Anda di halaman 1dari 52

KEPERAWATAN KELUARGADOKUMENTASI DALAM BERBAGAI

TAHAPAN TUMBUH KEMBANG KELUARGA

Tingkat 3 Reguler 1
Disusun oleh:

ANDI SAPUTRA 1914401004


JESTIKA PUTRI PRATAMA 1914401011
DINA KUSUMA DEWI 1914401026
MITA NOVITA 1914401029
RIKA NOVITA SARI 1914401038
DESTIA PERMATA 1914401041
SAFIRA WIDYATAMI 1914401042
CAESARIA ARROHMAH 1914401049

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG JURUSAN


KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia yang Allah berikan
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini disusun
dalam rangka pembelajaran mata kuliah Keperawatan Keluarga.

Dalam penyusunan makalah ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk
mengumpulkan kajian pustaka yang diperlukan dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun juga menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan serta kelemahan
dalam menyusun makalah ini karena ilmu pengetahuan yang kami miliki belum maksimal.

Semoga dengan makalah yang kami buat ini dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman kita, sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membantu kami untuk lebih baik lagi.

Bandar Lampung, 27 Agustus 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................1

BAB II ISI

2.1 Pengkajian keperawatan keluarga.............................................................................2


2.2 Pengkajian tumbuh kembang keluarga.....................................................................7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................12
3.2 Saran.........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Dokumentasi dan pelaporan merupakan suatu metode untuk
mengkomunikasikan suatu informasi yang berhubungan dengan manajemen
pemeliharaan kesehatan. Dokumentasi keperawatan berdasarkan standar
asuhan keperawatan harus memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan
yang berkualitas oleh perawat. Ketidaklengkapan pendokumentasian akan
menyebabkan penegakkan diagnosis keperawatan yang kurang tepat
sehingga membuat perawatan yang diberikan kurang optimal.

Dokumentasi sangat penting dalam penyusunan asuhan keperawatan


keluarga, sebagai suatu informasi yang tertulis, dokumentasi keperawatan
merupakan media komunikasi yang efektif antar profesi dalam suatu tim
pelayanan kesehatan pasien. Disamping itu dokumentasi keperawatan
bertujuan untuk perencanaan perawatan pasien sebagai indikator kualitas
pelayanan kesehatan, sumber data untuk penelitian bagi pengembangan ilmu
keperawatan, sebagai bahan bukti pertanggung jawaban dan
pertanggunggugatan pelaksanaan asuhan keperawatan serta sebagai sarana
pendidikan bagi para mahasiswa.

Dokumentasi keperawatan adalah suatu bukti pencatatan dan


pelaporan asuhan keperawatan yang dimiliki oleh perawat yang berguna bagi
kepentingan klien dan perawat, serta memudahkan dalam berkolaborasi
dengan tim kesehatan lain dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan.

Dokumentasi keperawatan adalah sarana atau alat yang diperlukan oleh


perawat dalam rangka memberikan pelayanan asuhan keperawatan.
Bahkan dokumentasi keperawatan sewaktu-waktu akan sangat
diperlukan oleh perawat, misalnya ketika menghadapi proses hukum
bila ada tuntutan dari klien. Selain itu, dokumentasi tpada keperawatan
keluarga tersebut dapat dipergunakan untuk kebutuhan dalam penelitian
keperawatan. Dokumentasi asuhan keperawatan yang berkualitas harus
terdapat unsur keakuratan, kelengkapan, dan kerelevananan. Kegiatan
dokumentasi keperawatan yang tidak lengkap dalam pendokumentasian,
keakuratan dan tidak relevan maka akan terjadi kesulitan dalam
melakukan pembuktian tindakan yang sudah dilaksanakan dengan baik
dan benar
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja pengkajian dalam keperawatan keluarga?
2. Bagaimana pendokumentasian askep keluarga dengan berbagai
tahap tumbuh kembang?

1.3 TUJUAN
Setelah membaca makalah ini diharapkan pembaca mampu :
1. Memahami pengkajian pada keperawatan keluarga
2. Memahami tahapan perkembangan keluarga

4
3. Me
mahami
pendok
umenta
sian
askep
keluarga
dalam
berbaga
i
tahapan
tumbuh
kemban
g

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan invidu
sebagai anggota keluarga.
Tahap proses dokumentasi asuhan keperawatan keluarga meliputi :
2.1.1 Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seseorang perawat mengambil data
secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Sumber informasi
dari tahapan pengkajian dapat mengguanakan metode :
a. Wawancara keluarga
b. Observasi fasilitas rumah
c. Pemeriksaan fisik terhadapa anggota keluarga (head to toe)
d. Data sekunder, misalnya hasil laboratirium

Hal – hal yang perlu dikalji dalam keluarga adalah :


a. Data Umum
Pegkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1) Nama kepala keluarga (KK)
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga dan genogram
6) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta masalah2 yang terjadi jenis tipe
keluarga tersebut
7) Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku
bangsa tersebut terkait dengan kesehatan
8) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan
9) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendpatan baik dari kepala
keluarga maupun anggota keluarga lainya. Selain itu status sosial ekonomi
keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan2 yang dikeluarkan oleh keluarga serta
barang2 yang dimiliki oleh keluarga
10) Aktifitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama2 untuk
mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton tv dan
mendengarkan radio juga merupakan aktipitas rekreasi

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1) Tahap parkembangan keluarga saat ini
Tahap parkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.

 Tahap I : Keluarga Baru Menikah Atau Pemula


Tugas perkembangannya adalah:
1. membangun perkawinan yang saling memuaskan;

2. membina hubungan persaudaraan, teman, dan kelompok sosial;

3. mendiskusikan rencana memiliki anak.


 Tahap II : Keluarga Dengan Anak Baru Lahir
Tugas perkembangannya adalah:
1. membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang
mantap mengintegrasikan bayi yang baru lahir ke dalam
keluarga;
2. rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan
dan kebutuhananggota keluarga;
3. mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan;
4. memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkanperan-peran orang tua dan kakek nenek
 Tahap III : Keluarga Dengan Anak Usia Pra Sekolah
Tugas perkembangannya adalah :
1. memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti rumah,
ruang bermain,privasi, dan keamanan;
2. mensosialisasikan anak;

3. mengintegrasikan anak yang baru, sementara tetap


memenuhi kebutuhananak yang lain;
4. mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan di
luar keluarga.
 Tahap IV : Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah
Tugas suami-istri pada tahap perkembangan ini, antara lain :
1. Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya
yang sehat.
2. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
3. Memenuhi kebutuhan fisik anggota keluarga, biasanaya
kecacatan anak dapatdiketahui pada tahap ini.
 Tahap V : Keluarga Dengan Anak Remaja
Tugas suami-istri pada tahap perkembangan ni, antara lain :
1. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab semakin
dewasa danmandiri
2. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
3. Berkomunikasi scara terbuka antara orangtua dan anak
 Tahap VI : Kelurga Yang Melepaskan Anak Usia Dewasa Muda.
Tugas suami-istri pada tahap perkembangan ini , antara lain:
1. Memperluas siklus kelurga dengan memasukkan aggota keluarga
baru yang didapatnya nilai perkawinan anak-anak.
2. Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan
kembali hubungan perkawinan
3. Membantu orangtua lansia dan sakit-sakitan suami maupun istri
 Tahap VII : Orangtua Usia Pertengahan
Tugas-tugas suami-istri pada tahap perkembangan ini, antara lain :
1. Menyediakan lingkungan yang meningkatka kesehatan
2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti
dengan paraorangtua lansia dan anak-anak.
3. Memperkokoh hubungan keluarga.
 Tahap VIII : Keluarga Dalam Masa Pensiun & Lansia
Tugas-tugas yang penting untuk dilaksanakan pada tahap ini, antara lain :
1. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
2. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
3. Mempertahankan hubungan perkawinan
4. Menyesuaikan diri tehadap kehilangnya pasangan
5. Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi
6. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka ( penelahan
& integrasi hidup).

3) Riwayat keluarga inti


Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang
meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing2 anggota
keluarga, perhatian terhadap pelayanan kesehatan
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada kelurga dari pihak suami
dan istri.

c. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristrik rumah
Karakteristrik rumah diidentipikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah,
jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber
air, sumber air minum yang di gunakan serta denah rumah
2) Karakteristrik tentangga dan kumunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristrik tetengga dan kumonitas setempat yang
meliputi kebiasaan, lingkungan pisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat,
budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan
3) Mobilitas keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah
tempat
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan
masyarakat
5) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah jumlah keluarga
yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang
kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, pasilitas psikologis, atau
dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari
masyarakat setempat

d. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antara anggota keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuankeluaarga mengendalikan dan mempengaruhiorang lain untuk
mengubah prilaku
3) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal
maupun informal
4) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang
berhubungan dengan kesehatan
e. Fungsi Keluarga
1) Fungsui afektif
Hal yang perlu dikaji adalah gambaran anggota keluarga, perasaan
memilikidan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota
keluarga lainya, bagaimanaq kehangatan tercipta pada anggota
keluarga,menggambarkan sikap saling menghargai
2) Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga,sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya, dan
prilaku
3) Fungsi perawat kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian
perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana
pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga dalam
melaksanakan keperawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga
dalam melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga yaitu : keluarga mampu
mmengenal masalah kesehatan mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan, melakukan perawatan untuk anggota keluarga yang sakit,
menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan keluarga manpu
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat dilingkungan setempat.
Hal yang perlu dikaji untuk mengetauhi sejauh mana keluarga
melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah :
a) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan,
yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga memahami fakta-fakta
dari masalah mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap
masalah
b) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji :
 Sejauh mana kemampuan keluarga mengenal sifat dan
luasnya masalah
 Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga
 Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami
 Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari penyakit
 Apakah keluarga mempunyai sikap negative terhadapa
masalah kesehatan
 Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada
 Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan
 Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap
tindakan dalam mengatasi masalah
c) Mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sumber / fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat, yang
perlu dikaji adalah :
 Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangan perawatan
yang dibutuhkan untuk menanggulangi masalahkesehatan / penyakit
 Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan fasilitas
yang diperlukan untuk perawatan
 Keterampilan keluarga mengenai mcam perawatan yang
diperlukan memadai
 Apakah keluarga mempunyai pandangan negative terhadap
perawatan yang diperlukan
 Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri sendiri
dalam keluarga
 Apakah keluarga kurang dapat memelihara keuntungan
dalam memelihara lingkungan dimasa mendatang
 Apakah keluarga mempunyai upaya peningkatan kesehatan
dan pencegahan penyakit
 Apakah keluarga sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan
dan bagaimana pandangan keluarga akan fasilitas tersebut
 Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan
(diagnostic, pengobatan dan rehabilitasi)
 Bagaimana falsafah hidup keluarga berkaitan dengan
upaya perawatan dan pencegahan
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :
a) Berapa jumlah anak
b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikanjumlah anggota keluarga
5) Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :
a) Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
b) Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga
f. Stres Dan Koping Keluarga
1) Stressor jangka pendek dan panjang
a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6
bulan
b) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga bersepon terhadap situasi /
stressor
3) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan keluarga bila dihadapi permasalahan
4) Strategi adaptasi disfunsional
Strategi adapatasi disfungsional yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan
g. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga. Metode yang
digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di
klinik
h. Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajia, perawat menanyakn harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada

2.1.2 Perumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga


Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapat pada
pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan
etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi keperawatan keluarga. Diagnosa
keperawatan mengacu pada PES diaman untuk problem dapat digunakan rumusan
NANDA.
Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari :
a. Aktual (terjadi deficit / gangguan kesehatan)
b. Resiko (ancaman kesehatan)
c. Keadaan sejahtera (Wellness)

Contoh diagnosa keperawatan keluarga :


Diagnosa Keperawatan Keluarga Aktual
Contoh I
a. Gangguan Nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (anak M), keluarga bapak R
berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal masalah kekurangan
nutrisi
b. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (anak M), keluarga bapak R
berhubungan dengan ketidakmauan keluarga mengenal masalah kekurangan
nutrisi
c. Gangguan Nutrisi : kurang dari kebutuhan paa balita (anak M), keluarga bapak R
berhubungan dengan ketidakmampuan kelurga mengenal masalah kekurangan
nutrisi Pada contoh diatas, yang menjadi etiologi (tugas keluarga) mengandung 3
unsur yaitu kettidaktahuan (tidak mengenal masalah), ketidak mampuan mengambil
keputusan dan ketidakmampuan merawat, maka dari 3 diagnosa tersebut cukup
hanya menetukan 1 (satu) diagnosa yaitu diagnosa yang ketiga, akan tetapi dalam
merumuskan tujuan dan intervensi harus melibatkan ketiga etiologi tersebut.
Contoh II
Perubahan peran dalam keluarga (bapak S) berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah peran suami
Contoh III
Keterbatasan gerak pada lansia (Ibu A) keluarga bapak B berhubungan dengan
ketidakmampuan merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak
(rematik) Diagnosa Keperawatan Keluarga Sejahtera / Potensial

Suatu keadaan diaman keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga
dapat ditingkatkan. Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial (sejahtera) boleh tidak
menggunakan etiologi
Contoh :
a. Potensial terjadinya kesejahteraan pada ibu hamil (ibu M) kelurga bapak R
b. Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi (anaka L) keluarga bapak R
c. Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah keluarga bapak R

Menentukan prioritas masalah keperawatan keluarga


Caramembuat skor penentuan prioritas masalah keperawatan keluarga :
No KRITERIA SKOR BOBOT
Sifat masalah
· Actual (tidak / kurang sehat) 3
1 1
· Ancaman Kesehatan 2
· Keadaan Sejahtera 1
Kemungkinan masalah dapat diubah
2 2
· Mudah 2
· Sebagian 1
· Tidak dapat 0
Potensi masalah untuk dicegah
· Tinggi 3
3 1
· Sedang 2
· Rendah 1
Menonjolnya masalah
· Masalah berat, harus segera ditagani
2
4 · Ada masalah, tetapi tdak perlu segera 1
1
ditangani
0
· Masalah tidak dirasakan

Skoring :

Skor X Bobot
Angka
Tertinggi
Catatan : Skor dihitung bersama dengan keluarga
Faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas
a. Kriteria I
Siafat masalah : bobot yang lebih berat diberikan pada tidak / kurang sehat karena
yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan
oleh keluarga
b. Kriteria II
Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan terjangkaunya
factor – factor sebagai berikut :
 Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk
menangani masaalah
 Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga
 Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu
 Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam
masyarakat dan dukungan masyarakat
c. Kriteria III
Potensi masalah dapat dicegah factor – factor yang perlu diperhatikan :
 Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada
 Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan – tindakan yang tepat
dalam memperbaiki masalah
 Adanya kelompok “high Risk” atau kelompok yang sangat peka menambah
potensi untuk mencegah masalah
d. Kriteria IV
Menonjolnya masalah, perawat perlu dinilai persepsi atau bagaimana keluarga
melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skor tertinggi yang terlebih dahulu
dilakukan intervensi keperawatan keluarga.

2.1.3 Perencanaa kperawatan keluarga


Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang mencakup
tujuan umum dan tujuna khusus serta dilengkapi dengan criteria dan standar. Criteria
dan standar merupakan pernyataan spesikfik tentang hasil yang diharapkan dari
setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.

2.1.4 Implementasi
Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan perencanaan
mengenai diagnosa yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan keperawatan terhadap
keluarga mencakup hal – hal dibawah ini :
1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah
dan kebutuhan kesehatan dengan cara
a. Memberikan informasi
b. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
c. Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara
a. Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan
b. Mengidentifikasi sumber yang dimiliki keluarga
c. Mendiskusikan tentang konsekuensi tentang tindakan
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakit dengan cara :
a. Mendemonstrasikan cara perawatan
b. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah
c. Mengawasi keluarga melakukan perawatan
4. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi sehat, denagn cara :
a. Menetukan sumber yang dapat digunakan keluarga
b. Melakukan perubahan lingkungan dengan seoptimal mungkin
5. Motivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada denga cara :
a. Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
b. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

2.1.5 Evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan dilakukan penilaian untuk menilai
keberhasilannya. Bila tidak atau belum berhasil perlu disusun rencana baru yang
sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali
kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilakuaknn secara bertahap sesuai dengan
waktu dan kesediaan keluarga.

Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional


S : hal – hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif, setelah dialkuakn
intervensi keperawatan. Misalnya : keluarga menyatakan neyeri berkurang
O : hal – hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan
intervensi keperawatan Misal : berat badan naik 1 kg 1 bulan
A : analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan terkait
dengan diagnosa keperawatan
P : perencanaa yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada
tahap evaluasi
Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif.
Evaluasi formatif dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan
evaluasi sumatif adalah evaluasi paling akhir.

Format Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga


Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi
Rencana
No Keperawatan
Umum Khusus Kriteria Standar Intervensi
Keluarga
Format Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga

Diagnosa
Tujuan
No Keperawatan Tanggal Implementasi Evaluasi
Khusus
Keluarga

FORMAT ASKEP KELUARGA


1. PENGKAJIAN

A. Data Umum
1. Nama Keluarga (KK) : Tn. M
2. Umur : 45 tahun
3. Alamat : Desa Srimulyo 1 Pemanggilan, Natar, Lampung Selatan
4. Telpon : 082306769463
5. Komposisi keluarga : Ayah, Ibu, Dan 3 Anak.

No Nama Se Hubungan Umur Pendidika Pekerjaa Status


x (TTL) n n kesehatan
1 Ny. S P Istri Way SLTP IRT & Sakit
Kanan, pedagan
25-06- g
19975
2 An. A L Anak Bandar - - Meninggal
Lampung,
01-01-
1998
3 An. S P Anak Bandar SMA Pelajar Sakit
Lampung,
19-05-
2001
4 An. F P Anak Bandar SD Pelajar Sehat
Lampung,
04-02-
2009

Genogram
Keterangan :
: laki- laki
: perempuan
: meninggal
: tinggal serumah
: menikah

6. Tipe keluarga : keluarga inti


7. Suku : batak dan jawa
8. Agama : islam
9. Status sosek keluarga : anggota keluarga yang mencari nafkah adalah tn. M dan ny. S yang
penghasilannya sebesar Rp. 100.000 – Rp. 150.000 / hari. Harta benda yang dimiliki adalah 2 buah
motor, 1 kipas angin dan televisi.
10. aktivitas rekreasi : menonton TV dan mendengarkan musik.

B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


11. Tahap perkembangan keluarga saat ini
a. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek
b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dalam pengalaman-
pengalaman baru
c. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan
antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain
d. Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya dan masyarakat umum
e. Mampu menentukan kebiasaan atau pola hidup yang sehat.

Saat ini keluarga dalam tahap tumbuh kembang remaja SMA. Anak pertama sudah
meninggal, anak kedua pelajar SMA kelas 2, dan anak ketiga kelas 3 SD.

12. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Keluarga belum memberi kebebasan penuh kepada anak remajanya, karena takut salah pergaulan.
Klien mengatakan ia sering telat makan dan sering mengkonsumsi mie instan serta makanan
cepat saji. Klien juga mengatakan sering mengalami keputihan dengan intensitas sedang.

13. Riwayat keluarga inti


Keluarga mengatakan bahwa keluarganya tidak ada penyakit keturunan. Hanya Ny. S yang
mengalami sakit yaitu kanker payudara yang sudah dioperasi, dan saat ini mengalami kanker
mata. Selain itu An. A, An. S, An. F pernah mengalami demam kejang sejak bayi.

14. Riwayat keluarga sebelumnya


Keluarga mengatakan bahwa tidak ada penyakit keturunan dari keluarga sebelumnya.

C. Lingkungan
15. Karakteristik rumah
1. Lingkungan sekitar rumah agak kotor, jarak antara satu rumah dengan rumah lain berdempetan
dan suara bising yang berasal dari pangklong kayu di depan rumahnya. Klien mengatakan
terganggu hingga stress dengan kebisingan disekitar rumahnya tersebut.
2. Luas rumah : 10 x 15 m2
3. Tipe rumah : konvensional
4. Kepemilikan : milik sendiri
5. Jumlah kamar / ruangan : 2 kamar tidur, 1 ruang tamu dan keluarga, 1 dapur dan 1 toilet.
6. Ventilasi / jendela : 4 jendela dan 4 ventilasi.
7. Septic tank : ada, letaknya disamping rumah berjarak 5 meter dari sumur.
8. Kebersihan lingkungan : lingkungan didalam rumah Nampak bersih namun lingkungan
diluar rumah tampak kotor.
9. Pengolahan sampah : dibakar
10. Atap : genteng, dan plafon dari terpal.
11. Lantai : semen.
12. Dinding : semi batu bata dan papan.
13. Air : air yang digunakan air sumur.
14. Peliharaan : klien memiliki peliharaan ayam.

16. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Karakteristik tetangga Tn. M cukup padat namun Tn. M jarang berkumpul karena alasan
berdagang yang pulangnya hingga sore hari. Namun Tn. M mengikuti yasinan setiap malam
jum’at nya.

17. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga sejak menikah sudah tinggal dirumah sendiri dan belum pernah pindah- pindah dari daerah
tersebut.

18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.


 Tn. M menjadi ketua yasinan didesanya.
 Ny. S mengikuti pengajian didesanya yang dilakukan 2 minggu sekali.

19. Sistem pendukung keluarga.


Keluarga memiliki jaminan kesehatan yang berupa BPJS. Dan iuran yang dibayar oleh keluarga
sebesar Rp.25.500 setiap anggota keluarganya.

D. Struktur keluarga

20. Pola komunikasi keluarga


Komunikasi dalam keluarga menggunakan bahasa Indonesia, bahasa jawa, bahasa batak dan
frekuensinya tergantung pertemuan ari setiap anggota keluarga.

21. Struktur kekuatan keluarga.


Kekuatan keluarga dipegang oleh Tn. M dan Ny. S dan keputusan yang diambil dipegang oleh
keduanya yang menggunakan metode musyawarah untuk memecahkan suatu permasalahan.

22. Struktur peran.


Tn. M : sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah.
Ny. S : sebagai ibu dan membantu mencari nafkah.
An. S : sebagai anak kedua dan saat ini kelas 2 SMA.
An. F : sebagai anak ketiga dan bungsu yang saat ini kelas 3 SD.

23. Nilai Dan Norma Budaya.


 Keluarga masih menggunakan budaya memberikan kopi apabila anak mengalami demam kejang.
 Keluarga selalu mengajarkan kepada anak-anaknya untuk bersosialisasi dengan masyarakat.

E. Fungsi keluarga
24. Fungsi afektif

 Keluarga memiliki perasaan saling menghargai dan mendukung pengembangan bakat anak-anaknya.

 An. S sering berinteraksi dengan orang tua apabila ada masalah dan An. S tidak menutup-nutupi

apapun dari kedua orang tuanya.

25. Fungsi sosialisasi.


 Keluarga cukup rukun dengan Tn. M dan Ny. S sebagai pengambil keputusan.
 Keluarga cukup aktif dalam kegiatan masyarakat seperti yasinan dan pengajian namun jarang
berkumpul dengan masyarakat diluar kegiatan.
 An. S mengikuti ekstrakurikuler drum band tetapi tidak mengikuti organisasi dimasyarakat.
26. Fungsi perawatan keluarga

Pemeriksaan fisik Head To Toe

Pemeriksaa Tn. M Ny. S An. S An. F


n
Kulit Turgor baik Turgor baik Turgor baik Turgor baik
Rambut Rambut bersih, Rambut bersih, Rambut Rambut bersih,
warna hitam warna hitam, bersih, warna warna hitam
beruban, rontok hitam
kemerahan
Kepala Simetris, tidak ada Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak
benjolan ada benjolan ada benjolan ada benjolan
Mata Konjungtiva merah Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva
muda, sklera non merah muda, merah muda, merah muda,
ikterik bagian mata sklera non sklera non ikterik
kanan menonjol ikterik
(tumor mata)
Hidung Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk Bentuk simetris,
fungsi penciuman fungsi penciuman simetris, fungsi
baik baik fungsi penciuman baik
penciuman
baik
Telinga Bersih, bentuk Bersih, bentuk Bersih, bentuk Bersih, bentuk
simetris, fungsi simetris, fungsi simetris, simetris, fungsi
pendengaran baik pendengaran baik fungsi pendengaran
pendengaran baik
baik
Mulut Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir
lembab lembab lembab lembab
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
Dada Inspeksi : bentuk Inspeksi : bentuk Inspeksi : Inspeksi : bentuk
simetris simetris bentuk simetris
Palpasi : taktil Palpasi : taktil simetris Palpasi : taktil
fremitus fremitus Palpasi : taktil fremitus
Perkusi : sonor Perkusi : sonor fremitus Perkusi : sonor
Auskultasi : Auskultasi : Perkusi : Auskultasi :
vesikuler vesikuler sonor vesikuler
Auskultasi :
vesikuler
Abdomen Inspeksi : datar, Inspeksi : datar, Inspeksi : Inspeksi : datar,
tidak ada bekas tidak ada bekas datar, tidak tidak ada bekas
luka luka ada bekas luka
Palpasi : tidak ada Palpasi : tidak ada luka Palpasi : tidak
nyeri tekan nyeri tekan Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : timpani Perkusi : timpani ada nyeri Perkusi : timpani
Auskultasi : bising Auskultasi : tekan Auskultasi :
usus 12x/menit bising usus Perkusi : bising usus
18x/menit timpani 10x/menit
Auskultasi :
bising usus
11x/menit
Genetalia - - - -
Ekstremitas Tidak ada masalah, Tidak ada Tidak ada Tidak ada
keadaan kuku masalah, keadaan masalah, masalah,
bersih, tidak ada kuku bersih, tidak keadaan kuku keadaan kuku
oedema ada oedema bersih, tidak bersih, tidak ada
ada oedema oedema
Nama TD (mmHg) BB (kg) TB (cm) N (x/menit)
Tn. M 130/70 69 160 68
Ny. S 140/70 69 154 75
An. S 120/70 44 151 78
An. F - 21 101 90

 Pengkajian kebutuhan Dasar Manusia


1. Pemeriksaan resiko keputihan.
2. Pemeriksaan resiko ISPA.
3. Pemeriksaan resiko disminore.

 Tugas kesehatan keluarga


1. Keluarga tidak mengenal tentang resiko keputihan.
2. Keluarga tidak mampu memodifikasi lingkungan yang sehat.

F. Stress dan koping keluarga


27. Stressor jangka pendek
Keluarga merasa kecewa dengan prestasi An. S karena malas belajar.

28. Stressor jangka panjang


Keputihan yang dialami An. S sering mengganggu ativitas karena rasa tidak nyaman.

29. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah.


Keluarga berharap An. S lebih giat dalam belajar dan sudah biasa dengan penyakit anaknya.

30. Strategi koping yang digunakan


 Keluarga menyarankan agar anaknya berkunjung ke rumah saudara yang dianggap pintar dan
rajin belajar.
 Keluarga selalu mengingatkan anak untuk tidak telat makan.
31. Strategi adaptasi disfungsional.
Tn. M dan Ny. S menganggap keputihan yang dialami anaknya ini hal yang biasa dialami oleh
wanita.

G. Harapan Keluarga
Keluarga berharap agar anggota keluarganya selalu sehat dan berharap Ny. S dapat cepat
sembuh dari penyakitnya serta An. S yang dapat mengangkat derajat orang tuanya.

ANALISIS DATA

Data-data Masalah keperawatan Etiologi


DS : Resiko infeksi sistem Ketidakmampuan
 Klien mengatakan sering reproduksi keluarga mengenal
mengalami gejala keputihan masalah (keputihan)
seperti cairan berwarna putih
yang keluar dari vagina.
 Klien mengatakan sering
mengonsumsi makanan instan
terutama mie instan.
 Klien mengatakan daerah
kemaluannya terasa gatal
DO :
 Klien terlihat bingung saat
ditanya tentang pengertian
keputihan
 TD : 120/70 mmHg
 N : 78 x/menit
DS : Resiko ISPA Ketidakmampuan
 An. S mengatakan sering batuk keluarga dalam
karena asap rokok dari Tn.M. memodifikasi
 An. S mengatakan Tn. M lingkungan yang
merokok didalam rumah. sehat
 An. S mengatakan jika Tn. M
merokok maka anggota keluarga
yang lain pergi menjauhi Tn. M.
 An. S mengatakan jika Tn. M
dalam sehari bisa menghabiskan
1-2 bungkus rokok .
 Klien mengatakan tidak tahu lagi
bagaimana cara mencegah agar
Tn. M berhenti merokok
DO:

 Klien terlihat bingung saat


ditanya tentang bagaimana cara
menghentikan agar Tn. M tidak
merokok lagi
 TD : 120/70 mmHg.
 N: 78 x/menit.
DS : Resiko nyaman nyeri Ketidakmampuan
(Disminore) keluarga mengenal
 Klien mengatakan jika datang bulan
masalah
kadang-kadang disertai dengan nyeri. (maag/gastritis)
 Klien mengatakan jika nyeri nya diperut
bagian bawah dan pinggang.
 Klien mengatakan jika intensitas
nyerinya tidak berat.
 Klien mengatakan jika terjadi nyeri ia
tidak minum obat, melainkan hanya
dibiarkan saja sampai nyerinya
berkurang atau hilang.
 Klien mengatakan tidak tahu tentang
gastritis
DO :

 Klien terlihat bingung saat


ditanya tentang pengertian
gastritis
 TD : 120/70 mmHg.
 N : 78 x/menit.

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Resiko infeksi sistem reproduksi pada keluarga Tn. M khususnya An. S b.d
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah (keputihan).
2. Resiko ISPA pada keluarga Tn. M khususnya An. S b.d ketidakmampuan keluarga dalam
memodifikasi lingkungan yang sehat.
3. Resiko nyaman nyeri (disminore) pada keluarga Tn. M khususnya An. S b.d
ketidakmampuan keluarga mengenali masalah.
PRIORITAS MASALAH

Kriteria Bobot Skor Masalah


Keputihan ISPA Desminore
Sifat Masalah 1 Aktual 2 2 2
X1 X1 X1
3 3 3
(3)

Resiko
(2)

Potensial
(1)
Kemungkinan 2 Mudah 1 0 1
X2 X2 X2
2 2 2
Diatasi (2)

Sedang
(1)

Sulit
(0)
Potensi 1 Tinggi 2 1 2
X1 X1 X1
3 3 3
Dicegah (3)
Sedang
(2)

Sukar
(1)
Menonjolkan 1 Ya, Segera 2 2 1
X1 X1 X1
2 2 2
Masalah (2)

Ya, Tidak
(1)

Tidak
(0)
Total Skor 1 2 5
3 2
3 6

RENCANA KEPERAWATAN

Kriteria
Diagnosa Tujuan
No Tujuan Khusus Evaluasi Standar Intervensi
Keperawatan Umum
(A, V, P)
1. Resiko Resiko Setelah Verbal : Keputihan merupakan1. Gali pengetahuan
infeksi sistem infeksi dilaksanakan pengeluaran cairan tentang keputihan
Keluarga
reproduksi sistem kunjungan dari jalan lahir yang 2. Beri motivasi
mampu
pada keluarga reproduksi penyuluhan 2x 60 bukan darah dalam Keluarga/individu
menyebutkan
Tn. M pada menit : jumlah yang berlebih. untuk
pengertian,
khususnya keluarga mengemukakan
Keluarga mampu penyebab serta
An. S b.d Tn. M pendapatnya
mengenal masalah tanda dan
ketidakmamp khususnya Penyebab keputihan : tentang keputihan
keputihan gejala
uan keluarga An. S b.d 1. Memakai 3. Diskusikan
keputihan
mengenal ketidakmam pakaian dalam bersama keluarga/
masalah puan yang ketat dari individu
(keputihan). keluarga bahan sintetis mengenai
mengenal 2. Tidak mengganti pengertian,
masalah panty liner penyebab dan
(keputihan) 3. Membilas gejala keputihan.
dapat vagina dari arah 4. Bimbing
teratasi yang salah, yaitu keluarga/
dari arah anus ke Individu untuk
arah depan menjelaskan
vagina ulang pengertian,
4. Sering bertukar penyebab, tanda
celana dan gejala
dalam/handuk keputihan.
dengan orang 5. Beri
lain reinforcement
5. Kurang menjaga positif atas
kebersihan jawaban yang
vagina diberikan.
6. Kelelahan yang
amat sangat
7. Stress
8. Tidak segera
mengganti
pembalut saat
menstruasi
9. Tidak mejalani
pola hidup sehat
(makan tidak
teratur, tidak
pernah olah
raga, tidur
kurang)

Tanda dan Gejala


keputihan :

1. Keluarnya
cairan berwarna
putih
kekuningan
atau putih
kelabu dari
saluran vagina
2. Gatal
3. Bau tidak sedap
4. Rasa seperti
terbakar di
vagina terutama
saat berkemih.
5. Kemerahan dan
bengkak di
vulva dan nyeri
di vagina
Keluarga mampu Verbal : Akibat dari 1. Gali pengetahuan
memutuskan keputihan : tentang akibat
Keluarga
tindakan yang keputihan.
mampu 1. Rasa gatal
tepat untuk 2. Beri motivasi
menyebutkan yang
anggota keluarga keluarga/individu
akibat jika mengganggu
dengan keputihan untuk
keputihan aktivitas
mengemukakan
diabaikan 2. Kemandulan
pendapatnya
tentang akibat
keputihan.
3. Diskusikan
bersama keluarga
akibat keputihan
4. Bimbing keluarga
untuk
menjelaskan
akibat keputihan.
5. Beri
reinforcement
positif atas
jawaban yang
diberikan.
Keluarga mampu Verbal : Cara mencegah 1. Gali pengetahuan
merawat anggota keputihan : tentang
Keluarga
keluarga dengan pencegahan
mampu 1. Menjaga alat
keputihan keputihan
menyebutkan kelamin tetap
2. Beri motivasi
cara-cara bersih dan
keluarga/individu
mencegah kering.
untuk
keputihan 2. Menghindari
mengemukakan
pakaian ketat.
pendapatnya
3. Sering
tentang
mengganti
pencegahan
pembalut saat
keputihan
datang haid
3. Diskusikan
4. Menghindari
bersama
douche
keluarga/individu
(mencuci/membi
pencegahan
las) vagina
keputihan
dengan larutan
4. Demonstrasikan
antiseptik.
cara membuat
5. Mencuci alat
ramuan daun sirih
kelamin bagian
untuk menjaga
luar dengan air
kebersihan vagina
bersih.
5. Bimbing
6. Menjaga
keluarga/individu
kebersihan
untuk
daerah alat
menjelaskan
kelamin
pencegahan
7. Membilas alat
keputihan.
kelamin dengan
cara yang benar 6. Beri
8. Jangan suka reinforcement
tukar-tukaran positif atas
celana dalam jawaban yang
menggunakan diberikan.
celana dalam
bersama dengan
teman wanita
lainnya
9. Jangan
menggunakan
handuk
bersamaan (suka
tukar-tukaran
handuk)
10. Jalani pola
hidup sehat,
cukup tidur,
olahraga
teratur, makan-
makanan
dengan gizi
yang seimbang
Keluarga Verbal : 1. Menjaga 1. Gali pengetahuan
mengetahui cara kebersihan keluarga dan
Keluarga
memodifikasi sanitasi individu tentang
mampu
lingkungan agar 2. Lebih berhati – memodifikasi
menyebutkan
tidak terjadi hati dalam lingkungan agar
hal-hal yang
keputihan menggunakan tidak terjadi
dapat
sarana toilet keputihan.
memengaruhi
umum 2. Beri motivasi
timbulnya
3. Jalani pola hidup Keluarga/individu
keputihan
sehat, cukup untuk
tidur, olahraga mengemukakan
teratur, makan- pendapatnya
makanan dengan tentang
gizi yang memodifikasi
seimbang lingkungan agar
tidak terjadi
keputihan
3. Diskusikan
bersama
Keluarga/
individu
memodifikasi
lingkungan agar
tidak terjadi
keputihan.
4. Bimbing
keluarga/ Individu
untuk
menjelaskan
memodifikasi
lingkungan agar
tidak terjadi
krputihan.
5. Beri
reinforcement
positif atas
jawaban yang
diberikan.
5. Keluarga Verbal : Pelayanan 1. Gali pengetahuan
mengetahui Kesehatan keluarga dan
Keluarga
pelayanan individu tentang
mampu
kesehatan apabila 1. Penderita pelayanan
menyebutkan
terjadi keputihan keputihan ringan kesehatan apabila
jenis-jenis
cukup dilakukan terjadi keputihan.
pelayanan
perawatan di 2. Beri motivasi
kesehatan yang
rumah tidak
dapat perlu dibawa ke Keluarga/individu
digunakan dokter atau untuk
untuk anggota puskesmas. mengemukakan
keluarga 2. Untuk pendapatnya
dengan penatalaksanaan tentang pelayanan
keputihan keputihan kesehatan apabila
sedang maka terjadi keputihan
harus segera 3. Diskusikan
periksa ke bersama
pelayanan Keluarga/
kesehatan individu tentang
masyarakat pelayanan
untuk kesehatan apabila
mendapatkan terjadi keputihan.
terapi obat. 4. Bimbing
3. Untuk keluarga/ Individu
penatalaksanaan untuk
keputihan berat menjelaskan
harus segera tentang pelayanan
dirawat di rumah kesehatan apabila
sakit atau terjadi keputihan.
puskesmas untuk 5. Beri
mendapatkan reinforcement
perawatan. positif atas
jawabannya.

IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan
No Tanggal Jam Implementasi Paraf
Keperawatan Khusus
1 22 Resiko infeksi 19.00 Setelah 1. Menggali
Desembe sistem dilaksanakan pengetahuan tentang
r 2017 reproduksi pada kunjungan keputihan.
keluarga Tn. M
penyuluhan 2x 2. Memberi motivasi
khususnya An.
S b.d 60 menit : keluarga/individu
ketidakmampuan Keluarga untuk
keluarga mampu mengemukakan
mengenal mengenal pendapatnya tentang
masalah masalah
keputihan.
(keputihan) keputihan
3. Mendiskusikan
bersama keluarga/
individu mengenai
pengertian, penyebab
dan gejala keputihan.
4. Membimbing
keluarga/ Individu
untuk menjelaskan
ulang pengertian,
penyebab, tanda dan
gejala keputihan.
5. Memberi
reinforcement positif
atas jawaban yang
diberikan.
19.10 Keluarga 1. Menggali
mampu pengetahuan tentang
menyebutkan akibat keputihan.
akibat jika
2. Memberi motivasi
keputihan
diabaikan keluarga/individu
untuk
mengemukakan
pendapatnya tentang
akibat keputihan.
3. Mendiskusikan
bersama keluarga
akibat keputihan
4. Membimbing
keluarga untuk
menjelaskan akibat
keputihan.
5. Memberi
reinforcement positif
atas jawaban yang
diberikan.
19.20 Keluarga 1. Menggali
mampu pengetahuan tentang
menyebutkan pencegahan
cara-cara
keputihan
mencegah
keputihan 2. Memberi motivasi
keluarga/individu
untuk
mengemukakan
pendapatnya tentang
pencegahan
keputihan
3. Mendiskusikan
bersama
keluarga/individu
pencegahan
keputihan
4. Mendemonstrasikan
cara membuat
ramuan daun sirih
untuk menjaga
kebersihan vagina
5. Membimbing
keluarga/individu
untuk menjelaskan
pencegahan
keputihan.
6. Memberi
reinforcement positif
atas jawaban yang
diberikan.
19.30 Keluarga 1. Menggali
mampu pengetahuan
menyebutkan keluarga dan
hal-hal yang individu tentang
dapat memodifikasi
memengaruhi lingkungan agar
timbulnya tidak terjadi
keputihan keputihan.
2. Memberi motivasi
keluarga/individu
untuk
mengemukakan
pendapatnya tentang
memodifikasi
lingkungan agar
tidak terjadi
keputihan
3. Mendiskusikan
bersama keluarga/
individu
memodifikasi
lingkungan agar
tidak terjadi
keputihan.
4. Membimbing
keluarga/ Individu
untuk menjelaskan
memodifikasi
lingkungan agar
tidak terjadi
keputihan.
5. Memberi
reinforcement positif
atas jawaban yang
diberikan.
19.40 Keluarga 1. Menggali
mampu pengetahuan
menyebutkan keluarga dan
jenis-jenis
individu tentang
pelayanan
kesehatan pelayanan kesehatan
yang dapat apabila terjadi
digunakan keputihan.
untuk anggota 2. Memberi motivasi
keluarga Keluarga/individu
dengan untuk
keputihan
mengemukakan
pendapatnya tentang
pelayanan kesehatan
apabila terjadi
keputihan
3. Mendiskusikan
bersama Keluarga/
individu tentang
pelayanan kesehatan
apabila terjadi
keputihan.
4. Membimbing
keluarga/ Individu
untuk menjelaskan
tentang pelayanan
kesehatan apabila
terjadi keputihan.
6. Memberi
reinforcement positif
atas jawaban yang
diberikan.

CATATAN PERKEMBANGAN

Diagnosa
No Tanggal Catatan Perkembangan Paraf
Keperawatan
1 23 Desember Resiko infeksi S:
2017 sistem
reproduksi pada  Keluarga mampu
keluarga Tn. M menyebutkan pengertian,
khususnya An. penyebab serta tanda dan
S b.d gejala keputihan
ketidakmampua  Keluarga mampu
n keluarga menyebutkan akibat jika
mengenal keputihan diabaikan
masalah  Keluarga mampu
(keputihan) menyebutkan cara-cara
mencegah keputihan
 Keluarga mampu
menyebutkan hal-hal yang
dapat memengaruhi timbulnya
keputihan
 Keluarga mampu
menyebutkan jenis-jenis
pelayanan kesehatan yang
dapat digunakan untuk
anggota keluarga dengan
keputihan
 Keluarga mengatakan puas
dengan materi yang diberikan
oleh mahasiswa
 Keluarga mengatakan dapat
memahami setiap materi yang
disampaikan terutama tentang
demonstrasi pembuatan
ramuan daun sirih untuk
menjaga kebersihan vagina
O:
 Keluarga mampu
mendemonstrasikan cara
membuat ramuan daun sirih
untuk menjaga kebersihan
vagina
 Keluarga tampak antusias
selama proses pemberian
materi
 Keluarga menjawab setiap
pertanyaan yang diberikan
oleh pemateri
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam pengkajian, tahapan-tahapan dalam proses keperawatan saling bergantungan


satu sama lain dan bersifat dinamis, disusun secara sistematis untuk
menggambarkan perkembangan dari tahap yang satu ke tahap yang lain. Pedoman
dalam menganalisis pertumbuhan dan kebutuhan promosi kesehatan keluargaserta
untuk memberikan dukungan pada keluarga untuk kemajuan dari tahap ke tahap
berikutnya yang memiliki 8 tahapan yang dimulai dengan tahap 1 yaitu tahap
pasangan baru dan diakhiri dengan tahap pada masa pensiun atau lansia.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca agar penulis dapat membuat makalah ini lebih baik dari
sebelumnya, semoga pembahasandari makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
DAFTAR
PUSTAKA

Rosdahl, Caroline Bunker. 2014. Buku Ajar Keperawatan Dasar. Ed.

10.Jakarta : EGC Ayu, Komang. 2010. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta

: CV Sagung Seto. Budiono, Sumirah. 2016. Konsep Dasar Keperawatan.

Jakarta : Bumi

Medika

Simamora, R. H. (2019). Menjadi Perawat yang : CIH'HUY. Surakarta :


Kekata Publisher

Widagdo wahyu, Kholifa.2016.Praktikum Keperawatan Keluarga


Komunitas. Jakarta Selatan : Kebayoran Buku

Anda mungkin juga menyukai