Anda di halaman 1dari 7

Konsep Pengorganisasian dalam Manajemen Keperawatan

keperawatan (Universitas Islam Negeri Ar-Raniry)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Ruri Rusen (ruriandrie@yahoo.com)
Konsep Pengorganisasian dalam Manajemen
Keperawatan
Pengertian Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah pengelompokan/pengaturan kegiatan yang dilakukan untuk
mencapai tujuan organisasi, melalui supervisi, komunikasi dan koordinasi dengan unit kerja
lain secara vertikal/atasan dan horizontal/bawahan ( Depkes RI, 2001). Menurut Hersey dan
Blanchard (1997) dalam La Monica (1998) pengorganisasian adalah kegiatan mendesain
tujuan dan wewenang tiap pekerjaan individu, menetapkan mana pekerjaan yang masuk
dalam kelompok manajer mencari metode dan proses agar pekerjaan dapat terintegrasi
dengan baik
Pengorganisasian pelayanan keperawatan adalah proses pengelompokan kegiatan terhadap
tugas, wewenang, tanggung jawab dan koordinasi kegiatan baik vertikal maupun horizontal
yang dilakukan oleh tenaga keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Fungsi ini mencakup penetapan tugas-tugas yang harus dilakukan, siapa yang harus
melakukan, seperti apa tugas-tugas dikelompokkan, siapa yang melaporkan ke siapa, dan di
mana serta kapan keputusan harus diambil oleh seorang perawat.(Kemenkes RI)
Tujuan Pengorganisasian
1. Pencapaian tujuan organisasi

2. Pengorganisasian sumber daya secara efektif dan efisien

3. Melakukan pembagian tugas dan pertanggungjawaban yang efektif antara perorangan dan
kelompok.
4. Menentukan jalur komunikasi dan koordinasi yang efektif melaui penyusunan struktur
organisasi yang baik
5. Melakukan pengambilan keputusan secara tepat

6. Melakukan pengawasan kegiatan-kegiatan organisasi secara efektif melalui supervisi.

7. Melakukan antisipasi terhadap berbagai perubahan yang mungkin terjadi dengan melalui
penyesuaian-penyesuaian yang penting. (Swansburg & Swansburg, 1999).(Kemenkes RI)
Prinsip Pengorganisasian
1. Pembagian kerja dimaksudkan bahwa semua pekerjaan dibagi habis kepada semua staf.
Setiap staf memiliki tugas yang jelas untuk mengerjakan pekerjaan tertentu. Untuk
menghindari kesalahan maka manajer perawat hendaknya mengerti karakteristik tugas,
tanggung jawab dan wewenang stafnya. Job description, pengembangan prosedur dan
deskripsi hasil kerja diperlukan sebagai rambu-rambu pembagian kerja
2. Pendelegasian, menurut ANA (2005) adalah penyerahan tanggung jawab kinerja atas
suatu tugas dari satu individu kepada individu lain sedangkan pertanggung jawaban tetap
tergantung hasilnya. Pendelegasian tugas merupakan pelimpahan wewenang dan tanggung
jawab kepada staf untuk melakukan tindakan dengan batas kewenangan tertentu, Dalam
pendelegasian mengandung unsur mentoring dan regenerasi yang baik atau alami serta

Downloaded by Ruri Rusen (ruriandrie@yahoo.com)


memiliki nilai bagaimana mengelola sumber daya yang efektif dan efisien dengan
kemampuan terbatas, Menurut Rose K.N (2008) dalam Kurniadi, 2013 pendelegasian yang
baik harus melihat The five right of delegation meliputi : tugas/pekerjaan, lingkungan
sekitarnya, orang yang ditunjuk, adanya pengarahan/ komunikasi yang baik dan dilakukan
supervisi atau evaluasi
3. Koordinasi, adalah suatu kegiatan melakukan komunikasi dan hubungan dengan pihak
yang terlibat dalam melancarkan kegiatan agar terjadi nada atau irama yang sama sehingga
terjadi keselarasan tindakan, usaha, sikap dan penyesuaian antar tenaga yang ada di tempat
kerja. Koordinasi efektif bisa dilakukan dengan cara :
1) membangun komunikasi dua arah baik dengan atasan maupun bawahan,
2) membiasakan melakukan rapat formal ( rapat resmi, pre dan post conferent),
3) melakukan pelaporan dan pencatatan yang teratur dan berkelanjutan,
4) membuat pembakuan formulir–formulir yang dipakai dalam semua kegiatan sebagai bukti
tanggung jawab dan tanggung gugat
4. Manajemen waktu biasanya digunakan oleh setiap orang untuk melakukan aktivitas apa
saja. Kemampuan mengelola waktu merupakan capaian keberhasilan seseorang. Agar
dapat berhasil dalam mengelola waktu maka diperlukan pemanfaatan waktu yang efektif
dengan cara :
1) Analisa waktu yang dipakai dengan membuat jadwal dan kategori kegiatan,
2) memeriksa kembali tiap porsi kategori sesuai waktu yang ada,
3) menentukan prioritas pekerjaan menurut kegawatan, mendesak, dan tidak mendesak/rutin,
4) mendelegasikan kepada bawahan, sesuai dengan sifat pekerjaan

Jenis struktur organisasi dalam keperawatan


Secara umum struktur organisasi dibagi menjadi tiga macam yaitu :
1. Organisasi Lini Bentuk organisasi lini merupakan yang tertua di dunia, organisasi lini
mencirikan bahwa pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan yang nyata antara
satuan organisasi pimpinan dan satuan organisasi pelaksana. Peran pimpinan sangat
dominan, segala kendali ada di tangan pimpinan, dan dalam melaksanakan kegiatan yang
diutamakan adalah wewenang dan perintah. Organisasi lini lebih cocok digunakan untuk
organisasi dengan jumlah karyawan sedikit, sarana dan prasarana terbatas, serta tujuan dan
kegiatan organisasi yang sederhana. Bentuk organisasi lini mempunyai keuntungan
pengambilan keputusan dapat dilaksanakan dengan cepat, kesatuan arah dan perintah lebih
terjamin, serta koordinasi dan pengawasan lebih mudah. Kelemahannya adalah keputusan
sering kurang sempurna, dibutuhkan pemimpin yang benar benar dapat memegang kendali
dan berwibawa, dan unsur manusiawi sering terabaikan.
2. Organisasi staf Organisasi staf merupakan pengembangan dari organisasi lini.
Organisasi staf dicirikan bahwa dalam organisasi dikembangkan satuan organisasi sataf
yang berperan

Downloaded by Ruri Rusen (ruriandrie@yahoo.com)


sebagai pembantu pimpinan. Orang yang duduk dalam organisasi staf adalah individu ahli
sesuai dengan kebutuhan organisasi. Pimpinan membutuhkan orang yang mampu membantu
memecahkan masalah organisasi. Pengambilan keputusan berada di tangan pimpinan.
Keuntungannya adalah pengambilan keputusan akan lebih baik, kerugiannya pengambilan
keputusan membutuhkan waktu yang lebih lama.
3. Organisasi lini dan staf Merupakan pengembangan dari organisasi staf. Pada bentuk
organisasi ini, staf tidak hanya diberi job sebagai penasiaht, tetapi staf juga diberikan
tanggung jawab untuk melaksanakan nasihat tersebut. Organisasi lini staf diterapkan jika
permasalahan organisasi sangat kompleks sehingga staf tidak hanya memberikan ide tetapi
juga harus melaksanakan. Keuntungan organisasi lini staf adalah pengambilan keputusan
telah dipikirkan oleh sejumlah orang, tanggung jawab pimpinan berkurang karena pimpinan
dapat lebih memusatkan perhatian pada masalah yang lebih penting serta pengembangan
bakat dan kemampuan dapat dilakukan sehingga mendorong tanggung jawab kerja yang baik.
Kelemahannya adalah pengambilan keputusan memakan waktu lebih lama, dapat
menimbulkan kebingungan pelaksana jika staf tidak mengetahui batas batas wewenangnya.

1. Line structure

Desain organisasi birokrasi biasa disebut struktur garis atau organisasi garis. Mereka
yang memiliki otoritas staf dapat disebut sebagai organisasi staf. Kedua jenis struktur
organisasi ini sering ditemukan di fasilitas perawatan kesehatan yang besar dan
biasanya menyerupai desain asli Weber untuk organisasi yang efektif. Karena
keakraban kebanyakan orang dengan struktur ini, ada sedikit tekanan yang terkait
dengan mengarahkan orang ke organisasi ini. Dalam struktur ini, wewenang dan
tanggung jawab didefinisikan dengan jelas, yang mengarah pada efisiensi dan
kesederhanaan hubungan. Bagan organisasi pada Gambar 12.1 adalah struktur garis
dan staf. Desain formal ini memiliki beberapa kelemahan. Mereka sering
menghasilkan pekerja yang monoton, mengasingkan, danmembuat penyesuaian cepat
dengan keadaan yang berubah menjadi sulit. Masalah lain dengan struktur garis dan
garis dan staf adalah kepatuhan mereka pada komunikasi rantai komando, yang
membatasi komunikasi ke atas. Pemimpin yang baik mendorong komunikasi ke atas
untuk mengimbangi kerugian ini. Namun, ketika posisi garis didefinisikan dengan
jelas, keluar dari rantai komando untuk komunikasi ke atas biasanya tidak tepat.

2. Ad Hoc design

Desain ad hoc adalah modifikasi dari struktur birokrasi dan kadang-kadang digunakan
secara sementara untuk memfasilitasi penyelesaian proyek dalam organisasi lini
formal. Struktur ad hoc adalah sarana untuk mengatasi ketidakfleksibelan struktur
garis dan berfungsi sebagai cara bagi para profesional untuk menangani semakin
banyak informasi yang tersedia. Struktur ad hoc menggunakan tim proyek atau
pendekatan tugas dan biasanya dibubarkan setelah proyek selesai. Kerugian struktur
ini adalah penurunan kekuatan dalam rantai komando formal dan penurunan loyalitas
karyawan kepada organisasi induk.

3. Matrix structure

Downloaded by Ruri Rusen (ruriandrie@yahoo.com)


Struktur organisasi matriks dirancang untuk fokus pada produk dan fungsi. Fungsi
digambarkan sebagai semua tugas yang diperlukan untuk menghasilkan produk, dan
produk adalah hasil akhir dari fungsi tersebut. Misalnya, hasil pasien yang baik adalah
produk, dan pendidikan staf dan staf yang memadai mungkin merupakan fungsi yang
diperlukan untuk menghasilkan hasil.Struktur organisasi matriks memiliki rantai
komando formal vertikal dan horizontal.

4. Service line organization

Mirip dengan desain matriks adalah organisasi lini layanan, yang dapat digunakan di
beberapa institusi besar untuk mengatasi kekurangan yang endemik pada organisasi
birokrasi besar tradisional. Jalur layanan, kadang-kadang disebut organisasi yang
berpusat pada perawatan, memiliki skala yang lebih kecil daripada sistem birokrasi
yang besar. Misalnya, dalam desain organisasi ini, tujuan keseluruhan akan ditentukan
oleh organisasi yang lebih besar, tetapi lini layanan akan memutuskan proses yang
akan digunakan untuk mencapai tujuan.

5. Flat design
Desain organisasi datar adalah upaya untuk menghilangkan lapisan hierarkis dengan
meratakan rantai komando dan mendesentralisasikan organisasi. Dengan demikian,
seorang manajer atau supervisor tunggal akan mengawasi sejumlah besar bawahan
dan memiliki rentang kendali yang luas (Juneja, 1996-2016). Di saat-saat yang baik,
ketika organisasi secara finansial kaya, mudah untuk menambahkan lapisan ke
organisasi untuk menyelesaikan pekerjaan, tetapi ketika organisasi mulai merasakan
kesulitan keuangan, mereka sering melihat hierarki mereka untuk melihat di mana
mereka dapat melakukannya. posisi potong.
Dalam organisasi yang diratakan, otoritas garis tetap ada, tetapi karena struktur
organisasi diratakan, lebih banyak otoritas dan pengambilan keputusan dapat terjadi di
mana pekerjaan sedang dilakukan.

Budaya Organisasi
Kata budaya (culture) mempunyai banyak arti, budaya setiap orang berbeda dengan orang
lain dan budaya akan sulit dijelaskan secara konseptual dan definitif apabila diterapkan
dalam organisasi. Dengan demikian organisasi mencakup juga aspek-aspek budaya yang
terwujud dalam bentuk cerita-cerita, legenda bisnis yang berhasil, nilai-nilai, dan
simbolsimbol yang bermakna bagi setiap insan yang ada dalam organisasi itu. Membicarakan
masalah budaya data organisasi kita dapat mengutip pendapat Kotter dan Hasket (2005: 3)
yang menyatakan bahwa variabel panting yang mempengaruhi kemajuan dan produktivitas
organisasi atau perusahaan, bukan pada faktor manajemen, fungsi-fungsi penyelesaian tugas
atau struktur organisasi tetapi adalah pada aspek kultural. Menurut Edward Burnet Tylor,
sebagaimana dikutip oleh Taliziduhu Ndraha (2007: 43) mendefinisikan budaya dalam arti
luas yang meliputi culture dan civilization adalah “culture or civilization, take its wide
ethnographic sense, is that complex whole which includes knowledge, belief, art, morals,
law, custom, and any other capabilities and habits acquired by man as a member of society”.
Robbins (2006: 289) mendefinisikan bahwa budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama
yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu, suatu sistem dari makna bersama.
Sementara itu Schein

Downloaded by Ruri Rusen (ruriandrie@yahoo.com)


(2009) menjelaskan bahwa level budaya perusahaan dapat dianalisis dalam tiga kategori,
yaitu: (1) Artifacts, (2) Values, dan (3) Basic Assumption.
Iklim Organisasi
Dalam konteks organisasi, makna iklim adalah keadaan atau suasana yang terdapat dalam
suatu organisasi. Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai organisasi, antara lain
: menurut McFarland yang dikutip oleh Soewarno (2005: 42), bahwa "organisasi adalah suatu
kelompok manusia yang dapat dikenal yang menyumbangkan usahanya terhadap tercapainya
suatu tujuan". Sedangkan Gibson, Ivancevish dan Donnelly (2007:7), yang menyebutkan
bahwa "Organisasi adalah kesatuan yang memungkinkan masyarakat mencapai suatu tujuan
yang tidak dapat dicapai individu secara perorangan". Iklim berhubungan dengan persepsi.
Hal ini berarti gambaran kondisi iklim berkaitan dengan bagaimana individu-individu
menginterpretasikan peristiwa- peristiwa atau karakteristik yang dihadapi atau terjadi di
lingkungan kerja organisasinya. Adanya perbedaan individual tentunya mempengaruhi
persepsi, sehingga persepsi ini bersifat subyektif, dimana interpretasi tentang kondisi iklim
bisa saja terjadi. Perbedaan ini jelas tampak antara pihak pimpinan dengan karyawan atau
pimpinan dengan para karyawan dan staf administrasi lainnya. Pimpinan sebagai pelaku yang
dominan dalam membentuk dan mempengaruhi iklim organisasi secara keseluruhan (baik
melalui kepemimpinan maupun cara-cara yang diterapkan di dalam mengelola
organisasinya), tentunya secara subyektif akan memberikan persepsi tertentu tentang iklim
organisasi yang dipimpinnya. Misalnya, pimpinan akan mengatakan iklim organisasinya
terbuka dengan demokratisasi kehidupan organisasi. Dilain pihak para karyawan dan staf
administrasi mungkin saja menganggap iklimnya kurang terbuka.
Integrasi Peran Kepemimpinan dan Fungsi Manajemen yang Berkaitan Dengan
Struktur Organisasi
Pemimpin-manajer yang terintegrasi perlu melihat struktur organisasi sebagai peta jalan yang
memberi tahu mereka caranya organisasi beroperasi. Tanpa struktur organisasi, orang akan
bekerja dalam lingkungan yang kacau.Struktur menjadi alat yang penting, kemudian, untuk
memfasilitasi keteraturan dan meningkatkan produktivitas. Pemimpin-manajer yang cerdik
memahami struktur organisasi tempat mereka bekerja dan pemangku kepentingan eksternal.
Pemimpin-manajer yang terintegrasi, bagaimanapun, melampaui pemahaman pribadi desain
organisasi yang lebih besar. Pemimpin-manajer mengambil tanggung jawab untuk
memastikan bahwa bawahan juga memahami struktur organisasi secara keseluruhan dan
struktur di tingkat unit. Hal ini dapat dilakukan oleh menjadi narasumber dan panutan bagi
bawahan. Pemodelan peran termasuk mendemonstrasikan akuntabilitas dan penggunaan
wewenang yang tepat. Manajer yang efektif mengenali kesulitan yang melekat pada posisi
penasehat dan menggunakan kepemimpinan keterampilan untuk mendukung staf di posisi ini.
Hal ini dicapai dengan memberikan kewenangan yang cukup untuk memungkinkan staf
penasehat untuk menjalankan fungsi peran mereka. Kepemimpinan mensyaratkan bahwa
masalah dikejar melalui saluran yang tepat, yaitu ke atas komunikasi didorong, dan struktur
unit itu dievaluasi secara berkala untuk menentukan apakah itu bisa dirancang ulang untuk
memungkinkan peningkatan pengambilan keputusan tingkat yang lebih rendah. Pemimpin-
manajer yang terintegrasi juga memfasilitasi struktur kelompok informal yang konstruktif.
Penting bagi manajer untuk memiliki pengetahuan tentang budaya organisasi dan sub budaya.

Downloaded by Ruri Rusen (ruriandrie@yahoo.com)


Hal ini sama pentingnya bagi pemimpin untuk mempromosikan pengembangan budaya
konstruktif bersama dengan bawahan.Ini adalah peran manajemen untuk mengevaluasi jenis
struktur organisasi dan tata kelola dan untuk menerapkan hal-hal yang akan memiliki dampak
paling positif di departemen. Ini adalah keterampilan kepemimpinan untuk berperan
memodelkan otoritas bersama yang diperlukan untuk membuat model struktur dan tata kelola
organisasi yang lebih baru bisa jadi.
Saat melayani di komite, kesempatan harus digunakan untuk mendapatkan pengaruh untuk
menyajikan kebutuhan pasien dan staf secara tepat. Pemimpin-manajer yang terintegrasi
datang ke rapat dengan persiapan yang baik dan menyumbangkan komentar dan ide yang
bijaksana. Pemikiran kritis dan perilaku panutan pemimpin menghambat pemikiran
kelompok di antara kelompok kerja atau dalam komite.Pemimpin-manajer terintegrasi juga
menahan diri untuk tidak menghakimi dan mendorong semua anggota komite untuk
melakukannya berpartisipasi dan berkontribusi. Fungsi manajemen yang penting adalah
untuk melihat bahwa pekerjaan yang sesuai adalah dicapai dalam komite, bahwa mereka
tetap produktif, dan bahwa mereka tidak terbiasa menunda pengambilan keputusan membuat.
Peran kepemimpinan adalah keterlibatan staf dalam pengambilan keputusan organisasi, baik
secara informal atau melalui model desain organisasi yang lebih formal, seperti tata kelola
bersama. Terintegrasi pemimpin-manajer memahami organisasi dan mengenali apa yang
dapat dibentuk atau dibentuk dan apa adanya konstan. Dengan demikian, interaksi antara
manajer dan organisasi bersifat dinamis.

Referensi
Mugianti, S. (2016). Manajemen Kepemimpinan dalam Praktek Keperawatan.
Kemenkes RI.
Marquis BL, Huston JS. (2017). Leadership Roles and Management Functions in
Nursing; Theory and Application.Vol. 9. Philadelphia: Wolters Kluwer
Kurniawati,E.(2018). Pengaruh Budaya Organisasi dan Iklim Organisasi Terhadap
Kinerja Pegawai.Jurnal Dimensi

Downloaded by Ruri Rusen (ruriandrie@yahoo.com)

Anda mungkin juga menyukai