Anda di halaman 1dari 9

Nama : Rahmat Khurniawan

Npm : 1910070160004
Tugas : Manajemen Pelayanan Keperawatan

Fungsi pengorganisasian manajemen pelayanan keperawatan

1. A. Menjelaskan dan memberikan contoh yang dimaksud dengan pengorganisasian dalam


manajemen pelayanan keperawatan!
B. Mengemukakan, menjelaskan, dan memberikan contoh tujuan fungsi pengorganisasian
dalam manajemen pelayanan keperawatan!
C. Mengemukakan, menjelaskan dan memberikan contoh prinsip-prinsip pengorganisasian
pelayanan keperawatan!
2. Mengemukakan, menjelaskan dan memberikan contoh jenis – jenis struktur organisasi
dalam manajemen pelayanan keperawatan!
3. Mengemukakan, menjelaskan dan memberikan contoh perbedaan antara budaya organisasi
dengan iklim organisasi dalam manajemen pelayanan keperawatan
4. Mengemukakan, menjelaskan dan memberikan contoh implementasi pengorganisasian
keperwatan di rumah sakit!
5. Mengemukakan, menjelaskan dan memberikan contoh kewenangan klinik perawat

Pembahasan
1. .A. Pengertian Pengorganisasian
Organisasi merupakan suatu kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan
sebuah batasan yang dapat ditetapkan dengan bekerja secara terus-menerus untuk mencapai
sekelompok tujuan yang telah ditetapkan (Purwanto, 2009) . Pengorganisasian adalah fungsi
dimana penyetaraan dan gabungan sumberidaya manusia, sumber daya fisik dan sumber
daya modal atau keuangan yang digabungkan untuk mencapai tujuan dari organisasi atau
kelompok.
Pengoganisasian membantu dalam proses pencapaian tujuan organisaasi atau kelompok.
Pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumber
daya fisik lain yang dimiliki suatu perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah
ditetapkan. Pengorganisasin merupakan sebuah aktivitas penataan sumber daya manusia
yang tepat dan bermanfaat bagi manajemen, dan menghasilkan penataan dari karyawan
(Amalia, 2004). Pengorganisasin dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harusi
dikerjakan, siapa yang akan mengerjakan, bagimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan,
siapa yang akan bertanggung jawabiatas tugas tersebut, dan kapan keputusan akan diambil
(Amalia, 2004)

B. Tujuan pengorganisasian
Tujuan pengorganisasan adalah supaya pembagian tugas dapat dilaksanakan dengan
penuhi tanggung jawab. Adanya pembagian tugas diharapkan setiap anggota organisasi
dapat meningkatkan keterampilannya secara kusus (speasialisasi) dalam menangani tugas-
tugas yang telah diberikan, apabila pengorganisasian dilakukan secara bebas, tidak sesuai
dengan keahlian seseorang, maka tidak mungkin terjadi timbulnya kegagalan dalam
penyelenggaraan pekerjaan (Manda, 2016). Ada beberapa tujuan pengorganisasian :

1) Membantu Koordinasi
Tugas kinerja diberikan kepada masing-masing unit kerja secara koordinatif agar
tujuan organisasi dapat dilaksankan dengan efisien dan efektif. Koordinasi
dibutuhkan dalam unit kerja untuk membagi unit kerja yang terpisah dan tidak
sejenis, tetapi berada dalam satu organisasi (Mardalena, 2017)
2) Memperlancar Pengawasan
Pengawasan membantu bagi seorang manajer yangiberkompetensi dalam
unit,organisasi, sehingga dapat mencapai sasaran kerja meski lokasi yang tidak
sama (Mashar & Dewi, 2019).
3) Menggunakan manfaat spesialisi secara maksimal
Seseorang dapat terbantu menjadi lebih.ahli dalam pekerjaan tertentu. Spesialisasi
pekerjaan sesuai dengan keahlian dapat menghasilkan produk yang berkualitas tinggi,
sehingga dapat memberikan kepuasan dan memperoleh kepercayaan masyarakat
sebagai pengguna (Asang, 2012)
4) Penghematan biaya
Pelaku organisasi harus berhati-hati dalam menambah unit kerja yang berkaitan
dengan penambahan tenaga kerja yang relatif membutuhkan biaya tambahan_
berupa gaji. Penambahan unit kerja sebaiknya dipertimbangkan_berdasarkan
penghasilan dari instansi dengan tujuan menekan gaji yang berlebihan (Mashar &
Dewi, 2019)
Tujuan Organisasi adalah suatu pernyataan yang diinginkan_oleh seluruh
anggota_organisasi atau organisasi di masa_mendatang. Tujuan dalam_organisasi
dapat berupa_tujuan organisasi, tujuan kelompok, dan tujuan individu. Tujuan_
bisa bermacam-macam, sebab setiap orang atau kelompok_yang bergabung atau
mendirikan suatu organisasi selalu didasarkan atas pencapaian tujuan tertentu.
Seorang Manajer harus mampu meyelaraskan (balancing) tujuan-tujuan masing-
masing anggota organisasi agar tidak saling bertentangan yang akan mengganggu
jalannya organisasi (Purwanto, 2009)

C. Prinsip-prinsip pengorganisasian
1. Pembagian Kerja
Prinsip dasar untuk mencapai efisiensi yaitu pekerjaan dibagi-bagi sehingga setiap orang
memilik tugas tertentu. Untuk ini kepala bidang keperawatan perlu mengetahui tentang :
a. pendidikan dan pengalaman setiap staf
b. peran dan fungsi perawat yang diterapkan di RS tersebut.
c. Mengetahui ruang lingkup tugas kepala bidang keperawatan dan kedudukan dalam
organisasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pengelompokkan dan pembagian kerja :
1) Jumlah tugas yang dibebankan seseorang terbatas dan sesuai dengan
kemampuanya.
2) Setiap bagian memiliki perincian aktivitas yang jelas dan tertulis.
3) Tiap staf memiliki perincian tugas yang jelas.
4) Variasi tugas bagi seseorang diusahakan sejenis atau erat hubunganya.
5) Mencegah terjadinya pengotakan antar staf

2. Pendelegasian Tugas
Pendelegasian adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada staf untuk
bertindak dalam batas-batas tertentu. Dengan pendelegasian, seorang pimpinan dapat
mencapai tujuan dan sasaran kelompok melalui usaha orang lain, hal mana merupakan
inti manajemen. Pendelegasian juga merupakan alat pengembangan dan latihan
manajemen yang bermanfaat. Staf yang memiliki minat terhadap tantangan yang lebih
besar akan menjadi lebih komit dan puas bila diberikan kesempatan untuk memegang
tugas atau tantangan yang penting. Sebaliknya kurangnya pendelegasian akan
menghambat inisiatif staf. Walaupun pendelegasian merupakan alat manajemen yang
efektif, banyak pimpinan yang gagal mengerjakan pendelegasian ini. Beberapa alasan
yang menghambat dalam melakukan pendelegasian :
1) Meyakini pendapat yang salah” jika kamu ingin hal itu dilaksanakan
dengan tepat” kerjakanlah sendiri.
2) Kurang percaya diri
3) Takut dianggap malas
4) Takut persaingan dan lain-lain.
Langkah - langkah yang harus ditempuh agar dapat  melakukan pendelegasian yang
efektif :
1. Tetapkan tugas yang akan didelegasikan
2. Pilihlah orang yang akan diberi delegasi
3. Berikan uraian tugas yang akan didelegasikan dengan jelas
4. Uraikan hasil spesifikyang anda harapkan dan kapan anda harapkan hasil
tersebut
5. Jelaskan batas wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki  staf tersebut.
6. Minta staf tersebut menyimpulkan pokok tugasnya dan cek penerimaan staf
tersebut atas tugas yang didelegasikan.
7. Tetapkan waktu untuk mengontrol perkembangan
8. Berikan dukungan
9. Evaluasi hasilnya.

3. Koordinasi
Koordinasi adalah keselarasan tindakan, usaha, sikap dan penyesuaian antar tenaga
yang ada dibangsal. Keselarasan ini dapat terjalin antar perawat dengan anggota tim
kesehatan lain maupun dengan tenaga dari bagian lain. Manfaat kordinasi :
1. Menghindari perasaan lepas antar tugas yang ada dibagian terpenting  dari yang
lainya.
2.    Menumbuhkan rasa saling membantu
3.    Menimbulkan kesatuan tindakan dan sikapantar staf.
       Cara kordinasi adalah dengan komunikasi terbuka, dialog, pertemuan/rapat,
pencatatan dan pelaporan dan pembakuan formulir yang berlaku.

4. Manajemen Waktu
Untuk mengendalikan waktu agar lebih efektif perlu :
1. Analisa waktu yang dipakai; membuat agenda harian untuk menentukan kategori 
kegiatan yang ada.
2. Memeriksa kembali masing-masing porsi dari tiap aktifitas.
3. Menentukan prioritas pekerjaan menurut kegawatan, dan perkembanganya serta
tujuan yang akan dicapai.
4. Mendelegasikan
Hambatan yang sering terjadi pada pengayuran waktu adalah :
-          Terperangkap dalam pekerjaan
-          Menunda karena takut salah
-          Tamu yang tidak terjadwal dan lain-lain.

2. Jenis – jenis struktur organisasi dalam manajemen pelayanan keperawatan


Secara umum struktur organisasi dibagi menjadi tiga macam yaitu :
1) Organisasi Lini
Bentuk organisasi lini merupakan yang tertua di dunia, organisasi lini mencirikan
bahwa pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan yang nyata antara satuan
organisasi pimpinan dan satuan organisasi pelaksana. Peran pimpinan sangat
dominan, segala kendali ada di tangan pimpinan, dan dalam melaksanakan kegiatan
yang diutamakan adalah wewenang dan perintah. Organisasi lini lebih cocok
digunakan untuk organisasi dengan jumlah karyawan sedikit, sarana dan prasarana
terbatas, serta tujuan dan kegiatan organisasi yang sederhana. Bentuk organisasi lini
mempunyai keuntungan pengambilan keputusan dapat dilaksanakan dengan cepat,
kesatuan arah dan perintah lebih terjamin, serta koordinasi dan pengawasan lebih
mudah. Kelemahannya adalah keputusan sering kurang sempurna, dibutuhkan
pemimpin yang benar benar dapat memegang kendali dan berwibawa, dan unsur
manusiawi sering terabaikan.
2) Organisasi staf
Organisasi staf merupakan pengembangan dari organisasi lini. Organisasi staf
dicirikan bahwa dalam organisasi dikembangkan satuan organisasi sataf yang berperan
sebagai pembantu pimpinan. Orang yang duduk dalam organisasi staf adalah individu
ahli sesuai dengan kebutuhan organisasi. Pimpinan membutuhkan orang yang mampu
membantu memecahkan masalah organisasi. Pengambilan keputusan berada di tangan
pimpinan. Keuntungannya adalah pengambilan keputusan akan lebih baik,
kerugiannya pengambilan keputusan membutuhkan waktu yang lebih lama.
3) Organisasi lini dan staf
Merupakan pengembangan dari organisasi staf. Pada bentuk organisasi ini, staf tidak
hanya diberi job sebagai penasiaht, tetapi staf juga diberikan tanggung jawab untuk
melaksanakan nasihat tersebut. Organisasi lini staf diterapkan jika permasalahan
organisasi sangat kompleks sehingga staf tidak hanya memberikan ide tetapi juga
harus melaksanakan. Keuntungan organisasi lini staf adalah pengambilan keputusan
telah dipikirkan oleh sejumlah orang, tanggung jawab pimpinan berkurang karena
pimpinan dapat lebih memusatkan perhatian pada masalah yang lebih penting serta
pengembangan bakat dan kemampuan dapat dilakukan sehingga mendorong
tanggung jawab kerja yang baik. Kelemahannya adalah pengambilan keputusan
memakan waktu lebih lama, dapat menimbulkan kebingungan pelaksana jika staf
tidak mengetahui batas batas wewenangnya

3. Perbedaan antara budaya organisasi dengan iklim organisasi dalam manajemen pelayanan
keperawatan!
a. Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah pola asumsi dasar yang diciptakan, atau dikembangkan
oleh kelompok tertentu yang digunakan untuk menyesuaikan diri dengan
permasalahan internal atau eksternal organisasi (Schein, 1997). Pendapat dari
beberapa pakar menyatakan bahwa budaya organsasi adalah kepercayaan, norma,
nilai, sikap dan keyakinan yang dibentuk oleh para anggota kelompok yang
membedakan organisasi itu dengan organisasi lainnya (Munandar, 2006)
Budaya organisasi ada disetiap institusi atau lembaga termasuk Rumah Sakit.
(Muchlas, 2005)menyatakan bahwa budaya organisasi Rumah Sakit merupakan
pedoman atau acuan untuk mengendalikan perilaku organisasi dan perilaku perawat,
tenaga kesehatan lain dalam berinteraksi antar mereka dan dengan rumah sakit
lainnya. Hal yang dapat disimpulkan dari budaya organisasi adalah cara berpikir,
bekerja, dan berperilaku anggota organisasi dalam hal ini perawat dalam melakukan
tugas dilingkungan kerjanya
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi
berfungsi untuk mengendalikan perilaku organisasi dan perilaku perawat, tenaga
kesehatan lain dalam berinteraksi antar mereka dan berinteraksi dengan rumah sakit
lainnya.
b. Iklim Organisasi
Tagiuri dan Litwin (Wirawan, 2007)mendefinisikan iklim organisasi sebagai
kualitas lingkungan internal organisasi yang berlangsung secara relatif dialami oleh
semua anggota organisasi dan mempengaruhi perilaku mereka. Pengertian Lebih
lanjut dikemukakan oleh Davis yang menyatakan bahwa iklim organisasi adalah studi
persepsi individu mengenai berbagai aspek lingkungan organisasinya.
Iklim organisasi adalah konsep yang melukiskan sifat subyektif atau kualitas
lingkungan organisasi yang unsur-unsurnya dapat dipersepsikan dan dialami oleh
anggota organisasi ditempat mereka bekerja (Wirawan, 2007). Berdasarkan pendapat
para ahli tersebut dapat disimpulkan iklim organisasi adalah persepsi individu
mengenai lingkungan organisasinya yang mempengaruhi perilaku mereka.
Iklim organisasi melukiskan lingkungan internal organisasi dan berakar pada
budaya organisasi. Jika budaya organisasi relatif bersifat tetap dalam jangka panjang,
iklim organisasi bersifat relatif sementara dan dapat berubah dengan cepat.
Umumnya, iklim organisasi dengan mudah dapat dikontrol oleh pemimpin atau
manajer. Iklim organisasi merupakan persepsi anggota organisasi mengenai dimensi-
dimensi iklim organisasi. Iklim organisasi mempengaruhi perilaku anggota
organisasi yang kemudian mempengaruhi kinerja mereka dan selanjutnya
mempengaruhi kepuasan kerja (Gibson, 1997)
Pengaruh iklim organisasi terhadap perilaku organisasi dapat bersifat positif atau
negatif (Wirawan, 2007) sebagai contoh hubungan atasan dan bawahan yang kurang
harmonis, birokrasi yang kaku dapat menimbulkan sifat negatif, stres kerja tinggi,
serta motivasi dan kepuasan kerja yang rendah. Iklim organisasi seperti ini akan
menciptakan kinerja anggota organisasi rendah. Sebaliknya jika karyawan bekerja di
ruangan yang nyaman dan bersih, hubungan atasan dan bawahan yang kondusif dan
birokrasi yang longgar akan menimbulkan sikap positif, stres kerja rendah, serta
motivasi dan kepuasan kerja yang tinggi. Dari sini akan tercipta kinerja karyawan
yang tinggi.

4. Implementasi pengorganisasian keperwatan di rumah sakit

5. Kewenangan klinik perawat

Pada dasarnya semua pelayanan kesehatan yang terjadi di sebuah rumah sakit dan
akibatnya menjadi tanggung jawab institusi rumah sakit itu sendiri, hal ini sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perumahsakitan. Oleh
karenanya rumah sakit harus mengatur seluruh pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
tenaga keperawatan sedemikian rupa agar aman bagi pasien.
Dengan demikian, bila seorang perawat telah diizinkan melakukan pelayanan
kesehatan dan prosedur klinis lainnya di sebuah rumah sakit berarti yang bersangkutan
telah diistimewakan dan diberikan hak khusus (privilege) oleh rumah sakit. Hak perawat
tersebut disebut sebagai kewenangan klinis (clinical privilege).

Kewenangan klinis (clinical privilege) tenaga keperawatan adalah kewenangan


yang diberikan oleh kepala rumah sakit kepada tenaga keperawatan untuk melakukan
asuhan keperawatan dalam lingkungan rumah sakit untuk suatu periode tertentu yang
dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis. Penugasan klinis adalah penugasan
kepala/direktur rumah sakit kepada tenaga keperawatan untuk melakukan asuhan
keperawatan atau asuhan kebidanan di rumah sakit tersebut berdasarkan daftar
kewenangan klinis yang telah ditetapkan baginya.

Kewenangan klinis diberikan kepada perawat dengan tujuan agar tidak


menimbulkan konflik di antara tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan lain dapat merasa
bahwa lahan pekerjaan yang dimilikinya dicampuri atau diambil alih oleh pihak lain.
Konflik yang timbul tentunya akan mempengaruhi kualitas pelayanan dari perawat da n
rumah sakit yang bersangkutan

Dengan diaturnya kewenangan klinis tersebut maka setiap perawat akan


mempunyai batas yang jelas dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.
Pemberian kewenangan klinis juga bertujuan untuk melindungi keselamatan pasien
dengan menjamin bahwa tenaga keperawatan yang memberikan asuhan keperawatan dan
kebidanan memiliki kompetensi dan kewe
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, P. (2004). Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Serta Lingkungan Kerja


Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Kabupaten Barito Timur. In Organizational Behavior and Human Performance
(Vol. 4, Issue 2). http://tiwinalole.blogspot.co.id/2016/05/teori-dan-aplikasi-
teori-
Asang. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Gibson. (1997). Organisasi.
Manda. (2016). Fungsi pengorganisasian dan evaluasi peserta didik.
http://ekonomi.metrotvnews.com/mikro/Rb1Ewvzb-verifikasi-tekan-rumah-
Mardalena. (2017). Dasar-Dasar Ilmu Gizi Dalam Keperawatan Konsep dan
Penerapan Pada As.
Mashar, & Dewi. (2019). Nilai-Nilai Profetik dalam  Kepemimpinan Modern pada
Manajemen Kinerja.
Muchlas. (2005). Perilaku Organisasi.
Munandar. (2006). Pokok-Pokok Intermediate Accounting Edisi Ke-6.
http://www.tempo.co.
Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar.
http://caksisfisikaseru.blogspot.com/2010/08/metodepercobaanexperimental
Schein. (1997). Organizational Culture and Leadership. In John Wiley & Son.
Darufitri Kartikandari (Vol. 6, Issue 2). Pengaruh Kepemimpinan.
Wirawan. (2007). Budaya dan Iklim Organisasi Teori Aplikasi dan Penelitian.
penangan klinis yang jelas (Permenkes, 2011).

Anda mungkin juga menyukai