Makalah ini diajukan sebagai salah satu tugas kelompok mata kuliah
Dosen Pembimbing:
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah kelompok yang berjudul “Konsep Pengorganisasian dalam
Pelayanan Kebidanan dan Organisasi Pelayanan Kebidanan di Rumah Sakit, Puskesmas dan
BPM” untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Woman Centered Care di Program Studi
Profesi Bidan. Makalah ini bisa diselesaikan tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
telah memberikan dukungan dan masukan kepada kami. Untuk itu kami mengucapkan
banyak terimakasih kepada :
1. Ibu Hj. Ani Radiati R, S.Pd.M.Kes selaku direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
2. Ibu Nunung Mulyani, APP, M.Kes selaku Ketua jurusan kebidanan
3. Dr. Meti Widiya Lestari, SST, M.Keb, selaku Ketua Program Studi profesi kebidanan
Tasikmalaya
4. Etin Rohmatin, SST, M.Kes selaku dosen mata kuliah Women Centered Care
5. Teman-teman dan pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas ini.
Kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk membuat makalah ini dengan baik.
Tetapi jika makalah ini mempunyai banyak kekurangan penulis mengharapkan kritik dan
saran yang dapat membangun. Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bidan sebagai seorang pemberi layanan kesehatan harus dapat melaksanakan
pelayanan kebidanan dengan melaksanakan manajemen yang baik. Dalam hal ini
bidan berperan sebagai seorang manajer, yaitu mengelola segala sesuatu tentang
kliennya sehingga tercapai tujuan yang di harapkan. Dalam mempelajari manajemen
kebidanan di perlukan pemahaman mengenai dasar-dasar manajemen dan
perencanaan pengorganisasian dalam pelayanan kebidanan sehingga pelayanan yang
diberikan berkualitas.
Dalam pelayanan kebidanan, manajemen adalah proses pelaksanaan pemberian
pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan kepada klien dengan
tujuan menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak, kepuasan pelanggan dan
kepuasan bidan sebagai provider.
Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi manajemen yang juga mempunyai
peranan penting seperti halnya fungsi perencanaan. Melalui fungsi pengorganisasian
seluruh sumber daya yang dimiliki oleh organisasi akan diatur penggunaannya secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep pengorganisasian dalam pelayanan kebidanan?
2. Apa saja pengorganisasian pelayanan kebidanan di Rumah Sakit?
3. Apa saja pengorganisasian pelayanan kebidanan di Puskesmas?
4. Apa saja pengorganisasian pelayanan kebidanan di BPM?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep pengorganisasian dalam pelayanan kebidanan
2. Untuk mengetahui pengorganisasian pelayanan kebidanan di Rumah Sakit.
3. Untuk mengetahui pengorganisasian pelayanan kebidanan di Puskesmas.
4. Untuk mengetahui pengorganisasian pelayanan kebidanan di BPM.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Tujuan Organisasi
Tujuan organisasi secara umum dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Merupakan arah akhir di mana semua kegiatan organisasi diarahkan
b. Sebagai bentuk kegiatan yang diperlukan sebelum menetapkan haluan,
prosedur, metode, strategi peraturan
c. Merupakan kebutuhan manusia baik jasmani maupun rohani yang diusahakan
untuk dicapai dengan kerja sama sekelompok orang
b. Proses Pengorganisasian
Proses yang dimaksudkan adalah yang menyangkut pelaksanaan, langkah-
langkah yang harus dilakukan sedemikian rupa sehingga semua kegiatan yang
akan dilaksanakan serta tenaga pelaksana yang dibutuhkan, mendapatkan
pengaturan yang sebaik-baiknya, serta setiap kegiatan yang akan dilaksanakan
tersebut memiliki penanggung jawab pelaksanaannnya.
c. Hasil Pengorganisasian
Hasil pengorganisasian adalah terbentuknya suatu wadah (entity), yang
pada dasarnya merupakan perpaduan antara kegiatan yang akan dilaksanakan
serta tenaga pelaksana yang dibutuhkan untukmelaksanakan kegiatan tersebut.
b. Mempunyai Tujuan
Setiap organisasi harus mempunyai tujuan, baik yang bersifat umum dan
ataupun yang bersifat khusus. Pada dasarnya tujuan yang dimaksud ini adalah
sesuatu yang mengikat para pendukung yakni orang-orang yang bersekutu
dalam organisasi. Secara umum disebutkan makin sesuai tujuan organisasi
dengan tujuan para pendukung, maka makin kokoh lah ikatan persekutuan
antara para pendukung. Agar organisasi dapat berfungsi sebagaimana yang
diharapkan maka tujuan organisasi ini haruslah dipahami oleh semua pihak
yang berada dalam organisasi.
c. Mempunyai Kegiatan
Agar tujuan organisasi dapat dicapai, diperlukan adanya berbagai kegiatan.
Suatu organisasi yang baik adalah apabila organisasi tersebut memiliki
kegiatan yang jelas dan terarah. Secara umum disebutkan, makin aktif suatu
organisasi melaksanakan kegiatannya, maka baik pula lah organisasi tersebut.
Sama halnya dengan tujuan, maka kegiatan ini haruslah dipahami oleh semua
pihak yang berada dalam organisasi
6. Manfaat Pengorganisasian
Dengan mengembangkan fungsi pengorganisasian, seorang manajer akan dapat
mengetahui:
a. Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok.
b. Hubungan organisatoris antara orang-orang di dalam organisasi tersebut
melalui kegiatan yang dilakukannya.
c. Pendelegasian wewenang
d. Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik.
7. Langkah-langkah Pengorganisasian
a. Tujuan organisasi harus dipahami. Tujuan organisasi sudah disusun pada saat
fungsi perencanaan.
b. Membagi habis pekerjaaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk
mencapai tujuan. Dalam hal ini, pimpinan yang mengemban tugas pokok
organisasi sesuai dengan visi dan misi organisasi Untuk itu membagi tugas
pokok pada staf yang ada. Dari sini akan muncul gagasan pengembangan
bidang-bidang, seksi-seksi dan sebagainya sesuai dengan kegiatan pokok.
c. Menggolongkan kegiatan pokok ke dalam suatu kegiatan yang prkatis.
Pembagian tugas pokok ke dalam elemen kegiatan harus mencerminkan apa
yang harus dikerjakan oleh staf.
d. Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan dan menyediakan fasilitas
pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan tugas nya. Pengaturan
ruangan dan dukungan alat-lat kerja adalah salah satu contohnya.
e. Penugasan personel yang cakap yang memilih dan menempatkan staf yang
dianggap mampu melaksanakan tugas. Bagian ini penting dipahami oleh
manajer personalia pada saat mengangkat atau memilih staf pejabat atau yang
akan melaksanakan tugas-tugas tertentu organisasi.
f. Mendelegasikan wewenang, tugas-tugas staf dan mekanisme pelimpahan
wewenang dapat diketahui melalui struktur organisasi yang dianut. Untuk
organisasi seperti puskesmas yang mempunyai jumlah tenaga yang terbatas
tetapi ruang lingkup kerja dan kegiatannya cukup luas, prinsip kerja sama yang
sifatnya integratif perlu diterapkan. Contohnya: kegiatan imunisasi. Staf
puskesmas yang diberikan kewenangan mengoordinasi kegiatan imunisasi
hanya satu, tetapi sasaran kelompok penduduk dan wilayah kerjanya cukup
luas. Untuk melaksanakan kegiatan ini, staf lain diberikan tugas dan
wewenang membantu melaksanakan kegiatan imunisasi tersebut sehingga
semua penduduk sasaran dapat diberikan pelayanan imunisasi secara efisien
dan efektif.
c. Pekerja
Pekerja (employee) dalam UU ketenagakerjaan 13 tahun 2000 adalah setiap
orang yang bekerja dengaan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.
Namun dalam rumah sakit, pekerja adalah orang yang bekerja di rumah sakit
namun bukan merupakan staf medis.
d. Governing body
Governing body rumah sakit pada intinya adalah badan yang menjadi
penghubung formal antara sistem di dalam rumah sakit dengan masyarakat.
Governing body rumah sakit adalah unit terorganisasi yang bertanggungjawab
untuk menetapkan kebijakan dan objektif rumah sakit, menjaga penyelenggaraan
asuhan pasien yang bermutu, dengan menyediakan perencanaan serta manajemen
institusi
Perancangan struktur organisasi rumah sakit sendiri meliputi proses penekanan
pada proses pelayanan inti (strategic), peningkatan integrasi berbagai kegiatan
(synchronized), penghapusan birokrasi yang berlebihan (small or lean),
pengurangan kompleksitas (simple) dan peningkatan kecepatan untuk memberikan
pelayanan (speedy).
b. Kolaborasi
Layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya
dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses
kegiatan pelayanan. Misalnya: merawat ibu hamil dengan komplikasi medic
atau obstetric. Tujuan pelayanan: berbagi otoritas dalam pemberian pelayanan
berkualitas sesuai ruang lingkup masing-masing. Kemampuan untuk berbagi
tanggungjawab antara bidan dan dokter sangat penting agar bisa saling
menghormati, saling memercayai, dan menciptakan komunikasi efektif antara
kedua profesi.
c. Rujukan
Layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem layanan
lebih tinggi atau sebaliknya, yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam
menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan rujukan
yang dilakukan oleh bidan ketempat atau fasilitas pelayanan kesehatan lain
secara horizontal maupun vertical atau ke profesi kesehatan lain. Layanan
bidan yang tepat akan meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta
bayinya.
d. Konsultasi
Pada kondisi tertentu bidan membutuhkan nasehat atau pendapat dari dokter
atau anggota tim perawatan klien yang lain tapi tanggungjawab utama
terhadap klien tetap ditangani bidan.
Argaheni, N. B., Azizah, N., Sianturi, E., Hutomo, C. S., Sirait, S. H., Bangun, S., et al.
(2022). Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan dalam Kebidanan.
Yayasan Kita Menulis.
Fitri, A. E., Rahmadani, G., Zaini, H., Astria, N., & Idaman, R. P. (2018). Manajemen
Pelayanan Kebidanan Perencanaan dan Pengorganisasian Pelayanan Kebidanan.
Manajemen Pelayanan Kebidanan, 40.
Yani, R. W., Kiswaluyo, Handayani, A. T., Hadnyanawati, H., Dwiatmoko, S., &
Misrohmasari, E. A. (2021). Buku Ajar Praktek Kerja Lapang Manajemen Pelayanan
Kesehatan (PKL MPK). Jember: Universitas Jember.