Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SAVE COMMUNITY

“Konsep Health Security, Health Accountability, Konsep Safety Centre”

DOSEN PEMBIMBING :

TUMIUR SORMIN,SKM.M.Kes

DISUSUN OLEH :

TINGKAT 3 REGULER 1

MELSI APRILIA 1914401003

CINDI ERIKA PUTRI 1914401005

JESTICA PUTRI PRATAMA 1914401011

YOLA APRILIA 1914401018

TRIA MAYLIN S 1914401020

DAFA ARDIANSYAH 1914401032

RIKA NOVITA 1914401038

VENTY LIA OKTAVIANA 1914401049

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

D-III KEPERAWATAN TANJUNGKARANG

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya. sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Save Community dengan judul
“Konsep Health Security, Konsep Health Accountability dan Public Safety Centre” dengan
baik. Dalam penyusunan makalah mungkin ada sedikit hambatan. Namun berkat bantuan
dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari dosen pembimbing. Sehigga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan
dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak, atas bantuan, dukungan dan doa nya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini
dan dapat mengetahui tentang Konsep Health Security, Konsep Accountability dan Public
Safety Centre Makalah ini mungkin kurang sempurna, untuk itu kami mengharap kritik dan
saran untuk penyempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 28 Juli 2021

KELOMPOK 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………..
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………….
1.3 Tujuan Masalah ……………………………………………………………………….
BAB II ISI
2.1 Health Security ………………………………………………………………………..
2.1.1 Pengertian ………………………………………………………………………
2.1.2 Konsep Human Security ……………………………………………………….
2.1.3 KelompokAncaman Yang Harus Diwaspadai …………………………………
2.1.4 Sepintas Tentang Glbal Health Security ………………………………………
2.1.5 Health Security Pandemi Covid-19 …………………………………………….
2.2 Health Accountability …………………………………………………………………
2.2.1 Pengertian ………………………………………………………………………
2.2.2 Kriteria Dan Pengukuran Akuntabilitas Kesehatan …………………………….
2.2.3 Akuntabilitas Dan Sistem Kesehatan …………………………………………..
2.2.4 Akuntabilitas Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat ……………………….
2.2.5 Penerapan Akuntabilitas Individu Dalam Asuhan Keperawatan ………………
2.3 Public Safety Centre …………………………………………………………………...
2.3.1 Pengertian ……………………………………………………………………….
2.3.2 Tujuan Dan Fungsi ………………………………………………………………
2.3.3 Pengorganisasian ………………………………………………………………..
2.3.4 Public Safety Center 199 ……………………………………………………….
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Health security sendiri dapat diartikan sebagai suatu konsep keamanan yang meletakkan
isu kesehatan sebagai suatu aspek yang mempengaruhi keamanan (Chiu et al., 2009: 679).
Proses diangkatnya permasalahan kesehatan ini menjadi suatu hal yang perlu diperhatikan
oleh masyarakat global tidak melalui proses yang mudah. Proses ini sendiri bermula pada era
1990-an, dimana Presiden Bill Clinton menganggap isu kesehatan pada saat itu, yaitu
penyakit AIDS sebagai suatu “bom waktu” bagi berbagai aspek, mulai ekonomi, politik,
hingga militer. Hal ini membuat Clinton ingin mengangkat isu ini sebagai suatu
permasalahan global, bukan lagi hanya ditujukan kepada satu atau dua negara saja.
Permohonan ini diwakili oleh Duta Besar Clinton di PBB, Richard Holbrooke yang terus
menerus mendesak agar permasalahan ini diangkat di Security Council. Upaya ini akhirnya
berhasil pada 10 Januari 2000, dimana AIDS menjadi salah satu permasalahan keamanan
global (McInnes dan Rushton, 2010: 227).
mengapa Holbrooke terus mendesak agar permasalahan kesehatan ini diangkat sebagai suatu
permasalahan keamanan global adalah karena tidak ada yang dapat memprediksi pengaruh
yang dihasilkan oleh permasalahan ini. Hal ini sesuai dengan perumpamaan Bill Clinton yang
menganggap bahwa isu kesehatan ini sama dengan “bom waktu”, tidak ada yang tahu kapan
akan bereaksi (McInnes dan Rushton, 2010: 227).
Public Safety Center (PSC) berupa unit kerja sebagai wadah koordinasi untuk
memberikan pelayanan gawat darurat secara cepat, tepat dan cermat bagi masyarakat.
Diselenggarakan 24 jam sehari secara terus menerus. PSC menjadi bagian utama dari
rangkaian kegiatan SPGDT prafasilitas pelayanan kesehatan yang berfungsi melakukan
pelayanan kegawatdaruratan dengan menggunakan algoritma kegawatdaruratan yang ada
dalam sistem aplikasi Call Center 119.PSC 119 Dinas Kesehatan DIY adalah unit pelayanan
kesehatann prafasyankes dibawah aungan Dinas Kesehatan DIY.Personel PSC Dinas
Kesehatan DIY terdiri dari 8 Perawat dan 4 sopir serta mempunyai 2 armada untuk kasus
gawat darurat dan 2 armada untuk kasus bencana
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja konsep health security?
2. Apa saja konsep health accountability?
3. Apa saja konsep public safety centre?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui konsep health security
2. Untuk mengetahui konsep health accountability
3. Untuk mengetahui konsep public safety centre
BAB II
ISI
2.1 Health Security
2.1.1 Pengertian
Keamanan kesehatan atau lebih dikenal dengan nama Health Security adalah
kondisi dimana bebas dari berbagai penyakit. Serta memiliki tujuan untuk
menjamin perlindungan setiap individu dari penyaki tmenular dan gaya hidup yang
tidak sehat. Dinegara-negara berkembang, penyebab utama kematian adalah
penyakit menular dan penyakit parasit.Sedangkan Di negara-negara maju atau
negara industry, penyebab utama kematian adalah penyakit system peredaran
darah. Dan yang memiliki ancaman kesehatan yang lebih beresiko adalah
masyarakat miskin dan anak-anak yang tinggal didaerah pedesaan baik itu yang
berada di negara berkembang atau pun negara maju, hal ini disebabkan oleh
kekurangan gizi,kekurangan pasokan obat-obatan dan air bersih untuk kebutuhan
kesehatan mereka. Diawal kemunculannya keamanan kesehatan hanya merupakan
bagian dari urusan domestic dalam suatu negara, tetapi dengan berjalannya waktu
dan perkembangan zaman akibat globalisasi keamanan kesehatan telah menjadi hal
penting dalam kebijakan suatu negara dan hingga saat ini telah menjadi keamanan
penting bagi dunia global. Ada 2 halyang menandai munculnya isu kesehatan
menjadi isu keamanan, yang pertama perluasan agenda keamanan pada tahun
1990-an setelah berakhirnya perang dingin yang pada saat itu hanya berfokus pada
ancaman militer berubah menjadi keamanan bagi segala ancaman manusia. Dari
Pemahaman ini telah membuka peluang ancaman kesehatan masuk dalam isu
keamanan manusia, apalagi ancaman penyakit berbahaya dan menular lebih mudah
menyebar dengan sangat luas dibandingkan dengan ancaman lain. Kedua adalah
Human Agency atau individuyangberpengaruhmenggunakan posisinya untuk
memasukan isu kesehatan kedalam keamanan contohnya direktur umum WHO
(World Health Organization) terdahulu GroHarlem Brundtland mengatakan bahwa
kesehatan global tidak dapat dipisahkan dari perkembangan sosial dan politik
terkini sehingga muncullah istilah Global Health Securit
2.1.2 Konsep Human Security
Human security atau lebih dikenal dengan nama keamanan manusia telah lama
menjadi salah satu fokus perhatian dalam hubungan internasional. Muncul sejak
perang dingin. Human security bukanlah suatu hal yang baru, melainkan konsep
yang secara luas mencakup isu non militer. Sedangkan menurut UNDP keamanan
manusia dikatakan memiliki 2 aspek utama : pertama, keamanan dari ancaman
kronis seperti kelaparan, penyakit dan represi. Kedua, keamanan dari perlindungan
dan gangguan yang mendadak serta menyakitkan dalam pola kehidupan sehari-hari
baik dirumah, dipekerjaan atau dimasyarakat. Oleh karena itu human development
report dari UNDP tahun 1994 mengenai human security mengkategorikan ancaman
yang membahayakan salah satunyaadalah Health Security(keamanan kesehatan)

2.1.3 Kelompok Ancaman Yang Harus Diwaspadai


1) The Origin of Threats Ancaman kontemporer dapat berasal dari lingkup
domestik dan lglobal, dimana ancaman yang berasal dari dalam negeri
biasanya terkait dengan isu-isu primordial, seperti, etnis, budaya, dan agama.
Sejak tahun 1989 hingga 2004, 90 dari 118 konflik bersenjata yang terjadi di
dunia diakibatkan oleh sentimen budaya, agama, dan etnis. Sementara itu, 75%
dari pengungsi dunia yang mengalir ke berbagai negara lainnya didorong oleh
alasan yang sama (sentimen budaya, agama, dan etnis). Dalam konteks
komunal yang bernuansa agama, Robert A. Seiple dan Dennis R. Hoover
menegaskan bahwa “faktor agama semakin berperan dalam hubungan
internasional kontemporer. Kegagalan dalam menyikapi faktor agama dalam
hubungan internasional akan meningkatkan terjadinya konflik internasional
yang mempengaruhi umat manusia dalam menciptakan stabilitas keamanan
dan perdamaian internasional”.
2) The Nature of Threats Secara tradisional, dimensi ini menyoroti ancaman yang
bersifat militer. Namun, persoalan keamanan meluas karena juga menyangkut
berbagai aspek lain, seperti:
a. Ekonomi
b. Sosial-Budaya
c. Lingkungan Hidup
d. Demokratisasi
e. HAM
Akibatnya, isu-isu global kontemporer makin beragam dengan kehadiran
sejumlah isu baru, seperti:
a. Konflik SARA
b. Ketidakamanan ekonomi (Economic Insecurity)
c. Degradasi lingkungan termasuk adanya kemungkinan penggunaan
senjata pemusnah massal, seperti, senjata nuklir, biologi, dan kimia oleh
aktor negara serta aktor-aktor nonnegara.
3) Changing Response Isu-isu global kontemporer perlu diatasi dengan berbagai
pendekatan non-militer, seperti, ekonomi, politik, hukum, dan sosial budaya.
4) Changing Responsibility of Security Tingkat keamanan yang tinggi sangat
tergantung pada seluruh interaksi individu pada tataran global. Tercapainya
Human Security tidak hanya tergantung pada negara saja, tetapi juga sangat
ditentukan oleh kerjasama transnasional di antara aktor non-negara.
5) Core Values of Security Nilai-nilai baru dalam tataran individual maupun
global yang perlu dilindungi antara lain: a. Penghormatan pada HAM, b.
Demokratisasi, c. Perlindungan terhadap lingkungan hidup, d. Upaya
memerangi kejahatan lintas-batas (transnational crime), seperti, narkotika,
money laundering, dan terorisme.

2.1.4 Sepintas Tentang Global Health Security


Global Health Security Agenda (GHSA) merupakan inisiatif global yang
diluncurkan pada bulan Februari 2014. Inisiatif tersebut muncul sebagai bentuk
respon terhadap meningkatnya kerentanan masyarakat global terhadap
kemungkinan munculnya berbagai jenis penyakit baru dan pandemi yang
diakibatkan oleh dampak negatif perubahan iklim, meningkatnya lalu lintas barang,
jasa, manusia dan hewan lintas negara serta praktek-praktek pertanian, peternakan
dan industri yang dinilai tidak lagi alamiah dan ramah lingkungan.
GHSA bertujuan untuk mencegah, mendeteksi dan merespon cepat berbagai
ancaman penyakit infeksi di tingkat global, baik yang terjadi secara alamiah
maupun karena adanya unsur kesengajaan ataupun musibah. GHSA melibatkan
multi-stakeholders, bersifat multi-sektoral serta di dukung badan-badan dunia di
bawah PBB, antara lain: World Health Organisation (WHO), Food and Agriculture
Organisation (FAO), dan World Organisation for Animal Health (OIE).
GHSA memfasilitasi upaya kolaborasi dan peningkatan kapasitas negara, yang
dilakukan sejalan dengan International Health Regulation (IHR) WHO,
Performance of Veterinary Services (PVS) OIE, dan framework keamanan
kesehatan global terkait lainnya.
Motor penggerak kegiatan GHSA adalah Steering Group yang beranggotakan
sepuluh negara yaitu Amerika Serikat, Chile, Finlandia, India, Indonesia, Italia,
Kanada, Kenya, Korea Selatan, dan Saudi Arabia. Keketuaan Steering Group
dilaksanakan melalui mekanisme Troika (3 negara secara bergantian). Troika
pertama terdiri dari Amerika Serikat (memimpin pada 2014), Finlandia (2015), dan
Indonesia (2016).
Selain menjadi Ketua Troika GHSA pada tahun 2016, Indonesia juga menjadi
lead country untuk Action Package Zoonotic Disease (Prevent-2) dan menjadi
contributing country untuk Action Package Anti Microbial Resistance (Prevent-1),
Real-Time Surveillance (Detect-2), dan Linking Public Health with Law and
Multisectoral Rapid Response (Respond-2).
Di tingkat nasional, penanganan GHSA dilakukan oleh 25
Kementerian/Lembaga di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dan Menteri Koordinator Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan, serta Menteri Kesehatan sebagai Ketua Umum.

2.1.5 Health Security Pandemic Covid-19

Tahun 2020, menjadi tahun yang penuh tantangan. Terlepas dari kemajuan
yang dicapai negara-negara anggota Global Health Security Agenda (GHSA)
dalam beberapa tahun terakhir, munculnya pandemi COVID-19 menunjukkan
bahwa penyakit infeksi secara nyata berpotensi mengancam sistem ekonomi,
sistem kesehatan dan stabilitas sosial di tingkat nasional dan global.

Sekitar 69 negara hadir dalam virtual meeting GHSA ke-6 dengan mengangkat
tema “Bridging Cooperative Action for Global Health Security. Sebagai tuan
rumah adalah negara Thailand. Negara-negara anggota yang terlibat mulai dari
menteri dan pemangku kepentingan, lintas sektor hadir dan tidak terbatas pada
Kementerian Kesehatan, Pertanian, Luar Negeri, Keamanan, Lingkungan, Hewan,
dan Pertahanan.

Dalam pertemuan ini dibahas mengenai persiapan pandemi yang akan datang,
penegasan kembali peran penting GHSA untuk mewujudkan ketahanan kesehatan
global dalam kondisi pandemi saat ini. Pada kesempatan yang sama, negara yang
hadir juga saling berbagi mengenai cara dalam menghadapi COVID-19 di
negaranya masing-masing.

Menkes Terawan sebagai ketua delegasi menyampaikan pentingnya menjaga


keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi selama COVID-19. Pemerintah
Indonesia terus menerus mengambil langkah-langkah untuk menghentikan
penyebaran virus dan meminimalkan dampak sosial dan ekonomi di masyarakat,
melalui pembentukan tim COVID 19, Satuan Tugas dan Komite Pemulihan
Ekonomi Nasional pada Juli 2020. Fokus pada tiga hal utama yaitu : 1) Mengontrol
penyebaran COVID-19 dan mengalokasikan anggaran untuk penanggulangan
COVID-19; 2) Menjaga jaring pengamanan sosial bagi masyarakat dan 3)
Mendukung dunia usaha khususnya usaha mikro kecil dan menengah.

“Untuk mengatasi krisis kesehatan masyarakat di tengah panemi COVID-19


yang kita hadapi saat ini kita harus mampu menciptakan lingkungan yang kondusif
di mana kesehatan dan ekonomi dapat tumbuh dan saling mendukung. Belajar dari
pandemi saat ini, kami lebih sadar akan pentingnya pembiayaan yang
berkelanjutan. Kami akan memastikan bahwa investasi saat ini dalam respon
COVID-19 akan berkelanjutan dan pembiayaan sistem kesehatan dan kesiapan
menjadi prioritas kami.” ujar Menkes

2.2 Health accountability

2.2.1 Pengertian

Akuntabilitas merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan tingkat


pertanggungjawaban seseorang ataupun suatu lembaga tertentu yang berkaitan
dengan sistem administrasi yang dimilikinya. Jika akuntabilitas dikaitkan dengan
pelalayan kesehatan maka dapat digambarkan bahwa akuntabilitas disini berarti
tingkat pertanggung jawaban stakeholder di bidang kesehatan ataupun instansi yang
terkait dengan system administrasi dan pelayanan yang akan diberikan kepada public
secara umum.

2.2.2 Kriteria Dan Pengukuran Akuntabilitas Kesehatan

Akuntabilitas dibagi menjadi dua yaitu, akuntabilitas vertical dan horizontal.

1) Akuntabilitas Vertikal

Akuntabilitas vertical merupakan akuntabilitas berupa pertanggung jawaban


yang dilakukan kepada atasan.

2) Akuntabilitas Horizontal

Akuntabilitas horizontal merupakan akuntabilitas berupa pertanggung


jawaban yang dilakukan kepada orang ataupun lembaga yang setara
Sedangkan berdasarkan lembaga public, akuntabilitas dapat dibagi menjadi
lima bagian, yaitu :

a. Akuntabilitas Hukum dan Kejujuran

Akuntabilitas ini merupakan pertanggungjawaban yang berkaitan dengan


aktivitas penegakan hukum dan juga norma kejujuran yang ditunjukkan
dengan tidak melakukan berbagai macam penyalahgunaan kekuasaan
dan wewenang yang dimiliki.

b. Akuntabilitas Manajerialc.

Akuntabilitas ini merupakan pertanggungjawaban yang berhubungan


dengan pola kerja manajerial yang harus dilaksanakan dengan efektif
dan efisien

c. Akuntabilitas Program

Akuntabilitas ini merupakan pertanggungjawaban yang berhubungan


dengan setiap program yang akan dijalankan. Orang yang berwenang
dalam program ini harus bisa menunjukkan jika program yang akan
dibangun dapat berjalan dengan baik atau tidak dan apa saja upaya yang
dapat dilakukan agar program yang akan direncanakan dapat berjalan
dengan optimal

d. Akuntabilitas Kebijakan
Akuntabilitas ini merupakan akuntabilitas yang berkaitan dengan
pertanggungjawaban lembaga publik terhadap berbagai macam
kebijakan dan keputusan yang telah diputuskan ataupun diambil. Dalam
hal ini, orang yang berperan dalam lembaga publik harus bisa
mempertanggungjawabkan setiap kebijakan yang telah ditetapkan baik
itu dari segi tujuan, alasan pengambilan kebijakan, manfaat yang
ditimbulkan, hingga berbagai macam hal negatif yang mungkin
ditimbulkan dari setiap kebijakan yang akan atau telah diambil.

e. Akuntabilitas Finansial

Akuntabilitas ini berkaitan erat dengan pertanggungjawaban lembaga


publik terhadap setiap uang yang disetorkan oleh masyarakat kepada
pemerintahan. Lembaga publik harus bisa menerangkan bagaimana uang
tersebut didapatkan, kemana uang tersebut dibelanjakaan, dan berbagai
macam pertanggungjawaban lainnya.

Untuk Aspek yang dikaitkan dengan akuntabilitas dapat dijelaskan


sebagai berikut :

a) Akuntabitas adalah sebuah hubungan

Akuntabilitas adalah komunikasi dua arah sebagaimana yang


diterangkan oleh Auditor General OfBritishColumbia yaitu
merupakan sebuah kontrak antara dua pihak

b) Akuntabilitas Berorientasi Hasil

Pada stuktur organisasi sektor swasta dan publik saat ini


akuntabilitas tidak melihat kepada input ataupun autput melainkan
kepada outcome.

c) Akuntabilitas memerlukan pelaporan

Pelaporan adalah tulang punggung dari akuntabilitas

d) Akuntabilitas itu tidak ada artinya tanpa konsekuensi

Kata kunci yang digunakan dalam mendiskusikan dan


mendefinisikan akuntabilitas adalah tanggung jawab. Tanggung
jawab itu mengindikasikan kewajiban dan kewajiban datang
bersama konsekuensi.

e) Akuntabilitas meningkatkan kinerja


Tujuan dari akuntabilitas adalah untuk meningkatkan kinerja, bukan
untuk mencari kesalahan dan memberikan hukuman.

2.2.3 Akuntabilitas Dan System Kesehatan

Akuntabilitas di fasilitas kesehatan, terutama bagi dunia perumahsakitan,


merupakan sebuah tuntutan bagi rumahsakit untuk dapat beroperasi sesuai dengan
norma dan nilai-nilai yang dianut serta mampu mengakomodasi berbagai kebutuhan
masyarakat yang sesungguhnya.

2.2.4 Akuntabilitas Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Akuntabilitas pelayanan kesehatan sangat berkaitan dengan tanggung jawab


pemerintah di bidang kesehatan kepada masyarakat secara social yang dikenal
dengan akuntabilitas sosial. Dan dapat memberikan pengaruh positif terhadap cintra
pemerintah di mata masyarakat yang dapat mendukung berbagai kebijakan public
yang membutuhkan dukungan social dari masyarakat.Dari beberapa sumber hasil
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai akuntabilitas dalam pelayanan
kesehatan memang terdapat beberapa instansi yang secara langsung berkaitan
dengan pelayanan public dan mengikutsertakan beberapa program dalam area
kesehatan di dalamnya.Secara kualitas pelayanan kesehatan public dari sisi
akuntabilitas memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar pelayanan
kesehatan yang memang sesuai. Poin penting yang harus diperhatikan di sini adalah
akuntabilitas pelayanan standar institusi versus personal. Dimana derajat
akuntabilitas personal diukur berdasarkan ukuran personal tetapi langsung dirasakan
oleh pasien, sedangkan derajat akuntabilitas institusi berkaitan dengan system
pelayanan kesehatan dan regulasi yang terbentuk di dalam institusi tersebut.

2.2.5 Penerapan Akuntabilitas Individu

Menurut Kenney (1995) yang DeLaune dalam bahwa bukunya akuntabilitas


bagian penting dalam dikutip menjelaskan merupakan pemberiana asuhan
keperawatan, dan merupakan metode penting yang menunjukkan besarnya
komitmen layanan terhadap pasien. perawat bertanggung jawab merencanakan
layanan asuhan yang efektif, menerapkan tindakan dengan tepat, dan mengevaluasi
atau menilai kembali kefektivitas intervensi mereka. (Delauneetal., 2002).

Menurut Jurnal Pendidikan Keperawatan pentingnya menerapkan akuntabilitas


dan pelayanan kesehatan yang baik akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan. yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-
tingginya. (Lestari, 2014). Sehingga dibutuhkan karakteristik pelayanan keperawatan
yang kontinu dekat dan lama dengan pasien, serta cagkupan praktik yang luas tidak
hanya terbatas pada kondisi geografis dan sosial ekonomi. (Lestari, 2014).

Kualitas kesehatan yang baik akan selalu berorientasi pada pemenuhan


kebutuhan pasien dan berakhir pada kepuasan pasien. Menurut pembahasan dalam
buku The DefinitionofQualityandApproachestoitsAssesment, oleh
AvedisDonabedian (1980), bahwa mutu atau kualitas adalah suatu sifat yang
dimiliki dan merupakan suatu keputusan terhadap unit pelayanan tertentu. (Lestari,
2014).

Dalam praktiknya, akuntabilitas perawat belum diterapkan secara optimal,


bahkan tidak semua mahasiswa keperawatan mendapatkan pemahaman yang sama
sebagian besar mahasiswa keperawatan yang mendapat pemahaman ini adalah
program mahasiswa keperawatan SI. Mengingat pentingnya penerapan akuntabilitas
pada jenjang perawat, semua hal ini cukup disayangkan. Maka dari itu hal yang
dapat dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan yang sama adalah sering
menghadiri seminar keperawatan dan pelatihan, serta melakukan diskusi bersama
antar jenjang keperawatan agar pengetahuan yang didapat menyebar kepada perawat
lain.

2.3 Public Safety Centre


2.3.1 Pengertian
Pusat pelayanan terpadu yang menjamin kebutuhan masyarakat dalam hal-hal
yang berhubungan dengan kegawatdaruratan, termasuk pelayanan medis yang
dapat dihubungi dalam waktu singkat di manapun berada. Merupakan ujung
tombak pelayanan yang bertujuan untuk mendapatkan respon cepat (quick
response) terutama pelayanan pra rumahsakit. Public safety center (PSC)
merupakan system penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT) bertjuan untuk
meningkatkan akses dan mutu pelayanankegawat daruratan dan mempercepat
waktu penanganan (response time) korban/pasien. Sistem ini memadukan
penanganangawat darurat mulai dari tingkat pra rumah sakit sampai tingkat rumah
sakit dan rujukan antar rumah sakit dengan prinsip time saving is life dan limb
saving, yang artinya semakin cepat waktu untuk merespon kejadian gawatdarurat,
semakin besar kesempatan untuk menyelamatkan nyawa.
2.3.2 Tujuan dan fungsi
1) Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kegawatdaruratan
2) Mempercepat waktu penanganan (respon time) Korban/Pasien Gawat Darurat
dan menurunkan angka kematian serta kecacatan. Dan dalam peraturan Mentri
Kesehatan RI nomor 19 tahun 2016 dalam pasal 11, disebutkan bahwa fungsi
PSC (Public Safety Service), adalah :
3) Pemberi pelayanan Korban/Pasien Gawat Darurat dan/atau pelapor melalui
proses triase (pemilahan kondisi Korban/Pasien Gawat Darurat)
4) Pemandu pertolongan pertama (first aid)
5) Pengevakuasi Korban/Pasien Gawat Darurat
6) Pengoordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan.

2.3.3 Pengorganisasian
Dalam system pelayanan pra rumah sakit dilakukan dengan membentuk dan
mendirikan PSC (Public Safety Center) yaitu unit kerja yang memberikan
pelayanan umum terutama yang bersifat gawat darurat. Selain itu pelayanan 5
prarumah sakit dilakukan pula dengan membentuk satuan khusus dalam
penanganan bencana yang kemudian dikenal dengan BSB (Brigade SiagaBencana),
pelayananambulan dan sub sistem komunikasi. PSC 119 merupakan layanan cepat
tanggap darurat kesehatan. Layanan ini dibentuk tahun 2016 bekerja sama dengan
Kementerian Perhubungan untuk membantu penangan kesehatan terhadap
masyarakat yang tidak hanya berhubungan dengan kecelakaan tetapi juga dalam
situasi kritis.
2.3.4 Public Safety Center 119
Public Safety Center ( PSC ) merupakan layanan cepat tanggap darurat
kesehatan, layanan ini dibentuk tahun 2016 bekerja sama dengan Kementerian
Perhubungan untuk membantu penangan kesehatan terhadap masyarakat yang
tidak hanya berhubungan dengan kecelakaan tetapi juga dalam situasi kritis.
Tingginya kasus kegawat daruratan penyakit tersebut, mendorong
Kementerian kesehatan melakukan terobosan baru untuk meningkatkan layanan
kegawatdaruratan, yaitu melalui layanan 119. Layanan ini menyediakan layanan
emergensi khususnya emergensi medik dengan menggunakan kode akses 119 dan
bebas biaya.
Sebagai contoh bila ada masyarakat yang menghubungi 119, maka call center
akan menanyakan dimana lokasi kejadian berada dan akan mengarahkan ambulans
dari Puskesmas, pos kesehatan, rumah sakit pemerintah yang paling dekat dengan
lokasi kejadian. PSC 119 saat ini baru menggunakan nomor lokal, tapi
kedepanakan jadi nomor layanan yang terintegrasi dengan layanan kepolisian dan
kebakaran. Untuk saat ini baru layanan kesehatan dan rumah sakit, ujarnya.
BAB III

PENUTUP

2.4 Kesimpulan

Health security sendiri dapat diartikan sebagai suatu konsep keamanan yang meletakkan
isu kesehatan sebagai suatu aspek yang mempengaruhi keamanan (Chiu et al., 2009: 679).
Proses diangkatnya permasalahan kesehatan ini menjadi suatu hal yang perlu diperhatikan
oleh masyarakat global tidak melalui proses yang mudah.

Public Safety Center (PSC) berupa unit kerja sebagai wadah koordinasi untuk
memberikan pelayanan gawat darurat secara cepat, tepat dan cermat bagi masyarakat.
Diselenggarakan 24 jam sehari secara terus menerus.

2.5 Saran

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan bisa menambah pengetahuan tentang
Konsep health security, Konsep health accountability, Public safety centre. Diharapkan bagi
pembaca bisa memberikan kritik dan saran untuk dapat menjadikan kami lebih baik dalam
penulisan penulisan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

(https://ghsaindonesia.wordpress.com/about/)

(https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20201119/4835779/pertemuan-ghsa-6-
membahas-mengenai-kesiapan-dunia-keseimbangan-kesehatan-dan-ekonomi-masa-
pandemi-covid-19/)

https://www.academia.edu/36258313/health_security_docx

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20181102/2028468/global-health-
security-agenda-ghsa-2018/

https://rakyatntt.com/inovasi-di-bidang-kesehatan-bupati-nagekeo-resmikan-ambulance-psc-
119/

file:///C:/Users/user/Downloads/Documents/PMK_No._19_ttg_Sistem_Penanggulangan_Ga
wat_Darurat_Terpadu_.pdf

http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/41ee51aabcff4cb7196f77f4396bbd68.pdf

https://s3pi.umy.ac.id/pandemi-covid-19-dan-isu-kesehatan-global/

https://kebijakankesehatanindonesia.net/20-sistem-kesehatan/79-Memahami-Sistem-
Kesehatan

https://e-renggar.kemkes.go.id/file2018/e-performance/1-059009-2tahunan-798.pdf

Anda mungkin juga menyukai