Anda di halaman 1dari 25

FINAL

TEORI ORGANISASI
ORGANISASI DAN PENGORGANISASIAN

HR18R

OLEH KELOMPOK I :

1. SHINTA WULANDARY (105721153318)


2. KASMAWATI (105721152418)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Berbagai kebutuhan hidup yang tidak terbatas dan kemampuan yang terbataslah yang
mendorong manusia untuk berhubungan dengan manusia lainnya. Hal ini diperkuat dengan
pendapat, bahwa manusia merupakan mahluk sosial. Sejalan dengan tingkat kematangan
(keinginan dan kemampuannya), hubungan tersebut terus bergerak dinamis dimulai dari
tingkat yang sederhana, hingga tingkat hubungan yang modern. Sebuah organisasi adalah
pola hubungan banyak yang saling terjalin secara simultan yang menjadi jalan bagi orang,
dengan pengarahan dari pimpinan untuk mencapai tujuan bersama.
Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen. Organisasi
identik dengan sekelompok Individu yang terstruktur dan sistematis yang berada dalam
sebuah sistem. pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur
organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan hasil
pengorganisasian adalah struktur organisasi. Pengorganisasian merupakan fungsi
manajemen yang juga mempunyai peranan penting seperti halnya fungsi perencanaan.
Melalui fungsi pengorganisasian, seluruh sumber daya yang dimiliki oleh organisasi
(manusia dan bukan manusia) akan diatur penggunaanya secara efektif dan efesien untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Organisasi sering di jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga organisasi
merupakan suatu hal yang penting yang harus di pelajari dengan baik. Contohnya jika kita
bekerja pada sebuah perusahaan, kita akan melakukan suatu organisasi. Berkenaan dengan
hal itu menarik minat  penulis membuat makalah yang berjudul “Pengorganisaian dan
Organisasi”.

B. Rumusan Masalah
1.   Bagaimana konsep dari pengorganisasian?
2.   Bagaimana konsep dari organisasi?
3.  Bagaimana mengelola perubahan organisasi dan inovasi?
4.  Bagaimana reorganisasi dan restrukturisasi?
C. Tujuan Masalah
1.    Agar pembaca dapat mengetahui konsep dari pengorganisasian.
2.    Agar pembaca dapat mengetahui konsep dari organisasi.
3.    Agar pembaca dapat mengelola perubahan organisasi dan inovasi
4.    Agar pembaca dapat mengetahui reorganisasi dan restrukturisasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Pengorganisasian
1.     Pengertian Pengorganisasian
Istilah organisasi memiliki dua arti umum, pertama, mengacu pada suatu lembaga
(institution) atau kelompok fungsional, sebagai contoh kita mengacu pada perusahaan,
badan pemerintah, rumah sakit, atau suatu perkumpulan olahraga. Arti kedua mengacu
pada proses pengorganisasian, sebagai salah satu dari fungsi manajemen.
Pengorganisasian (organizing) merupakan suatu cara pengaturan pekerjaan dan
pengalokasian pekerjaan di antara para anggota organisasi sehingga tujuan organisasi
dapat dicapai secara efisien (Stoner, 1996). Sedangkan Hani Handoko (1999)
memberikan pengertian pengorganisasian adalah proses penyusunan struktur organisasi
yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki, dan lingkungan yang
melingkupinya.
Pengorganisasian adalah suatu cara manajerial yang berhubungan dengan usaha-
usaha kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan
pembagian kerja. Dalam usaha-usaha ini para anggota kelompok melaksanakan
pekerjaannya disertai pengetahuan dan metode ilmiah berdasarkan perspektif umum yang
perlu memelihara dan menjaga yang relevansi responsive dengan tujuan organisasi.
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia
dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang
telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.

2.      Proses Pengorganisasian
Fungsi yang dijalankan oleh para manajer perusahaan untuk membagi pekerjaan
kepada para pelaksana tugas serta mengembangkan struktur hubungan antara pelaksana
tugas yang satu dengan pelaksana tugas lainnya sehingga tugas tersebut dapat
dilakukan dan menunjang tercapainya tujuan organisasi disebut sebagai fungsi
pengorganisasian.  Sedangkan pengorganisasian merupakan suatu proses yang dilakukan
oleh para manajer untuk menetapkan hubungan kerja di antara para karyawan agar
memungkinkan mereka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien (Jones dan
George, 2007).
Tujuan-tujuan organisasi yang ingin dicapai telah ditetapkan terlebih dahulu dalam
suatu proses pengambilan keputusan yang disebut sebagai perencanaan. Secara simultan,
manajer harus mempertimbangkan apa yang sedang berlangsung dalam lingkungan
organisasi perusahaan saat ini dan juga apa yang akan terjadi pada lingkungan organisasi
perusahaan di masa yang akan datang.
Berikut terdapat beberapa proses pengorganisasian yang jika dilakukan dengan baik dan
berdasarkan ilmiah maka organisasi yang disusun akan baik, efektif, efesien, dan sesuai
dengan kebutuhan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
a.     Manajer harus mengetahui tujuan organisasi yang ingin dicapai.
b.      Penentuan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus mengetahui, merumuskan, dan
menspesifikasikan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
organisasi dan menyusun daftar kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.
c.       Pengelompokan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus mengelompokkan
kegiatan-kegiatan ke dalam beberapa kelompok atas dasar tujuan yang sama.
d.      Pendelegasian wewenang, artinya manajer harus menetapkan besarnya wewenang
yang akan didelegasikan kepada setiap departemen.
e.   Rentang kendali, artinya manajer harus menetapkan jumlah karyawan pada setiap
departemen atau bagian.
f.    Peranan perorangan, artinya manajer harus menetapkan dengan jelas tugas-tugas
setiap individu karyawan, supaya tumpang-tindih tugas dihindarkan.
g.   Tipe organisasi, artinya manajer harus menetapkan tipe organisasi apa yang akan
dipakai.
h.   Struktur, artinya manajer harus menetapkan struktur organisasi yang bagaimana akan
dipergunakan.
B. Konsep Organisasi
1.      Pengertian Organisasi
Menurut Louis A. Allen, organisasi adalah sebagai proses penetuan dan
pengelompokan pekerjaan yang akan dikerjakan, menetapkan dan melimpahkan
wewenang dan tanggung jawab, dengan maksud untuk memungkinkan orang-orang
bekerja sama secara efektif dalam mencapai tujuan. Sedangkan menurut Drs. H. Malayu
S.P. Hasibuan organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur, dan
terkoordinir dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan  tertentu.
Jadi organisasi hanya merupakan suatu alat dan wadah saja yang memiliki unsur-unsur
berupa manusia, tempat kedudukan, tujuan, pekerjaan, struktur, teknologi, dan
lingkungan.
2.     Prinsip-Prinsip Organisasi
Untuk terwujudnya suatu organisasi yang baik, efektif, efisien, serta sesuai sesuai
dengan kebutuhan, secara selektif harus didasarkan pada prinsip-prinsip organisasi
sebagai berikut.
a.  Prinsip tujuan organisasi
Menurut prinsip ini tujuan organiasi harus jelas dan rasional, apa bertujuan untuk
mendapatkan laba atau untuk memberi pelayanan. Hal ini merupakan bagian penting
dalam menentukan struktur organisasi.
b.  Prinsip kesatuan tujuan
Menurut prinsip ini, di dalam suatu organisasi harus ada kesatuan tujuan yang ngin
dicapai. Organisasi secara keseluruhan dan tiap-tiap bagiannya harus berusaha untuk
mencapai tujuan tersebut. Organisasi akan kacau jika tidak ada kesatan organisasi.
c.  Prinsip kesatuan perintah
Menurut prinsip ini, hendaknya setiap bawahan menerima perintah ataupun
memberikan pertanggung jawaban hanya kepada satu orang atasan, tetapi seorang
atasan dapat memerintah beberapa orang bawahan.
d.   Prinsip rentang kendali
Menurut prinsip ini, seorang manajer hanya dapat memimpin secara efektif sejumlah
bawahan tertentu, misalnya 3 sampai dengan 9 orang. Jumlah bawaha ini tergantung
kecakapan dan kemampuan manajer bersangkutan.
e.   Prinsip pendelegasian wewenang
Menurut prinsip ini, hendajnya pendelegasian wewenang dari seseorang  atau
sekelompok orang kepada orang lain jelas dan efektif, sehingga ia mengetahui
wewenangnya.
f.       Prinsip keseimbangan wewenagn dan tanggung jawab
Menurut prinsip ini, hendakna wewenang dan tanggung jawab harus seimbang.
Wewenang yang didelegasikan dengan tanggung jawab yang timbul karenanya harus
sama besarnya, hendaknya wewenang yang didelegasikan tidak meminta pertanggung
jawaban yang lebih besar dari wewenang itu sendiri atau sebaliknya. Misalnya, jika
wewenang sebesar X, tanggung jawabnya pun harus sebesar X pula.
g.   Prinsip tanggung jawab
Menurut prinsip ini, hendaknya pertanggung jawaban dari bawahan terhadap atasan
harus sesuai dengan garis wewenang dan perlimpahan wewenang. Seseorang hanya
bertanggung jawab kepada orang yang melimpahkan wewenang tersebut.
h.   Prinsip pembagian kerja
Menurut prinsip ini, pengelompokan tugas-tugas, pekerjaan-pekerjaan, atau kegiatan-
kegiatan yang sama ke dalam satu unit kerja hendaknya didasarkan atas eratnya
hubungan pekerjaan tersebut.
i.    Prinsip penempatan personalia
Menurut prinsip ini, hendaknya penempatan orang-orang pada setiap jabatan harus
didasarkan atas kecakapan, keahlian, dan ketrampilannya. Mismanagement harus
dihindarkan. Efektivitas organisasi yang optimal memerlukan penempatan karyawan
yang tepat. Untuk itu harus dilakukan seleksi yang obyektif dan berpedoman atas job
spesification dari jabatan yang aka diisinya.
j.    Prinsip jenjang berangkai
Menurut prinsip ini, hendaknya saluran perintah atau wewenang dari atas ke bawah
harus merupakan mata rantai vertikal yang jelas dan tidak terputus-putus serta
menempuh jarak terpendek. Sebaliknya pertanggung jawaban dari bawahan ke atas
juga melalui mata rantai vertikal, jelas dan mempuh jarak terpendeknya. Hal ini
penting, karena dasar organisasi yang fundamental adalah rangkaian wewenang dari
atas ke bawah.
k.   Prinsip efisiensi
Menurut prinsip ini, suatu organisasi dalam mencapai tujuannya harus mencapai hasil
yang optimal dengan pengorbanan yang minimal.
l.    Prinsip kesinambungan
Organisasi harus mengusahakan cara-cara untuk menjamin kelangsungan hidupnya.
m. Prinsip koordinasi
Prinsip ini merupakan tindak lanjut dari prinsip-prinsip organisasi lainnya. Koordinasi
yang dimaksudkan untuk mensikronkan dan mengintegrasikan segala tindakan supaya
terarah kepada sasaran yang ingin dicapai.
3.      Macam-Macam Organisasi
Adapun macam-macam organisasi sebagai berikut.
a.     Berdasarkan proses pembentukannya
Dikenal dua macam, yaitu organisasi formal dan organisasi informal. Organisasi
formal adalah organisasi yang dibentuk secara sadar dan dengan tujuan-tujuan
tertentu yang disadari pula, yang diatur dengan ketentuan ketentuan formal, dalam
anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya. Kegiatan-kegiatan/hubungan-
hubungan yang terjadi di dalamnya adalah kegiatan jabatan sebagaimana diatur dalam
ketentuan-ketentuan tertulis. Ikatan-ikatan yang terdapat dalam organisasi adalah
berdasarkan ikatan-ikatan formal. Sedangkan, organisasi informal adalah organisasi
yang terbentuk tanpa disadari sepenuhnya, tujuannya juga tidak jelas, Anggaran dasar
dan anggaran rumah tangganya tidak ada dan hubungan-hubungan terjalin secara
pribadi saja.
b.      Berdasarkan kaitan dengan hubungannya dengan pemerintah
Ada dua macam, yaitu organisasi resmi dan organisasi tidak resmi. Organisasi
resmi adalah organisasi yang dibentuk (ada hubungannya) dengan pemerintah dan
atau harus terdaftar pada lembaran negara. Misalnya, jawatan-jawatan, lembaga-
lembaga pemerintah, yayasan-yayasan, dan perusahaan-perusahaan yang berbadan
hukum. Sedangkan, organisasi tidak resmi adalah organisasi yang tidak ada
hubungannya dengan pemerintah dan atau tidak terdaftar pada lembaran negara,
seperti organisasi-organisasi swasta, mungkin juga suatu organisasi yang dibentuk
oleh pemerintah, tetapi organisasi ini merupakan unit-unit yang sifatnya swasta.
Misalnya klub bola voli, klub sepak bola, kelompok belajardan lain-lain.
c.      Berdasarkan skala (ukuran) besar kecilnya
1. Organisasi besar
2.   Organisasi sedang (menengah)
3.  Organisasi kecil
Tolok ukur (skala) besar kecilnya organisasi ini sifatnya relatif, karena ditentukan
oleh banyak faktor, tetapi besar-kecilnya organisasi perlu diketahui, karena akan
mempengaruhi pilihan manajemen yang akan diterapkan.
d.      Berdasarkan tujuannya
1.      Public organization (organisasi sosial), yaitu organisasi yang (nonprofit), tujuan
utamanya untuk melayani kepentingan umum, tanpa perhitungan rugi-laba.
Misalnya: pemerintah, yayasan sosial dan lain-lain.
2.      Business organization (organisasi perusahaan) adalah organisasi yang didirikan
untuk tujuan komersial (mendapatkan laba) dan semua tindakannya selalu
bermotifkan laba (profit motive). Jika organisasi perusahaan tidak memberikan
laba/keuntungan lagi maka tidak rasional untuk melanjutkan lagi.
e.      Berdasarkan bagan organisasinya
1.   Berbentuk segitiga vertikal/horizontal
Bentuk struktur organisasi segitiga ini palin banyak dipakai dalam organisasi atau
perusahaan.
Kelebihan dari bentuk segitiga vertikal/horizontal ini yaitu sebagai berikut.
a.  Tingkatan manajer dan kedudukan setiap karyawan jelas dan mudah diketahui.
b.  Garis perintah dan tanggung jawab jelas dan mudah kelihatan.
c.  Rentang kendali setiap bagian jelas dan mudah diketahui
d.  Posisi kedudukan setiap karyawan jelas dan mudah diketahui.
e.  Jenis wewenang yang dimiliki setiap pejabat jelas dan mudah diketahui
f.   Pimpinan organisasi jelas kelihatan
g.  Berapa tingkatan organisasi mudah diketahui.
Kelemahan dari bentuk segitiga vertikal/horizontal ini yaitu sebagai berikut.
a.   Pimpinan kolektif tidak dapat digambarkan
b.   Top manager kelihatannya hanya mempunyai authority ke dalam organisasi
saja.
2.     Berbentuk kerucut vertikal/horizontal
Struktur organisasi yang berbentuk kerucut ini pada prinsipnta sama dengan
struktur organisasi yang berbentuk segitiga. Perbedaannya terletak pada struktur
yang berbentuk segitiga menunjukkan bahwa “pimpinan puncak hanya ada satu”
sedangkan struktur organisasi yang berbentuk kerucut ini menunjukkan bahwa
pimpinan puncak ini kolektif atau banyak. Pimpinan kolektif ini sering dipakai
dalam organisasi berupa komite atau perusahaan firma, karena perusahaan firma
diharuskan bahwa semua kekayaan pribadi anggota ikut dipertaruhkan untuk
membayar utang-utang firma, jika firma tersebut dilikuidasi. Hal inilah yang
mendoronganggota firma menganut “pimpinan kolektif” pada puncak pimpinan
untuk menghindari tindakan negatif jika pimpinan puncaknya tunggal. Pada
organisasi komite tujuan pimpinannya puncak kolektif ialah untuk menghindari
kepemimpinan otoriter atau diktator jika pimpinan puncaknya tunggal.
3.     Berbentuk lingkaran dan atau setengah lingkaran
Struktur organisasi yang berbentuk lingkaran ini jarang dipergunakan dan kurang
populer karena untuk mengetahui kedudukan atasan dan bawahan agak sulit dan
kurang jelas, namun kebaikannya yaitu pimpinan puncak kelihatan mempunyai
wewenang ke setiap penjuru dan sebagai sentral keputusan dan kebijakan.
4.      Berdasarkan bulat telur (oval)
Struktur organisasi berbentuk oval ini sering dipergunakan dalam perundingan
politik. Dalam perundingan politik antar negara yang berselisih, biasanya soal
meja tempat berunding digunakan meja yang berbentuk oval.
f.       Berdasarkan tipe-tipe atau bentuknya
1.   Organisasi lini
Organisasi lini ini diciptakan oleh Henry Fayol dan biasanya organisasi ini dipakai
perusahaan kecil saja. Dalam organisasi ini pendelegasian wewenang dilakukan
secara vertikal melalui garis terpendek dari seorang atasan kepada bawahannya.
Pelaporan tanggung jawab dari bawahan kepada atasannya juga dilakukan melaui
garis vertikal yang terpendek. Perintah-perintah hanya diberikan seorang atasan
saja dan pelaporan tanggung jawab kepada atasan yang bersangkutan.
Ciri-ciri organisasi lini yaitu sebagai berikut.
a.    Organisasinya relatif kecil dan masih sederhana.
b.    Hubungan antara atasan dengan bawahan masih bersifat langsung melalui garis
wewenang terpendek
c.    Pucuk pimpinan biasanya pemilik perusahaan
d.   Jumlah karyawannya relatif sedikit dan saling mengenal.
Kebaikan dari organisasi lini
a.  Kesatuan pimpinan dan asas kesatuan komando tetap dipertahankan sepenuhnya
b.   Garis komando dan pengendalian tegas, tidak mungkin terjadi kesimpangsiuran
karena pimpinan langsung berhubunga dengan karyawan
c. Proses pengambilan keputusan, kebijaksanaan, dan instruksi berjalan cepat,
tidak bertele-tele.
d.  Kedisplinan dan semangat kerja karyawan umumnya baik.
e.  Koordinasi lebih mudah dilaksanakan.
Keburukan dari organisasi lini
a.   Tujuan pribadi pucuk pimpinan dan tujuan organisasi seringkali tidak dapat
dibedakan.
b.  Ada kecenderungan dan kesempatan dan kesempatan pucuk pimpinan untuk
bertindak secara otoriter.
c.  Rencana, keputusan, kebijaksanaan, dan pengendalian relatif kurang baik,
karena adanya keterbatasan manusia.
2.   Organisasi lini dan staf
Organisasi lini dan staf ni pada dasarnya merupakan kombinasi dari organisasi lini
dan fungsional. Kombinasi ini dilakukan dengan cara memanfaatkan kebaikan-
kebaikannya dan meniadakan keburukan-keburukannya. Asas kesatuan komando
tetap dipertahankan dan pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dari
pucuk pimpinan kepada pimpinan di bawahnya. Pucuk pimpinan tetap sepenuhnya
berhak menetapkan keputusan, kebijaksanaan, dan merealisasikan tujuan
perusahaan. Dalam membantu kelancaran tugas pimpinan, ia mendapat bantuan
dari para staf. Tugas dari para staf hanya untuk memberikan bantuan, pemikiran
saran-saran, data, informasi, dan pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan
pertimbangan untuk menetapkan dan kebijaksanaannya.
    Garis wewenang tetap berada pada pimpinannya, sedangkan staf hanya memiliki
wewenang staf saja. Dipakai atau tidaknya saran-saran , data, dan informasi  para
staf sepenuhnya tergantungpada keputusan pimpinan sendiri. Tipe organisasi ini
umumnya digunakan untuk organisasi yang besar, daerah kerjanya luas dan
pekerjaannya banyak.
Ciri-ciri organisasi lini dan staf:
a.  Pucuk pimpinannya hanya satu orang dan dibantu oleh para staf.
b.   Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staf.
c.  Hubungan antara atasan dengan para bawahannya tidak bersifat langsung.
d.  Pimpinan dan para karyawan tidak semuanya saling mengenal.
e.  Spesialisasi yang beranekaragam diperlukan dan digunakan secara optimal.
Kebaikan dari struktur organisasi lini dan staf:
a. Asas kesatuan pimpinan tetap dipertahankan, sebab pimpinan tetap berada
dalam satu tangan saja.
b.   Adanya pengelompokan wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staf.
c.    Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas antara pimpinan, staf,
dan pelaksana.
d.    Pimpinan mempunyai bawahan tertentu, sedang bawahan hanya mempunyai
seorang atasan tertentu saja.
e.   Keuntungan dari sppesialisasi dapat diperoleh seoptimal mungkin.
Kelemahan dari struktur organisasi lini dan staf:
a.    Kelompokan pelaksana sering bingung untuk membedakan perintah atau
bantuan nasihat.
b.  Solidaritas dan esprit de corps karyawan kurang, karena tidak saling mengenal.
c.  Persaingan kurang sehat sering terjadi, sebab setiap unit atau bagian
menganggap tugas-tugasnyalah yang terpenting.
3. Organisasi fungsional
Organisasi fungsional adalah organisasi yang disusun berdasarkan sifat dan macam
pekerjaan yang harus dilakukan. Pada tipe ini masalah pembagian kerja mendapat
perhatian yang sungguh-sungguh. Pembagian kerja didasarkan pada spesialisasi
yang sangat mendalam dan setiap pejabat hanya mengerjakan suatu tugas dan
sesuai spesialisasi.
Ciri-ciri organisasi fungsional:
a. Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan.
b. Bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan.
c. Penempatan pejabat berdasarkan spesialisasinya.
d. Koordinasi menyeluruh biasanya hanya diperlukan pada tingkat atas.
e. Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang fungsi.
Kebaikan dari struktur organisasi fungsional:
a. Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal.
b. Keuntungan adanya spesialisasi dapat diperoleh seoptimal mungkin.
c. Para karyawan akan terampil di bidangnya masing-masing.
d. Efisiensi dan produktivitas dapat ditingkatkan.
e. Solidaritas moral dan kedisplinan karyawan yang mengerjakan pekerjaan yang
sama tinggi.
f. Direktur utama tugasnya ringan, karena para direkturnya adalah spesialis
di bidang masing-masing.
Keburukan dari struktur organisasi fungsional:
a. Para bawahan sering bingung karena mendapat perintah dari beberapa orang
atasan.
b.  Pekerjaan kadang-kadang sangat membosankan karyawan.
c. Para karyawan sulit mengadakan alih tugas akibat spesialisasi yang mendalam,
kecuali mengikuti pelatihan lebih dahulu.
d. Karyawan terlalu mementingkan bidangnya atau spesialisasinya, sehingga
koordinasi secara menyeluruh sulit dilakukan.
e. Sering timbul solidaritas kelompok yang berlebihan, sehingga dapat
menimbulkan pengotak-otakan ikatan karyawan yang sempit.
4.    Organisasi lini, staf, dan fungsional
Organisasi ini merupakan kombinasi dari tipe lini, staf, dan fungsional dan
biasanya diterpakan pada organisasi besar serta kompleks. Organisasi ini
dilakukan dengan cara menggabungkan kebaikan dan menghilangkan keburukan
dari ketiga tipe organisasi tersebut. Dengan demikiian cocok untuk dipakai pada
suatu organisasi yang besar dan kompleks.
5.     Organisasi komite
Organisasi komite adalah suatu organisasi yang masing-masing anggota
mempunyai wewenang yang sama dan pimpinannya kolektif. Organisasi komite
ini mengutamakan pimpinan, artinya dalam organisasi ini terdapat pimpinan.
Ciri - cirinya:
a. Pembagian tugasnya jelas dan tertentu.
b. Wewenang semua anggota sama besarnya.
c. Tugas pimpinan dilaksanakan secara kolektif dan tanggung jawabnya pun
secara kolektif.
d. Keputusan merupakan keputusan semua anggota.
Kebaikannya:
1. Keputusan yang diambil relatif lebih baik, karena diputuskan oleh beberapa
orang.
2. Kecenderungan untuk bertindak secara otoriter dapat dicegah.
3. Pembinaan dan pertisipasi dapat ditingkatkan.
Keburukannya:
a. Penanggung jawab keputusannya kurang jelas, sebab keputusan merupakan
keputusan bersama.
b. Waktu untuk mengambil keputusan lama dan biayanya besar:
c. Adanya tirani mayoritas yang dapat memaksakan keinginannya melalui
voting suara.
C. Mengelola Perubahan Organisasi dan Inovasi
1.     Perubahan Organisasi
Perubahan organisasi merupakan modifikasi substantif pada beberapa bagian organisasi.
Oleh karena itu, perubahan dapat meliputi hampir segala aspek dalam suatu organisasi
seperti jadwal pekerjaan, dasar untuk depatementalisasi, rentang manajemen, mesin-
mesin, rancangan organisasi, orang-orang di dalam organisasi itu sendiri, dan lain
sebagainya.
2.     Dorongan Untuk Berubah
Dorongan untuk berubah dalam organisasi meliputi dorongan internal dan eksternal.
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut.
a.      Dorongan Internal
Suatu keputusan perusahaan elektronik untuk memasuki pasar komputer rumah atau
suatu keputusan untuk meningkatkan target penjualan produk selama sepuluh tahun
sebesar 3 persen akan mengakibatkan banyak perubahan dalam organisasi. Dorongan
lain untuk berubah mungkin direfleksikan oleh dorongan eksternal. Dengan
bergesernya nilai sosiokultural misalnya, sikap pekerja terhadap pekerjaan mereka
juga mungkin bergeser dan pekerja mungkin menuntut suatu perubahan dalam suatu
jam kerjaatau kondisi kerja. Dalam kasus ini, meskipun penyebab perubahan berasal
dari lingkungan eksternal, namun organisasi harus merespon secara langsung kepada
tekanan internal yang dihasilkan.
b.     Dorongan Eksternal
Dorongan berasal dari lingkungan umum organisasi. Sebagai contoh dua krisis energi,
industri mobil Jepang yang agresif, tingkat pertukaran mata uang yang mengambang,
dan tingkat bunga internasional yang mengambang, semua itu merupakan manifestasi
dari dimensi internasional bagi lingkugan internasional sangat mempengaruhi
perusahaan mobil Amerika serikat. Aturan baru dalam produksi dan persaingan
memaksa mereka mengubah cara mereka berbisnis secara dramatis. Di bidang politik,
hukum baru, keputusan pengadilan, dan peraturan baru mempengaruhi organisasi.
Dimensi teknologi mungkin menghasilkan teknik produksi baru yang perlu
dieksplorasi oleh organisasi.
Pesaing mempengaruhi organisasi melalui struktur harga dan jalur produk. Organisasi
harus menaruh perhatian pada selera dan preferensi konsumen. Pemasok
mempengaruhi organisasi dengan meningkatkan dan menurunkan harga atau
mengubah jalur produk. Pembuat aturan dapat memiliki efek yang dramatis atas
organisasi. Sebagai contoh ketika suatu perusahaan mengatur bahwa suatu proses
produksi tertentu berbahaya bagi pekerja, ia dapat memaksa suatu perusahaan untuk
menutup suatu pabrik hingga ia memenuhi standar keselamatan yang lebih tinggi.
Serikat kerja dapat memaksakan perubahan ketika mereka merundingkan upah yang
lebih tinggi atau ketika anggota mereka melakukan pemogokan.
3.     Perubahan Terencana Versus Perubahan Reaktif
Perubahan terencana adalah perubahan yang dirancang dan diimplementasikan secara
berurutan dan tepat waktu sebagai antisipasi dari peristiwa di masa mendatang.
Perubahan reaktif adalah suatu respon terhadap peristiwa ketika muncul karena
perubahan reaktif mungkin dilakukan secara cepat, potensi untuk terjadinya perubahan
yang disusun dan dilaksanakan dengan buruk meningkat. Perubahan secara terencana
selalu lebih disukai dibanding dengan perubahan reaktif.
Manajer seharusnya memahami arti dan perlunya perubahan, demikian dampak potensial
bagi organisasi mereka. Mereka juga seharusnya menyadari bahwa perubahan jaran
berhenti dan bahwa sejumlah perubahan mungkin terjadi secara simultan. Manajer juga
harus menyadari bahwa kebutuhan akan perubahan dapat didorong baik oleh kekuatan
internal maupun eksternal. Lebih lanjut, mereka seharusnya juga menilai pentingnya
perubahan terencana versus perubahan reaktif. Tujuan mereka seharusnya adalah untuk
merencanakan perubahan kapanpun memungkinkan.
4.     Mengelola Perubahan dalam Organisasi
Perubahan organisasi merupakan suatu fenomena yang kompleksuntuk
mengimplementasikan perencanaan untuk perubahan, manajer perlu memahami langkah-
langkah perubahan yang efektif dan bagaimana mengatasi penolakan karyawan terhadap
perubahan yang efektif dan bagaimana mengatasi penolakan karyawan terhadap
perubahan.
Langkah-langkah dalam Proses Perubahan
a. Mengenali kebutuhan akan perubahan
b. Menetapkan tujuan perubahan
c. Mendiagnosis dari variable yang relevan
d. Pemilihan teknik perubahan yang sesuai
e. Merencanakan implementasi untuk perubahan
f. Implementasi aktual
g.   Evaluasi dan tidak lanjut
5.     Pengembangan Organisasi
Pengembangan organisasi merupakan suatu usaha terencana yang berskala organisasi,
dikelola dari puncak, dan dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas dan kesehatan
organisasi melalui intervensi yang terencana untuk dalam proses organisasi yang
menggunakan pengetahuan perilaku.
Teknik-teknik Pengembangan Organisasi
Terdapat berbagai macam teknik dalam mengembangkan organisasi, antara lain adalah.
a. Aktifitas diagnostik dilakukan dengan cara mendiagnosa keadaan organisasi saat ini
dengan cara menggunakan kuasioner, wawancara, arsip data untuk mengukur
karakteristik organisasi yang digunakan mengidentifikasi bidang yang bermasalah.
b. Membangun tim untuk meningkatkan efektivitas dan kepuasan dari individu yang
bekerja dalam kelompok untuk meningkatkan efektivitas keseluruhan kelompok.
c. Timbal balik survei dalam hal ini setiap karyawan merespon suatu kuasioner yang
dimaksudkan untuk mengukur persepsi dan sikap. Tujuannya adalah mengubah
tingkah laku supervisor dengan cara menunjukkan kepada mereka bagaimna bawahan
memandang mereka.. setelah timbal balik dilaksanakan, lokakarya dapat dilaksanakan
untuk mengevaluasi hasil dan menyarankan perubaha yang konstruktif.
d. Pendidikan dilakukan dengan cara berfokus pada pelatihan di ruang kelas. Walau
aktifitas semacam ini dapat digunakan untuk tujuan teknis dengan cara memainkan
peran yang berbeda supaya mengetahui bagaimana perasaan  dari orang yang kita
perankan dalam organisasi.
e. Bimbingan dan konseling tujuannya adalah untuk membantu orang dalam
mengembangkan kepekaan yang lebih baik mengenai bagaimana orang lain melihat
mereka maupun mempelajari perilaku yang akan membantu orang lain dalam
mencapai tujuan mereka dalam mencapai pekerjaan. Fokusnya adalah bagaimana
menghasilkan kinerja yang lebih baik di masa mendatang.
6.     Inovasi Organisasional
Inovasi organisasional adalah usaha yang terkelola dari suatu organisasi untuk
mengembangkan produk atau jasa baru, atau kegunaan baru dari produk atau jasa yang
ada. Inovasi jelas-jelas penting karena tanpa inovasi organisasi akan tertinggal.
7.     Proses Inovasi
Ini terdiri dari pengembangan, penerapan, peluncuran, pertumbuhan, dan pengelolaan
kematangan dan penurunan ide-ide kreatif. Proses-proses inovasi meliputi.
a. Pengembangan inovasi yang berkaitan dengan organisasi mengevaluasi, memotivasi
dan meningkatkan suatu ide kreatif.
b.  Aplikasi inovasi meliputi organisasi menggunakan ide yang dikembangkan dalam
rancangan, manufaktur, atau pengantaran produk, jasa atau proses baru.
c. Peluncuran inovasi meliputi organisasi memperkenalkan produk atau jasa baru
terhadap pasar.
d. Peluncuran meliputi permintaan atas produk barang dan jasa baru tumbuh.
e. Kematangan inovasi meliputi sebagian organisasi kompetitor memiliki akses terhadap
ide.
f. Penurunan inovasi meliputi permintaan atas inovasi menurun, dan inovasi pengganti
diterapkan dan dikembangkan.
8.     Kegagalan dalam inovasi
Untuk tetap kompetitif organisasi harus inovatif. Banyak organisasi yang memang
seharusnya inovatif tidak berhasil membawa produk atau jasa baru, atau melakukan hal
tersebut setelah inovasi yang diciptakan oleh orang lain telah menjadi sangat matang.
Gagalnya inovasi dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain.
a. Kurangnya sumber daya
Inovasi merupakan suatu hal yang mahal dalam hitungan waktu, uang, dan energi.
Jika organisasi tidak mempunyai dana yang cukup untuk membiayai inovasi atau
tidak mempekerjakan karyawan yang diperlukan untuk menjadi inovatif perusahaan
juga mungkin akan tertinggal dalam hal inovasi.
b. Kegagalan dalam mengenali kesempatan
Untuk memperoleh keunggulan kompetitif biasanya perusahaan harus membuat
keputusan inovasi sebelum proses inovasi mencapai tahap matang. Semakin awal
investasi semakin besar pula risikonya. Jika organisasi tidak terampil mengenali
situasi dan kesempatan, maka mungkin organisasi tersebut akan sangat berhati-hat
dan gagal dalam berinvestasi pada suatu inovasi yang akan menjadikan orgaisasi lain
berhasil.
c. Penolakan akan perubahan
Banyak organisasi menolak adanya perubahan. Jenis perubahan ini secara pribadi
dapat menjadi suatu hal yang sulit bagi manajer dan anggota lain dari organisasi. Oleh
karena itu, penolakan terhadap perubahan dapat menghambat terjadinya proses
inovasi dalam organisasi.
9.     Mendorong Inovasi dalam Organisasi
Berbagai ide untuk mendorong inovasi dalam organisasi telah dikembangkan selama
bertahun-tahun. Dunia manajemen mendeskripsikan bahwa microsoft berusaha
menstimulasi inovasi. tiga cara yang dapat digunakan untuk mendorong inovasi adalah
sebagai berikut.
a. Sistem penghargaan
Sistem penghargaan adalah suatu cara yang digunakan untuk mendorong dan tidak
mendorong perilaku tertentu dari karyawan. Dengan adanya penghargaan para
anggota akan cenderung lebih termotivasi sehingga mereka bekerja dengan lebih
kreatif dan inovatif. Penting bagi organisasi untuk memberikan penghargaan bagi
para anggota yang dapat berperilaku kreatif, akan tetapi lebih baik jika menghindari
hal tersebut.
b. Budaya Organisasi
Budaya suatu organisasi adalah serangkaian nilai, kepercayaan, dan simbol yang
membantu membimbing perilaku. Suatu budaya organisasi yang kuat dan difokuskan
dengan tepat dapat digunakan untuk mendukung aktifitas inovatif. Suatu budaya yang
dikelola dengan baik dapat mengomunikasikan bahwa inovasi dihargai dan akan
diberi penghargaan dan bahwa kegagalan yang kadang terjadi dalam mencari ide baru
tidak hanya diterima, tapi juga sudah diperkirakan. Sebagai tambahan pada sistem
penghargaan dan aktifitas intrapreneur, perusahaan seperti 3M, corning, monsanto,
procter &Gamble, Texas Instrument, Johnson & Johnson, dan Merceka dikenal
memiliki budaya kuat yang berorientasi pada inovasi yang menghargai kreativitas
individual, pengambilan resiko dan kreativitas.
c. Intrapreunership dalam Organisasi yang Lebih Besar
Intrapreneur serupa dengan entrepreneurs kecuali bahwa mereka mengambangkan
suatu bisnis baru dalam konteks organisasi besar. Terdapat 3 peran intrapreneurial
dalam organisasi besar. Untuk menggunakannya dengan sukses untuk mendorong
kreatifitas dan inovasi, organisasi harus menemukan satu atau lebih individu untuk
melaksanakan peran ini.
Penemu atau inventor adalah orang yang benar-benar menyusun dan mengembangkan
ide, produk, atau jasa baru dengan proses kreatif. Akan tetapi karena penemu
mungkin kurang memiliki keahlian atau motivasi untuk mengawasi transformasi
produk atau jasa dari suatu ide menjadi suatu entitas yang dapat dipasarkan, maka
peran kedua diperlukan. Seorang product champion biasanya adalah seorang manajer
menengah yang mengetahui proyek tersebut dan berkomitmen dengannya.

D. Reorganisasi Dan Restrukturisasi


Organisasi pada saat didirikan relatif sesuai dengan kebutuhan, baik anggaran dasar (AD),
anggaran rumah tangga (ART), maupun strukturnya. Sehubungan dengan perkembangan
kondisi, situasi dan kebutuhan maka perlu dilakukan evaluasi dan  penilaian kembali
organisasi tersebut apakah masih efektif membantu terwujudnya tujuan. Evaluasi, penilaian,
dan penyusunan kembali organisasi ini sering disebut "reorganisasi". Reorganisasi adalah
penyusunan kembali suatu organisasi, baik AD, ART-nya maupun strukturnya supaya
oraganisasi itu lebih efektif dalam mencapai tujuan.Reorganisai ini dilakukan karena
tuntunan "internal dan eksternal". Internal yaitu tuntutan dari dalam organisasi karena
semakin maju atau mundur. Eksternal yaitu tuntutan dan dorongan dari luar organisasi,
misalnya merger, peraturan pemerintah dan lain-lain.
Restrukturisasi adalah perubahan struktur suatu organisasi baik secara vertikal maupun
horizontal, agar lebih efektif membantu tercapainya tujuan.Restrukturisasi ini dilakukan
karena struktur organisasi tidak efektif lagi, akibat adanya kemajuan atau kemunduran
organisasi.Restrukturisasi vertikal diartikan memperpanjang tingkatan-tingkatan suatu
organisasi, misalnya direksi, kepala bagian, kepala seksi, dan workers dan sebaliknya.
Kebaikannya:
1. Rentang kendali relatif sedikit.
2. Pengendalian karyawan akan lebih mudah.
3. Koordinasi relatif akan lebih baik.
Keburukannya:
1. Tingkatan-tingkatan jabatan banyak, akibatnya tunjangan jabatan semakin banyak.
2. Jalur perintah dan tanggung jawab terlalu panjang.
3. Jalur informasi dan komunikasi cukup panjang.
Restruktisasi horizontal diartikan perubahan struktur suatu organisasi dengan cara
menambah jumlah bagian atau departemennya. Dengan cara ini rentang kendali semakin
banyak dan struktur organisasi semakin lebar. Misalnya, dari tujuh bagian dijadikan menjadi
sembilan bagian atau departemen.
Kebaikannya:
1. Jalur perintah dan tanggung jawab pendek.
2. Tingkatan-tingkatan jabatan sedikit.
3. Jalur informasi dan komunikasi relatif pendek.
Keburukannya:
1. Rentang kendali semakin banyak.
2. Koordinasi akan lebih sulit.
3. Pengarahan dan pengendalian karyawan kurang baik.
Restrukturisasi yang terbaik, tergantung kepada kebutuhan dan penekanan yang diinginkan.
Jika pengarahan pengendalian dan koordinasi yang diutamakan maka restrukturisasi
vertikallah yang baik. Tetapi jika jalur perintah, tanggung jawab, dan komunikasi yang
diutamakan maka restrukturisasi horizontal yang terbaik. Sebaiknya penilaian struktur suatu
organisasi dilakukan sekali dalam lima tahun, agar struktur itu selalu efektif membantu
tercapainya tujuan. Reorganisasi dan restrukturasi harus berdasarkan prinsip bahwa 
"organisasi dan strukturisasinya harus lebih efektif dalam membantu tercapainya tujuan".
Likuidasi adalah pembubaran suatu perusahaan karena jatuh pailit, artinya perusahaan itu
jika diteruskan tidak akan menguntungkan lagi. Likuidasi ini disebabkan oleh "internal atau
eksternal". Internal karena mengalami kerugian, eksternal karena izinnya dicabut oleh
pemerintah.
Berikut ini contoh langkah-langkah yang dilakukan untuk reorganisasi.
Menghitung nilai perusahaan: Misalkan pihak pengadilan dan kurator mengestimasi
penjualan di masa mendatang bias mencapai Rp 75 juta pertahun. Profit margin yang bias
dicapai diperkirakan sekitar 10%. Dengan kata lain keuntungan yang diperkirakan diperoleh
perusahaan tersebut adalah Rp 7,5 juta pertahun.
Menghitung tingkat kapitalisasi atau tingkat multiple dan nilai perusahaan : Misalkan saja
tingkat kapitalisasi perusahaan yang sejenis adalah sekitar 12%. Maka, Nilai = 7,5 juta /
0,12 = Rp 62,50 juta.
Teknik multiple (seperti PER) juga bisa digunakan. Misalkan saja rasio PER (Price Earning
Ratio) untuk perusahaan lain adalah sekitar 8 kali. Pihak penilai menganggap rasio tersebut
cukup wajar untuk perusahaan tersebut. Dengan menggunakan teknik tersebut nilai
perusahaan adalah :
Nilai perusahaan = Rp 7,5 juta x 8 = Rp 60 juta. Tentu saja teknik atau cara yang berbeda
akan menghasilkan angka yang berbeda. Misalkan saja pihak kurator menentukan nilai
perusahaan adalah Rp 60 juta.
Menentukan Struktur Modal yang Baru
Karena jumlah Rp 60 juta tersebut lebih rendah dibandingkan total klaim (total pasiva ),
maka struktur modal yang baru perlu ditentukan. Struktur modal yang baru diharapkan lebih
meringankan beban tetap perusahaan.

BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Pengorganisasian (organizing) merupakan suatu cara pengaturan pekerjaan dan
pengalokasian pekerjaan di antara para anggota organisasi sehingga tujuan organisasi dapat
dicapai secara efisien. Proses pengorganisasian yang jika dilakukan dengan baik dan
berdasarkan ilmiah maka organisasi yang disusun akan baik, efektif, efesien, dan sesuai
dengan kebutuhan perusahaan dalam mencapai tujuannya, yaitu Manajer harus mengetahui
tujuan organisasi yang ingin dicapai, penentuan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus
mengetahui, merumuskan, dan menspesifikasikan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan organisasi dan menyusun daftar kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan,
pengelompokan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus mengelompokkan kegiatan-
kegiatan ke dalam beberapa kelompok atas dasar tujuan yang sama.
Organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur, dan terkoordinir dari
sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan  tertentu. Jadi organisasi
hanya merupakan suatu alat dan wadah saja yang memiliki unsur-unsur berupa manusia,
tempat kedudukan, tujuan, pekerjaan, struktur, teknologi, dan lingkungan.
Prinsip-prinsip organisasi yaitu Prinsip tujuan organisasi, Prinsip kesatuan tujuan, Prinsip
kesatuan perintah, Prinsip rentang kendali, Prinsip pendelegasian wewenang, Prinsip
keseimbangan wewenagn dan tanggung jawab, Prinsip tanggung jawab, Prinsip pembagian
kerja, Prinsip penempatan personalia, Prinsip jenjang berangkai, Prinsip efisiensi, Prinsip
kesinambungan, Prinsip koordinasi.
Macam-macam organisasi sebagai berikut.
1. Berdasarkan proses pembentukannya
2. Berdasarkan skala (ukuran) besar kecilnya. Organisasi besar. Organisasi sedang
(menengah). Organisasi kecil
3. Berdasarkan tujuannya. Public organization (organisasi sosial). Business organization
(organisasi perusahaan)
4. Berdasarkan bagan organisasinya. Berbentuk segitiga vertikal/horizontal. Berbentuk
 

kerucut vertikal/horizontal. Berbentuk lingkaran dan atau setengah lingkaran.


Berdasarkan bulat telur (oval)
5. Berdasarkan tipe-tipe atau bentuknya . Organisasi lini. Organisasi lini dan staf. Organisasi
fungsional. Organisasi lini, staf, dan fungsional. Organisasi komite
Langkah-langkah dalam Proses Perubahan
a. Mengenali kebutuhan akan perubahan
b. Menetapkan tujuan perubahan
c. Mendiagnosis dari variable yang relevan
d. Pemilihan teknik perubahan yang sesuai
e. Merencanakan implementasi untuk perubahan
f. Implementasi aktual
g. Evaluasi dan tidak lanjut

Reorganisasi adalah penyusunan kembali suatu organisasi, baik AD, ART-nya maupun
strukturnya supaya oraganisasi itu lebih efektif dalam mencapai tujuan.Restrukturisasi
adalah perubahan struktur suatu organisasi baik secara vertikal maupun horizontal, agar
lebih efektif membantu tercapainya tujuan.

B.      Saran
Mengingat pentingnya pengorganisasian maka perlu kiranya masalah ini diperhatikan dan
dipahami sebaik-baiknya. Setelah mamahami pengorganisasian maka sebaiknya diterapkan
dalam bentuk actual di lapangan. Dan untuk para pemimpin  sebaiknya harus mengetahui
semua hal yang menyangkut tentang organisasi baik secara individu mau kelompok.

DAFTAR  PUSTAKA

Griffin, Ricky, W. 2002. Manajemen. Terjemahan Gina Gania. 2004. Jakarta: Erlangga.


Hasibuan, Malayu, S.P., H. 2015. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi
Aksara.

Solihin, Ismail. 2009. Pengantar Manajemen. Jakarta: Erlangga.

http://rifqilutfi.blogspot.com/2016/02/pengorganisasian-dan-organisasi.html

Anda mungkin juga menyukai