Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM KIMIA UNSUR TRANSISI


PEMBUATAN TAWAS POTASIUM KROMIUM, KCr(SO4)2.12H2O
REREJRE

Kelompok 5 :
Anggota
1. Ayu Anggraini (06101181722041)
2. Andrean Kukuh Prakoso (06101281722033)
3. Devi Maharani (06101181722013)
4. Indri Kurnia Septiana (06101181722031)
5. Rara Amiati (06101281722032)
6. Septi Giana (06101181722039)

Dosen Pembimbing : 1. Maefa Eka Haryani., S.Pd., M.Pd.


2. Eka Adhiya,S.pd.,M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
PERCOBAAN VI
I. Judul Percobaan : Pembuatan Tawas Potasium Kromium, KCr(SO4)2.12H2O
II. Tanggal Percobaan : 22 Oktober 2019
III. Tujuan Percobaan : Mempelajari reaksi pembuatan tawas potassium kromium

IV. Dasar Teori


Tawas adalah kelompok garam rangkap berhidrat berupa Kristal dan bersifat
isomorf. Tawas ini dikenal dengan nama KAI(SO4)2.12H2O yang dikenal banyak
sebagai koagulan di dalam pengolahan airmaupun limbah. Sebagai koagulam alum
sulfat sangat efektif untuk mengendapkan partikel yang melayang baik dalam
bentuk koloid maupun suspense.
Tawas adalah senyawa kimia berupa garam sulfat yang memiliki banyak
sekali ragamnya salah satunya yang paling populer adalah Aluminum Sulfat yang
banyak digunakan oleh PDAM untuk memproses air sungai menjadi ari bersih (oleh
karena itu disebut juga dengan nama populer Alum). Jenis tawas lainnya adalah
seperti Tawas Natrium untuk bahan pengembang roti, Tawas Kalium untuk
pengolah limbah, Tawas Besi untuk penyamakan kulit dan bahan pewarna. Kembali
kepada kebutuhan sehari-hari, kamu dapat temui bongkahan tawas dicemplungkan
ke sumur pompa untuk membuat airjadi jernih. Ibu kamu yang gemar memasak juga
kadang menggunakan Tawas pada air rebusan untuk membuat mie dan baso. dan
juga untuk penghilang bau pada masakan rebung (kuncup bambu). Tawas juga
digunakan untuk bahan dasar deodorant atau juga dioleskan langsung pada ketiak
untuk menghindari bau badan.
Tawas merupakan garam sulfat rangkap terhidrat dengan formula M+M3+
(SO4)2.12H2O. M+ merupakan kation univalen, umumnya Na+, Fe+, Cr+, Ti3+
atau Co3+, tawas biasa dikenal dalam kehidupan sehari-hari adalah amonium sulfat
dodekahidrat. Berikut beberapa contoh tawas, cara membuat dan kegunaannya:
1. Natrium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas natrium) dengan formula
NaAl(SO4)2.12h2O digunakan sebagai serbuk pengembang roti.
2. Kalium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas kalium) dengan rumus
KAl(SO4)2.12H2O digunakan dalam pemurnian air, pengolahan limbah, dan
bahan pemadam api.
Tawas kalium dibuat dari logam aluminium dan kalium hidroksida. Logam
aluminium bereaksi secara cepat dengan KOH panas menghasilkan larutan garam
kalium aluminat.
2Al(s) + 2K+(aq) + 2OH-(aq) + 6H2O(l) ——> 2K+(aq) + 2Al(OH)4-(aq) + 3H2(g)
ion aluminium, Al(OH)4- yang bersifat ampoter jika direaksikan dengan asam
sulfat,diendapkan sebagai aluminium hidroksida, tetapi larut pada pemanasan.
Tawas kromium diproduksi dari kromat garam atau dari paduan
ferrochromium. Larutan pekat kalium dikromat dapat dikurangi, biasanya dengan
sulfur dioksida, tetapi juga dengan alcohol atau formaldehida, dengan adanya asam
sulfat pada suhu <40 derajat celcius, atau dapat dilarutkan dalam asam sulfat dan,
setelah pengendapan besi sulfat, tawas krom mengkristal pada penambahan kalium
sulfat. Tawas kromium mengkristal diteratur oktahedra dengan sudut diratakan dan
sangat larut dalam air. Solusinya memerah lakmus merupakan zat.
Untuk setiap kali pembuatan tawas, sebagian pelarut mungkin perlu
dikurangi dengan cara penguapan untuk menghasikan larutan jenuh yang kemudian
menghasilkan Kristal tawas pada waktu didinginkan. Untuk mendapatkan Kristal
yang berukuran besar, pendinginan larutan jenuh harus dilakukan secara perlahan-
lahan.
Tawas atau aluminium sulfat jarang ditemukan dalam bentuk garam anhidrat
biasanya aluminium sulfat membentuk garam hidrat dengan kandungan air yang
berbeda-beda dan yang paling umum dalam bentuk heksadecahydrate. Aluminium
sulfat juga digunakan sebagai mordan saat dying dan percetakan tekstil. Pemakaian
tawas juga tidak terlepas dari sifat-sifat kimia yang dikandung oleh air baku.
Aluminium dan garam-garam besi adalah bahan kimia yang efektif bekerja pada
kondisi airyang mengandung alkalin. Dengan demikian semakin banyak dosis tawas
yang ditambahkan maka pH akan semakin turun.
Tawas atau alum adalah suatu senyawa aluminium sulfat, pembuatan tawas
dapat bisa dilaksanakan dengan melarutkan material yang mengandung Al2O3 dalam
larutan asam sulfat. Salah satu sumbernya di alam terdapat didalam tanah kaolin.
Reaksi antara kaolin dengan asam sulfat akan menghasikan aluminium sulfat. Tawas
padat diperoleh dari proses kristalisasi larutan jenuh aluminium sulfat.
Bahan baku yang digunakan untuk proses pembuatan tawas tersedia dalam
jumlah yang cuku besar di dalam negeri. Bahan baku tersebut dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu sumber aluminium dan sulfat. Umumnya aluminium sulfat dibuat
dari bauksit dan asam sulfat dengan dipanaskan selama 15-20 jam. Bahan galian
yang mengandung aluminium.
Alum kalium merupakan jenis alum yang paling penting. Alum kalium
merupakan senyawa yang tidak berwarna dan mempunyai bentu kristal octahedral
atau kubus ketika kalium sulfat dan aluminium sulfat keduanya dilarutkan dan
didinginkan. Larutan alum kalium tersebut bersifat asam. Alum kalium sangat larut
dalam air panas. Ketika Kristal alum kalium dipanaskan terjadi pemisahan secara
kimia dan sebagian garam yang terdehidrasi terlarut dalam air. Alum digunakan
untuk pembuatan bahan tekstil yang tahan api, sebagai obat, dll.

V. Alat dan Bahan


a. Alat :
1. Gelas beker
2. Batang pengaduk
3. Evaporator
4. Kertas saring
5. Corong
6. Gelas arloji
7. Penangas air
b. Bahan :
1. NaOH (5 M)
2. H2SO4 (5 M)
3. Etanol
4. Kalium dikromat
5. H2O2 3%
6. HNO3 (2 M)

VI. Prosedur Percobaan


1. Masukkan 25 ml larutan asam sulfat 5 M kedalam beker gelas, kemudian
tambahkan 4gr potassium dikromat. Aduk campuran tersebut dan panaskan
diatas penangas air agar semua dikromat larut.
2. Dinginkan larutan dalam pendingin es kira-kira selam 10 menit dan kemudian
tambahkan 4 ml etanol sedikit demi sedikit kedalam campuran. Penambahan
harus dilakukan secara hati-hati, karena pada reaksi tersebut menghasilkan
panas. Amati perubahan yang terjadi dan catat pada lembar kerja.
3. Tutup larutan dengan gelas arloji dan amati perubahan yang terjadi pada
Keesokan harinya.
4. Kumpulkan Kristal-kristal yang telah terbentuk diatas corong dan pindahkan
Sisanya dari gelas beker dengan cara menambahkan 5 ml etanol 60%. Bila
perlu, ulangi cara tersebut sampai tidak ada Kristal yang tertinggal. Biarkan
Kristal-kristal tersebut kering pada suhu kamar (dinamakan air drying) sampai
keesokan harinya.
5. Timbang berat Kristal-krital tersebut dan hitung presentase hasil dari tawas
Potassium kromium berdasarkan jumlah dikromat yang digunakan.
6. Lakukan pengujian adanya ion kromium dengan cara : kedalam sejumlah
sampel (0,05 gr tawas kromium kedalam 2 ml air) tambahkan larutan NaOH
5M tetes demi tetes sampai tdak terjadi lagi perubahan (setiap penambahan
satu tetes larutan dikocok dan diamati dengan cermat sebelum penambahan
tetes berikutnya dilajutkan atau tidak). Kemudian tambahkan 1 ml larutan
H2O2 3% dan panaskan campuran sampai terjadi perubahan warna. Timbulnya
warna kuning pada larutan (CrO4) menunjukkan adanya 4 ion kromat. Catat
pengamatan anda pada lembar kerja dan tuliskan keseimbangan persamaan
ionic dari oksidasi cr (aq) oleh H2O2 dalam medium basah.
Catatan: Pelaksanaan uji untuk Cr harus dilakukan dalam medium basa.
7. Lakukan tes pengujian adanya ion sulfat dengan cara: didalam tabung uji,
larutkan 0,05 gr tawas kromium dengan 5 ml air. Tambahkan larutan
Ba(NO3)2 0,1 M dan larutan HNO3 2M beberapa tetes. Catat pengamatan
anda pada lembar kerja dan tuliskan keseimbangan persamaan ionic dari reaksi
yang terjadi.

VII. Hasil Pengamatan

Proses Hasil Pengamatan

Asam Sulfat + K2Cr2O7 Larutan berwarna orange bening.

(Asam sulfat + K2Cr2O7) kemudian Larutan berubah menjadi berwarna


dilakukan pemanasan orange kemerahan.

Lalu dilakukan proses pendinginan Tidak mengalami perubahan pada saat


pendinginan.

Kemudian ditambahkan 4 ml Etanol Setelah ditambah 4 ml etanol larutan


(tetes pertetes) berubah dari warna orange kemerahan
Proses Hasil Pengamatan

berubah menjadi warna hitam pekat.


Setiap ditambah tetes pertetes etanol,
larutan tersebut menghasikan panas yaitu
terdapat asap atau menghasilkan gas, dan
terlihat ada gelembung-gelembung gas
di dalam larutan tersebut.

Setelah ditambah etanol secara terus- Larutan berubah menjadi hijau


menerus sampai 4 ml kehitaman yang pekat.

Ditutup dengan tissue dan plastic dan Larutan tidak mengalami perubahan dan
dibiarkan beberapa hari tidak terdapat Kristal pada larutan.

VIII. Persamaan Reaksi

 8H+(aq) + CrO72-(aq) + 3C2H5OH(aq) → 3CH3CHO(aq) + 2Cr3+ +7H2O(l)

K+(aq) + Cr3+(aq) + 2O42-(aq) 12H2O(l) → KCr(SO4)2.12H2O

 Perhitungan data

Volume H2SO4 : 25 ml

M H2SO4 : 5M

Mol H2SO4 : 25 ml x 5M = 125 mmol = 0,125 mol

Massa K2CrO7 : 4 gram

MolK2CrO7 : 4 gram/294,2 gram/mol = 0,013 mol

Volume C2H5OH : 3,8 ml

DensitasC2H5OH : 0,789 g/cm3


MolC2H5OH : 0,789 g/cm3x 3,8 ml = 0,065 mol

4H2SO4(aq) + K2CrO7(s) + 3C2H5OH(aq)  2KCr(SO4)2(s)+3CH3CHO(aq)+ 7H2O (l)

M : 0,5mol 0,013 mol 0,195 mol - - -

B : 0,052 mol 0,013 mol 0,039 mol 0,026 mol 0,039 mol 0,019 mol

S : 0,448 mol - 0,156 mol 0,026 mol 0,039 mol 0,019 mol

 Massa secarateori = n. Mr

= 0,013 mol x 283 gram/mol

= 3,679 gram

 Massa secara praktek = 0 gram

% Eror =

= 100%

IX. Pembahasan

Pada praktikum kali ini yaitu mengenai Pembuatan Tawas Potasium


Kromium, KCr(SO4)2.12H2O, yang dibuat dengan cara melarutkan 4 gram
potassium dikromat kedalam 25 ml asam sulfat dengan konsentrasi 5 M, kemudian
larutan tersebut diaduk dan terbentuk larutan berwarna orange bening. Kemudian
setelah dilakukan proses pelarutan tersebut, lalu dilakukan pemanasan pada larutan
tersebut. Pemanasan ini bertujuan agar potassium dikromat dapat larut seluruhnya
kedalam larutan asam sulfat 5 M atau dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat
proses pelarutan. Setelah dilakukan proses pemanasan larutan berubah menjadi
orange kemerahan yang menandakan bahwa potassium dikromat melarut seluruhnya
di dalam larutan asam sulfat dengan konsentrasi 5 M.

Setelah dilakukan pemanasan, kemudian dilakukan proses pendinginan.


Pada proses pendinginan ini bertujuan untuk mempercepat proses kristalisasi pada
larutan. Tetapi pada percobaan yang kami lakukan pada saat proses pendinginan
larutan tidak mengalami perubahan yaitu tetap berwarna orange kemerahan. Setelah
dilakukan proses pendinginan kemudian ditambahkan 4 ml etanol tetes demi tetes
kedalam larutan. Penambahan etanol ini bertujuan untuk membantu pembentukan
Kristal tawas. Setelah ditambah 4 ml etanol larutan berubah dari warna orange
kemerahan berubah menjadi warna hijau kehitaman yang pekat.

Setiap ditambah tetes pertetes etanol, larutan tersebut menghasilkan panas


yaitu terdapat asap atau menghasilkan gas, dan terlihat ada gelembung-gelembung
gas di dalam larutan tersebut. Tujuan ditambahkan etanol tetes demi tetes dan tidak
secara langsung hal tersebut dikarenakan reaksi ini merupakan reaksi panas dan
pada reaksi tersebut terlihat dihasilkannya gas yang dihasilkan dari reaksi panas
tersebut, sehingga apabila ditambahkan secara langsung bukan tetes demi tetes
maka akan sangat berbahaya karena reaksi yang terjadi sangat panas dan secara
tidak langsung gas yang dihasikan juga akan semaki banyak dan sangat berbahaya
bagi kesehatan.

Setelah ditambahkan etanol sebanyak 4 ml ke dalam larutan, kemudian


larutan ditutup dengan tissue dan dilapisi lagi dengan plastic lalu diikat, dan
dibiarkan selama beberapa hari, tetapi setelah dibiarkan beberapa hari tetap tidak
terdapatnya Kristal tawas meskipun larutan telah dibiarkan selama beberapa hari
didalam oven. Jika terbentuknya Kristal tawas di dalam larutan, maka akan
dilakukan proses penyaringan setelah terbentuk kristalkemudian hasil penyaringan
dikeringkan dan tawas ditimbang. Akan tetapi pada percobaan yang kami lakukan
tidak terdapatnya Kristal tawas, sehingga mengakibatkan persen kesalahan sebesar
100% karena tidak ada tawas yang terbentuk.

Hasil kesalahan sebesar 100% ini disebabkan oleh beberapa kesalahan pada
saat praktikum, seperti pada saat penimbangan potassium dikromat yang tidak tepat,
kemudian penutupan larutan yang tidak rapat sehingga gas-gas dalam larutan
banyak yang keluar, dan dapat juga dipengaruhi dengan pengaruh suhu system dan
lingkungan, serta kesalahan seperti pembuatan larutan dan cara mereaksikan larutan
tersebut yang tidak sesuai dengan yang semestinya.

X. Kesimpulan

1. Tawas merupakan suatu garam sulfat rangkap terhidrat dengan formula M+ M3+
(SO4)2 12 H2O.

2. Proses Pemanasan pada larutan bertujuan agar potassium dikromat dapat larut
seluruhnya kedalam larutan asam sulfat 5 M atau dilakukan dengan tujuan untuk
mempercepat proses pelarutan keduanya.

3. Proses pendinginan pada larutan bertujuan untuk mempercepat proses kristalisasi


pada larutan.

4. Penambahan etanol ke dalam larutan bertujuan untuk membantu pembentukan


Kristal tawas. Setelah ditambah 4 ml etanol larutan berubah dari warna orange
kemerahan berubah menjadi warna hijau kehitaman yang pekat.

5. Etanol ditambah dengan tetes demi dan tidak secara langsung hal tersebut
dikarenakan reaksi ini merupakan reaksi panas dan pada reaksi tersebut terlihat
dihasilkannya gas yang dihasilkan dari reaksi panas.

6. Tidak terbentuknya Kristal tawas pada praktikum ini disebabkan oleh beberapa
kesalahan pada saat praktikum, seperti pada saat penimbangan potassium
dikromat yang tidak tepat, penutupan larutan yang tidak rapat, pengaruh suhu
system dan lingkungan, serta kesalahan pembuatan larutan dan cara mereaksikan
larutan tersebut yang tidak sesuai dengan yang semestinya.

DAFTAR PUSTAKA

Adha,M.2013. Laporan Pembuatan Tawas. (Online).


https://id.scribd.com/doc/175465734/Laporan-pembuatan-tawas. (Diakses pada
tanggal 1 November 2019).
Gulo, Fakhili dan Desi.2016. Panduan Praktikum Kimia Anorganik 2. Indralaya:
Universitas Sriwijaya.
Petrucci,R. 1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Savitri,F.I.2016. Laporan Kimia Anorganik Percobaan 8. (Online).
https://id.scribd.com/doc/310446653/laporan-kimia-anorganik-percobaan-8.
(Diakses pada tanggal 1 November 2019).
Setiawan,R.H.2014. Laporan Praktikum Kimia Anorganik 2 Pembuatan Tawas.(Online).
http://www.academia.edu/6775433/laporan-praktikum-kimia-anorganik-2-
pembuatan-tawas. (Diakses pada tanggal 19 Oktober 2019).
Shevla, G. 1990. Analisis Organik Kualitatif Makro Dan Semimakro. Jakarta: PT. Kalman
Media Pustaka.
LAMPIRAN

Proses pelarutan Asam Sulfat + K2Cr2O7

(Asam sulfat + K2Cr2O7) kemudian


dilakukan pemanasan
Proses pendinginan larutan

Proses penambahan 4 ml etanol tetes demi


tetes

Setelah selesai penambahan etanol sebanyak


4 ml
Setelah 2 hari proses penyimpanan

Anda mungkin juga menyukai