep asuhan CTJ Asuhan keperawatan anak dengan gangguan Zoom Aprina - Mampu
Agustus 2021 keperawatan anak SGD pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman patologis Google class room mengungkapkan
s.d 11 dengan gangguan Case Study sistem thermoregulasi dan imun. Laptop ide, pendapat, dan
September pemenuhan Problem 1. Pengkajian Alat & bahan pemahaman
2021 kebutuhan aman dan Based a. Anamnesis praktikum - Aktif berpartisipasi
nyaman patologis Learning b. Pemeriksaan fisik dalam diskusi di
Reg. 1 sistem and c. Persiapan pasien untuk pemeriksaan kelas
Teori: thermoregulasi dan Inquiry g. Merumuskan masalah keperawatan pada anak - Mempresentasikan
Senin imun (PBL) dengan kejang demam dan campak hasil penyelesaian
BAHAN
KAJIAN/ SUB INDIKATOR
Pert. WAKTU METODE PENGALAMAN BELAJAR MEDIA DOSEN
BAHAN PENILAIAN
KAJIAN
(Pkl.08.00- Presentasi h. Rencana keperawatan kasus
11.40) Video i. Implementasi keperawatan - Kemampuan
Selasa Melakukan tepid water sponge menganalisis kasus
(Pkl.07.30- Melakukan teknik restrain pada anak - Kemampuan
08.50) Melakukan penatalaksanaan kejang pada anak keterampilan dalam
Lab: Prinsip isolasi pada anak dengan campak melakukan
Selasa prosedur pelaksanaan terapi bermain di RS tindakan
(Pkl.08.50- Memberikan obat sesuai terapi
11.40 WIB) & 7. Evaluasi asuhan keperawatan
(Pkl.13.00- 8. Dokumentasi asuhan keperawatan
15.50)
11 Konsep asuhan CTJ Asuhan keperawatan pada bayi risiko tinggi. Zoom Aprina - Mampu
Reg. 2 keperawatan pada SGD 1. Pengkajian Google class room mengungkapkan
Teori: bayi risiko tinggi. Case Study a. Anamnesis riwayat ANC, INC, PNC Laptop ide, pendapat, dan
Senin Problem b. Pemeriksaan Fisik Alat & bahan pemahaman
(Pkl.13.00- Based Menimbang BB, PB, LK, LLA, dan LD praktikum - Aktif berpartisipasi
16.20) Learning dalam diskusi di
Penilaian Ballard Score
Jumat and kelas
(Pkl.07.30- Penilaian APGAR Score
Inquiry Evaluasi distress pernapasan dengan down - Mempresentasikan
08.50) (PBL) hasil penyelesaian
Lab: score
Presentasi Mengukur derajat ikterus/ jaundice kasus
Kamis Video - Kemampuan
(Pkl.14.10- c. Persiapan untuk pemeriksaan diagnostik darah,
golongan darah, Ro thoraks, USG menganalisis kasus
17.00) - Kemampuan
Jumat 2. Merumuskan masalah keperawatan pada anak
dengan BBLR, prematuritas, asfiksia, RDS, dan keterampilan dalam
(Pkl.13.00- melakukan
15.50 WIB) hiperbilirubin
3. Rencana Keperawatan tindakan
4. Implementasi
Perawatan bayi pada inkubator
Perawatan metode kanguru (PMK)
Pemberian O2 nasal/O2 head box
Perawatan bayi dengan fototerapi
Pemberian nutrisi melalui OGT, feeding drip dan
cawan
Edukasi kepada keluarga
5. Evaluasi
6. Dokumentasi
BAHAN
KAJIAN/ SUB INDIKATOR
Pert. WAKTU METODE PENGALAMAN BELAJAR MEDIA DOSEN
BAHAN PENILAIAN
KAJIAN
12 Konsep asuhan CTJ Asuhan keperawatan pada bayi/anak dengan kelainan Zoom Aprina - Mampu
keperawatan pada SGD kongenital (penyakit jantung bawaan/PJB)/perioperatif Google class room mengungkapkan
bayi dan anak Case Study care Laptop ide, pendapat, dan
dengan kelainan Problem 1. Pengkajian: Alat & bahan pemahaman
kongenital (penyakit Based a. Anamnesis praktikum - Aktif berpartisipasi
jantung Learning b. Pemeriksaan fisik dalam diskusi di
bawaan/PJB)/periop and Keterlambatan pertumbuhan dan kelas
eratif care Inquiry perkembangan/ failure to thrive - Mempresentasikan
(PBL) Kardiovaskuler: kelainan bentuk dada, hasil penyelesaian
Presentasi clubbing fingers, abnormalitas suara jantung kasus
Video dan denyut jantung - Kemampuan
Integumen: pucat, sianosis menganalisis kasus
c. Pemeriksaan penunjang : pemantauan jantung, - Kemampuan
ekokardiografi, kateterisasi jantung, radiografi keterampilan dalam
dada melakukan
2. Masalah keperawatan pada bayi/anak dengan tindakan
penyakit jantung konginetal (PDA, VSD, ASD,
tetralogi of fallot, stenosis aorta, koarktasio aorta)
3. Rencana keperawatan
4. Implementasi
Informed consent
Strategi pemberian makan
Perencanaan pra operasi
Tindakan post operasi: TT either bed, observasi
tanda vital, observasi perdarahan, kesadaran,
bising usus, latihan nafas dalam, batuk efektif,
ambulasi, perawatan pasca operasi jantung,
pencegahan konstipasi dan valsava maneuver
Pemberian obat sesuai terapi
5. Evaluasi
6. Dokumentasi
13 Konsep asuhan CTJ Asuhan keperawatan pada bayi/anak dengan gangguan Zoom Titi astuti - Mampu
keperawatan pada SGD pemenuhan kebutuhan eliminasi patologis sistem Google class room mengungkapkan
anak dengan Case Study pencernaan, perkemihan, kelainan kongenital, Laptop ide, pendapat, dan
gangguan Problem perioperatif care Alat & bahan pemahaman
pemenuhan Based 1. Pengkajian: praktikum - Aktif berpartisipasi
kebutuhan eliminasi Learning a. Anamnesis dalam diskusi di
BAHAN
KAJIAN/ SUB INDIKATOR
Pert. WAKTU METODE PENGALAMAN BELAJAR MEDIA DOSEN
BAHAN PENILAIAN
KAJIAN
patologis sistem and b. Pemeriksaan fisik pencernaan, perkemihan, kelas
pencernaan, Inquiry colok dubur/rektal tuse, bising usus - Mempresentasikan
perkemihan, (PBL) c. Pemeriksaan penunjang : barium enema, USG hasil penyelesaian
kelainan kongenital, Presentasi abdomen kasus
perioperatif care Video 2. Masalah keperawatan pada bayi dan anak hisprung, - Kemampuan
atresia ani, labiopalatoschizis, obstruksi billiaris, menganalisis kasus
dan hipospadia - Kemampuan
3. Rencana keperawatan keterampilan dalam
4. Implementasi melakukan
Informed consent tindakan
Pemberian nutrisi
Tindakan post operasi: TT either bed, observasi
tanda vital, observasi perdarahan, kesadaran,
bising usus, latihan nafas dalam, batuk efektif,
ambulasi, perawatan labioplasty dan perawatan
colostomi
Pemberian obat sesuai terapi
5. Evaluasi
6. Dokumentasi
14 Konsep asuhan CTJ Konsep asuhan kepearawatan pada anak dengan Zoom Titi Astuti - Mampu
keperawatan pada SGD kebutuhan khusus Google class room mengungkapkan
anak Case Study a. Pengkajian Laptop ide, pendapat, dan
berkebutuhan Problem 1) Anamnesis riwayat penyakit Alat & bahan pemahaman
khusus Based praktikum - Aktif berpartisipasi
2) Pemeriksaan fisik pada anak dengan
Learning dalam diskusi di
and
kebutuhan khusus: screening dengan kelas
Inquiry mengguanakan M-CHAT, kuisioner - Mempresentasikan
(PBL) gangguan mental emosional/KMME, hasil penyelesaian
Presentasi formulir Abreviated Cornner Rating Scale kasus
Video 3) Persiapan untuk pemeriksaan penunjang - Kemampuan
b. Masalah keperawatan pada anak dengan menganalisis kasus
kebutuhan khusus: retardasi mental, down - Kemampuan
syndrom, autisme, GPPH dan child abuse keterampilan dalam
c. Rencana keperawatan pada anak dengan melakukan
kebutuhan khusus: retardasi mental, down tindakan
syndrom, autisme, GPPH, dan child abuse
d. Implementasi keperawatan pada anak dengan
BAHAN
KAJIAN/ SUB INDIKATOR
Pert. WAKTU METODE PENGALAMAN BELAJAR MEDIA DOSEN
BAHAN PENILAIAN
KAJIAN
kebutuhan khusus
e. Evaluasi asuhan keperawatan pada anak
dengan kebutuhan khusus
f. Dokumentasi asuhan keperawatan pada anak
dengan kebutuhan khusus
g. Praktik anamnesis riwayat penyakit
h. Prosedur pemeriksaan fisik pada anak dengan
kebutuhan khusus:
1) Screening dengan menggunakan CHAT
2) Pemeriksaan dengan kuisioner gangguan
mental emosional/KMME
3) Formulir Abreviated Cornner Rating Scale
untuk anak GPPH
i. Prosedur persiapan untuk pemeriksaan
penunjang pada anak kebutuhan khusus:
1) Konseling keluarga
2) Pemenuhan ADL
3) Pemenuhan istihahat
4) Pemenuhan nutrisi
5) Stimulasi tumbuh kembang dan
kemampuan komunikasi
6) Pemberian obat sesuai program terapi
15 Konsep MTBS CTJ Konsep dan penatalaksanaan: Zoom Titi Astuti - Mampu
dan MTBM di SGD a. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Anak 2 Google class room mengungkapkan
tatanan pelayanan Case Study bulan - 5 tahun Laptop ide, pendapat, dan
kesehatan PBL and b. Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) BBL 0- Alat & bahan pemahaman
Inquiry 2 bulan praktikum - Aktif berpartisipasi
Presentasi Penilaian dalam diskusi di
Video Klasifikasi kelas
- Mempresentasikan
Tindakan dan pengobatan pra rujukan
hasil penyelesaian
Rujukan kasus
Nasehat pada ibu - Kemampuan
Kunjungan ulang menganalisis kasus
Catatan dan pelaporan - Kemampuan
keterampilan dalam
BAHAN
KAJIAN/ SUB INDIKATOR
Pert. WAKTU METODE PENGALAMAN BELAJAR MEDIA DOSEN
BAHAN PENILAIAN
KAJIAN
melakukan
tindakan
16 Tgl. 22-27
November UJIAN AKHIR SEMESTER
2021
NB:
Praktikum klasikal mengikuti jadwal pertemuan perminggu
Praktikum kelompok (tanggal 13 September 2021 s.d 18 September 2021) dilakukan di laboratorium. Mahasiswa dibagi menjadi 4 kelompok pembimbing praktik, setiap kelompok
mempraktikan kembali setiap prosedur praktikum sesuai urutan pada RPS.
Ujian Praktikum: 20 September s.d 02 Oktober 2021
Praktik Klinik 5 (Keperawatan Anak): 04 s.d 09 Oktober 2021
Tata tertib perkuliahan daring:
1. Mahasiswa wajib mengikuti setiap kegiatan perkuliahan daring sesuai jadwal yang ditentukan dan platform online yang sudah ditentukan
2. Mahasiswa melakukan login meeting kelas dengan mengubah nama akun dengan format (Nama lengkap_NIM), misal: Ria Ricis_9876554321
3. Saat proses pembelajaran daring, mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan dengan baik dan berada siap di depan kamera apabila dosen menginstruksikan
4. Mahasiswa wajib berpakaian rapi dan memperhatikan etika dan estetika ruangan pada saat meeting
5. Mahasiswa tidak diperkenankan: mematikan kamera video saat proses pembelajaran berlangsung; berbicara/mengobrol/membuat kegaduhan suara saat
proses pembelajaran; melakukan aktivitas lain pada saat mengikuti perkuliahan kecuali atas seizin dosen; serta membuat topik atau berkomentar yang
mengandung unsur SARA dan pornografi
6. Apabila mahasiswa ingin bertanya kepada dosen, mahasiswa dapat memberikan kode atau pesan teks (chat) kepada dosen, dan atau dapat bertanya
langsung saat diinstruksikan/diizinkan
7. Mahasiswa wajib melaporkan absensi, dan bukti perkuliahan kepada bagian akademik apabila telah melaksanakan perkuliahan daring
Sanksi mahasiswa:
1. Mahasiswa yang tidak mengumpulkan tugas dianggap tidak memenuhi kriteria kehadiran
2. Mahasiswa yang melakukan salah satu pelangggaran tata tertib akan mendapat teguran lisan sampai tiga kali, jika lebih dari tiga kali mendapat teguran
maka nilai mahasiswa yang bersangkutan dikurangi 15%
Tugas perkuliahan:
Pertemuan I
Tugas individu: dikumpulkan melalui GCR setelah menyimak materi ajar (NB: pengumpulan tugas dianggap sebagai presensi mahasiswa)
Kasus I: Seorang anak A berumur 6 tahun digendong ibunya untuk diperiksa di poli anak, karena badannya panas sejak 2 hari yang lalu. Anak tersebut
menangis kuat dan memeluk erat ibunya tidak mau diperiksa oleh dokter atau perawat yang memakai pakaian putih. Menurut ibunya anak tersebut trauma
dengan lingkungan RS dan petugas kesehatan, karena pernah dirawat dengan diagnosis demam berdarah, dan pada saat dirawat sebelumnya anak
mendapatkan tusukan beberapa kali saat pemasangan infus dan pemeriksaan trombosit. Ibu juga menambahkan bahwa perawat/dokter yang kontak dengan
pasien sering hadir hanya untuk melakukan tindakan invasif tanpa komunikasi yang baik atau melihat kesiapan anak dalam menerima tindakan. Saat ini anak
akan dilakukan prosedur pemasangan infus dan pengambilan sampel darah vena.
Tugas: Setiap mahasiswa membuat laporan berupa narasi tentang penyelesaian masalah berdasarkan data kasus diatas, narasi tersebut mencakup:
a. Data yang perlu dikaji terkait kondisi psikologis anak tersebut (diperbolehkan untuk melengkapi data tambahan)
b. Rumusan masalah yang terjadi pada anak tersebut (kaitkan dengan prinsip keperawatan anak)
c. Rencana tindakan untuk mengatasi masalah (dengan penerapan evidence based practice) dan rasionalisasi dari tindakan tersebut
d. Evaluasi tujuan yang akan dicapai
Pertemuan II:
Praktikum
Kelompok 1 & 2: SDIDTK (KPSP)
Kasus 2. Anak B perempuan (tanggal lahir 01 Mei 2019), pada tanggal 15 Juli 2021 dibawa ibu ke Posyandu dengan keluhan anak B banyak makan tetapi
berat badannya masih tampak kurus (BB 8 kg, TB 79 cm, LK 47 cm). Ibu meminta untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut karena Anak B juga tampak
lebih diam dan kurang aktif jika dibandingkan dengan anak sebayanya. Pada pemeriksaan KPSP diperoleh data bahwa: anak bisa melakukan semua
perintah/pertanyaan yang diajukan pada area motorik kasar dan motorik halus, namun pada sektor bicara dan bahasa diketahui bahwa anak hanya mampu
mengucapkan 2 kata yang mempunyai arti selain “papa” dan “mama”. Ibu juga mengatakan anak masih belum bisa makan nasi sendiri saat ditanyakan
pertanyaan pada area sosialisasi kemandirian. Untuk pertanyaan lain pada sektor bahasa dan kemandirian, anak sudah mampu melakukannya.
Tugas: Diskusikan bersama kelompok dan buat penyelesaian kasus di atas dalam bentuk makalah/PPT, disajikan di kelas. Isi laporan mencakup:
a. Hasil pengkajian pertumbuhan (status gizi, klasifikasi hasil pengukuran lingkar kepala) dan perkembangan anak B dengan menggunakan Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan/KPSP sesuai kasus (jelaskan cara menetukan formulir KPSP yang digunakan sesuai perhitungan umur anak)
b. Presentasikan di kelas bagaimana cara melakukan pengkajian dan mengisi form. KPSP sesuai data pada kasus tersebut
c. Rumuskan interpretasi hasil pemeriksaan KPSP
d. Susun rencana intervensi/stimulasi tumbuh kembang yang sesuai untuk mengatasi masalah pada kasus di atas
e. Tentukan jadwal skrining/pemeriksaan KPSP anak selanjutnya
Kelompok 3 & 4: Denver II
Kasus 3. Anak C perempuan dengan tanggal lahir 4 Februari tahun 2010, hari ini tanggal 11 Maret 2021 akan dilakukan pemeriksaan deteksi dini
penyimpangan perkembangan dengan menggunakan form Denver II. Ibu menyatakan anak dengan riwayat kelahiran prematur 6 bulan. Diketahui
kemampuan anak pada keempat sektor/bidang yang dinilai sebagai berikut:
Personal sosial: Adaptif-Motorik Halus Bahasa Motorik Kasar
Berusaha mencapai mainan (lulus) P Mengambil 7 kubus (lulus) P Meniru bunyi kata-kata (lulus) P Berdiri dengan pegangan (lulus) P
Makan sendiri (lulus) P Memegang dengan ibu jari dan Papa/mama tidak spesifik (lulus) Bangkit untuk berdiri (lulus) P
Tepuk tangan (lulus) P jari (lulus) P P Bangkit terus duduk (lulus) P
Menyatakan keinginan (lulus) P Membenturkan 2 kubus (lulus) P Kombinasi silabel (lulus) P Berdiri dua detik (gagal) F
Daag-daag dengan tangan (lulus) P Menaruh kubus di cangkir (lulus) Mengoceh (lulus) P Berdiri sendiri (gagal) F
Main bola dengan pemeriksa P Papa/mama spesifik (gagal) F Membungkuk kemudian berdiri (gagal)
(menolak) R Mencorat-coret (lulus) P 1 kata (gagal) F F
Menirukan kegiatan (gagal) F Ambil manik-manik ditunjukkan 2 kata (gagal) F Berjalan dengan baik (gagal) F
Minum dengan cangkir (gagal) F (gagal) F 3 kata (gagal) F Berjalan mundur (gagal) F
Membantu di rumah (gagal) F Menara dari 2 kubus (gagal) F 6 kata (gagal) F Lari (gagal) F
Menggunakan sendok/garpu (gagal) Menara dari 4 kubus (gagal) F Menunjuk dua gambar (gagal) F Berjalan naik tangga (gagal) F
F Kombinasi kata (gagal) F
Membuka pakaian (gagal) F
Tugas: Diskusikan bersama kelompok dan buat penyelesaian kasus di atas dalam bentuk makalah/PPT, disajikan di kelas. Isi laporan mencakup:
a. Lakukan perhitungan umur pada Anak B, tuangkan dalam format Denver II dan lakukan penilaian test sesuai data pada kasus di atas
b. Lakukan interpretasi hasil test pada masing-masing sektor/bidang (Advance/ Normal/ Caution/ Delayed)
c. Jelaskan kesimpulan akhir dari hasil test tersebut (Normal/ Suspect/ Untestable)
d. Jelaskan tindak lanjut dari hasil skrining perkembangan tersebut
Pertemuan III
Praktikum: Demonstrasi/video praktik prosedural resusitasi bayi baru lahir
Pertemuan IV
Tugas kelompok: Pelajari tentang bahan kajian materi kuliah pertemuan IV, bersama kelompok lakukan diskusi dan buatlah makalah dan ppt berdasarkan
penugasan kasus 4, selanjutnya presentasi hasil diskusi pada saat pertemuan di kelas.
Kasus 4. Anak C berumur 8 tahun, dibawa ke Poli Neurologi dengan riwayat sakit kepala, muntah yang tidak berhubungan dengan makan, dan perubahan
gaya berjalan. Pemeriksaan awal mengarah pada dugaan tumor otak. Selanjutnya anak C dimasukkan ruang rawat neurologi rumah sakit pediatrik untuk
penanganan lebih lanjut. Sampai saat ini, anak C merupakan anak yang sehat yang belum pernah di hospitalisasi sebelumnya. Ia tinggal di rumah dengan
orangtua dan dua saudara kandungnya yang masing-masing berumur 11 tahun dan 5 tahun.
Tugas:
Kelompok 1:
a. Sebagai seorang perawat di RS tersebut, jelaskan bagaimana peran anda untuk dapat membantu mempersiapkan anak C dan keluarganya selama
hospitalisasi
b. Identifikasi dan jelaskan respons apa saja yang mungkin muncul pada anak C dan keluarganya selama proses hospitalisasi tersebut berlangsung
Kelompok 2:
Tambahan kasus 3. Orangtua anak C merasa sedih karena anaknya harus menjalani hospitalisasi. Ibu mengungkapkan bahwa ia merasa khawatir terkait reaksi
anak C terhadap kondisi yang anak alami saat ini. Ibu juga mengatakan keluarga tidak tau apa yang harus dilakukan untuk dapat membantu anak C.
Sususnlah rencana asuhan keperawatan pada anak C berdasarkan kasus di atas, meliputi:
a. Data yang perlu dikaji terutama terkait kondisi psikologis anak dan keluarga (diperbolehkan untuk melengkapi data tambahan)
b. Rumuskan diagnosis keperawatan yang mungkin muncul pada anak dan keluarga (rujuk pada SDKI)
c. Susunlah rencana tindakan dari masing-masing diagnosis yang muncul, rumusan tujuan dan intervensi beserta rasionalnya (rumusan tujuan merujuk pada
SLKI, dan intervensi pada SIKI dan jurnal-jurnal penelitian)
Pertemuan V-XV, sebelum perkuliahan mahasiswa telah mempelajari topik perkuliahan dengan membuat makalah dan ppt untuk dipresentasikan pada
setiap pertemuan.
Pertemuan V
Tugas: membuat makalah dan presentasi
Kelompok 1: Membuat makalah tentang konsep dan askep pemenuhan kebutuhan oksigenisasi (asma bronchial/pneumonia/bronchitis/difteri/pertussis/covid-
19)
Kelompok 2: Membuat makalah tentang konsep dan askep pada anak dengan gangguan kardiovaskular: penyakit inflamasi jantung (perikarditis, miokarditis,
endokarditis)/demam reumatik/kawasaki disease.
Kelompok 3: Membuat makalah tentang konsep dan askep pada anak dengan gangguan hematologi (leukemia/thalassemia/anemia)
Praktikum:
Demonstrasi/video prosedural pemasangan kanul/masker oksigen, tindakan nebulizer, tindakan suction, dan posisi untuk membuka jalan nafas (posisi
ekstensi/fowler/semi-fowler/postural drainage)
Pertemuan VI
Tugas: membuat makalah dan presentasi
Kelompok 1: membuat makalah tentang konsep dan askep diare.
Kelompok 2: membuat makalah tentang konsep dan askep DHF .
Kelompok 3: membuat makalah tentang konsep dan askep nefrotik sindrom
Praktikum: Demonstrasi/video praktik penghitungan balance cairan, infus, kateter, dan pemberian obat.
Pertemuan VII
Tugas: membuat makalah dan presentasi
Kelompok 1 : buat perencanaan bermain sebagai terapi pada anak dengan KKP.
Kelompok 2: buat perencanaan bermain sebagai terapi pada anak dengan Typhoid.
Kelompok 3 : buat perencanaan bermain sebagai terapi pada anak dengan DM juvenil.
Praktikum: Demonstrasi/video praktik pemberian minum melalui cawan, NGT/OGT, feeding drip
Pertemuan IX:
Tugas: membuat makalah dan presentasi
Kelompok I2: membuat makalah tentang konsep dan askep anak dengan serebral palsy
Kelompok 13: membuat makalah tentang konsep dan askep hidrosefalus
Kelompok 14 membuat makalah tentang konsep dan askep CTEV
Praktikum:
Demonstrasi/video praktik cara melatih berjalan pakai kruk, tripot dan kursi roda, ROM mengukur kekuatan otot.
Pertemuan X:
Tugas: membuat makalah dan presentasi
Kelompok 1: membuat makalah tentang konsep dan askep anak dengan kejang demam
Kelompok 2: membuat makalah tentang konsep dan askep campak
Praktikum:
Demonstrasi/video praktik prosedural tepid water sponge, restrain, penatalaksanaan kejang dan isolasi anak dengan penyakit campak.
Pertemuan XI
Tugas: membuat makalah dan presentasi
Kelompok 1: membuat makalah tentang konsep dan asuhan keperawatan BBLR, prematuritas
Kelompok 2: membuat makalah tentang konsep dan asuhan keperawatan asfiksia, RDS
Kelompok 3: membuat makalah tentang konsep dan asuhan keperawatan bayi dengan hiperbilirubin
Praktikum:
Demonstrasi/video praktik penilaian ballard score, APGAR score, perawatan bayi dalam inkubator, Perawatan Metode Kanguru (PMK), fototerapi, nutrisi
feeding drip, OGT
Pertemuan XII
Tugas: membuat makalah dan presentasi
Kelompok 1: membuat makalah tentang konsep dan asuhan keperawatan PDA
Kelompok 2: membuat makalah tentang konsep dan asuhan keperawatan VSD/ASD/tetralogi of fallot
Kelompok 3: membuat makalah tentang konsep dan askep bayi dengan stenosis aorta/koarktasio aorta
Pertemuan XIII
Tugas: membuat makalah dan presentasi
Kelompok 1: membuat makalah tentang konsep dan asuhan keperawatan atresia ani.
Kelompok 2: membuat makalah tentang konsep dan asuhan keperawatan bayi dengan labiopalatoschizis
Kelompok 3: membuat makalah tentang konsep dan askep bayi dengan hipospadia
Kelompok 4: membuat makalah tentang konsep dan askep bayi dengan hisprung
Pertemuan XIV:
Tugas: membuat makalah dan presentasi
Kelompok 1: membuat makalah tentang konsep dan asuhan keperawatan Down Syndrom
Kelompok 2: membuat makalah tentang konsep dan asuhan keperawatan Retardasi Mental
Kelompok 3: membuat makalah tentang konsep dan asuhan keperawatan Autisme
Kelompok 4: membuat makalah tentang konsep dan asuhan keperawatan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
Praktikum:
Demonstrasi/video praktik pengkajian anak berkebutuhan khusus menggunakan formulir yang sudah baku.
Pertemuan XV:
Praktikum: mempraktikkan penggunaan formulir MTBM dan MTBS dalam penatalaksanaan bayi dan balita sakit sesuai kasus pemicu.
Pilihlah Tiga kasus dari 10 kasus yang disediakan, isi kan pada format MTBS (ada tiga format yang dilaporkan ke pembimbing)
Kasus 1: Audi anak perempuan, umur 7 bulan, Berat badan 5,8 kg. Panjang badan 59 cm. Suhu badan 38°C. Ibu berkata anaknya batuk sela ma Kasus 1: Audi
anak perempuan, umur 7 bulan, Berat badan 5,8 kg. Panjang badan 59 cm. Suhu badan 38°C. Ibu berkata anaknya batuk sela ma 2 hari. Petugas kesehatan
memeriksa tanda-tanda bahaya umum. Ibu berkata bahwa Audi dapat menyusu. Ia tidak muntah dan tidak kejang. Anak sadar dan tidak letargis. Frekuensi
pernapasan Audi : 58 kali per menit. Ia tidak melihat tarikan dinding dada ke dalam dan tidak mendengar stridor. Catat gejala-gejala Audi dan klasifikasinya
pada Formulir Pencatatan.
Kasus 2 : Anindita anak perempuan, umur 22 bulan. Berat badan 11 kg, Panjang badan 83 cm dan suhu badan 37°C. Ibu berkata anak batuk selama 3 hari.
Petugas kesehatan memeriksa tanda bahaya umum. Ibu berkata bahwa anak bisa minum, tidak muntah dan tidak kejang. Anak sadar dan tidak letargis. Petugas
kesehatan menghitung napas : 38 kali per menit, tidak melihat tarikan dinding dada ke dalam dan tidak mendengar stridor ketika mendengarkan napas anak itu.
Catat gejala-gejala Anindita pada Formulir Pencatatan berikut ini. Klasifikasikan penyakit Anindita dan tulis jawaban saudara dalam kolom klasifikasi.
Kasus 3 : Ratri anak perempuan, umur 14 bulan. Berat badan 12 kg. Panjang badan 94 cm. Suhu badan 37.5°C. Ibu berkata bahwa anak mende rita diare
selama 3 minggu, tidak ada tanda-tanda bahaya umum, tidak batuk atau sukar bernapas. Petugas kesehatan memeriksa diare Ratri. Ibu mengatakan bahwa
tidak ada darah dalam tinja anak. Anak tampak selalu rewel dan gelisah. Matanya tidak cekung. Ia minum dengan lahap. Cubitan kulit perut kembali segera.
Catat gejala pada Ratri dan klasifikasikan pada Formulir Pencatatan.
Kasus 4 : Andi anak laki-laki, umur 3 tahun. Berat badan 10 kg. Tinggi badan 75 cm. Suhu badan 370C. Ibu datang hari ini karena Andi batuk dan diare. Andi
tidak menunjukkan tanda bahaya umum dan batuk selama 3 hari. Ia menghitung napas: 36 kali per menit. Tidak ada tarikan dinding dada ke dalam atau stridor.
Ibu mengatakan bahwa Andi diare sudah 2 minggu lebih. Tidak ada darah dalam tinja, anak tampak rewel dan gelisah. Mata tidak cekung, ia dapat minum
tetapi tidak haus. Cubitan kulit perut segera kembali. Catat gejala Andi dan klasifikasikan pada Formulir Pencatatan.
Kasus 5 : Aditya anak laki-laki, umur 24 bulan, berat badan 9.5 kg Tinggi badan 75 cm. dan suhu badan 370 C. Ibu berkata anak tidak mau makan akhir-akhir
ini. Petugas memeriksa tanda bahaya umum. Anak bisa minum, tidak muntah, tidak kejang dan masih sadar serta tidak letargis. Anak tidak batuk dan tidak
diare. Ibu berkata Aditya teraba panas selama 2 hari. Daerahnya risiko tinggi malaria. Anak tidak menderita campak dalam 3 bulan terakhir. Pada pemeriksaan
RDT hasilnya positif Tidak ditemukan kaku kuduk, tidak pilek dan tak mempunyai ruam. Dia tidak mempunyai gejala yang mengarah ke campak. Tidak ada
perdarahan dari hidung maupun gusi, tidak muntah dan beraknya normal, dan tidak ada tanda syok. Setelah diperiksa dengan teliti, petugas menemukan bintik
perdarahan pada perut Aditya. Selanjutnya petugas melakukan uji Tourniquet dan ternyata hasilnya positif. Catat gejala pada Aditya dan klasifikasinya pada
Formulir Pencatatan berikut ini :
Kasus 6 : Nabilla, anak perempuan umur 3 tahun, berat badan 13 kg, tinggi badan 86 cm. suhu badan 37.50C. Ibu datang ke klinik hari ini karena Anak demam
selama 2 hari terakhir. Ia menangis tadi malam dan berkata bahwa telinganya sakit.
Petugas kesehatan memeriksa dan tidak menemukan tanda bahaya umum. Anak tidak batuk atau sukar bernapas dan tidak diare. Risiko malaria di daerah
tersebut tinggi. Demamnya diklasifikasikan sebagai MALARIA. Tidak ditemukan gejala yang mengarah ke DBD, oleh karena itu ia di klasifikasikan sebagai
DEMAM : MUNGKIN BUKAN DBD Ibu berkata bahwa ia merasa pasti telinga Nabilla sakit. Hampir sepanjang malam anak menangis karena telinganya
sakit. Petugas tidak menemukan cairan/nanah yang keluar dari telinga anak. Ia meraba bagian belakang telinga dan merasakan pembengkakan yang nyeri di
belakang salah satu telinga. Catat gejala-gejala masalah telinga Nabilla dan klasifikasikan pada formulir Pencatatan
Kasus 7 : Rafli, anak laki-laki umur 18 bulan, berat 6 kg, panjang badan 68 cm dan suhu 38.5°C. Ibu membawanya hari ini karena anak demam d an ada ruam.
Petugas kesehatan melihat Rafli kelihatan seperti tulang tertutup kulit, anak bisa minum, tidak muntah, tidak kejang, sadar dan tidak letargis. Ia tidak batuk
atau sukar bernapas dan tidak diare. Rafli tinggal di daerah risiko rendah malaria. Ibu membawa anak mengunjungi keluarga yang tinggal di daerah risiko
malaria tinggi sekitar 1 minggu yang lalu. Anak demam selama 5 hari, mempuyai ruam kemerahan menyeluruh dan matanya merah. Ia menderita campak.
Lehernya tidak kaku dan tidak ada pilek. Petugas kesehatan memeriksa gejala komplikasi campak. Anak tidak mempunyai luka di mulut. Tidak ada nanah
keluar dari matanya dan tidak ada kekeruhan pada kornea. Tidak ada tanda perdarahan termasuk bintik perdarahan di kulit, dan tidak ada tanda-tanda syok atau
gejala DBD yang lain. Rafli tidak mempunyai masalah telinga Selanjutnya petugas memeriksa status gizi dan anemia. Rafli tampak sangat kurus, tidak pucat,
kedua kakinya tidak bengkak. Pada pemeriksaan RDT hasilnya positif falsiparum. Catat gejala-gejala Rafi dan klasifikasinya dalam Formulir Pencatatan
Kasus 8 : Hasan, anak laki-laki umur 37 bulan, berat badan 9.6 kg, tinggi badan 87 cm dan suhu badan 37.5°C. Ia dibawa ibu ke klinik hari ini karena panas.
Hasan terus menangis dan menggosok telinganya. Petugas tidak melihat tanda bahaya umum. Ia tidak batuk atau sukar bernapas. Ia tidak diare. Risiko malaria
di daerah tersebut rendah. Tidak ada riwayat perjalanan keluar daerah dalam 2 minggu terakhir. Demam Hasan sudah 3 hari. Ia tidak menderita campak dalam
3 bulan terakhir. Lehernya bergerak dengan mudah. Hasan pilek dan tidak ada gejala yang mengarah ke campak. Petugas memeriksa tanda perdarahan
termasuk bintik perdarahan di kulit yang ternyata tidak ada. Hasan tidak mengeluh nyeri ulu hati dan tidak gelisah serta tidak ada tanda-tanda syok atau tanda-
tanda lain dari DBD. Petugas menanyakan apakah anak mempunyai masalah telinga. Ibu mengatakan bahwa Hasan mengeluh nyeri telinga. Ibu juga melihat
nanah keluar dari telinga kira-kira selama 5 hari. Petugas melihat nanah keluar dari telinga Hasan dan tidak menemukan pembengkakan yang nyeri di belakang
kedua telinga. Selanjutnya, petugas kesehatan memeriksa status gizi dan anemia. Anak terlihat kurus, tetapi tidak ceking. Ia tidak pucat. Tak ada
pembengkakan pada kedua kakinya. Petugas kesehatan menentukan berat badan menurut tinggi badan. Pada pemeriksaan RDT hasilnya negatif untuk semua
plasmodium. Catat gejala-gejala Hasan dan klasifikasinya dalam Formulir Pencatatan.
Kasus 9: Erna, bayi perempuan umur 1 bulan dibawa ibunya karena diare selama 3 hari. Berat badan 3700 gram, suhu 35.90C. Hitung napas 58 kali / menit.
Erna masih bias minum, tidak muntah dan tidak ada riwayat kejang. Pada pemeriksaan tidak ditemukan tarikan dinding dada kedalam yang kuat, tidak
merintih, mata tidak bernanah dan pusarnya normal. Anak tampak letargis, matanya cekung, cubitan kulit perut kembalinya lambat. Catat gejala-gejala Erna
dan klasifikasinya dalam Formulir Pencatatan.
Kasus 10 : Eva Waktu kunjungan rumah, petugas memeriksa bayi perempuan Eva, umur 5 hari, berat badan 2.500 gram, suhu 36,1 oC. Menurut ibu, tangan
kanan bayi tidak bergerak sejak lahir dan mulai kemarin bayi tampak kuning. Pada pemeriksaan, hitung napas 57 kali/menit, tidak ada tanda/gejala
kemungkinan penyakit sangat berat atau infeksi bakteri. Petugas melihat warna kuning yang meluas sampai dada, warna tinja tidak pucat. Tidak ada diare.
Bayi disusui 3 - 4 kali sehari dan mendapat susu formula 2 botol sehari. Ketika menilai cara menyusui, didapatkan: badan bayi tersangga dengan baik, kepala
dan tubuh bayi lurus, badan bayi menghadap ke dada ibu dan dekat ke ibu. Dagu bayi menempel payudara, mulut bayi kurang terbuka lebar, bibir bawah
kurang membuka keluar dan areola bagian atas tampak lebih banyak. Bayi mengisap dengan cepat dan dangkal. Eva sudah mendapat imunisasi Hepatitis B
saat lahir. Ibu juga mengatakan payudaranya bengkak dan terasa sakit waktu disentuh. Pada pemeriksaan, terlihat payudara kiri ibu bengkak, kemerahan dan
puting masuk ke dalam. Catat gejala-gejala Eva dan klasifikasinya dalam Formulir Pencatatan.