Anda di halaman 1dari 10

JURNAL PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI UMUM

INOKULASI MIKROBA

NAMA : VINY OKTAVIANI


NIM : G311 16 015
KELOMPOK : IX ( SEMBILAN)
ASISTEN : IRMA KAMARUDDIN

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN BIOTEKNOLOGI PANGAN


PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
INOKULASI MIKROBA
Viny Oktaviani1), Irma Kamaruddin2)

Abstrak
Inokulasi merupakan suatu kegiatan atau pekerjaan memindahkan mikroba dari
media yang lama dengan ketelitian yang tinggi. Sebelum melakukan inokulasi terlebih
dahulu alat-alat harus di sterilkan. Hal mendasar yang harus dilakukan dalam inokulasi
yaitu mengetahui fungsi media, mengetahui teknik-teknik inokulasi dan pengenceran
bertingkat agar mudah melakukan perhitungan mikroba. Dalam inokulasi terdiri dari dua
cara yaitu pour plate dan spread plate. Setelah melakukan inokulasi selanjutnya akan
diamati selama 4 hari. Dari praktikum ini diharapkan untuk mendapatkan mikroba yang
diinginkan.
Kata kunci : Inokulasi, roti, pour plate, spread plate, PCA

I. PENDAHULUAN Dimana, dalam medium ini terkandung


nutrisi yang dibutuhkan mikroba untuk
I.1 Latar Belakang hidup. Pada medium yang telah berisi
Mikroorganisme dapat berkembang mikroorganisme, lambat laun akan
secara alami dan buatan. Dalam menum- menunjukkan tanda-tanda mikroba yang
buhkan mikroorganisme dibutuhkan media tumbuh. Dari beberapa jenis media yang
sebagai sumber nutrisi untuk digunakan dapat diketahui jenis mikroba
partumbuhannya. Berdasarkan itu perlu yang akan tumbuh. Salah satunya media
dipahami jenis-jenis nutrient yang yang hanya menumbuhkan khamir dan
diisyaratkan oleh mikroba dan lingkungan kapang seperti PCA (Plate Count Agar)
fisik yang menyediakan kondisi optimum PCA ini terdiri kasein enzimatik,
untuk pertumbuhannya. Berdasarkan itu ekstrak ragi, dekstrosa dan agar.
perlu dilakukan inokulasi mikroa. Mikroorganisme yang dapat tumbuh dari
Inokulasi mikroba adalah proses media PCA yaitu seperti Rhizopus
penanaman mikroba secara aseptik ke stolonifer.
media tumbuhnya, baik berbentuk padat, Karakteristik dari Rhizopus stolonifer
cair atau semi padat. ini yaitu hifa tidak memiliki dinding silang
Tujuan utama inokulasi adalah untuk antara sel-sel, mereka dikatakan coenocytic.
menumbuhkan mikroba pada media tumbuh Reproduksi generatif pada organisme ini
sehingga akan memudahkan dalam terjadi ketika hifa berlawanan generative.
mempelajarinya. Populasi mikroba yang Jamur ini membentuk miselium putih atau
ditumbuhkan melalui inokulasi pada abu-abu pada roti. Sporangia yang berisi
dasarnya masih berupa mikroorganisme spora vegetatif dapat dilihat memanjang ke
campuran dari beberapa jenis mikroba udara. Rhizopus stolonifer dengan ciri-ciri
Teknik inokulasi diperlukan perlakuan tidak memiliki aktivitas amilase, bagus
yang aseptik, memelihara biakan dan untuk tempe serelia/kedelei, aktifitas
mencegah pencemaran dari luar. Namun prtotease paling rendah, tumbuh pada suhu
pada saat pemindahan mikroorganisme rendah 25C Rhizopus Stolonifer ini biasa
sering terjadi pencemaran udara yang ditemukan pada roti tawar (Agustina, 2007)
banyak mengandung mikroorganisme Roti adalah produk makanan hasil
lainnya untuk itu perlu berhati-hati dan fermentasi tepung dengan ragi atau bahan
mematuhi prosedur. Metode yang pengembang lainnya, kemudian
digunakan sepertipour plate dan spread dipanggang. Roti merupakan salah satu
plate. produk bioteknlogi konvensional karena
Melakukan inokulasi, digunakan didalam proses pembutannya berlangsung
medium yang telah dibuat sebelumnya.
proses fermentasi yang melibatkan
mikroorganisme (Mudjajanto, 2007).
Roti tawar merupakan salah satu II. METODELOGI PRAKTIKUM
jenis makanan yang berbentuk sponge, II.1. Waktu dan tempat
yaitu makanan yang sebagian besar Praktikum Inokulasi dilaksanakan pada
volumenya tersusun dari gelembung - tanggal 9 Maret 2017 pukul 08.00-11.00
gelembung gas. Produk ini terdiri dari gas WITA. Bertempat di Laboratorium
sebagai fase diskontinyu dan zat padat Mikrobiologi dan Bioteknologi Pangan,
sebagai fase kontinyu (Astawan, 2006). Departemen Teknologi Pertanain, Fakultas
Berdasarkan bahan pengembang Pertanian, Unversitas Hasanuddin
yang digunakan, roti tawar termasuk dalam Makassar.
yeast raised goods, yaitu adonan yang
mengembang karena adanya II.2 Alat dan Bahan
karbondioksida yang dihasilkan dari proses Alat-alat yang digunakan pada
fermentasi gula oleh yeast (Apriyantono, praktikum Inokulasi Mikroba meliputi
2009) tabung reaksi, laminar air flow, cawan
Menurut SNI 1995, definisi roti petri, pipet volume, pipet ukur, bunsen,
adalah produk yang diperoleh dari adonan hockey stik, dan bulb, rak tabung,
tepung terigu yang diragikan dengan ragi timbangan digital, vorteks
roti dan dipanggang, dengan atau tanpa Bahan-bahan yang digunakan pada
penambahan bahan makanan lain dan bahan praktikum ini meliputi, larutan fisiologis,
tambahan makanan yang diizinkan (BSN, yakult, roti berjamur, wortel busuk, kulit
1995). jeruk, susu basi, media Nutrient Agar (NA),
Menurut SNI (1995) syarat mutu media kentang agar dan media Plate Count
dari roti tawar adalah sebagai berikut: Agar (PCA), kertas bekas, aluminium foil,
Kriteria Uji Satuan Persyaratan dan kapas.
Kenampakan - Normal,tidak berjamur
Bau - Normal II.3 Prosedur Praktikum
Rasa - Normal
Kadar air % b/b Maksimal 40
Kadar abu % b/b Maksimal 1
II.3.1 Pembuatan Larutan Fisiologis
Kadar NaCl % b/b Maksimal 2,5 Sebanyak 8,5 gram NaCl ditambah
Serangga - Tidak boleh ada
1000 ml aquades dan dimasukkan ke dalam
Sumber: SNI 1995
erlemeyer. Lalu bibir erlemeyer ditutup
I.2 Tujuan Praktikum dengan kapas dan aluminium foil. Larutan
tersebut dihomogenkan lalu dilakukan
Tujuan dari praktikum Inokulasi
sterilisasi menggunakan autoclave selama
Mikroba sebagai berikut :
15 menit dengan suhu 121oC pada tekanan
1. Untuk mengetahu tentang pengenceran
1 atm.
bertingkat
2. Untuk mengetahui fungsi media dalam II.3.2. Pengenceran Bertingkat.
mikrobiologi Bahan padat meliputi roti, kulit jeruk,
3. Untuk mengetahui teknik inokulasi. wortel busuk ditimbang sebnyak 1 gram
I.2 Kegunaan Praktikum dan bahan cair meliputi yakult, susu basi
dipipet sebanyak 1 ml. masing-masing
Kegunaan dari praktikum Inokulasi specimen dimasukkan dalam tabung reaksi
Mikroba adalah agar praktikan dapat pertama yang berisi 9 ml larutan fisiologis
mengetahui cara melakukan inokulasi disebut dengan pengenceran 100 untuk
dengan baik dan benar. bahan padat dan pengenceran 10-1 untuk
bahan cair. Selanjutnya dipipet 1 ml dari
tabung rekasi pertama ke tabung reaksi
kedua yang berisi 9 ml larutan fisiologis plate belum ditumbuhi
(10-4) mikroba
disebut dengan pengenceran 10-1 untuk
bahan padat dan pengenceran 10-2 untuk Kentang Spread Berwujud padat
bahan cair. Hal ini dilakukan hingga Agar plate dan belum ditum-
mencapai pengenceran 10-4 untuk bahan dan (10-4) buhi mikroba
cair dan kulit jeruk. Serta pengenceran 10-3 jeruk
busuk
untuk bahan padat lainnya.
Pour Berwujud cair dan
plate belum ditumbuhi
II.3.3 Tahap Inokulasi (10-4) mikroba

II.3.3.1 Metode Spread Plate Nutrient Spread Berwujud padat


Agar plate dan belum ditum-
Setelah dilakukan pengenceran dan susu (10-4) buhi mikroba
basi Pour Berwujud cair dan
bertingkat, langkah pertama yaitu media
plate belum ditumbuhi
PCA dituang sebanyak 3/4 volume cawan (10-4) mikroba
petri lalu di diamkan hingga dingin dan Tauge Spread Berwujud padat
mengeras. Setelah itu suspensi hasil Ekstrak plate dan berwarna
Agar (10-3) bening kekuni-
pengenceran 10-3 sebanyak 1 ml
dan roti ngan dan belum
dipindahkan ke dalam cawan petri. ber- terdapat mikroba
Selanjutnya, ratakan dengan hockey stick jamur Pour Berbentuk cair
kemudian didiamkan dan dibungkus kertas. plate dan berwarna
(10-3) bening kekuni-
Lalu di inkubasi selama 7 X 24 jam.
ngan dan belum
terdapat mikroba
II.3.3.2 Metode Pour Plate
Nutrient Spread Belum terda-pat
Media PCA dituang sebanyak 1/4 Agar plate mikroba yang
volume cawan petri. Selanjutnya didiamkan dan (10-3) tumbuh
dan kemudian suspensi mikroba hasil wortel
busuk
pengenceran 10-3 dipindahkan dari tabung
Pour Belum terda-pat
rekasi sebanyak 1 ml ke dalam cawan petri. plate mikroba yang
Berikutnya, media dituang kembali hingga (10-3) tumbuh
memenuhi 2/4 volume cawan Petri.
Kemudian dibungkus dengamn kertas. Yang
terakhir di inkubasi selama 7 X 24 jam. Pengamatan ke: 1
III.HASIL DAN PEMBAHASAN Hari/ tanggal : Jumat/ 10 Maret 2017
Tabel III.tabel pengamatan hari ke- 1
III.1. Hasil Media Metode Kenampakan Gambar
Dan Dan
Bahan Perlakuan
Berdasarkan hasil pengamatan tentang
Nutrient Spread Berwujud
inokulasi mikroba, didapatkan hasil sebagai Agar dan plate padat dan
berikut: yakult (10-4) mulai terlihat
koloni
Pengamatan ke: 0
mikroba
Hari/ tanggal : Kamis/ 9 Maret 2017 dalam jumlah
Tabel III.1 tabel pengamatan hari ke- 0 kecil
Media Metode/Pe Kenampakan Gambar Pour Berwujud
Dan -rlakuan plate padat dan
Bahan (10-4) mulai terlihat
Nutrient Spread Berwujud padat koloni
Agar plate dan belum ditum- mikroba
dan (10-4) buhi mikroba dalam jumlah
yakult kecil
Pour Berwujud cair dan
Kentang Spread Berwujud Pour Berwujud
Agar dan plate padat dan plate padat dan
jeruk (10-4) tidak terlihat (10-4) terlihat koloni
busuk koloni mikroba
mikroba dalam jumlah
Pour Berwujud cukup banyak
plate padat dan Kentang Spread Berwujud
(10-4) tidak terlihat Agar dan plate padat dan
koloni jeruk (10-4) tidak terlihat
mikroba busuk koloni
Nutrient Spread Berwujud mikroba
Agar dan plate padat dan Pour Berwujud
susu basi (10-4) tidak terlihat plate padat dan
koloni (10-4) tidak terlihat
mikroba koloni
Pour Berwujud mikroba
plate padat dan Nutrient Spread Berwujud
(10-4) tidak terlihat Agar dan plate padat dan
koloni susu basi (10-4) terlihat koloni
mikroba mikroba
Tauge Spread Berwujud pa- Pour Berwujud
Ekstrak plate dat, berwarna plate padat dan
Agar dan (10-3) putih,dan tid- (10-4) terlihat koloni
roti ber- ak ditumbuhi mikroba
jamur mikroba.
Pour Berwujud pa-
plate dat, berwarna Tauge Spread Berwujud pa-
(10-3) putih kecok- Ekstrak plate dat, berwarna
latan,dan Agar dan (10-3) putih,dan tid-
tidak roti ak ditumbuhi
ditumbuhi berjamur mikroba.
mi-kroba Pour Berwujud pa-
Nutrient Spread Berwujud plate dat, berwarna
Agar dan plate padat dan (10-3) putih,dan tid-
wortel (10-3) mulai terlihat ak ditumbuhi
busuk koloni mikroba.
mikroba Nutrient Spread Berwujud
dalam jumlah Agar dan plate padat dan
kecil wortel (10-3) terlihat koloni
Pour Berwujud busuk mikroba
plate padat dan dalam jumlah
(10-3) mulai terlihat cukup banyak
koloni Pour Berwujud
mikroba plate padat dan
dalam jumlah (10-3) terlihat koloni
kecil mikroba
dalam jumlah
Pengamatan ke: 4 cukup banyak
Hari/ tanggal : Senin/ 13 Maret 2017
Tabel III.3 tabel pengamatan hari ke- 4 Pengamatan ke: 5
Media Dan Metode Kenampakan Gambar Hari/ tanggal : Selasa/ 14 Maret 2017
Bahan Dan Tabel III.4 tabel pengamatan hari ke- 5
Perlakuan
Media Dan Metode Kenampakan Gambar
Nutrient Spread Berwujud Bahan Dan
Agar dan plate padat dan Perlakuan
yakult (10-4) terlihat koloni Nutrient Spread Berwujud
mikroba Agar dan plate padat dan
dalam jumlah yakult (10-4) terlihat koloni
cukup banyak mikroba
dalam jumlah
banyak
Pour Berwujud mikroba yang
plate padat dan memenuhi
(10-4) terlihat koloni sebagian besar
mikroba permukaan
dalam jumlah media
banyak Pour Berwujud
Kentang Spread Berwujud plate padat dan
Agar dan plate padat dan (10-4) terlihat koloni
jeruk (10-4) tidak terlihat mikroba yang
busuk koloni memenuhi
mikroba sebagian besar
Pour Berwujud permukaan
plate padat dan media
(10-4) tidak terlihat Kentang Spread Berwujud
koloni Agar dan plate padat dan
mikroba jeruk (10-4) tidak terlihat
Nutrient Spread Berwujud busuk koloni
Agar dan plate padat dan mikroba
susu basi (10-4) terlihat koloni Pour Berwujud
mikroba pada plate padat dan
sebagian (10-4) tidak terlihat
permukaan koloni
cawan petri mikroba
Pour Berwujud Nutrient Spread Berwujud
plate padat dan Agar dan plate padan dan
(10-4) terlihat koloni susu basi (10-4) sebagian besar
mikroba pada koloni
sebagian mikroba
permukaan tumbuh pada
cawan petri media
Tauge Spread Berwujud pa- Pour Berwujud
Ekstrak plate dat, berwarna plate padan dan
Agar dan (10-3) putih,dan tid- (10-4) sebagian besar
roti ak ditumbuhi koloni
berjamur mikroba. mikroba
Pour Berwujud pa- tumbuh pada
plate dat, berwarna media
(10-3) putih,dan tid- Tauge Spread Berwujud pa-
ak ditumbuhi Ekstrak plate dat, berwarna
mikroba. Agar dan (10-3) putih,dan tid-
Nutrient Spread Berwujud roti ak ditumbuhi
Agar dan plate padat dan berjamur mikroba.
wortel (10-3) terlihat koloni Pour Berwujud pa-
busuk mikroba plate dat, berwarna
dalam jumlah (10-3) putih,dan tid-
besar ak ditumbuhi
Pour Berwujud mikroba.
plate padat dan Nutrient Spread Ada yang ber-
(10-3) terlihat koloni Agar dan plate warna kuning
mikroba wortel (10-3) dan juga war-
dalam jumlah busuk na putih.
besar

Pour Hifa tumbuh


Pengamatan ke: 6 plate hampir meme-
Hari/ tanggal : Rabu/ 15 Maret 2017 (10-3) nuhi permuka-
Tabel III.5 tabel pengamatan hari ke- 6 an media di
Media Dan Metode Kenampakan Gambar cawan petri.
Bahan Dan Spora berwa-
Perlakuan rna hitam.
Nutrient Spread Berwujud
Agar dan plate padat dan
yakult (10-4) terlihat koloni III.2. Pembahasan
III.2.1 Roti Zygomycotina. Jenis jamur ini memiliki
hifa pendek bercabang-cabang dan
Roti merupakan makanan yang terbuat
berfungsi sebagai akar (rizoid) untuk
dari terigu. Roti ini mengandung pati, pati
melekatkan diri serta menyerap zat-zat yang
ini dapat dihidrolisis menjadi gula
diperlukan dari substrat. Selain itu, terdapat
sederhana oleh mikroorganisme khususnya
pula sporangiofor (hifa yang mencuat ke
jamur, karena gula sederhana merupakan
udara dan mengandung banyak inti sel, di
sumber nutrisi utama bagi mikroorganisme
bagian ujungnya terbentuk sporangium
tersebut. Roti tawar juga tidak mempunyai
(sebagai penghasil spora), serta terdapat
rasa sehingga rasanya tawar. Beberapa jenis
stolon (hifa yang berdiameter lebih besar
mikroorganisme yang sering ditemukan
daripada rizoid dan sporangiofor (Agustina,
pada pembusukan roti adalah Rhizopus
2007)
stolonifer, Penicillium sp, Mucor sp dan
Geotrichum sp serta juga bisa terdapat III.2.4 Larutan Fisiologis
Aspergillus sp dan lainnya. Hal ini sesuai
dengan pendapat Kusuma (2008), yang NaCl 0,85% merupakan garam
menyatakan bahwa tepung terigu menjadi fisiologis dimana garam fisiologis
bahan dasar dalam pembuatan roti tawar merupakan larutan fisiologis adalah larutan
mengandung pati dalam jumlah yang relatif yang digunakan untuk mengencerkan, NaCl
tinggi. adalah garam yang berbentuk kristal, atau
bubuk berwarna putih, NaCl dapat larut
III.2.2 Inokulasi Mikroba dalam air tetapi tidak dapat larut dalam
alkohol. Hal ini sesuai dengan pendapat
Inokulasi mikroba atau penanaman Fais (2009), yang menyatakan bahwa
mirkoorganisme adalah suatu kegiatan larutan fisiologis adalah larutan yang
pemindahan mikroba dari media yang lama digunakan untuk mengencerkan contoh
ke media yang baru dengan ketelitian yang pada analisis mikrobiologi.
sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman
bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan III.2.5 Pengenceran Bertingkat
agar semua alat yang ada dalam Pengenceran bertingkat adalah suatu
hubungannya dengan medium agar tetap proses yang digunakan untuk mengurangi
steril, hal ini agar menghindari terjadinya jumlah mikroba untuk proses inokulasi. Hal
kontaminasi. Tujuan inokulasi adalah untuk ini sesuai dengan pendapat Yunita (2015),
menumbuhkan mikroba pada media tumbuh yang menyatakan bahwa tujuan dari
sehingga mudah untuk dipelajari dan untuk pengenceran bertingkat yaitu memperkecil
memurnikan mikroba. Hal ini sesuai atau mengurangi jumlah mikroba yang
dengan pendapat Dwijoseputro (1998) yang tersuspensi dalam cairan.
menyatakan bahwa inokulasi adalah Pengenceran biasanya dilakukan
pekerjaan memindahkan bakteri dari 1:10, 1:100, 1:1000, dan
medium yang lama ke medium yang baru seterusnya. Pengenceran adalah melarutkan
dengan tingkat ketelitian yang sangat atau melepasan mikroba dari substratnya ke
tinggi. dalam air sehingga lebih mudah
penanganannya. Tujuan pengenceran yaitu
III.2.3 Mikroorganisme Pada Roti untuk mengurangi kepadatan kepadatan
bakteri yang ditanam Pengenceran
Mikroorganisme yang terdapat pada roti merupakan proses yang dilakukan untuk
berjamur yaitu Rhizopus stolonifer. menurunkan atau memperkecil konsentrasi
Rhizopus stolonifer ini tumbuh pada 5C larutan dengan menambah zat pelarut ke
37C, tetapi pertumbuhan optimumnya dalam larutan sehingga volume larutan
yaitu pada suhu 25C. Rhizopus stolonifer menjadi berubah hal ini sesuai dengan
merupakan salah satu dari jenis jamur pendapat Nurohaianah (2007), yang
menyatakan bahwa pengenceran adalah IV.1Kesimpulan
proses yang dilakukan untuk menurunkan Kesimpulan dari praktikum inokulasi
konsetrasi larutan serta melarutkan mikroba mikroba ini adalah :
dari substratnya ke dalam air sehingga
1. Pengenceran bertingkat adalah suatu
penanganannya lebih mudah.
proses yang digunakan untuk
III.2.6 Metode Spread Plate (Metode mengurangi jumlah mikroba untuk
sebar) proses inokulasi
2. Fungsi pada media yaitu sebagai
Metode spread plate atau metode sumber nutrisi untuk memenuhi
sebar adalah metode yang digunakan dalam kebutuhan energi serta sebagai tempat
melakukan suatu proses inokulasi untuk perkembang biakan mikroba.
menumbuhkan mikroorganisme pada media 3. Teknik inokulasi diperlukan perlakuan
agar dengan cara menuangkan kultur yang baik, memelihara biakan dan
mikroba dan meratakannya di atas media mencegah pencemaran dari luar
agar yang telah memadat menggunakan
hockey stick. Kelebihan dari metode ini IV.2 Saran
yaitu mikroba dapat menyebar rata pada Sebaiknya alat-alat di laboratorium
media agar. Hal ini sesuai dengan pendapat diperbaharui.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Pelczar DAFATR PUSTAKA
dan Chan (2008), yang menyatakan spread
plate adalah pemupukan dengan metode
Agustina, Erna dkk. 2007. Penggunaan
permukaan, dimana media agar steril terlbih
Mikrofungi Akuatik (Rhizopus
dahulu dituang kecawan petri lalu dibiarkan
stolonifer) Sebagai Bioremediator
membeku.
Dalam MendegradasiI Limbah
Minyak Nabati. Bandung.
III.2.7 Metode Pour Plate (Metode
Tuang) Apriyantono, A. 2009. Tips Mengolah dan
Metode pour plate atau metode Memodifikasi Adonan Roti.
tuang adalah suatu metode yang digunakan http://dunia.pelajar-islam.or.id.
dalam suatu proses inokulasi dimana pada Diakses pada tanggal 28 maret
metode ini menuangkan media terlebih 2017.
dahulu, kemudian suspensi hasil
pengennceran bertingkat dan menuangkan Astawan. 2006. Kandungan Serat Dan Gizi
kembali media pada cawan. Hal ini sesuai Pada Roti Ungguli Mie Dan Nasi.
dengan pendapat Pelczar dan Chan (2008), http://www.gizi.net. Diakses pada
yang menyatakan pour plate dilakukan 28 maret 2017.
dengan memasukkan hasil pengenceran
bertingkat kedalam cawan petri dengan cara Fais. 2009. Metode penanaman. Surabaya
menuang.
Kusuma R. 2008. Pengaruh penggunaan
cengkeh (Syzygium aromaticum)
III.2.8 Hasil dan kayu manis (Cinnamomum)
sebagai pengawet alami
Hasil dari praktikum Inokulasi Mikroba terhadap daya simpan roti manis
yaitu pada proses inokulasi telah di (skripsi). Institut Pertanian
dapatkan mikroorganisme yang tumbuh Bogor. Bogor.
dengan melakukan pegamatan berhari hari
serta melakukannya secara aseptik. Mudjajanto, E.S dan L.N. Yulianti. 2007.
Seri Agrotekno Membuat Aneka
IV. PENUTUP Roti. Penerbit Swadaya, Jakarta.
Nurohaianah et al, 2007. Media .
UI Press .Jakarta .
Sridianti. 2015. Ciri-ciri dan
Klasifikasi Jamur (fungi).
http://www. sridianti.com/
ciri-ciri-klasifikasi-
jamur.html. diakses pada
tanggal 14 maret 2017.
Yunita. Merie dkk. 2015. Analisis
Kuantitatif Mikrobiologi Pada
Makanan Penerbangan (Aerofood
ACS) Garuda Indonesia
Berdasarkan TPC (Total Plate
Count) Dengan Metode Pour
Plate. Vol 3. No.3 Hal. 237-248.
Winarni, D. 1997. Diktat Teknik
Fermentasi. Program Studi D3
Teknik Kimia FTI-ITS :Surabaya

Pengenceran bertingkat

LAMPIRAN
Diagram alir
Pembuatan larutan fisiologis

Inokulasi
a) Metode Pour Plate
b) Metode Spread Plate

Anda mungkin juga menyukai