Anda di halaman 1dari 4

1.

LANDASAN TEORI TENTANG KINERJA ORGANISASI


Konsep kinerja dapat didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil. Kinerja merupakan hasil
dari serangkaian proses kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu dari suatu
organisasi. Penilaian kinerja sangat penting dilakukan karena dapat digunakan sebagai ukuran
keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Menurut Keban (2004) kinerja
merupakan terjemahan dari “performance” yang sering diartikan sebagai penampilan, unjuk rasa
atau prestasi. Kinerja merupakan tingkat pecapaian tujuan organisasi secara berkesinambungan,
sedangkan menurut Mahsun (2006) kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu program, kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi,
dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi. Dari beberapa
pendapat diatas, maka konsep suatu kinerja adalah gambaran mengenai pencapaian oleh individu
atau kelompok dalam suatu organisasi dalam pelaksanaan kegiatan, program, serta kebijaksanaan
guna mewujudkan visi, misi, dan tujuan organisasi yang ditetapkan.
Kinerja organisasi merupakan gambaran mengenai hasil kerja suatu organisasi dalam mencapai
tujuannya yang dipengeruhi oleh sumber daya yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Sumber
daya yang dimaksud dapat berupa fisik seperti sumber daya manusia maupun nonfisik seperti
peraturan, informasi, dan kebijakan. Konsep kinerja organisasi juga menggambarkan bahwa
setiap organisasi publik memberikan pelayanan kepada masyarakat dan dapat dilakukan
pengukuran kinerjanya dengan menggunakan indikator-indikator kinerja yang ada untuk melihat
apakah organisasi tersebut sudah melaksanakan tugasnya dengan baik dan untuk mengetahui
tujuannya sudah tercapai atau belum. Dalam suatu organisasi, penilaian kinerja terhadap
organisasi merupakan hal yang penting. Hal ini disebabkan antara kinerja dan penilaian kinerja
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan, seperti diungkapkan oleh Mustopadjadja (2003)
menyebutkan bahwa ada beberapa jenis indikator yang dapat digunakan dalam pelaksanaan
pengukuran kinerja organisasi yaitu sebagai berikut :
1) Indikator masukan (input) yakni segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan
dapat berjaan untuk menghasilkan keluaran, dapat berupa dana sumber daya manusia (pegawai).
Informasi kebijakan atau peraturan perundangan dan sebagainya.
2) Indikator proses yakni segala besaran yang menunjukan upaya atau aktifitas yang dilakukan
dalam ranka mengolah masukan menjadi keluaran.
3) Indikator keluaran atau (output) yakni segala sesuatu yang diharapkan langsung dipakai dari
suatu kegiatan yang dapat berupa fisik maupun non-fisik.
4) Indikator hasil (outcome) yakni segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran
kegiatan jangka menengah (efek langsung), hasil nyata dari keluaran suatu kegiatan.
5) Indikator manfaat (benefit) yakni segala sesuatu yang teerkait dengan tujuan akhir dari
pelaksanaan kegiatan, menggambarkan manfaat yang diperoleh dari indicator hasil, menunjukan
hal-hal yang diharapkan untuk dicapai bila keluaran dapat diselesaikan dan berfungsi dengan
optimal (tepat lokasi dan waktu).
6) Indikator dampak (impact) yakni pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negatif dari
manfaat yang diperoleh dari hasil kegiatan, baru dapat diketahui dalam jangka watu menengah
tau panjang. Ini menunjukan dasar pemikiran dilakukannya kegiatan yang menggambarkan
aspek makro pelaksanaan kegiatan, tujuan kegiatan secara sektoral, regional dan nasional. 14
Pengukuran dan manfaat penilaiann kinerja organisasi dengan menggunakan indikator-indikator
kinerja yang ada diharapkan akan mendorong pencapaian tujuan organisasi dan akan
memberikan umpan balik untuk upaya perbaikan secara terus menerus (berkelanjutan).
2. PENGERTIAN MANAJEMEN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Suryatama, manajemen adalah
penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Kata manajemen berasal dari
bahasa perancis kuno, yaitu management, yang memiliki arti “ seni melaksanakan dan
mengatur.” Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal.
Sebagaimana definisi yang dikemukakan oleh Athoillah, bahwa manajemen adalah ilmu dan seni
yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, dengan didukung oleh
sumbersumber lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan. Manajemen merupakan
sesuatu yang mengatur dalam hal proses baik dalam sumber daya manusia maupun sumber
lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dalam suatu organisasi.
Siswanto mengemukakan bahwa manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian dan pengendalian terhadap orang dan mekanisme
kerja untuk mencapai tujuan.
Maka dari itu manajemen merupakan keilmuan dan seni yang mengatur dalam hal perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian dan pengendalian sehingga dalam suatu organisasi
tersebut dapat berjalan dengan baik dan tercapai segala tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Selanjutnya pendapat yang sejalan dengan pendapat di atas menurut Zazin: Manajemen berarti
ilmu dan seni dalam upaya memanfaatkan sumber daya manusia dan daya lain dalam kegiatan
merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengawasi, yang dilakukan secara
efektif dan efisien dengan melibatkan peran seluruh anggota secara efektif dalam mencapai
tujuan yang ditentukan. Pemanfaatan dalam hal manajemen dengan menggunakan sumber daya
manusia serta daya lainnya dalam kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan
serta pengawasan yang melibatkan seluruh anggota, maka dari itu harus dilakukan secara efektif
dan efisien sehingga mencapai tujuan organisasi.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat ditemukan persamaan definisi yang
dikemukakan oleh Brench, Usman, Prihantoro, Sutikno, Cole, dan Siswanto, yaitu manajemen
merupakan suatu proses kegiatan dalam suatu organisasi yang menggunakan hal perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) serta pengawasan
(controlling) untuk mencapai tujuan organisasi dengan efektif dan efisien. Selain persamaan juga
ditemukan perbedaan pendapat seperti yang dikemukakan oleh Athoillah dan Zazin bahwa
manajemen suatu ilmu dan seni yang mengatur dalam proses memanfaatkan sumber daya
manusia (SDM) untuk mencapai tujuan dalam organisasi. Dengan demikian dapat disintesiskan
bahwa, manajemen adalah suatu rangkaian aktivitas dalam berbagai macam proses dari proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, 17 dan pengendalian terhadap orang
dan mekanisme kerja secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan dalam organisasi.
3. KEPEMIMPINAN

- TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN

Beberapa teori telah dikemukakan para ahli majemen mengenai timbulnya seorang pemimpin.
Teori yang satu berbeda dengan teori yanglainnya. Di antara berbagai teori mengenai lahirnya
paling pemimpin ada tiga diantaranya yang paling menonjol yaitu sebagai berikut :

1. Teori Genetie

Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan "leaders are born and not made". bahwa penganut
teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan karena iatelah dilahirkan dengan bakat
pemimpin.Dalam keadaan bagaimana pun seorang ditempatkanpada suatu waktu ia akn menjadi
pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.

2. Teori Sosial

Jika teori genetis mengatakan bahwa "leaders are born and not made", make penganut-penganut
sosial mengatakan sebaliknya yaitu : "Leaders are made and not born". Penganut-penganut teori
ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan
kesempatan untuk itu.

3. Teori Ekologis

Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori sosial. Penganut -
penganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik
apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian
dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman - pengalaman yang
memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah
dimilikinya itu.

- SYARAT SYARAT PEMIMPIN YANG BAIK

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa seorang yang tergolong sebagai pemirnpin adalah
seorang yang pada waktu lahirnya yang berhasil memang telah diberkahi dengan bakat-bakat
kepemimpinan dan karirnya mengembangkan bakat genetisnya melalui pendidikan pengalaman
kerja.

Pengambangan kemampuan itu adalah suatu proses yang berlangsung terus menerus dengan
maksud agar yang bersangkutan semakin memiliki lebih banyak ciri-ciri kepemimpinan.

Walaupun belum ada kesatuan pendapat antara para ahli mengenai syaratsyarat ideal yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin, akan tetapi
beberapa diantaranya yang terpenting adalah sebagai berikut :

a. Pendidikan umum yang luas.


b. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang genoralist yang baik juga.
c. Kemampuan berkembang secara mental
d. Ingin tahu
e. Kemampuan analistis
f. Memiliki daya ingat yang kuat
g. Mempunyai kapasitas integratif 
h. Keterampilan berkomunikasi
i. Keterampilan mendidik
j. Personalitas dan objektivitas
k. Pragmatismo
l. Mempunyai naluri untuk prioritas
m. Sederhana
n. Berani
o. Tegas dan sebagainya.

https://bkpsdmd.babelprov.go.id/content/kepemimpinan-dalam-organisasi
https://www.bola.com/ragam/read/4466004/pengertian-manajemen-tujuan-fungsi-dan-unsur-
unsurnya-yang-perlu-diketahui
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/12450/6.%20BAB%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai