Rencana yang telah kita susun sedemikian rupa tidak akan ada artinya jika tidak
segera dilaksanakan. Pelaksanaan rencana tadi dilakukan dilakukan oleh satuan-
satuan kerja yang merupakan bagian dari organisasi. Mau tidak mau setelah dibuat
suatu rencana, langkah selanjutnya adalah pengorganisasian. Efektivitas dan
efisiensi pelaksanaan kegiatan yang akan dikerjakan dipengaruhi oleh bagaimana
individu-individu dalam satuan kerja tadi bekerja secara maksimal sesuai tanggung
jawab dan wewenangnya. Untuk itu, pengorganisasian menjadi langkah penting
setelah kegiatan perencanaan.
Dalam pelayanan keperawatan, pengorganisasian dapat dilakukan mulai dari tingkat
atas sampai dengan tingkat ruangan.
A. Pengertian dan Hakikat Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah pengelompokkan aktivitas-aktivitas untuk mencapai
tujuan objektif, penugasan suatu kelompok manajer dengan otoritas pengawasan
setiap kelompok, dan menentukan cara pengoordinasian aktivitas yang tepat
dengan unit lainnya, baik secara vertikal maupun horizontal yang bertanggung
jawab mencapai tujuan organisasi.
Pengorganisasian adalah proses pengelompokkan kegiatan terhadap tugas,
wewenang, tanggung jawab, dan koordinasi kegiatan, baik vertikal maupun
horizontal yang dilakukan oleh tenaga keperawatan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Fungsi ini mencakup penetapan tugas-tugas yang harus
dilakukan, siapa yang harus melakukan, seperti apa tugas-tugas dikelompokkan,
siapa yang melaporkan ke siapa, dan dimana dan kapan keputusan harus diambil
oleh perawat.
1. “siapa yang harus melakukan apa?”
Kalau berbicara tentang siapa yang harus melakukan apa, analisis
kebutuhan tenaga harus tepat, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Hal yang kalah tidak penting berkaitan dengan tempat dan tugas dari
masing-masing individu yang ada di dalam organisasi. Hal-hal yang
menjadi pertimbangan guna menjawab pertanyaan siapa yang
melakukan apa, diantaranya menurut Siagian (2007) adalah : (1)
merumuskan klasifikasi jabatan; (2) analisis pekerjaan; (3) deskripsi
pekerjaan agar efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Dengan berusaha menjawab pertanyaan siapa yang harus
melakukan apa, apa ini juga dapat dijadikan dasar unutuk melakukan
rekrutmen individu-individu yang memang sesuai dengan kualifikasi
dan kuantifikasi yang dibutuhkan sesuai hasil dari rumusan klasifikasi
jabatan, analisis pekerjaan, dan deskripsi pekerjaan.
2. “Siapa yang melapor ke siapa?”
Koordinasi dalam sebuah organisasi sangatlah penting, baik
yang bersifat vertikal maupun horizontal. Guna menciptakan
koordinasi antar-pos yang harmonis dan tidak sampai terjadi tumpang
tindih kegiatan, struktur harus dibuat dengan jelas dan dapat
menggambarkan pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab
dari masing-masing pos.
3. “Siapa berhubungan dengan siapa, dan dalam hal apa?”
Interaksi antar inidividu menjadi salah satu kunci yang
menentukan lancar tidaknya roda organisasi pelayanan keperawatan.
Dengan interaksi, akan terjadi komunikasi antar=pos yang dapat
dijadikan alat untuk menyampaikan informasi, instruksi/perintah,
pengarahan, teguran, tukar/menukar informasi/pengalaman, koordinasi,
kerjasama, dan lain-lain.
Interaksi dalam suatu organisasi pelayanan keperawatan dapat
terjadi secara horizontal, vertikal maupun diagonal. Interaksi secara
horizontal dapat terjadi pada level yang sama, sebagai contoh antar-
kepala ruangan, antar-ketua tim, atau antar-perawat primer, dan antar-
perawat pelaksana. Sedangkan interaksi secara vertikal dapat terjadi
antara ketua tim/perawat primer. Interaksi secara diagonal dalam ruang
perawatan dapat terjadi antara perawat dan tim kesehatan yang lain
(dokter, fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain). Selain di atas,
komunikasi/interaksi yang terjadi dalam organisasi pelayanan
keperawatan adalah interaksi antara perawat dan pasien.
B. Tipe-tipe organisasi
Pengorganisasian dalam keperawatan harus menyesuaikan dengan metode
penugasan yang diterapkan dalam ruang perawatan. Berikut akan dijelaskan
beberapa tipe organisasi dilihat dari strukturnya.
1. Struktur organisasi secara umum
Struktur organisasi di ruangan menyesuaikan dengan metode penugasan
yang dijalankan di ruang perawatan. Akan tetapi, secara umum
organisasi dibagi menjadi tiga macam, antara lain sebagai berikut :
a. Organisasi lini
Bentuk organisasi lini merupakan yang tertua di dunia. Organisasi
lini mencirikan bahwa pembagian tugas dan wewenang terdapat
perbedaan yang nyata antara satuan organisasi pimpinan dan satuan
organisasi pelaksana. Peran pimpinan sangat dominan, segala
kendali ada di tangan pimpinan, dan dalam melaksanakan kegiatan
yang diutamakan adalah wewenang dan perintah.
Bagan 1. Organisasi Lini
Organisasi ini lebih cocok digunakan untuk organisasi dengan
jumlah karyawan sedikit, sarana dan prasarana yang terbatas, serta
tujuan dan kegiatan organisasi yang sederhana. Bentuk organisasi
lini mempunyai keuntungan pengambilan keputusan dapat diambil
dengan cepat, kesatuan arah dan perintah lebih terjamin, serta
koordinasi dan pengawasan lebih mudah. Sedangkan, kelemahannya
adalah keputusan sering kurang sempurna, dibutuhkan pemimpin
yang benar-benar dapat memegang kendali dan berwibawa, dan
unsur manusiawi sering terabaikan. Berdasarkan penjelasan di atas,
organisasi lini sangat cocok diterapkan di ruang perawatan.
b. Organisasi staf
Organisasi staf merupakan pengembangan dari organisasi lini.
Organisasi staf dicirikan bahwa dalam organisasi dikembangkan
satuan organisasi staf yang berperan sebagai pembantu pimpinan.
Orang yang duduk dalam satuan organisasi staf adalah individu ahli
yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi. Hal ini terjadi
karena pimpinan organisasi mengahadapi permasalahan yang
kompleks dan kesulitan untuk memecahkan permasalahan yang ada
sehingga dibutuhkan orang yang sanggup dan mampu membantu
pimpinan dalam memecahkan masalah organisasi.Dalam organisasi
staf, fungsi staf hanyalah sebagai pembantu. Pengambilan keputusan
tetap berada di tangan pimpinan. Keuntugan organisasi staf adalah
pengambilan keputusan dapat lebih baik. Kerugiannya adalah
pengambilan keputusan membutuhkan waktu yang lebih lama
dibandingkan organisasi lini.
c. Organisasi lini dan staf
Bentuk organisasi lini dan staf merupakan pengembangan dari
organisasi staf. Pada bentuk organisasi ini, staf tidak hanya diplot
sebagai penasihat, tetapi staf juga diberikan tanggung jawab untuk
melaksanakan nasihat tersebut. Organisasi lini staf diterapkan jika
permasalahn organisasi sangat kompleks sehingga staf tidak hanya
diharapkan memberikan buah pikirnya, tetapi staf juga harus
membantu pelaksanaannya.
Keuntungan organisasi lini staf adalah pengambilan keputusan lebih baik lagi
karena pengambilan keputusan telah dipikirkan oleh sejumlah orang, tanggung
jawab pimpinan berkurang karena pimpinan dapat lebih memusatkan perhatiannnya
pada masalah yang lebih penting, serta pengembangan bakat dan kemampuan dapat
dilakukan sehingga mendorong tanggung jawab kerja yang baik. Kelemahannya
adalah pengambilan keputusan memakan waktu yang lebih lama lagi, dapat
menimbulkan kebingungan pelaksana jika staf tidak mengetahui batas-batas
wewenangnya. Bagan organisasi lini staf dapat dilihat dalam gambar
berikut.Seperti disampaikan pada kalimat di atas, struktur organisasi pelayanan
keperawatan di ruang rawat menyesuaikan dengan metode penugasan yang
diterapkan. Berikut adalah bagan struktur organisasi pelayanan di ruang perawatan
yang mengacu pada model pemberian asuhan keperawatan.
STRUKTUR ORGANISASI
Sejak dahulu, bagian keperawatan menggunakan salah satu pola struktur berikut :
birokratik, ad hoc,matriks, datar, atau berbagai kombinasi yang disebutkan. Tipe
struktur yang digunakan dalam setiap fasilitas layanan kesehatan memengaruhi pola
komunikasi, hubungan, dan kewenangan.
Rancangan organisasi birokratik umumnnya disebut struktur garis atau
organisasi staf. Mereka yang memiliki kewenangan staff dapat disebut sebagai
organisasi staf. Kedua jenis struktur organisasi ini sering ditemukan dalam fasilitas
layanan kesehatan yang besar dan biasanya serupa dengan rancangan asli Weber
akan organisasi yang efektif.
Karena sebagian besar orang mengenal struktur ini, hanya sedikit kesulitan
yang dialami dalam mengorientasikan orang dengan organisasi ini. Dalam struktur
ini, kewenangan dan tanggung jawab didefinisikasn dengan jelas, yang mengarah
pada efisiensi dan kesederhanaan dalam hubungan. Bagan organisasi dalam Gambar
dibawah ini adalah struktur garis-dan-staf.
Rancangan formal ini memiliki beberapa kerugian. Rancangan ini sering
menghasilkan kemonotonan, mengisolasikan pekerja, dan membuat penyesuaian
secara cepat untuk memperbaiki kesulitan suatu situasi. Masalah lain dalam struktur
dan garis-dan-staf adalah kedekatannya dengan rantai komando komunikasi, yang
membatasi komunikasi ke atas. Pemimpin yang baik mendorong komunikasi ke atas
untuk memperbaiki kerugian ini. Namun, ketika posisi garis didefinisikasn dengan
jelas, keluar dari rantai komando untuk melakukan komunikasi ke atas biasanya
tidak efektif.
Rancangan ad hoc merupakan modifikasi struktur birokratis dan kadang kala
digunakan rancangan awal yang sementara untuk memfasilitasi penyelesaian proyek
dalam organisasi garis formal. Struktur ad hoc adalah sarana mengatasi
ketidakfleksibelan struktur garis dan bertindak sebagai jalan bagi profesional untuk
mengatasi semakin meningkatnya jumlah informasi yang tersedia. Struktur ad hoc
menggunakan pendekatan tim atau tugas proyek dan biasanya dibubarkan setelah
proyek selesai. Kerugian struktur ini adalah berkurangnya kekuatan dalam rantai
komando formal dan berkurangnya kesetiaan terhadap organisasi induk.
Struktur organisasi matriks dirancang untuk berfokus pada produk dan fungsi.
Fungsi dijelaskan sebagai semua tugas yang diperlukan untuk menghasilkan produk,
dan produk adalah hasil akhir fungsi. Sebagai contoh, hasil ahir yang memuaskan
dari masalah klien adalah produk, dan semua tindakan yang diperlukan untuk
menghasilkan hasil akhir adalah fungsi (Brooks, 1995).
Struktur organisasi matriks memiliki rantai komando vertikal dan horizontal
yang formal. Gambar dibawah ini menggambarkan struktur organisasi matriks dan
menunjukkan bahwa direktur perawatan ibu-anak dapat melapor ke wakil direktur
layanan ibu dan wanita (manajer produk) dan wakil direktur layanan keperawatan
(manajer fungsional). Meskipun terdapat peraturan formal yang lebih sedikit dan
beberapa tingkat hierarki, struktur matriks dapat menimbulkan kerugian. Misalnya,
dalam struktur ini, pengambilan keputusan lambat dilakukan karena perlunya
berbagai informasi, dan hal itu dapat menimbulkan kebingungan dan rasa frustasi
bagi para pekerja karena rancangan hierarki memiliki kewenangan-ganda.
Keuntungan utama sentralisasi keahlian sering kali lebih besar daripada
kompleksitas rancangan.
Organisasi garis layanan (service line organization) serupa dengan rancangan
matriks. Organisasi tersebut dapat digunakan pada beberapa institusi besar untuk
mengatasi sedikitnya jumlah perawat, yang merupakan hal yang umum terjadi pada
organisais birokratik besar tradisional. Garis layanan, kadang kala disebut organisasi
berpusat pada asuhan, berskala lebih kecil daripada sistem birokratik besar.
Misalnya, dalam rancangan organisasi ini, keseluruhan tujuan ditentukan oleh
organisasi yang lebih besar, tetapi garis layanan mengambil keputusan berdasarkan
proses yang digunakan untuk mencapai tujuan (Miller, et al.,2001).
Rancangan organisasi datar adalah upaya menghilangkan lapisan hierarki
dengan cara mendatarkan rantai skalar dan desentralisasi organisasi. Garis
kewenangan tetap dipertahankan, tetapi karena struktur organisasi dibuat datar, lebih
banyak kewenangan dan pengambilan keputusan
URAIAN TUGAS
A.Metode kasus
Metode kasus merupakan metode penugasan yang paling tua karena
metode ini adalah metode pemberian asuhan keperawatan yang
pertama kali digunakan. Pada mentode ini, seorang perawat bertugas
dan bertanggung jawab merawat satu pasien selama periode dinas
(Sitorus, 2006). Metode ini biasa diterapkan di ruang perawatan
intensif. Kepala Ruang
Pasien
Asuhan pasien total adalah model pengelolaan asuhan pasien
yang palin tua. Pada metode ini, perawat mengemban tanggung
jawab total untuk memenuhi semua kebutuhan pasien yang dikelola
selama waktu kerja mereka. Pada pergantian abad ke-19, asuhan
pasien total umumnya diberikan di rumah pasien, dan perawat juga
bertanggung jawab untuk memasak, membersihhkan rumah, dan
kegiatan lain yang khusus untuk pasien dan keluarga, selain asuhan
keperawatan tradisional (Nelson, 2000). Penting untuk diperhatikan
bahwa sebagian besar asuhan medis dan keperawatan untuk kelas
atas dan kelas menengah selama masa ini diberikan di rumah; rumah
sakit pada masa itu terutama digunakan untuk kaum miskin dan
sakit keras. Asuhan keperawatan pasien total kadang kala disebut
sebagai metode penugasan kasus karena pasien dikelola sebagai
kasus, hampir sama dengan keperawatan dengan tugas khusus yang
dilakukan saat ini (Marquis, 2013).
Selama masa depresi pada tahun 1930-an, orang tidak lagi
mampu membiayai perawtan di rumah dan mulai menggunakan
rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang sebelumnya
diberikan oleh perawat dengan tugas khusus di rumah. Selama masa
itu, perawat dan mahasiswa adalah pemberi asuhan di rumah sakit
dan lembaga kesehatan umum. Seiring dengan pertumbuhan rumah
sakit selama tahun 1930-an dan 1940-an. Pemberian asuhan total
diteruskan sebagai cara utama pengelolaan asuhan pasien (Marquis,
2013).
C.Metode Tim
Menurut Douglas (1992), metode tim adalah metode pemberian asuhan keperawatan yang
mencirikan bahwa sekelompok tenaga keperawatan yang memberikan asuhan keperawatan
dipimpin oleh seorang perawat profesional yang sering disebut “ketua tim”. Selain itu,
Sitorus (2006) juga menyampaikan bahwa dengan metode penugasan tim, setiap anggota
kelompok/tim mempunyai kontribusi
TIM I TIM II
Ketua Tim Ketua Tim
Anggota Anggota
Tim Tim
dengan perawat
f) Perawat primer melakukan evaluasi terhadap hasil yang telah
dicapai.
g) Perawat primer membuat rencana pulang pasien (termasuk
rencana penyuluhan).
h) Perawat primer melakukan rujukan kepada pekerja sosial