Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUHAN

ASUHAN KEBIDANAN PRAKTIK MANAJEMEN


PENGELOLAAN PELAYANAN KEBIDANAN

Disusun Oleh:
Romi Junita
(PO71242230301)

Dosen Pembimbing:
Bdn., Imelda., S.S.iT., M.Bmd

POLITEKNIK KESEHATAN JAMBI JURUSAN KEBIDANAN


PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN
TAHUN 2023/3024

i
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Manajemen


1. Definisi
Manajemen adalah membuat pekerjaan selesai (getting things done).
Manajemen adalah mengungkapkan apa yang hendak dikerjakan,
kemudian menyelesaikannya. Manajemen adalah menentukan tujuan
dahulu secara pasti (yakni menyatakan dengan rinci apa yang hendak
dituju) dan mencapainya. Sebenarnya, kata Manajemen berasal dari
bahasa Perancis kuno ménagemen, yang memiliki arti "seni melaksanakan
dan mengatur” (Riny Natalina, 2019).
Berikut ini beberapa definisi manajemen secara umum menurut
beberapa ahli :
a. G.R. Terry : Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja,
yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-
orang ke arah tujuan-tujuan organisasional atau maksud maksud yang
nyata.
b. Hilman: Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui
kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk
mencapai tujuan yang sama.
c. Ricky W. Griffin: Manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya
untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif
berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan,
sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara
benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
d. Drs. Oey Liang Lee: Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan
pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada
sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
e. William H. Newman: Manajemen adalah fungsi yang berhubungan
dengan memperoleh hasil tertentu melalui orang lain.

1
2

f. Renville Siagian: Manajemen adalah suatu bidang usaha yang


bergerak dalam bidang jasa pelayanan dan dikelola oleh para tenaga
ahli terlatih serta berpengalaman.
g. Prof. Eiji Ogawa: Manajemen adalah perencanaan,
pengimplementasian dan pengendalian kegiatan-kegiatan termasuk
sistem pembuatan barang yang dilakukan oleh organisasi usaha
dengan terlebih dahulu telah menetapkan sasaran-sasaran untuk kerja
yang dapat disempurnakan sesuai dengan kondisi lingkungan yang
berubah.
h. Federick Winslow Taylor: Manajemen adalah suatu percobaan yang
sungguhsungguh untuk menghadapi setiap persoalan yang timbul
dalam pimpinan perusahaan (dan organisasi lain) atau setiap sistem
kerjasama manusia dengan sikap dan jiwa seorang sarjana dan dengan
menggunakan alat-alat perumusan.
i. Henry Fayol: Manajemen mengandung gagasan lima fungsi utama
yaitu, merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan
mengendalikan. Lyndak F. Urwick: Manajemen adalah Forecasting
(meramalkan), Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisiran),
Commanding (memerintahkan), Coordinating (pengkoordinasian) dan
Controlling (pengontrolan).
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen
adalah suatu proses dalam rangka mencapai tujuan dengan bekerja
bersama melalui orang-orang dan sumber daya organisasi lainnya. Secara
umum manajemen juga dipandang sebagai sebuah disiplin ilmu yang
mengajarkan tentang proses untuk memperoleh tujuan organisasi melalui
upaya bersama dengan sejumlah orang atau sumber milik organisasi.
2. Teori-teori manajemen
a. Teori manajemen ilmiah ( Scientific Management Theory )
Teori mengatakan bahwa manager pada tingkat bawah sangat
penting, karena berhubungan langsung dengan proses produksi, dan
3

menentukan berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai target yang


ditentukan (Frederick W. Taylor )
b. Teori administratif ( Administratif Theory)
Teori ini menganggap yang penting adalah organisasi pada tingkat
teratas, karena segala sesuatu dapat berjalan dengan baik jika para
manajer dapat manajer dapat menggerakkan organisasi sesuai dengan
prinsip-prinsip manajemen.
c. Teori motivasional ( motivational Theory )
Teori ini mengatakan bahwa efektif manajer adalah seseorang yang
dapat memotivasi stafnya untuk bekerja lebih baik dengan
memperhatikan staf tersebut.
d. Teori situasional ( Situational Theory )
Teori ini berdasarkan pada asumsi dasar untuk melakukan motivasi
pada seseorang untuk melakukan pekerjaan, yang berhubungan
dengan:
1) Pencapaian tujuan yang diharapkan.
2) Kepuasan pribadi
3) Reward
3. Prinsip-prinsip manajemen
a. Efisiensi
Efisiensi adalah bagaimana mencapai akhir dengan hanya
menggunakan sarana yang perlu, atau dengan menggunakan sarana
sesedikit mungkin. Efisiensi adalah ukuran mengenai hubungan antara
hasil yang dicapai dan usaha yang telah di keluarkan (misalnya oleh
seorang tenaga kesehatan).
b. Efektivitas
Efektivitas adalah seberapa besar suatu tujuan sedang, atau telah
tercapai, efektivitas merupakan sesuatu yang hendak ditingkatkan oleh
manajemen.
c. Rasional dalam mengambil keputusan
4

Pengambilan keputusan yang rasional sangat diperlukan dalam


proses manajemen. Keputusan merupakan suatu pilihan dari dua atau
lebih tindakan. Dalam istilah manajemen, pengambilan keputusan
merupakan jawaban atas pertanyaan tentang perkembangan suatu
kegiatan.

B. Konsep Dasar Manajemen Kebidanan


1. Pengertian Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis
sistematis dalam member asuhan kebidanan, agar menguntungkan kedua
belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan. Oleh karena itu,
manajemen kebidanan merupakan alur fikir bagi seorang bidan dalam
memberikan arah/kerangka dalam menangani kasus yang menjadi
tanggung jawabnya (Arlenti, 2021).
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan, keterampilan suatu keputusan
yang berfokus pada klien (Arlenti, 2021).
Pengertian manajemen kebidanan menurut beberapa sumber (Riny
Natalina, 2019):
a. Menurut buku 50 tahun IBI, 2007
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh
bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara
sistematis mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
b. Menurut Depkes RI, 2005
Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan
masalah ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan
masyarakat.
c. Menurut Helen Varney (1997)
5

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang


digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keteranpilan
dalam rangkaian tahapan yang logis untuk pengambilan suatu
keputusan berfokus pada klien.
Sesuai dengan perkembangan pelayanan kebidanan, maka bidan
diharapkan lebih kritis dalam melaksanakan proses manajemen
kebidanan untuk mengambil keputusan. Menurut Helen Varney, ia
mengembangkan proses manajemen kebidanan ini dari 5 langkah
menjadi 7 langkah yaitu mulai dari pengumpulan data sampai dengan
evaluasi.
Bidan mempunyai fungsi yang sangat penting dalam asuhan yang
mandiri, kolaborasi, dan melakukan rujukanyang tepat. Oleh karena itu, bidan
dituntut untuk mampu mendeteksi dini tanda dan gejala komplikasi
kehamilan, memberikan pertolongan kegawatdaruratan kebidanan dan
perinatal dan merujuk kasus. Praktek kebidanan telah mengalami perluasan
peran dan fungsi dari focus terhadap ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir
serta anak balita bergeser kepada upaya mengantisipasi tuntutan kebutuhan
masyarakat yang dinamis yaitu menuju kepada pelayanan kesehatan
reproduksi sejak konsepsi, persalinan, pelayanan ginekologis, kontrasepsi,
asuhan pre dan post menopause, sehingga hal ini merupakan suatu tantangan
bagi bidan (Arlenti, 2021).
Asuhan yang diberiakan oleh bidan harus dicatat secara benar, singkat,
jelas, logis dan sistematis sesuai dengan metode pendokumentasian.
Dokumentasi sangat penting artinya baik bagi pemberi asuhan maupun
penerima pelayanan asuhan kebidanan, dan dapat digunakan sebagai data
otentik bahwa asuhan telah dilaksanakan (Arlenti, 2021).
Bidan sebagai tenaga kesehatan yang professional memberikan asuhan
kepada klien memiliki kewajiban memberikan asuhan untuk menyelamatkan
ibu dan anak dari gangguan kesehatan. Asuhan yang dimaksud adalah asuhan
kebidanan. Secara definitive, asuhan kebidanan dapat diartikan sebagai
6

bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu ibu atau anak. Asuhan
kebidanan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang diarahkan untuk
mewujudakan kesehatan kelaurga dalam rangka tercapainya keluarga kecil
bahagia sejahtera (Arlenti, 2021).
Untuk melaksanakan asuhan tersebut digunakan metode dan pendekatan
yang disebut manajemen kebidanan. Metode dan pendekatan digunakan untuk
mendalami permasalahan yang dialami oleh klien, dan kemudian
merumuskan permasalahan tersebut serta akhirnya mengambil langkah
pemecahannya. Manajemen kebidanan membantu proses berfikir bidan dalam
melaksanakan asuhan dan pelayanan kebidanan (Riny Natalina, 2019).
Dalam melaksanakan tugasnya pada pelayanan kebidanan, seorang bidan
melakukan pendekatan dengan metode pemecahan masalah yang dikenal
dengan manajemen kebidanan.
Manajemen kebidanan untuk mengaplikasikan pendekatan itu (Arlenti,
2021), adalah:
1. Identifikasi dan analisis masalah yang mencakup pengumpulan data
subjektif dan objektif dan analisis dari data yang dikumpul/dicatat.
2. Perumusan (diagnosis) masalah utama, masalah yang mungkin akan
timbul (potensial) serta penentuan perlunya konsultasi, kolaborasi, dan
rujuakan.
3. Penyusunan rencana tindakan berdasarkan hasil perumusan.
4. Pelaksanaan tindakan kebidanan sesuai dengan kewenangannya.
5. Evaluasi hasil tindakan. Hasil evaluasi ini digunakan untuk menentukan
tingkat keberhasilan tindakan kebidanan yang telah dilakukan dan sebagai
bahan tindak lanjut.
Semua tahapan dari manajemen kebidanan ini didokumentasi sebagai
bahan tanggung jawab dan tanggung gugat dan juga untuk keperluan lain
seperti referensi serta penelitian.
Manajemen juga tidak dapat lepas dari adanya praktik pelayanan
kebidanan. Tanpa adanya manajemen, pelayanan kebidanan tidak akan dapat
memperoleh hasil capaian yang maksimal. Lalu, seperti apakah manajemen
7

dilihat dari kacamata kebidanan. Maka di bawah ini akan kita bahas tentang
pengertian manajemen kebidanan dari beberapa sumber yang dapat kita
temui.
1. Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan
dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai
dari pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi (Buku 50 tahun IBI, 2007).
2. Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan
masalah ibu dan khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada individu, keluarga dan masyarakat(Depkes RI, 2005).
3. Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam
rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan
yang berfokus pada klien (Helen Varney, 1997).

C. Fungsi-Fungsi Manajemen Kebidanan


1. Fungsi Perencanaan / Planning
Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan
dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan tersebut.
2. Fungsi Pengorganisasian / Organizing
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber
daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk
menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan
perusahaan.
3. Fungsi Pengarahan / Directing / Leading / Actuating
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta
menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.
4. Fungsi Pengendalian / Controling
8

Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan


standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau
perbaikan jika diperlukan.
Fungsi-fungsi tersebut harus ada agar mendapatkan hasil manajemen yang
maksimal untuk perusahaan atau organisasi.
Menurut Ibnu Syamsi fungsi1 manajemen terdiri dari :
1. Fungsi perencanaan
2. Fungsi mengatur pelaksanaan
a. Pengorganisasian (organizing )
b. Penyiapan tenaga ( staffing)
c. Pengarahan (directing)
d. Pengkordinasian (coordinating)
e. Permintaan laporan ( reporting )
3. Fungsi pengendalian (controlling )
4. Fungsi pengembangan (development )
Manajemen adalah suatu bentuk kerja. Manajer dalam pekerjaannya harus
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang dinamakan fungsi-fungsi
manajemen, yaitu sebagai berikut :
1. Planning ( Perencanaan )
Yaitu menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa
yang akan dating dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai
tujuan-tujuan itu.
2. Organizing
Yaitu mengelompokkan dan menentukan berbagai kegiatan penting dan
memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan itu.
3. Staffing
Yaitu menentukan keperluan-keperluan sumber daya manusia,
pengarahan, penyaringan, latihan pengembangan tenaga kerja.
4. Controlling (pengawasan )
Yaitu mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan, menentukan sebab-
sebab penyimpangan dan mengambil tindakan korektif yang diperlukan.
9

(Sukini & Rofi’ah, 2016)

D. Unsur-Unsur Manajemen Kebidanan


Unsur – unsur dari manajemen yaitu Untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools merupakan syarat suatu
usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan
6M, yaitu men, money, materials, machines, method, dan markets (Rohman,
2017).
1. Man (SDM)
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan.
Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses
untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab
pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja.
2. Money (uang)
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang
merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil
kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan.
Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai
tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini
akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk
membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli
serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
3. Materials (bahan)
Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi.
Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia
yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-
materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat
dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
4. Machines (mesin)
10

Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan


mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang
lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.

5. Methods (metode)
Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata
cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah
metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu
tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada
sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang
dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang
yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman
maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama
dalam manajemen tetap manusianya sendiri.
6. Market (pasar)
Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila
barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan
berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu,
penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan
faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka
kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya
beli (kemampuan) konsumen.

E. Tujuan Manajemen
Manajemen merupakan ilmu dan seni yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian terhadap orang dan
mekanisme kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sehingga
bermanfaat bagi manusia.
Tujuan manajemen menurut (Siswanto, 2021) adalah sesuatu yang ingin
direalisasikan, yang menggambarkan cakupan tertentu dan menyarankan
pengarahan kepada usaha seorang manajer. Tujuan manajemen juga dapat
11

diartikan untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan pendayagunaan segala


sumber daya yang tersedia guna pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

F. Perencanaan Dalam Manajemen Kebidanan


1. Pengertian Perencanan
Perencanaan adalah pekerjaan yang menyangkut penyusunan konsep
serta kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan demi masa depan yang lebih baik ( Le Breton).
Perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan yang
bersifat pokok yang dipandang paling penting yang akan dilaksanakan
menurut urutannya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Maloch
dan Deacon).
Perencanaan adalah proses menetapkan berbagai hambatan yang
diperkirakan ada dalam menjalankan suatu program guna dipakai sebagai
pedoman dalam suatu organisasi (Ansoff dan Brendenberg).
Perencanaan adalah kemampuan untuk memilih satu kemungkinan
dari berbagai kemungkinan yang tersedia dan yang dipandang paling tepat
untuk mencapai tujuan (Billy E. Goetz).
Perencanan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan
masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan
kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program
yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah praktis untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut (Muninjaya, 2015).
Jadi perencanaan dalam pelayanan kebidanan adalah suatu proses
mempersiapkan secara sistimatis kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu dalam kebidanan.
2. Manfaat Perencanaan
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh oleh staf dan pimpinan
jika organisasi memiliki sebuah perencanaan. Mereka akan mengetahui:
a. Tujuan yang ingin dicapai organisasi dan cara mencapainya
12

b. Jenis dan struktur organisasi yang dibutuhkan


c. Jenis dan jumlah staf yang diinginkan, dan uraian tugasnya
d. Sejauh mana efektivitas kepemimpinan dan pengarahan yang
diperlukan
e. Bentuk dan standar pengawasan yang akan dilakukan
(Muninjaya, 2015)
3. Keuntungan dan Kelemahan Perencanaan
Selain itu, dengan perencanaan akan diperoleh keuntungan sebagai
berikut:
a. Perencanaan akan menyebabkan berbagai macam aktivitas organisasi
untuk mencapai tujuan tertentu dan dapat dilakukan secara teratur
b. Perencanaan akan mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan
yang tidak produktif
c. Perencanaan dapat dipakai untuk mengukur hasil kegiatan yang telah
dicapai karena dalam perencanaan ditetapkan sebagai standar.
d. Perencanaan memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen
lainnya, terutama untuk fungsi pengawasan.
Sebaliknya, pimpinan dan staf organisasi juga perlu memahami bahwa
perencanaan juga memiliki kelemahan yaitu:
a. Perencanaan mempunyai keterbatasan mengukur informasi dan fakta-
fakta di masa yang akan datang dengan tepat
b. Perencanaan yang baik memerlukan sejumlah dana
c. Perencanaan mempunyai hambatan psikologis bagi pimpinan dan staf
karena harus menunggu dan melihat hasil yang akan dicapai
d. Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif. Gagasan baru untuk
mengadakan perubahan harus ditunda sampai tahap perencanaan
berikutnya
e. Perencanaan juga akan menghambat tindakan baru yang harus diambil
oleh staf
(Muninjaya, 2015)
4. Ciri-ciri Perencanaan
13

Perencanaan yang baik, mempunyai beberapa ciri yang harus


diperhatikan yaitu :
a. Bagian dari sistem administrasi
b. Dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan
c. Berorientasi pada masa depan
d. mampu menyelesaikan masalah
e. Mempunyai tujuan
f. Bersifat mampu kelola
(Muninjaya, 2015)
5. Unsur Pokok Perencanaan
Perencanaan dalam manajemen pelayanan kebidanan merupakan
bagian dari administrasi kesehatan,yang mana terdiri atas beberapa unsur
pokok yaitu:
a. Input
Input (masukan) adalah segala sesuatu yg dibutuhkan untuk dapat
melaksanakan pekerjaan manajemen. Input berfokus pada sistem yang
dipersiapkan dalam organisasi dari menejemen termasuk komitmen,
dan stakeholder lainnya, prosedur serta kebijakan sarana dan
prasarana fasilitas dimana pelayanan diberikan.
Semua hal yang diperlukan untuk terselenggaranya suatu pelayanan
kesehatan. Unsur masukan yang terpenting adalah tenaga, dana dan
sarana. Secara umum di sebutkan apabila tenaga dan sarana kuantitas
dan kualitas.tidak sesuai standar yang ditetapkan ,serta jika dana yang
tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan, maka sulitlah diharapkan
bermutunya pelayanan kesehatan.
Menurut Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika
Serikat, input ada 3 macam, yaitu:
1) Sumber (resources)
Sumber (resources) adalah segala sesuatu yang dapat dipakai
untuk menghasilkan barang atau jasa. Sumber (resources) dibagi 3
macam:
14

a) Sumber tenaga (labour resources) dibedakan atas:


(1) Tenaga ahli (skilled): dokter, bidan, perawat
(2) Tenaga tidak ahli (unskilled): pesuruh, penjaga
b) Sumber modal (capital resources), dibedakan menjadi:
(1) Modal bergerak (working capital): uang, giro
(2) Modal tidak bergerak (fixed capital): bangunan, tanah,
sarana kesehatan.
c) Sumber alamiah (natural resources) adalah segala sesuatu
yang terdapat di alam, yang tidak termasuk sumber tenaga dan
sumber modal.
2) Tatacara (prosedures)
Tatacara (procedures): adalah berbagai kemajuan ilmu dan
teknologi kesehatan yang dimiliki dan yang diterapkan.
3) Kesanggupan (capacity)
Kesanggupan (capacity): adalah keadaan fisik, mental dan
biologis tenaga pelaksana.
Input manajemen juga terdiri dari:
1) Man: Tenaga yang di manfaatkan. Contoh : Staf atau Bidan yang
kompeten
2) Money : Anggaran yang di butuhkan atau dana untuk program
3) Material :materi ( sarana dan prasarana ) yang dibutuhkan
4) Metode : Cara yang dipergunakan dalam bekerja atau prosedur
kerja
5) Minute / Time : Jangka waktu pelaksanaan kegiatan program
6) Market : Pasar dan pemasaran atau sarana program
b. Proses
Proses (process) adalah langkah yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses dikenal dengan nama
fungsi manajemen. Pada umumnya, proses ataupun fungsi manajemen
merupakan tanggung jawab pimpinan. Pendekatan proses adalah
semua metode dengan cara bagaimana pelayanan dilakukan.
15

Semua tindakan yang dilakukan pada waktu menyelenggarakan


pelayanan kesehatan. Tindakan tersebut dapat dibedakan atas dua
macam, yakni tindakan medis dan tindakan non medis. Secara umum
disebutkan apabila kedua tindakan ini tidak sesuai dengan standar
yang di tetapkan, maka sulitlah di harapkan bermutunya pelayanan
kesehatan.
Dalam proses terdapat perencanaan ( P1 ), pengorganisasian ( P2 ),
dan penggerakan dan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian
(P3):
1) Perencanaan ( P1 )
Perencanaan adalah proses untuk merumuskan masalah kegiatan,
menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia,
menetapkan tujuan kegiatan yang paling pokok dan menyusun
langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
( landasan dasar ).
Contoh :
a) Jadwal Pelayanan ANC di Posyandu, Puskesmas.
b) Rencana Pelatihan untuk kader, nakes
2) Pengorganisasian ( P2 )
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan
menggolong-golongkan, dan mengatur berbagai kegiatan,
penetapan tugas-tugas dan wewenang seseorang dan
pendelegasian wewenang dalam rangka pencapaian tujuan layanan
kebidanan.
Inti dari pengorganisasian adalah merupakan alat untuk
memadukan atau sinkronisasi semua kegiatan yang berasfek
personil, finansial, material dan tata cara dalam rangka mencapai
tujuan pelayanan kebidanan yang telah di tetapkan.
Contoh :
a) Puskesmas
b) Puskesmas Pembantu
16

c) Polindes dan Pembantu


d) Balai Desa
3) Penggerakan dan pelaksanaan, Pengawasan dan Pengendalian (P3)
Penggerakan dan Pelaksanaan adalah suatu usaha untuk
menciptakan iklim kerja sama di antara pelaksanaan program
pelayanan kebidanan sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif
dan efisien.
Fungsi manajemen ini lebih menekankan bagaimana seseorang
manajer pelayanan kebidanan mengarahkan dan menggerakkan
semua sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pelayanan
kebidanan yang telah di sepakati.
Contoh:
a) Pencatatan dan pelaporan ( SP2TP )
b) Supervisi
c) Stratifikasi Puskesmas
d) Survey
c. Output
Output adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemen. Untuk
manajemen kesehatan, output dikenal dengan nama pelayanan
kesehatan (health services). Dalam kebidanan dikenal pelayanan
kebidanan. Hasil atau output adalah hasil pelaksanaan kegiatan.
Output yaitu yang menunjuk pada penampilan (perfomance)
pelayanan kesehatan Penampilan daat dibedakan atas dua macam.
Pertama, penampilan aspek medis pelayanan kesehatan. Kedua,
penampilan aspek non medis pelayanan kesehatan. Secara umum di
sebutkan apabila kedua penampilan ini tidak sesuai dengan standar
yang telah di tetapkan maka berarti pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan bukan pelayanan kesehatan yang bermutu.
Cakupan Kegiatan Program: Jumlah kelompok masyarakat yang
sudah menerima layanan kebidanan (memerator), dibandingkan
dengan jumlah kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program
17

kebidanan (denominator). Pelayanan yang diberikan sesuai dengan


standar pelayanan kebidanan (mulai dari KIE, Asuhan Kebidanan,
dsb). Contoh : Untuk BPS : Outputnya adalah Kesejahteraan ibu dan
janin, Kepuasan Pelanggan, Kepuasan bidan sebagai provider.
d. Effect
Perubahan pengetahuan, sikap, dan prilaku masyarakat yang diukur
dengan peran serta masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan
kebidanan yang ada di sekitarnya ( Posyandu, BPS, Puskesmas dsb )
yang tersedia.
e. Out come (Impact)
Di pergunakan untuk menilai perubahan atau dampak (impact)
suatu program, perkembangan jangka panjang termasuk perubahan
status kesehatan masyarakat (Maryam, 2015)
6. Langkah-langkah Perencanaan
Langkah awal untuk menyusun perencanaan dapat dimulai dengan
sebuah gagasanatau cita-cita yang terfokus pada situasi tertentu. Sebagai
suatu proses, perencanaan kesehatan mempunyai beberapa langkah. Ada
lima langkah yang perlu dilakukan pada prosespenyusunan sebuah
perencanaan terdiri dari:
a. Analisis situasi
Analisis situasi adalah langkah pertama proses penyusunan
perencanaan. Langkah ini dilakukan dengan analisis data laporan yang
dimiliki oleh organisasi (data pimer) atau mengkaji laporan lembaga
lain (data sekunder) yang data nya dibutuhkan, observasi, dan
wawancara. Agar mampu melaksanakan analisis situasi dengan baik,
manajer dan staf sebuah organisasi atau mereka yang diberikan tugas
sebagai tim perencana harus dibekali ilmu epidemiologi, ilmu
antropologi, ilmu demografi, ilmu ekonomi dan ilmu statistik.
Analisis situasi merupakan langkah awal perencanaan yang
bertujuan untuk identifikasi masalah. Yang dihasilkan dari proses
analisis situasi adalah rumusan masalah kesehatan dan berbagai faktor
18

yang berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat yang sedang


diamati serta potensi organisasi yang dapat digunakan untuk
melakukan intervensi. Dari penjelasan di atas, langkah analisis situasi
bertujuan untuk mengumpulkan berbagai jenis data atau fakta yang
berkaitan dengan masalah kesehatan masyrakat yang dijadikan dasar
penyusunan perencanaan. Data yang diperlukan untuk menyusun
perencanaan kesehatan terdiri dari:

1) Data tentang penyakit dan kejadian sakit


Untuk menyusun perencanaan kesehatan, analisis situasi
diarahkan untuk menghimpun data tentang masalah kesehatan
masyarakat. Untuk menjelaskan masalah kesehatan masyarakat
yang sedang diamati, data penyakit yang tercatat pada catatan
surveilan harus diolah lagi dengan pendekatan epidemiologi dan
informasinya disajikan dengan menggunakan statistik. Dengan
memproses data penyakit menggunakan pendekatan epidemiologi
akan diketahui wilayah mana saja penyakit atau masalah
kesehatan masyarakat tersebut berkembang, kapan terjadinya,
siapa saja kelompok penduduk di wilayah tersebut yang menderita
penyakit tersebut, apa saja faktor yang terkait dengan penyakit
yang sudah berkembang menjadi masalah kesehatan masyarakat.
2) Data kependudukan
Data kependudukan yang perlu dihimpun yang ada kaitannya
dengan penyakit yang sedang diamati adalah jumlah dan distribusi
penduduk per wilayah, per jenis kelamin, dan per kelompok umur,
dan tingkat kepadatan penduduknya. Vital statistik tentang
kelahiran, kematian akibat penyakit tersebut.
3) Data potensi organisasi Kesehatan
Data yang juga perlu dihimpun untuk menyusun perencanaan
kesehatan adalah jumlah RS (kapasitas tempat tidur, jumlah dan
19

kualifikasi tenaga medis/para medis yang dimiliki. Data ini akan


bermanfaat jika tim perencana ingin mengadakan kerjasama
dengan lembaga lain yang juga menyediakan pelayanan kesehatan.
Analisis situasi juga dilakukan untuk menganalisis potensi dan
kelemahan organisasi (pelaksana program). Manfaat semaksimal
mungkin potensi organisasi dan lingkungan sosial yang ada di
suatu wilayah, tetapi waspadai kelemahan yang mungkin akan
menjadi kendala atau menghambat pelaksanaan kegiatan program
di lapangan.

4) Keadaan lingkungan dan geografi


Data ini dikaitkan dengan perkembangan penyakit atau
masalah kesehatan yang diamati di masayrakat. Data lingkungan
desa dan tempat-tempat umum di wilayah tersebut yang perlu
dicatat adalah sekolah, pasar, tempat ibadah, sumber air, dan mutu
air minum yang digunakan oleh masyarakat, sistem pembuangan
air limbah / sampah, jamban keluarga. Data ini dikaji untuk
mengetahui keterkaitan nya dengan perkembangan berbagai
vektor dari penyakit yang sedang diamati di suatu wilayah.
5) Data sarana dan prasarana
Data tentang sarana transportasi dan komunikasi yang tersedia
di suatu wilayah juga mendapat perhatian tim perencana. Data ini
penting diketahui pada saat tim menyusun rencana pebgembangan
program kesehatan yang membutuhkan informasi tentang
mobilitas penduduk, pengiriman data dan logistik, supervisi,
kemudian rujukan pasien dan sebagainya.
Semua data yang diperoleh dari hasil analisis situasi diolah dan
dijadikan informasi. Berbagai jenis informasi yang sudah
dihimpun dibahas bersama dengan program terkait,
dikoordinasikan, diintegrasikan, dan ditukar dengan program
lainnya sehingga semua informasi yang terkait akan menjadi
20

pengetahuan bersama yang sangat berharga untuk menyusun


perencanaan terpadu.
Data yang dikumpulkan dari analisis situasi dapat diperoleh
dari catatan rutin organisasi kesehatan( kegiatan surveilan program
puskesmas atau dinkes kabupaten/kota) atau dapat diambil dari
sektor lainnya yang ada di desa, kantor kecamatan, atau kantor
dinkes kabupaten/kota. Dari laporan kegiatan program puskesmas
atau dinkes kesehatan kabupaten/kota akan diperoleh data tentang
jenis dan distribusi penyakit, jumlah dan kualifikasi tenaga
kesehatan, jumlah anggaran yang dialokasikan untuk sektor
kesehatan.
Data dari kantor kecamatan atau kelurahan adalah daa tentang
kependudukan, data sosial ekonomi, data geografi dan dat
organisasi sosial kemasyarakatan. Data ini setelah diolah harus
dipilah-pilah lagi agar diketahui mana informasi potensi dan
kelemahan organisasi dan mana yang mungkin menjadi peluang
dan ancaman pada saat pelaksanaan program.
b. Mengidentifikasi masalah dan prioritasnya
Melalui analisis situasi akan dihasilkan berbagai macam data. Data
dianalisis lebih lanjut menggunakan pendekatan epidemiologi untuk
dapat dijadikan informasi tentang distribusi di suatu wilayah,
berdasarkan kurun waktu tertentu dan pada kelompok masyarakat
tertentu. Informasi lain yang perlu dicari adalah bagaimana tanggapan
masyarakat tentang maslah kesehatan masyarakat tersebut dan
bagaimana potensi organisasi untuk memecahkannya. Informasi
tersebut dibutuhkan oleh pimpinan untuk mengambil keputusan
tentang bagaimana puskesmas akan mengembangkan program
intervensi.
Semua aktivitas tersebut di atas adalah bagian dari proses
identifikasi masalah, mulai dari langkah awal mengkaji berbagai
masalah kesehatan yang berkembang di wilayah kerja puskesmas,
21

potensi puskesmas untuk mengatasinya, sejauh mana bantuan dari


dinkes yang dapat diperoleh.
Model identifikasi masalah di atas akan membantu untuk mengkaji
suatu masalah kesehatan masyarakat dan faktor-faktor risikonya
(lingkungan dan perilaku masyarakat). Yang perlu dibedakan adalah
masalah program (input, proses, output, efek) dan yang mana masalah
kesehatan masyarakat(outcome/dampak dari sebuah sistem). Berikut
ini adalah contoh enam pertanyaan kritis yang diajukan untuk
mengindentifikasi masalah kesehatan.
1) Apa jenis masalah kesehatan yang dihadapi (what is the problem)
2) Apa faktor-faktor penyebabnya (why the problem does exist)
3) Siapa atau kelompok masyarakat mana yang paling banyak
menderita (who is most affected by the problem)
4) Kapan masalah tersebut terjadi (when was the problem exist)
5) Setelah keempat pertanyaan tersebut diajukan, penanggung jawab
program akan dapat menyusun rumusan masalah kesehatan
masyarakat yang sedang dihadapi. Untuk menyusun langkah-
langkah penanggulangan masalah tersebut, ada dua pertanyaan
penting yang perlu dirumuskan yaitu : “Apa kemungkinan dampak
(akibat) yang muncul apabila masalah kesehatan tersebut tidak
terpecahkan (What kind of impact will be happen) dan apa
kegiatan program yang bisa dikembangkan untuk menagatasi
(what plan of action should be taken).
c. Menentukan tujuan program
Setelah prioritas masalah kesehatan ditetapkan, kemudian
menetapkan tujuan program. Semakin jelas rumusan masalah
kesehatan masyarakat dengan menggunakan kriteria di atas akan
semakin mudah menyusun tujuan program. Sebelum rencana kerja
operasional disusun, beberapa pertanyaan berikut ini wajib dipahami
oleh tim perencana :
22

1) Berapa besar sumber daya yang dimiliki oleh organisasi (potensi


organisasi-how many)?
2) Seberapa jauh masalah kesehatan masyarakat akan dipecahkan
(potensi organisasi-how many)?
3) Kapan target tersebut akan dicapai (target waktu-when)?
Merumuskan tujuan program operasional berdasarkan jawaban ketiga
pertanyaan tersebut di atas akan bermanfaat untuk :
1) Menetapkan langkah-langkah operasional program
2) Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program
Perumusan sebuah tujuan operasional program kesehatan harus
bersifat smart : spesifik (jelas sasarannya, dan mudah dipahami oleh
staf pelaksana), measurable (dapat diukur kemajuannya), appropriate
(sesuai dengan strategi nasional, tujuan program dan visi/misi institusi
atau sebagainya), realistik (dapat dilaksanakan sesuai dengan fasilitas
dan kapasitas organisasi yang tersedia), time bound (sumber daya
dapat dialokasikan dan kegiatan dapat direncanakan untuk mencapai
tujuan program sesuai dengan target waktu yang ditetapkan).
Beberapa penjelasan berikut ini perlu diperhatikan untuk menyusun
tujuan program.
1) Tujuan program adalah hasil akhir sebuah kegiatan. Oleh karena
itu, tujuan program dipakai untuk mengukur keberhasilan kegiatan
program
2) Tujuan harus sesuai dengan masalah, target ditetapkan sesuai
dengan kemampuan organisasi, dan dapat diukut.
3) Tujuan penting untuk menyususn perencanaan dan evaluasi hasil
akhir.
4) Target operasional biasanya ditetapkan dengan waktu (batas
pencapaiannya) dan hasil akhir yang akan dicapai pada akhir
kegiatan program (deadline). Di tingkat pelaksana, tujuan program
kesehatan dijabarkan dalam bentuk tujuan operasional (jelas
23

besarnya sasaran dan target). Semakin tinggi jenjang organisasi,


semakin umum rumusan tujuannya.
5) Berbagai macam kegiatan alternatif dipilih untuk mencapai tujuan
program. Kegiatan untuk mencapai tujuan program. Kegiatan
untuk mencapai tujuan dikembangkan dari beberapa program
terkait.
6) Masalah dan faktor-faktor penyebab masalah serta dampak
masalah yang telah dan mungkin terjadi di masa depan sebaiknya
dikaji lebih dahulu sebelum tujuan dan target operasionalnya
ditetapkan.
d. Mengkaji hambatan dan kelemahan program
Langkah keempat proses penyusunan rencana adalah mengkaji
kembali hambatan dan kelemahan program yang
pernah dilaksanakan. Tujuannya adalah untuk mencegah atau
mewaspadai timbulnya hambatan serupa.
Selain mengkaji hambatan yang pernah dialami, juga dibahas
prediksi kendala dan hambatan yang mungkin akan terjadi dilapangan
pada saat program dilaksanakan. Jenis hambatan atau kelemahan
program dapat dikategorikan ke dalam :
1) Hambatan yang bersumber pada kemampuan organisasi
Hambatan ini merupakan aspek kelemahan organisasi. Motivasi
kerja staf rendah, pengetahuan dan keterampilan kurang, staf
belum mampu mengembangkan partisifasi masyarakat setempat.
Peralatan sterilisasi belum tersedia atau dana untuk membeli
peralatan tersebut tidak dialokasikan. Arus informasi tentang
pelaksanaan program sangat lamban karena data yang tersedia
kurang dapat dipercaya, kurang akurat dan diolah secara manual.
Laporan kegiatan program tidak dimanfaatkan untuk menyusun
rencana kegiatan program sehingga terperangkap pada rutinitasme;
laporan kegiatan program dibuata asal jadi saja, laporan ada tetapi
kegiatan sering tidak dilakukan,supervisi lemah. Jumlah dana
24

operasional masih kurang, waktu yang tersedia tidak dimanfaatkan


untuk menyusun rencana kerja. Semua jenis hambatan ini
sebenarnya harus dilakukan pada saat melakukan analisis situasi.
2) Hambatan yang terjadi pada lingkungan
Hambatan geografis (jalan rusak), iklim atau musim hujan,
masalah tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah, sikap
dan budaya masyarakat yang tidak kondusif (masih banyak tabu,
salah persepsi, mitos dan sebagainya). Semua kendala dan
hambatan yang bersumber pada lngkungan seperti ini sebaiknaya
dianalisis pada saat melakukan kajian terhadap perilaku sehat-sakit
masyarakat. Perilaku masyarakat yang kurang partisipatif
merupakan kendala utama pelaksanaan program. Di satu sisi,
keadaan lingkungan ini tidak selalu dianggap sebagai kendala
tetapi dijadikan sebuah tantangan yang perlu diantisipasi atau
diatasi agar tidak menjadi hambatan dalam pelaksanaan program.
Masalah rendahnya pendidikan, rendah nya pendapatan, jalan
rusak, kurang air minum adalah kendala yang seharusnya
ditangani oleh sektor lain( pendidikan, pembangunan ekonomi,
PU, dan PDAM).
Setelah hambatan dianalisis, kemudian ditetapkan langkah-langkah
sebagai berikut
1) Susun daftra hambatan. Hambatan mungkin terjadi pada staf atau
para pelaksana,peralatan, informasi, biaya dan waktu, geografis,
iklim,dan peran serta masyarakat.
2) Pilih hambatan dan kendala yang dapat dihilangkan; mana yang
dianggap sebagai tantangan untuk dimodifikasi atau dikurangi dan
mana yang sama sekali tidak dapat dihilangkan.
3) Kaji kembali tujuan operasional kegiatan yang sudah disusun
tetapi tetap waspada dengan berbagai hambatan dan kendala di
lapangan. Alternatif kegiatan yang dipilih untuk mencapai tujuan
program dan sudah mempertimbangkan berbagai hambatan dan
25

kendala di lapangan diharapkan akan memberikan hasil yang lebih


optimal sehingga pelaksanaan manajemen program di lapangan
lebih efektif, efisien dan rasional.
e. Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)
Hambatan (kelemahan) yang bersumber dari dalam organisasi
harus dikaji dahulu sebelum rencana kerja operasional disusun. Jika
tidak, program yang akan dilaksanakan akan terhambat oleh faktor
organisasi. Faktor lingkungan di luar organisasi seperti peran serta
masyarakat dan kerja sama lintas sektor juga penting dikaji sebagai
bagian dari strategi pengembangan program di lapangan.
Pada saat memasuki fase ini, tim perencana sudah menetapkan
tujuan dan target yang ingin dicapai. Langkah ini dilakukan sebelum
proses penyusunan rencana kerja operasional. Format rencana kerja
operasional yang lengkap terdiri dari :
1) Alasan utama disusunnya rencana kerja operasional (mengapa
program ini dilaksanakan-why)
Latar belakang penyusunan RKO adalah masalah utama yang akan
dipecahkan, dituangkan dalam bentu ktujuan yang ingin dicapai.
Latar belakang RKO berisi penjelasan terhadap pertanyaan
mengapa kegiatan program penting dilaksanakan. Informasi ini
sudah dikumpulkan pada langkah analisis situasi
2) Tujuan (apa yang ingin dicapai-what)
Tulis dengan jelas tujuan operasional program untuk mengukur
keberhasilan program, misalnya: untuk program penanggulangan
diare perlu ditetapkan tujuan dengan target yang jelas yaitu
turunnya kejadian diare sampai 30% dalam kurun waktu 3 tahun di
kalangan masyarakat desa.
3) Kegiatan program (bagaimana cara mengerjakannya-how)
Jelaskan langkah-langkah praktis (kegiatan) yang akan dilakukan
untuk mencapai tujuan program termasuk bagaimana mengatasi
26

berbagai hambatan kendala yang mungkin muncul selama


kegaiatan berlangsung.
4) Pelaksana dan sasaran (siapa yang akan mengerjakan dan siapa
sasaram kegiatan program-who)
Berbagai kegiatan program harus ada penanggung jawabnya dan
staf yang akan melaksanakan rencana kegiatan tersebut. Pada
bagian ini perlu ada penjelasan tentang jumlah dan jenis
kualifikasi (jenis keterampilannya) yang perlu dimiliki. Demikian
pula dengan uraian tugasnya, sasaran kegiatan program dan
jumlah kelompok penduduk yang diaharpakan menerima
pelayanan kesehatan untuk kurun waktu tertentu (target cakupan)
misalnya dibutuhkan kader aktif dan tiga petugas lapangan yang
bertugas melakukan supervisi.
5) Sumber daya pendukung (what kind of support)
Buat daftar jenis dan jumlah peralatan (equipment support) yang
diperlukan dan yang sudah tersedia untuk mendukung pelaksanaan
kegiatan. Berapa dana yang diperlukan, berapa besar alokasinya
untuk setiap jenis kegiatan, apakah ada kebutuhan dana tambahan
yang tidak diduga.
6) Tempat (di mana kegiatan akan dilaksanakan (kapan kegiatan akan
dilaksanakan-where)
Di bagian ini diberikan penjelasan tentang tempat kegiatan
program,. Hal ini penting untuk dijelaskan fase atau tahapan
kegiatan yang akan dilaksanakan. Kapan dimulai dan kapan
berakhirnya. Untuk kegiatan tahunan, fase kegiatannya dibagi
dalam bulan. Kegiatan bulanan dibagi ke dalam fase mingguan
atau harian.
Dari penjelasan tentang fungsi perencanaan di atas, perencanaan
mengandung lima unsur penting yaitu :
1) Unsur tujuan.
27

Tujuan perencanaan harus jelas dirumuskan sesuai dengan


hierarkinya. Tujuan operasional harus mengikuti kaidah
penyusunan sebuah tujuan.
2) Unsur kebijakan.
Kebijakan dalam perencanaan harus tercermin dalam strategi
yang disusun oleh pimpinan untuk mencapai tujuan
program.perencanan
3) Unsur prosedur.
Dalam konsep perencanaan harus jelas standar operating prosedur
setiap kegiatan. Pembagian tugas dan hubungan kerja akan
tercermin dalam unsur perencanaan ini.
4) Unsur kemajuan/progress.
Di dalam perencanaan harus ditulis dengan jelas target atau
standar keberhasilan program yang dipakai untuk melakukan
evaluasi keberhasilan kegiatan.
5) Unsur program.
Program harus disusun berdasarkan prioritas masalah dan prioritas
alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan perencanaan.

Untuk membuat RKO kita harus mengetahui:


1) Why : Mengapa kegiatan itu harus dikerjakan, dengan penjelasan
yang jelas.
2) What : Apa tujuan yang ingin dicapai
3) How : Bagaimana cara mengerjakannya
4) Who : siapa yang akan mengerjakan, dan sasarannya harus jelas
5) What kind of support : Sumber daya pendukung
6) Where : dimana kegiatan akan dilakukan tertera jelas
7) When : Kejelasan waktu untuk melaksanakan dan menyelesaikan
kegiatan.
28

8) Jika perlu ditambah dengan which : Siapa yang terkait dengan


kegiatan tersebut (lintas sektor walaupun lintas program yang
terkait) (Muninjaya, 2015).
DAFTAR PUSTAKA

Arlenti, L. (2021). Manajemen Pelayanan Kebidanan. Jakarta:EGC, h.25-29.


Maryam, S. (2015). Promosi kesehatan dalam pelayanan kebidanan (W. Praptiani
& E. Tiar (ed.)). EGC.
Muninjaya. (2015). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. EGC.
Riny Natalina, S. M. K. (2019). Modul Praktik Manajemen Pelayanan
Kebidanan. Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya, 1.
Rohman, A. (2017). Dasar Dasar Manejemen. Inteligensia Media.
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/6350/
Bab 2.pdf?sequence=11
Siswanto, B. (2021). Pengantar Manajemen (15 ed.). Bumi Aksara.
https://www.google.co.id/books/edition/Pengantar_Manajemen/RvYrEAAA
QBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=pengantar+manajemen&printsec=frontcover
Sukini, T., & Rofi’ah, S. (2016). Fundamental Kebidanan. Trans Medika.

28

Anda mungkin juga menyukai