0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
78 tayangan20 halaman
Siklus asam sitrat (siklus Krebs) adalah serangkaian reaksi kimia yang berlangsung secara berurutan di dalam mitokondria sel untuk mengubah asam piruvat menjadi energi, karbon dioksida, dan air.
Siklus asam sitrat (siklus Krebs) adalah serangkaian reaksi kimia yang berlangsung secara berurutan di dalam mitokondria sel untuk mengubah asam piruvat menjadi energi, karbon dioksida, dan air.
Siklus asam sitrat (siklus Krebs) adalah serangkaian reaksi kimia yang berlangsung secara berurutan di dalam mitokondria sel untuk mengubah asam piruvat menjadi energi, karbon dioksida, dan air.
(SIKLUS KREBS) • Serangkaian reaksi kimia dalam sel Pengertian (mitokondria) yang berlangsung secara berurutan dan berulang.
• Mengubah asam piruvat menjadi CO2, H2O,
Tujuan dan sejumlah energi.
Sejarah • Menggunakan nama Hans Krebs seorang ahli
biokimia yang banyak jasa dalam penelitian Penamaan tentang metabolisme karbohidrat. SIKLUS ASAM SITRAT (SIKLUS KREBS) Pembentukan Asetil Koenzim A (Asetil KoA) Asetil KoA dibentuk pada reaksi antara asam piruvat dengan Koenzim A. Reaksi pembentukan asetil KoA menggunakan kompleks piruvat dehidrogenase sebagai katalis yang terdiri atas beberapa jenis enzim. Koenzim yang ikut dalam reaksi ini ialah tiamin pirofosfat (TPP), NAD+, asam lipoat dan ion Mg2+ sebagai aktivator. Reaksi ini bersifat irreversibel. Pembentukan Asam Sitrat Asetil KoA adalah senyawa berenergi tinggi dan dapat berfungsi sebagai zat pemberi gugus asetil atau dapat ikut dalam reaksi kondensasi. Asam sitrat dibentuk oleh asetil KoA dengan asam oksaloasetat dengan cara kondensasi. Enzim yang bekerja sebagai katalis adalah sitrat sintetase. Asam sitrat yang terbentuk merupakan salah satu senyawa dalam siklus asam sitrat. Pembentukan Asam Isositrat Asam sitrat kemudian diubah menjadi asam isositrat melalui asam akonitat. Enzim yang bekerja pada reaksi ini ialah akonitase. Dalam keadaan keseimbangan terdapat 90% asam sitrat, 4% asam akonitat dan 6% asam isositrat. Walaupun dalam keseimbangan ini asam isositrat hanya sedikit, tetapi asam isositrat akan segera diubah menjadi asam ketoglutarat sehingga keseimbangan akan bergeser ke kanan. Pembentukan Asam α-Ketoglutarat Asam isositrat diubah menjadi asam oksalosuksinat, kemudian diubah lebih lanjut menjadi asam α-ketoglutarat. Enzim isositrat dehidrogenase bekerja pada reaksi pembentukan asam oksalosuksinat dengan koenzim NADP+, sedangkan enzim karboksilase bekerja pada reaksi berikutnya. Pada reaksi kedua, selain asam α-ketoglutarat, dihasilkan CO2. Untuk 1 mol asam isositrat yang diubah, dihasilkan 1 mol NADPH dan 1 mol CO2. Koenzim yang digunakan dalam reaksi selain NADP, juga NAD. Pembentukan Suksinil KoA Asam α-ketoglutarat diubah menjadi suksinil KoA dengan ialan dekarboksilasi oksidatif. Reaksi ini analog dengan reaksi pembentukan asetil KoA dari asam piruvat. Koenzim TPP dan NAD+ diperlukan juga dalam reaksi pembentukan suksinil KoA. Reaksi berlangsung antara asam α-ketoglutarat dengan koenzim A menghasilkan suksinil KoA dan melepaskan CO2. NADH juga dihasilkan pada reaksi ini. Reaksi ini bersifat irreversibel. Suksinil KoA adalah senyawa berenergi tinggi dan akan diubah menjadi asam suksinat. Pembentukan Asam Suksinat Asam suksinat terbentuk dari suksinil KoA dengan cara melepaskan koenzim A serta pembentukan guanosin trifosfat (GTP) dari guanosin difosfat (GDP). Enzim suksinil KoA sintetase bekerja pada reaksi yang bersifat reversibel ini. Gugus fosfat yang terdapat pada molekul GTP segera dipindahkan kepada ADP. Katalis dalam reaksi ini adalah nukleosida difosfokinase. Pembentukan Asam Fumarat Dalam reaksi ini asam suksinat diubah menjadi asam fumarat melalui proses oksidasi dengan menggunakan enzim suksinatdehidrogenase dan FAD sebagai koenzim. Pembentukan Asam Malat Asam malat terbentuk dari asam fumarat dengan cara adisi molekul air. Enzim fumarase bekerja sebagai katalis dalam reaksi ini. Pembentukan Asam Oksaloasetat Tahap akhir dalam siklus asam sitrat adalah dehidrogenasi asam malat untuk membentuk asam oksaloasetat. Enzim yang bekerja pada reaksi ini ialah malat dehidrogenase. Oksaloasetat yang terjadi kemudian bereaksi dengan asetil koenzim A dan asam sitrat yang terbentuk bereaksi lebih lanjut dalam siklus asam sitrat. Demikian reaksi- reaksi yang disebutkan berlangsung terus-menerus dan berulang kali. ENERGI KATABOLISME Pembentukan ATP Berkaitan Dengan Glikolisis Selama glikolisis, banyak energi bebas yang diberikan oleh molekul glukosa yang disimpan dalam bentuk ATP.
Persamaan keseimbangan bagi glikolisis anaerobik
yang terjadi didalam otot kerangka yang amat aktif:
Jadi bagi setiap molekul glukosa terurai, 2 molekul
ATP dihasilkan dari ADP dan Pi. Pemisahan persamaan glikolisis anaerobik menjadi dua proses : 1. Pengubahan glukosa menjadi laktat , yang mengakibatkan pembebasan energi bebas.
2. Pembentukan ATP dari ADP dan fosfat, yang
memerlukan input energi bebas Jadi, keseluruhan reaksi yang berkaitan dengan glikolisis berjalan dengan penurunan sejumlah besar energi bebas. Baik pada keadaan baku atau yang terjadi di dalam sel, glikolisis merupakan reaksi yang mutlak tidak dapat balik, yang disempurnakan oleh penurunan sejumlah besar energi bebas. Banyak Energi Bebas Yang Tetap Tinggal Di dalam Produk Glikolisis
Glikolisis membebaskan hanya sebagian
kecil dari semua energi yang tersedia di dalam molekul glukosa. Kedua molekul laktat yang dibentuk oleh glikolisis mengandung hampir semua energi molekul glukosa yang tersedia. Energi hanya dapat dibebaskan jika produk glikolisis dioksidasi sempurna menjadi CO2 dan H2O, dengan molekul oksigen sebagai penerima elektron. Glikolisis adalah proses terekayasa yang demikian canggih, yang mampu mengekstrak energi bebas dari glukosa tanpa mengoksidasi molekul ini. Perubahan Energi Bebas Menyertai perpindahan elektron
Elektron biasanya tidak akan mengalir dari satu
pasangan redoks kepasangan lain kecuali terdapat suatu katalisator atau enzim untuk mempercepat proses . Kecenderungan elektron untuk mengalir dari sistem elektronegatif menuju sistem elektropositif merupakan akibat terlepasnya energi bebas, karena elektron selalu cenderungbergerak kearah yang menurunkan energi bebas sistem reaksi. Semakin besar perbandingan perbedaan potensial baku diantara dua pasangan redoks, semakin besar kehilangan energi bebas pada saat elektron pindah dari pasangan yang bersifat elektronegatif menuju pasangan yang bersifat elektropositif.
Oleh karena itu, jika elektron mengalir melalui
seluruh rantai transport elektron dari NADH menuju oksigen, eletron tersebut melepaskan sejumlah energi bebas karena perbedaan diantara potensial baku pasangan redoks relatif besar.
Perubahan energi bebas baku reaksi yang melibatkan
perpindahan elektron diberikan oleh persamaan: ∆G˚΄= -nF∆E‘0 Gambar disamping adalah suatu diagram energi yang memperlihatkan: 1. Potensial baku beberapa pembawa elektron pada rantai respirasi. 2. Arah aliran elektron yang selalu menurun menuju oksigen . 3. Perubahan relatif energi bebas pada masing-masing tahap.
Ketiga tahap ini merupakan sisi penyimpan energi yang