PENDAHULUAN
Hak Cipta adalah bagian dari sekumpulan hak yang dinamakan Hak
Kekayaan Intelektual (HaKI), sedangkan yang dimaksud dengan hak cipta itu
sendiri yaitu hak khusus bagi pencipta maupun pemegang hak cipta untuk
Oleh karena itu benda yang tidak berwujud ini selanjutnya menimbulkan
manfaat ekonomi dan menimbulkan konsep kekayaan, dua hal ini yaitu manfaat
benda tidak berwujud yang bagi dunia usaha merupakan aset perusahaan. Ruang
lingkup perlindungan Hak Cipta meliputi ciptaan Sastra, Seni dan Ilmu
Pengetahuan.
Perlindungan Hak Cipta sudah ada pada tahun 567 AD yaitu pada zaman
1
perbuatan ini sebagai plagium, arti dari sebenarnya dari plagium ini adalah adanya
Ketentuan yang mengatur tentang hak cipta sudah ada sejak zaman
penjajahan Belanda yaitu Auteurswet 1912 Staatblad nomor 600 tahun 1912.
telah berlaku sejak tahun 1982 tetapi belum dapat mengantisipasi segala
telah 2 (dua) kali direvisi yaitu tahun 1987 dengan Undang-undang nomor 7 tahun
direvisi lagi dengan maksud untuk menyesuaikan ketentuan yang ada dalam
tahun lebih diberlakukan, akan tetapi masih banyak permasalahan yang dihadapi
1 Eddy Damian, Hukum Hak Cipta, (Bandung: Alumni, 2002), hlm. 47.
2
Convention for the Protection of Literary and artistic Works) yang telah di sahkan
Mei 1997 dan WIPO Copyright Treaty yang disahkan pula dengan Keputusan
Hak Cipta, karena hal ini mungkin saja terjadi akibat kurangnya informasi
yang masyarakat miliki dalam Hak kekayaan Intelektual khususnya Hak Cipta.
Oleh karena itu kami ingin memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada
masyarakat melalui penelitian yang kami lakukan agar asumsi dan pandangan
suatu hasil karya kreatif yang akan memperkaya kehidupan manusia akan dapat
pencipta karya-karya tersebut tidak diakui sebagai pencipta atau tidak dihargai,
3
B. Identifikasi Masalah
C. Tujuan Penulisan
pengertian Hak Cipta dan sistem pendaftaran deklaratif dalam hak cipta. Selain
tujuan utama, terdapat tujuan khusus dari penulisan makalah ini yaitu untuk
memenuhi tugas mata kuliah Hukum Hak Kekayaan Intelektual pada semester VI
D. Metode Penulisan
deskriptif serta interpretasi melalui beberapa buku sumber referensi dan peraturan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Hak Cipta, Hak cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis
suatu ciptaan”. Hak cipta dapat juga memungkinkan pemegang hak tersebut untuk
membatasi penggandaan tidak sah atas suatu ciptaan. Pada umumnya pula, hak
Hak cipta berlaku pada berbagai jenis karya seni atau karya cipta atau
“ciptaan”. Ciptaan tersebut dapat mencakup puisi, drama, serta karya tulis lainnya,
rekaman suara, lukisan, gambar, patung, foto, perangkat lunak komputer, siaran
Hak cipta merupakan salah satu jenis hak kekayaan intelektual, namun hak
cipta berbeda secara mencolok dari hak kekayaan intelektual lainnya (seperti
paten, yang merupakan hak monopoli atas penggunaan invensi), karena hak cipta
Hukum yang mengatur hak cipta biasanya hanya mencakup ciptaan yang
berupa perwujudan suatu gagasan tertentu dan tidak mencakup gagasan umum,
konsep, fakta, gaya, atau teknik yang mungkin terwujud atau terwakili di dalam
5
ciptaan tersebut. Sebagai contoh, hak cipta yang berkaitan dengan tokoh kartun
Miki Tikus yang tidak berhak menyebarkan salinan kartun tersebut atau
yaitu, yang berlaku saat ini, Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014. Dalam
undang-undang tersebut, pengertian hak cipta adalah “ hak ekslusif bagi pencipta
1. menentukan bahwa hak cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun
yang dapat beralih atau dialihkan sebagian atau seluruhnya dengan cara
meninggal dunia menjadi milik ahli warisnya atau penerima wasiat, tidak
dapat disita.
6
Apabila ketentuan-ketentuan tersebut tersebut dikaji, maka akan terlihat
fungsi hak cipta dan sifat hak cipta. Kalau memperhatikan ketentuan di atas maka
fungsi hak cipta itu adalah untuk mengumumkan, memperbanyak, memberi izin
memperjanjikan hak cipta itu dengan pihak lain, misalnya untuk menerbitkannya.
Apabila hak cipta atas sebuah buku diperjanjikan untuk diterbitkan, maka
perjanjian itu harus lengkap serta dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami
oleh kedua belah pihak, dan jangan sampai bahasa perjanjian itu bisa
sampai dikemudian hari terjadi penyesalan salah satu pihak atau terjadi
yaitu yang berupa hak reproduksi, hak eksekusi, hak adaptasi, dan hak
terjemahan.
terhadap suatu karya cipta yang memiliki bentuk yang khas dan menunjukkan
keaslian sebagai ciptaan seseorang atas dasar kemampuan dan kreatifitasnya yang
bersifat pribadi. Sifat pribadi yang terkandung di dalam hak cipta melahirkan
konsepsi hak moral bagi si pencipta atau ahli warisnya. Hak Moral tersebut
dianggap sebagai hak pribadi yang dimiliki oleh seorang pencipta untuk
7
mencegah terjadinya penyimpangan atas karya ciptanya dan untuk mendapat
penciptanya telah kehilangan atau telah memindahkan hak ciptanya kepada orang
pencipta atau ahli warisnya berhak untuk menuntut kepada pemegang hak cipta
perubahan suatu ciptaan kecuali dengan persetujuan pencipta atau ahli warisnya
dan apabila pencipta telah menyerahkan hak ciptanya kepada orang lain, maka
perubahan, tetapi apabila penciptanya telah meninggal dunia diperlukan ijin dari
ahli warisnya.
seluruhnya maupun sebagian kepada pihak lain, namun penciptanya atau ahli
persetujuannya:
8
Dua moral utama yang terdapat di dalam undang-undang hak cipta Indonesia
adalah:
pengakuan publik sebagai pencipta suatu karya guna mencegah pihak lain
mengklaim karya tersebut sebagai hasil kerja mereka, atau untuk mencegah
2. Hak Integritas, yaitu hak untuk mengajukan keberatan atas perubahan yang
3. Hak moral ini juga diatur di dalam konvensi internasional dibidang hak cipta
serta aksi pelanggaran lain yang berkaitan dengan karya tersebut, di mana
Begitu eratnya hubungan pencipta dan ahli warisnya dengan hak moral,
maka hak moral tersebut tidak dapat dilepaskan atau melekat pada si pencipta,
oleh karena itu hak cipta yang dimiliki oleh pencipta, demikian pula hak cipta
yang tidak diumumkan yang setelah penciptanya meninggal dunia menjadi milik
hak warisnya atau penerima wasiat, tidak dapat disita kecuali jika hak itu
diperoleh melawan hukum, hal ini mengingat hak cipta manunggal dengan diri
pencipta dan bersifat tidak berwujud, maka pada prinsipnya itu tidak dapat di sita
dari padanya.
9
Dengan demikian hak moral pencipta itu merupakan salah satu
pembatasan dari pada hak cipta yang telah diserahkan kepada orang lain daripada
pencipta itu sendiri. Orang lain dari pada pencipta itu sendiri, misalnya seorang
penerima hak cipta, biarpun padanya telah diserahkan hak cipta seluruhnya atas
suatu ciptaan, akan tetapi dengan adanya hak moral pencipta itu, maka itu jelas ia
terikat pada beberapa ketentuan yang tersimpul dalam pengertian hak moral
pencipta itu.
Hak ekonomi tersebut adalah hak yang dimiliki oleh seseorang pencipta
undang-undang hak cipta selalu berbeda, baik terminologinya, jenis hak yang
diliputinya, ruang lingkup dari tiap jenis hak ekonomi tersebut. Secara umumnya
setiap negara minimal mengenal dan mengatur hak ekonomi tersebut meliputi
jenis hak:
10
D. Subyek dan Obyek Hak Cipta
1. Pencipta
kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas
Pencipta sebagai Pemilik Hak Cipta atau orang lain yang menerima lebih
Ciptaan Yaitu hasil setiap karya Pencipta dalam bentuk yang khas dan
Ciptaan yang dilindungi adalah Ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan
sastra
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Dengan perkataan lain, bukan
pendaftaran yang menciptakan suatu hak atas ciptaan, tetapi sebaliknya pencipta
11
Ciptaan yang sudah mendaftarkan ciptaannya belum tentu akan tetap
apabila ada orang lain yang dapat membuktikan bahwa dialah pencipta pertama
dari ciptaannya yang sama dengan ciptaan yang didaftarkan, maka orang yang
mendaftarkan ciptaan yang pertama kali akan dibatalkan hak untuk menggunakan
ciptaannya tersebut.
akan mudah untuk membuktikan apabila ada pihak lain yang mengaku sebagai
pemilik yang bersangkutan. Hal ini akan berlaku sepanjang pihak lain tidak dapat
membuktikan sebagai pemakai pertama kali hak cipta yang didaftarkan tersebut,
atau dengan kata lain bahwa pendaftar pertama kali atas suatu hak cipta hanya
dugaan adanya hak sebagai pemakai pertama pada hak cipta bersangkutan. Sistem
perlindungan hukum.
sebagai pencipta dan karena itu sebagai pemilik ciptaan yang bersangkutan.
12
fungsi pendaftaran menurut sistem ini hanya memudahkan pembuktian bahwa dia
adalah yang diduga sebagai pemilik yang sah sebagai pencipta. Akibat dari sistem
deklaratif ini bagi si pencipta hak cipta kurang mendapatkan kepastian hukum,
karena masih dimungkinkan adanya gugatan dari pihak lain, dan bilamana pihak
lain dapat membuktikannya lebih kuat bahwa dirinya adalah penciptaatas suatu
ciptaan maka pihak lain inilah pemilik/pencipta sah atas suatu ciptaan atau yang
sekali sengketa hak cipta dalam dunia perdagangan, karena sistem ini sangat
tinggi.
Disamping itu telah cukup banyak praktisi dan pengamat hukum hak cipta
berpendapat bahwa Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
memiliki banyak kelemahan, hal ini terjadi karena sistem yang dianut yaitu sistem
deklaratif atau first to use principle yang kerap kali menimbulkan kesulitan dalam
Cipta. Pendaftarannya bisa dilakukan oleh pemohon baik Pencipta atau Pemegang
Hak Cipta menjadi alat bukti jika terjadi sengketa melalui proses penyelesaian di
13
Sebenarnya, dalam prinsip universal dan perlindungan hak cipta internasional
telah mendapat perlindungan hukum setelah dibuat, dan dapat diketahui, didengar,
dilihat oleh pihak lain. Prinsip ini dikenal dengan Prinsip Deklaratif.2
deklaratif, maka perlu pemikiran ulang pengaturan pendaftaran hak cipta yang
bertentangan dengan kepemilikan hak cipta yang didapat sejak saat penciptaan
pertama dipublikasikan.
BAB III
KESIMPULAN
karena itu sangat penting penegakan hukum, karena Pelanggaran Hukum atas
Hak cipta biasanya dilakukan oleh pemegang hak cipta dalam hukum perdata
2 Saidin, Aspek Hukum Hak Atas Kekayaan Itelektual, (Jakarta: RajaGrafindo Persada,
1997), hlm. 78.
14
Selain itu perlindungan Hak Cipta berlaku dalam jangka waktu yang
berbeda dalam Yuridiksi yang berbeda untuk jenis ciptaan yang berbeda. Masa
berlaku tersebut juga dapat bergantung pada apakah ciptaan tersebut diterbitkan
Pendaftaran hak cipta juga sangat penting sebagai bukti yang sah dan kuat
apabila orang lain ada yang mengklaim bahwa ciptaan tersebut adalah miliknya.
Cipta. Pendaftarannya bisa dilakukan oleh pemohon baik Pencipta atau Pemegang
Hak Cipta menjadi alat bukti jika terjadi sengketa melalui proses penyelesaian di
15