Anda di halaman 1dari 23

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Manajemen Ketua MPA

1. Pengertian dan Fungsi Manajemen

a. Pengertian Manajemen

Manajemen merupakan pengelolaan suatu pekerjaan untuk memperoleh

hasil dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara

menggerakkan orang lain agar bekerja.1 “Manajemen adalah proses perencanaan,

pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian kegiatan anggota organisasi

dan proses penggunaan sumberdaya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan”.2 Dengan demikian dapat dipahami bahwa

pengertian dari manajemen merupakan suatu pekerjaan yang terdiri dari proses

perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian dalam rangka

untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara menggerakkan

orang lain untuk melaksanakan kerja.

Selanjutnya konsep dari manajemen muncul berbagai konsekuensi logis dari

tidak seimbangnya pengembangan teknis dengan kemampuan sosial. Istilah

manajemen dapat dikemukakan oleh berbagai ahli dari sudut pandang yang

berbeda, sesuai latar belakang yang dimilikinya. Beberapa definisi yang

digunakan oleh para pakar atau para ahli, antara lain sebagi berikut:

1
Yayat M. Herujito, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Grasindo, tt), h. 2.
2
Alam S, Ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 127.
20
21

George R. Terry menyatakan ” Manajemen adalah suatu proses terdiri dari

planning, organizing, actuating dan controling yang dilakukan untuk mencapai

tujuan yang ditentukan dengan menggunakan manusia dan sumberdaya lainnya”.3

Stoner dan Wankel menurutnya manajemen adalah proses merencanakan,

mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usaha-usaha anggota organisasi

dan proses penggunaan sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan

organisasi yang sudah ditetapkan.4 Siswanto, memberikan batasan manajemen

sebagai seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang serta mekanisme kerja mencapai

tujuan.5

Dari beberapa pendefenisian yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas,

dapat dipahami bahwa pengertian manajemen adalah suatu teknik untuk

merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengawasi penggunaan

sumberdaya secara efektif dan efesien dalam rangka mencapai tujuan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian manajemen

adalah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

pengawasan, itu semua dilakukan untuk dapat mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

b. Fungsi Manajemen
3
Yayat M. Herujito, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Grasindo, tt), h. 3.
4
Hasanuddin Rahman Daeng Naja, Manajemen Fit & Proper Test, Cet. I, (Yogyakarta:
Pustakaan Widyatama, 2004), h. 2.
5
Imamul Arifin dan Giana Hadi Wagiana, Membuka Cakrawala Ekonomi, Cet. I, (Jakarta:
Gafindo Media Persada, 2007), h. 64.
22

Fungsi-fungsi manajemen menurut pakar memiliki perbedaan-perbedaan,

namun pada dasarnya adalah sama dan saling melengkapi satu sama lain. Berikut

ini peneliti mengemukakan beberapa pendapat dari para ahli tentang fungsi-fungsi

manajemen adalah sebagai berikut: 6

a. Menurut Henry Fayol

Fungsi-fungsi manajemen meliputi; planning, organizing, coordinating,

controlling. Planning (perencanaan) merupakan suatu proses pemilahan informasi

dan pembuatan asumsi-asumsi mengenai kedaan dimasa yang akan datang dengan

tujuan untuk merumuskan kegiatan-kegiatan tersebut yang perlu untuk dilakukan.7

Organizing (pengorganisasian) adalah pengaturan setelah ada rencana, dalam hal

ini diatur dan ditentukan tentang apa tugas dan pekerjaannya, macam atau jenis

serta sifat pekerjaan.8 Coordinating (pengawasan) adalah suatu proses dimana

pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan

oleh bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan atau kebijakan yang

telah ditentukan.9 Controlling adalah pada dasarnya rencana dan pelaksanaan yang

merupakan suatu kesatuan atau tindakan, sehingga pegawai dapat diarahkan

sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.10

6
M. Manullang¸ Dasar-dasar Manajemen, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press,
2002), h. 8
7
R. Gilang K, Pelaksanaan Pembelajaran Daring di Era Civid-19 , (Jawa Tengah: Lutfi
Gilang: 2020), h. 3
8
Ari Prasetyo, Kepemimpinan dalam Perspektif Islam, (Sidoarjo: Zitama Jawara, tt), h.
79
9
Cipta Pramana dkk, Dasar Ilmu Manajemen¸(Jawa Barat: Media Sains Indonesia, 2021)
, h. 71
10
Ari Prasetyo, Kepemimpinan dalam Perspektif Islam,...), h. 80
23

b. Menurut George R. Terry.

Fungsi-fungsi manajemen meliputi; Planning, Organizing, Actuating,

Controlling. Planning (perencanaan) adalah menetapkan pekerjaan yang harus

dilandaskan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Perencanaan

mencakup kegiatan pengambilan keputusan termasuk pemilihan alternatif-

alternatif keputusan. Diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan

melihat kedepan guna merumuskan suatu pola dari himpunan tindakan untuk

masa akan mendatang.11 Organizing (pengorganisasian) setelah para manajer

menetapkan tujuan-tujuan dan menyusun rencana-rencana atau program-program

untuk mencapainya, maka mereka perlu merancang dan mengembangkan suatu

organisasi yang akan dapat melaksanakan berbagai program tersebut secara

sukses.12 Actuating (pelaksanaan) adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh seorang

manager untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur

perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat tercapai.13 Controlling

(pengawasan) dalam setiap pelaksanaan kerja organisasi pengawasan merupakan

faktor pokok dalam mencapai maksud dan tujuan organisasi. Menurut Robert J.

Mockler dalam T. Hani Handoko yang dimaksud dengan pengawasan manajemen

adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan

tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,

membandingkan kegiatan nyata dengan kegiatan standar yang telah ditetapkan


11
G. R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, (Yogyakarta: Jakarta, 1991), h. 17
12
T. Hani, Handoko, Manajemen : edisi kedua, (BPFE, Yogyakarta, 2014), h. 24
13
A. Rosyad,Saleh, Manajemen Dakwah Islam, (Yoyakarta: Bulan Bintang, 1995), h. 90
24

sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta

mengambil tindakan korelasi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua

sumberdaya perusahaan dipergunakan dengan paling efektif dan efesien dalam

pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.14

c. Menurut Koontz dan O’Donnel

Fungsi-fungsi manajemen meliputi; organizing, staffing, directing,

planning, controling. Organizing, yaitu proses yang menyangkut bagaimana

strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan yang telah didesain

dalam sebuah struktur organisasi yang cepat dan tangguh, sistem dan lingkungan

organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam

organisasi bisa bekerja secara efektif dan efesien guna pencapaian tujuan

organisasi.15 Stafing adalah proses manajemen yang berkenaan dengan

pengarahan, penetapan, pelatihan, dan pengembangan tenaga kerja dalam suatu

organisasi.16 Directing adalah usaha untuk memobilisasi sumber-sumber daya

yang dimiliki oleh organisasi agar dapat bergerak dalam suatu kesatuan sesuai

dengan rencana yang telah dibuat. 17 Planning tidak lain merupakan suatu kegitan

untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai berserta cara-cara untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan tersebut. 18 Controling merupakan kegiatan-kegiatan

14
T. Hani Handoko, Manajemen, h. 359
15
Didin Hafifuddin dan Hendri tanjung, Manajemen Syariah dalam Paraktik, (Jakarta:
Kencana, Gema Insani, 2008), h. 8
16
R. Gilang K, Pelaksanaan Pembelajaran Daring..., h. 4
17
R. Gilang K, Pelaksanaan Pembelajaran Daring..., h. 4
18
Muhammad Busro, Teori-teor Manajemen Sumberdaya Manusia, Cet. 1, ( Jakarta:
Kencana, 2018) , h. 4
25

dan tindakan untuk mengamankan rencana dan keputusan yang telah dibuat dan

sedang dilaksanakan.19

Dari pemaparan tiori para ahli di atas maka peneliti tertarik menggunakan

teori dari George. R. Terry sebagai patokan dan landasan penelitian ini. George.

R. Terry berpendapat fungsi-fungsi manajemen tersebut yaitu terdiri dari

planning, organizing, actuating, dan controlling.

Berdasarkan uraian diatas dapat penulis pahami bahwa fungsi-fungsi dari

manajemen adalah terdiri dari POAC (planning, organizing, actuating, dan

controlling).

2. Pengertian Majelis Pendidikan Aceh (MPA)

Sebelum penulis membahas lebih jauh tentang pengertian Majelis

Pendidikan Aceh (MPA), terlebih dahulu penulis membahas sedikit tentang

pengertian Majelis Pendidikan Daerah (MPD). Pengertian Majelis Pendidikan

Daerah (MPD) adalah badan normatif berbasis masyarakat dan bersifat

independen yang dibentuk untuk memberikan pertimbangan kepada pemerintah

daerah dalam menentukan kebijakan dibidang pendidikan. MPD Aceh di bentuk

pada tanggal 31 Agustus 1990. Pembentukan MPD Aceh dalam rangka mengisi

keistewaan Aceh dalam bidang pendidikan dan mewadahi peran serta masyarakat

dalam bidang pendidikan.20


19
Muhammad Busro, Teori-Teori Manajemen Sumberdaya Manusia, Cet. 1, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2018) , h. 8
20
Tkppa.acehprov.go.id, Profil Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Aceh, Kamis, 01
Januari 2015.
26

Kemudian Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Kabupaten Aceh Timur

berubah menjadi Majelis Pendidikan Aceh (MPA) yang dibentuk pada tanggal 22

Februari 2019, dalam rangka pelaksanaan ketentuan pasal 218 ayat 1 undang-

undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang pemerintah Aceh dan peraturan manteri

dalam negeri Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2016 tentang perangkat daerah

Aceh, perlu dilakukan pengturan kembali terhadap susunan organisasi dan tata

kerja Mejelis Pendidikan Daerah (MPD) Kabupaten Aceh Timur. 21 Sehubungan

telah terjadinya perubahan nomenklatur Majelis Pendidikan Daerah (MPD)

Kabupaten Aceh Timur menjadi Majelis Pendidikan Aceh (MPA) Kabupaten

Aceh Timur berdasarkan peraturan menteri dalam negeri Republik Indonesia

Nomor 95 Tahun 2016 tentang perangkat daerah Aceh dan qanun Kabupaten

Aceh Timur Nomor 3 Tahun 2017 tentang pembentukan dan susunan perangkat

daerah istimewa dan secara khusus Kabuaptan Aceh Timur, sehingga perlu untuk

dilakukan pencabuatan dan pengaturan kembali terhadap qanun Kabupaten Aceh

Timur Nomor 4 Tahun 2014 tentang susunan tentang organisasi dan tata kerja

Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Kabupaten Aceh Timur.

Dari teori di atas dapat dipahami pengertian dari Majelis Pendidikan Daerah

Aceh merupakan badan normatif yang berbasis masyarakat dan bersifat

independen atau berdiri sendiri dalam rangka mengisi keistimewaan Aceh dalam

bidang pendidikan dan mewadahi peran serta masyarakat dalam bidang

21
Qanun Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, 2 Agustus 2019.
27

pendidikan. Sedangkan pengertian Majelis Pendidikan Aceh (MPA) adalah badan

hukum dan bebas dari intervensi pemerintah yang berbasis masyarakat yang

dibentuk dalam rangka mengisi keistimewaan Aceh.

3. Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan MPA

a) Tugas pokok MPA

1) Memberikan pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan

kebijakan pendidikan.

2) Memberikan dukungan, baik yang berwujud financial, pemikiran

maupun tenaga dalam penyelengaraan pendidikan; dan

3) Melakukan kontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas

penyelenggaraan dan keluaran pendidikan.22

b) Fungsi MPA

1) Mendorong untuk tumbuhnya perhatian dan komitmen dari masyarakat

terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

2) Melakukan kerjasama dengan masyarakat secara perorangan atau

oraganisasi pemerintah kabupaten atau DPR yang berkenaan dalam

penyelengaraan pendidikan yang bermutu.

Qanun Kabupaten Aceh Timur No 1 Tahun 2019, BAB 5 tugas Pokok, fungsi dan
22

kewenangan Pasal 7, (Online) diakses 28 Agustus 2017.


28

3) Memberikan masukan, baik itu pertimbangan maupun rekomendasi

kepada Pemerintah Kabupaten atau DPRK mengenai:

(a) Kebijakan, dan program pendidikan.

(b) Kriteria tenaga daerah dalam bidang pendidikan.

(c) Kriteria tenaga kependidikan, khususnya tenaga guru atau tutor dan

kepala satuan pendidikan.

(d) Kriteria fasilitas pendidikan.

(e) Bidang-bidang lain yang terkait dengan pendidikan.

(f) Mendorong orang tua beserta masyarakat untuk berpartisipasi dalam

bidang pendidikan, manfaatnya agar dapat mendukung peningkatan mutu

untuk dapat pemerataan pendidiakan.

(g) Melakukan evaluasi dan pengawasan mengenai kebijakan, program,

penyelenggaraan pendidikan.

(h) Mediasi antara pemerintah kabupaten dan DPRK dengan

masyarakat.23

c) Kewenangan MPA

1) Mengawasi pelaksanaan kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini,

Sekolah Dasar, Madrasah atau Sekolah Menengah Pertama tingkat

kejuruan, pendidikan dayah, dan pendidikan formal lainnya setingkat

dengan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.

Qanun Kabupaten Aceh Timur No 1 Tahun 2019, BAB V Tugas Pokok, Fungsi dan
23

Kewenangan Pasal 8(Online) diakses 28 Agustus 2017.


29

2) Bersama dengan dinas terkait dalam rangka menyusun kurikulum

bermuatan lokal.

3) Menjaga dan mengawasi mutu pendidikan yang mengacu pada standar

mutu nasional dan karakteristik daerah keistimewaan Aceh.

4) Melakukan pengawasan materi buku pelajaran serta aspek-aspek lain

yang berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan dan pembinaan

terhadap akhlak yang sesuai dengan Syari’at Islam.

5) Menyusun rancangan konsep pedoman dalam rangka pelaksanaan

Syari’at Islam di sekolah dan madrasah.

6) Ikut serta dalam memberi saran dan pendapat terhadap penyusunan

qanun atau ketentuan-ketentuan yang berkaitan langsung dengan

pendidikan.

7) Memfasilitasi penyelesaian perselisihan antara penyelenggaraan

pendidikan dengan masyarakat; dan

8) Ikut serta memberikan saran dalam proses pengangkatan kepala

sekolah.24

4. Manajemen Ketua MPA

Dalam sekretariat MPA tentunya ada ketua MPA dan pegawainya, ketua

MPA berfungsi sebagai pemimpin bagi bawahannya (pegawainya). Pengertian

24
Qanun Kabupaten Aceh Timur No 1 Tahun 2019, BAB 5 Tugas Pokok, Fungsi dan
Kewenangan Pasal 9 (Online) diakses 28 Agustus 2017.
30

kepemimpinan atau pemimpin secara umum dapat dirumuskan yaitu sebagai

berikut. Kepemimpinan yang berarti merupakan kemampuan dan kesiapan dalam

mengajak, menuntun, mengarahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau

kelompok agar dapat menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu

yang dapat membantu untuk tercapainya suatu tujuan tertentu sebagaimana yang

telah ditetapkan.25

Kepemimpinan merupakan suatu kegiatan dalam membimbing suatu

kelompok dengan sedemikian rupa dengan tujuan untuk mencapai tujuan dari

kelompok tersebut.26 Selanjutnya suatu kegiatan seseorang untuk mempengaruhi

perilaku orang lain atau kelompok itulah yang disebut kepemimpinan. Salah satu

pakar manajemen dan kepemimpinan mengajukan pengertian atau definisi

kepemimpinan yang dapat dijadikan kerangka konseptual membahas teori

kepemimpinan. Pada dasarnya kepemimpinan berarti kemampuan untuk

memimpin secara benar untuk menentukan apa yang seharusnya dikerjakan.

Gibson menyatakan kepemimpinan adalah kemampuan untuk

mempengaruhi orang lain, baik dilakukan secara interpersonal dan proses

komunikasi untuk dapat mencapai tujuan.27 Stogdill menyatakan bahwa

25
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen
Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2017), h. 125
26
Eka Srimulyani dan Inayatillah, Perempuan dalam Masyarakat Aceh, cet. I, (Banda
Aceh: Login Arti Puslit IAIN Ar-Raniry, 2009), h. 193
27
James L Gibson dkk, Organisasi Perilaku, (Jakarta: Erlangga, 1988), h. 334
31

kepemimpinan merupakan proses dalam mempengaruhi kelompok dan kegitannya

dengan maksud untuk mencapai tujuan ataupun prestasi kerja.28

Blanchar dan Hersey berpendapat yang bahwa kepemimpinan itu adalah

suatu proses yang mempengaruhi akativitas seseorang atau sekelompok orang

untuk dapat mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Pendapat pakar tersebut

menekankan kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi orang lain untuk

mencapai tujuan dalam situasi.29

Kartini mendefinisikan bahwa pemimpin adalah pribadi seseorang yang

memiliki kecapakapan dan khususnya kecakapan dan kelebihan dalam suatu

bidang, sehingga mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama dalam

melakukan aktivitas tertentu demi untuk mencapai tujuan.30

Berdasarkan uraian pendapat di atas dapat penulis pahami bahwa

kepemimpinan adalah dapat dipandang dari pengaruh secara interpersonal dengan

memanfaatkan situasi dan pengarahan yang dilalui suatu proses komunikasi untuk

tercapainya tujuan khusus dan tujuan lainya. Selanjutnya kepemimpinan juga

dapat diartikan kemampuan individu dalam mengajak dan mempengaruhi orang

untuk dapat mencapai tujuan tertentu sebagaimana yang ditetapkan.

Selanjunya kepemimpinan juga dapat dilihat diri segi pandangan Islam

merupakan, dalam Islam pemimpin sangat indentik secara istilah khalifah yang

28
Ibid..., h. 342
29
Syafaruddin dan Asrul, Kepemimpinan Pendidikan Kontemporer, cet. II, (Bandung:
Citapustaka Media, 2015), hal. 55
30
Katini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: Rajawali, 1990), h. 20.
32

artinya wakil. Kata khalifah setelah Rasulullah SAW sama artinya dengan

perkataan amirul mukminin dan istilah bahasa Indonesia disebut sebagai

pemimpin. Kata ulil amri yaitu pemimpin tertinggi dalam Islam. Allah SWT

dalam Surat An-Nisa ayat 59:

      


          
        
.   
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasulnya, dan
ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berpendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan Rasulnya, jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian yang demikian itu
lebih utama dan lebih baik akibatnya.31

Pemimpin yang selalu menggunakan kekuatan, maksud dari kekuatan

adalah kemampuan seorang pemimpin dalam mempengaruhi orang lain.32

Kemampuan seorang pemimpin yang mampu membina hubungan baik dengan

orang lain merupakan sosok pemimpin yang mampu berkomunikasi dan

berinteraksi baik dengan bawahannya maupun dengan seluruh elemen pendidikan.

Kemampuan tersebut merupakan suatu persyaratan mutlak bagi sesorang

pemimpin dalam membina komunikasi untuk dapat menjalankan

kepemimpinannya sehingga akan terjadi kesatuan pemahaman.

Kemampuan kepemimpinan akan memungkinkan seseorang pemimpin

untuk dapat mempengaruhi bawahannya agar mereka ada kemauan untuk


31
Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemahan, (Bandung: Syaamil Cipta Media,
2004), . 37
32
Panji Anggora, Manajemen Bisnis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 182
33

menjalankan segala tugas dan tanggung jawab, amanah, jujur ikhlas dan

profesioanal.33 Pada sejarahnya Islam sendiri mengalami pasang surut dalam

sistem kepemimpinannya. Ini semua terjadi karena kurangnya pemahaman para

pemimipin terhadap masa depan tentang bagaimana cara dalam mengatur strategi

untuk dapat memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh umat islam dari segala

posisi kehidupan untuk menentukan langkah sejarahnya. Kepemimpinan sangatlah

mempengaruhi dari sisi kesejahteraan umat Islam, baik disisi untuk kesejahteraan

umat Islam, apakah akan mendapat suatu kejayaan dan bahkan kemunduran. Islam

bukan rahasia umum lagi dan pernah mencapai masa kejayaan dan keemasannya

yang gemilang pada abad perkembangan awal Islam.

Dalam Islam, seseorang yang mau menjadi pemimpin haruslah dapat

memenuhi enam macam kriteria yaitu sebagai berikut:34

1. Mempunyai suatu kekuatan, yang dimaksudkan kekuatan disini adalah

pemimpin tersebut punya kemampuan kapasitas, serta kecersadasan

untuk dapat menunaikan segala tugas-tugas nya.

2. Amanah, yakni memiliki sikap kejujuran dan kontrol yang baik.

3. Profesional yaitu hendaknya pemimpin itu dapat menunaikan segala

kewajibannya dan yang sudah menjadi tanggungjawabnya.

33
Ahmad Ibrhim Abu Sin, Manajemen Syariah Sebuah Kajian Historis dan
Kontemporer, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h. 137
34
Ibid, h. 138
34

4. Adanya sifat kepekaan hati nurani dengannya yang diukur dengan hak-

hak yang ada.

5. Dapat menempatkan posisi yang paling cocok untuk seseorang pada

suatu jabatan.

Uraian di atas dapat dipahami bahwa pemimpin dalam Islam adalah khalifah

(wakil), selanjutnya pemimpin dalam Islam dapat juga disebut dengan ulil amri,

karena ulil amri adalah pemimpin yang tertinggi dalam Islam.

Selanjutnya manajemen kepemimpinan yang akan penulis paparkan di sini

adalah terdiri dari:

a. Perencanaan

b. Pengorganisasian

c. Pelaksanaan

d. Pengawasan dan Evaluasi

a. Perencanaan

Perencanan berasal dari kata rencana yang merupakan suatu pengambilan

keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk dapat mencapai suatu tujuan.

Sedangkan proses dari suatu perencanaan harus dimulai dari penetapan suatu

perencanaan harus dimulai dari penetapan suatu tujuan yang akan dicapai melalui

analisis kebutuhan serta dokumen yang lengakap, setelah itu kemudian

menetapakan langkah-langkah untuk dapat mencapai tujuan tertentu.35

35
Asep Suraya Maulana, Kewirausahaan (Enterpreneurship) dalam Pandangan Islam.
(Historis-Politik dan Ekonomi, Cet. I, (Jawa Tengah: NEM-Angota IKAPI, 2020), h. 6
35

Terry mengungkapkan bahwa perencanaan itu pada dasarnya adalah suatu

proses penetapan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk dapat

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan berisi rangkaian putusan

yang luas dan penjelasana-penjelasan tentang tujuan, penentuan kebijakan,

penentuan program, penentuan metode-metode dan prosedur tertentu yang

berdasarkan jadwal sehari-hari.36

Dalam manajemen perencanaan seringkali disebut dengan istilah plaining

yaitu sebagai persiapan untuk menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah

dalam penyelesaian suatu pekerjaan yang terarah pada tujuan tertentu.37

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah suatu proses kegiatan tentang penyusunan

struktur dalam sebuah organisasi yang sesuai dengan tujuan dan sumber

lingkungannya.38

c. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan fungsi manajemen yang paling utama, dalam

fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhuhungan dengan

aspek-aspek abstrak dan proses manajemen saja, sedangkan fungsi pelaksanaan

36
Ibid.
37
Ibid., h. 3.
38
Emilda Sulasmi dkk, Manajemen dan Kepemimpinan, Cet. I, ( Depok: Rajawali Pers,
2020), h. 59
36

justru lebih menekankan kepada kegiatan yang berhubungan langsung dengan

orang-orang dalam organisasi.39

George R. Terry mengemukakan hahwa pelaksanaan merupakan usaha

menggerakkan anggota-anggota kelompok yang sedemikian rupa sehingga mereka

berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran lembaga dan sasaran anggota-

anggota lembaga tersebut. Oleh karena para anggota lembaga juga ingin mencapai

sasaran-sasaran tersebut.40

d. Pengawasan dan Evaluasi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia mendefinisikan istilah pengawasan

berasal dan kata “awas” yang artinya memperhatikan baik-baik, dalam arti melihat

sesuatu dengan cermat dan seksama, tidak ada lagi kegiatan kecuali memberi

laporan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya dan apa yang diawasi. 41

Sedangkan evaluasi adalah mengumpulkan beberapa informasi terkait

kinerja seseorang ataupun sekelompok orang lalu dinilai dan diukur sejauh mana

pencapaian kerjanya.

Untuk lebih jelasnya terkait manajemen ketua Majelis Pendidikan Aceh

(MPA), akan dibahas pada Bab IV Tesis ini.

39
Muhammad Busro, Tiori-Tiori Manajemen Sumber Daya Manusia, Cet. 1, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2018 ), h. 7.
40
Ibid.
41
Angger Sigit Pramukti dan Meylani Chahyaningsih, Pengawasan Hukum Terhadap
Aparatue Negara, h. 15.
37

B. Disiplin Kerja Pegawai

1. Pengertian Disiplin

Disiplin berasal dari bahasa Inggis yaitu discipline yang berasal dari kata

disciple yang artinya pengikut, penganut, murid atau seseorang yang menerima

pelajaran atau pengajaran dan menyebarkan setiap ajaran tersebut.42 Disiplin

berasal kata dari kata discipline yang berarti peraturan yang mestinya harus diikuti

bidang ilmu yang harus dipelajari.43 Discipplinary adalah suatu acara atau model

untuk memperbaiki dan menghukumi terhadap aturan pelanggar aturan

discipline.44 Orang yang menegakkan disiplin berarti orang yang menegakkan

peraturan.

Dari uraian materi di atas dapat dipahami bahwa pengertian disiplin itu

berarti peraturan yang harus diikuti.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan yang bahwa pengertian

disiplin kerja adalah suatu aturan yang telah dibuat dan harus diindahkan dan

diikutinya.

2. Pengertian Disiplin Kerja

Disiplin kerja adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-

standar organisasional dalam bekerja.45 Disiplin kerja menurut Davis adalah suatu

42
Sindu Mulianto dkk, Panduan Lengkap Supervisi Diperkaya Perspetif Syariahi, (Jakarta:
Elex Media Komputindo, 2006), h. 171
43
Ibid.
44
Ibid
45
Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, (Yogyakarta: BPFE
UGM, 2001), h. 208
38

tindakan manajemen dengan tujuan untuk memberikan semangat kepada

pelaksanaan standar organisasi, pelatihan tersebut mengarah kepada upaya

membenarkan dan melibatkan pengetahuan sikap dan perilaku pegawai dalam

bekerja, sehingga pegawai tersebut ada kemauan pada dirinya untuk memberikan

dengan tujuan untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik.46

Berikut ini adalah indikator disiplin kerja, adapun indikator disiplin kerja

menurut Alfred R. Lateiber adalah sebagai berikut:47

a. Ketepatan Waktu

Jika pegawai datang kekantor tepat pada waktunya, pulang kantor juga

tepat waktunya, serta pegawai dapat bersikap tertib maka dapat dikatakan

pegawai tersebut memiliki disiplin kerja yang baik.

b. Pemanfaatan Sarana

Pegawai yang bersikap hati-hati dalam menggunakan peralatan kantor

dengan tujuan untuk menghindari terjadinya kerusakan pada alat kantor

merupakan suatu cerminan pegawai yang memilki sikap disiplin kerja

yang baik.

c. Tanggung Jawab Tinggi

46
Davis, Fundamental Organization Behavior, (Jakarta: Erlangga 2002), h. 112
47
Mochammad Al Musadieg, Pengaruh Disipilin Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap
Prestasi Kerja Karyawan, (Online) Jurnal Admininistrasi Bisnis), Vol. 25. No 1Agusstus 2015,
diakses 07 September 2020
39

Pegawai yang selalu menyelesaikan tugas yang telah dibebankan

kepadanya sesuai dengan prosedur dan bertanggung jawab terhadap hasil

kerjanya, dapat pula dikatakan memiliki disiplin kerja yang tinggi.

d. Katakan Terhadap Aturan Kantor

Pegawai yang memilki seragam sesuai dengan aturan, mengenakan kartu

identitas, izin apabila tidak masuk kantor, juga merupakan salah satu

cerminan pegawai yang memiliki disiplin kerja yang tinggi.

Disiplin kerja merupakan kunci sukses dalam menaati aturan perintah

pimpinan tentang peraturan yang berlaku dan kesediaan dalam melaksanakan

tugas dan kewajiban yang diberikan, selama tidak melanggar dengan aturan Al-

quran dan Al-sunnah.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa, disiplin kerja merupakan sebagai

aturan dan tata tertib kerja yang harus dipatuhi. Berdasarkan uraian diatas dapat

disimpulkan, disiplin kerja adalah ketatapan waku, tanggung jawab kerja yang

tinggi, serta ketaatan terhadap peraturan yang berlaku di kantor.

3. Pengertian Pegawai

Kata pegawai secara bahasa adalah orang yang bekerja.48 Sedangkan definisi

pegawai menurut Mardismo adalah orang yang bekerja pada pemberi kerja baik

sebagai pegawai tidak tetap maupun tenaga kerja lepas yang berdasarkan

perjanjian atau kesepakatan kerja yang baik secara tertulis maupun yang tidak

48
Abdurrahim bin In Ibrahim dan As-Sayyid Al-Hasyim, Beda Hadiah dan Sogok bagi
Pegawai, Cet.1, (Jakarta: Darul Falah, 2016), h. 50
40

tertulis, untuk melaksanakan suatu pekerjaan dalam jabatan atau kegiatan tertentu

dengan memperoleh imbalan yang dibayarkan berdasarkan periode tertentu,

penyelesaian pekerjaan atau ketentuan lain yang ditetapkan oleh pemberi kerja,

termasuk orang pribadinya melakukan pekerjaan dalam jabatan negeri atau badan

usaha milik negara ataupun milik daerah.49 Pegawai merupakan aset organisasi

yang paling berharga. Pengetahuan dan keahlian mereka dalam mempengaruhi

kualitas dan jasa yang diberikan kepada pelanggan. Dalam perusahaan

manufaktur, dimana tenaga kerja biasanya hanya mencerminkan sebagai dari total

biaya langsung.50

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pegawai adalah orang

yang melakukan pekerjaan kepada pelanggan berdasarkan pengetahuan dan

keahlian mereka, dengan tujuan untuk dapat memperoleh imbalan yang

dibayarkan berdasarkan periode tertentu yang sesuai dengan perjanjian kontrak

kerja mereka masing-masing dengan intansi pada tempat mereka bekerja.

Adapun pengertian disiplin kerja pegawai adalah sejumlah peraturan yang

harus diikuti oleh seorang pegawai yang bekerja pada sebuah instansi pemerintah

ataupun swasta.

Berikut ini akan penulis jelaskan susunan organisasi dan tata kerja

sekretariat MPA Kabupaten Aceh Timur;

49
Mardiasmo, Pepajakan Edisi Revisi, (Yogyakarta; Andi, 2011), h.45
50
Romney dan Steinbart, Accunting Information Syemstem, Jakarta: Salemba Empat,
2005), h. 21
41

Ketua : Tgk. Alauddin, SE

Kepala Sekretariat : Bobby Abdi Aryanto, SE

Kasubbag. Umum dan Program : Ernawati, SE

Kasubbag. Keuangan dan Pelaporan : Sri Tursina, SE

Kasubbag. Perpustakaan, Dokumentasi, Publikasi dan Risalah: Erni Yusnita, SE

Pengelola Surat : Taslimullah

Pengelola Barang : Rully Oktaviana

Bendahara : Aka Januar Dana

Pengelola Dokumentasi : Amiruddin51

Dan berikut ini akan penulis jelaskan Struktur MPA Kabupaten Aceh Timur

Periode 2021-2026;

Ketua : Tgk. Alauddin, SE

Waka Bidang Pendidikan Dasar usia dini dan luar sekolah/luar biasa :Nurdin Jalil, SE

Waka Bidang Pendidikan Menengah Dayah dan Perguruan Tinggi : Baharuddin S.Pd

Ketua Komisi Pendidikan Dasar : M. Saleh, S.Pd

Ketua Komisi Pendidikan Anak usia dini dan luar sekolah/ luar bias : Burhanuddin

Ketua Komisi Pendidikan Menengah : M. Zubir, S. Sos.i, M.Si

Ketua Komisi Pendidikan Dayah dan Perguruan Tinggi : H. Anwar Abda

Anggota Komisi Pendidikan Dasar : Drs. M. Alwi Iba

Anggota Komisi Pendidikan Anak usia dini dan luar sekolah/luar biasa

51
Bagan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat MPA Kabupaten Aceh Timur, Idi,
7 Juni 2021.
42

: Drs. Abdullah

Anggota Komisi Pendidikan Menengah : Ir. Kasad

Anggota Komisi Pendidikan Dayah dan Perguruan Tinggi : Tgk. Kamaruddin52

52
Struktur Majelis Pendidikan Aceh (MPA) Periode 2020-2026 Kabupaten Aceh Timur

Anda mungkin juga menyukai