TENTANG
MENYUSUN ORGANISASI FORMAL
BAB I
PENDAHULUAN
Struktur yang disusun secara jelas dan tegas ini disebut organisasi formal.berikut ini akan
dibahas proses penyusunan organisasi yang terdiri dari tiga langkah pokok tersebut, yaitu :
2. Pendelegasian wewenang.
2.2 ANALISA
A. DEPARTEMENTASI
1. Proses Departementasi
Yaitu proses membagi-bagi tugas diantara orang yang akan bekerja sama untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Proses ini terdiri dari dua langkah :
a. Membagi-bagi atau memecah kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut sampai terurai
menjadi kegiatan-kegiatan yang khusus. Kegiatan khusus yang searah jalannya ini
dikelompokkan ke dalam satu bagian kesatuan atau disebut “unit” tugas. Setelah itu barulah
ditunjukkan individu-individu yang akan menunaikan setiap unit tugas tersebut.
b. Setelah proses pertama selesai maka proses yang kedua ialah menetapkan atau menjelaskan
hubungan antara petugas dengan petugas di dalam organisasi.
2. Pola Departementasi
Dalam membentuk departementasi, seorang perencana organisasi dapat memakai pola-pola yang
telah dikembangkan orang untuk keperluan ini. Pola-pola ini menurut William H. Newman
adalah sebagai berikut :
Pola ini biasanya dipakai oleh suatu organisasi yang mempunyai cabang-cabang yang
tersebar di wilayah-wilayah Negara. Manfaat yang diperoleh antara lain kondisi dan
situasi daerah masing-masing dapat diketahui dan diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
Biasanya digunakan di dalam perusahaan yang memproses barang sampai jadi. Manfaat
yang dapat diambildari pola departementasi seperti ini adalah spesialisasi dapat
dikembangkan.
Yang perlu diperhatikan ialah cara menempatkan kegiatan bantuan ini dalam struktur organisasi.
Bagi organisasi yang masih kecil dan mengumpul dalam satu gedung makan lebih tepat
digunakan system sentralisasi. Sedangkan bagi organisasi yang terpencar-pencar dalam beberapa
gedung dan berjauhan letaknya lebih tepat digunakan system desentralisasi.
B. PENDELEGASIAN WEWENANG
Bidang yang dapat didelegasikan kepada bawahan ialah sebagian bidang perencanaan,
sebagian besar bidang pelaksanaan, sedangkan bidang pengawasan tidak dapat didelegasikan
karena merupakan tanggung jawab yang memberikan.
Hambatan-hambatan dalam pendelegasian wewenang yaitu :
Atasan menganggap bahwa dia akan lebih baik melakukan tugas tersebut daripada orang
lain yang melakukannya, ketidakmampuan atasan untuk menyerahkan, kurangnya
kepercayaan kepada bawahan, tidak adanya pengawasan yang selektif yang memberikan
peringatan terhadap kesulitan-kesulitan yang akan terjadi, serta enggan memberikan
kesempatan kepada bawahan.
Misalnya mental dan sifat bawahan yang belum dewasa, takut dikritik, malas
bertanggung jawab, bawahan telah kepenuhan tugas dan sudah diluar kemampuannya.
Kurang percaya diri, serta insentif yang positif belum memuaskan.
C. RENTANG PENGAWASAN
William H. Newman menganjurkan supaya tingkat organisasi yang paling atas berkisar
antara tiga sampai tujuh orang. Tetapi kalau sifat tugas yang dilaksanakan itu bersifat rutin
maka pada tingkat teratas ini dapat berkisar antara lima belas sampai dua puluh bawahan.
Lyndall Urwick mengemukakan bahwa bentuk yang ideal ialah tidak lebih dari empat orang
bawahan pada tingkat pertama sedangkan pada tingkat di bwahnya berkisar antara delapan
sampai dua belas orang bawahan.
The Liang Gie telah memetik pendapat Mary Chusing Nile yang mengatakan bahwa ada
lima factor yang perlu diperhatikan dalam menentukan luas rentang pengawasan, yaitu sebagai
berikut :
- Kemampuan orang dalam organisasi yang bersangkutan, baik atasan maupun bawahan
- Corak dan ragam pekerjaan
Kalau organisasi masih sederhana tugasnya maka akan lebih efisien bila seorang atasan
mengawasi banyak orang umpamanya enam puluh orang. Tetapi kalau tugas-tugas organisasi
itu telah berkembang maka seorang atasan mulai sibuk dengan tugas-tugas yang harus dia
tangani sendiri dan tidak mempunyai waktu yang cukup untuk mengawasi kegiatan di
organisasinya. Supaya pengawasan ini lebih efisien maka dia harus mempersempit rentang
pengawasan yaitu dengan cara mwnambah jumlah pengawas. Kalau jumlah pengawasan
ditambah berarti tingkat organisasi akan bertambah pula. Sebaliknya organisasi yang sudah
kompleks dapat disederhanakan yaitu dengan mengurangi jumlah pengawas dan mungkin pula
mengurangi jumlah tingkat organisasi.
5. KOORDINASI
Kalau tugas pekerjaan dalam organisasi telah terbagi-bagi dan dikelompokkan serta telah
ditetapkan beberapa jumlah bawahan yang berada di bawah seorang atasan maka organisasi
akan terdiri dari unit-unit yang berbeda-beda satu sama lain dan tiap ruang unit mempunyai
spesialisasi masing-masing.
a. Koordinasi vertikal
Yaitu koordinasi yang dilakukan oleh level organisasi atas terhadap level organisasi di
bawahnya. Dalam hal ini system informasi terjadi secara vertikal artinya data disampaikan
melalui tingkat-tingkat organisasi.
Yaitu koordinasi yang dilakukan dalam hal tukar menukar informasi dan keputusan terjadi
dalam tingkat atau hierarki yang sama dalam organisasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Penyusunan organisasi adalah suatu proses untuk menciptakan struktur kerangka organisasi
yang menunjukkan segenap tugas dan kedudukan masing-masing peserta secara jelas
2. Proses penyusunan organisasi yang terdiri dari tiga langkah, yaitu : Pembentukan departemen
atau unit (bagian) organisasi, Pendelegasian wewenang, Penentuan rentangan pengendalian
atau pengawasan dan koordinasi.
4. Hambatan-hambatan dalam pendelegasian wewenang yaitu dari segi atasan dan dari segi
bawahan.
5. Koordinasi sangat penting dan diperlukan dalam berorganisasi agar selaras dan mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
3.2 SARAN
Mengingat pentingnya pengorganisasian maka perlu kiranya masalah ini diperhatikan dan
dipahami sebaik-baiknya. Setelah mamahami pengorganisasian maka sebaiknya diterapkan
dalam bentuk actual di lapangan. Dan untuk para pemimpin sebaiknya harus mengetahui semua
hal yang menyangkut tentang organisasi baik secara individu mau kelompok.