LANDASAN TEORI
manajemen yang baik agar dapat menjadi sebuah organisasi yang mempunyai
1
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993), h.
31
21
1. Pengertian Pengelolaan
sesuatu hal tersebut menjadi lebih sesuai dan dibutuhkan sehingga menjadi
lebih bermanfaat.3
2 Yaya Ruyatnasih dan Liya Megawati, Pengantar Manajemen Fungsi, Teori dan Kasus,
menggunakan ilmu dan seni untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.5
seperti sumber daya manusia serta fasilitas dalam suatu lembaga pendidikan
dapat digunakan secara optimal sehingga tidak semua waktu, tenaga dan
5
George R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009). h.9
23
2. Fungsi Pengelolaan
George Terry, manajemen adalah suatu metode ilmu dan seni yang dapat
mencapai tujuan yang ada secara efektif dan efisien dengan menerapkan
sumber daya yang ada baik dari segi manusia maupun material untuk bisa
a. Planning (Perencanaan)
b. Organizing (Pengorganisasian)
8
Laksmi Fuad dan Budiantaro, Manajemen Perkantoran Modern, (Jakarta: Penerbit
Pernaka,2008). h.30
9
Hasibuan Malayu S.P, Manajemen ... h. 40
10
George R. Terry, Prinsip-... h.342
25
sasaran tertentu.
Pelaksanaan)
11
Laksmi,Fuad,dan Budiantaro, Manajemen ... h.43
26
semua anggota lembaga, agar mau bekerja sama secara efektif untuk
dan bekerja dengan tulus serta penuh semangat untuk mencapai target
agar semua anggota bekerja secara sadar untuk mencapai tujuan yang
secara dinamika.14
12
Hasibuan Malayu S.P, Manajemen … h. 40
13
George R. Terry, Prinsip-prinsip ... h.342
14
George R. Terry, Prinsip-prinsip … h.3
27
menilai hasil kerja yang mana nantinya akan dikoreksi dan diperbaiki,
efisien.
organisasi.
pada masalah umum dan tujuan lembga. Oleh karena itu, semua komponen
dan berbagai fungsinya harus fokus pada perencanaan yang meliputi alokasi
personel, penetapan program pelatihan untuk tugas, dan lain-lain. Hal ini
dalam suatu lembaga terdapat lingkungan internal dan eksternal yang saling
Dalam hal ini, dapat ditinjau bahwa melalui pengelolaan yang baik,
Jika tidak dikelola dengan maksimal, maka yang akan didapatkan hanyalah
B. Ekstrakurikuler
penting untuk dilayani, sehingga siswa harus berpartisipasi secara aktif dan
tepat dalam proses belajar mengajar maupun kegiatan di luar jam pembelajaran
adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar
17
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), h.
239.
18
H.M. Ali Noer, Syahraini Tambak, and Harun Rahman, „Upaya Ekstrakurikuler
Kerohanian Islam (ROHIS) Dalam Meningkatkan Sikap Keberagamaan Siswa Di SMK Ibnu
Taimiyah Pekanbaru‟, Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah, 2.1 (2017), h. 21.
30
pelatihan kepemimpinan.
keterkaitan antar mata pelajaran, menyalurkan baka minat serta sebagai upaya
peningkatan mutu tentang iman dan taqwa para murid kepada Tuhan Yang
Maha Esa, kesadaran berbangsa dan bernegara, budi pekerti luhur, dan lain-lain.
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kehidupan berbangsa
seni.20
19
Wahjosumidjo, Kepemimpinan …, h. 264-265
20
Wahjosumidjo, Kepemimpinan …, hal. 256-257
31
sekolah yang masuk di pagi hari dan pagi hari untuk sekolah yang masuk di
kembangkan salah satu bminat bakat yang diminati oleh sekelompok siswa,
kepramukaan.21
21
Daryanto, Administrasi dan Manajemen Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013),
hal. 145- 146.
22
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),
h. 287.
23
B. Suryosubroto, Proses … h. 288.
24
Zainal Abiq dan Sujak, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, (Bandung: Yrama
Widya,2009), h.81.
32
potensi minat bakat peserta didik diselengarakan secara khusus oleh guru atau
Rohani Islam atau yang biasa disebut Rohis didirikan pada akhir tahun
1980-an, Rohis berawal dari sebuah usaha dan keinginan untuk mendapatkan
karena jam sekolah yang sangat terbatas, maka Rohis muncul sebagai tempat
untuk memperdalam nilai-nilai Islam.26 Asal Rohani Islam tersusun dari dua
kata yang berbebada yakni Rohani dan Islam. Kata Rohani yang memiliki
dari Bahasa yang artinya percaya kepada Allah SWT, percaya kepada agama
yang dibawa Rasul-Nya dan Anbiya’-Nya serta berserah diri kepada Allah
SWT.
25
Badrudin, Manajemen Peserta Didik, (Jakarta: PT Indeks, 2014), h.147.
26
Avuan Muhammad dan Rekha Rhakmawati, Rohis dari Dua Perspektif, (Sukabumi: CV
Jejak,2018) h.14
27
Departemen Pendidikan Nasional, (2013), h.960
33
didik sesuai dengan nilai-nilai Islam dan membentuk insan terdidik yang
keterampilan, nilai, sikap serta menagasah cara berpikir siswa yang dapat
pelatih, biasanya dibimbing oleh guru agama Islam, dengan tujuan untuk
pemikiran, dan percakapan melalui semua kegiatan ini berkontribusi pada hasil
siswa yang beragama Islam dan dikelompokkan untuk bekerja bersama dengan
yang dapat bekerja sama. Suatu organisasi berjalan karena ada peran orang
yang menjadi satu sumber umum. Tujuan kegiatan ini membentuk kepribadian
28
Departemen Agama RI, Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam,
(Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005), h.9.
29
Syamsul Yusuf, (2004), Psikologi Belajar Agama, (Bandung: Pustaka Bani
Quraisy,2004), h.36.
34
jasmani serta rohani serta bisa hidup sehingga kualitas iman, islam, ikhlas, dan
pengetahuan siswa terkait materi secara detail yang telah didapatkan di kelas
sehingga dapat mengetahui kaitan antara iman, taqwa, bakat minat siswa
keagamaan peserta didiknya. Selain itu, kegiatan ini merupakan salah satu
30
Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, (Yogyakarta: Fajar
Pustaka Baru, 2002) hlm. 18
31
Departemen Pendidikan Nasional, Peningkatan Wawasan Keagamaan (Islam), (Jakarta:
Balai Pustaka, 2000) hlm. 94
35
perilaku beragama.
Secara umum, adapun peran dan fungsi Rohani Islam dalam kegiatan
dahulu dengan para sahabat yang masih berusia muda. Hal ini terbukti
aspek rohani, karena bagi para peserta didik yang mengikuti rohis secara
Pengembangan akhlak menjadi lebih baik ialah hak paling sering tampak.
32
Al-Qur’an surah Ali-Imran Ayat 110
33
Ahdyati Zulfatria, “Peran Kegiatan Rohai Islam Dalam Pembentukan Perilaku
Keberagamaan Siswa Di SMK Negeri 4 Semarang”, Skripsi UIN Walisongo Semarang, 2017, h.
6
34
Abdullah Nasih Ulwan, Aktivis Islam dalam Mennghadapi Tantangan Global, (Solo:
Pustaka Al-Alaq, 2003), h. 15
37
35
Mariana, “Peranan Ekstrakurikuler ROHIS (Kerohanian Islam) Dalam Mengembangkan
Sikap Religius Peserta didik Di SMA Negeri Gemolong Sragen Tahun Ajaran 2017/2018”, Skripsi
IAIN Surakarta, 2018)
36
Koesmarwanti dan Nugroho Widiyantoro, Dakwah Sekolah di Era Baru, (Solo: Era Inter
Media, 2000) hlm.139-140
38
e. Majalah Dinding
agama Islam.
39
a. Mabit atau biasa di sebut dengan malam bina iman dan takwa.
wawasan .
D. Karakter Religius
1. Pengertian Karakter
pembentukan nilai-nilai suatu tindakan atau tingkah laku yang baik. Jika,
perilaku seseorang dikatakan sebagai orang yang memiliki tingkat laku jelek
maka tentu mempunyai sifat tidak jujur, rakus ataupun kejam, sementara
orang yang orang yang mulia perilakunya jujur, suka menolong. Sehingga
seseorang.
37
Kevin Ryan & Karen E. Bohlin. Building Character in Schools: Practical Ways to Bring
Moral Instruction to Life. (San Francisco: Jossey Bass. 1999). h.12.
38
John M. Echols, dan Shadily, Hassan.Kamus Inggris Indonesia. (Jakarta: Gramedia.
1995).
39
Penerbitan dan Percetakan, KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), (Jakarta: PT Persero,
2005), h.100
41
yang baik jika seseorang yang berusaha melakukan suatu hal dengan baik
dan semata-mata untuk Allah SWT.40 Hal ini, disebabkan oleh pembiasaan
41
yang sering dilakukan dan akhirnya menjadi sebuah karakter individu.
the good), dan melakukan kebaikan (doing the good)42. Kalimat tersebut
pengetahuan moral, perasan moral, dan perilaku moral. Oleha karena itu,
sehingga bisa hidup dalam kedamaian yang dipenuhi dengan kebaikan dan
40
Syaiful Anwar, “Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Karakter Bangsa” dalam
Jurnal Pendidikan Islam, April 2020
41
M. Mahubi, Pendidikan Karakter Implmentasi Aswaja sebagai Nilai Pendidikan
Karakter, (Yogyakarta: Pustaka Ilmu, 2012), h.39.
42
Thomas Lickona. Educating for Character: How Our School Can Teach Respect and
Responsibility. (New York: Bantam books. 1991). h. 30.
43
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h.
12.
42
44
kebajikan di dunia. Thomas Lickona Pendidikan mengatakan bahwa
dalam perilaku nyata individu, semisal tingkah laku yang baik, bertanggung
jawab, jujur, kerja keras, menghormati hak orang lain, dan sebagainya.
iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan pancasila.
44
Muchlas Sammi dan Hariyanto, Pendidikan Karakter, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), h.41.
45
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, (Bandung: Penerbit
Alfabeta, 2014), h. 23.
43
membedakan hal mana yang benar dan salah (kognitif), akan tetapi
membedakan naik buruk sesuatu, yang kemdian akan dirapkan pada tingkah
2. Pengertian Religius
Kata religius berasal dari kata dasar religi. Adapun bahasa asingnya
adalah religion yang memiliki arti agama dan kepercayaan atas kekuatan
berkaitan langsung dengan hubungan pada Tuhan Yang Maha Esa yang
46
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter…, h. 27.
44
seseorang serta bersifat kebenaran yang mutlak dan berasal dari Tuhan. 48
Karakter religius ini sangat diperlukan oleh siswa dalam menghadapi zaman
yang berubah dan kemerosotan moral sehingga dalam hal ini siswa
tingkah laku, watak atau kepribadian manusia yang dibentuk atas dasar
perilaku.
KBBI, agama berarti sebuah kepercayaan kepada Tuhan serta agama yang
mempunyai arti erat. Sedangkan kata religi itu sifat religi (keagamaan).
merenungkan dan memahami Tuhan atas hal-hal yang mutlak. Potensi dan
47
Moh Ahsanulkhaq, Membentuk Karakter Religius Peserta Didik Melalui Metode
Pembiasaan, (Kudus: Jurnal Prakarsa Paedagogia Vol. 2 No. 1, Juni 2019), h. 23-24.
48
Muhammad Fathurrohman, Budaya Religius Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan,
(Yogyakarta: kalimedia, 2015), h. 215.
49
Moh Ahsanulkhaq, Membentuk …, h. 23
45
adalah kata sifat yang memiliki arti yang sama dengan kata religi yang
manusia hidup dalam hubungan dengan Tuhan dan sesama, itu adalah
definisi yang sederhana. Tetapi definisi yang sempurna dan lengkap tidak
agar memiliki hubungan yang harmonis antar manusia dan hubungan yang
50
Sunarto, “Sistem Pembelajaran PAI Berwawasan Multikultural” dalam Jurnal
Pendidikan Islam, April 2020
51
Asmaun Sahlan, Religiuitas Perguruan Tinggi, (Malang: UIN-MALIKI PRESS), h.38
52
Marzuki, Pembinaan Karakter Mahapeserta didik Melalui Pendidikan Agama Islam di
Perguruan Tinggi Umum, (Yogyakarta:Ombak, 2012), h. 24
46
53
dekat dengan Tuhan.” Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat
mengharagi pelakanaan ibadah agama lain dan hidup rukun damai dengan
dan alam. Dalam agama Islam, religius adalah pelaksanaan ajaran agama
berupa ibadah, taat dan hal-hal yang dilakukan untuk menunjukkan hal
dan lain-lain.
53
Khozin, Khazanah Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013)
h.59
54
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), h.293-294
47
saat doa terkabul, dan sebagainya. Dimensi ini menarik perhatian pada
tertentu.
bagian dari sikap seseorang terhadap agama. Dimensi yang berbeda ini
Jadi jika kelima dimensi tersebut sudah terbentuk dalam diri seseorang, secara
dimensi tersebut, seseorang dapat bermukim sesuai dengan syariat agama yang
dianutnya.
55
Ulfatun Amalia, “Penanaman Nilai-nilai Karakter Religius Dalam Kegiatan HIMDA‟IS
(Himpunan Da‟i Peserta didik ) Di Madrasah Aliyah Negeri 9MAN)”, SKRISPI IAIN Purwokerto,
2018
48
Kehidupan beragama terdiri dari tiga unsur utama, yaitu iman, ibadah dan
akhlak, yang menjadi pedoman untuk bertindak sesuai dengan aturan ilahi
56
Muhaimin, Paradigma …, h.66
57
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan
Kepribadian Muslim, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 12
58
Ali Noer, dkk. “Upaya Ekstrakurikuler Kerohanian Islam (ROHIS) dalam Meningkatkan
Sikap Keberagamaan Peserta didik di SMK Ibnu Taimiyah Pekanbaru”, dalam Jurnal Al-Thariqah,
jilid 2, No. 2, 2017.
49
indikator yang berkeinginan untuk taat dan patuh kepada Allah SWT. Hal
manusia. Tujuan hidup manusia tidak lain adalah hanya untuk beribadah
a. Akidah
rukun iman. Sedangkan asal usul kata iman adalah percaya dengan
50
b. Syariat
(thaharah, shalat, zakat, puasa, dan haji) dan ibadah umum (muamalah)
c. Akhlak
Kata akhlak berasal dari bahasa Arab yang artinya perangai, budi
59
Marzuki, Pembinaan …, h.77
60
Ali Hamzah, Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi, (Bandung:Alfabeta
2014), h.108
61
Aminuddin, dkk. Membangun Karakter dan Kepribadian MelAkhlahalui Pendidikan
Agama Islam. (Yogyakarta:Graha Ilmu,2006), h.37
51
direnungkan.62
beriman kepada Allah SWT dan menjadi tanda bahwa individu berkarakter
menyadarkan siswa terhadap diri sendiri, orang lain, lingkungan, dan Tuhan.
62
Muhammad Alim, Pendidikan …, h.151
63
Novan Ardy Wiyani, Pendidikan …, h.167
64
Asmaun Sahlan, Mewujudkan Budaya Religus di Sekolah Upaya Mengembangkan PAI
dari Teori ke Aksi, (Malang: UIN Maliki Press, 2010), h.70
52
b. Bermanfaat bagi orang lain. Ini adalah bentuk sikap religius yang
orang lain."
c. Rendah Hati adalah sikap tidak besar hati, sikap mau menerima
keinginannya.
spiritualitas.65
4. Nilai Religius
65
Asmaun Sahlan, Mewujudkan Budaya…, h. 67
53
optimal oleh orang tua dan pihak sekolah. Dimulai dari ketika seorang
a. Nilai Ibadah
66
Jamal Ma‟mur Usmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah.
h. 37
67
Ngainun Naim, Character Building Optimalisasi Peran Pendidikan dalam
Pengembangan Ilmu dan Pembentukan Karakter Bangsa, ( Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 125
68
Muhammad Fathurrohman, Budaya …, h. 53-54
54
dilakukan secara giat oleh jiwa manusia yang bergerak. Hal ini,
c. Nilai Keteladanan
mampu mengikuti dan berperilaku sesuai dengan syarat baik dan buruk
70
berdasarkan aturan dan peraturan agama. Untuk memahami nilai
sebagai berikut:71
a. Nilai Ilahiyah
69
Muhammad Fathurrohman, Budaya …, h. 60-63
70
Nasrullah Nurdin, Pedoman Pembinaan Rohis di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta:
Erlangga, 2018), h. 89
71
Zubaedi, Desain …. h.73
56
Nya.
tidak bisa, maka kita yakin bahwa Allah selalu melihat kita.
larangan-Nya.
8) Sabar merupakan sikap yang sadar akan asal usul dan tujuan
b. Nilai Insaniyah
kasih.
8) Iffah, yaitu sikap penuh harga diri tetapi tidak sombong, dan
atau belajar massal.73 Kata metode di dalam bahasa Arab disebut Thariqat,
dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti “cara yang teratur dan
terencana untuk mencapai suatu tujuan”. Dari sini dapat dipahami bahwa
72
Zubaedi, Desain …. h.95
73
Anisah Basleman, Syamsu Mappa, Teori Belajar, (Bandung: Rosdakarya, 2011), h.158
58
karakter yang diberikan dapat berjalan seperti yang diharapkan, antara lain:
a. Metode pembiasaan
dengan etika Islam di atas dengan nilai-nilai spiritual yang tinggi dan
efektif digunakan dalam semua kegiatan yang ada dimana siswa dapat
b. Metode Keteladanan
74
M. Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta:Ciputat Press,
2002), h. 31
75
Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Amani,2007),
h, 142
59
lebih efektif kepada siswa. Menjadi teladan adalah salah satu cara
muridnya.
sesuatu yang negatif menyebar ke orang lain lebih cepat dan sulit
77
untuk dicegah. Hadiah bagi peserta didik yang rajin harus dapat
76
Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan …, h. 142
77
Jamal Ma‟mur Usmani, …, h.180
60
tersebut diwujudkan dalam diri para murid dan jika dibimbing dengan