Anda di halaman 1dari 31

1

A. PENDAHULUAN

Manajemen merupakan suatu proses dalam mencapai tujuan


organisasi. Oleh karena itu menurut Stonner, fungsi manajemen adalah
pengendalian pimpinan untuk melaksanakan pekerjaan yang baik dalam
organisasi. Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian semua sumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan. Selanjutnya Terry menyatakan arti
manajemen adalah suatu proses yang nyata mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pergerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk
menentukan menyelesaikan sasaran yang telah ditetapkan dengan
menggunakan orang dan sumber-sumber daya lainnya.
Manajemen mencakup kegiatan untuk mencapai tujuan, dilakukan
oleh orang yang mendedikasikan usaha terbaiknya melalui suatu tindakan
yang ditentukan sebelumnya. Hal tersebut meliputi pengetahuan, tentang apa
yang harus dilakukan, menerapkan metode bagaimana melakukannya,
memahami bagaimana harus melakukannya dan mengukur efektivitas dari
usaha-usaha tersebut.
Manajemen merupakan suatu proses menyelesaikan aktivitas secara
efisien dengan atau melalui orang lain dan berkaitan dengan rutinitas tugas
suatu organisasi. Kombinasi manajemen dan kepemimpinan yang kuat akan
menghasilkan output yang tinggi. Kepemimpinan akan berhasil bila didukung
oleh kemampuan manajemen yang kuat. Manajemen akan kuat dan mampu
mengembangkan oraganisasi bila dijalankan oleh seorang pemimpin yang
kuat.
Dengan demikian, antara kepemimpinan dan manajemen dalam
suatu organisasi termasuk organisasi perusahaan bagaikan dua sisi mata uang
yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya menduduki peranan yang penting
dalam rangka mencapai tujuan.
Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi karena tanpa
manajemen semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit.
Ada beberapa alasan diperlukannya fungsi-fungsi manajemen agar
dilaksanakan, diantaranya:
2

- Untuk mencapai tujuan


- Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling
bertentangan.
- Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas.1
Adanya koordinasi yang kuat dan komunikasi yang lancar antar
karyawan dalam suatu perusahaan sangat dibutuhkan demi kemajuan suatu
perusahaan. Untuk memenuhi hal tersebut dalam manajemen diperlukan suatu
pengorganisasian yang sangat teratur. Kemajuan suatu perusahaan dapat
tercapai jika terbentuk pengorganisasian yang teratur mengingat dengan
pengorganisasian semua pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Artinya dengan pengorganisasian dapat menghemat waktu dan tenaga kita
untuk bekerja sehingga kita dapat mengerjakan pekerjaan yang lebih penting
karena pekerjaan yang lainnya dapat dilakukan oleh orang lain.
Dalam pengorganisasian menghendaki adanya pembagian kerja atu
spesialisasi, sesuai dengan teori klasik adam smith yaitu the right man in
the right place artinya seseorang yang memiliki keahlian tertentu harus
dipekerjakan atau ditempatkan pada keahliannya. Misalnya orang yang ahli
dalam bidang administrasi harus ditempatkan di bagian administrasi pula,
begitu juga dengan orang yang ahli dalam bidang keuangan harus
ditempatkan pada bagian keuangan pula. Artinya dalam pembagian kerja itu
harus benar-benar dilakukan dengan cermat. Nah dalam bab pembahasan
akan dibahas mengenai fungsi pengorganisasian secara lebih rinci lagi.
Selanjutnya, bahwa di dalam manajemen terdapat beberapa kegiatan
yang merupakan fungsi dari manajemen yang harus dilakukan dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien, diantaranya:
fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan (pemberian
motivasi dan pengawasan), dan fungsi evaluasi. Fungsi-fungsi tersebut akan
dijabarkan dalan pembahasan secara detail dan terperinci.

1
T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 1995), hlm. 6.
3

B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Manajemen

Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno mnagement,


yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.2 Manajemen belum
memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. 3 Mary Parker
Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer
bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan
organisasi.4 Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah
proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan
sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien.
Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan,
sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. 5
Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti
"mengendalikan," terutamanya "mengendalikan kuda" yang berasal dari
bahasa Latin manus yang berati "tangan". Kata ini mendapat pengaruh dari
bahasa Perancis mange yang berarti "kepemilikan kuda" (yang berasal dari
Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), di mana istilah Inggris
ini juga berasal dari bahasa Italia. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini
dari bahasa Inggris menjadi mnagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur.6
George R. Terry dan Leslie W. Rue dalam bukunya Principle of
Management yang dialih-bahasakan oleh G. A. Ticoalu mengemukakan
bahwa manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan
bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang ke arah tujuan
organisasional. Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya adalah

2
Oxford Dictionary
3
Robbins, Stephen dan Mary Coulter, Management (Cet. VIII; New York: Prentice Hall, 2007).
4
Richard Barrett, Vocational Business: Training, Developing and Motivating People (t.t.: t.p.,
2003), hlm. 51.
5
R. Griffin, Business (Cet. VIII; New York: Prentice Hall, 2006).
6
Oxford Dictionary
4

managing pelaksanaan, sedang pelaksananya disebut manajer atau


pengelola.7
Manajemen adalah suatu proses sosial yang berkenaan dengan
keseluruhan usaha manusia dengan bantuan manusia lainnya serta sumber-
sumber lainnya menggunakan metode yang efisien dan efektif untuk
mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.8
Dari beberapa pendapat di atas, maka manajemen dapat diartikan
sebagai suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan (penggerakan dan
pengendalian/pengawasan), dan evaluasi, yang dilakukan untuk menentukan
dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya
manusia dan sumberdaya lainnya.

2. Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada


dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh
manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Manajemen
berlangsung dalam suatu proses berkesinambungan secara sistemik, yang
meliputi fungsi-fungsi manajemen, yaitu; perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan evaluasi.

2.1. Fungsi Perencanaan


Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang
hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk
mencapai tujuan seefektif dan seefisien mungkin.
Pada dasarnya merencanakan adalah kegiatan yang hendak
dilakukan di masa depan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur
berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai yang diharapkan. Ada
tiga kegiatan dalam setiap perencaaan, diantaranya:

7
George R. Terry dan Leslie W. Rue, Dasar-dasar Managemen, Priciple of
Management (Dasar-dasar Manajemen) terj. G. A. Ticoalu, (Cet. VI; Jakarta:
Bumi Aksara, 1999) hlm. 1.
8
Oemar Hamalik, Manajemen Pendidikan dan Latihan, (Bandung: Y.P. Pemindo, 2003), hlm. 3.
5

a. Perumusan tujuan yang ingin dicapai


b. Pemilihan program untuk mencapai tujuan
c. Identifikasi dan pengerahan sumber yang jumlahnya terbatas.9
Jenis-jenis perencanaan pendidikan:
1) Perencanaan makro adalah perencanaan yang menetapkan kebijakan-
kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai dan cara-
cara mencapai tujuan tersebut pada tingkat nasional.
2) Perencanaan Meso
Kebijaksanaan yang telah ditetapkan pada tingkat makro, kemudian
dijabarkan ke dalam program-program yag berskala kecil. Pada
tingkat ini perencanaan sudah lebih bersifat operasional disesuaikan
dengan unit-unit.
3) Perencanaan Mikro
Perencanaan mikro adalah perencanaan pada tingkat institusional dan
merupakan penjabaran dari perencanaan tingkat meso. Contoh:
kegiatan proses pembelajaran.10
Untuk mengembangkan suatu rencana, seseorang harus mengacu pada
masa depan (forecast) atau menentukan pengaruh pengeluaran biaya dan
keuntungan, menetapkan perangkat tujuan atau hasil akhir; mengembangkan
strategi untuk mencapai tujuan akhir; menyusun program yakni menetapkan
prioritas dan urutan strategi; anggaran biaya atau lokasi sumber-sumber;
menetapkan prosedur kerja dengan metode yang baru; dan mengembangkan
kebijakan-kebijakan berupa aturan dan ketentuan.
Dalam kerangka manajemen sekolah, perencanaan bermakna bahwa
kepala sekolah bersama timnya harus berpikir untuk menentukan sasaran-
sasaran dikaitkan dengan kegiatan mereka sebelumnya. Untuk menjamin
pencapaian hasil akhir dari perencanaan, kepala sekolah harus berpijak pada
data yang cermat dan akurat. Rencana memberikan arah sasaran bagi
organisasi dan mencerminkan prosedur terbaik untuk mencapai sasaran
tersebut. Selain itu, rencana memungkinkan:

9
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm.
49.
10
Ibid. , hlm. 54-55.
6

a. Sekolah dapat memperoleh serta mengikat sumber daya yang


diperlukan untuk mencapai tujuannya;
b. Anggota organisasi dapat melanjutkan kegiatan-kegiatan secara
konsisten dengan tujuan dan prosedur yang telah dipilih; dan
c. Kemajuan ke arah tujuan dapat dipantau dan diukur, sehingga tindakan
perbaikan dapat diambil apabila kemajuan itu tidak memuaskan.

2.2. Fungsi Pengorganisasian


Fungsi manajemen berikutnya adalah pengorganisasian
(organizing). George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa:
Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan
kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja
sama secara efisien, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam
melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu
guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu.
Lousie E. Boone dan David L. Kurtz (1984) mengartikan
pengorganisasian: as the act of planning and implementing
organization structure. It is the process of arranging people and physical
resources to carry out plans and acommplishment organizational
obtective.
Dari kedua pendapat di atas, dapat dipahami bahwa
pengorganisasian pada dasarnya merupakan upaya untuk melengkapi
rencana-rencana yang telah dibuat dengan susunan organisasi
pelaksananya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam
pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan harus jelas siapa yang
mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya.
Ernest Dale seperti dikutip oleh Nanang Fattah mengemukakan
tiga langkah dalam proses pengorganisasian, yaitu: (a) pemerincian
seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan
organisasi; (b) pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan
yang logis dapat dilaksanakan oleh satu orang; dan (c) pengadaan dan
7

pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para


anggota menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.11
Pengorganisasian adalah suatu proses pengaturan dan
pengalokasian kerja, wewenang, dan sumber daya di kalangan anggota
sehingga mereka dapat mencapai tujuan organisasi secara efisien. Kepala
sekolah harus dapat mempunyai kemampuan menentukan jenis program
yang dibutuhkan dan mengorganisasikan semua potensi yang
dimilikiuntuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kepala sekolah
harus dapat membimbing, menatur, mempengaruhi, menggerakkkan,
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas kependidikan di lembaga
sekolah agar berjalan teratur, penuh kerjasama.12
Meliputi kegiatan-kegiatan membentuk atau mengadakan struktur
organisasi baru untuk menghasilkan produk baru; dan menetapkan garis
hubungan kerja antara struktur yang ada dengan struktur baru,
merumuskan komunikasi dan hubungan-hubungan, menciptakan deskripsi
kedudukan dan menyusun kualifikasi tiap kedudukan yang menunjuk
apakah rencana dapat dilaksanakan oleh organisasi yang ada atau
diperlukan orang lain yang mempunyai keterampilan khusus.13

2.3. Fungsi Pelaksanaan


Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating)
merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi
perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan
aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru
lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan
orang-orang dalam organisasi.
Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa
actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok
sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk

11
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),
hlm. 72.
12
Sudarwan Danim dan Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional
Kekepalasekolahan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 9.
13
Ibid. , hlm. 4.
8

mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan


tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran
tersebut. Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) merupakan
upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui
berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat
melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan
tanggung jawabnya.
Pelaksanaan terdiri dari staffing dan motivating. Pada tahap
staffing bertujuan untuk menentukan keperluan-keperluan sumber daya
manusia, pengerahan, penyaringan, latihan dan pengembangan tenaga
kerja. Sedangkan pada tahap motivating kegiatan ini mengarahkan atau
menyalurkan perilaku manusia ke arah tujuan-tujuan.14
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating)
ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan
sesuatu jika : (1) merasa yakin akan mampu mengerjakan, (2) yakin bahwa
pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya, (3) tidak sedang
dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau
mendesak, (4) tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang
bersangkutan dan (5) hubungan antarteman dalam organisasi tersebut
harmonis.
Dalam rangka pencapaian tujuan ada lima kombinasi fungsi
fundamental yang paling umum. Kombinasi tersebut dibaca dari atas ke
bawah akan terlihat A terdiri dari perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), memberi dorongan (actuating), dan
pengawasan (controlling). B terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
memberi motivasi (motivating), dan pengawasan. C terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, staffing, memberi pengarahan (directing)
dan pengawasan. D terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, staffing,
memberi pengarahan, pengawasan, inovasi dan memberi peranan.

14
George R. Terry dan Leslie W. Rule, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
hlm. 9.
9

E terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, memberi motivasi,


pengawasan, dan koordinasi.15
Suatu hal yang menarik perhatian bahwa tiap kombinasi ada tiga
fungsi yang sama, yakni (a) perencanaan, (b) pengorganisasian, dan (c)
pengawasan. Ada perbedaan tentang fungsi-fungsi lainnya. Misalnya,
apakah harus memasukkan actuating atau motivating ke dalam kombinasi
tersebut atau dikeluarkan sama sekali dan justru memasukkan fungsi
staffing dan directing ke dalamnya. Ada yang berpendapat bahwa staffing
sudah merupakan bagian dari organizing dan directing adalah bagian dari
actuating atau motivating, dan seperti dipelihatkan dalam gambar di atas,
ada juga yang berkeyakinan bahwa innovating, refresenting, dan
coordinating merupakan fungsi-fungsi yang fundamental.16
Fungsi manajemen yang dikemukakan oleh para ahli tidak sama.
Hal ini disebabkan latar belakang mereka, pendekatan yang dilakukan
tidak sama. Untuk bahan perbandingan tentang fungsi-fungsi manajemen
menurut ahli manajemen sebagai berikut:17
G. R. Terry John F. Mee Louis A. Allen MC. Namara
1. Planning Planning Leading Planning
2. Organizing Organizing Planning Programming
3. Actuating Motivating Organizing Budgeting
4. Controling Controling Controlling System
Henry Fayol Harold Koontz & Dr. S. P. Siagian Prof. Drs. Oey
Cyril ODonnel Liang Lee
1. Planning Planning Planning Perencanaan
2. Organizing Organizing Organizing Pengorganisasian
3. Commanding Staffing Motivating Pengarahan
4. Coordinating Directing Controlling Pengkordinasiaan
5. Controlling Controlling Evaluating Pengontrolan

W. H. Newman Luther Gullick Lyndall F. Urwick John D. Millet


1. Planning Planning Forecasting Directing
2. Organizing Organizing Planning
3. Assembling Staffing Organizing Facilitating

15
George R. Terry, Guide to Menagement (Prinsip-prinsip Manajemen), terj. J.
Smith D.E.M (Cet. VI; Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 16.
16
Ibid, hlm. 16-17.
17
H. Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah, Edisi Revisi (Cet. III;
Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 38.
10

Resources
4. Directing
5. Controlling Directing Commanding
6. _________ Coordinating Coordinating
7. _________ Reporting Controlling

Pada dasarnya para ilmuan sepakat bahwa keseluruhan fungsi-


fungsi manajerial dapat digolongkan kepada dua jenis utama, yaitu fungsi-
fungsi organik dan fungsi-fungsi penunjang. Fungsi organik adalah
keseluruhan fungsi utama yang mutlak perlu dilakukan oleh para manajer
dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya. Fungsi-fungsi organik tersebut merupakan
penjabaran kebijaksanaan dasar atau strategi organisasi yang telah
ditetapkan dan harus digunakan sebagai dasar dalam bertindak. Fungsi-
fungsi tersebut seperti digambarkan di atas. Sedangkan fungsi-fungsi
penunjang adalah berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh orang-
orang atau satuan-satuan kerja dalam organisasi dan dimaksudkan
mendukung semua fungsi-fungsi organik para manajer.18

2.4. Fungsi Evaluasi


Fungsi evaluasi sama pentingnya dengan fungsi-fungsi manajemen
lainnya yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemantauan, dan
pengendalian. Terkadang fungsi pemantauan dan fungsi evaluasi sulit
untuk dipisahkan. Fungsi manajemen puncak misalnya meliputi semua
fungsi dari perencanaan sampai pengendalian. Oleh karena itu, evaluasi
sering dilakukan oleh pimpinan organisasi dalam suatu rapat kerja, rapat
pimpinan, atau temu muka baik secara reguler maupun dalam menghadapi
kejadian-kejadian khusus lainnya.
Sebagai bagian dari fungsi manajemen, fungsi evaluasi tidaklah
berdiri sendiri. Fungsi-fungsi seperti fungsi pemantauan dan pelaporan
sangat erat hubungannya dengan fungsi evaluasi. Di samping untuk
melengkapi berbagai fungsi di dalam fungsi-fungsi manajemen, evaluasi

18
Sondang P. Siagian, Fungsi-fungsi Manajerial, (Cet. IV; Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hlm. 43-
44.
11

sangat bermanfaat agar organisasi tidak mengulangi kesalahan yang sama


setiap kali.
Evaluasi adalah proses pengumpulan dan analisis data secara
sistematis yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan, GAO
(1992:4). Evaluasi akan menghasilkan umpan balik dalam kerangka
efektifitas pelaksanaan kegiatan organisasi. Menurut Departement of
Health & Human Service, evaluasi adalah proses untuk mengumpulkan
informasi. Sebagaimana dengan proses pada umumnya, evaluasi harus
dapat mendefinisikan komponen-komponen fase dan teknik yang akan
dilakukan.
Menurut W. Dunn, istilah evaluasi mempunyai arti yang
berhubungan, masing-masing menunjukkan pada aplikasi beberapa skala
nilai terhadap hasil kebijakan dan program. Secara umum istilah evaluasi
dapat disamakan dengan penaksiran, pemberian angka, dan penilaian kata-
kata yang menyatakan usaha untuk menganalisis hasil kebijakan dalam arti
yang lebih spesifik. Evaluasi berkenaan dengan produksi informasi
mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan.
Pengertian lain dikemukakan oleh Peter H. Rossi menyebutkan
bahwa evaluasi merupakan aplikasi penilaian yang sistematis terhadap
konsep, desain, implementasi, dan manfaat aktivitas dan program dari
suatu organisasi. Dengan kata lain, evaluasi dilakukan untuk menilai dan
meningkatkan cara-cara dan kemampuan berinteraksi organisasi yang pada
akhirnya akan meningkatkan kinerjanya.

Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis, pemberian nilai,


atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi atas
permasalahan yang ditemukan. Dalam berbagai hal, evaluasi dilakukan
melalui monitoring terhadap sistem yang ada. Namun demikian, evaluasi
kadang-kadang tidak dapat dilakukan dengan hanya menggunakan
informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi pada organisasi saja.
1. Tujuan Evaluasi
Tujuan dilaksanakannya evaluasi diantaranya adalah sebagai berikut:
12

a. Untuk memberikan penilaian terhadap pelaksanaan aktivitas dan


program organisasi
b. Untuk memperbaiki kebijaksanaan pelaksanaan program dan
perencanaan program yang akan datang
c. Untuk mengembangkan program-program dan teknik baru bagi
peningkatan kinerja
d. Untuk mengadakan perencanaan kembali yang lebih baik dari
suatu program
e. Untuk meningkatkan efektivitas manajemen pelaksanaan
kegiatan
Secara umum, pentingnya perlu dilakukan evaluasi seperti berikut:
a. Karena evaluasi merupakan fungsi manajemen
b. Karena evaluasi merupakan mekanisme umpan balik bagi
perbaikan
c. Karena evaluasi akan dapat menghindarkan organisasi dari
mengulangi kesalahan yang sama
d. Karena evaluasi akan dapat menemukan dan mengenali berbagai
masalah yang ada di dalam organisasi dan mencoba mencari
solusinya.

2. Klasifikasi Evaluasi
Klasifikasi evaluasi dapat dilakukan berdasarkan pada:
a. Apa yang dievaluasi
b. Tujuan evaluasi
c. Fokus evaluasi
d. Pendekatan evaluasi
e. Orientasinya
13

Berdasarkan apa yang dievaluasi, evaluasi dapat dibagi ke dalam


beberapa kelompok:
a. Evaluasi kegiatan
b. Evaluasi program
c. Evaluasi kebijakan
d. Evaluasi pengelolaan kebijakan
e. Evaluasi pengelolaan sumber daya manusia
f. Evaluasi terhadap sistem dan governance
g. Evaluasi terhadap struktur, mekanisme, dan prosedur
h. Evaluasi efisiensi, efektifitas, kehematan, dan kelayakan
Penggolongan evaluasi berdasarkan tujuan evaluasi dapat meliputi:
1. Evaluasi untuk tujuan tertentu, misalnya: untuk mempelajari
fakta dan kemungkinan perbaikannya, untuk meningkatkan
akuntabilitas, dan meningkatkan kinerja
2. Goal free evaluation atau evaluasi untuk mencari peluang
perbaikan yang tidak ditetapkan terlebih dahulu
Berdasarkan fokus evaluasinya, evaluasi dapat dibagi ke dalam lima
kelompok:
a. Input Evaluation
Evaluasi input yaitu evaluasi untuk menilai suatu program yang
belum atau akan dilaksanakan
b. Process Evaluation
Evaluasi proses yaitu evaluasi untuk menilai proses atau
kegiatan

c. Output Evaluation
Evaluasi output yaitu evaluasi untuk menilai hasil kegiatan
program
d. Impact Evaluation
Evaluasi dampak yaitu evaluasi untuk menilai dampak dari hasil
pelaksanaan program
Berdasarkan pendekatannya, evaluasi dapat dibagi ke dalam;
14

a. Evaluasi semu
Evaluasi semu adalah evaluasi yang menggunakan pendekatan
atau metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang valid
dan dapat dipercaya tanpa berusaha untuk menanyakan tentang
manfaat atau nilai dari hasil-hasil tersebut terhadap individu,
kelompok, atau masyarakat secara keseluruhan.
b. Evaluasi formal
Evaluasi formal adalah evaluasi yang menggunakan pendekatan
deskriptif untuk menghasilkan informasi yang valid dan cepat
dipercaya mengenai hasil-hasil kebijakan tetapi mengevaluasi
hasil tersebut atas daasar tujuan program kebijakan yang telah
diumumkan secara formal oleh pembuat kebijakan.
c. Evaluasi keputusan teoritis
Evalusi keputusan teoritis adalah evaluasi yang menggunakan
pendekatan deskriptif untuk menghasilkan informasi yang dapat
dipertanggungjawabkan dan valid mengenai hasil-hasil
kebijakan yang secara eksplisit dinilai oleh berbagai macam
pelaku kebijakan
Berdasarkan orientasinya, evaluasi dapat dikelompokkan ke dalam
beberapa kategori sebagai berikut :
1. Evaluasi yang proaktif (proactive evaluation)
Evaluasi proaktif ini dapat dilakukan sebelum suatu
kebijakan/program ditetapkan
2. Evaluasi yang klarifikatif (clarificative evaluation)
Evaluasi klarifikatif ini berfokus pada klarifikasi struktur
internal dan fungsi dari suatu program dan kebijakan
3. Evaluasi interaktif (interactive evaluation)
Evaluasi intreaktif ini dapat digunakan untuk memperoleh
informasi atas implementasi program
4. Evaluasi monitoring (monitoring evaluation)
15

Evaluasi monitoring ini sangat tepat digunakan ketika program


sudah dalam pelaksanaan. Evaluasi ini sudah melibatkan
pengembangan sistem untuk pemantauan kemajuan program
5. Evaluasi dampak (impact evaluation)
Evaluasi ini digunakan untuk menilai hasil dan dampak program
yang sudah mapan. Evaluasi ini dapat digunakan untuk
membuat keputusan tentang penghargaan atau kemanfaatan
program. Evaluasi ini disebut juga evaluasi sumatif.
Dalam fungsi-fungsi manajemen, idealnya evaluasi dilaksanakan
tergantung dari jangka waktu perencanaan. Misalnya, apabila ada yang
tidak sesuai dengan yang direncanakan, maka dalam fungsi pengendalian
dan pengawasan fungsi evaluasi tersebut dapat langsung dilaksanakan.
Evaluasi Ujian Nasional (UN) pada suatu lembaga sekolah bukan terletak
pada ujiannya, tetapi sebagai salah satu tolak ukur pada akreditasi sekolah.
Apabila fungsi-fungsi di atas sudah terlaksana, cara mengevaluasi
menggunakan analisis SWOT, sedangkan untuk melihat tingkat
keberhasilannya dengan menggunakan indikator keberhasilan. Analisis
SWOT melihat dari PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagai berikut:
1. Standar isi
2. Standar proses
3. Standar kompetensi lulusan
4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
5. Standar sarana dan prasarana
6. Standar pengelolaan
7. Standar pembiayaan
8. Standar penilaian
Analisis SWOT disempurnakan pada PP No. 32 tahun 2013 dengan
melihat dari faktor-faktor internal dan eksternal sekolah, diantaranya:
1. Strength (kekuatan)
2. Weakness (kelemahan)
3. Opportunity (peluang)
16

4. Threath (ancaman, tantangan).

3. Implementasi Pengorganisasian Pada Suatu Perusahaan

3.1. Pengertian Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam


manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan
penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-
sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian
adalah struktur organisasi.
Pengorganisasian (organizing) adalah suatu langkah untuk
menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan
yang di pandang. Seperti bentuk fisik yang tepat bagi suatu ruangan kerja
administrasi, ruangan laboratorium, serta penetapan tugas dan wewenang
seseorang pendelegasian wewenang dan seterusnya dalam rangka untuk
mencapai tujuan.
Salah satu fungsi manajemen adalah mengetahui pengorganisasian
yang merupakan salah satu fungsi manajemen yang penting karena
dengan pengorganisasian berarti akan memadukan seluruh sumber-
sumber yang ada dalam organisasi,baik yang berupa sumber daya
manusia maupun sumber daya lainnya ke arah tercapainnya suatu
tujuan.pentingnya pengorganisasian sebagai fungsi yang dijalankan oleh
setiap manajer atau orang-orang yang menjalankan manajemendalam
setiap organisasi.Fungsi manajemen lainnya yaitu pengorganisasian, yang
sama pula pentingnya dengan fungsi perencanaan karena dalam
pengorganisasian seluruh sumber (resources) baik berupa manusia
maupun yang nonmanusia harus diatur dan paduakan sedemikian rupa
untuk berjalannnya suatu organisasi dalam rangkai pencapaian tujuannya.
Pemahaman tentang pengorganisasian sebagai salah satu fungsi
manajemen,akan memberikan kejelasan bahwa proses pengaturan di
dalam organisasi tidak akan selesai,tanpa diikuti oleh aktuasi yang berupa
bimbingan kepada manusia yang berada di dalam organisasi tersebut,agar
17

secara terus-menerus dapat menjalankan kegiatan sesuai dengan tujuan


yang telah ditetapkan sebelumnya.
Secara konsep, ada dua batasan yang perlu dikemukakan, yakni
istilah organizing sebagai kata benda dan organizing
(pengorganisasian) sebagai kata kerja, menunjukan pada rangkaian
aktivitas yang harus dilakukan secara sistematis.
Istilah organisasi memiliki dua arti umum, pertama, mengacu pada
suatu lembaga (institution) atau kelompok fungsional, sebagai contoh
kita mengacu pada perusahaan, badan pemerintah, rumah sakit, atau
suatu perkumpulan olahraga. Dan arti kedua mangacu pada proses
pengorganisasian, sebagai salah satu dari fungsi manajemen.
Organisasi adalah suatu bentuk persekutuan antara dua orang atau
lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka
pencapain tujuan yang telah ditentukan dan dalam ikatan itu terdapat
seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan.19
Sedangkan dalam arti umum organisasi merupakan sekumpulan/
sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan
untuk bekejasama dengan pembagian atau alokasi tugas dan tanggung
jawab tertentu dalam sistem koordinasi, kooperatif, dorongan-dorongan,
dan pengaturan guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang
telah ditetapkan.
Dalam arti umum, pengorganisasian adalah langkah untuk
merancang struktur formal, menetapkan, menggolongkan dan mengatur
berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok, wewenang
dan pendelegasian wewenang oleh oleh pemimpin kepada staf dalam
rangka mencapai tuuan organisasi dalam efisiesi.
Sedangkan menurut Melayu Hasibuan, pengorganisasian adalah
suatu proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan bermacam-
macam aktifitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan,menempatkan
orang-orang pada setiap aktiffitas ini,menyediakan alat-alat yang

19
Sondang P. Siagian, Ilmu Manajemen, (Jakarta: Rajawali Pers, 2005), hlm. 56
18

diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan


kepada setiap individu yang akan melakukan aktifitas-aktifitas tersebut.20

3.2. Prinsip Pengorganisasian

Prinsip adalah suatu pernyataan dan suatu kebenaran yang pokok,


yang memberikan suatu petunjuk kepada pemikiran dan tindakan. Prinsip
merupakan dasar meskipun tidak mutlak. Prinsip tidak sama dengan
undang-undang dan tidak berarti bahwa hasil yang sama akan terjadi
dalam tiap situasi yang tampaknya sama. Dalam aplikasi manajemen,
prinsip adalah fleksibel karena prinsip memperhatikan kondisi spesifik
dan kondisi yang berubah. Prinsip merupakan pedoman, prinsip
membantu dalam pengertian dan aplikasi manajemen, prinsip harus
digunakan secar cermat dan bijak.
Prinsip-prinsip organisasi adalah :
1. Organisasi dan tujuan
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai,
dengan demikian tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan.
2. Esensi organisasi
Tanggung jawab pengorganisasian maupun tanggung jawab
pelaksanaan selalu bersifat individual. Tanggung jawab didelegasikan
dari seseorang kepada oranglain. Individu yang menerima tanggung
jawab membentuk suatu kewajiban yang juga bersifat pribadi. Apabila
seorang manajer menerima jabatan, ia harus menerima dan memegang
tanggung jawab.

3. Tanggung jawab dan otoritas


Otoritas harus seimbang dengan tanggung jawab, artinya
seseorang yang diberi tanggung jawab harus juga diberi otoritas untuk
melaksanakan sesuatu yang diperlukan guna memenuhi tanggung
jawab mereka.
4. Spesialisasi untuk efisiensi

20
H. Melayu S.P. Hasibuan. Manajemen Organisasi. (Yogyakarta: Cakrawala, 2007). hlm. 19.
19

Organisasi yang efektif membagi tanggung jawab dalam bagian


sehingga mengadakan spesialisasi dan menambah efisiensi dalam
masing-masing bagian tersebut.
5. Rentang kendali
Rentang kendali adalah tingkat pengendalian atau tingkat
delegasi tanggung jawab. Prinsip ini menganggap bahwa terdapat
batas tertentu terhadap jumlah bawahan yang dapat dikelola ileh
seorang manajer.
Selain prinsip yang telah didiskripsikan diatas, terdapat sejumlah
prinsip yang dipandangnya bermanfaat dalam mengelola organisasi.
Prinsip tersebut memberikan pedoman untuk menyusun suatu system
tugas dan otoritas yang saling berkaitan. 5 prinsip structural yang
dimaksud sebagai berikut :
1. Prinsip pembagian kerja
2. Prinsip satu arah
3. Prinsip sentralisasi
4. Prinsip otoritas dan tanggung jawab
5. Prinsip rantai komando

3.3. Unsur-Unsur Pengorganisasian

Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu orang,


kerjasama, dan tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri
sendiri-sendiri, akan tetapi saling kait atau saling berhubungan sehingga
merupakan sesuatu kesatuan yang utuh. Adapun unsur-unsur
pengorganisasian secara terperinci adalah:
1. Man (orang-orang) dalam kehidupan organisasi atau ketata lambangan
sering disebut dengan istilah pegawai atau personel,pegawai atau
personel terdiri dari semua anggota atau warga organisasi.yang
menurut fungsi dan tingktannya terdiri dari unsur-unsur
(administator) sebagai unsur pemipin tertinggi dalam organisasi, psrs
menejer ysng memimpin sustu umit satuan kerja sesuai dengan
fungsinya masing-masing danpara pekerja (non management/
workers). Semua itu secara bersama-sama merupakan kekuatan
manusiawi (man power) organisasi.
20

2. Kerjasama, merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu


perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai
tujuan bersama.oleh karna itu, semua anggota atau semua warga yang
menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi administator,
manajer,dan pekerja (workers) secara bersama-sama merupakan
kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
3. Tujuan, merupakan arah atau sasaran yang dicapain. Tujuan
menggambarkan tntang apa yang dicapai atauyang diharapkan. Tujuan
merupakan titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan juga
menggambarkan tetang apa yang harus dicapai melalui prosedur,
program, pola (network), kebijaksanaan (policy). Strategi, anggaran
(budgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah
ditetapkan.
4. Peralatan (equipment) merupakan unsur yang keempat yaitu peralatan
atau equipment yang terdiri dari semua sarana, berupa materai, mesin-
mesin, uang, dan modal lainnya (tanah, gedung/ bangunan/ kantor).
5. Lingkungan (environment) faktor lingkungan misalnya keadaan sosial,
budaya, ekonomi, dan teknologi. Yang termasuk dalam unsur
lingkungan:
5.1. Kondisi atau situasi, yang secara langsung maupun secara tidak
langsung berpengaruh terhadap daya gerak kehidupan
organisasian, karna kondisi atau situasi akan selalu mengalami
perubahan.
5.1. Tempat atau lokasi, sangat erat hubungannya dengan masalah
komunikasi dan transportasi yang harus dilakukan oleh
organisasi.
5.3. Wilayah oprasi yang dijadikan sasaran kegiatan organisasi.
Wilayah opeasi dibedakan menjadi:
5.3.1. Wilayah kegiatan yang menyangkut jenis kegiatan atau
macam kegiatan apa saja yang boleh dilakukan sesuai
dengan tujuan organisasi.
21

5.3.2. Wilayah jangkauan, atau wilayah geografis atau wilayah


teritorial, menyangkut wilayah atau daerah operasi
organisasi.
5.3.3. Wilayah personel, menyangkut semua pihak (orang-orang,
badan-badan) yang mempunyai hubungan dan
kepentingan dengan organisasi.
5.3.4. Wilayah kewewenangan atau kekuasaan, menyangkut
semua urusan, persoalan, kewajiban tugas, tanggung
jawab dan kebijaksanaan yang harus dilakukan dalam
batas-batas ditetapapkan dan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5.3.5. Kekayaan alam, yang termasuk dalam kekayan alam ini
misalya keadaan iklim, udara, air, cuaca (geografis,
hidrografi, geologi, klimatologi), flora dan fauna.

3.4. Struktur Pengorganisasian

Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit


kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya
pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau
kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan
(koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan
spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian
laporan.
Jadi secara sederhana, organisasi adalah suatu kerjasama
sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan
mau terlibat dengan peraturan yang ada. Organisasi ialah suatu wadah
atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar dapat mencapai
tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Berdasarkan arti dari organisasi yang diungkapkan oleh beberapa
orang diatas, peran organisasi dalam sebuah perusahaan sangatlah
penting, karena perusahaan didirikan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu dan untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan aktifitas, kerja
sama, dan tentu saja orang yang melakukan aktifitas tersebut atau sumber
22

daya manusia yang ketiga unsur ini terdapat dalam sebuah organisasi.
Kesimpulanya, suatu perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu
membutuhkan organisasi didalamnya agar bias tercapai tujuan tersebut.
Pengertian Pengorganisasian.
Seperti telah diuraikan sebelumnya tentang Manajemen,
Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan
pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan
struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan
lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur
organisasi.
Sedangkan pengertian Struktur Organisasi Struktur organisasi
adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi.
Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan
meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang
berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu
struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan,
saluran perintah dan penyampaian laporan.
Struktur Organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-
mekanisme formal organisasi diolah. Struktur organisasi terdiri atas
unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau
desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja.
Struktur organisasi lebih bermakna proses pengelompokan,
pengkoordinasian sertapembagian aktifitas-aktifitas dalam suatu
organisasi. Setiap kelompok mempunyai hubungandengan kelompok
lain, baik vertikal maupun hubungan horizontal. Setiap kelompok
mempunyaitugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing. Secara
formal, struktur organisasi dibagimenjadi struktur organisasi fungsional,
struktur organisasi produk/ pasar, serta struktur organisasi matrik.21

3.4.1. Sturktur Organisasi Fungsional

21
Dr. Wilson Bangun, S.E., M.Si, Intisari Manajemen, (Bandung: PT Refika Aditama, 2008),
hlm. 90
23

Struktur organisasi fungsional merupakan penyatuan


orang-orang yang melaksanakankegiatan yang sama ke dalam satu
kelompok atau yang biasa disebut departemen. Misalnya,suatu
organisasi terdiri atas beberapa departemen; departemen produksi,
departemen pemasaran, departemen keuangan. Seorang manajer
produksi bertanggung jawab dalam memproduksibarang sesuai
dengan jenis dan jumlah yang dibutuhkan konsumen. Manajer
pemasaranbertanggung jawab dalam memasarkan semua produk
yang dihasilkan bagian produksi.Sedangkan manajer keuangan
bertanggung jawab dalam hal mengadakan dana serta
mengalokasikannya sesuai kebutuhan organisasi.
Struktur organisasi fungsional tepat sekali digunakan pada
organisasi-organisasi atau perusahaan kecil karena organisasi atau
perusahaan tersebut bisa menggunakan sumber daya yang tersedia
dengan efisien. Beberapa keuntungan menggunakan struktur
fungsional yakni pertama adalah pengawasan dapat dilakukan
dengan mudah. Kedua, dapat mempermudah dalam memobilisasi
keterampilan khusus yang dimiliki sumber daya serta
menempatkannya pada posisi yang tepatdan dibutuhkan.
Namun disamping itu, struktur fungsional juga
mempunyai kekurangan yakni manajer bidang harus melaporkan
setiap kegiatannya pada manajer pusat, sehingga sulit
untuk mengambil keputusan yang cepat dan sulit untuk
mengkoordinasikan satu anggota bidang dengan anggota bidang
yang lain. Hal ini dikarenakan para anggota pada suatu bidang
tertentuhanya mengenal rekan yang sebidangnya saja.

3.4.2. Sturktur Organisasi Matriks

Struktur organisasi matrik merupakan penggabungan


antara struktur organisasi fungsional dan divisi. Oleh karena itu,
para anggota mempunyai dua atasan atau dua rantai komando,
yakni komando fungsional dan komando divisi. Secara horizontal,
struktur ini menghubungkan antara bidang fungsional dan divisi ke
24

dalam proyek-proyek yang dipimpin oleh manajer-manajer proyek.


Secara vertikal garis komando adalah fungsional dan divisi. Kedua
struktur itu membentuk struktur organisasi dalam bentuk matrik,
sehingga disebut struktur organisasi matrik. Keuntungan dari
struktur ini yang pertama adalah sangat efisien dalam penyatuan
anggota-anggota organisasi yang tersebar pada banyak tempat
walaupun membutuhkan pemecahan masalah yang kompleks.
Kedua, fleksibel dalam menghemat biaya. Hal ini terjadi karena
setiap proyek hanya diberikan pada sejumlah anggota yang
dibutuhkan.
Sedangkan kekurangan struktur ini yang pertama pertama
yakni tidak setiap anggota dapat menyesuaikan diri dengan baik.
Kedua, moral dan mental para anggota menurun. Hal ini terjadi bila
anggota ditata kembali akibat selesainya satu proyek dan proyek
baru dimulai kembali. Ketiga, jika hierarki tidak ditetapkan dengan
tegas dan jelas, serta dikomunikasikan secara efektif, dapat
menimbulkan pembatasan kebebasan manajer dalam melaksanakan
tugasnya.

3.5. Implementasi Pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi


yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang
dimilikinya dan lingkungan yang melingkupinya. Aspek utama proses
penyusunan organisasi adalah patementalisasi dan pembagian kerja.
Pengorganisasian mempunyai bermacam-macam pengertian. Istilah
tersebut dapat digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut ini:
25

1. Cara menajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang


paling efektif sumber daya-sumber daya keuangan, fisik, bahan baku,
dan tenaga kerja organisasi.
2. Bagian organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya, dimana
setiap pengelompokan diikuti dengan penugasan seorang manajer
yang diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.
3. Hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas
dan para karyawan.
4. Cara dalam para manajer membagi lebih lanjut tugas-tugas yang harus
dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelegasikan
wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang
struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-
tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi. Pelaksanaan
proses pengorganisasian yang sukses, akan membuat suatu organisasi
dapat mencapai tujuannya.
Sebuah pengorganisasian sangat penting dalam sebuah perusahaan.
Bukan tanpa alasan pengorganisasian diperlukan untuk mencapai sebuah
tujuan dari perusahaan itu sendiri, karenanya diperlukan adanya
pembagian kerja yang terarah agar setiap individu dalam suatu organisasi
dapat mengetahui tugas dan kewajibannya dalam menjalankan suatu
perusahaan. Dari pembagian tugas tersebut setiap individu juga dapat
mengetahui batasan-batasan kewenangan yang dimiliki setiap individu
tersebut. Pengorganisasian dibagi menjadi beberapa sub devisi dan unit-
unit yang lebih kecil untuk selanjutnya dapat ditangani secara maksimal.
Pembagian tugas dalam pengorganisasianpun selayaknya memiliki
kemampuan dalam sub devisi masing-masing. Dengan adanya
pengorganisasian yang tepat dan terarah maka sebuah perusahaan akan
mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan sejak awal.
Pengorganisasian merupakan suatu proses yang menyangkut
bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan
didesain dalam sebuah struktur organisasi yang cepat dan tangguh, sistem
26

dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa


semua pihak dalam organisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna
pencapaian tujuan organisasi dalam hal ini suatu perusahaan.
Pengorganisasian dalam suatu perusahaan dilakukan dengan tujuan
agar suatu proses pekerjaan yang dikehendaki dapat mencapai tujuan
yang telah diatur, disusun, ditetapkan. Sementara itu, manfaat dari
pengorganisasian itu sendiri ialah agar pelaksanaan tugas dilakukan
dengan lebih baik dan teratur, koordinasi pelaksanaan pekerjaan dapat
lebih baik, pengawasan pelaksanaan pekerjaan dapat efektif dan tujuan
yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Sehubungan dengan penerapan pengorganisasian sebagai fungsi
manajemen dalam suatu perusahaan, berikut ini adalah contoh penerapan
pengorganisasian pada Kantor Pusat PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Namun, mengingat struktur organisasi yang ada dalam perusahaan ini
sangatlah kompleks, saya mengambil struktur pengorganisasian yang
lebih sederhana yakni hanya pada Unit Keamanan Direktorat
Keselamatan dan Keamanan saja.

STRUKTUR ORGANISASI UNIT KEAMANAN


DIREKTORAT KESELAMATAN DAN KEAMANAN
KANTOR PUSAT PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)
27

SK
SK

Security
SecurityAdvisor
Advisor

SKA
SKA SKO
SKO

SKAP
SKAP SKAF
SKAF SKOB
SKOB SKOV
SKOV SKOI
SKOI

SKAP
SKAP11 SKAF
SKAF11 SKOB
SKOB11 SKOV
SKOV11 SKOI
SKOI11

Dari pengorganisasian di atas, dapat dilakukan pembagian dan


pendeskripsian tugas, wewenang dan kewajiban masing-masing jabatan
sebagai berikut:
1. SK (Corporate Deputy Director of Security) 22
Corporate Deputy Director of Security mempunyai tugas
pokok dan tanggung jawab menyusun kebijakan, merencanakan,
mengkoordinasikan dan mengevaluasi pelaksanaan pengamanan di
atas kereta api, lingkungan stasiun, objek vital dan aset perusahaan
serta melakukan pembinaan kepada seluruh unsur pengamanan di
bawahnya termasuk anak perusahaan.
2. Security Advisor
Security Advisor mempunyai tugas pokok dan tanggung
jawab sesuai dengan penugasan khusus yang diberikan oleh
Direktur Keselamatan dan Keamanan atau juga CDD Security,
dalam perencanaan, pengawasan dan/atau pelaksanaan pengamanan
dan penertiban di lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero).
3. SKA (Vice President Security Administration)
Vice President Security Administration mempunyai tugas
pokok dan tanggung jawab mengelola seluruh administrasi
pendukung kegiatan operasional pengamanan dan penertiban di
22
SK Direksi PT Kereta Api Indonesia (Persero) nomor: KEP.U/KO.104/I/2/KA-2017 tanggal 5
Januari 2017 tentang Organisasi dan Tata Laksana Direktorat Keselamatan dan Keamanan.
28

seluruh ruang lingkup pengamanan serta pengelolaan adminitrasi


dengan pihak eksternal didibang pengamanan.
4. SKO (Vice President Security Operation)
Vice President Security Administration mempunyai tugas
pokok dan tanggung jawab mengelola seluruh administrasi
pendukung kegiatan operasional pengamanan dan penertiban di
seluruh ruang lingkup pengamanan serta pengelolaan adminitrasi
dengan pihak eksternal didibang pengamanan.
5. SKAP (Manager Security Personnel and Relation)
Manager Security Personnel and Relation mempunyai tugas
pokok dan tanggung jawab melakukan pengelolaan kegiatan
administrasi personalia dan mengawasi perjanjian kerjasama,
kontrak, nota kesepahaman dan bentuk kerjasama lainnya dengan
pihak eksternal dibidang pengamanan di seluruh ruang lingkup
pengamanan PT Kereta Api Indonesia (Persero) serta anak
perusahaan.
6. SKAF (Manager Security Finance)
Manager Security Finance mempunyai tugas dan tanggung
jawab melakukan kegiatan administrasi keuangan dan pelaporan
tindaklanjut temuan pemeriksaan internal maupun eksternal di
lingkungan Corporate Deputy Director of Security.
7. SKOB (Manager Security on Board)
Manager Security On Board mempunyai tugas pokok dan
tanggung jawab melakukan perencanaan dan evaluasi atas
pelaksanaan pengamanan dan penertiban di atas kereta api dan
lingkungan stasiun.
8. SKOV (Manager Security Vital Objects and Assets)
Manager Security Vital Object and Assets mempunyai tugas
pokok dan tanggung jawab melakukan perencanaan dan evaluasi
atas pelaksanaan pengamanan dan penertiban objek vital dan aset
di lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero).
9. SKOI (Manager Security Intelligence)
29

Manager Security Intelligence mempunyai tugas pokok dan


tanggung jawab melakukan penyelidikan, pengamanan dan
penggalalangan untuk antisipasi gangguan keamanan dan
ketertiban; melaksanakan perencanaan dan evaluasi pelaksanaan
penyelidikan, pengamanan dan penggalangan dalam rangka
mengantisipasi gangguan keamanan dan ketertiban.
10. SKAP 1 (Junior Manager Security Personnel and Relation)
Junior Manager Security Personnel and Relation bertugas
melaksanakan kegiatan administrasi personalia dan mengawasi
perjanjian kerjasama, kontrak, nota kesepahaman dan bentuk
kerjasama lainnya dengan pihak eksternal dibidang pengamanan di
seluruh ruang lingkup pengamanan PT Kereta Api Indonesia
(Persero) serta anak perusahaan.
11. SKAF 1 (Junior Manager Security Finance)
Junior Manager Security Finance bertugas melaksanakan
kegiatan administrasi keuangan di lingkungan Corporate Deputy
Director of Security.
12. SKOB 1 (Junior Manager Security on Board)
Junior Manager Security On Board bertugas membantu
membuat perencanaan dan evaluasi pelaksanaan pengamanan dan
penertiban di atas kereta api dan lingkungan stasiun.
13. SKOV 1 (Junior Manager Security Vital Objects and Assets)
Junior Manager Security Vital Object and Assets bertugas
membantu perencanaan dan evaluasi atas pelaksanaan pengamanan
dan penertiban objek vital dan aset.

14. SKOI 1 (Junior Manager Security Intelligence)


Junior Manager Security Intelligence bertugas
melaksanakan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan untuk
antisipasi gangguang keamanan dan ketertiban.

C. PENUTUP
30

1. Kesimpulan

Manajemen dapat diartikan sebagai suatu proses yang terdiri dari


rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengendalian/pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai
tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan
sumberdaya lainnya.
Di dalam manajemen terdapat beberapa kegiatan yang merupakan fungsi
dari manajemen yang harus dilakukan dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditetapkan secara efektif dan efisien, diantaranya:
1. fungsi perencanaan (planning)
2. fungsi pengorganisasian (organizing)
3. fungsi pelaksanaan (actuating)
4. fungsi evaluasi (evaluating).
Dapat disimpulkan bahwa sangat penting Pengorganisasian (Organizing)
dalam manajemen. Karena merupakan fungsi dari manajemen yang pasti ada
dan sangat dibutuhkan, maka peran pengorganisasin sangat penting dan sangat
menentukan langkah selanjutnya dalam manajemen.
Pengertian organisasi dapat diartikan menjadi dua arti yaitu, dalam arti
dinamis disebut pengorganisasian dan dalam arti statis disebut organisasi.
Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu ada orang, ada
kerjasama dan ada tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri
sendiri-sendiri, akan tetap saling kait atau saling berhubungan sehingga
merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Keberhasialan atau kegagalan organisasi pasti berhubungn dengan peran
para anggotanya. Suatu keberhasilan dapat dicapai bila ada kerjasama yang
baik antar para anggotanya. Sedangkan kegagalan dapat disebabkan karena
adanya factor internal pengorganisasian tersebut yang bersifat negatif.
2. Saran

Penulis berharap kepada seluruh pihak yang mempunyai


komitmen terhadap pengembangan ilmu kiranya dapat memberikan
saran dan kritik yang bersifat ilmiah dan konstruktif guna
melengkapi makalah yang penulis yakin masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Semoga pembahasan makalah ini tentang fungsi-fungsi dari
31

manajemen dapat menambah wawasan dan membuat organisasi/lembaga


mencapai mencapai tujuan, dapat menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan
yang saling bertentangan, serta mencapai efisiensi dan efektivitas dari
lembaga/organisasi tersebut.
Menginat pentingnya pengorganisasian mak perlu kiranya masalah ini
diperhatikan dan dipahami sebaik-baiknya. Setelah memahami pengorganisasian
maka sebaiknya diterapkan dalam aktual di lapangan. Dan untuk para pemimpin
sebaiknya harus mengetahui semua hal yang menyangkut tentang organisasi baik
secara individu maupun kelompok.
Agar suatu organisasi berhasil para anggotanya harus saling bekerja sama
dengan baik dan menjaga kebersamaan agar apabila terjadi masalah dapat
diselesaikan dengan baik-baik tanpa harus mengganggu proses organisasi.

Anda mungkin juga menyukai