Anda di halaman 1dari 7

Nama : Sri Yanti Tarihoran

Nim : 0310192055

Prodi : Tadris Biologi 2

Semester :2

Mata Kuliah : Manajemen Organisasi Pendidikan

BAB III

FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN

A. PERENCANAAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Perencanaan
Fungsi-fungsi manajemen sebagai dasar dalam memahami aktivitas atau proses manajemen untuk
mewujudkan cita-cita memudahkan kehidupan manusia. Dengan konteks ini, perlu dikemukakan
fungsi perencanaan, pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan, komunikasi
organisasi, pemotivasian dan pengawasan untuk memastikan semua sumberdaya yang didayagukan
sehingga mencapai tujuan.Terutama untuk mencapai tujuan kehidupan individu, keluarga, dan
kehidupan bersama dalam organisasi untuk mewujudkan kesejahteraan, kebahagiaan dan kemajuan
bangsa.
Dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien itulah, manajemen harus
difungsikan sepenuhnya pada setiap organisasi, baik organisasi, industri, perbankan, pemerintahan,
politik, keagamaan, profesi maupun pendidikan. Fungsi-fungsi manajemen tersebut terdiri dari
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), koordinasi (coordi-
nating) dan pengawasan (controlling).Paling tidak kelima fungsi tersebut dianggap sudah mencukupi
bagi aktivitas manajerial yang akan memadukan pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber
daya material melalui kerjasama untuk mencapai tujuan organisasi.
a. Pengertian Perencanaan
Perencanaan merupakan tindakan awal dalam aktivitas manajerial pada setiap organisasi. Dengan
begitu, perencanaan akan menentukan adanya perbedaan kinerja (performance) satu organisasi
dengan organisasi lain dalam pelaksanaan rencana untuk mencapai tujuan. Mondy & Premeaux
(1995 :138) menjelaskan bahwa perencanaan merupakan proses menentukan apa yang seharusnya
dicapai dan bagaimana mewujudkannya dalam kenyataan. Berarti di dalam perencanaan akan
ditentukan apa yang akan dicapai dengan membuat rencana dan caracara melakukan rencana untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan para manajer di setiap level manajemen.1

1
Syafaruddin, Manajemen Organisasi Pendidikan; Perspektif Sains Islam (medan : Perdana publishing,
2015)h.67-69.
b. Jenis-jenis Rencana
Dari hasil perencanaan adalah akan muncul beberapa rencana, yaitu:
1. Tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran Tujuan adalah rencana-rencana yang dinyatakan
sebagai hasil yang harus dicapai.Dalam arti luas, tujuan mencakup: sasaran-sasaran,
maksud-maksud, tugas pokok, batas waktu, standar-standar, target-target dan jatah-jatah.
Tujuan bukan saja menggambarkan titik akhir perencanaan tetapi juga akhir ke arah mana
fungsi-fungsi manajemen lain (pengorganisasian, komunikasi dan kontrol) akan dicapai.
2. Rencana-rencana tetap Rencana-rencana tetap merupakan jenis kebijakan-kebijakan,
metode baku, prosedur operasional yang dirancang untuk berguna dalam situasi yang
beragam dan berulang pada aktivitas organisasi. Kebijakan adalah suatu rencana tetap
yang paling luas dan merupakan petunjuk umum bagi perilaku organisasi. Kebijakan
suatu perencanaan umum bagi tindakan yang membimbing anggota organisasi dalam
melaksanakan pekerjaannya. Kebijakan seringkali ditulis secara formal dalam buku
pedoman organisasi atau kebijakan. Metodemetode dan prosedur adalah berkenaan
dengan pelaksanaan pekerjaan sehari-hari.
3. Rencana-rencana terpakai Rencana terpakai sekali adalah rangkaian tindakan yang cocok
dengan situasi yang khusus untuk mencapai tujuan tertentu. Rencana terpakai ini dapat
berupa: Program pokok, Proyek-proyek, Program-program khusus sampai pada,
Rencana-rencana terperinci.
2. Pengambilan Keputusan
Sebuah organisasi adalah wadah bagi beroperasinya manajemen.Di sini aktivitas manajemen
menjadi salah satu sub-sistem dari sistem organisasi.Manajemen menjadi teknik atau alat yang
menggerakkan organisasi menuju tercapainya tujuan yang diinginkan. Dalam konteks tugas manajer,
pengambilan keputusan merupakan salah satu peranan manajer yang disebut peranan desisional
(Winardi, 1990). Dalam menentukan tindakan manajerial seorang manajer dituntut untuk berani
mengambil keputusan baik atas pertimbangan individu dengan kewenangannya sebagai pimpinan,
maupun keputusan dari hasil musyawarah dengan memperhatikan pemikiran, perasaan atau masukan
dari anggota organisasi.
Dalam takdirnya manusia tidak dapat hidup sendiri sepanjang rentang kehidupan di dunia.
Manusia bergaul dengan orang lain, melalui proses saling mengenal, dan bahkan memilih dan
memiliki pasangan hidup. Berbagai peristiwa dan sejarah yang dibuat manusia, karena manusia
dibekali Allah untuk mampu berperan sebagai makhluk pencipta kebudayaan. Ada rasa saling
membutuhkan, saling menolong, kerja sama dan berin2
Secara sosial filosofis pada dasarnya organisasi itu ada (eksis) karena diadakan oleh manusia
(individu atau kelompok). Oleh karena pertama; dilihat dari sifat dan kodrat manusia sendiri yang
memang adalah makhluk sosial atau makhluk yang berorganisasi, dan kedua; karena banyak hal

2
Syafaruddin, Manajemen Organisasi Pendidikan; Perspektif Sains Islam (medan : Perdana publishing,
2015)h.73.
(tujuan) yang hanya dapat dilakukan/dicapai jika dilakukan secara bersama-sama melalui sebuah
wadah yang dinamakan organisasi. Organisasi manusia itu merupakan awal dari semua organisasi
modern seperti yang dikenal sekarang ini (Wahab, 2011:7).
Menurut Wahab (2011 :9) dalam kenyataannya organisasi tidak terbatas jenisnya. Organisasi
adalah sebanyak orang-orang yang menjadi anggotanya. Organisasi informal dengan berbagai sifat-
sifatnya dapat dijelaskan sebagai berikut. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa manusia
berhubungan dan berinteraksi satu dengan lainnya dimana hubungan-hubungan itu tidak diatur oleh
atau bukan merupakan bagian dari pengaturan dari sebuah organisasi formal. Jumlah orang yang
terlibat amat bervariasi dari dua orang sampai dengan jumlah yang besar (more or crowd). Sifat dari
hubungan dan interaks tersebut sering terjadi dan berlanjut atau diulangi tanpa suatu tujuan
spesifikyang disadari bersama (Specific concious joint purpose) (Chester Barnarrd,dalam Walter E.
Natemayer, 1978: 239).
Berbeda dengan uraian tentang organisasi informal maka yang dimaksud dengan organisasi
formal seperti juga sistem sekolah, adalah sebuah dari kegiatankegiatan yang terkoordinasi dari
sekelompok yang bekerja bersama-sama dalam mencapai tujuan-tujuan bersama di bawah otoritas
dan kepemimpinan Atau dapat juga dikatakan bahwa organisasi formal adalah sistem sosial yang
menyebabkan sesuatu dapat terjadi yang ditujukan untuk mencapai tujuan khusus.

B. PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)
1. Pengertian Pengorganisasian
Sebelum dijelaskan hakikat pengorganisasian sebagai salah satu fungsi manajemen, maka
terlebih dahulu dikemukakan arti organisasi, sebab organisasilah yang menjadi wadah bagi seluruh
aktivitas manajerial, tak terkecuali pengorganisasian. Apa yang dimaksud dengan organisasi. Mondy
& Premeaux (1995) menjelaskan: organisasi ialah kerjasama dua orang atau lebih dalam satu
keadaan yang terkoordinasikan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Di dalam organisasi ada
sejumlah orang baik sebagai manajer maupun sebagai anggota, ada struktur, tujuan-tujuan, aturan
dan prosedur. Orang yang melaksanakan manajemen inilah disebut manajer, dan yang melaksanakan
pekerjaan praktis adalah anggota, personil, bawahan atau pengikut.
2. Unsur Pengorganisasian
Ada beberapa konsep dalam pengorganisasian, yang menurut Mondy dan Premeaux (1995) yaitu
tanggung jawab, wewenang, pendelegasian, dan pertanggung jawaban.
1) Tanggung Jawab (Responsibility) Dalam menerima suatu pekerjaan berarti seseorang
mengambil tanggung jawab untuk melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung
jawabnya.Tanggung jawab adalah kewajiban untuk melaksanakan aktivitas pekerjaan.
2) Wewenang (Authority) Wewenang adalah hak untuk memutuskan, mengarahkan orang-
orang dalam melakukan sesuatu tindakan, atau untuk melaksanakan suatu kewajiban dalam
mencapai tujuan organisasi. Paling tidak ada tiga karekteristik utama dalam konsep wewenang,
yaitu:
a) Wewenang adalah hak,
b) Wewenang mencakup tindakan membuat keputusan, melakukan tindakan, dan
melaksanakan kewajiban,
c) Wewenang adalah jaminan bagi pencapaian tujuan, atau sasaran organisasi.
3) Pendelegasian (Delegation) Pendelegasian adalah proses pemberian tanggung jawab
sepanjang wewenang yang dibutuhkan. Konsep delegasi adalah salah satu hal penting bagi manajer
sebagai kemampuan untuk memperoleh pekerjaan yang dilaksanakan. Pada pokoknya ada risiko bagi
manajer, karena berkaitan dengan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan suatu tanggung jawab.
4) Pertanggung jawaban (Accountability) Tidak ada satu organisasi yang dapat berhasil jika
tidak ada sistem pertanggung jawaban. Akuntabilitas adalah jaminan bahwa seseorang yang
diusulkan untuk melaksanakan tugas dalam kenyataannya melaksanakannya secara benar.
Pertanggungjawaban dapat dikembangkan dengan beberapa cara, yaitu:
a) Melalui pemeriksaan pribadi/perorangan oleh manajer. Setelah tugas-tugas seseorang
diberitahukan kepadanya, manajer dapat memeriksa dan melihat apakah pekerjaan itu dilakukan
secara sempurna,
b) Bawahan memberikan laporan kepada manajer. Laporan ini diatur sedemikian rupa, baik
laporan mingguan, bulanan atau semesteran,
c) Melalui laporan yang diberikan oleh orang lain. Para pengawas pengendalian mutu
melaporkan tentang pekerjaan seseorang, demikian pula para pelanggan memberikan laporan tentang
lemahnya pelayanan dan kegagalan produk/jelek kualitas produk.
5) Struktur Organisasi Dalam Syafaruddin (2005) struktur organisasi adalah berisikan
kerangka kerja organisasi. Adapun kerangka kerja organisasi adalah yang kompleks, sedang dan
sederhana.Kebanyakan organisasi besar menggunakan kerangka kerja jenis lini dan staff. Jenis ini
menggunakan hubungan garis vertikal antara tingkatan yang berbeda antara manajer dengan
bawahannya. Di bawah ini adalah struktur organisasi lini dalam suatu perusahaan.
C. PENGATURAN (DIRECTING)
Sebagai langkah selanjutnya aktivitas manajerial ialah pengaturan/pengarahan (directing).
Koontz & O’Donnell (1976:499) mengemukakan: “Directing is the interpersonal aspect of managing
by which subordinates are led to understand and contribute effectively and efficiently to attainment
of enterprise objectives, directing involves guiding and leading subordinates”
D. KOORDINASI (COORDINATING)
Koordinasi adalah salah satu fungsi manajemen. Dalam organisasi keberadaan
pengorganisasian sangat penting bagi terintegrasinya seluruh kegiatan organisasi untuk mencapai
tujuan. Stoner (1991:238) mengemukakan bahwa proses pengorganisasian dibagi menjadi lima
tahapan, yaitu: Perincian pekerjaan, pembagian pekerjaan, pemisahan pekerjaan, koordinasi
pekerjaan, monitoring dan reorganisasi.
E. KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
1. Pengertian Kepemimpinan
Dalam konteks manajemen, para manajer organisasi adalah pemimpin manajerial yang
menjalankan kepemimpinan. Hersey dan Blanchard, (1988:86) berpendapat bahwa: “Leadership is
the process of influencing the activities of an individual or group in ejforts toward goal achievement
in a given situation”. Pendapat ini menegaskan kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi
aktivitas individu atau kelompok dalam usaha kearah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu.
2. Keterampilan dan Sifat Kepemimpinan
Peranan para pemimpin sangat signifikan dalam menentukan arah dan kualitas kehidupan
manusia, baik dalam keluarga maupun organisasi dan masyarakat serta negara pada suatu bangsa.
Pada prinsipnya proses kepemimpinan dapat berlangsung di mana saja dan setiap waktu. Hersey dan
Blanchard (1988:5) menjelaskan “Leadership occurs any time one attemps ,to influence the behavior
of an individual or group”. Setiap tindakan yang dilakukan untuk mempengaruhi orang lain
melakukan sesuatu sesuai dengan harapan yang mempengaruhi di dalamnya telah terjadi proses
kepemimpinan.
3.Efektivitas Kepemimpinan
Efektivitas kepemimpinan terkait dengan peran yang dijalankan pemimpin. Itu artinya
sejauhmana pemimpin menjalankan tugas secara efektif. Paling tidak ada tiga peran pemimpin
dalam kepemimpinannya, yaitu: (1) peranan interpersonal (juru bicara, pemimpin dan perantara), (2)
peran informasional (pemantau, penyebar gagasan, dan juru bicara), (3) peran pengambil keputusan
(wirausaha, pemecah masalah, alokasi sumberdaya, negosiator) (Achua dan Lussier, 2010:11).
4. Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses hubungan manusia yang kompleks. Sebagai gejala kebudayaan
dalam kehidupan sosial manusia, kepemimpinan dipengaruhi banyak faktor, baik faktor pribadi
pemimpin maupun faktor eksternal atau lingkungan dari luar diri pemimpin. Karena itu
kepemimpinan seseorang dalam suatu organisasi, tak terkecuali dalam organsiasi sosial dan
keagamaan dipengaruhi oleh banyak faktor baik yang berasal dari diri pemimpin (leader) yang
dipimpin (follower) maupun lingkungan atau situasi (situation) organisasi yang dipimpinnya. Setiap
orang dalam memimpin memiliki gaya tersendiri dalam memimpin satu organisasi atau dalam
pergaulannya.
F. KOMUNIKASI (COMMUNICATING)
1. Pengertian Komunikasi Organisasi
Dalam berbagai organisasi, seperti perusahaan, perbankan, rumah sakit, sekolah dan
perguruan tinggi diperlukan komunikasi diantara para anggotanya, sifat dasar komunikasi
sebenarnya bertumpu pada proses pertukaran pesan diantara anggota organisasi tertentu untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Dikemukakan oleh Lewis (1987:8), bahwa: “Communication is
the exchange of messages resulting in a degree of shared meaning between a sender and a receiver”.
Adanya pertukaran pesan yang menghasilkan pembagian makna antara pengirim dan
penerima disebut sebagai komunikasi. Proses seperti ini berlangsung dalam seluruh dimensi
pergaulan manusia baik dalam konteks kehidupan sosial maupun dalam suatu organisasi tertentu.
2. Komunikasi sebagai Sistem Proses komunikasi dalam organisasi merupakan suatu sistem yang
tercakup dari berbagai komponen atau elemen sebagai satu kesatuan. Dalam hal ini, komunikasi
merupakan suatu proses pertukaran pesan yang menghasilkan suatu tingkat pembagian makna
diantara pengirim dan penerima pesan dalam sebuah organisasi disebut sebagai model. Menurut
Lewis (1987), model komunikasi dapat berfungsi atau punya ciri sebagai berikut:
(1) Komunikasi organisasi terjadi sebagai suatu sistem terbuka,
(2) Komunikasi organisasi melibatkan aliran pesan, bentuk dan saluran,
(3) Komunikasi organisasi mempertimbangkan tujuan manajemen, proses perubahan, inovasi
dan pertumbuhan,
(4) Komunikasi organisasi melibatkan sikap orang-orang, perasaan, hubungan dan
keterampilanketerampilan.
G. PENGAWASAN (CONTROLLING)
Sebagai salah satu fungsi manajemen, pengawasan merupakan tindakan terakhir yang
dilakukan para manajer pada suatu organisasi. Siagian (1985) berpendapat bahwa pengawasan
(controlling) merupakan proses pengamatan atau pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan
organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai
dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
H. PRINSIP ISLAM TENTANG MANAJEMEN PENDIDIKAN
Islam adalah agama terakhir yang bersifat universal, berlaku sepanjang zaman dan mengatur seluruh
aspek kehidupan. Karena itu, kehadiran Islam adalah sebagai rahmat bagi sekalian alam. Dengan
mengamalkan ajaran Islam akan memberi keselamatan, kemajuan, kebahagiaan, dan kesejahteraan
bagi umat manusia. Seluruh aspek kehidupan, baik ekonomi, politik, pendidikan, dan budaya diatur
dalam sistem ajaran Islam. 3

DAFTAR PUSTAKA
3
Ibid,h.112.
Syafaruddin. 2015. Manajemen Organisasi Pendidikan; Perspektif Sains Islam. Medan :
Perdana Publishing.

Anda mungkin juga menyukai