Anda di halaman 1dari 16

TUGAS EVALUASI PROSES

DAN HASIL PEMBELAJARN KIMIA

DISUSUN OLEH:
AYU ANGGRAINI
( 06101181722041)

DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Effendi, M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDDIKAN
UNIVERSITAS SRIWJAYA
2020
Tes, Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi
1. TES

A. Pengertian Tes

Tes merupakan Seperangkat pertanyaan atau tugas yang direncanakan


untuk memperoleh informasi tentang trait/sifat/atribut dimana tiap butir
pertanyaan tsb memiliki jawaban.

B. Jenis-Jenis Tes

1. Dari segi bentuk pelaksanaannya

a. Tes Tertulis ( paper and pencil test)

Tes tertulis dalam pelaksanaannya lebih menekankan pada penggunaan


kertas dan pencil sebagai instrumen utamanya, sehingga tes mengerjakan soal
atau jawaban ujian pada kertas ujian secara tertulis, baik dengan tulisan tangan
maupun menggunakan komputer.

b. Tes Lisan ( oral test)

Tes lisan dilakukan dengan pembicaraan atau wawancara tatap muka antara
guru dan murid.

c. Tes Perbuatan (performance test)

Tes perbuatan mengacu pada proses penampilan seseorang dalam melakukan


sesuatu unit kerja. Tes perbuatan mengutamakan pelaksanaan perbuatan peserta
didik.

2. Dari segi bentuk soal dan kemungkinan jawabannya

a. Tes Essay (uraian) atau tes subjektif

Tes Essay adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan terstruktur dan
siswa menyusun, mengorganisasikan sendiri jawaban tiap pertanyaan itu dengan
bahasa sendiri. Tes essay ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan
kemampuan dalam menjelaskan atau mengungkapkan suatu pendapat dalam
bahasa sendiri.
 KELEBIHAN TES URAIAN

o Membiasakan siswa untuk merumuskan sendiri segala sesuatu yang ada


didalam benaknya.
o Mudah dipergunakan untuk mengungkapkan jenjang pengetahuan dan
kemampuan yang tinggi yang tidak sekedar hafalan terhadap fakta-fakta
yang pernah diterima oleh siswa.
o Penyusunan instrumennya sangat mudah serta tdak membutuhkan waktu
perencanaan yang banyak.

 KELEMAHAN TES URAIAN


o Sangat sulit untuk mendapatkan hasil pengukuran yang bersih.
o Lingkup ujinya tidak dapat mencakup rentangan materi yang luas karena
penyelesaian terhadap tes bentuk subjektif ini membutuhkan waktu yang
lama.
o Pengkoreksian membutuhkan waktu yang lama dan sulit.

 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun dan menggunakan tes uraian
o Merumuskan tujuan uji
o Tiap-tiap item soal hanya mengukur satu aspekkemampuan saja dan hindari
pertanyaan berantai.
o Struktur soal hars tegas dan lengkap dan hanya mempunyai satu peluang kunci
jawaban.

b. Tes Objektif

Tes objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa dan telah
disediakan alternatif jawabannya. Tes ini terdiri dariberbagai macam
bentuk, antara lain ;

o Tes Betul-Salah (TrueFalse)

o Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice)


o Tes Menjodohkan (Matching)

o Tes Analisa Hubungan (Relationship Analysis)

 KELEBIHAN TES OBJEKTIF


o Obyektivitas hasil penilaiannya tinggi , skornya sama.
o Dapat menjaring lingkup uji yang sangat luas
o Skoring sangat mudah dan cepat

 KELEMAHAN TES OBYEKTIF


o Diubutuhkan persiapan yang lama untuk menyusun instrument tesnya
o Sulit untuk membuat soal
o Sukar digunakan untuk mengukur kemampuan siswa
o Siswa dapat dengan mudah bekerja sama atau saling mencontek
3. Dari segi fungsi tes di sekolah

a. Tes Formatif

Tes Formatif, yaitu tes yang diberikan untuk memonitor kemajuan belajar
selama proses pembelajaran berlangsung. Tes ini diberikankan dalam tiap satuan
unit pembelajaran. Manfaat tes formatif bagi peserta didik adalah :

 Untuk mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai materi dalam tiap
unit pembelajaran.

 Merupakan penguatan bagi peserta didik.

 Merupakan usaha perbaikan bagi siswa, karena dengan tes formatif peserta
didik mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimilikinya.

 Peserta didik dapat mengetahui bagian dari bahan yang mana yang belum
dikuasainya.

b. Tes Summatif
Tes sumatif diberikan dengan maksud untuk mengetahui penguasaan atau
pencapaian peserta didik dalam bidang tertentu. Tes sumatif dilaksanakan pada
tengah atau akhir semester.

c. Tes Penempatan

Tes penempatan adalah tes yang diberikan dalam rangka menentukan


jurusan yang akan dimasuki peserta didik atau kelompok mana yang paling baik
ditempati atau dimasuki peserta didik dalam belajar.

d. Tes Diagnostik

Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mendiagosis penyebab


kesulitan yang dihadapi seseorang baik dari segi intelektual, emosi, fisik dan
lain-lain yang mengganggu kegiatan belajarnya.

C. Ciri-ciri Tes Yang Baik

Sebuah tes dikatakan baik jika memenuhi persyaratan:

 Bersifat valid atau memiliki validitas yang cukup tinggi. Suatu tes dikatakan
valid bila tes itu isinya dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur, artinya
alat ukur yang digunakan tepat

 Bersifat reliable, atau memiliki reliabelitas yang baik. Reliabelitas sering


diartikan dengan keterandalan. Suatu tes dikatakan relliabel jika tes itu diberikan
berulang-ulang memberikan hasil yang sama.

 Bersifat praktis atau memiliki kepraktisan. Tes memiliki sifat kepraktisan artinya
praktis dari segi perencanaan, pelaksanaan tes dan memiliki nilai ekonomi tetapi
harus tetap mempertimbangkan kerahasiaan tes.

Namun syarat minimum yang harus dimiliki oleh sebuah tes yang baik adalah
valid dan reliable.
D. Langkah-langkah Pengembangan Tes

Ada enam tahap dalam merencanakan dan menyusun tes agar diperoleh tes yang
baik,yaitu:

1) Pengembangan spesifikasi tes

Spesifikasi tes adalah suatu ukuran yang menunjukkan keseluruhan


kualitas tes dan ciri-ciri yang harus dimiliki oleh tes yang akan dikembangkan.
Hal yang perlu diperhatikan adalah :

a) Menentukan tujuan, tujuan pembelajaran yang baik hendaklah berorientasi


kepada peserta didik, bersifat menguraikan hasil belajar, harus jelas dan
dapat dimengerti, mengandung kata kerja yang jelas (kata kerja
operasional), serta dapat diamati dan dapat di ukur.

b) Menyusun kisi-kisi soal, penyusunan kisi-kisi soal bertujuan untuk


merumuskan setepat mungkin ruang lingkup, tekanan dan bagian-bagian
tes sehingga perumusan tersebut dapat menjadi petunjuk yang efektif bagi
penyusun tes.

c) Memilih tipe soal, dalam memilih tipe soal perlu diperhatikan kesesuaian
antara tipe soal dengan materi, tujuan evaluasi, skoring, pengelolaan hasil
evaluasi, penyelenggaraan tes, serta ketersediaan dana dan kepraktisan

d) Merencanakan tingkat kesukaran soal, untuk soal objektif dapat diketahui


melalui uji coba atau dapat juga diperkirakan berdasarkan berat ringannya
beban penyeleaian soal tersebut

e) Merencanakan banyak soal

f) Merencanakan jadwal penerbitan soal

2) Penulisan soal

3) Penelaahan soal, yaitu menguji validitas soal yang bertujuan untuk mencermati
apakah butir-butir soal yang disusun sudah tepat untuk mengukur tujuan pembelajaran
yang sudah dirumuskan, ditinjau dari segi isi/materi, kriteria dan psikologis.
4) Pengujian butir-butir soal secara empiris, kegiatan ini sangat penting jika soal yang
dibuat akan dibakukan.

5) Penganalisisan hasil uji coba

6) Pengadministrasian soal

E. Menganalisis Tes

Menganalisis instrument (alat evaluasi) bertujuan untuk mengetahui apakah alat


ukur yang digunakan atau yang akan digunakan sudah memenuhi syarat-syarat sebagai
alat ukur yang baik, tepat mengukur sesuatu sesuai tujuan yang telah dirumuskan.
Sebuah instrument dikatakan baik jika memenuhi syarat validitas, reliabelitas dan
bersifat praktis.

1. Validitas Tes

Suatu tes dikatakan valid jika tes itu dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur. Valid disebut juga sahih, terandalkan atau tepat. Tes hasil
belajar yang valid, harus dapat menggambarkan hasil belajar yang di ukur

Macam-macam validitas

1). Validitas isi (content validity)

Validitas isi sering juga disebut validitas logis atau validitas rasional.
Validitas isi dapat dianalisis dengan bantuan kisi-kisi tes dan pedoman
penelaahan butir soal. Penelaahan butir soal secara umum ditinjau dari tiga
aspek yaitu:

 Aspek materi

 Aspek bahasa

 Aspek konstruksi

2). Validitas ramalan (predictive validity)


Suatu tes dikatakan memiliki validitas ramalan, apabila hasil pengukuran
yang dilakukan dengan tes itu dapat digunakan untuk meramalkan, atau tes itu
mempunyai daya prediksi yang cukup kuat. Untuk mengetahui apakah suatu tes
hasil belajar dapat dinyatakan sebagai tes yang memiliki validitas ramalan dapat
dilakukan dengan mengkorelasikan tes hasil belajar yang sedang diuji dengan
kriterium yang ada.

3) Validitas bandingan (concurent validity)

Suatu tes dikatakan memiliki validitas concurrent, apabila tes tersebut


mempunyai kesesuaian dengan hasil pengukuran lain yang dilaksanakan saat itu.
Misalnya, membandingkan hasil tes dari soal yang sedang dicari validitasnya
dengan hasil tes dari soal standar. Jika terdapat korelasi yang positif antara
kedua tes tersbut, berarti soal tes yang dibuat mempunyai validitas concurrent.

4). Construct validity (validitas konstruk)

Validitas konstruk artinya butir-butir soal dalam tes tersebut membangun


setiap aspek berpikir seperti yang tercantum dalam tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan. Penganalisisan validitas ini dapat dilakukan dengan jalan
melakukan pencocokan antara aspek berpikir yang dikehendaki diungkapkan
oleh tujuan pembelajaran, yaitu melalui penelaahan butir-butir soal.

Meski terdapat beberapa jenis validitas, dalam periode terakhir validitas


dianggap sebagai suatu konsep utuh, tidak dipilah-pilah sebagai jenis validitas.

2. PENGUKURAN
Pengukuran adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengidentifikasi besar
kecilnya obyek atau gejala (Hadi, 1995). Pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara;
1) menggunakan alat-alat yang standar,

2) menggunakan alat-alat yang tidak standar.

Pengukuran adalah suatu prosedur yang sistematis untuk memperoleh informasi


data kuantitatif baik data yang dinyatakan dalam bentuk angka maupun uraian yang
akurat, relevan, dan dapat dipercaya terhadap atribut yang diukur dengan alat ukur yang
baik dan prosedur pengukuran yang jelas dan benar.

Pengukuran yaitu Kegiatan penentuan angka dari suatu obyek yang diukur.
Penentuan angka ini merupakan suatu upaya untuk menggambarkan karakteristik suatu
obyek dan Untuk dapat menghasilkan angka maka diperlukan alat ukur.

3. PENILAIAN
Kegiatan untuk mengumpulkan informasi hasil kegiatan yang diperoleh dari
berbagai jenis tagihan dan mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil kegiatan dan
perkembangannya

Pengertian lain dari assesment yaitu proses untuk memperoleh data atau
informasi dari proses pembelajaran dan juga memberikan umpan biak terhadap guru
ataupun kepada peserta didik.

4. Fungsi Assessment

Dalam kegiatan belajar mengajar, assessment atau penilaian mempunyai peranan


yang penting. Karena assessment mempunyai dua fungsi yakni fungsi formatif dan
fungsi sumatif.

 Fungsi Formatif

Fungsi formatif yaitu dimana assessment dipakai untuk memberikan umpan


balik atau feedback terhadap para guru untuk dijadikan dasar ketika memperbaiki
dan membenarkan proses pembelajaran dan juga mengadakan remedial untuk para
peserta didik.

 Fungsi Sumatif

Adalah fungsi sebagi penentu nilai belajar siswa dalam satu mata pelajaran
tertentu, sehingga selanjutnya bisa dijadikan bahan memberikan laporan,
menentukan kenaikan kelas serta menentukan lulus atau tidaknya siswa.

Fungsi Penilaian :
1. Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas
2. Umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar
3. Meningkatkan motivasi belajar siswa
4. Evaluasi diri terhadap kinerja siswa

5. Tujuan Assessment

Menurut Chittenden (1994) menyatakan bahwa tujuan penilaian “assessment purpose”


adalah “keeping track”, checking up, finding out and summming up.

 Keeping Track

Keeping track yaitu untuk menelusuri dan melacak proses belajar peserta
didik yang sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah
diterapkan. Maka dari itu guru wajib mengumpulkan data dan informasi dalam
kurun waktu tertentu dari berbagai jenis dan teknik penilaian untuk mendapatkan
gambaran suatu pencapaian kemajuan belajar peserta didik.

 Checking Up

Checking Up adalah untuk mengecek pencapaian kemampuan peserta didik


didalam proses belajar dan kekurangan-kekurangan peserta didik ketika
mengikuti proses pembelajaran. Dengan kata lain, guru penting melaksanakan
penilaian untuk tahu bagian mana dari materi yang telah dikuasai peserta didik
dan bagian dari materi yang belum dikuasai.

 Finding Out

Finding Out adalah mencari, menemukan dan mendeteksi kekurangan


kesalahan atau kelemahan peserta didik didalam proses belajar, sehingga guru bisa
dengan tanggap mencari alternatif penyelesaiannya.

 Summing Up

Summing Up adalah cara untuk menyimpulkan tingkat penguasaan siswa


terhadap kompetensi yang sudah ditetapkan. Hasil dari penyimpulan ini bisa
digunakan guru dalam menyusun laporan kemajuan belajar ke berbagai pihak yang
saling membutuhkan.
6. Jenis-Jenis Assessment

Adapun jenis-jenis assessment yang sering dipakai, antara lain tes tertulis yang
disajikan kepada siswa untuk menjawabnya yaitu:

 Performance Assessment

Performance assessment yaitu jenis assessment yang menyuruh para peserta


didik untuk melakukan demonstasi bersamaan mengaplikasikan pengetahuan
dalam berbagai situasi yang dikehendaki.

 Penilaian Portofolio Dan Penialain Proyek

Penilaian proyek ini adalah tugas dalam bentuk suatu investigasi diawali dari
pengumpulan selanjutnya pengorganisasian dan evaluasi hingga dengan penyajian
data.

 Product Assessment Dan Self Assessment

Product Assessment adalah penilaian keterampilan dengan cara membuat suatu


produk tertentu. Sedangkan Self Assessment dilaksanakan sendiri oleh peserta
didik atau guru yang bersangkutan untuk kepentingan pengelolaan Kegiatan
Belajar Mengajar di tingkat kelas, terakhir, jenis assessment juga dapat berbentuk
penilaian sikap dan penilaian dengan basis kelas.

7. Pendekatan Penilaian
A. Penilaian otentik
adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan
pencapaian pembelajaran yang dilakukan peserta didik melalui berbagai teknik
yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan secara tepat
bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai.

Beberapa karakteristik penilaian otentik


1. Penilaian merupakan bagian dari proses pembelajaran bukan terpisah dari proses
pembelajaran.
2. Penilaian mencerminkan hasil proses pembelajaran pada kehidupan nyata, tidak
berdasarkan pada kondisi yang ada disekolah.
3. Menggunakan bermacam-macam instrument, pengukuran dan metode yang
sesuai dengan karaktristik dan esensi pengalaman belajar.
4. Penilaian bersifat komprehensif dan holistic yang mencakup semua ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
5. Penilaian mencakup penilaian proses pembelajaran dan hasil belajar.

B. Penilaian acuan criteria (PAK)


Merupakan penilaian pencapaian kompetensi didasarkan pada criteria
ketuntasan minimal (KKM).
KKM merupakan criteria ketuntasan belajar minimal dengan
mempertimbangkan karakteristik KD yang akan dicapai, daya dukung, dan
karakteristik peserta didik. Sejalan dengan ini maka guru didorong untuk
menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran tuntas serta tidak berorientasi pada
pencapaian target kurikulum semata.

8. Prinsip-prinsip penilaian
1. Objektif artinya penilaian berbasis pada standard an tidak dipengaruhi faktor
subjektivitas penilai.
2. Terpadu artinya penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu
dengan kegiatan pembelajaran dan berkesinambungan.
3. Ekonomis artinya penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporannya.
4. Transparan yaitu prosedur penilaian, criteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
5. Akuntabel yaitu penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal
sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
6. Edukatif yaitu mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
9. Contoh Assesment

Contoh dari assessment adalah pemberian tugas ketika belajar atau adanya UAS.
Penilaian dilakukan oleh guru berdasarkan assessment berupa lembar jawaban tugas
atau ujian. Guru memberikan nilai, bisa berupa angka atau huruf terhadap hasil
pekerjaan peserta didik. Setelah semua hasil assessment dinilai/diukur maka memasuki
tahap evaluasi. Semua hasil peserta didik diklasifikasikan, ada yang lulus atau tidak
lulus.

4. EVALUASI
Merupakan penilaian keseluruhan program mulai perencanaan suatu
program dan pelaksanaanya dan Proses penentuan sejauh mana tujuan suatu
program telah tercapai.
Ujian ulangan harian yang dilakukan guru di kelas atau bahkan ujian akhir
sekolah sekalipun, belum dapat menggambarkan esensi evaluasi pembelajaran,
terutama bila dikaitkan dengan penerapan kurikulum 2013. Sebab, evaluasi
pembelajaran pada dasarnya bukan hanya menilai hasil belajar, tetapi juga proses-
proses yang dilalui pendidik dan peserta didik dalam keseluruhan proses
pembelajaran. Istilah tes, pengukuran(measurement), penilaian(assesment) dan
evaluasi sering disalahartikan dan disalahgunakan dalam praktik evaluasi. Secara
konsepsional istilah-istilah tersebut sebenarnya berbeda satu sama lain, meskipun
mempunyai keterkaitan yang sangat erat.
Tes adalah pemberian suatu tugas atau rangkaian tugas dalam bentuk soal
atau perintah/suruhan lain yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Hasil
pelaksanaan tugas tersebut digunakan untuk menarik kesimpulan-kesimpulan
tertentu terhadap peserta didik.
Pengukuran(measurement) adalah suatu proses untuk menentukan kuantitas
daripada sesuatu. Sesuatu itu bisa berarti peserta didik, starategi pembelajaran,
sarana prasana sekolah dan sebagainya. Untuk melakukan pengukuran tentu
dibutuhkan alat ukur. Dalam bidang pendidikan, psikologi, maupun variabel-
variabel sosial lainnya, kegiatan pengukuran biasanya menggunakan tes sebagai alat
ukur.
Sedangkan penilaian(assesment)adalah suatu proses atau kegiatan yang
sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses
dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan
berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu (Arifin, 2013:4).
Evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil (produk). Hasil yang
diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah gambaran kualitas daripada sesuatu, baik
yang menyangkut tentang nilai atau arti. Sedangkan kegiatan untuk sampai kepada
pemberian nilai dan arti itu adalah evaluasi. Gambaran kualitas yang dimaksud
merupakan konsekuensi logis dari proses evaluasi yang dilakukan. Proses tersebut
tentu dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan, dalam arti terencana, sesuai
dengan prosedur dan aturan, dan terus menerus.
Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan kualitas daripada sesuatu,
terutama yang berkenaan dengan nilai dan arti.
Dalam proses evaluasi harus ada pemberian pertimbangan(judgement).
Pemberian pertimbangan ini pada dasarnya merupakan konsep dasar evaluasi.
Melalui pertimbangan inilah ditentukan nilai dan arti (worth and merit) dari sesuatu
yang sedang dievaluasi. Tanpa pemberian pertimbangan, suatu kegiatan bukanlah
termasuk kategori kegiatan evaluasi.
Pemberian pertimbangan tentang nilai dan arti haruslah berdasarkan kriteria
tertentu. Tanpa kriteria yang jelas, pertimbangan nilai dan arti yang diberikan
bukanlah suatu proses yang dapat diklasifikasikan sebagai evaluasi. Kriteria ini
penting dibuat oleh evaluator dengan pertimbangan
(a) hasil evaluasi dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah
(b) evaluator lebih percaya diri
(c) menghindari adanya unsur subjektifitas
(d) memungkinkan hasil evaluasi akan sama sekalipun dilakukan pada waktu
dan orang yang berbeda, dan
(e) memberikan kemudahan bagi evaluator dalam melakukan penafsiran hasil
evaluasi.
 Ciri-ciri Evaluasi
dalam Pendidikan Ada lima ciri evaluasi dalam pendidikan sebagaimana
diungkapkan Suharsimi (2002:11), yaitu: Ciri pertama, penilaian dilakukan secara
tidak langsung. Sebagai contoh mengetahui tingkat inteligen seorang anak, akan
mengukur kepandaian melalui ukuran kemampuan menyelesaikan soal-soal.
Dengan acuan bahwa tanda-tanda anak yang inteligen adalah anak yang
mempunyai:
a. Kemampuan untuk bekerja dengan bilangan.
b. Kemampuan untuk menggunakan bahasa yang baik.
c. Kemampuan untuk menanggap sesuatu yang baru (cepat mengikuti
pembicaraan orang lain).
d. Kemampuan untuk mengingat-ingat.
e. Kemampuan untuk memahami hubungan (termasuk menangkap kelucuan).
f. Kemampuan untuk berfantasi.
Ciri-ciri evaluasi hasil belajar :
a. Bersifat tidak langsung
b. Menggunakan data kuantitatif : nilai selau dinyatakan dengan bilangan hasil
pengukuran.
c. Menggunakan satuan-satuan baku : untuk kecerdasan orang menggunakan
satuan yang disebut dengan IQ.
d. Tidak tetap dari waktu kewaktu
e. Sering terjadi kesalahan

 Fungsi Evaluasi
1. Fungsi Selektif
Untuk menyeleksi siswa yang memenuhi syarat diantara para calon siswa yang
mendaftar.
2. Fungsi Diagnostik
Untuk mencari letak kesulitan belajar siswa, yang pada gilirannya dapat
digunakan oleh guru sebagai resep untuk melakukan remedial.
3. Fungsi Penempatan
Tujuannya adalah untuk melakukan pengelompokkan siswa berdasarkan
kemampuan yang telah dimilikinya.
4. Fungsi Pengukur Pencapaian Keberhasilan
Diukur melalui 2 macam evaluasi, yaitu
o Evaluasi formatif
Bertujuan untuk mengetahui perkembangan proses belajar mengajar
dari waktu ke waktu, karena bertujuan untuk mengetahui perkembangan
proses belajar mengajar.
o Evaluasi Sumatif
Bertujuan mengetahui pencapaian tujuan yang telah ditentukan
selama satu periode waktu tertentu.
 Manfaat Evaluasi
a. Manfaat bagi siswa
Memperoleh informasi nilai hasil belajar siswa.
b. Manfaat bagi guru
Memperoleh informasi keberhasilan siswa
Memperoleh informasi keefektifan pembelajaran
Memperoleh kesesuaian metode
c. Manfaat bagi sekolah
o Informasi mengenai kualitas lulusan-lulusannya sebagai cerminan
kualitas sekolah
o Informasi apakah kurikulum yang dipergunakan oleh sekolah tersebut
sudah benar
o Informasi untuk menentukan apakah sekolah tersebut sudah memenuhi
standar atau belum
 Komponen evaluasi
o Tujuan yang akan dicapai : SK dan KD
o Silabus : pokok materi yang berkaitan
o Kisi-kisi : aspek yang dinilai, indicator keberhasilan, jenjang yang ingin
dicapai, nomor soal,dan tipe soal.
o Instrumen penilaian : Teknik tes dan non tes
o Panduan penilaian/ rubric
o Skoring

Anda mungkin juga menyukai