Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MANAJEMEN KEPERAWATAN TENTANG PENGORGANISASIAN

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK III
1. DWI NOVELIA ADESTHY
2. JUMIYATI
3. MEIRY YUNIDARTI
4. MINDI MELYANI
5. TENRI HALIA
6. FITRA SYAHRIANDI
7. ISMADI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NON REGULER


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANGTUAH
TANJUNGPINANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam kita panjatkan kepada
Nabi Muhammad SAW. kepada keluarganya, sahabatnya dan kepada kita selaku umatnya
semoga kita mendapat syafa’at darinya di akhirat kelak.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang
mendukung dalam penyusunan makalah ini. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka kami menerima
kritik dan sarannya dari para pembaca, karena kami telah berusaha melakukan semaksimal
mungkin agar mencapai tujuan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai pegangan dalam
mempelajari materi tentang Pengorganisasian dalam Manajemen Keperawatan

Dabo singkep, Juni 2023

Kelompok III
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengorganisasian adalah hal penting untuk dipelajari, pengorganisasian mencakup
hal-hal yang diatur untuk mencapai sebuah tujuan bersama. Antara pimpinan dan
bawahan, atau antara ketua dan staf memiliki saling keterkaitan tanggung jawab untuk
mencapai tujuan bersama.  Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang juga
mempunyai peranan penting seperti halnya fungsi perencanaan. Dengan fungsi
pengorganisasian, seluruh sumber daya yang dimiliki oleh intitusi pelayanan kesehatan
(manusia dan bukan manusia) diatur penggunaannya secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan institusi.
Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan
mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang dan
pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf untuk mencapai tujuan organisasi.
Rumah sakit merupakan sebuah institusi perawatan  kesehatan  profesional  yang
pelayanannya  disediakan  oleh  dokter,  perawat, dan  tenaga  ahli  kesehatan  lainnya.
Suatu rumah sakit memerlukan pengorganisasian untuk  melancarkan  suatu
tujuan dengan sukses.  Organisasi  rumah  sakit  memiliki  pemimpin  dan  staf-staf yang
bergerak dibidangnya agar organisasi di rumah sakit mampu mejalankan pelayanan yang
optimal. Pengorganisasian  dalam  manajemen  keperawatan mempunyai banyak  aktifitas
penting, antara  lain   bagaimana  asuhan keperawatan dikelola  secara  efektif   dan
efisien  untuk sejumlah  pasien  di rumah  sakit  dengan  jumlah  staf  keperawatan  dan
fasilitas  yang ada.

B. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan konsep dasar suatu
pengorganisasian?
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tujuan dari suatu pengorganisasian ?
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan prinsip-prinsip dari suatu
pengorganisasian
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan organisasi sebgai sisatem sosial?
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan struktur dan jenis-jenis struktur dari
sebuah organisasi?
BAB II 
PEMBAHASAN

A. Pengertian dalam pengorganisasian


Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan
sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan untuk mencapai tujuan. Akibat
terjadinya interaksi dengan karakteristik masing-masing serta banyak kepentingan yang
membentuk gaya hidup, pola perilaku, dan etika kerja, yang semuanya akan mencirikan
kondisi suatu organisasi. (Marquis & Huston, 2010).
Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan
mengalokasi dan mengatur sumber daya untuk menyelesaikan tujuan yang dicapai. Peran
manajer dalam fungsi pengorganisasian adalah menentukan, tugas yang akan dikerjakan,
individu yang akan mengerjakan, pengelompokkan tugas, struktur pertanggungjawaban,
dan proses pengambilan keputusan. Manajer bertanggung jawab juga dalam merancang
pekerjaan staf yang digunakan untuk mencapai sasaran organisasi (Robins & Coulter,
2007). 
Fungsi pengorganisasian akan dapat dilaksanakan dengan baik kalau manajer
pelayanan kesehatan memahami prinsip-prinsip pengorganisasian. Pengorganisasian
adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam
kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang dan pendelegasian wewenang
oleh pimpinan kepada staf untuk mencapai tujuan organisasi.
Berdasarkan batasan tersebut maka fungsi organisasi ialah alat untuk memadukan
dan mengatur semua kegiatan yang ada kaitannya dengan personel, finansial, material dan
tata cara pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Berdasarkan pandangan
tersebut maka organisasi dipandang sebagai wadah kerjasama antar orang-orang
(organisasi bersifat statis). Organisasi juga dapat ditinjau dari kerjaan dan pembagian
tugas para staf untuk mencapai tujuan (organisasi bersifat dinamis). Organisasi dapat juga
dilihat dari strategi pimpinan untuk mengelolah organisasi (organisasi sebagai instrument
pimpinan).
B. Tujuan Pengorganisasian
Tujuan pengorganisan adalah agar dalam pembagian tugas dapat dilaksanakan
dengan penuh tanggung jawab. Dengan pembagaian tugas diharapkan setiap organisasi
dapat meningkatkan keterampilannya secara khusus (spesialisasi) dalam menangani
tugas-tugas yang dibebankan. Apabila pengorganisasian itu dilakukan secara
serampangan, tidak sesuai dengan bidang keahlian seseorang, maka tidak mustahil dapat
menimbulkan kegagalan dalam penyelesaian pekerjaan itu.
Tujuan organisasi dapat dirumuskan dan ditetapkan dengan jelas. Hal ini penting karena:
1. Tanpa tujuan yang jelas organisasi tidak akan mempunyai arah.
2. Tanpa tujuan jelas, organisasi tida ada artinya dan hanya akan menimbulkan
pemborosan belaka.
3. Tujuan yang jelas akan mempermudah dalam membentuk dan struktur organisasi.
4. Tujuan yang jelas akan mempermudah dalam menentukan jumlah dan penempatan
pegawai.
5. Tujuan yang jelas akan memberikan perangsang kerja pada para anggota organisasi.
6. Tujuan yang jelas akan mempermudah pelaksanaan koordinasi, karena mereka
menyadari bahwa semua anggota organisasi bekerja ketujaun yang sama, yaitu tujuan
organisasi.
7. Tujuan yang jelas merupakan awal dari penetapan strategi. Siasat, metode, dan
prosedur yang akan dipergunakan.
8. Tujuan yang jelas merupakan dasar dari pada organisasi untuk bergerak.
Tujuan organisasi harus dapat diterima oeh para anggota. Apabila tujuan organisasi
itu dapat diterima oleh para anggota, hal ini berarti para anggota organisasi mempunyai
keyakinan bahwa tujuan pribadi mereka pun akan dapat tercapai sehingga tujuan mereka
dapat dengan mudah digerakan.
C. Prinsip-Prinsip Pengorganisasian
Beberapa prinsip pokok dari pengorganisasian adalah sebagai berikut:
      Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf
1. Membagi habis pekerjaan kedalam kegiatan pokok untuk mencapai tujuan
2. Mengolompokkan kegiatan pokok ke dalam satuan kegiatan yang lebih operasional
(elemen kegiatan)
3. Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan fasilitas pendukungnya.
4. Penugasan personel yang cakap.
5. Mendelegasikan wewenang
6. Dalam pembagian tugas harus diperhatikan keseimbangan antara wewenang dan
tanggung jawab. Wewenang yang terlalu besar pada staf mendorong terjadinya kasus
korupsi akibat peluang yang besar tetapi pengawasan yang kurang.
D. Unsur-unsur Pengorganisasian
Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu orang,kerjasama, dan
tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi saling
kait atau saling berhubungan sehingga merupakan sesuatu kesatuan yang utuh. Adapun
unsur-unsur organisasian secara terperinci adalah:
1.   Man (orang-orang) dalam kehidupan organisasi atau ketata lambangan sering disebut
dengan istilah pegawai atau personel,pegawai atau personel terdiri dari semua anggota
atau warga organisasi.yang menurut fungsi dan tingktannya terdiri dari unsur-
unsur (administator) sebagai unsur pemipin tertinggi dalam organisasi, psrs menejer
ysng memimpin sustu umit satuan kerja sesuai dengan fungsinya masing-masing
danpara pekerja (non management/workers). Semua itu secara bersama-sama
merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
2.   Kerjasama, merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan yang
dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama.oleh karna itu, semua
anggota atau semua warga yang menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi
administator, manajer,dan pekerja (workers) secara bersama-sama merupakan
kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
3.   Tujuan, merupakan arah atau sasaran yang dicapain. Tujuan menggambarkan tntang
apa yang dicapai atauyang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang
harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tetang apa yang harus dicapai melalui
prosedur, program, pola (network), kebijaksanaan (policy). Strategi, anggaran
(hudgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan.
4.   Peralatan (equipment) merupakan unsur yang keempat yaitu peralatan atau equipment
yang terdiri dari semua sarana, berupa materai, mesin-mesin, uang, dan g modal
lainnya (tanah,gedung/bangunan’/kantor).
5.   Lingkunagan (environment) faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya,
ekonomi, dan tknologi. Yang termasuk dalam unsur lingkunagn:
a.   Kondisi atau situasi, yang secara langsung maupun secara tidak langsung
berpengaruh terhadap daya gerak kehidupan organisasian, karna kondisi atau
situasi akan selalu mengalami perubahan.
b.   Tempat atau lokasi, sangat erat hubungannya dengan masalah komunikasi dan
transportasi yang harus dilakukan oleh organisasi.
c.   Wilayah oprasi yang dijadikan sasaran kegiatan organisasi. Wilayah opeasi
dibedakan menjadi:
                                           1. Wilayah kegiatan yang menyangkut jenis kegiatan atau macam kegiatan apa
saja yang boleh dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi.
                                           2. Wilayah jangkauan, atau wilayah geografis atau wilayah teritorial, menyangkut
wilayah atau daerah operasi organisasi.
                                           3. Wilayah personil, menyangkut semua phak (orang-orang,badan-badan) yang
mempunyai hubungan dankepentingan dengan organisasi.
                                           4. Wilayah kewewenangangan atau kekuasaan, menyangkut semua urusan,
persoalan, kewajiban tugas, tanggung jawab dan kebijaksanaan yang harus
dilakukan dalam batas-batas ditetapapkan dan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang beralku.
                                           5. Kekayaan alam, yang termasuk dalam kekayan alam ini misalya keadaan
iklim,udara, air, cuaca (geografis,hidrografi,geologi,klimatologi), flora dan
fauna.
E. Progres atau Langkah-langkah Pengorganisasian
Menurut stoner (1996) langkah-langkah dalam proses pengorganisasian terdiri dari lima
langkah:
a. Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi
b. Membagi beban kerja kedalam kegiatan-kegiatan yang secara logis danmemadaidapat
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang.
c. Mengkombinasi pekerjaan anggota prusahaan dengan secara logis dan efisien.
d. Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam satu
kesatuan yang harmonis.
e. Memantau efektivitas organisasi dalam mengambil lamgkah-langkah penyesuaian
untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.
F. Pengembangan Staff
Pengembangan staf merupakan bagian integral dari pengembangan SDM rumah
sakit dalam rangka peningkatan kinerja dan mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit.
Kejelasan system pengembangan staf melalui program pendidikan dan pelatihan
diperlukan untuk peningkatan motivasi kerja dan profesionalitas tenaga keperawatan
sehingga dapat dicapai produktivitas yang optimal.

A. Peningkatan dan Pengembangan Staff


Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa rumah sakit dengan berbagai
program dan kegiatannya yang dilakukan untuk menghadapi dan menjawab berbagai
tantangan zaman, tidak dapat ditawar-tawar lagi, harus dipersiapkan system
pengembangan sumber daya manusia yang berdaya guna dan berhasil guna.
Ada beberapa bentuk pengembangan staf yang dapat dilakukan, antara lain:
a. In service education
Pendekatan yang dilakukan adalah bagaimana staf akan terlibat dalam proses
pendidikan melalui berlangsungnya pelayanan kesehatan atau keperawatan yang
terus diberikan kepada klien. Hal demikian dapat dilakukan baik di dalam maupun
di luar rumah sakit.
b. Orientasi
Program ini diberikan kepada staf yang baru atau sebaliknya untuk mengenalkan
tugas-tugas yang harus dilakukannya atau mengetahui adanya perkembangan
teknologi di bidang kesehatan.
c. Job training
Dilakukan melalui program pelatihan bagi staf sesuai dengan bidang
penugasannya atau job tertentu.
d. Continuing nursing education
Program ini merupakan program berkelanjutan sesuai dengan system pendidikan
formal yang berlaku, yaitu system pendidikan tinggi bagi perawat selaras dengan
statusnya sebagai insan profesi. Sesuai dengan kebutuhan pengembangan, seluruh
perawat layak untuk mengikuti program ini dengan pertimbangan harus
disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.
e. Pelatihan kepemimpinan
Hakekatnya semua perawat adalah pemimpin. Oleh sebab itu, ia perlu
mengembangkan kemampuan leadershipnya sebagai seorang profesional.
f. Pengembangan karier
Staf mempunyai hak atas pengembangan kariernya sesuai dengan system yang
berlaku. Pimpinan harus mampu merencanakan, melaksanakan dan menilai
pengembangan masing-masing stafnya, serta melihat itu semua sebagai upaya
memotivasi, menstimulasi, dan memberikan penghargaan untuk peningkatan
prestasi kerja.
g. Studi banding
Unit kerja satu dengan yang lain ternyata bersifat kompetitif. Oleh sebab itu,
bukan tidak mungkin unit kerja lain mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan
unit kerja sendiri. Rencana untuk tukar pengalaman dari institusi atau unit kerja
lain perlu diprogramkan dalam rangka membangun motivasi, pengembangan, dan
peningkatan prestasi kerja. Bentuk lain yang sekarang sedang menjadi tren adalah
melalui kegiatan “Study Branch Marking”. Branch marking adalah proses
pengukuran operasional terhadap bisnis sebuah perusahaan (kualitas, produksi,
jasa layanan) dengan membandingkannya ke perusahaan/institusi lain yang
mempunyai produksi/jasa layanan yang lebih baik. Kegiatan membandingkan
meliputi berbagi kinerja dan informasi operasional untuk aktivitas yang
berkelanjutan dalam mencapai tujuan organisasi. Branch Marking terjadi ketika
sebuah organisasi mengidentifikasi kelemahan, atau kemudian membandingkan
dengan organisasi yang lain yang telah mencapai tingkat ideal.
h. Penilaian kinerja
Seluruh staf diberikan penilaian atas kinerjanya melalui system penilaian yang
berlaku. Cakupannya, antara lain tanggung jawab, loyalitas, kerajinan,
kedisiplinan, kepemimpinan, dan kejujuran.
i. Pendidikan dan pelatihan
Program ini dirancang untuk memberikan pendidikan dan pelatihan terhadap staf
melalui kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dengan target tertentu (waktu,
materi, keterampilan). Pelaksanaan dari program ini adalah melalui kepanitiaan
atau lembaga/institusi tertentu yang berkompeten.
j. Magang di rumah sakit yang lebih maju
Harus diakui bahwa rumah sakit lain yang memiliki nilai lebih harus menjadi
target untuk “ngangsu kawruh” atau mencari serta menambah ilmu. Program ini
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan kedua belah pihak yang
terlibat.
k. Kelompok kerja keperawatan
Program ini perlu dilaksanakan selaras dengan keperawatan sebagai profesi yang
telah, tengah dan terus dikembangkan. Produk kelompok kerja ini adalah hasil
diskusi pengembangan keperawatan, karya tulis, prosedur tetap, materi buku ajar,
temu ilmiah, penelitian keperawatan, pengembangan system pendidikan
keperawatan, dan masukan untuk pengembangan organisasi profesi.
l. Pengembangan kerja tim di ruangan
Konsep kerja tim ini masih banyak kendala dalam pelaksanaannya, namun semua
komponen dalam tim tersebut perlu mengidentifikasi semua masalah di lapangan
yang dilakukan oleh semua profesi kesehatan yang terlibat. Staf keperawatan
dengan otonomi dan kemandiriannya harus lebih proaktif dalam membangun
pelaksanaan kerja tim dalam memberikan asuhan keperawatan secara paripurna.
B. Kriteria Pengembangan Staff
a. Kriteria Struktur
1. Adanya kebijakan rumah sakit tentang system pengembangan staf tenaga
pelayanan keperawatan di rumah sakit
2. Adanya kebijakan rumah sakit tentang pola jenjang karir tenaga pelayanan
keperawatan
3. Adanya program pengembangan tenaga pelayanan keperawatan (pendidikan
formal dan informal)
4. Adanya mekanisme program pengembangan staf tenaga pelayanan
keperawatan di rumah sakit
b. Kriteria Proses
1. Menganalisis hasil penilaian kinerja tenaga pelayanan keperawatan di rumah
sakit sebagai bahan penentuan pengembangan staf
2. Menetapkan jenjang karir sesuai dengan hasil analisis kinerja tenaga
pelayanan keperawatan di rumah sakit
3. Memberi kesempatan kepada semua tenaga pelayanan keperawatan untuk
mengikuti program pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kriteria yang
ditentukan
4. Melaksanakan pembinaan tenaga pelayanan keperawatan berdasarkan hasil
evaluasi kinerja
5. Memberikan umpan balik hasil evaluasi kinerja
6. Melaksanakan tindak lanjut hasil pembinaan (pemberian penghargaan, sanksi,
pelatihan/update pengetahuan dan keterampilan)
c. Kriteria Hasil
1. Adanya dokumen hasil analisis penilaian kinerja tenaga pelayanan
keperawatan di rumah sakit sebagai bahan penentuan pengembangan staf
2. Adanya dokumen penetapan jenjang karir sesuai dengan hasil analisis kinerja
tenaga pelayanan keperawatan di rumah sakit
3. Adanya dokumen pelaksanaan pengembangan staf tenaga pelayanan
keperawatan di rumah sakit, baik formal maupun informal
4. Adanya dokumen evaluasi peningkatan kemampuan dan keterampilan tenaga
pelayanan keperawatan di rumah sakit
5. Adanya dokumen upaya tindak lanjut hasil pelaksanaan pembinaan dan
penilaian kinerja SDM dengan pemberian penghargaan atau sanksi
6. Adanya dokumen tahunan mengenai jumlah perawat yang mengikuti
pelatihan/pendidikan sesuai kompetensi profesi perawat.
G. Fungsi Pengorganisasian yang sesuai dengan prinsip Pengorganisasian
Fungsi pengorganisaian adalah proses yang menyangkut bagaimana strategidan
taktik yang telah dirumusakan dalam perencanaan desain dalam sebuah struktur
organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan
dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan
efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
1. Fungsi pengorganisasian
Fungsi pengorganisasian terdapat beberapa fungsi yang harus diketahui, meliputi :

a. Pengorganisasian memiliki kegiatan merumuskan dan menciptakan penyusunan


jabatan, analisa pekerjaan, dan gambaran pekerjaan. Kegiatan ini menjelaskan
berapa jumlah orang yang dibutuhkan dengan kepastian yang tinggi. Ketidak
jelasan jawaban dapat berakibat pada beraneka ragam kesulitan, seperti jumlah
tenaga yang tidak sesuai dengan kebutuhan, maupun tenaga kerja yang tidak
memenuhi persyaratan kuantitatif, maupun tenaga kerja yang tidak memenuhi
persyaratan kualitatif dan penempatan orang yang tidak sesuai dengan tuntutan
tugasnya. Ada pandangan, untuk menentukan analisis penempatan orang
sesuai kemapuanya. Kemampuan ini biasanya tercermin pada ketrampilan,
keterampilan ini dituntut dari mereka yang ditugaskan menyelenggarakan
berbagai kegiatan. Kemampuan manajerial dituntut dari mereka yang
menduduki berbagai jenjang jabatan kepemimpinan dalam organisasi.
b. Organisasi terdiri satuan-satuan kerja tertentu. Artinya, organisasi menjelaskan
pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya, diantaranya untuk
kepentingan penyerentakan dan koordinasi, bersifat mutlak dan terdapat kejelasan
mengenai hal-hal tersebut. Ketidakjelasan wewenang dan tanggung jawab akan
berakibat tumpang tindih dan duplikasi kegiatan yang dapat menimbulkan
berbagai jenis pemborosan dan konflik yang tidak akan pernah selesai.
c. Interaksi antara satuan kerja perlu terjalin, interaksi ini bisa timbul karena adanya
saling ketergantungan dengan kinerja yang lain. Tidak ada satuan kerja yang
menunjukan tidak perlu berinteraksi dengan satuan kerja yang lain. Karena saling
ketergantungan dalam hubungan satuan kerja itu, harus terjadi hubungan yang
saling menguntungkan.
d. Berjalan lancar atau tidaknya suatu organisasi sangat tergantung pada bentuk dan
jenis komunikasi yang diapakai dalam organisasi tersebut. Komunikasi yang
diapaki di ruang keperawatan adalah dari atasan ke bawahan untuk digunakan
penyampaian kepentingan, seperti perintah, penyampain keputusan, informasi,
instruksi, pembinaan, petunjuk, pedoman kerja, teguran, pujian dan lain
sebagainya. Sebaliknya, terdapat komunikasi antara bawahan dengan pimpinanya,
terjadi saat penyampain laporan, saran, keluhan, masalah, informasi, dan hal lain
yang perlu diketahui oleh atasan. Komunikasi setara antara sejawat terjadi untuk
kepentingan penyampaian informasi, permintaan bahan, tukar menukar
pengalaman, semuanya bermanfaat untuk kepentingan penyetaraan dan koordinasi
kegiatan organisasi (Sudarta, Rosyidi, Susilo 2019).

2. Penyelenggaraan fungsi pengorganisasian


Setiap organisasi yang bergerak dibidang apapun didirikan oleh seseorang
atau sekelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Cara yang dapat digunakan untuk
penyelenggaraan fungsi pengorganisasian agar tujuan yang ingin dicapai berjalan
dengan baik maka harus mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip organisasi.
Prinsip-prinsip pengorganisasian yaitu :
1. Definisi Pembagian Tugas
Tugas yang harus dikerjakan dalam organisasi beraneka macam/jenis.
Struktur organisasi disusun, berdasarkan pemikiranya bahwa struktur diciptakan
untuk menampung semua tugas, semua tugas harus dikerjakan dan harus terbagi
habis sesuai tujuan organisasi. ada 2 hal penting dalam pembagian tugas, yaitu :
1) semua tugas harus jelas dan jangan sampai ada tugas yang tidak diketahui
dengan pasti kemana; 2) jangan sampai terjadi bahwa ada kegiatan yang menjadi
rebutan oleh lebih dari satuan kerja (Julianto, 2014).
Prinsip pemilihan metode pembagian tugas adalah : 1) jumlah tenaga, 2)
kualifikasi staf dan klasifikasi pasien. Adapun jenis-jenis metode penugasan
yang berkembang saat ini adalah sebagai berikut.
2. Metode fungsional
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan
keperawatan. karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat, maka
setiap perawat hanya melakukan satu sampai dua jenis intervensi, misalnya
merawat luka kepada semua pasien di bangsal.

Bagan 2.1
Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Fungsional

Kepala Ruang

Perawat Perawat Perawat

Pengobatan Pengobatan Pengobatan

Perawat

Pengobatan

Pasien/ Klien

Kelebihan :
1) Manajemen tradisional yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang
jelas dan pengawasan yang baik.
2) Sangat baik untuk Rumah Sakit yang kekurangan tenaga kerja.
3) Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan
perawat pasien junior merawat pasien.
Kelemahan :
1) Tidak memberikan kepuasan pada pasien dan perawat.
2) Pelayanan keperawatan sendiri-sendiri, tidak mampu menerapkan proses
keperawatan.
3) Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
ketrampilan saja (Pratiwi, 2016)
3. Metode Perawatan Tim
Metode asuhan keperawatan seorang perawat profesional memimpin
sekelompok tenaga keperawatan dengan berdasarkan konsep kooperatif &
kolaboratif
Tujuan Metode Tim :
1) Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
2) Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar
3) Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda Konsep
Metode Tim :
1) Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai
teknik kepemimpinan.
2) Pentingnya komunikasi yang efektif agar berkesinambungan rencana
keperawatan.
3) Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim.
4) Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik
jika didukung oleh kepala ruang.
Kelebihan :
1. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang komprehensif.
2. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.
3. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga meminimalisir konflik dan
memberikan kepuasan kepada anggota tim.
Kelemahan :
1) Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi
tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan
pada waktu-waktu sibuk sehingga memerlukan waktu.
2) Perawat yang belum terampil & kurang berpengalaman cenderung untuk
bergantung/berlindung kepada perawat yang mampu
3) Jika pembagian tugas tidak jelas, maka tanggung jawab dalam tim akan
kabur
Bagan 2.2
Sistem pemberian asuhan keperawatan “ Team Nursing”

Kepala Ruang

Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim

Staf Perawat Staf Perawat Staf Perawat

Pasien/ Klien Pasien/ Klien


Pasien/ Klien

4. Metode Primer
Metode penugasan dimana seorang perawat bertanggung jawab penuh
selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari masuk sampai
keluar rumah sakit. Mendorong praktek kemandirian perawat, ada kejelasan
antara pembuat perencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai
dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dengan perawat
yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan
keperawatan selama pasien dirawat.
Konsep dasar metode primer :
a. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat
b. Ada otonomi
c. Ketertiban pasien dan keluarga

Bagan
2.3

Diagram Asuhan Keperawatan “ Primary Nursing”

Kepala Ruang Kepala Ruang Kepala Ruang

Perawat Primer

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana


Perawat Pelaksana

(Hidayah, 2014)
5. Metode Kasus
Setiap pasien ditugaskan kepada semua perawat yang melayani seluruh
kebutuhannya pada saat perawat dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang
berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan
bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode
penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat, umumnya
dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk perawatan khusus seperti : isolasi,
intensive care.

Bagan 2.4
Sistem Asuhan Keperawatan “ Care Method Nursing”

Kepala Ruang

Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim

Pasien/ klien Pasien/ klien Pasien/ klien

Dari berbagai metode penugasan yang ada, setiap ruangan perawatan dapat
mempertimbangkan kemungkinan penerapan dari salah satu metode di atas
berdasarkan prinsip pemilihan penugasan yang tepat, efektif, dan efisien. Namun
dalam mengembangkan metode penugasan Tim, maka perlu diperhatikan hal-hal
berikut di bawah ini.
Tanggung Jawab Kepala Ruangan (Karu), Ketua Tim (Katim) dan Anggota Tim
Secara umum, masing-masing kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim memiliki
tanggung jawab yang berbeda- beda, antara lain :
1) Tanggung Jawab Karu :
a) Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf
b) Membantu staf menetapkan sasaran dari ruangan
c) Memberi kesempatan katim untuk mengembangkan keterampilan
kepemimpinan dan managemen Kepala
d) Mengorientasikan tenaga baru
e) Menjadi narasumber bagi tim
f) Mendorong kemampuan staf untuk menggunakan riset keperawatan
g) Menciptakan iklim komunikasi terbuka
2) Tanggung Jawab Katim :
a) Melakukan orientasi kepada pasien baru & keluarga
b) Mengkaji setiap klien, menganalisa, menetapkan rencana keperawatan,
menerapkan tindakan keperawatan dan mengevaluasi rencana keperawatan
c) Mengkoordinasikan rencana keperawatan dengan tindakan medis melalui
komunikasi yang konsisten
d) Membagi tugas anggota tim dan merencanakan berkesinambungan asuhan
keperawatan melalui konfrens
e) Membimbing dan mengawasi pelaksanan asuhan keperawatan oleh anggota tim
f) Bertanggung jawab terhadap kepala ruangan

3) Tanggung Jawab Anggota Tim :


a) Melaksanakan perawatan sesuai rencana keperatan yang dibuat katim
b) Memberikan perawatan komprehensif pada sejumlah pasien
c) Bertanggung jawab atas keputusan keperawatan selama katim tidak ada di
tempat
d) Berkontribusi terhadap perawatan → observasi terus menerus → ikut
ronde keperawatan → berinterkasi dengan pasien & keluarga →
berkontribusi dengan katim/karu bila ada masalah
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan mengalokasi
dan mengatur sumber daya untuk menyelesaikan tujuan yang dicapai. Suatu
pengorganisasia memiliki tujuan dan prinsip pokok tertentu dalam mencapai tujuan yang
diinginkan.
Organisasi sebagai sistem sosial memiliki 4 subsistem yaitu subsistem administrasi,
subsistem informasi, subsistem ekonomi, dan subsistem sosial. Dalam struktur organisasi
memiliki 4 jenis atau tipe struktur yaitu Bureaucrati, Ad Hoc Design, Matrix Structure,
dan Flat design.

B. Saran
Organisasi yang baik adalah organisasi yang menjalankan peran  pengorganisasian
secara jelas. Selain itu pengorganisasian yang baik juga dilihat dari pemimpin dan stafnya.
Hubungan yang baik membuat tujuan organisasi lebih cepat tercapai. Begitu juga dengan
hubungan yang buruk antara pimpinan dan stafnya akan membuat tujuan organisasi lambat
terwujud bahkan gagal tercapai.
DAFTAR PUSTAKA

Gillies, D. A. ( 1989 ). Nursing management, A system  approach.WB Saunders Company.


Philadelphia.

Prayitno, Subur. ( 1997 ). Dasar - dasar administrasi kesehatan masyarakat. Airlangga


University Press. Surabaya.

Prayitno, Subur. ( 2000 ). Administrasi rumah sakit di Indonesia. FKUA. Surabaya.

Sullivan, E.J.et al. ( 1990 ). Management and leadership for nurse manager. Jones and
Barlett Publisher. Boston.

Swanburg, C Russel. ( 2000 ). Pengantar kepemimpinan dan manjemen untuk perawat klinis.


EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai