Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“Al-Qur’an, Sains, dan Teknologi”


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Al-Qur’an dan Sains”

Disusun oleh:
1. Yustika Damayanti (2020270030)
2. Navis Maulidiana ( 2020270045)
Dosen Pembimbing :
Muchotob Hamzah, K. H., Dr., M.M.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS SAINS AL QUR’AN WONOSOBO
JAWA TENGAH
2022

KATA PENGANTAR

i
Assalamula’laikum wr.wb

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih
lagi maha penyayang yang telah memberi rahmat, hidayah dan inayahnya kepada
penulis,sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “Al-Qur’an,
Sains, dan Teknologi”.

Maksud dari penulisan tugas ini adalah untuk menambah wawasan penulis. Selain itu agar
penulis bisa mempresentasikan didepan kelas untuk melatih mental dan kepercayaan diri.

Harapan penulis dalam menyelesaikan tugas makalah ini memberikan manfaat bagi penulis
dan seluruh pembaca.Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna.Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Dan apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah
ini, mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Wonosobo, 16 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................1

BAB II. PEMBAHASAN

A. IImu Pengetahuan dan Teknologi dalam Al-Qur’an...........................................3


B. Isyarat Al-Qur’an tentang Teknologi..................................................................4
C. Isyarat Teknologi Listrik dalam Al-Qur’an........................................................5
D. Teknologi Teleportasi dalam Al-Qur’an.............................................................5
E. Al-Qur’an dan Penggunaan Teknologi Radar.....................................................8
F. Al-Qur’an dan Perkembangan Teknologi Komunikasi......................................10
G. Pandangan Al-Qur’an terhadap Teknologi Informasi dan Komunikasi ............11
H. Iptek, Fenomena Isra’ Mi’roj dalam Al-Qur’an dan Sains.................................14

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................................15
B. Saran....................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Beberapa ahli mendefinisikan ilmu, pengetahuan, dan teknologi sebagai kegiatan yang
terpisah, namun beberapa ahli lainnya mendefinisikannya sebagai kegiatan yang
komprehensif. Secara terpisah, ilmu dapat di artikan sebagai hasil pemikiran manusia yang
berlaku secara umum.

Pengetahuan adalah pengalaman yang di bangun secara sistematis, sedangkan teknologi


penerapan ilmu pengetahuan dengan menggunakan suatu alat agar dapat mmempermudah
pelaksanaan sehingga menghasilkan ilmu pengetahuan yang efektif dan efisien. Adapun tiga
dasar ilmu pengetahuan adalah : 1) Ontologi, yaitu hakikat di kaji dalam ilmu pengetahuan;
2) Epistemologi, yaitu cara memperoleh ilmu pengetahuan,; 3) Aksiologi, yaitu penerapan
atau asas menggunakan ilmu pengetahuan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ilmu pengetahuan dan teknogi dalam Islam?
2. Bagaimana isyarat Al-Qur’an tentang teknologi?
3. Bagaimana isyarat teknologi listrik dalam Al-Qur’an?
4. Bagaimana isyarat teknologi teleportasi dalam al-qur’an?
5. Bagaimana Alqur’an dan penggunaan tekhnologi radar?
6. Bagaimana Alquran dan perkembangan tekhnologi komunikasi?
7. Bagaimana Pandangan Al-Qur’an terhadap Teknologi Informasi dan Komunikasi?
8. Bagaimana Iptek, Fenomena Isra’ Mi’roj dalam Al-Qur’an dan Sains

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui ilmu pengetahuan dan teknologi dalam Islam.
2. Untuk mengetahui isyarat Al-Qur’an tentang teknologi.
3. Untuk menjelaskan isyarat teknologi listrik dalam Al-Qur’an.
4. Untuk mengetahui isyarat teknologi teleportasi dalam al-qur’an.
5. Untuk mengetahui Alqur’an dan penggunaan tekhnologi radar.
6. Untuk menjelaskan Bagaimana Alquran dan perkembangan tekhnologi komunikasi.
7. Untuk menjelaskan Pandangan Al-Qur’an terhadap Teknologi Informasi dan
Komunikasi.
8. Untuk mengetahui Iptek, Fenomena Isra’ Mi’roj dalam Al-Qur’an dan Sains

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. IImu Pengetahuan dan teknologi dalam Al-Qur’an

Beberapa ahli mendefinisikan ilmu, pengetahuan, dan teknologi sebagai kegiatan yang
terpisah, namun beberapa ahli lainnya mendefinisikannya sebagai kegiatan yang
komprehensif. Secara terpisah, ilmu dapat di artikan sebagai hasil pemikiran manusia yang
berlaku secara umum. Pengetahuan adalah pengalaman yang di bangun secara sistematis,
sedangkan teknologi penerapan ilmu pengetahuan dengan menggunakan suatu alat agar
dapat mmempermudah pelaksanaan sehingga menghasilkan ilmu pengetahuan yang efektif
dan efisien. Apabila di lihat secara komprehensif, maka ilmu pengetahuan dan teknologi
adalah suatu hal yang didasarkan pada pengalaman dan disusun berdasarkan metode ilmiah
yang kemudian diimplementasikan dengan cara yang efektif dan efisien.1

Adapun tiga dasar ilmu pengetahuan adalah : 1) Ontologi, yaitu hakikat di kaji dalam
ilmu pengetahuan; 2) Epistemologi, yaitu cara memperoleh ilmu pengetahuan,; 3) Aksiologi,
yaitu penerapan atau asas menggunakan ilmu pengetahuan.

Perkembangan Iptek memiliki masa keemasannya masing-masing. Di dunia Islam masa


kejayaannya, asas-asas yang digunakan adalah :

1. Menghilangkan batas kekuasaan.


2. Menganggap perbedaan pendapat sebagai awal penemuan Iptek.
3. Menghilangkan sentiment agama untuk perkembangan Iptek.
4. Menghargai temuan Iptek dengan penghargaan yang proporsional.
5. Menganggap Iptek harus seiring dengan agama sebagai penjaga nilai humanisme.

1
Achmad Baiquni, Al-Qur’an Ilmu Pengetahuan dan teknologi. (Jakarta: Dana Bhakti Wakaf, 2005), hal. 12.

3
B. Isyarat Al-Qur’an tentang Teknologi

Al-Qur’an adalah petujuk suci untuk Islam dalam semua aspek kehidupan dunia dan
akhirat. Sebagai wahyu Ilahi, Al-Qur’an berisi sunnatullah dalam bentuk kode. Yang di
maksudkan dengan sunnatullah adlah hokum Allah tentang alam, tentang semua makhluk-
Nya. Sunnatullah yang sudah diketahui manusia disebut kaidah ilmiah atau hukum-hukum
ilmu pengetahuan yang merupakan temuan ilmiah dari manusia.

Dalam surah Al-Baqarah : 20 yang artinya “ hampir-hampir kilat itu menyambar


penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar
itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya
Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas
segala sesuatu”.

Thahir ibn ‘Asyur memahami ayat ini sebagai gamabaran tentang orang-orang munafik
ketika menghadiri majlis Rasullah SAW. Dan mendengar ayat-ayat Al-Qur’an yang
mengandung ancaman serta berita-berita yang mengembirakan. Dengan demikian, ayat-ayat
Al-Qur’an diibaratkan dengan hujan yang lebat, apa yang dirasakan oleh orang-orang
munafik diibaratkan dengan aneka kegelapan, sebagaimana dialami pejalan diwaktu malam
yang diliputi oleh awan sehingga menutupi cahaya bintang dan hujan. Guntur adalah
kecaman dan peringatan Al-Qur’an. Kilat adalah cahaya petunjuk Al-Qur’an yang dapat
ditemukan dicelah peringatan-peringatan itu. Dan istrik keduanya adalah cahaya, cahay
berguna untuk penerangan. Penerangan yang berupa listrik dapat dipakai untuk alat belajar/
membaca ilmu pengetahuan pada waktu gelap. Listrik dan qalam/ alat tulis merupakan
teknologi, keduanya sangat pentingdan dapat dipergunakan oleh manusia khususnya bagi
orang Islam untuk belajar mencari ilmu sehingga dapat mengetahuiilmu-ilmu yang lain yang
sebenarnya juga sudah diisyaratkan oleh Allah dalam Al-Qur’an.2

C. Isyarat Teknologi Listrik dalam Al-Qur’an

2
Qurais Shihab. Wawasan Al-Qur’an; (Tafsir Maudhu’I atas berbagai Persoalan Umat. (Jakarta: Mizan,
Maret 2006), hlm. 57.

4
Perkembangan teknoogi listrik menjadi penting karena listrik merupakan dasar dari
banyaknya teknologi modern dan masa depan yang akan di hasilkan. Perkembangan energy
listrik berawal dari penemuan mesin uap yang mampu menciptakan alat penggerak kereta
api. Saat ini energy listrik menjadi hal yang krusial mengingat energy listrik berasal dari
fosil minyak bumi yang diprediksi akan habis pada masa depan. Mengingat hal tersebut
maka ilmuwan-ilmuwan mencoba untuk mengembangan energy listrik dengan
memanfaatkan alam, seperti energy matahari, energy airenergi karbondioksida, dan masih
banyak lag3i.

Pemanfaatan energy listrik yang sangat besar juga menyebabkan banyak teknologi untuk
menciptakan alat penghemat energy agar energy listrik tidak mudah punah. Hal ini
dilakukan dengan adanya teknologi control penggunaan energy listrik dengan adanya alat
pengendali jarak jauh menggunakan handphone.

D. Isyarat Teknologi Teleportasi dalam Al-Qur’an

Teknologi teleportasi sekarang sedang diperbincangkan dan sedang dalam proses uji coba
dalam laboratorium. Kalau kita kembali menyimak ayat-ayat qouliyah di dalam kitab suci
al-Qur’an yang merupakan basis dari ilmu pengetahuan, maka teknologi teleportasi
sebenarnya sudah pernah terjadi pada zaman Nabi Sulaiman A.S

Ayat al-Qur’an sebagai inspirasi teknologi teleportasi

Sebagaimana yang tercantum dalam Al Qur’an Surat An Naml ayat 38-40:

Berkata Sulaiman: “Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang


sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai
orang-orang yang berserah diri. ”Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: “Aku akan
datang kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari

3
Dr. KH. Muchotob Hamzah, dkk. Buku Daras Al-Qur’an dan Sains Modern Saintifikasi Teologi dan Teologi
Saintifik, (Wonosobo: UNSIQ Press, 2017), hlm. 98

5
tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat
dipercaya. “Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab]: “Aku akan membawa
singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka tatkala Sulaiman melihat
singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk
mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa
yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan
barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.”

Dari ayat-ayat di atas dapat kita analisis sebagai berikut:

Pada ayat 38: Nabi Sulaiman memberikan tantangan kepada pembesar-pembesar anak
buah Nabi Sulaiman baik dari kalangan jin dan manusia untuk memindahkan singgasana
Ratu Balqis. Pada ayat 39: Jin Ifrit menyanggupi memindahkan singgasana dengan waktu
sebelum Nabi Sulaiman berdiri dari tempat duduknya. Pada ayat 40: Kemampuan jin Ifrit
dikalahkan oleh seorang yang berilmu (ilmuwan) bernama Asif bin Barkhiya dengan
menyanggupi memindahkan singgasana sebelum mata berkedip yang letaknya 2.000 km dari
Palestina.

Sekali mata manusia berkedip memerlukan waktu dalam hitungan detik sedang Asif bin
Barkhiya menyanggupi sebelum mata berkedip atau kurang dari satu detik. Kecepatan itu
hanya mampu ditandingi oleh kecepatan cahaya. Ini adalah isyarat penting bahwa
pemindahan singgasana ratu Balqis menggunakan teknologi yang sangat maju disebut
teleportasi. Cuma pada waktu itu belum dijelaskan secara detail (secara ilmiah) bagaimana
proses teleportasi tersebut, maka teleportasi dalam surat an-naml ini termasuk dalam
kategori fiksyen sains.

Dari segi kecepatannya dapat dipastikan teknologi tersebut lebih cepat dari jin Ifrit. Satu-
satunya yang mungkin yaitu teknologi dengan memanfaatkan cahaya atau sinar sebagai
media untuk teleportasi tersebut. Bisa saja teleportasi dengan sinar laser sudah ada di jaman
tersebut sehingga urusan memindahkan singgasana dalam hitungan detik pun hal yang
mudah. Kemudian dari ayat di atas bisa dikatakan bahwa teleportasi mampu dicapai oleh

6
manusia tanpa bantuan jin, artinya biasa dibuktikan secara ilmiah. Hal ini nampak seperti
mustahil akan tetapi yakinlah bahwa sekiranya Al-Qur’an yang membicarakannya, maka
tiada yang mustahil. Penemuan terkini telah membuktikan bahwa suatu hari nanti, manusia
mampu memindahkan objek dari satu tempat ke satu tempat lain yang jauh dalam beberapa
saat saja. Teknologi ini dinamakan teleportasi.

Banyak orang awam yang mengatakan bahwa kejadian di atas adalah sihir, karena
teknologi tinggi bagi orang yang tidak tahu (awam) apalagi tidak menguasai laksana sihir.
Untuk membantah pernyataan itu  maka  di dalam Al Qur’an sudah dijelaskan tentang
bantahan itu dalam Surat Al Baqarah ayat 102.

Artinya : “Dan mereka mengikuti apayang dibaca oleh syaitan-syaitanpada masa kerajaan
Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal
Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir
(mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan
kepada dua orang malaikatdi negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak
mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami
hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari
kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang
(suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan
sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu
yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya
mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu,
tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya
dengan sihir, kalau mereka mengetahui”.

Asif bin Barkhiya merupakan ilmuwan yang menguasai teknologi teleportasi, bukan ilmu
sihir karena sihir selalu menggunakan jin. Sedangkan jin Ifrit yang merupakan jin cerdik pun
tidak bisa mengalahkan teknologi itu. Teknologi tinggi bagi orang yang tidak menguasai pun
laksana sihir. Seperti di jaman sekarang pun teknologi masih sangat menakjubkan bagi

7
orang awam yang tidak tahu cara kerjanya. Dari surat an-Naml di atas maka dapat
disimpulkan bahwa teknologi teleportasi sudah dikuasai ilmuwan di jaman Nabi Sulaiman
AS. Ayat-ayat tersebut juga sebagai inspirasi bagi kita semua untuk membangkitkan kembali
teknologi teleportasi yang sudah pernah dilakukan oleh ilmuwan dahulu.

E. Alqur’an dan Penggunaan Tekhnologi Radar


1. tekhnologi radar dalam alqur’an

Penggunaan dan pembuatan tekhnologi radar mengacu pada ayat-ayat yang ada di dalam
alqur’an, antara lain pada surat saba’, surat Al-Anbiya, surat shaad, ayat-ayat di atas merujuk
pada sifat-sifat mulia di berikan pada nabi daud as dan sulaiman as. Mereka di anugrahi ilmu
oleh allah swt.

Dan sungguh, telah kami berikan kepada Daud karunia dari Kami . (Kami berfirman), “
wahai gunung-gunung dan burung-burung ! Bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud, dan
Kami telah melunakkan besi untuknya”. (QS. Saba :10)
Kami memberikan pemahaman kepada Sulaiman (tentang hukum-hukum yang lebih tepat).
Dan kepada masing-masing kami berikan hikmah dan ilmu, dan Kami tundukan gunung-
gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan Kamilah yang
melakukannya. (QS.Al-Anbiya: 79)
Maka Kami menundukkan angin kepadanya untuk berhembus dengan lembut, di mana pun
ia diarahkan. (QS. Shaad, 36).

Ayat-ayat di atas merujuk pada sifat-sifat mulia diberikan pada Nabi Daud as dan
Sulaiman as . Mereka dianugerahi ilmu oleh Allah swt. Ilmu ini juga menjadi acuan untuk
teknologi radar masa kini, yang bekerja dengan pantulan gelombang elektromagnetik.
Kata  ” ‫ ” أوّبي‬dalam ayat QS. Saba ayat 10 ‘, diterjemahkan “kembali atau pengulangan
suara,” mengingatkan gema berbasis teknologi radar.

8
Radar merupakan perangkat yang digunakan untuk menentukan lokasi, kecepatan dan
arah benda bergerak atau diam, dan bekerja dengan merefleksikan gelombang mikro. Prinsip
operasi dari radar beruang mirip dengan pantulan suara. Misalnya, seseorang berteriak di
lembah atau gua, mendengar suaranya sendiri yang dipantulkan kembali kepadanya. Jika
kita tahu bagaimana cepatnya perjalanan suara melalui udara, kita dapat menghitung jarak
dan arah umum dari objek yang memantul.

Dalam sistem radar, sinyal energi elektromagnetik digunakan dalam berbagai cara yang
sama. Sinyal dengan frekuensi gelombang mikro yang dipancarkan ke obyek dan kemudian
kembali setelah dipantulkan olehnya. Bagian sinyal yang mengembalikan ke radar inilah
yang disebut,“gema.”
Perangkat radar menggunakan gema ini untuk menentukan arah dan jarak dari obyek
untuk melakukan refleksi . Sejak menggunakan energi elektromagnetik, radio, televisi dan
mata manusia memiliki kemiripan dekat dengan sistem radar, meskipun frekuensi mereka
berbeda. Selain itu, radar menggunakan energi yang dipantulkan dikenal sebagai “gema,”
daripada energi langsung dikirimkan sebagai sinyal. Sinyal yang terefleksi diubah menjadi
nilai numerik oleh penerima radar dan dicatat sebagai data “Echo Store.” selanjutnya, data
diolah dan dikonversi menjadigambar.

Penggunaan kata kerja bahasa Arab “Alanna,” yang berarti “Kami melunakkan ,” dalam
ayat 10 Surah Saba sangat bijaksana. Karena besi masih digambarkan sebagai lembut, atau
lunak, meskipun secara fisik sangat keras. Ini berupa besi, yang dikenal sebagai “besi
magnetik lunak” karena sifat magnetik yang terutama digunakan dalam radar dan teknologi
satelit. Besi lunak digunakan untuk memperkuat medan magnet dan dapat dibuka dan
ditutup sesuaikeinginan.
“Angin diberitahu untuk meniup pada perintah-Nya …” seperti yang dikatakan Nabi
Sulaiman (as) dalam ayat 36 dari Surah Shad, mungkin menjadi acuan untuk sinyal
elektromagnetik yang ditransmisikan seperti yang diinginkan melalui udara untuk
penggunaan besi lunak.

9
Pencitraan radar pada saat ini digunakan untuk mengamati dunia pada setiap saat dan
perkembangan yang terjadi di bumi sehingga dapat terus dipantau. Selain itu, data dapat
dikumpulkan tentang ciri-ciri fisik di bumi, seperti pegunungan, gletser, dan lautan, dan juga
tentang benda-benda buatan manusia, seperti rumah, jembatan dan mobil.
Cara bahwa prinsip operasi dan bahan yang digunakan dalam teknologi canggih tercatat
dalam Al Qur’an 1400 tahun yang lalu menunjukkan bahwa Al Qur’an merupakan wahyu
Allah swt , yang menciptakan masa lalu dan masa depan sebagai momen tunggal dan tak
terkekang oleh waktu.

2. kekurangan dan kelebihan radar


 Kelebihan radar
 Dapat mendeteksi target yang berada di tempat yang sangat jauh
 Dapat mengukur jangkauan dengan cepat dan teliti
 Dapat bekerja di tempat gelap dan di segala cuaca dengan uap, asap, kabut dan
sebagainya.
 Kecepatan relative dari target dapat di ukur

 Kekurangan radar
 Aspek resulusi yang terbatas ; gambar mentah (raw video yang mewakili sinyal yang
kembali tidak mengindikasikan sudut target ( target angle) dan sulit untuk membedakan
objek-objek yang berdekatan
 Kadang-kadang sinyal yang kembali palsu

F. Alquran Dan Perkembangan Tekhnologi Komunikasi

Kata tekhnologi berasal dari bahasa yunani, techne yang berarti “keahlian”. Dan logia
yang berarti “pengetahuan”. Dalam pengertian yang sempit tekhnologi mengacu pada objek
benda yang di gunakan untuk kemudahan aktifitas manusia, seperti mesin, perkakas, atau
perangkat keras.

10
Informasi adalah suatu rekaman fenomena yang di amati, atau bisa juga berupa putusan-
putusan yang di buat. Informasi dapat berupa kesan pikiran seseorang atau berupa data yang
tersusun rapid an telah terolah.

Informasi di katakana berkualitas apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Akurat, artinya informasi mencerminkan keadaan yang sebenarnya, pengujian biasanya


di lakukan oleh beberapa orang yang berbeda, dan apabila hasilnya sama, maka data tersebut
di anggap akurat.
2) Tepat waktu, artinya informasi harus tersedia / ada pada saat informasi di perlukan .
3) Relevan, artinya informasi yang di berikan harus sesuai dengan yang di butuhkan.
4) Lengkap. Artinya informasi harus di berikan secara utuh tidak setengah-setengah .

Istilah tekhnologi informasi mulai di kenal di adkhir decade 70-an. Pada masa sebelumnya
istilah tekhnologi informasi di kenal dengan nama tekhnologi computer atau di sebut juga
dengan istilah pengolahan data elektronik “EDP” ( electronic Data Processing).
Pengertian tekhnologi informasi menurut kamus Oxford adalah studi atau penggunaan
peralatan elektronika, terutama computer untuk menyimpan, menganalisa dan
mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan dan gambar.

G. Pandangan Al-Qur’an terhadap Teknologi Informasi dan Komunikasi

Dengan adanya penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang informasi
dan komunikasi membuat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berkembang
dengan pesat. Penemuan dan pengembangan ini menciptakan alat-alat yang mendukung
perkembangan teknologi informasi yaitu mulai dari system komunikasi sampai dengan alat
komunikasi yang dapat digunakan searah maupun dua arah (interaktif).

Perkembangan pesat ini mengisyaratkan terjadinya kemajuan yang dapat memberikan


kemudahan dan kesejahteraan bagi kehidupan mausia sekaligus sarana bai kesempurnaan
manusia sebagai hamba Allah dan khalifah-nya. Karena Allah telah mengaruniakananugerah

11
kenikmatan kepada manusia yang bersifat sling melengkapi yaitu anugerah agama dan
kenikmatan teknologi.4

Salah satu yang tersirat dari firman Allah dalam Surah Ar-Rahman: 33

ٍ َ‫ض فَا ْنفُ ُذوا ال تَ ْنفُ ُذونَ ِإال بِس ُْلط‬


)٣٣( ‫ان‬ ِ ْ‫ت َواألر‬ ِ َ‫س ِإ ِن ا ْستَطَ ْعتُ ْم َأ ْن تَ ْنفُ ُذوا ِم ْن َأ ْقط‬
ِ ‫ار ال َّس َما َوا‬ ِ ‫يَا َم ْع َش َر ْال ِجنِّ َواإل ْن‬

Artinya: “Hai jemaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru
langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan
kekuatan.” (QS. Ar-Rahman:33)

Beberapa ahli menjelaskan kata sulthan dengan berbagai macam arti, ada yang


mengartikan dengan kekuatan, dan kekuasaan, ada pula yang mengartikan dengan ilmu
pengetahuan,kemampuan dan sebagainya. Maka yang dimaksud darinya adalah
kelapangan dan kedalaman ilmu...(Tafsiir ar-Razii/306).

Abdul Al-Razzaq Naufal dalam bukunya Al-Muslimun wa al-Ilm al-Hadis, mengartikan


kata “sulthan” dengan ilmu pengetahuan dan kemampuan atau teknologi. Kemudian beliau
menjelaskan bahwa ayat ini member isyarat kepada manusia bahwa mereka tidak mustahil
untuk menembus ruang angkasa, bila ilmu pengetahuan dan kemampuannya atau
teknologinya memadai.

Alquran memang tidak memberi petunjuk-petunjuk secara rinci untuk hal itu, tetapi
Alquran memberi modal dasar berupa akal dan sarananya secara mentah untuk digali dan
diolah sehingga bermanfaat untuk kehidupan manusia. Karena akal pulalah manusia
ditunjuk oleh Allah menjadi Khalifah fil- Ardl, sebagai Khalifah di bumi dengan tugas
mengurus dan memakmurkannya, serta menjadi makhluk yang paling mulia dibandingkan
dengan makhluk lainnya.

4
Ibid., hlm. 113

12
Ayat tersebut anjuran bagi siapapun yang bekerja di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi, untuk berusaha mengembangkan kemampuan sejauh-jauhnya sampai-sampai
menembus (melintas) penjuru langit dan bumi. Namun Alquran memberi peringatan agar
manusia bersifat realistik, sebab betapapun baiknya rencana, namun bila kelengkapannya
tidak dipersiapkan maka kesia-siaan akan dihadapi. Kelengkapan itu adalah apa yang
dimaksud dalam ayat itu dengan istilah sulthan, yang menurut salah satu pendapat berarti
kekuasaan, kekuatan yakni ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa penguasaan dibidang
ilmu dan teknologi jangan harapkan manusia memperoleh keinginannya untuk menjelajahi
luar angkasa. Oleh karena itu, manusia ditantang dianjurkan untuk selalu mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi.

Selanjutnya Allah berfirman dalam  Surat Al-Mulk Ayat 19:

ِ َ‫ت َويَ ْقبِضْ نَ َما يُ ْم ِس ُكه َُّن ِإال الرَّحْ َمنُ ِإنَّهُ بِ ُك ِّل َش ْي ٍء ب‬
)١٩( ‫صي ٌر‬ َ ‫َأ َولَ ْم يَ َروْ ا ِإلَى الطَّي ِْر فَوْ قَهُ ْم‬ 
ٍ ‫صافَّا‬

Artinya:“Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan


dan mengatup sayapnya diatas mereka? Tidak ada yang menahan di (udara) selain Yang
Maha Pemurah Dia Maha Melihat Segala Sesuatu”. (QS. Al-Mulk: 19)

Kalau kita perhatikan, mengapa burung bisa terbang mengembangkan sayapnya? Karena
burung lengkapi dengan organ-organ tertentu, misalnya sayap, bulu-bulu yang dapat
menahan angin dan badan yang lebih ringan daripada tenaganya, tentu hal serupa juga tidak
mustahil bagi manusia untuk bisa terbang, Bila dilengkapi dengan organ-organ yang mampu
menerbangkannya. Hai ini pernah dicoba oleh manusia terdahulu ketika mereka mencoba
terbang seperti burung. Mereka membuat sayap kemudian diikatkan pada kedua tangannya,
lalu terbang dari atas, namun sayang mereka tidak bisa terbang ke atas karena tidak
seimbang antara berat badannya dan kekuatan sayapnya.

Tetapi berkat akal pikirannya manusia akhirnya mampu membuat pesawat udara dan alat-
alat lain yang dapat menerbangkan dirinya bahkan benda-benda yang jauh lebih berat. Maha
Besar Allah yang telah manusia dan dilengkapi dengan akal pikiran. Ilmu pengetahuan dan

13
teknologi adalah lapangan kegiatan yang terus menerus dikembangkan karena mempunyai
manfaat sebagai penunjang kehidupan manusia. Berkat hasil ilmu pengetahuan dan
teknologi banyak segi kehidupan itu dipermudah. Dahulu untuk mengetahui waktu shalat,
Umat Islam melihat posisi matahari langsung dengan mata kepala, sekarang cukup dengan
melihat jarum arlooji. Contoh lain adanya handphone (HP), yang mempermudah orang
dalam menyampaikan berita tanpa harus bersusah payah untuk berjalan.

Selanjutnya adalah firman Allah SWT dalam surat Al-Anbiya ayat 80 yg artinya “Telah
kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu guna memelihara diri dalam
peperanganmu”. Dari keterangan itu jelas sekali bahwa manusia dituntut untuk berbuat
sesuatu dengan sarana teknologi. Sehingga tidak mengherankan jika abad ke-7 M telah
banyak lahir pemikir Islam yang tangguh produktif dan inovatif dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

H. Iptek, Fenomena Isra’ Mi’roj dalam Al-Qur’an dan Sains

Isra’ Mi’roj adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW. Dari Masjidil Haram (Makah) ke
Masjidil al Aqsa dan kemudian dilanjutkan menuju langit ke Sidratul Muntaha dengan
tujuan menerima wahyu Allah SWT. Peristiwa Isra’ Mi’roj merupakan peristiwa yang
sangat menakjubkan dan menggemparkan dunia waktu itu. Karena pada watu itu belum
terdapat peralatan-peralatan teknologi canggih dan modern, sehingga belum bisa dibuktkan
dengan fakta dan kebenaran ilmiah. Peristiwa tersebut dianggap tidak ilmiah dan tidak logis
atau masuk akal.

Selain itu juka karena pemikiran manusia biasa waktu itu belum sampai menyentuh
sejauh itu dan Rasullah Saw dianggap bermimpi saja. Namun seiring dengan
berkembangnya zaman dan kemajuan tenologi dan ilmu pengetahuan, semua anggapan-
anggapan yang tidak dipercayai sudah bisa ditepis dan dibantahkan melalui firman Allah
dalam surah Al-Isra ayat 1 yang artinya :

14
“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil
Haram ke Masjidil Aqsa yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan
kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha
Mendengar lahi Maha Melihat”.

Pada zaman Rasullah peristiwa Isra’ Mi;roj dianggap tidak masuk akal sebab manusia
zaman dulu belum menemukan alat transportasi yang dapat menempuh jarak ratusan
kilometer dengan beberapa menit. Akan tetapi, pada zaman modern saat ini bukanlah hal
yang mustahil, jarak itu dapat ditempuh oleh pesawat tempur superjet. Kemudian peristiwa
Mi’roj yaituperistiwa perjalanan Nabi Muhammad Saw kelanit yang ketujuh sampai saat ini
manusia belum mampu menempuh jarak tersebut, akan tetapi dalam ilmu Fisika Kuantum
yang dipelopori oleh Albert Einstein bahwa peristiwa tersebut mungkin saja dapat
dilakukan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Beberapa ahli mendefinisikan ilmu, pengetahuan, dan teknologi sebagai kegiatan yang
terpisah, namun beberapa ahli lainnya mendefinisikannya sebagai kegiatan yang
komprehensif. Secara terpisah, ilmu dapat di artikan sebagai hasil pemikiran manusia yang
berlaku secara umum.

Dalam surah Al-Baqarah : 20 yang artinya “ hampir-hampir kilat itu menyambar


penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar
itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya
Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas
segala sesuatu”, dari surah tersebut mengisyaratkan tentang teknologi.

15
Alquran memberi peringatan agar manusia bersifat realistik, sebab betapapun baiknya
rencana, namun bila kelengkapannya tidak dipersiapkan maka kesia-siaan akan dihadapi.
Kelengkapan itu adalah apa yang dimaksud dalam ayat itu dengan istilah sulthan, yang
menurut salah satu pendapat berarti kekuasaan, kekuatan yakni ilmu pengetahuan dan
teknologi. Tanpa penguasaan dibidang ilmu dan teknologi jangan harapkan manusia
memperoleh keinginannya untuk menjelajahi luar angkasa. Oleh karena itu, manusia
ditantang dianjurkan untuk selalu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

B. Saran

Demikian makalah yang berjudul ”Al-Qur’an, Sains, dan Teknologi”. Dengan berbagai
kekurangan makalah ini, penulis menghimbau untuk para pembaca agar mencari referensi
lain baik buku maupun internet yang bisa dipertanggung jawabkan. Penulis menyadari
dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan. Maka, kritik dan saran konstruktif
penulis harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik. Semoga makalah ini menjadi
motivator dan inspirator bagi kita semua.

DAFTAR ISI

Baiquni Achmad, 2005, Al-Qur’an Ilmu Pengetahuan dan teknologi, Jakarta: Dana Bhakti
Wakaf.

Shihab Quraish, 2006, Wawasan Al-Qur’an; (Tafsir Maudhu’I atas berbagai Persoalan Umat),
Jakarta: Mizan.

Dr. KH. Muchotob Hamzah, dkk, 2017, Buku Daras Al-Qur’an dan Sains Modern Saintifikasi
Teologi dan Teologi Saintifik, Wonosobo: UNSIQ Press.

16

Anda mungkin juga menyukai