Anda di halaman 1dari 48

Organisasi dan Manajemen

Pelayanan Kebidanan
ORGANISASI

Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi :

Stoner:
Mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-
hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan
atasan mengejar tujuan bersama.

James D. Mooney:

Mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap


perserikatan manusia untuk mencapai tujuan Bersama.
ORGANISASI (Lanjutan …)

Chester I. Bernard :

berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas


kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

Stephen P. Robbins:

Menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang


dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat
diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk
mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Organisasi harus memiliki tiga unsur dasar, yaitu :

1. Orang-orang (sekumpulan orang).


2. Kerjasama.
3. Tujuan yang ingin dicapai.

Dengan demikian organisasi merupakan sarana untuk melakukan


kerjasama antara orang-orang dalam rangka mencapai tujuan
bersama, dengan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki.
Organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal dan saling
mengenal,
b. Adanya kegiatan yang berbeda-beda, tetapi satu sama lain
saling berkaitan (interdependent part) yang merupakan
kesatuan kegiatan,
c. Tiap-tiap orang memberikan sumbangan atau kontribusinya
berupa; pemikiran, tenaga, dan lain-lain,
d. Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan,
e. Adanya tujuan yang ingin dicapai.
Prinsip-prinsip organisasi meliputi :
1) Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas. Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang
ingin dicapai, tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan. Misalnya, organisasi pelayanan
kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas sebagai suatu organisasi, mempunyai tujuan antara lain
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

2) Prinsip Skala Hierarkhi. Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan,
pembantu pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapat mempertegas dalam pendelegasian wewenang dan
pertanggungjawaban, dan akan menunjang efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan.
3) Prinsip Kesatuan Perintah. Seseorang hanya menerima
perintah/bertanggung jawab kepada seorang atasan.

4) Prinsip Pendelegasian Wewenang. Seorang pemimpin


mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan
pekerjaannya, sehingga perlu dilakukan pendelegasian
wewenang kepada bawahannya. 

5) Prinsip Pertanggungjawaban. Dalam menjalankan tugasnya setiap


pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan. 6)
Prinsip Pembagian Pekerjaan. Suatu organisasi, untuk mencapai
tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan
6) Prinsip Rentang Pengendalian. Artinya bahwa jumlah
bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang
atasan perlu dibatasi secara rasional. 
7) Prinsip Fungsional. Bahwa seorang pegawai dalam suatu
organisasi secara fungsional harus jelas tugas dan
wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung
jawab dari pekerjaannya.
8) Prinsip Pemisahan. Beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya
kepada orang lain.
9) Prinsip Keseimbangan. Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi.
 10) Prinsip Fleksibilitas Organisasi harus senantiasa melakukan
pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika
organisasi sendiri (internal factor) dan juga karena adanya
pengaruh di luar organisasi (external factor), sehingga
organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai
tujuannya.

11) Prinsip Kepemimpinan. Dalam organisasi apapun bentuknya


diperlukan adanya kepemimpinan, atau dengan kata lain
organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya
proses kepemimpinan yang digerakan oleh pemimpin
organisasi tersebut
Pengertian Management Menurut Para
Ahli
1. Henry Fayol:
Manajemen mengandung gagasan lima fungsi utama yaitu, merancang, mengorganisasi, memerintah,
mengkoordinasi, dan mengendalikan.

2. George R. Terry:
Management yaitu Suatu proses yang membedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengawasan dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.

3. Renville Siagian:
Manajemen adalah suatu bidang usaha yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan dan dikelola oleh para
tenaga ahli terlatih serta berpengalaman

4. William H. Newman:
Manajemen adalah fungsi yang berhubungan dengan memperoleh hasil tertentu melalui orang lain.
5. Noto Atmojo:
Manajemen adl suatu kegiatan atau seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan non
kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program Kesehatan

6. Evancevich:
Manajemen adalah suatu proses yang dilakukan oleh satu orang atau lebih untuk
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain guna mencapai hasil (tujuan) yang tidak
dapat dicapai oleh hanya satu orang saja.

7. Mulayu S.P. Hasibuan:


Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai satu tujuan.

8. James A.F. Stoner:


Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang
ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya
Kata manajemen berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare
yang berarti “mengendalikan,” terutamanya “mengendalikan
kuda” yang berasal dari bahasa latin manus yang berati “tangan”.

Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang


berarti “kepemilikan kuda” (yang berasal dari Bahasa Inggris yang
berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga
berasal dari bahasa Italia. 

Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris


menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan
mengatur
Pengertian Manajemen Kebidanan

Menurut Buku 50 Tahun IBI 2007


Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan
metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian, analisis data
diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Menurut Depkes RI 2005 
Manajemen Kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan 
masalah ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat.
Pengertian Manajemen Kebidanan (Lanjutan….)

Helen Varney (1997)


Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode
untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-
penemuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan yang logis untuk pengambilan suatu
keputusan berfokus pada klien

Fungsi manajemen ini lebih menekankan bagaimana seseorang manajer pelayanan


kebidanan mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya yang ada untuk mencapai
tujuan pelayanan kebidanan yang telah disepakati
Manajemen kebidanan

Suatu pendekatan pemecahan masalah yang digunakan oleh setiap bidan dalam pengambilan
keputusan klinik pada saat mengelola klien; ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir dan
balita dimanapun tempatnya.

LANGKAH-LANGKAH MANAJEMEN KEBIDANAN


Langkah I : Pengkajian
Pada langkah pertama ini bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien, baik dari hasil anamnesa dengan klien,
suami/keluarga, hasil pemeriksaan, dan dari dokumentasi pasien/catatan tenaga kesehatan yang
lain.
Data pasien dapat diperoleh dengan cara :
1. Menanyakan riwayat kesehatan, haid, kehamilan, persalinan, nifas dan
sosial
2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan
3. Pemeriksaan khusus
4. Pemeriksaan penunjang
5. Melihat catatan rekam medik pasien
Langkah ini merupakan langkah yang akan menentukan langkah pengambilan keputusan yang akan
diambil pada langkah berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi
akan menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya, oleh sebab itu
dalam pendekatan ini harus yang komperehensif meliputi data subjektif, objektif, dan hasil
pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi/menilai kondisi klien yang sebenarnya dan
pasti.
Langkah II : Merumuskan Diagnosa/Masalah Kebidanan
Pada langkah ini bidan menganalisa data dasar yang didapat
pada langkah pertama, menginterpretasikannya secara akurat
dan logis, sehingga dapat merumuskan diagnosa atau masalah
kebidanan.
Langkah III; Mengantisipasi Diagnosa/masalah potensial
Langkah ini merupakan langkah antisipasi, sehingga dalam
melakukan asuhan kebidanan bidan dituntut untuk
mengantisipasi permasalahan yang akan timbul dari kondisi yang
ada/sudah terjadi.

Dengan mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa


potensial yang akan terjadi berdasarkan diagnosa/masalah yang
sudah ada, dan merumuskan tindakan apa yang perlu diberikan
untuk mencegah atau menghindari masalah /diagnosa potensial
yang akan terjadi.
Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan Tindakan Segera.
Pada saat ini bidan mengidentifikasi perlunya tindakan segera,
baik tindakan intervensi , tindakan konsultasi, kolaborasi dengan
dokter lain, atau rujukan berdasarkan Kondisi Klien.

Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses


penatalaksanaan kebidanan yang terjadi dalam kondisi emergensi.
Dapat terjadi pada saat mengelola ibu hamil, bersalin, nifas dan
bayi baru lahir. Berdasarkan hasil analisa data, ternyata kondisi
klien membutuhkan tindakan segera untuk menangani/mengatasi
diagnosa/masalah yang terjadi.
Langkah V :
Menyusun Rencana Asuhan Secara Menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah atau
diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, baik yang sifatnya segera ataupun rutin.
Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi dengan merumuskan
tindakan yang sifatnya mengevaluasi/memeriksa kembali. Atau perlu tindakan yang sifatnya
follow up.

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi penanganan masalah yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga tindakan
yang bentuknya antisipasi (dibutuhkan penyuluhan, konseling).
Langkah VI : IMPLEMENTASI
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti
yang telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara
efisien, efektif dan aman. Pelaksanaan dapat dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau bersama-sama dengan klien, atau
anggota tim kesehatan lainnya kalau diperlukan.

Apabila ada tindakan yang tidak dilakukan oleh bidan tetapi


dilakukan oleh dokter atau tim kesehatan yang lain, bidan tetap
memegang tanggung jawab untuk mengarahkan kesinambungan
asuhan berikutnya. (misalnya memastikan langkah-langkah
tersebut benar-benar terlaksana, dan sesuai dengan kebutuhan
klien).
Langkah VII : Mengevaluasi
Pada langkah terakhir ini dilakukan evaluasi keefektifan dari
asuhan yang sudah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan
akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan didalam diagnosa
dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika
memang benar efektif dalam pelaksanaannya.
Perencanaan 
Adalah sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan, 
menyusun dan menetapkan rangkaian kegiatan untuk 
mencapainya.

Rencana merupakan suatu pola pikir yang sistematis untuk


mewujudkan suatu tujuan dengan mengorganisasikan dan
mendayagunakan sumber yang tersedia.

Perencanaan adalah suatu proses penyusunan rencana yang 
menggambarkankeinginan untuk mencapai tujuan tertentu 
melalui suatu kegiatan dengan mengorganisasikan dan
mendayagunakan sumber yang tersedia.
Perencanaan (Planning)  adalah salah satu fungsi manajemen 
yang harus bisa menjawab rumus 5W + 1H yakni
.
What : Apa yang akan dilakukan,
Why : Mengapa harus dilakukan,
When : Kapan dilakukan,
Where : Dimana dilakukan,
Who : siapa yang melakukan,
How : Bagaimana melakukannya.
Perencanan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan
masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat,
menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia,
menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun
Langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan tersebut.

Jadi perencanaan dalam pelayanan kebidanan adalah suatu


proses mempersiapkan secara sistimatis kegiatan yang
akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam
kebidanan
MANFAAT PERENCANAAN
a. Memberikan arah yang jelas pada organisasi karena mengetahui
tujuan dan cara mencapainya 
b. Mengetahui struktur organisasi yang dibutuhkan
c. Mengetahui jenis dan jumlah staf yang diinginkan dan uraian
tugasnya
d. Mengukur hasil kegiatan yang akan dicapai.
KEUNTUNGAN PERENCANAAN

a. Perencanaan akan menyebabkan berbagai macam aktivitas


organisasi untuk mencapai tujuan tertentu dan dapat
dilakukan secara teratur.
b. Perencanaan akan mengurangi atau menghilangkan jenis 
pekerjaan yang tidak produktif
c. Perencanaan dapat dipakai untuk mengukur hasil kegiatan
yang telah dicapai karena dalam perencanaan ditetapkan
sebagai standar.
d. Perencanaan memberikan suatu landasan pokok fungsi mana
jemen lainnya, terutama untuk fungsi pengawasan
KELEMAHAN PERENCANAAN

a. Perencanaan mempunyai keterbatasan mengukur informasi


dan fakta-fakta di masa yang akan datang dengan tepat. 
b. Perencanaan yang baik memerlukan sejumlah dana.
c. Perencanaan mempunyai hambatan psikologis bagi pimpinan
dan staf karena harus menunggu dan melihat hasil yang akan
dicapai.
d. Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif gagasan baru 

untuk mengadakan perubahan harus ditunda sampai tahap pe
rencanaan berikutnya.
e. Perencanaan juga akan menghambat tindakan baru yang
harus diambil oleh staf.
JENIS PERENCANAAN
1. Ditinjau Dari Jangka Waktu Berlakunya Rencana

a. Rencana jangka panjang (long term planning) yang berlaku


antara 10-25 tahun
b. Rencana jangka menengah (medium range planning) yang
berlaku antara 5-7 tahun
c. Rencana jangka pendek (short range planning)
umumnya berlaku hanya untuk 1 tahun
2. Ditinjau Dari Jangka Waktu Berlakunya Rencana

a. Rencana induk (master plan), lebih menitik beratkan uraian


kebijakan organisasi

b. Rencana operasional (operational planning), lebih menitik


beratkan pada pedoman atau petunjuk dalam
melaksanakan suatu program

c. Rencana harian (day to day planning), rencana harian yang


bersifat rutinitas
3. Ditinjau Dari Lingkup Rencana

a. Rencana strategis (strategic planning), berisikan uraian
tentang kebijakan tujuan jangka panjang dan waktu
pelaksanaan yang lama
b. Rencana taktis (tactical planning), rencana yang berisi uraian
yang bersifat jangka pendek, mudah menyesuaikan kegiatan-
kegiatan, asalkan tujuannya tidak berubah
c. Rencana menyeluruh (comprehensive planning), rencana yang
mengandung uraian secara menyeluruh dan lengkap
d. Rencana terintegrasi (integrated planning), ialah rencana yang
mengandung uraian yang menyeluruh bersifat terpadu, misa
lnya dengan program lain diluar kesehatan
CIRI-CIRI PERENCANAAN

Perencanaan yang baik dapat dinilai jika adanya :


1. Perencanaan disusun sesuai dengan tujuan organisasi
2. Tepat sasaran
3. Manager menjalankan fungsinya sebagai seorang coordinator
4. Anggota atau karyawan berada dalam satu koordinasi
5. Anggota atau karyawan menjalankan fungsinya sesuai dengan perencanaan program
6. Adanya peningkatan kualitas kerja karyawan atau anggota
7. Perencanaan berhasil membuat sebuah pelaksanaan
8. Adanya pembagian sub-sub koordinasi untuk menjalankan sebuah program
9. Adanya kesepahaman antara manager dengan karyawan atau anggotanya dalam
membuat sebuah perencana
Langkah-Langkah Perencanaan

Langkah awal untuk menyusun perencanaan dapat dimulai


dengan sebuah gagasan atau cita-cita yang terfokus pada situasi
tertentu.

Sebagai suatu proses, perencanaan kesehatan mempunyai


beberapa langkah. Ada lima langkah yang perlu dilakukan pada
proses penyusunan sebuah perencanaan.
Langkah 1, Analisis Situasi
Adalah langkah pertama proses penyusunan perencanaan.
langkah ini dilakukan dengan analisis data laporan yang dimiliki
oleh organisasi (data pimer) atau mengkaji laporan lembaga lain
(data sekunder): yang datanya dibutuhkan, observasi, dan 
wawancara. Agar mampu melaksanakan analisis situasi dengan
baik, manajer dan staf sebuah organisasi atau mereka yang
diberikan tugas sebagai tim perencana baiknya dibekali ilmu
epidemiologi, ilmu antropologi, ilmu demografi, ilmu ekonomi dan
ilmu statistik.
Langkah 2, Mengidentifikasi Masalah dan Prioritasnya

Melalui analisis situasi, akan dihasilkan berbagai macam data. 
Data dianalisis lebih lanjut menggunakan pendekatan 
epidemiologi untuk dapat dijadikan informasi tentang distribusi
di suatu wilayah, berdasarkan kurun waktu tertentu dan pada
kelompok masyarakat tertentu. Informasi lain yang perlu dicari
adalah bagaimana tanggapan masyarakat tentang masalah
kesehatan masyarakat tersebut dan bagaimana potensi 
organisasi untuk memecahkannya. Informasi tersebut  
dibutuhkan oleh pimpinan untuk mengambil keputusan
tentang bagaimana puskesmas akan mengembangkan program
intervensi.
Langkah 3, Menentukan Tujuan Program
Setelah prioritas masalah kesehatan ditetapkan, kemudian 
Menetapkan tujuan program.
Semakin jelas rumusan masalah kesehatan masyarakat dengan
menggunakan kriteria di atas akan semakin mudah menyusun
tujuan program. Sebelum rencana kerja operasional disusun,
beberapa pertanyaan berikut ini wajibdipahami oleh tim
perencana.
Langkah 4, Mengkaji Hambatan dan Kelemahan Program
Langkah keempat proses penyusunan rencana adalah mengkaji
Kembali hambatan dan kelemahan program yang
pernah dilaksanakan. 
Tujuannya adalah untuk mencegah atau mewaspadai timbulnya
hambatan serupa. Selain mengkaji hambatan yang pernah 
dialami, juga dibahas prediksi kendala dan hambatan yang
mungkin akan terjadi dilapangan pada saat program
dilaksanakan.
Langkah 5, Menyusun Rencana Kerja Operasional
Hambatan (kelemahan) yang bersumber dari dalam organisasi
harus dikaji dahulu sebelum rencana kerja operasional disusun.
Jika tidak, program yang akan dilaksanakan akan terhambat oleh
faktor organisasi.

Faktor lingkungan di luar organisasi seperti peran serta


masyarakat dan kerja sama lintas sektor juga penting dikaji
sebagai bagian dari strategi pengembangan program di lapangan.
Pada saat memasuki fase ini, tim perencana sudah menetapkan
tujuan dan target yang ingin dicapai. Langkah ini dilakukan
sebelum proses penyusunan rencana kerja operasional.
Prioritas Masalah:
 Tidak mungkin masalah-masalah kesehatan dan kebidanan
yang ditemukan dalam keluarga dapat diatasi sekaligus
 Perlu mempertimbangkan masalah-masalah yang dapat
mengancam kehidupan keluarga seperti masalah penyakit
 Perlu mempertimbangkan respon dan perhatian keluarga
terhadap asuhan kebidanan yang akan diberikan
 Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang
mereka hadapi
 Sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan
masalah kesehatan / kebidanan keluarga
 Pengetahuan dan kebudayaan keluarga
Kriteria Prioritas Masalah
A. Sifat masalah
1. Ancaman kesehatan
2. Keadaan sakit atau kurang sehat
3. Situasi krisis
B. Kemungkinan masalah dapat berubah
Kemungkinan keberhasilan untuk mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan
intervensi kebidanan dan kesehatan
C. Potensi masalah untuk dicegah
Adalah sifat dan bertnya masalah yang akan timbuldan dapat dikurangi atau dicegah melalui
tindakankebidanan dan Kesehatan
D. Masalah yang menonjol,
Adalah: cara keluarga melihat dan menilai masalahdalam hal beratnya dan mendesaknya
untuk diatasimelalui intervensi kebidanan dan kesehatan
Teknik Menentukan Prioritas, diantaranya:

1. Scoring Technique (Teknik Scoring)

2. Non Scoring Technique (Teknik Bukan scoring)


Metode Delbeq, dan
Metode Delphi
Metode Delbeq:
Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini adalah
melalui diskusi kelompok, namun peserta diskusi terdiri dari para
peserta yang tidak sama keahliannya, maka sebelumnya
dijelaskan dahulu, sehingga mereka mempunyai persepsi yang
sama terhadap masalah-masalah yang akan dibahas. Hasil diskusi
ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersama.
Cara kerja Metode Delbeq

1. Peringkat masalah ditentukan oleh sekelompok ahli yang berjumlah antara 6 sampai 8
orang
2. Mula-mula dituliskan pada white board masalah apa yang akan ditentukan peringkat
prioritasnya
3. Kemudian masing-masing orang tersebut menuliskan peringkat urutan prioritas untuk
setiap masalah yang akan ditentukan prioritasnya
4. Penulisan tersebut dilakukan secara tertutup
5. Kemudian kertas dari masing-masing orang dikumpulkan dan hasilnya dituliskan di
belakang setiap masalah
6. Nilai peringat untuk setiap masalah dijumlahkan, jumlah paling kecil berarti mendapat
peringkat tinggi (prioritas tinggi).
Delbeque menyarankan dilakukan satu kali lagi pemberian peringkat tersebut, dengan
harapan masing- masing orang akan mempertimbangkan kembali peringkat yang diberikan
setelah mengetahui nilai rata- rata

Tidak ada diskusi dalam teknik ini, yaitu untuk menghindari orang yang dominan
mempengaruhi orang lain
Metode Delphi
Masalah-masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang
mempunyai keahlian yang sama. Melalui diskusi tersebut akan
menghasilkan prioritas masalah yang disepakati bersama.
Pemilihan prioritas masalah dilakukan melalui pertemuan
khusus.

Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk


mengemukakan beberapa masalah pokok, masalah yang paling
banyak dikemukakan adalah prioritas masalah yang dicari.
Cara Kerja Metode Delphi
Identifikasi masalah yang hendak/perlu diselesaikan.
Membuat kuesioner dan menetapkan peserta/para ahli yang
dianggap mengetahui dan menguasai permasalahan. Kuesioner
dikirim kepada para ahli, kemudian menerima kembali jawaban
kuesioner yang berisikan ide dan alternatif solusi penyelesaian
masalah.
Pembentukan tim khusus untuk merangkum seluruh respon
yang muncul dan mengirim kembali hasil rangkuman kepada
partisipan. Partisipan menelaah ulang hasil rangkuman,
menetapkan skala prioritas/memeringkat alternatif solusi yang
dianggap terbaik dan mengembalikan kepada pemimpin
kelompok/pembuatan keputusan
Teknik Skoring
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan
score (nilai) untuk berbagai parameter tertentu yang telah
ditetapkan.
Parameter yang dimaksud adalah:
1. Prevalensi penyakit (prevalence) atau besarnya masalah
2. Kenaikan atau meningkatnya prevalensi (rate of increase)
3. Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut.
4. Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah tersebut diatasi
(social benefit)
5. Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah.
6. Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk
mengatasi masalah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai