Dosen Pengampu :
Nama :
Afaf Lauditta
202510046
Secara operasional sumber daya manusia memiliki sekurang- kurangnya tiga fungsi
yaitu sebagai pengambil keputusan, penguasa, atau pemilik dari seluruh proses pembangunan
kedua sebagai pelaksana dari keputusan-keputusan yang telah dibuat dan ketiga adalah
sebagai pencairan hasil-hasil pembangunan.
Bilamana diperhatikan GBHN 1993, maka jelas terlihat adanya suatu keinginan untuk
menempatkan manusia dalam posisi sentral dalam keseluruhan proses pembangunan. Sering
dikatakan bahwa manusia adalah subjek sekaligus objek pembangunan. Ini berarti bahwa
ketiga fungsi diatas ingin di tegakkan dalam proses pembangunan, sehingga martabat rakyat
indonesia dapat ditingkatkan dan bangsa indonesia dapat memainkan peran yang sewajarnya
dalam masyarakat dunia.
Dalam hubungan ini dapat pula diperhatikan dimensi normatif yang penting dari
pengertian sumber daya manusia yaitu individu dan masyarakat indonesia. Jadi kondisi
normatif yang ingin diciptakan menyangkut bukan saja masing-masing individu, tetapi juga
masyarakat. Hal ini masyarakat perlunya dicarikan sekumpulan kebijaksanaan dan instrumen
yang memberi keseimbangan peran antara individu dan kolektivitas.
Secara singkat dapat dikemukakan bahwa sumber daya manusia dalam fungsinya
selaku pelaku dan pengambil keputusan akhir dalam proses pembangunan perlu ditingkatkan
sikap dan tekad kemandirian baik sebagai individu maupun selaku masyarakat. Sikap dan
tekad kemandirian ini penting dalam rangka meningkatkan kualitas SDM.
Fungsi Manajemen
1. Planning (Perencaaan)
Manajer juga akan melihat apakah keputusan rencana yang diambil cocok dan sesuai
dalam memenuhi tujuan perusahaan. Dalam fungsi manajemen, perencanaan memiliki peran
yang sangat penting. Tanpa ada perencanaan yang jelas maka fungsi manajemen lainnya
tidak akan berjalan dengan baik. Perencanaan yang baik harus memiliki visi atau tujuan yang
dibuat secara sederhana serta rasional.
Perencanaan juga harus meliputi analisis pekerjaan yang jelas, bersifat fleksibel
menyesuaikan dengan kondisi yang ada, seimbang, dan bisa menggunakan sumber daya
secara efektif. Berdasarkan perspektif manajemen, perencanaan memiliki beberapa tingkatan,
yaitu:
Penekanan dari top level planning adalah tujuan jangka panjang perusahaan serta menjadi
tanggung jawab dari manajemen puncak.
Pihak yang bertanggung jawab pada middle level planning yaitu berada manajemen yang ada
di setiap divisi dalam perusahaan atau organisasi.
3. Actuating (Pengarahan)
Pengarahan atau actuating merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mengusahakan setiap
anggota organisasi berusaha mencapai sasaran sesuai dengan rencana manajerial dan usaha.
Proses dalam fungsi pengarahan, yaitu:
Leading (Memimpin/mengarahkan)
Fungsi ketiga yaitu Leading atau pengarahan. Fungsi ini adalah suatu fungsi
kepemimpinan dari seorang manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara
maksimal, juga untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan sebagainnya.
Setelah proses kerja selesai dilakukan maka evaluasi adalah hal yang harus dilakukan. Fungsi
evaluasi dilakukan untuk melihat apakah kinerja yang dilakukan telah sesuai dengan
perencanaan yang sudah dibuat.
Dalam proses evaluasi manajemen akan mengevaluasi efektivitas serta keberhasilan kinerja,
melakukan koreksi dan klasifikasi, serta memberi solusi terhadap masalah yang terjadi ketika
proses kerja berlangsung.
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan agar fungsi evaluasi atau controlling bisa
berlangsung dengan efektif, yaitu:
a. Routing
Manajer harus bisa memilih dan menetapkan cara untuk mengetahui dimana letak kesalahan
sering terjadi pada proses kerja.
b. Scheduling
Manajer perlu memiliki sikap tegas dan bisa menentukan waktu yang tepat untuk melakukan
pengawasan. Hal ini sangat perlu diperhatikan, karena terdapat banyak kejadian bahwa
pengawasan tidak bisa dilakukan dengan efisien dalam menemukan kesalahan.
Pengawasan yang dilakukan secara mendadak juga perlu dilakukan untuk menemukan
kesalahan.
c. Dispatching
Manajer harus bisa menyampaikan evaluasi kerja dengan unit degesi. Dalam hal ini manajer
akan menyampaikan kesalahan-kesalahan yang ditemukan dan solusi alternatif untuk
memperbaiki kesalahan.
d. Follow Up
Salah satu yang tidak boleh terlewat adalah proses tindak lanjut dan penyampaian informasi.
Dibutuhkan suatu diskusi sebagai bentuk tindak lanjut dalam memperbaiki masalah dalam
proses kerja.
3. Perekrutan/Staffing
Sasaran perekrutan adalah untuk menyediakan pasokan tenaga kerja yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan organisasi. Dengan mengerti apa yang dilakukan oleh tenaga
kerja, analisis perkerjaan (job analysis) adalah dasar dari fungsi perekrutan. Dari sini,
uraian pekerjaan (job description) dan spesifikasi pekerjaan (job spesification), dapat
dipersiapkan untuk proses perekrutan. Proses seleksi sangatlak menekankan pada
pemilihan orang yang memenuhi kriteria persyaratan (qualified) untuk mengisi lowongan
pekerjaan.
4. Pengembangan SDM
Pekerjaan pasti akan berevolusi dan berubah, karena itu diperlukan pelatihan yang
berkesinambungan untuk tanggap pada perubahan teknologi. Pengembangan semua
tenaga kerja, termasuk pengawas (supervisor) dan manajer, diperlukan iuntuk
menyiapkan organisasi menghadap tantangan ke depan. Perencanaan Karir (Career
Planning) mengidentifikasi jalur dan aktivitas setiap individu yang berkembang di suatu
organisasi.
Strategi korporat tidak lain adalah pedoman umum manajerial yang dipergunakan
bagi organisasi multi bisnis yang merupakan rencana manajerial bagi satu bisnis saja, maka
strategi korporat merupakan payung utama bagi seluruh bisnis yang dimiliki oleh perusahaan.
Oleh karenanya tugas semacam ini hanya akan di lakukan oleh pimpinan puncak organisasi
dan beberapa orang kunci lain dalam jajaran manajemen puncak.
Dalam kaitan itu maka paling tidak ada empat area yang menjadi perhatian utama
dalam memformulasi strategi korporasi bagi organisasi multi bisnis.
a) Menciptakan kombinasi multi bisnis
b) Mengelola dan mendorong kinerja multi bisnis
c) Mencari bentuk kombinasi portofolio bisnis untuk membentuk sinergi
d) Menentukan skala prioritas dan alokasi sumber daya produktif
Formulasi strategi pada tingkat unit bisnis atau tingkat divisi harus sejalan dengan
formulasi strategi bisnis secara keseluruhan dari perusahaan. Formulasi strategi pada tingkat
unit bisnis dilakukan dengan melibatkan para pengambil keputusan pada unit bisnis. Salah
satu pendekatan yang cukup mudah dan banyak dikenal dalam memformulasikan strategi
pada tingkat unit bisnis adalah dengan menggunakan strategi generic yang dikemukakan oleh
Michael porter yaitu pendekatan untuk mengungguli pesaing dalam industri, berarti semua
kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi persaingan industri, yaitu ancaman pesaing baru,
kekuatan tawar menawar pemasok, kekuatan tawar menawar pembeli, ancama produk
pengganti, dan persaingan antar perusahaan yang sudah ada dalam industri.Pilihan
perusahaan mengeanai strategi, atau kelompok strategi untuk bersaing, adalah di dasarkan
pada proses menganalisis semua faktor-faktor seperti yang telah di sebutkan sebelumnya.
Faktor-faktor tersebut adalah ancaman masuknya pendatang baru, kekuatan tawar menawar
pembeli dan pemasok, ancaman produk pengganti dan persaingan antara perusahaan yang
ada. Dengan kata lain, merumuskan strategi persaingan dalam suatu lingkungan industri
dapat di pandang sebagai pilihan mengenai kelompo strategis mana yang bersaing di
dalamnya. Untuk kepentingan inilah Michael poeter kemudian menyarankan tiga strategi
yang harus di pertimbangkan oleh perusahaan: Yaitu strategi keunggulan biaya, diverensiasi,
dan fokus.
Pengertian Organisasi
ERNEST DALE:
Organisasi adalah suatu proses perencanaan yang meliputi penyusunan,
pengembangan, dan pemeliharaan suatu struktur atau pola hubunngan kerja dari orang-orang
dalam suatu kerja kelompok.
CYRIL SOFFER:
Organisasi adalah perserikatan orang-orang yang masing-masing diberi peran tertentu
dalam suatu system kerja dan pembagian dalam mana pekerjaan itu diperinci menjadi tugas-
tugas, dibagikan kemudian digabung lagi dalam beberapa bentuk hasil.
Definisi UMUM:
“Kelompok orang yang secara bersama-sama ingin mencapai tujuan”
Teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Teori neoklasik merubah,
menambah, dan dalam banyak hal memperluas teori klasik. Anggapan dasar teori neoklasik
adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu
maupun sebagai bagian kelompok kerjanya.
DALAM MERENCANAKAN MASA DEPAN SUATU ORGANISASI,
APAKAH HARUS STRATEGI DAHULU DI TETAPKAN, BARU MIMPI ATAU
MENUNGGU MIMPI DULU BARU STRATEGI DITETAPKAN DIKEMUDIAN
HARINYA.
Jawab :
Menurut saya dalam merencanakan masa depan suatu organisasi kita harus punya
mimpi atau tujuan yang harus di capai dahulu lalu selanjutnya mengatur strategi untuk
mencapai tujuan atau mimpi yang sudah kita tetapkan. Karena apabila kita sudah mengetahui
apa saja mimpi yang ingin kita capai kita dapat mengatur apa saja yang harus dilakukan, cara,
waktu mencapainya, dan sebagainya untuk mewujudkan mimpi untuk suatu masa depan
organisasi tersebut.