Anda di halaman 1dari 11

Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia

Materi Perencanaan dan Organisasi

Dosen Pengampu :

DR. Ir.Hj. Hasmawaty AR, M.M., M.T

Nama :

Afaf Lauditta

202510046

Program Studi Magister Manajemen


Universitas Bina Darma
2021
TUGAS

MATERI PERENCANAAN DAN ORGANISASI

1. MERESUME MATERI YANG DIUPLOAD

2. DALAM MERENCANAKAN MASA DEPAN SUATU ORGANISASI,


APAKAH HARUS STRATEGI DAHULU DI TETAPKAN, BARU MIMPI
ATAU MENUNGGU MIMPI DULU BARU STRATEGI DITETAPKAN
DIKEMUDIAN HARINYA.

JELASKAN DAN BERI ALASANNYA.


1. Resume Materi Perencanaan & Organisasi

Manajemen Sumber Daya Manusia

Pendapat beberapa ahli manajemen, pengertian manajemen dideskripsikan sebagai


keterampilan/seni dan ilmu (art and science). Ilmu itu bersumber dari pengetahuan yang lahir dari
belajar, sedangkan seni bersumber dari jiwa yang lahir dari pengalaman, lingkungan, dan keyakinan
yang bentuknya tidak dapat diuraikan.
Selain itu, pengertian manajemen dideskripsikan pula sebagai proses untuk mencapai tujuan
melalui orang lain. Artinya, kalau seorang manajer membuat suatu konsep dan konsep itu
dilaksanakan oleh dirinya sendiri, hasil yang dicapai pasti benar. Akan tetapi, cara ini sedikit
menyimpang dari manajemen ilmiah Taylor, yaitu seorang manajer secara alamiah mengembangkan
satu cara terbaik melatih seseorang untuk melakukan pekerjaan. Sementara itu, menurut G.R. Terry,
secara esensial seorang manajer adalah ilmuwan dan seorang seniman. Karyawan memerlukan suatu
pengetahuan yang disusun menurut sistem yang memberikank kebenaran-kebenaran pokok yang
dapat digunakan dalam mengoperasikan pekerjaannya.
Sumber daya manusia merupakan faktor utama dalam suatu organisasi. Apa pun bentuk serta
tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan manusia dan dalam
pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia. Jadi, manusia merupakan faktor strategis
dalam semua kegiatan organisasi. Maka itu, manajemen sumber daya manusia didefinisikan sebagai
mengatur serta mengurus sumber daya manusia berdasarkan visi perusahaan agar tujuan organisasi
dapat dicapai secara optimal. Karena itu, manajemen sumber daya manusia juga menjadi bagian dari
ilmu manajemen (management science) yang mengacu pada fungsi manajemen dalam pelaksanaan
proses-proses perencanaan, pengorganisasian, staffing, kepemimpinan, dan pengendalian.

Fungsi Pokok Pembangunan Manajemen Sumber Daya Manusia

Secara operasional sumber daya manusia memiliki sekurang- kurangnya tiga fungsi
yaitu sebagai pengambil keputusan, penguasa, atau pemilik dari seluruh proses pembangunan
kedua sebagai pelaksana dari keputusan-keputusan yang telah dibuat dan ketiga adalah
sebagai pencairan hasil-hasil pembangunan.

Bilamana diperhatikan GBHN 1993, maka jelas terlihat adanya suatu keinginan untuk
menempatkan manusia dalam posisi sentral dalam keseluruhan proses pembangunan. Sering
dikatakan bahwa manusia adalah subjek sekaligus objek pembangunan. Ini berarti bahwa
ketiga fungsi diatas ingin di tegakkan dalam proses pembangunan, sehingga martabat rakyat
indonesia dapat ditingkatkan dan bangsa indonesia dapat memainkan peran yang sewajarnya
dalam masyarakat dunia.

Dalam hubungan ini dapat pula diperhatikan dimensi normatif yang penting dari
pengertian sumber daya manusia yaitu individu dan masyarakat indonesia. Jadi kondisi
normatif yang ingin diciptakan menyangkut bukan saja masing-masing individu, tetapi juga
masyarakat. Hal ini masyarakat perlunya dicarikan sekumpulan kebijaksanaan dan instrumen
yang memberi keseimbangan peran antara individu dan kolektivitas.

Secara singkat dapat dikemukakan bahwa sumber daya manusia dalam fungsinya
selaku pelaku dan pengambil keputusan akhir dalam proses pembangunan perlu ditingkatkan
sikap dan tekad kemandirian baik sebagai individu maupun selaku masyarakat. Sikap dan
tekad kemandirian ini penting dalam rangka meningkatkan kualitas SDM.

Fungsi Manajemen

Manajemen memiliki beberapa fungsi penting dalam pelaksanaannya. Berikut


merupakan beberapa fungsi manajemen, yaitu:

1. Planning (Perencaaan)

Perencanaan merupakan sebuah aktivitas strategis yang berhubungan dalam


menyusun hal yang perlu dikerjakan dengan sumber yang tersedia. Planning sangat penting
dilakukan untuk menetapkan tujuan perusahaan secara keseluruhan secara cara untuk
mencapai tujuan yang telah dibuat. Manajer akan mengevaluasi rencana-rencana yang ada
sebelum memutuskan tindakan.  

Manajer juga akan melihat apakah keputusan rencana yang diambil cocok dan sesuai
dalam memenuhi tujuan perusahaan. Dalam fungsi manajemen, perencanaan memiliki peran
yang sangat penting. Tanpa ada perencanaan yang jelas maka fungsi manajemen lainnya
tidak akan berjalan dengan baik. Perencanaan yang baik harus memiliki visi atau tujuan yang
dibuat secara sederhana serta rasional. 

Perencanaan juga harus meliputi analisis pekerjaan yang jelas, bersifat fleksibel
menyesuaikan dengan kondisi yang ada, seimbang, dan bisa menggunakan sumber daya
secara efektif. Berdasarkan perspektif manajemen, perencanaan memiliki beberapa tingkatan,
yaitu:

a. Top level planning


Perencanaan yang dilakukan pada tingkatan ini adalah perencanaan yang strategis. Planning
perlu dibuat dengan petunjuk yang umum, memiliki rumusan tujuan, pengambilan keputusan,
dan mampu memberikan cara penyelesaian yang sifatnya menyeluruh. 

Penekanan dari top level planning adalah tujuan jangka panjang perusahaan serta menjadi
tanggung jawab dari manajemen puncak.

b. Middle level planning


Jenjang middle level planning memiliki sifat administratif. Perencanaan yang dibuat meliputi
cara untuk menempuh dari perencanaan yang dijalankan. 

Pihak yang bertanggung jawab pada middle level planning yaitu berada manajemen yang ada
di setiap divisi dalam perusahaan atau organisasi.

c. Low level planning


Perencanaan yang dibuat memiliki fokus dalam menghasilkan. Oleh karena itu, perencanaan
yang dibuat mengarah kepada aktivitas yang bersifat operasional. Perencanaan ini merupakan
tanggung jawab dari manajemen pelaksana.
2. Organizing (Pengorganisasian)

Tujuan dilakukannya pengorganisasian adalah untuk membagi sebuah kegiatan besar


menjadi beberapa kegiatan yang lebih kecil. Fungsi pengorganisasian akan membuat kerja
manajer lebih mudah, terutama dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang dalam
melaksanakan tugas tertentu. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk melakukan fungsi
pengorganisasian yaitu dengan menentukan tugas yang perlu dikerjakan, siapa yang
mengerjakan, bagaimana tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab, dan
tingkatan mana keputusan diambil.

3. Actuating (Pengarahan)

Pengarahan atau actuating merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mengusahakan setiap
anggota organisasi berusaha mencapai sasaran sesuai dengan rencana manajerial dan usaha.
Proses dalam fungsi pengarahan, yaitu:

 Memberi tugas dan penjelasan mengenai pekerjaan secara rutin.


 Menjelaskan setiap kebijakan yang telah ditetapkan.
 Membimbing serta memberi motivasi kepada anggota organisasi agar bisa bekerja
dengan efisien dan efektif.

Leading (Memimpin/mengarahkan)
Fungsi ketiga yaitu Leading atau pengarahan. Fungsi ini adalah suatu fungsi
kepemimpinan dari seorang manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara
maksimal, juga untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan sebagainnya.

4. Controlling (Pengawasan dan Evaluasi)

Setelah proses kerja selesai dilakukan maka evaluasi adalah hal yang harus dilakukan. Fungsi
evaluasi dilakukan untuk melihat apakah kinerja yang dilakukan telah sesuai dengan
perencanaan yang sudah dibuat. 

Dalam proses evaluasi manajemen akan mengevaluasi efektivitas serta keberhasilan kinerja,
melakukan koreksi dan klasifikasi, serta memberi solusi terhadap masalah yang terjadi ketika
proses kerja berlangsung. 

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan agar fungsi evaluasi atau controlling bisa
berlangsung dengan efektif, yaitu:

a. Routing
Manajer harus bisa memilih dan menetapkan cara untuk mengetahui dimana letak kesalahan
sering terjadi pada proses kerja.

b. Scheduling
Manajer perlu memiliki sikap tegas dan bisa menentukan waktu yang tepat untuk melakukan
pengawasan. Hal ini sangat perlu diperhatikan, karena terdapat banyak kejadian bahwa
pengawasan tidak bisa dilakukan dengan efisien dalam menemukan kesalahan. 

Pengawasan yang dilakukan secara mendadak juga perlu dilakukan untuk menemukan
kesalahan.

c. Dispatching
Manajer harus bisa menyampaikan evaluasi kerja dengan unit degesi. Dalam hal ini manajer
akan menyampaikan kesalahan-kesalahan yang ditemukan dan solusi alternatif untuk
memperbaiki kesalahan.

d. Follow Up
Salah satu yang tidak boleh terlewat adalah proses tindak lanjut dan penyampaian informasi.
Dibutuhkan suatu diskusi sebagai bentuk tindak lanjut dalam memperbaiki masalah dalam
proses kerja.

Aktivitas Manajemen Sumber Daya Manusia

Aktivitas SDM adalah sebagai berikut

1. Perencanaan dan Analisis SDM


Aktivitas perencanaan ini dilakukan untuk mengantisipasi kekuatan yang akan
mempengaruhi pasokan dan permintaan akan tenaga kerja. Sedangkan, aktivitas analisis
dan penilaian selektivitas SDM juga penting dilakukan sebagai bagian dari menjaga daya
saing organisasi. Dukungan informasi akurat dan tepat waktu yang didapatkan dari Sistem
Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM) sangat dibutuhkan untuk menunjang aktivitas
ini.

2. Kesetaraan Kesempatan Bekerja

Kepatuhan pda hukum dan peraturan Kesetaraan Kesempatan Bekerja (Equal


Employment Opportunity - EEO) mempengaruhi aktifitas SDM lainnya dan menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen SDM. Contohnya, perencanaan SDM
harus memastikan sumber tenaga kerja yang bervariasi untuk memenuhi jumlah tenaga
kerja yang ditetapkan oleh hukum dan peraturan. Selain itu, pada saat perekrutan, seleksi
dan pelatihan, semua manajer harys mengerti peraturan ini.

3. Perekrutan/Staffing
Sasaran perekrutan adalah untuk menyediakan pasokan tenaga kerja yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan organisasi. Dengan mengerti apa yang dilakukan oleh tenaga
kerja, analisis perkerjaan (job analysis) adalah dasar dari fungsi perekrutan. Dari sini,
uraian pekerjaan (job description) dan spesifikasi pekerjaan (job spesification), dapat
dipersiapkan untuk proses perekrutan. Proses seleksi sangatlak menekankan pada
pemilihan orang yang memenuhi kriteria persyaratan (qualified) untuk mengisi lowongan
pekerjaan.
4. Pengembangan SDM
Pekerjaan pasti akan berevolusi dan berubah, karena itu diperlukan pelatihan yang
berkesinambungan untuk tanggap pada perubahan teknologi. Pengembangan semua
tenaga kerja, termasuk pengawas (supervisor) dan manajer, diperlukan iuntuk
menyiapkan organisasi menghadap tantangan ke depan. Perencanaan Karir (Career
Planning) mengidentifikasi jalur dan aktivitas setiap individu yang berkembang di suatu
organisasi.

5. Kompensasi dan Keuntungan


Kompensasi diberikan pada tenaga kerja yang melakukan kerja organisasi seperti
pembayaran (pay), insentif (incentive), dan keuntungan (benefits). Perusahaan harus
mengembangkan dan selalu memperbaiki sistem upah dan gaji. Program insentif seperti
pembagian keuntungan dan penghargaan atas produktivitas semakin banyak dilakukan.
Peningkatan biaya pada keuntungan, contohnya pada keuntungan pemeliharaan
kesehatan, selalu menjadi isu penting.

6. Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja


Kesehatan dan keselamatan fisik serta mental tenaga kerja adalah hal yang utama.
Occupational Safety and Health Act (OSHA) atau Undang-Undang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja telah membuat organisasi lebih tanggap atas isu kesehatan dan
keselamatan. Pertimbangan tradisional atas keselamatan kerja terfokus pada mengurangi
atau menghapuskan kecelakaan kerja. Pertimbangan lain adalah pada isu kesehatan yang
timbul pada lingkungan kerja yang berbahaya seperti resiko terkena bahan kimia atau
teknologi baru. Keamanan tempat kerja juga semakin penting karena kekerasasn tidak
jarang terjadi di sini.

7. Hubungan Tenaga Kerja dan Buruh / Manajemen


Hak-hak tenaga kerja harus diperhatikan, tidak peduli apakah ada atau tidak ada
serikat tenaga kerja. Komunikasi dan pembaharuan kebijakan dan peraturan SDM sangat
penting untuk dikembangkan sehingga manajer dan tenaga kerja tahu apa yang
diharapkan dari mereka.

Perencanaan Perlu Manajemen Strategi Untuk Menggambarkan Keputusan

Manajemen Strategik dimaksudkan untuk mengkaji proses yang berkelanjutan mulai


dari formulasi strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi dalam rangka
mengarahkan dan mengendalikan terkait keputusan-keputusan strategik antar fungsi-fungsi
manajemen dalam rangka mendukung pencapaian tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran
organisasi.

Menurut Whellen dan Hunger (2012), manajemen strategik adalah seperangkat


keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja jangka panjang dari sebuah
organisasi. Ini termasuk pemindaian lingkungan (baik eksternal dan internal), formulasi
strategi (strategis atau perencanaan jangka panjang), implementasi strategi, dan evaluasi dan
kontrol. Oleh karena itu, kajian manajemen strategis menekankan monitoring dan evaluasi
peluang dan ancaman eksternal dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan
organisasi.

Perencanaan Dalam Organisasi Perusahaan (Industri Besar)

Manajemen perusahaan industri (MPI) adalah serangkaian aktivitas untuk


menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa melalui transformasi input menjadi output.
Aktivitas merupakan proses atau sekumpulan kengiatan yang memerlukan satu atau lebih dari
input, merubah dan menambah nilai pada input tersebut, sehingga dapat memberikan satu
atau lebih output bagi pelanggan. Input terdiri atas sumber daya manusia (tenaga kerja),
modal (peralatan dan fasilitas), pembelian bahan baku dan jasa, tanah dan energi. Sedangkan
outputnya adalah barang dan jasa, dengan demikian pembahasan MPI identik dengan
Operations Management.

Formulasi strategi korporat

Strategi korporat tidak lain adalah pedoman umum manajerial yang dipergunakan
bagi organisasi multi bisnis yang merupakan rencana manajerial bagi satu bisnis saja, maka
strategi korporat merupakan payung utama bagi seluruh bisnis yang dimiliki oleh perusahaan.
Oleh karenanya tugas semacam ini hanya akan di lakukan oleh pimpinan puncak organisasi
dan beberapa orang kunci lain dalam jajaran manajemen puncak.

Dalam kaitan itu maka paling tidak ada empat area yang menjadi perhatian utama
dalam memformulasi strategi korporasi bagi organisasi multi bisnis.
a)     Menciptakan kombinasi multi bisnis
b)     Mengelola dan mendorong kinerja multi bisnis
c)     Mencari bentuk kombinasi portofolio bisnis untuk membentuk sinergi
d)     Menentukan skala prioritas dan alokasi sumber daya produktif

Formulasi strategi unit bisnis

Formulasi strategi pada tingkat unit bisnis atau tingkat divisi harus sejalan dengan
formulasi strategi bisnis secara keseluruhan dari perusahaan. Formulasi strategi pada tingkat
unit bisnis dilakukan dengan melibatkan para pengambil keputusan pada unit bisnis. Salah
satu pendekatan yang cukup mudah dan banyak dikenal dalam memformulasikan strategi
pada tingkat unit bisnis adalah dengan menggunakan strategi generic yang dikemukakan oleh
Michael porter yaitu pendekatan untuk mengungguli pesaing dalam industri, berarti semua
kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi persaingan industri, yaitu ancaman pesaing baru,
kekuatan tawar menawar pemasok, kekuatan tawar menawar pembeli, ancama produk
pengganti, dan persaingan antar perusahaan yang sudah ada dalam industri.Pilihan
perusahaan mengeanai strategi, atau kelompok strategi untuk bersaing, adalah di dasarkan
pada proses menganalisis semua faktor-faktor seperti yang telah di sebutkan sebelumnya.
Faktor-faktor tersebut adalah ancaman masuknya pendatang baru, kekuatan tawar menawar
pembeli dan pemasok, ancaman produk pengganti dan persaingan antara perusahaan yang
ada. Dengan kata lain, merumuskan strategi persaingan dalam suatu lingkungan industri
dapat di pandang sebagai pilihan mengenai kelompo strategis mana yang bersaing di
dalamnya. Untuk kepentingan inilah Michael poeter kemudian menyarankan tiga strategi
yang harus di pertimbangkan oleh perusahaan: Yaitu strategi keunggulan biaya, diverensiasi,
dan fokus.

Pengertian Organisasi

ERNEST DALE:
Organisasi adalah suatu proses perencanaan yang meliputi penyusunan,
pengembangan, dan pemeliharaan suatu  struktur atau pola hubunngan kerja dari orang-orang
dalam suatu kerja kelompok.

CYRIL SOFFER:
Organisasi adalah perserikatan orang-orang yang masing-masing diberi peran tertentu
dalam suatu system kerja dan pembagian dalam mana pekerjaan itu diperinci menjadi tugas-
tugas, dibagikan kemudian digabung lagi dalam beberapa bentuk hasil.

KAST & ROSENZWEIG:


Organisasi adalah sub system teknik, sub system structural, sub system pshikososial
dan sub system manajerial dari lingkungan yang lebih luas dimana ada kumpulan orang-
orang berorenteasi pada tujuan.

Definisi UMUM:
“Kelompok orang yang secara bersama-sama ingin mencapai tujuan”

TEORI ORGANISASI KLASIK

Konsep-konsep tentang organisasi telah berkembang mulai tahun 1800-an, dan


konsep-konsep ini sekarang di kenal sebagai teori lasik (classical theory) atau kadang-kadang
di sebut juga teori tradisional. Para teoritis klasik menekankan pentingnya “rantai perintah”
dan penggunaaan disiplin, aturan dan supervise ketet untuk merubah organisasi-organisasi
agar beroprasi lebih efisien. Teori klasik memberikan petunjuk “mekanistik” structural yang
kaku, bukan kreativitas. Teori klasik berkembang dalam tiga aliran : birokrasi, teori
administrasi, dan manajemen ilmiah. Ketiga aliran ini di bangun atas dasar anggapan-
anggapan yang sama dan semuanya berkembang sekitar tahun 1900-1950.
TEORI ORGANISASI MODERN

Teori organisasi modern mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sitem


tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, tetapi organisasi adalah suatu system
terbuka yang harus, bila ingin mempertahankan kelangsungan hidupnya, menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan lingkungannya.
Teori modern adalah multidisiplin dengan sumbangan dari berbagai bidang sisiplin limu
pengetahuan. Interaksi dinamis antar proses-proses, bagian-bagian dan fungsi-fungsi dalam
suatu organisasi, maupun dengan organisasi lain, dan dengan lingkungan, merupakan inti
pembahasan teori modern.

TEORI ORGANISASI NEOKLASIK

Teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Teori neoklasik merubah,
menambah, dan dalam banyak hal memperluas teori klasik. Anggapan dasar teori neoklasik
adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu
maupun sebagai bagian kelompok kerjanya.
DALAM MERENCANAKAN MASA DEPAN SUATU ORGANISASI,
APAKAH HARUS STRATEGI DAHULU DI TETAPKAN, BARU MIMPI ATAU
MENUNGGU MIMPI DULU BARU STRATEGI DITETAPKAN DIKEMUDIAN
HARINYA.

JELASKAN DAN BERI ALASANNYA.

Jawab :

Menurut saya dalam merencanakan masa depan suatu organisasi kita harus punya
mimpi atau tujuan yang harus di capai dahulu lalu selanjutnya mengatur strategi untuk
mencapai tujuan atau mimpi yang sudah kita tetapkan. Karena apabila kita sudah mengetahui
apa saja mimpi yang ingin kita capai kita dapat mengatur apa saja yang harus dilakukan, cara,
waktu mencapainya, dan sebagainya untuk mewujudkan mimpi untuk suatu masa depan
organisasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai