Anda di halaman 1dari 4

A.

Konsep dasar pengorganisasian keperawatan Organisasi merupakan suam kesatuan osial yang
dikoordinasokan secara sadar, dengan seluruh batasan yang dapat ditapkan dengan bekerja secara
terus- menerus untuk mencapai sekelompok tujuan yang telah ditetapkan (Purwanto, 2009).
Pengorganiasian adalah fungsi dimana penyetaraan dan gabungan sumber daya manusia, sumber daya
fisik dan smber daya modal yang digabungkan untuk uncapai tujuan dari organisasi atau kelompok.

Menurut Sarinah & Mardalena, 2017 Pengorganisian membantu dalam proses pencapaian tujuan
organisasi arau kelompok Pengorganisaian adalah suatu kegiatan pengaturan pada umber daya manusia
dan sumber daya fik lain yang dimiliki suatu prusahaan untuk menjalankan rencana yang telah
ditetapkan. Pengorganisaian merupakan sebuah aktivitas penataan sumber daya manusia yang tepat
dan bermanfaat bagi manajemen, dan menghailkan penataan dari karyawan. Pengorganiasian dilakukan
dengan cara mnentukan tugas apa yang haru dikerjakan siapa yang akan mengerjakan, bagaimana tuga-
tuga terebut diklompokan siapa yang akan bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan kapan keputusan
akan diambil.

Pengorganisasian merupakan pengelompokan yang terdiri dari beberapa aktivitas dengan sasaran
mencapai tujuan yang telah ditentukan masing-masing kelompoknya untuk melakuan koordinasi yang
tepat dngan unit lain scara horizontal dan vertical untuk mncapai mjuan organisasi sbagai organisasi
yang kompleks, maka pelayanan keperawatan harus mengorganisasikan aktivitasnya melalui klompok-
klompok sehingga tujuan pelayanan keperawatan akan tercapai (Triwibowo, 2013).

Pengorganisasian adalah proses pengelompokan orang, alat-alat, tugas- tugas, kewenangan dan
tanggung jawab yang seimbang dan sesuai dengan rencana operasional sehingga suatu organisasi dapat
digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Subur, 1997).

B. Tujuan pengorganisasian keperawatan Tujuan pengorganisasian adalah supaya pembagian tugas


dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Adanya pembagian tugas diharapkan setiap anggota
organisasi dapat meningkatkan keterampilannya secara khusus (spesialisasi) dalam menangani tugas-
tugas yang telah diberikan, apabila pengorganisasian dilakukan secara bebas, tidak sesuai dengan
keahlian seseorang, maka tidak mungkin terjadi timbulnya kegagalan dalam penyelengaraan pekerjaan
(Manda, 2016)

C. Prinsip pengorganisasian keperawatan Untuk mencapai tujuan dalam pengorganisasian diperlukan


prinsip- prinsip sebagai berikut:

1. Prinsip rantai komando

Rantai komando menyatakan bahwa untuk memuaskan anggota, efektif secara ekonomis dan berhasil
dalam mencapai tujuan mereka, organisasi dibuat dengan hubungan hierarkis dalam alur autoritas dari
atas ke bawah. Prinsip ini mendukung struktur mekanistis dengan autoritas sentral yang mensejajarkan
autoritas dan tanggung jawab. Komunikasi terjadi sepanjang rantai komando dan cenderung satu arah
ke bawah. Pada organisasi keperawatan modern, rantai komando ini adalah datar, dengan garis menejer
dan staf teknis serta administrasi yang mendukung stap perawat teknis.
2. Prinsip kesatuan komando

Kesatuan komando menyatakan bahwa seorang pekerja mempunyai satu penyelia dan terdapat satu
pimpinan dan satu rencana untuk kelompok aktifitas dengan obyektif yang sama. Prinsip ini masih diikuti
pada kebanyakan organisasi keperawatan tetapi masih terus dimodifikasi dengan memunculkan teori
organisasi. Keperawatan primer dan manajemen kasus mendukung prinsip kesatuan komando ini,
seperti juga praktek bersama.

3. Prinsip rentang kontrol

Rentang kontrol menyatakan bahwa individu harus menjadi penyelia suatu kelompok bahwa ia dapat
mengawasi secara efektif dalam hal jumlah. fungsi, dan geografi. Prinsip asal ini telah menjadi elastis
makin sangat terlatih pekerja makin kurang pengawasan yang diperlukan. Pekerja dalam masa latihan
memerlukan lebih banyak pengawasan untuk mencegah terjadinya kesalahan. Bila digunakan tingkat
yang berbeda dari pekerja keperawatan, menejer perawat harus lebih banyak mengkoordinasikan.

4. Prinsip spesialisasi

Spesialisasi menyatakan bahwa setiap orang harus dapat menampilkan satu fungsi kepemimpinan
tunggal. Sehingga ada divisi tenaga kerja : suatu perbedaan di antara berbagai tugas. Spesialisasi
dianggap oleh kebanyakan orang menjadi cara terbaik untuk menggunakan individu dan kelompok.
Rantai komando menggabungkan kelompok -kelompok dengan spesialitas yang menimbulkan fungsi
departementalis.

5. Prinsip pembagian kerja

Merupakan perincian dan pengelompokan aktifitas yang semacam atau erat hubungannya satu sama
lain yang dilakukan oleh suatu bagian atau unit kerja tertentu. Prinsip dasarnya adalah untuk mencapai
efisiensi pelaksanaan kerja dimana orang mengerjakan kegiatan tertentu sesuai dengan kemampuannya.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembagian kerja adalah: a) Setiap unit kerja mempunyai
perincian tugas dan aktifitas yang akan dilakukan, secara jelas dan tegas.

b) Setiap staf atau anggota organisasi harus memiliki perincian tugas.tanggung jawab dan wewenang

c) Beban tugas yang diberikan kepada staf atau unit organisasi harus sesuai dengan kemampuan.

d) Variasi tugas yang diberikan hendaknya diusahakan yang sejenis atau erat hubungannya satu sama
yang lain.

e) Penempatan stal harus tepat dan sesuai.

f) Penambahan atau pengurangan tenaga harus berdasarkan beban kerja. Dalam pembagian kerja ada
beberapa dasar yang perlu diperhatikan yang dapat dipakai sebagai pedoman :
- Pembagian kerja atas dasar wilayah atau teritorial, misalnya koordinator perawatan yang berada di
lantai dua rumah sakit yang terdiri dari ruang penyakit dalam kelas dua, ruang bedah umum kelas dua,
dan sebagainya.

- Pembagian kerja atas jenis barang atau jasa yang diproduksi. Misalnya koordinator asuhan
keperawatan ruang unit bedah, koordinator pendidikan keperawatan, koordinator pengendalian mutu
pelayanan keperawatan.

- Pembagian kerja berdasarkan waktu / shift pagi, siang, dan malam. Pembagian atas dasar konsumer
yang dilayani, misalnya perawat yang khusus merawat klien dengan penyakit kulit, THT, dan lain-lain.

6. Prinsip pendelegasian Pendelegasian adalah pelimpahan wewenang atau kekuasaan.

Kekuasaan merupakan hak seseorang untuk mengambil tindakan yang perlu agar tugas dan fungsinya
dapat dilaksanakan dengan baik. Wewenang atau kekuasaan itu terdiri dari berbagai aspek antara lain
wewenang mengambil keputusan menggunakan sumber daya, memerintah, dan menggunakan batas
waktu tertentu. Adapun manfaat pendelegasian adalah:

• Pimpinan dapat melakukan tugas pokok saja.

• Setiap staf atau perawat memiliki wewenang sesuai dengan tugasnya,

• Meningkatkan kemampuan staf.

• Kegiatan tetap berjalan walaupun pimpinan tidak ada

• Pelatihan dan kaderisasi untuk meningkatkan jenjang karir. Dalam melakukan pendelegasian seorang
pimpinan hendaknya memperhatikan kemampuan orang yang diberi wewenang atau pendelegasian.
memperhatikan pendapat orang yang diberi wewenang, melakukan bimbingan, menggerakkan dan
melakukan pengontrolan.Prinsip-prinsip organisasi yang telah disebutkan di atasadalah saling
ketergantungan dan dinamis bila digunakan oleh manajer perawat untuk menciptakan lingkungan yang
merangsang dalam praktek keperawatan klinis.

7. Primsip koordinasi

Koordinasi adalah keselarasan tindakan, usaha, sikap dan penyesuaian antar tenaga yang ada dibangsal.
Keselarasan ini dapat terjalin antar perawat dengan anggota tim kesehatan lain maupun dengan tenaga
dari bagian Konsep Dasar Pengorganisasian lain.

Manfaat Koordinasi:

✓ menghindari perasaan lepas antar tugas yang ada dibangsal/ bagian dan perasaan lebih penting dari
yang lain

✓ menumbuhkan rasa saling membantu

✓ menimbulkan kesatuan tindakan dan sikap antar staf


Cara koordinasi:

✓ Komunikasi terbuka, dialog, pertemuan rapat, pencatatan dan pelaporan. pembakuanformulir yang
berlaku.

8. Manajemen waktu

Dalam mengorganisir sumber daya, sering kepala bidang keperawatan mengalami kesulitan dalam
mengatur dan mengendalikan waktu. Banyak waktu pengelola dihabiskan untuk orang lain. Oleh karena
itu perlu pengontrolan waktu sehingga dapat digunakan lebih efektif. Untuk mengendalikan waktu agar
lebih efektif perlu :

a) analisa waktu yang dipakai; membuat agenda harian untuk menentukan kategori kegiatan yang ada

b) memeriksa kembali masing-masing porsi dari tiap aktifitas

c) menentukan prioritas pekerjaan menurut perkembangannnya serta tujuan yang akan dicapai

d) mendelegasikan kegawatan dan Hambatan yang sering terjadi pada pengaturan waktu terperangkap
dalam pekerjaan menunda karena takut salah tamu yang tidak terjadwal telpon rapat yang tidak
produktif peraturan "open door" tidak dapat mengatakan "tidak" pada hal-hal yang tidak perlu

Anda mungkin juga menyukai