Anda di halaman 1dari 8

Rizqun NA | Akne Vulgaris Pada Remaja

[ARTIKEL REVIEW]

AKNE VULGARIS PADA REMAJA


Rizqun Nisa Afriyanti
Medical Faculty of Lampung University

Abstract
Acne vulgaris is a chronic inflammatory disease of the unit polisebaseus which often occurs especially in adolescents
and young adults is characterized by comedones , papules , pustules , nodules , and cysts . Generally Acne vulgaris
often arise in the areas such as the face , shoulders , chest, back , and upper arms , the causes of Acne vulgaris is
affected by two factors: factors exogenous and endogenous factors . The highest prevalence of patients with Acne
vulgaris in women aged 14-17 years which reached 83-85 % and in men aged 16-19 years to reach 95-100 % . For
the Treatment of Acne vulgaris is composed of two kinds of medical treatment that consists of topical and systemic
and non- medical treatment .

Keywords : acne vulgaris, acne vulgaris insidens, treatment

Abstrak
Akne vulgaris merupakan suatu penyakit inflamasi kronik pada unit polisebaseus yang sering terjadi khususnya
pada remaja dan dewasa muda ditandai dengan komedo,papul ,pustul,nodul, dan kista. Umumnya Akne vulgaris
sering timbul di daerah daerah seperti wajah, bahu, dada, punggung, dan lengan atas,penyebab Akne vulgaris
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor eksogen dan faktor endogen. Prevelansi tertinggi penderita Akne vulgaris
pada wanita yaitu umur 14-17 tahun mencapai 83-85% dan pada pria umur 16-19 tahun mencapai 95-100%. Untuk
Pengobatan Akne vulgaris terdiri dari dua macam yaitu pengobatan medikamentosa yang terdiri dari topikal dan
sistemik serta pengobatan non medikamentosa.

Kata Kunci : akne vulgaris, insidensi akne vulgaris , pengobatan

...
Korespondensi : Rizqun Nisa | rizqunn@yahoo.com

PENDAHULUAN
Akne vulgaris adalah suatu kondisi umur 16-19 tahun berkisar 95-100%.
inflamasi umum pada pada unit Pada umumnya banyak remaja yang
polisebaseus yang terjadi pada remaja bermasalah dengan Akne vulgaris yang
dan dewasa muda yang ditandai dengan menimbulkan siksaan.3
komedo, papul, pustul, nodul.1, 2 Penyebab Akne vulgaris sangat
Pada penelitian Suryadi RM (2008) banyak (multifaktorial), antara lain faktor
Hampir setiap orang pernah mengalami genetik, faktor bangsa ras, faktor
Akne vulgaris dan biasanya dimulai ketika makanan, faktor iklim, faktor jenis kulit ,
pubertas, dari survey di kawasan Asia faktor kebersihan, faktor penggunaan
Tenggara terdapat 40-80% kasus Akne kosmetik, faktor stress, faktor infeksi dan
vulgaris sedangkan menurut catatan studi faktor pekerjaan.4, 5
dermatologi kosmetika Indonesia Penderita biasanya mengeluh
menunjukan yaitu 60% penderita akne adanya ruam kulit berupa komedo,
vulgaris pada tahun 2006, 80% terjadi papul, pustula, nodus, atau kista dan
pada tahun 2007 dan 90% pada tahun dapat disertai rasa gatal.6 Daerah-daerah
2009. Prevelansi tertinggi yaitu pada predileksinya terdapat di muka, bahu,
umur 14-17 tahun, dimana pada wanita bagian atas dari ekstremitas superior,
berkisar 83-85% dan pada pria yaitu pada dada, dan punggung .7,8,9

J Majority | Volume 4 Nomor 6 | Februari 2015 | 10


Rizqun NA | Akne Vulgaris Pada Remaja

Penyakit kulit bukan merupakan berupa papul, pustul, nodul, dan kista
penyakit yang berbahaya namun pada daerah predileksi acne yaitu pada
mempunyai dampak yang besar bagi wajah, bahu, dada, punggung, dan
para remaja baik secara fisik maupun lengan atas. Komedo yang tetap berada
psikologik dapat menimbulkan di bawah permukaan kulit tampak
kecemasan, depresi, dan mengurangi sebagai komedo white head, sedangkan
rasa percaya diri penderitanya. komedo yang bagian ujungnya terbuka
Ketepatan dan kecepatan dalam terapi pada permukaan kulit disebut komedo
akne vulgaris merupakan langkah yang black head karena secara klinis tampak
penting karena dapat berpengaruh pada berwarna hitam pada epidermis. Scar
kesembuhan dan prognosis pasien.4 dapat merupakan komplikasi dari acne,
baik acne non-inflamasi maupun
DISKUSI inflamasi. Ada empat tipe scar karena
Definisi acne, yaitu : scar icepick, rolling, boxcar,
Akne vulgaris adalah suatu dan hipertropik.3,12
penyakit peradangan kronik dari unit
pilosebaseus disertai penyumbatan dari Etilogi dan Faktor Resiko
penimbunan bahan keratin duktus Menurut Penilitian Kabau S pada
kelenjar yang diatandai dengan adanya tahun 2012 Penyebab pasti timbulnya AV
komedo, papula, pustula, nodul, kista sampai saat ini belum diketahui secara
sering ditemukan pula skar pada daerah jelas. Tetapi sudah pasti disebabkan oleh
predileksi seperti muka, bahu bagian atas multifaktorial, baik yang berasal dari luar
dari ekstremitas superior, dada dan (eksogen) maupun dari dalam
punggung.6, 10 (endogen)13 :

Prevalensi a. Genetik
Menurut catatan studi dermatologi Akne kemungkinan besar merupakan
kosmetika Indonesia menunjukan yaitu penyakit genetik dimana pada
60% penderita akne vulgaris pada tahun penderita terdapat peningkatan
2006, 80% terjadi pada tahun 2007 dan respon unit pilosebaseus terhadap
90% pada tahun 2009. Prevelansi kadar normal androgen dalam darah.
tertinggi yaitu pada umur 14-17 tahun, Menurut sebuah penelitian, adanya
dimana pada wanita berkisar 83-85% dan gen tertentu (CYP17-34C/C homozigot
pada pria yaitu pada umur 16-19 tahun Chinese men) dalam sel tubuh
berkisar 95-100%. Namun kadang pada manusia, meningkatkan terjadinya
wanita akan menetap hingga usia 30-an, akne.6
pada pria jarang terjadi tetapi jika b. Faktor Hormonal
mengenai pria akan lebih berat.10,11 Pada 60–70% wanita lesi akne menjadi
lebih aktif kurang lebih satu minggu
Manifestasi Klinis sebelum haid oleh karena hormon
progesteron. Estrogen dalam kadar
Lesi utama Akne vulgaris adalah tertentu dapat menekan pertumbuhan
mikrokomedo, atau mikrokomedone, akne karena menurunkan kadar
yaitu pelebaran folikel rambut yang gonadotropin yang berasal dari
mengandung sebum dan P. acnes. kelenjar hipofisis. Hormon
Sedangkan lesi acne lainnya dapat Gonadotropin mempunyai efek

J Majority | Volume 4 Nomor 6 | Februari 2015 | 11


Rizqun NA | Akne Vulgaris Pada Remaja

menurunkan produksi sebum. mengubah fraksi lipid sebum.


Progesteron dalam jumlah fisiologis Propionilbacterium Acnes berperan
tidak mempunyai efek terhadap dalam iritasi epitel folikel dan
efektifitas terhadap kelenjar lemak mempermudah terjadinya akne. Selain
.Produksi sebum tetap selama siklus itu, adanya trauma fisik berupa
menstruasi, akan tetapi kadang gesekan maupun tekanan dapat juga
progesteron menyebabkan akne merangsang timbulnya akne vulgaris .
14
premestrual. Keadaan tersebut dikenal sebagai akne
c. Makanan (diet) mekanika, dimana faktor mekanika
Terdapat makanan tertentu yang tersebut dapat berupa Gesekan,
memperberat AV. makanan tersebut tekanan, peregangan, garukan, dan
antara lain adalah makanan tinggi cubitan pada kulit. 7,17
lemak (gorengan, kacang, susu, keju, f. Kondisi Kulit
dan sejenisnya), makanan tinggi Kondisi kulit juga berpengaruh
karbohidrat (makanan manis, coklat, terhadap akne vulgaris. Ada empat
dll), alkohol, makanan pedas, dan jenis kulit wajah, yaitu :
makanan tinggi yodium (garam). a) Kulit normal, ciri-cirinya: kulit
Lemak dalam makanan dapat tampak segar, sehat, bercahaya,
mempertinggi kadar komposisi berpori halus, tidak berjerawat,
15
sebum. tidak berpigmen, tidak berkomedo,
d. Faktor Kosmetik tidak bernoda, elastisitas baik.
Kosmetika dapat menyebabkan akne b) Kulit berminyak, ciri-cirinya:
seperti bedak dasar (foundation), mengkilat, tebal, kasar, berpigmen,
pelembab (moisturiser), krem penahan berpori besar
sinar matahari (sunscreen) dan krem c) Kulit kering, ciri-cirinya: Pori-pori
malam, jika mengandung bahan-bahan tidak terlihat, kencang, keriput,
komedogenik. Bahan-bahan berpigmen
komedogenik seperti lanolin, d) Kulit Kombinasi, ciri-cirinya: dahi,
petrolatum, minyak atsiri dan bahan hidung, dagu berminyak, sedangkan
kimia murni (asam oleik, butil stearat, pipi normal/kering atau sebaliknya.
lauril alkohol, bahan pewarna (D&C) e) Jenis kulit berhubungan dengan
biasanya terdapat pada krim-krim akne adalah kulit berminyak. Kulit
wajah. Untuk jenis bedak yang sering berminyak dan kotor oleh debu,
menyebabkan akne adalah bedak polusi udara, maupun sel-sel kulit
padat (compact powder).8,16 yang mati yang tidak dilepaskan
e. Faktor infeksi dan Trauma dapat menyebabkan penyumbatan
Peradangan dan infeksi di folikel pada saluran kelenjar sebasea dan
pilosebasea terjadi karena adanya dapat menimbulkan akne.15,18
peningkatan jumlah dan aktivitas flora g. Faktor pekerjaan
folikel yang terdiri dari Penderita akne juga banyak ditemukan
Propionilbacterium Acnes, pada karyawan-karyawan pabrik
Corynebacterium Acnes, Pityrosporum dimana mereka selalu terpajan bahan-
ovale dan Staphylococcus epidermidis. bahan kimia seperti oli dan debu-debu
Bakteri-bakteri ini berperan dalam logam. Akne ini biasa disebut
proses kemotaksis inflamasi dan “Occupational Acne” . 19
pembentukan enzim lipolitik yang

J Majority | Volume 4 Nomor 6 | Februari 2015 | 12


Rizqun NA | Akne Vulgaris Pada Remaja

Klasifikasi Tabel 2. Consensus conference on Acne


clasification
Klasifikasi acne yang paling ‘tua’ Klasifika Komed Pustul/Pap Nodu
adalah klasifikasi oleh Pillsburry pada si o ul l
tahun 1956, yang mengelompokkan Ringan <25 <10 -
acne menjadi 4 skala berdasarkan
perkiraan jumlah dan tipe lesi, serta luas Sedang >25 10-30 >10
keterlibatan kulit. 1, 11,20
Berat - >30 >10
Klasifikasi lainnya oleh Plewig dan
Kligman (2005), yang mengelompokkan
acne vulgaris menjadi :
a. Acne komedonal
a. Grade 1: Kurang dari 10 komedo
pada tiap sisi wajah
b. Grade 2 : 10-25 komedo pada tiap
sisi wajah Gambar 1. Ringan Gambar 2. Sedang
c. Grade 3 : 25-50 komedo pada tiap
sisi wajah
d. Grade 4 : Lebih dari 50 komedo
pada tiap sisi wajah
b. Acne papulopustul
a. gade 1 : Kurang dari 10 lesi pada Gambar 3. berat .
tiap sisi wajah
b. Grade 2 : 10-20 lesi pada tiap sisi Patogenesis Akne Vulgaris
wajah
c. Grade 3 : 20-30 lesi pada tiap sisi Etiologi acne vulgaris belum jelas
wajah sepenuhnya. Patogenesis acne adalah
d. Grade 4 : Lebih dari 30 lesi pada tiap multifaktorial, namun telah diidentifikasi
sisi wajah empat teori sebagai etiopatogenesis
c. Acne konglobata acne. Keempat patogenesis tersebut
Merupakan bentuk akne yang berat, adalah hiperkeratinisasi dari duktus
sehingga tidak ada pembagian tingkat polisebasea, produksi sebum yang
beratnya penyakit. Biasanya lebih berlebih, bakteri Propionibacterium acnes
banyak diderita oleh laki-laki. Lesi yang (P. acnes), dan inflamasi.13,20
khas terdiri dari nodulus yang
bersambung, yaitu suatu masa besar a. Peningkatan produksi sebum
berbentuk kubah berwarna merah dan Sebum disintesis oleh kelenjar
nyeri. Nodul ini mula-mula padat, sebasea secara kontinu dan
tetapi kemudian dapat melunak disekresikan ke permukaan kulit
mengalami fluktuasi dan regresi, dan melalui pori – pori folikel rambut.
sering meninggalkan jaringan parut . 21 Sekresi sebum ini diatur secara
Menurut American academy of hormonal. Kelenjar sebasea terletak
Dermatology klasifikasi Akne adalah pada seluruh permukaan tubuh,
sebagai berikut: 12 namun jumlah kelenjar yang
terbanyak didapatkan pada wajah,
pungung, dada, dan bahu.2 Kelenjar

J Majority | Volume 4 Nomor 6 | Februari 2015 | 13


Rizqun NA | Akne Vulgaris Pada Remaja

sebasea mensekresikan lipid melalui enzim lipolitik pengubah fraksi lipid


sekresi holokrin. Selanjutnya, kelenjar sebum. P. Acnes menghasilkan
ini menjadi aktif saat pubertas karena komponen aktif seperti lipase,
adanya peningkatan hormon protease, hialuronidase, dan faktor
androgen, khususnya hormon kemotaktik yang menyebabkan
testosteron, yang memicu produksi inflamasi. Lipase berperan dalam
sebum . Hormon androgen mengidrolisis trigliserida sebum
menyebabkan peningkatan ukuran menjadi asam lemak bebas yang
kelenjar sebasea, menstimulasi berperan dalam menimbulkan
produksi sebum, serta menstimulasi hiperkeratosis, retensi, dan
12,18
proliferasi keratinosit pada duktus pembentukan mikrokomedo .
kelenjar sebasea dan d. Inflamasi
acroinfundibulum.Ketidakseimbangan Propionilbacteriuum acnes
antara produksi dan kapasitas sekresi mempunyai faktor kemotaktik yang
sebum akan menyebabkan menarik leukosit polimorfonuklear
pembuntuan sebum pada folikel kedalam lumen komedo. Jika leukosit
rambut . 2 ,13,20 polimorfonuklear memfagosit P.
b. Penyumbatan keratin di saluran acnes dan mengeluarkan enzim
pilosebaseus hidrolisis, maka akan menimbulkan
Terdapat perubahan pola keratinisasi kerusakan dinding folikuler dan
folikel sebasea, sehingga menyebabkan ruptur sehingga isi
menyebabkan stratum korneum folikel (lipid dan komponen keratin)
bagian dalam dari duktus pilosebseus masuk dalam dermis sehingga
menjadi lebih tebal dan lebih melekat mengakibatkan terjadinya proses
dan akhinya akan menimbulkan inflamasi . 2,20
sumbatan pada saluran folikuler. Bila
aliran sebum ke permukaan kulit Diagnosis Banding
terhalang oleh masa keratin tersebut,
maka akan terbentuk mikrokomedo a. Erupsi akneiformis
dimana mikrokomedo ini merupakan Disebabkan oleh obat (kortikosteroid,
suatu proses awal dari pembentukan INH, barbiturat, yodida, bromida,
lesi akne yang dapat berkembang difenil hidantoin, dll). Berupa erupsi
menjadi lesi non- inflamasi maupun papulo pustul mendadak tanpa adanya
lesi inflamasi. Proses keratinisasi ini komedo dihampir seluruh tubuh,
dirangsang oleh androgen, sebum, dapat disertai demam. 2,3
asam lemak bebas dan skualen . 5,20 b. Akne rosasea
c. Kolonisasi mikroorganisme di dalam Adalah peradangan kronis kulit,
folikel sebaseus terutama wajah dengan predileksi
Peran mikroorganisme penting dalam dihidung dan pipi. Gambaran klinis
perkembangan akne. Dalam hal ini akne rosasea berupa eritema, papul,
mikroorganisme yang mungkin pustul, nodul, kista,
berperan adalah Propionilbacterium talengiektasi dan tanpa komedo. 19
acnes, Staphylococcus epidermidis dan c. Dermatitis perioral
Pityrosporum ovale. Mikroorganisme adalah dermatitis yang terjadi pada
tersebut berperan pada kemotaktik daerah sekitar mulut sekitar mulut
inflamasi serta pada pembentukan

J Majority | Volume 4 Nomor 6 | Februari 2015 | 14


Rizqun NA | Akne Vulgaris Pada Remaja

dengan gambaran klinis yang lebih Selain itu, dapat pula ditemukan papul,
monomorf . 5,6 pustul, nodul, dan kista pada daerah –
d. Moluskulum kontagiosum daerah predileksi yang mempunyai
Merupakan penyakit virus, bila lesinya banyak kelenjar lemak. Pemeriksaan
di daerah seborea menyerupai laboratorium bukan merupakan indikasi
komedo tertutup.14,18 untuk penderita acne vulgaris, kecuali
e. Folikulitis jika dicurigai adanya hiperandrogenis.
16,20
Peradangan folikel rambut yang
disebabkan oleh Staphylococcus sp.
Gejala klinisnya rasa gatal dan rasa Penatalaksanaan Akne Vulgaris
gatal di daerah rambut berupa makula
eritem disertai papul atau pustul yang Pengobatan akne dibagi menjadi
ditembus oleh rambut . 11 medikamentosa dan non
medikamentosa lain.
Komplikasi Akne Vulgaris Medikamentosa terdiri dari :
a) Pengobatan topikal.
Semua tipe akne berpotensi Pengobatan topikal dilakukan untuk
meninggalkan sekuele. Hampir semua mencegah pembentukan komedo,
lesi acne akan meninggalkan makula menekan peradangan, dan
eritema yang bersifat sementara setelah mempercepat penyembuhan lesi. Obat
lesi sembuh. Pada warna kulit yang lebih topikal terdiri atas: bahan iritan yang
gelap, hiperpigmentasi post inflamasi dapat mengelupas kulit; antibiotika
dapat bertahan berbulan- bulan setelah topikal yang dapat mengurangi jumlah
lesi acne sembuh. Acne juga dapat mikroba dalam folikel akne vulgaris
menyebabkan terjadinya scar pada seperti Eritromycin dan Clindamycin
beberapa individu. 10 anti peradangan topikal dan lainnya
Selain itu, adanya acne juga seperti asam laktat 10% yang untuk
menyebabkan dampak psikologis. menghambat pertumbuhan jasad
Dikatakan 30–50% penderita acne renik. Benzoil Peroksida memiliki efek
mengalami gangguan psikiatrik karena anti bakterial yang poten .Retinoid
adanya akne . 10,21 topikal akan menormalkan proses
keratinasi epitel folikuler, sehingga
Diagnosis dapat mengurangi komedo dan
menghambat terbentuknya lesi baru.
12,15
Menurut penelitian William (2007)
dan penelitian Magin dkk (2006)
diagnosis acne vulgaris dapat b) Pengobatan sistemik. Pengobatan
ditegakkan dengan anamnesis dan sistemik ditujukan terutama untuk
pemeriksaan klinis. Keluhan penderita menekan pertumbuhan jasad renik di
dapat berupa gatal atau sakit, tetapi samping juga mengurangi reaksi
pada umumnya keluhan penderita lebih radang, menekan produksi sebum, dan
bersifat kosmetik. Pada pemeriksaan mempengaruhi perkembangan
fisik ditemukan komedo, baik komedo hormonal. Golongan obat sistemik
terbuka maupun komedo tertutup. terdiri atas: anti bakteri sistemik; obat
Adanya komedo diperlukan untuk hormonal untuk menekan produksi
menegakkan diagnosis acne vulgaris . androgen dan secara kompetitif

J Majority | Volume 4 Nomor 6 | Februari 2015 | 15


Rizqun NA | Akne Vulgaris Pada Remaja

menduduki reseptor organ target di Akne vulgaris berdampak pada


kelenjar sebasea; vitamin A dan psikologis dan dapat meninggalkan
retinoid oral sebagai antikeratinisasi; makula eritema yang bersifat sementara
dan obat lainnya seperti anti inflamasi serta menyebabkan terjadinya scar pada
non steroid. 9,11 beberapa individu sehingga
Non Medikamentosa penatalaksaan pada kasus Akne vulgaris
Nasehat untuk memberitahu penderita baik medikamentosa seperti pengobatan
mengenai seluk beluk akne vulgaris. topikal dan sistemik maupun non
perawatan wajah, perawatan kulit medikamentosa seperti gaya hidup harus
kepala dan rambut, kosmetika, diet, di lakukan secara seimbang untuk
emosi dan faktor psikosomatik.14 menghindari maupun mengurangi
keparahan dari Akne vulgaris itu sendiri
SIMPULAN khususnya bagi para remaja dan dewasa
Akne vulgaris adalah suatu kondisi muda
inflamasi umum pada pada unit
polisebaseus yang terjadi pada remaja DAFTAR PUSTAKA
dan dewasa muda ditandai dengan 1. Barratt H, Hamilton F, Car J, Lyons C,
komedo,papul ,pustul,nodul dan dapat Layton A, Majeed A. Outcome measures
in acne vulgaris: systematic review.
disertai rasa gatal Daerah-daerah British Journal of Dermatology.
predileksinya terdapat di muka, bahu, 160(3):132-6. 2009.
bagian atas dari ekstremitas superior, 2. Cuncliffe WJ. Inflammation in acne scarring:
dada, dan punggung, berdasarkan a comparison of the responsesin lesions from
klasifikasinya Akne vulgaris terdiri dari patients prone and not prone to scar. British
Journal of Dermatology. London.
Akne vulgaris ringan , sedang dan berat. Martin Dunitz Ltd . 150(1):72–81. 2007.
Menurut catatan studi dermatologi 3. Tjekyan RM . Kejadian dan Faktor Resiko
kosmetika Indonesia penderita akne Akne Vulgaris.Jurnal Media Medika
vulgaris mencapai 60% pada tahun Indonesiana. 43(1);6-12. 2008.
2006, 80% terjadi pada tahun 2007 dan 4. Smith R, Mann N, Braue A, Makelainen H,
Varigos G. "A low-glycemic-load diet
90% pada tahun 2009. Prevelansi
improves symptoms in acne vulgaris
tertinggi yaitu pada umur 14-17 tahun, patients: a randomized controlled trial"
dimana pada wanita berkisar 83-85% American Journal of Clinical Nutrition.
dan pada pria yaitu pada umur 16-19 86(2);107-115. 2007.
tahun berkisar 95-100%. 5. Fulton, James Jr. Acne vulgaris in
Akne vulgaris disebabkan oleh Medscape Journal; 2010. [cited 2010 june
banyak faktor (multifaktorial) antara 21]. Avalaible from:
http://dermatology.cdlib.org/93/commentar
lain faktor genetik, faktor bangsa ras,
y/acne/hanna.html.
faktor makanan, faktor iklim, faktor
6. Baumann L, Keri J. Acne (Type 1 sensitive
jenis kulit , faktor kebersihan, faktor skin). In : Baumann L, Saghari S, Weisberg
penggunaan kosmetik, faktor E, eds. Cosmetic dermatology principles
stress,faktor infeksi dan faktor nd
and practice. 2 ed. New York: Mc Graw
pekerjaan . Terjadinya akne vulgaris di Hill. 43(1): 121-7. 2009
pengaruhi oleh empat faktor yaitu 7. Djuanda A . Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
peningkatan prodiuksi sebum, Ed.5. Jakarta. Fakultas Kedokteran
hiperkeratinisasi duktus polisebasea, Universitas Indonesia. 2007.
infeksi dari mikobakterium dan proses 8. Draelos ZD and Dinardo JC. A re-
evaluation of comedogenicity concept.
inflamasi .

J Majority | Volume 4 Nomor 6 | Februari 2015 | 16


Rizqun NA | Akne Vulgaris Pada Remaja

Journal of the American Academy of 21. Zanglein AL, Graber AM, Thiboutot DM,
Dermatology . 54(3): 507-12. 2006. Strauss JS. Acne vulgaris and acneiform
9. Ichsan. Aspek Psikiatri Acne Vulgaris. eruptions. In : Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff
Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697. K, eds. Fitzpatrick’s dermatology in general
1(3):143-46. 2008. medicine. McGraw Hill Inc. 120(4);690-702.
10. Siregar RS . Akne Vulgaris Atlas Berwarna 2008.
Saripati Penyakit. Jakarta. EGC . 2006.
11. Gabrielli A, Svegliati S, Moroncini G, Amico
D. New Insights into theRole of Oxidative
Stress in Scleroderma Fibrosis. The Open
Rheumatology Journal. 1(4): 87-95. 2012.
12. Harper JC . Acne Vulgaris . Edisi Ke-4 .
Jakarta. EGC . 2007 .
13. Kabau S. Hubungan antara Pemakaian
Jenis Kosmetik dengan Kejadian Akne
Vulgaris. Jurnal Media Medika Muda. 43(1)
:32-6. 2012.
14. Nguyen SH, Dang TP and Maibach HI.
Comedogenicity in rabbit: somecosmetic
ingredients/vehicles”. Cutaneous and Ocular
Toxicology. 26(4):287-92. 2007.
15. Legiawati L. Perawatan Kulit pada Akne.
Medicinal Jurnal Kedokteran Indonesia.
14(2):17-19. 2010.
16. Magin P, Adams J, Heading G, Pond D,
Smith W. The causes of acne: a
qualitative study of patient perceptions of
acne causation and their implications for
acne care. Dermatol Nurs. 18(2):344-9. 2006.
17. Nelson AM, Thiboutot DM. Biology of
Sebaceous Glands. In : Wolff, K., Goldsmith,
L.A., Katz, S.I., Gilchrest, B.A., Paller, A.S.,
Leffell D.J. Dermatology In General
Medicine. McGraw-Hill. 9(1); 687-90. 2008.
18. Purwaningdyah RAK, Jusuf NK. Profil
Penderita Akne Vulgaris pada Siswa-Siswi di
SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan. E-Journal
FK USU. 1(1);1-8. 2013.
19. Sukanto H. Martodihardjo S. Zulkarnain I.
Ilmu Penyakit Kulit Ed.3. Surabaya. RSUD
Dokter Soetomo. 2005.
20. Williams SM. Pilo Sebaceuous duct
physiology, observation on the number and
size of pilo sebaceuous ducts in acne
vulgaris. New York. Dermatology . 95(2);153-
55. 2007.

J Majority | Volume 4 Nomor 6 | Februari 2015 | 17

Anda mungkin juga menyukai