DISUSUN OLEH:
AYU ANGGRAINI
( 06101181722041)
DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Effendi, M.Si.
A. Pengertian Tes
B. Jenis-Jenis Tes
Tes lisan dilakukan dengan pembicaraan atau wawancara tatap muka antara
guru dan murid.
Tes Essay adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan terstruktur dan
siswa menyusun, mengorganisasikan sendiri jawaban tiap pertanyaan itu dengan
bahasa sendiri. Tes essay ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan
kemampuan dalam menjelaskan atau mengungkapkan suatu pendapat dalam
bahasa sendiri.
KELEBIHAN TES URAIAN
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun dan menggunakan tes uraian
o Merumuskan tujuan uji
o Tiap-tiap item soal hanya mengukur satu aspekkemampuan saja dan hindari
pertanyaan berantai.
o Struktur soal hars tegas dan lengkap dan hanya mempunyai satu peluang kunci
jawaban.
b. Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa dan telah
disediakan alternatif jawabannya. Tes ini terdiri dariberbagai macam
bentuk, antara lain ;
a. Tes Formatif
Tes Formatif, yaitu tes yang diberikan untuk memonitor kemajuan belajar
selama proses pembelajaran berlangsung. Tes ini diberikankan dalam tiap satuan
unit pembelajaran. Manfaat tes formatif bagi peserta didik adalah :
Untuk mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai materi dalam tiap
unit pembelajaran.
Merupakan usaha perbaikan bagi siswa, karena dengan tes formatif peserta
didik mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimilikinya.
Peserta didik dapat mengetahui bagian dari bahan yang mana yang belum
dikuasainya.
b. Tes Summatif
Tes sumatif diberikan dengan maksud untuk mengetahui penguasaan atau
pencapaian peserta didik dalam bidang tertentu. Tes sumatif dilaksanakan pada
tengah atau akhir semester.
c. Tes Penempatan
d. Tes Diagnostik
Bersifat valid atau memiliki validitas yang cukup tinggi. Suatu tes dikatakan
valid bila tes itu isinya dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur, artinya
alat ukur yang digunakan tepat
Bersifat praktis atau memiliki kepraktisan. Tes memiliki sifat kepraktisan artinya
praktis dari segi perencanaan, pelaksanaan tes dan memiliki nilai ekonomi tetapi
harus tetap mempertimbangkan kerahasiaan tes.
Namun syarat minimum yang harus dimiliki oleh sebuah tes yang baik adalah
valid dan reliable.
D. Langkah-langkah Pengembangan Tes
Ada enam tahap dalam merencanakan dan menyusun tes agar diperoleh tes yang
baik,yaitu:
c) Memilih tipe soal, dalam memilih tipe soal perlu diperhatikan kesesuaian
antara tipe soal dengan materi, tujuan evaluasi, skoring, pengelolaan hasil
evaluasi, penyelenggaraan tes, serta ketersediaan dana dan kepraktisan
2) Penulisan soal
3) Penelaahan soal, yaitu menguji validitas soal yang bertujuan untuk mencermati
apakah butir-butir soal yang disusun sudah tepat untuk mengukur tujuan pembelajaran
yang sudah dirumuskan, ditinjau dari segi isi/materi, kriteria dan psikologis.
4) Pengujian butir-butir soal secara empiris, kegiatan ini sangat penting jika soal yang
dibuat akan dibakukan.
6) Pengadministrasian soal
E. Menganalisis Tes
1. Validitas Tes
Suatu tes dikatakan valid jika tes itu dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur. Valid disebut juga sahih, terandalkan atau tepat. Tes hasil
belajar yang valid, harus dapat menggambarkan hasil belajar yang di ukur
Macam-macam validitas
Validitas isi sering juga disebut validitas logis atau validitas rasional.
Validitas isi dapat dianalisis dengan bantuan kisi-kisi tes dan pedoman
penelaahan butir soal. Penelaahan butir soal secara umum ditinjau dari tiga
aspek yaitu:
Aspek materi
Aspek bahasa
Aspek konstruksi
2. PENGUKURAN
Pengukuran adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengidentifikasi besar
kecilnya obyek atau gejala (Hadi, 1995). Pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara;
1) menggunakan alat-alat yang standar,
Pengukuran yaitu Kegiatan penentuan angka dari suatu obyek yang diukur.
Penentuan angka ini merupakan suatu upaya untuk menggambarkan karakteristik suatu
obyek dan Untuk dapat menghasilkan angka maka diperlukan alat ukur.
3. PENILAIAN
Kegiatan untuk mengumpulkan informasi hasil kegiatan yang diperoleh dari
berbagai jenis tagihan dan mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil kegiatan dan
perkembangannya
Pengertian lain dari assesment yaitu proses untuk memperoleh data atau
informasi dari proses pembelajaran dan juga memberikan umpan biak terhadap guru
ataupun kepada peserta didik.
4. Fungsi Assessment
Fungsi Formatif
Fungsi Sumatif
Adalah fungsi sebagi penentu nilai belajar siswa dalam satu mata pelajaran
tertentu, sehingga selanjutnya bisa dijadikan bahan memberikan laporan,
menentukan kenaikan kelas serta menentukan lulus atau tidaknya siswa.
Fungsi Penilaian :
1. Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas
2. Umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar
3. Meningkatkan motivasi belajar siswa
4. Evaluasi diri terhadap kinerja siswa
5. Tujuan Assessment
Keeping Track
Keeping track yaitu untuk menelusuri dan melacak proses belajar peserta
didik yang sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah
diterapkan. Maka dari itu guru wajib mengumpulkan data dan informasi dalam
kurun waktu tertentu dari berbagai jenis dan teknik penilaian untuk mendapatkan
gambaran suatu pencapaian kemajuan belajar peserta didik.
Checking Up
Finding Out
Summing Up
Adapun jenis-jenis assessment yang sering dipakai, antara lain tes tertulis yang
disajikan kepada siswa untuk menjawabnya yaitu:
Performance Assessment
Penilaian proyek ini adalah tugas dalam bentuk suatu investigasi diawali dari
pengumpulan selanjutnya pengorganisasian dan evaluasi hingga dengan penyajian
data.
7. Pendekatan Penilaian
A. Penilaian otentik
adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan
pencapaian pembelajaran yang dilakukan peserta didik melalui berbagai teknik
yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan secara tepat
bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
8. Prinsip-prinsip penilaian
1. Objektif artinya penilaian berbasis pada standard an tidak dipengaruhi faktor
subjektivitas penilai.
2. Terpadu artinya penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu
dengan kegiatan pembelajaran dan berkesinambungan.
3. Ekonomis artinya penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporannya.
4. Transparan yaitu prosedur penilaian, criteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
5. Akuntabel yaitu penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal
sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
6. Edukatif yaitu mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
9. Contoh Assesment
Contoh dari assessment adalah pemberian tugas ketika belajar atau adanya UAS.
Penilaian dilakukan oleh guru berdasarkan assessment berupa lembar jawaban tugas
atau ujian. Guru memberikan nilai, bisa berupa angka atau huruf terhadap hasil
pekerjaan peserta didik. Setelah semua hasil assessment dinilai/diukur maka memasuki
tahap evaluasi. Semua hasil peserta didik diklasifikasikan, ada yang lulus atau tidak
lulus.
4. EVALUASI
Merupakan penilaian keseluruhan program mulai perencanaan suatu
program dan pelaksanaanya dan Proses penentuan sejauh mana tujuan suatu
program telah tercapai.
Ujian ulangan harian yang dilakukan guru di kelas atau bahkan ujian akhir
sekolah sekalipun, belum dapat menggambarkan esensi evaluasi pembelajaran,
terutama bila dikaitkan dengan penerapan kurikulum 2013. Sebab, evaluasi
pembelajaran pada dasarnya bukan hanya menilai hasil belajar, tetapi juga proses-
proses yang dilalui pendidik dan peserta didik dalam keseluruhan proses
pembelajaran. Istilah tes, pengukuran(measurement), penilaian(assesment) dan
evaluasi sering disalahartikan dan disalahgunakan dalam praktik evaluasi. Secara
konsepsional istilah-istilah tersebut sebenarnya berbeda satu sama lain, meskipun
mempunyai keterkaitan yang sangat erat.
Tes adalah pemberian suatu tugas atau rangkaian tugas dalam bentuk soal
atau perintah/suruhan lain yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Hasil
pelaksanaan tugas tersebut digunakan untuk menarik kesimpulan-kesimpulan
tertentu terhadap peserta didik.
Pengukuran(measurement) adalah suatu proses untuk menentukan kuantitas
daripada sesuatu. Sesuatu itu bisa berarti peserta didik, starategi pembelajaran,
sarana prasana sekolah dan sebagainya. Untuk melakukan pengukuran tentu
dibutuhkan alat ukur. Dalam bidang pendidikan, psikologi, maupun variabel-
variabel sosial lainnya, kegiatan pengukuran biasanya menggunakan tes sebagai alat
ukur.
Sedangkan penilaian(assesment)adalah suatu proses atau kegiatan yang
sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses
dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan
berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu (Arifin, 2013:4).
Evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil (produk). Hasil yang
diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah gambaran kualitas daripada sesuatu, baik
yang menyangkut tentang nilai atau arti. Sedangkan kegiatan untuk sampai kepada
pemberian nilai dan arti itu adalah evaluasi. Gambaran kualitas yang dimaksud
merupakan konsekuensi logis dari proses evaluasi yang dilakukan. Proses tersebut
tentu dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan, dalam arti terencana, sesuai
dengan prosedur dan aturan, dan terus menerus.
Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan kualitas daripada sesuatu,
terutama yang berkenaan dengan nilai dan arti.
Dalam proses evaluasi harus ada pemberian pertimbangan(judgement).
Pemberian pertimbangan ini pada dasarnya merupakan konsep dasar evaluasi.
Melalui pertimbangan inilah ditentukan nilai dan arti (worth and merit) dari sesuatu
yang sedang dievaluasi. Tanpa pemberian pertimbangan, suatu kegiatan bukanlah
termasuk kategori kegiatan evaluasi.
Pemberian pertimbangan tentang nilai dan arti haruslah berdasarkan kriteria
tertentu. Tanpa kriteria yang jelas, pertimbangan nilai dan arti yang diberikan
bukanlah suatu proses yang dapat diklasifikasikan sebagai evaluasi. Kriteria ini
penting dibuat oleh evaluator dengan pertimbangan
(a) hasil evaluasi dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah
(b) evaluator lebih percaya diri
(c) menghindari adanya unsur subjektifitas
(d) memungkinkan hasil evaluasi akan sama sekalipun dilakukan pada waktu
dan orang yang berbeda, dan
(e) memberikan kemudahan bagi evaluator dalam melakukan penafsiran hasil
evaluasi.
Ciri-ciri Evaluasi
dalam Pendidikan Ada lima ciri evaluasi dalam pendidikan sebagaimana
diungkapkan Suharsimi (2002:11), yaitu: Ciri pertama, penilaian dilakukan secara
tidak langsung. Sebagai contoh mengetahui tingkat inteligen seorang anak, akan
mengukur kepandaian melalui ukuran kemampuan menyelesaikan soal-soal.
Dengan acuan bahwa tanda-tanda anak yang inteligen adalah anak yang
mempunyai:
a. Kemampuan untuk bekerja dengan bilangan.
b. Kemampuan untuk menggunakan bahasa yang baik.
c. Kemampuan untuk menanggap sesuatu yang baru (cepat mengikuti
pembicaraan orang lain).
d. Kemampuan untuk mengingat-ingat.
e. Kemampuan untuk memahami hubungan (termasuk menangkap kelucuan).
f. Kemampuan untuk berfantasi.
Ciri-ciri evaluasi hasil belajar :
a. Bersifat tidak langsung
b. Menggunakan data kuantitatif : nilai selau dinyatakan dengan bilangan hasil
pengukuran.
c. Menggunakan satuan-satuan baku : untuk kecerdasan orang menggunakan
satuan yang disebut dengan IQ.
d. Tidak tetap dari waktu kewaktu
e. Sering terjadi kesalahan
Fungsi Evaluasi
1. Fungsi Selektif
Untuk menyeleksi siswa yang memenuhi syarat diantara para calon siswa yang
mendaftar.
2. Fungsi Diagnostik
Untuk mencari letak kesulitan belajar siswa, yang pada gilirannya dapat
digunakan oleh guru sebagai resep untuk melakukan remedial.
3. Fungsi Penempatan
Tujuannya adalah untuk melakukan pengelompokkan siswa berdasarkan
kemampuan yang telah dimilikinya.
4. Fungsi Pengukur Pencapaian Keberhasilan
Diukur melalui 2 macam evaluasi, yaitu
o Evaluasi formatif
Bertujuan untuk mengetahui perkembangan proses belajar mengajar
dari waktu ke waktu, karena bertujuan untuk mengetahui perkembangan
proses belajar mengajar.
o Evaluasi Sumatif
Bertujuan mengetahui pencapaian tujuan yang telah ditentukan
selama satu periode waktu tertentu.
Manfaat Evaluasi
a. Manfaat bagi siswa
Memperoleh informasi nilai hasil belajar siswa.
b. Manfaat bagi guru
Memperoleh informasi keberhasilan siswa
Memperoleh informasi keefektifan pembelajaran
Memperoleh kesesuaian metode
c. Manfaat bagi sekolah
o Informasi mengenai kualitas lulusan-lulusannya sebagai cerminan
kualitas sekolah
o Informasi apakah kurikulum yang dipergunakan oleh sekolah tersebut
sudah benar
o Informasi untuk menentukan apakah sekolah tersebut sudah memenuhi
standar atau belum
Komponen evaluasi
o Tujuan yang akan dicapai : SK dan KD
o Silabus : pokok materi yang berkaitan
o Kisi-kisi : aspek yang dinilai, indicator keberhasilan, jenjang yang ingin
dicapai, nomor soal,dan tipe soal.
o Instrumen penilaian : Teknik tes dan non tes
o Panduan penilaian/ rubric
o Skoring