Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1


Pembuatan Tawas Potasium Aluminium KAI(SO4 )2 .12 H2 O

Oleh
Kelompok :2

Anggota : Afaf Lauditta (06101381419048)


Ariyanti (06101281419034)
Citra Suciati (06101281419035)
Diska Novelis (06101381419042)
Intan Wulandari (06101281419029)
Paulus Fernando (06101381419047)
Yulianti Sartika (06101281419077)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016
PERCOBAAN 10

I. Judul : Pembuatan Tawas Potasium Aluminium KAI(SO4 )2 .12 H2 O


II. Tujuan : Mempelajari pembuatan tawas kalium aluminium

III. Dasar teori


Tawas adalah kelompok garam rangkap berhidrat berupa kristal dan
bersifat isomorf. Tawas ini dikenal dengan nama KAl(SO4)2.12 H2O yang dikenal
banyak sebagai koagulan didalam pengolahan air maupun limbah. Sebagai
koagulan alum sulfat sangat efektif untuk mengendapkan partikel yang melayang
baik dalam bentuk koloid maupun suspensi.Selain itu, Kalium Aluminum sulfat
(tawas) mempunyai manfaat yang sangat penting antara lain adalah sebagai
pewarna tekstil. Tekstil yang diwarnai, dicelupkan dalam larutan tawas dan
dipanaskan dengan uap air, Hidrolisis dari Al(H2O)63+ mengendapkan Al(OH)3 ke
atas serat tekstil dan kemudian zat warna diserap oleh Al(OH)3. Berdasarkan
manfaat inilah, tawas dapat diproduksi secara besar-besar dari garam aluminium
maupun logam aluminium sebagai bahan baku. Logam aluminium sebagai bahan
baku dapat diperoleh dari limbah aluminium foil yang banyak dibuang sebagai
limbah padat. Banyaknya limbah aluminium diakibatkan manfaat aluminium foil
yang banyak digunkan sebagai bungkus makanan, seperti pitza, kue, tutup
makanan siap saji di pesawat dan lainnya. Secara komersial, tawas dibuat dari
aluminium hidroksida karena lebih ekonomis, tetapi pada percobaan ini,
pembuatan tawas dilakukan dari limbah Al yang berserakan.
Alum merupakan salah satu senyawa kimia yang dibuat dari molekul air
dan dua jenis garam, salah satunya biasanya Al2(SO4)3. Alum kalium merupakan
senyawa yang tidak berwarna dan mempunyai bentuk kristal oktahedral atau
kubus ketika kalium sulfat dan aluminium sulfat keduanya dilarutkan dan
didinginkan. Larutan alum kalium tersebut bersifat asam.Alum kalium memiliki
titik leleh 900C. Kalium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas kalium) dengan
rumus KAl(SO4)2.12H2O digunakan dalam pemurnian air, pengolahan limbah,
dan bahan pemadam api.
Tawas kalium dibuat dari logam aluminium dan kalium hidroksida.Logam
aluminium bereaksi secara cepat dengan KOH panas menghasilkan larutan garam
kalium aluminat.Tawas kalium aluminium sulfat dihasilkan dengan mereaksikan
logam aluminium (Al) dalam larutan basa kuat (kalium hidroksida) akan larut
membentuk aluminat. Tawas dapat digunakan sebagai pengering sekaligus
membersihkan sumur, juga sebagai bahan kosmetik, zat warna tertentu, bubuk
kue, dan zat penyamak kulit. Penggunaan tawas yang berlebihan akan
menimbulkan gangguan kesehatan karena tubuh mengalami kelebihan Aluminium
(Al). Penggunaan dosis tawas yang berlebihan dalam air dapat pula menurunkan
pH cukup besar sehingga air yang diolah menjadi asam. Air dengan pH rendah ini
tidak baik bagi kesehatan. Air minum yang terlalu asam akan mengganggu
keseimbangan asam basa cairan tubuh. Dosis tawas yang digunakan untuk
menjernihkan air sebanyak 200 liter adalah 12 gram tawas (kurang lebih 0,5
sendok makan). Tawas yang digunakan pada bahan pangan pada umumnya
dianggap aman oleh Food and Drug Administration bila digunakan menurut
prosedur yang disarankan sebagaimana dalam praktek komersial yang baik.
Senyawa aluminium khususnya senyawa sulfat banyak digunakan pada
industri kertas. Selain itu, tawas digunakan sebagai koagulan dalam pengolahan
air dan air buangan maupun penyamakan kulit dan bahan pewarna di industri
tekstil. Selain itu tawas pun dapat digunakan untuk mengentalkan lateks (getah
karet yang cair) sehingga menjadi membeku. Aluminium adalah logam putih,
yang liat dan dapat ditempa; bubuknya berwarna abu-abu. Ia melebur pada 659
C. Bila terkena udara, objek-objek aluminium teroksidasi pada permukaannya,
tetapi lapisan oksida ini melindungi objek dari oksida lebih lanjut. Aluminium
adalah tervalen dalam senyawa-senyawanya. Ion-ion aluminium (Al3+ )
membentuk garam-garam yang tak berwarna dengan anion-anion yang tak
berwarna. Halida, nitrat, dan sulfatnya larut dalam air; larutan ini memperlihatkan
reaksi asam karena hidrolisis. Aluminium sulfida dapat dibuat hanya dalam
keadaan padat saja, dalam larutan air ia terhidrolisis dan terbentuk aluminium
hidroksida. Aluminium sulfat membentuk garam-garam rangkap dengan sulfat
dari kation-kation monovalen dengan bentuk-bentuk kristal yang menarik, yang
disebut tawas (alum,aluin) (Svehla, 1985)
IV. Alat dan Bahan
a. Gelas beker 100 ml g. Etanol 60 %
b. Batang pengaduk h. Aluminium (dapat digunakan kaleng
minuman)
c. Kertas Saring i. KOH 2 M
d. Corong Hirsch j. H2 SO4 9-10 M
e. Silinder pengukur 10 ml k. Gelas arloji
f. Penangas air

V. Prosedur Percobaan
1. Potonglah sampel aluminium menjadi potongan-potongan kecil.
Timbanglah kira-kira 0,2 gram di atas gelas arloji.
2. Ke dalam gelas beker tambahkan 10 ml larutan KOH 2 M
3. Hangatkan larutan KOH di atas penangas air dan kemudian masukkan
sepotong aluminium ke dalam larutan, lakukan ini dalam lemari asap.
Perhatikan: Jangan memanaskan larutan terlalu panas dan jangan
memindahkan gelas beker dari lemari asap sampai semua aluminium
telah dimasukkan ke dalamnya, reaksi ini membebaskan gas hydrogen.
4. Segera setelah reaksi mulai terjadi, pindahkan gelas beker dari penangas
air. Tempatkan kembali di atas penangas air bila reaksi sudah mulai
berkurang (tidak terjadi gelembung gas) dan tambahkan potongan
aluminium yang lain.
5. Bila semua potongan logam telah bereaksi, saringlah campuran tersebut
melalui corong penyaring yang telah disumbat (dipasang) dengan glass
wool.
6. Tambahkan hati-hati 20 ml larutan H2 SO4 9-10 M ke dalam filtrat dan
periksalah dengan kertas lakmus bahwa larutan tersebut bersifat asam.
Ingat larutan asam sulfat pekat bila terkena kulit akan menyebabkan luka
bakar. Bila hal ini terjadi, segera cuci dengan air dan obati.
7. Tutuplah gelas beker dengan gelas arloji dan biarkan larutan tersebut
sampai keesokan harinya, maka akan terbentuk kristal tawas potassium
aluminium, KAI(S ) .12 O (tumbuhnya kristal dapat dibantu
dengan menggesek-gesekkan batang pengaduk kaca pada dinding bagian
dalam larutan sementara didinginkan atau bila perlu dapat ditambahkan
2-3 ml etanol).
8. Kumpulkan kristal yang telah terbentuk di atas corong Hirsch dan
pindahkan sisanya dari gelas beker dengan cara menambahkan 5 ml
etanol 60%. Bila perlu, ulangi cara tersebut sampai tidak ada kristal yang
tertinggal.
9. Biarkan kristal tersebut kering sampai keesokan harinya.
10. Timbanglah berat kristal-kristal tersebut dan hitunglah persentase
berdasarkan jumlah aluminium yang digunakan.
11. Lakukan rekristalisasi terhadap hasil kotor dengan menggunakan pelarut
air.
VI. Hasil Pengamatan

Cara Kerja Hasil Pengamatan


Alumunium foil yang Alumunium foil meleleh dan
telah di potong kecil- menimbulkan gelembung-gelembung
kecil 0,2 gram gas, kemudian setelah alumunium foil
dimasukkan kedalam larut, larutan menjadi keruh dan ada
beker gelas yang berisi endapan hitam. Kemudian larutan
larutan KOH yang telah disaring untuk memisahkan antara filtrat
di panaskan dan endapannya.

Filtrat di tambah dengan Ketika larutan H2SO4 ditambahkan


larutan H2SO4 kedalam filtrat terjadi reaksi dan
terbentuk endapan yang berwarna putih.
Kemudian di saring dipisahkan filtrate
dan endapannya. Kemudian endapan
dicuci dengan etanol 95%.

Tawas yang dihasilkan Berat kertas saring = ... gr


Kertas saring + tawas = ... gr
Berat tawas = ... ...
= ... gr
VII. Persamaan reaksi

o 2Al (s) + 2KOH (aq) + 2H2O (l) 2KAlO2 (aq) + 3H2 (g)

o 2KAlO2 (aq) +2H2O (l) + H2SO4(aq) K2SO4(aq) + Al(OH)3 (s)

o H2SO4(aq) + K2SO4(aq) + 2Al(OH)3 (s) 2Kal(SO4)2 (aq) + 6H2O

o 24 H2O + 2Kal(SO4)2 (aq) 2Kal(SO4)2.12H2O(s)

Reaksi Keseluruhan

2Al (s) + 2KOH (aq)+ 10H2O (l) +H2SO4(aq) 2KAl(SO4)2.12H2O(s) +3H2(g)

VIII. Analisis Data

2Al (s) + 2KOH (aq)+ 10H2O (l) +H2SO4(aq) 2KAl(SO4)2.12H2O(s) +3H2(g)

gr Al
n Al= Ar Al
0,2 gr
n Al= 27 gr/mol

n Al= 0,007 mol


mol Al=mol KAl(SO4)2

mol tawas =

massa tawas (teori) = mol tawas x Mr tawas


= 0,007 mol x 474 gram/mol
=3,3 gram
Massa tawas (praktek)= 2,1 gram
massa tawas (p)
Yield = massa tawas (t) x 100%
2,1 gram
=3,3 gram x 100%

=63,6%
IX. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan mengenai pembuatan
tawas potasium aluminium KAI(SO4 )2 .12 H2 O. Proses awal pembuatan tawas
dilakukan dengan melarutkan potongan-potongan aluminium foil yang sudah
dipotong kecil-kecil dalam larutan KOH yang telah di panaskan terlebih dahulu.
Pada penambahan alumunium foil kedalam larutan KOH reaksi berjalan cepat
dan bersifat eksoterm yang dapat terlihat dari dalam tabung yang mengeluarkan
asap, ini menandakan bahwa reaksi tersebut menghasilkan kalor atau panas yang
mempengaruhi lingkungan. Dalam reaksi ini juga terbentuk gas H2 yang ditandai
dengan munculnya gelembung-gelembung gas. Gelembung gas tersebut hilang
setelah semua aluminium bereaksi. Setelah Al larut, dihasilkan larutan berwarna
hitam dan juga ada endapan yang berwarna hitam.

Setelah melakukan proses pelarutan selanjutnya dilakukan proses


penyaringan yang bertujuan untuk memisahkan filtratnya dari ion-ion
pengganggu. Lalu filtrat ini kemudian ditetesi dengan larutan asam sulfat. Proses
penambahan asam sulfat ini dilakukan secara perlahan sambil diaduk, hal ini
bertujuan agar semua Al yang berada di dalamnya dapat bereaksi sempurna
dengan pembentukan endapan yang sempurna secara teratur. Reaksi antar zat
yang dihasilkan dari reaksi antar Al dan KOH dengan asam sulfat menghasilkan
endapan yang berwarna putih. Endapan putih tersebut berasal dari senyawa
Al(OH)3 dikarenakan senyawa Al(OH)3 yang bersifat basa dicampurkan dengan
asam sulfat hingga terbentuk endapan. Hal tersebut bertujuan untuk membentuk
kation-kation (K+ dan Al3+) yang merupakan elemen yang dibutuhkan untuk
pembentukan tawas. Kemudian setelah terbentuk endapan putih larutan
dibiarkan dan didinginkan. Pada saat pendinginan ini, larutan dibiarkan diudara
terbuka dengan suhu kamar hingga dingin, dan endapan yang terbentuk adalah
KAl(SO4)2.12H2O. Setelah dingin, dilakukan penyaringan dan dibilas dengan air
dan etanol, yang bertujan untuk mencuci endapan dan membilas sisa tawas yang
tersisa di erlenmeyer serta etanol untuk mempercepat penguapan larutan
pencuci. Pencucian ini harus dilakukan dengan menggunakan larutan yang
bersifat volatil atau mudah menguap agar proses pencucian berjalan lebih cepat
dan sisa larutan pencucinya cepat menguap. Kristal yang terbentuk kemudian
disaring dan dikeringkan. Dari hasil percobaan yang dilakukan, tawas yang
diperoleh adalah sebanyak 2,1 gram, tawas yang di dapat tidak berwarna dan
berbentuk kristal.
X. Kesimpulan
1. Gelembung-gelembung udara yang timbul saat penambahan alumunium
foil kedalam larutan KOH menandakan bahwa ada H2 yang terlepas.
2. Reaksi antara Al(OH)3 dengan H2SO4 menghasilkan endapan putih.
3. Larutan pencuci bersifat volatil agar sisa larutan pencuci tersebut cepat
menguap.
4. Tawas yang dihasilkan dari percobaan ini berupa kristal-kristal putih.

XI. Daftar Pustaka

Arsyad.2001.Kamus Kimia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka utama.

Azis, T.2007. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. : Kendari: Jurusan


Kimia Universitas Haluoleo.

Cahyono, Bambang. 1991. Segi Praktisi Dan Metode Pemisahan Senyawa


Organic.Semarang: Kimia MIPA UNDIP
Cotton dan Wilkinson.2009. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta :UI Press.

Saito, Taro. 1996. Buku Teks Kimia Anorganik Online.Tokyo: Permission of


Iwanami Shoten.

Svehla, G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan


Semimikro Bagian I.Jakarta: PT Kalman Media Pusaka.

Tim Dosen Praktikum Kimia Anorganik. 2013. Buku Ajar Praktikum Kimia
Anorganik. Semarang: Lab Kimia Anorganik.
XII. Gambar Alat

Anda mungkin juga menyukai