d. metode primer
Metode primer adalah metode dalam pemberian asuhan keperawatan yang
ditandai dengan keterikatan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang
ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan asuhan
keperawatan selama pasien dirawat.
e. metode primer modifikasi
Metode primer modifikasi adalah metode gabungan antara metode penugasan
tim dengan metode perawatan primer. Metode ini menugaskan sekelompok perawat
merawat pasien dari datang sampai pulang.
7. Sebutkan apa saja komponen dari manajemen keperawatan?
Komponen Manajemen Keperawatan
a. Input
Dalam proses manajemen keperawatan antara lain berupa informasi, personel,
peralatan dan fasilitas.
b. Proses
Pada umumnya merupakan kelompok manajer dari tingkat pengelola keperawatan
tertinggi sampai keperawatan pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang
untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian pengarahan dan pengawasan
dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. Proses merupakan kegiatan yang
cukup penting dalam suatu system sehingga mempengaruhi hasil yang diharapkan
suatu tatanan organisasi.
c. Output
Umumnya dilihat dari hasil atau kualitas pemberian askep dan pengembangan staf,
serta kegiatan penelitian untuk menindaklanjuti hasil atau keluaran.
d. Kontrol
Diperlukan dalam proses manajemen keperawatan sebagai upaya meningkatkan
kualitas hasil. Control dalam manajemen keperawatan dapat dilakukan melalui
penyusunan anggaran yang proporsional, evaluasi penampilan kerja perawat,
pembuat prosedur yang sesuai standard akreditasi.
e. Mekanisme umpan balik
Mekanisme umpan balik diperlukan untuk menyelaraskan hasil dan perbaikan
kegiatan yang akan dating. Mekanisme umpan balik dapat dilakukan melalui
laporan keuangan, audit keperawatan, dan survey kendali mutu, serta penampilan
kerja perawat.
B. Poin 2
8. Fungsi Manajemen
a. Pada fungsi manajemen keperawatan terdapat beberapa elemen utama yaitu
Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Staffing (kepegawaian),
Directing (pengarahan), Controlling (pengendalian/evaluasi). Fungsi planning
(perencanaan) adalah fungsi terpenting dalam manajemen, oleh karena fungsi ini
akan menentukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Menurut Muninjaya, (2004)
fungsi perencanaan merupakan landasan dasar dari fungsi manajemen secara
keseluruhan. Tanpa ada fungsi perencanaan tidak mungkin fungsi manajemen
lainnya akan dapat dilaksanakan dengan baik. Perencanaan akan memberikan pola
pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa
yang akan melakukan, dan kapan akan dilakukan. Perencanaan merupakan tuntutan
terhadap proses pencapaian tujuan secara efektif dan efesien. Swanburg (2000)
mengatakan bahwa planning adalah memutuskan seberapa luas akan dilakukan,
bagaimana melakukan dan siapa yang melakukannya.
Dibidang kesehatan perencanaan dapat didefenisikan sebagai proses untuk
menumbuhkan, merumuskan masalah-masalah kesehatan di masyarakat,
menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program
yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan tersebut.
b. Tujuan Perencanaan
1 Untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan tujuan
2 Agar penggunaan personel dan fasilitas yang tersedia lebih efektif
3 Membantu dalam koping dengan situasi kritis
4 Meningkatkan efektivitas dalam hal biaya
5 Membantu menurunkan elemen perubahan, karena perencanaan berdasarkan
masa lalu dan akan datang.
6 Dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk berubah
7 Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif
c. Tahap dalam perencanaan :
1 Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif
2 Analisis situasi, bertujuan untuk mengumpulkan data atau fakta.
3 Mengidentifikasi masalah dan penetapan prioritas masalah
4 Merumuskan tujuan program dan besarnya target yang ingin dicapai.
5 Mengkaji kemungkinan adanya hambatan dan kendala dalam pelaksanaan
program.
6 Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)
d. Jenis Perencanaan
1. Perencanaan Strategi
Perencanaan strategis merupakan suatu proses berkesinambungan, proses
yang sistematis dalam pembuatan dan pengambilan keputusan masa kini dengan
kemungkinan pengetahuan yang paling besar dari efek-efek perencanaan pada
masa depan, mengorganisasikan upaya-upaya yang perlu untuk melaksanakan
keputusan ini terhadap hasil yang diharapkan melalui mekanisme umpan balik
yang dapat dipercaya. Perencanaan strategis dalam keperawatan bertujuan untuk
memperbaiki alokasi sumber-sumber yang langka, termasuk uang dan waktu, dan
untuk mengatur pekerjaan divisi keperawatan.
2. Perencanaan Operasional
Perencanaan operasional menguraikan aktivitas dan prosedur yang akan
digunakan, serta menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan, menentukan siapa
orang-orang yang bertanggung jawab untuk setiap aktivitas dan prosedur.
Menggambarkan cara menyiapkan orang-orang untuk bekerja dan juga standard
untuk mengevaluasi perawatan pasien.
Di dalam perencanaan operasional terdiri dari dua bagian yaitu rencana tetap
dan rencana sekali pakai. Rencana tetap adalah rencana yang sudah ada dan
menjadi pedoman di dalam kegiatan setiap hari, yang terdiri dari kebijaksanaan,
standard prosedur operasional dan peraturan. Sedangkan rencana sekali pakai
terdiri dari program dan proyek.
e. Manfaat Perencanaan
1. Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan lingkungan.
2. Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk pelaksanaan
3. Memudahkan kordinasi
4. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasional secara
jelas
5. Membantu penempatan tanggungjawab lebih tepat
6. Membuat tujuan lebih khusus, lebih rinci dan lebih mudah dipahami
7. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
8. Menghemat waktu dan dana
f. Keuntungan Perencanaan
1. Mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak produktif.
2. Dapat dipakai sebagai alat pengukur hasil kegiatan yang dicapai
3. Memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya terutama fungsi
keperawatan
4. Memodifikasi gaya manajemen
5. Fleksibilitas dalam pengambilan keputusan
g. Kelemahan Perencanaan
1. Perencanaan mempunyai keterbatasan dalam hal ketepatan informasi dan fakta-
fakta tentang masa yang akan datang
2. Perencanaan memerlukan biaya yang cukup banyak
3. Perencanaan mempunyai hambatan psikologis
4. Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif
5. Perencanaan menyebabkan terhambatnya tindakan yang perlu diambil
h. Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan
mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang
seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka mencapai tujuan. Fungsi
pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan semua kegiatan yang beraspek
personil, finansial, material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Muninjaya, 2004).
Berdasarkan penjelasan tersebut, organisasi dapat dipandang sebagai rangkaian
aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan
usaha kerjasama dengan jalan membagi dan mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan
yang harus dilaksanakan serta menyusun jalinan hubungan kerja di antara para
pekerjanya.
1. Manfaat Pengorganisasian
Melalui fungsi pengorganisasian akan dapat diketahui :
a. Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok.
b. Hubungan organisatoris antara orang-orang di dalam organisasi tersebut
melalui kegiatan yang dilakukannya.
c. Pendelegasian wewenang.
d. Pemanfaatan staff dan fasilitas fisik.
2. Langkah-langkah Pengorganisasian
1. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tugas ini sudah tertuang dalam
fungsi perencanaan.
2. Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk mencapai
tujuan.
3. Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan-satuan kegiatan yang praktis.
4. Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan
menyediakan fasilitas yang diperlukan.
5. Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas.
6. Mendelegasikan wewenang.
7. Staffing (Kepegawaian)
Staffing merupakan metodologi pengaturan staff, proses yang teratur, sistematis
berdasarkan rasional yang diterapkan untuk menentukan jumlah personil suatu organisasi
yang dibutuhkan dalam situasi tertentu (Swanburg, 2000). Proses pengaturan staff
bersifat kompleks. Komponen pengaturan staff adalah sistem kontrol termasuk studi
pengaturan staff, penguasaan rencana pengaturan staff, rencana penjadwalan, dan Sistem
Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK). SIMK meliputi lima elemen yaitu kualitas
perawatan pasien, karakteristik dan kebutuhan perawatan pasien, perkiraan suplai tenaga
perawat yang diperlukan, logistik dari pola program pengaturan staf dan kontrolnya,
evaluasi kualitas perawatan yang diberikan.
Dasar perencanaan untuk pengaturan staff pada suatu unit keperawatan mencakup
personil keperawatan yang bermutu harus tersedia dalam jumlah yang mencukupi dan
adekuat, memberikan pelayanan pada semua pasien selama 24 jam sehari, 7 hari dalam
seminggu, 52 minggu dalam setahun. Setiap rencana pengaturan staff harus disesuaikan
dengan kebutuhan rumah sakit dan tidak dapat hanya dicapai dengan rasio atau rumusan
tenaga/pasien yang sederhana. Jumlah dan jenis staff keperawatan yang diperlukan
dipengaruhi oleh derajat dimana departemen lain memberikan pelayanan pendukung,
juga dipengaruhi oleh jumlah dan komposisi staff medis dan pelayanan medis yang
diberikan. Kebutuhan khusus individu, dokter, waktu dan lamanya ronde, jumlah test,
obat-obatan dan pengobatan, jumlah dan jenis pembedahan akan mempengaruhi kualitas
dan kuantitas personel perawat yang diperlukan dan mempengaruhi penempatan mereka.
Pengaturan staff kemudian juga dipengaruhi oleh organisasi divisi keperawatan.
Rencana harus ditinjau ulang dan diperbaharui untuk mengatur departemen beroperasi
secara efisien dan ekonomis dengan pernyataan misi, filosofi dan objektif tertulis,
struktur organisasi, fungsi dan tanggung jawab, kebijakan dan prosedur tertulis,
pengembangan program staff efektif, dan evaluasi periodik terencana.
Komponen yang termasuk dalam fungsi staffing adalah prinsip rekrutmen, seleksi,
orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas, dan klasifikasi pasien. Pengrekrutan
merupakan proses pengumpulan sejumlah pelamar yang berkualifikasi untuk pekerjaan
di perusahaan melalui serangkaian aktivitas. Tujuan orientasi pegawai baru adalah untuk
membantu perawat dalam menyesuaikan diri pada situasi baru. Produktivitas meningkat
karena lebih sedikit orang yang dibutuhkan jika mereka terorientasi pada situasi kerja.
Penjadwalan siklus merupakan salah satu cara terbaik yang dipakai untuk memenuhi
syarat distribusi waktu kerja dan istirahat untuk pegawai. Pada cara ini dibuat pola waktu
dasar untuk minggu-minggu tertentu dan diulang pada siklus berikutnya. Jadwal
modifikasi kerja mingguan menggunakan shift 10-12 jam dan metode lain yang biasa.
8. Directing (Pengarahan)
Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang ditimbulkan oleh
adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk dapat dipahami dan pembagian
pekerjaan yang efektif untuk tujuan perusahaan yang nyata.
Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam keberhasilan manajemen.
Menurut Stogdill dalam Swanburg (2000), kepemimpinan adalah suatu proses yang
mempengaruhi aktivitas kelompok terorganisasi dalam upaya menyusun dan mencapai
tujuan. Gardner dalam Swanburg (2000), menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai
suatu proses persuasi dan memberi contoh sehingga individu (pimpinan kelompok)
membujuk kelompoknya untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan usulan
pimpinan atau usulan bersama.
Seorang manajer yang ingin kepemimpinannya lebih efektif harus mampu untuk
memotivasi diri sendiri untuk bekerja dan banyak membaca, memiliki kepekaan yang
tinggi terhadap permasalahan organisasi, dan menggerakkan (memotivasi) staffnya agar
mereka mampu melaksanakan tugas-tugas pokok organisasi.
Menurut Lewin dalam Swanburg (2000), terdapat beberapa macam gaya
kepemimpinan yaitu :
- Autokratik
Pemimpin membuat keputusan sendiri. Mereka lebih cenderung memikirkan
penyelesaian tugas dari pada memperhatikan karyawan. Kepemimpinan ini cenderung
menimbulkan permusuhan dan sifat agresif atau sama sekali apatis dan
menghilangkan inisiatif.
- Demokratis
Pemimpin melibatkan bawahannya dalam proses pengambilan keputusan.
Mereka berorientasi pada bawahan dan menitikberatkan pada hubungan antara
manusia dan kerja kelompok. Kepemimpinan demokratis meningkatkan produktivitas
dan kepuasan kerja.
- Laissez faire
Pemimpin memberikan kebebasan dan segala serba boleh, dan pantang
memberikan bimbingan kepada staff. Pemimpin tersebut membantu kebebasan
kepada setiap orang dan menginginkan setiap orang senang. Hal ini dapat
mengakibatkan produktivitas rendah dan karyawan frustasi.
Manajer perawat harus belajar mempraktekkan kepemimpinan perilaku yang
merangsang motivasi pada para pemiliknya, mempraktekkan keperawatan
professional dan tenaga perawat lainnya. Perilaku ini termasuk promosi autonomi,
membuat keputusan dan manajemen partisipasi oleh perawat professional.
9. Controlling (Pengawasan)
Fungsi pengawasan atau pengendalian (controlling) merupakan fungsi yang
terakhir dari proses manajemen, yang memiliki kaitan yang erat dengan fungsi yang
lainnya.
Pengawasan merupakan pemeriksaan terhadap sesuatu apakah terjadi sesuai
dengan rencana yang ditetapkan/disepakati, instruksi yang telah dikeluarkan, serta
prinsip-prinsip yang telah ditentukan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan
dan kesalahan agar dapat diperbaiki (Fayol, 1998).
Pengawasan juga diartikan sebagai suatu usaha sistematik untuk menetapkan
standard pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi timbal
balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standard yang telah ditetapkan
sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta
mengambil tindakan yang digunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan perusahaan (Mockler, 2002).
Pengontrolan atau pengevaluasian adalah melihat bahwa segala sesuatu
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disepakati, instruksi yang telah diberikan, serta
prinsip-prinsip yang telah diberlakukan (Urwick, 1998).
Tugas seorang manajemen dalam usahanya menjalankan dan mengembangkan
fungsi pengawasan manajerial perlu memperhatikan beberapa prinsip berikut :
- Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staff dan hasilnya mudah diukur,
misalnya menepati jam kerja.
- Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam upaya mencapai
tujuan organisasi.
- Standard unjuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua staf, sehingga
staf dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan komitmen terhadap kegiatan
program.
- Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk meyakinkan bahwa sasaran dan
kelengkapan rencana untuk mencapai tujuan telah tersedia, serta alat untuk
memperbaiki kinerja.
- Terdapat sepuluh karakteristik suatu sistem control yang baik :
- Harus menunjukkan sifat dari aktivitas
- Harus melaporkan kesalahan-kesalahan dengan segera
- Harus memandang ke depan
- Harus menunjukkan penerimaan pada titik kritis
- Harus objektif
- Harus fleksibel
- Harus menunjukkan pola organisasi
- Harus ekonomis
- Harus mudah dimengerti
- Harus menunjukkan tindakan perbaikkan.
Untuk fungsi-fungsi control dapat dibedakan pada setiap tingkat manajer. Sebagai
contoh, manajer perawat kepala dari satu unit bertanggung jawab mengenai kegiatan
operasional jangka pendek termasuk jadwal harian dan mingguan, dan penugasan, serta
pengunaan sumber-sumber secara efektif. Kegiatan-kegiatan control ditujukan untuk
perubahan yang cepat.
Dua metode pengukuran yang digunakan untuk mengkaji pencapaian tujuan-tujuan
keperawatan adalah:
- Analisa tugas : kepala perawat melihat gerakan, tindakan dan prosedur yang tersusun
dalam pedoman tertulis, jadwal, aturan, catatan, anggaran. Hanya mengukur
dukungan fisik saja, dan secara relatif beberapa alat digunakan untuk analisa tugas
dalam keperawatan.
- Kontrol kualitas : Kepala perawat dihadapkan pada pengukuran kualitas dan akibat-
akibat dari pelayanan keperawatan.
C. Poin 3
1. Sebutkan ahli-ahli yang menjelaskan tentang manajement keperawatan ?
a. Nursalam (2007)
b. Kelly dan Heidental (2004)
c. Swanburg (2000)
d. Gillies (1994)
e. Suyanto (2009)
2. Definisi management keperwatan menurut ahli-ahli ?
a. Nursalam (2007)
Manajemen Keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk dapat memberikan asuhan keperawatan secara profesional.
b. Kelly dan Heidental (2004)
Manajemen Keperawatan merupakan suatu proses dari perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan untuk dapat mencapai
tujuan. Proses manajemen dibagi menjadi lima tahap yaitu suatu perencanaan,
pengorganisasian, kepersonaliaan, pengarahan dan pengendalian.
c. Swanburg (2000)
Manajemen Keperawatan adalah suatu kelompok dari perawat manajer yang
mengatur organisasi dan usaha keperawatan yang pada akhirnya manajemen
keperawatan menjadi sebuah proses dimana perawat manajer menjalankan
profesi mereka. Manajemen keperawatan ini memahami dan memfasilitasi
pekerjaan perawat pelaksana serta mengelola kegiatan keperawatan.
d. Gillies (1994)
Manajemen Keperawatan adalah salah satu proses kerja setiap perawat untuk
memberikan pengobatan dan kenyamanan terhadap pasien. Tugas manager
keperawatan adalah untuk merencanakan, mengatur, mengarahkan dan
mengawasi keuangan yang ada, peralatan dan sumber daya manusia untuk
memberikan pengobatan yang efektif dan ekonomis kepada pasien.
e. Suyanto (2009)
Manajemen Keperawatan adalah salah satu manajemen pelayanan kesehatan
dan manajemen asuhan keperawatan. Manajemen pelayanan keperawatan
adalah suatu pelayanan di rumah sakit yang dikelola oleh bidang perawatan
melalui tiga tingkatan manajerial yaitu manajemen puncak (kepala bidang
keperawatan), manajemen menegah (kepala unit pelayanan atau supervisor),
dan juga manajemen bawah (kepala ruang perawatan).
3. Apa tugas khusus management keperawatan ?
Tugas khusus dari management keperawatan yaitu melakukan perencanaan tugas
pada suatu organisasi sehingga dari perencanaan tersebut akan menghasilkan suatu
hal yang dapat dikembangkan untuk perbaikan peayanan keperawatan kepada
pasien. Management keperawatan juga harus memiliki kemampuan untuk
mengontrol keadaan yang dimana keadaan tersebut dapat mengurangi atau
memperburuk pelayanan yang ada.
4. Siapa saja yang terlibat pada management keperawatan ?
Yang terlibat pada management keperawatan yaitu para staff yang ada dalam
organisasi yang sudah ada seperti para tenaga medis.
5. Apa saja tugas dari masing-masing anggota ?
Jawab :
a. Management puncak (kabid keperawatan)
Memiliki tugas yaitu bertanggung jawab terhadap keseluruhan aktivitas
organisasi.
b. Management menengah (kepala unit atau supervisor)
Bertugas mengembangkan rencana – rencana sesuai dengan tujuan dan
tingkatan yang lebih tinggi dan melaporkannya kepada management puncak.
c. Management bawah (kepala ruang perawatan)
Bertugas untuk memimpin dan mengawasi tenaga – tenaga operasional
D. Poin 4
1. .Pengertian prinsip management keperawatan .
Jawab : prinsip management keperawatan merupakan suatu landasan yang
dugunakan dalam proses keperawatan dalam rangka mengelola staff yang ada
dalam system keperawatan tersebut.
2. Apa saja prinsip manajemen keperawatan?
Jawaban :
Ada beberapa hal yang terkait dengan prinsip-prinsip yang mendasari
manajemen keperawatan yaitu antara lain :
a. Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan karena
melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko
pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang efektif dan terencana.
b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang
efektif. Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun
perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan.
Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan
kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan keputusan di berbergai
tingkat manajerial.
d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus
perhatian manajer perawat dengan mempertimbangkan apa yang pasien
lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan poin utama dari
seluruh tujuan keperawatan.
e. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan
sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.
f. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang
meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian
pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.
g. Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan
penampilan kerja yang baik.
h. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif.
Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan
memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian diantara pegawai.
i. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan
perawat – perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya
manajer untuk meningkatkan pengetahuan karyawan.
j. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi
penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian
instruksi dan menetapkan prinsip – prinsip melalui penetapan standar,
membandingkan penampilan dengan standar dan memperbaiki kekurangan.
3. Apa saja dampak apabila ada prinsip yang tidak dilakukan
Jawab : apabila prinsip-prinsip management keperawatan tidak dilakukan maka
akan berakibat pada tidak efektifnya proses keperawatan yang dilangsungkan.
Prinsip – prinsip tersebut juga berpengaruh pada kemampuan staff untuk
mengontrol situasi yang ada pada tempat kerjanya.
4. Keuntungan apabila prinsip dilakukan secara menyeluruh
Jawab : management keperawatan dilaksanakan untuk mengatur sebuah proses
untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Proses tersebut telah melalui
rencana dan tindakan yang didasarkan pada prinsip-prinsip yang sudah ada agar
supaya pemenuhan kebutahan dasar yang dibutuhkan pasien dapat terpenuhi
bukan hanya cepat namun juga tepat dan menguntungkan pasien dan staff.
E. Poin 5
F. Poin 6
1. Komponen sistem dalam keperawatan
Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu tujuan, masukan, proses,
keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan. Berikut
penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem:
a. Tujuan
Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak.
Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem.
Tujuan dalam sistem pelayanan keperawatan adalah melakukan asuhan
keperawatan sesuai dengan standar operasional praktek dengan salah satu
indikatornya adalah kepuasan pasien terhadap pelayanan.
b. Masukan
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan
selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang
berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak.
Masukan atau input termasuk personel perawat yang ada, keterampilan perawat,
fasilitas pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan berupa alat kesehatan
yang lengkap dan memadai, tempat yang nyaman.
c. Proses
Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari
masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai, misalnya berupa
informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya
saja sisa pembuangan atau limbah.
Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien, pemberian
asuhan keperawatan di bangsal, pelayanan pertolongan pertama di IGD, perawatan
intensif di ICU dan perawatan bagi ibu melahirkan dan bayi.
d. Keluaran
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan.Bentuk keluaran termasuk
asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien, laporan hasil tindakan
keperawatan yang dilaporkan oleh perawat, brosur dan leaflet mengenai
pendidikan kesehatan pada pasien, kepuasan pasien terhadap pelayanan
keperawatan.
e. Umpan balik
Umpan balik adalah bagian dari sistem yang mengembalikan hasil tindakan kepada
individu yang bersangkutan, sehingga prosedur kerja dapat dianalisis dan
dikoreksi.
Bentuk umpan balik kritik dan saran dari pasien melalui kuisioner, evaluasi di
setiap ruangan melalui pre dan post conference, adanya super visi untuk menilai
pelayanan yang diberikan.
f. Dampak
Dampak merupakan akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem. Contohnya
perbaikan SOP apabila ditemukan kesalahan dan ketidaknyamanan pasien,
peningkatan pelayanan keperawatan yang diberikan.
g. Lingkungan
Lingkungan merupakan dunia diluar sistem tidak dikelola oleh sistem tetapi
mempunyai pengaruh besar terhadap sistem. Contoh isu kesehatan yang ada
dimasyarakat serta persepsi masyarakat, budaya yang ada di masyarakat terkait
kesehatan, lingkungan sekitar rumah sakit.
h. Batas
Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di
luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup,
atau kemampuan sistem. Sebagai contoh, perawat memiliki SOP sebagai aturan
dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan pada pasien. Kemajuan rumah
sakit tergantung pada kepuasan klien, indikator pelayanan mutu, dan peasing yang
ada. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga
akan mengubah perilaku sistem.
BAGAN
LINGKUNGAN
G. POINT 7
1.Ruang lingkup keperawatan:
-Menetapkan penggunaan suatu proses keperawatan.
-Mengetahui suatu intervensi keperawatan yang dilakukan berdasarkan diagnosa.
-Menerima akuntabilitas suatu kegiatan keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat .
-Menerima akuntabilitas hasil suatu kegiatan keperawatan.
2. Ruang lingkup manajemen keperawatan adalah tempat untuk memfasilistasi kegiatan
pemberian asuhan keperawatan
3. ruang lingkup manajemen keperawatan dapat diterapkan di lingkungan manajerial
keperawatan yang berisi berbagai elemen keperawatan
4. Suatu wadah dapat dikatakan sebagai ruang lingkup keperawatan adalah saat
terpenuhinya elemen keperawatan
5. Ruang lingkup keperawatan sangat diperlukan karena untuk memenuhi kebutuhan klien
secara holistic
6. yang berada dalam ruang lingkup keperawatan adalah:
-Perawat (primer,pelaksana,staf)
-Sarana dan prasarana
-pasien/klien
-alat/mesin
-tenaga medis lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Gaffar S.kp, La Ode Jumadi. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC
Alimul H, A. Aziz. 2016. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta :Salemba Medika