Anda di halaman 1dari 11

JURNAL PRAKTIKUM

APLIKASI TEKNOLOGI HASIL NABATI

ANALISA PERUBAHAN SIFAT BUAH DAN SAYUR SELAMA PENYIMPANAN

NAMA : FADHIL GHIYATS


NIM : G311 16 516
KELOMPOK : VII (TUJUH)
ASISTEN : ANDI NUR FARAHDIBA

LABORATORIUM PENGOLAHAN PANGAN


PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
ANALISA PERUBAHAN SIFAT BUAH DAN SAYUR SELAMA
PENYIMPANAN

Fadhil Ghiyats1, AN Farahdiba2


1
Mahasiswa Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Hasanuddin
2
Asisten Mata Kuliah Aplikasi Teknologi Hasil Nabati , Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas
Hasanuddin

ABSTRAK

Buah dan sayuran merupakan salah satu komoditi yang paling banyak di Indonesia. Namun
tidak jarang buah dan sayuran mengalami kerusakan pada masa pascapanen. Salah satu
cara untuk mengurangi kerusakan yaitu dengan menyimpan pada suhu yang dingin. Tujuan
praktikum ini adalah untuk mengetahui masa simpan buah dan sayur pada penyimpanan suhu
ruang dan suhu dingin serta mengetahui faktor-faktor penyebab kerusakan buah dan sayur.
Metode yang digunakan adalah memberikan perlakuan masing-masing bahan dengan cara
dikemas dan tidak dikemas kemudian disimpan pada suhu ruang dan suhu dingin. Hasil
praktikum menunjukkan bahwa sampel semangka dengan berbagai perlakuan memiliki warna
merah pucat, tekstur sangat lunak, aroma khas dan busuk, berat mengalami penurunan.
Sedangkan sampel wortel memiliki warna orange pucat, tekstur masih keras, aroma khas
wortel berkurang dan berat tidak mengalami penurunan yang signifikan selama penyimpanan
pada suhu ruang dan dingin. Kesimpulan dari praktikum ini adalah umur simpan buah dan
sayur lebih lama jika disimpan pada suhu rendah dibandingkan pada suhu ruang dan
faktor–faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada buah dan sayur adalah temperatur,
lama penyimpanan dan kemasan
Kata Kunci: Buah, Pascapanen, Sayur

I. PENDAHULUAN dicirikan dengan proses metabolisme


masih berjalan berupa respirasi.
a. Latar Belakang Respirasi adalah suatu proses biologis,
Buah dan sayur merupakan salah satu yaitu oksigen diserap untuk digunakan
komoditi yang paling banyak terdapat di pada proses pembakaran (oksidatif) yang
Indonesia. Namun tidak jarang buah dan menghasilkan energi diikuti oleh
sayuran mengalami kerusakan pada pengeluaran sisa pembakaran berupa
masa pascapanen. Kerusakan tersebut gas karbondioksida dan air
disebabkan oleh beberapa faktor yairu (Novitasari, 2017). Semakin tinggi laju
secara mekanis dan biologis. Salah satu respirasi, semakin cepat perombakan
cara untuk mengurangi kerusakan pada senyawa kompleks pada tanaman yang
buah dan sayuran agar awet lebih lama mengarah pada kemunduran produk. Air
yakni dengan penyimpanan pada suhu yang dihasilkan dari respirasi akan
optimum. ditranspirasikan dan jika tidak
Secara fisiologis bagian tanaman dikendalikan produk akan cepat menjadi
yang dipanen baik buah-buahan maupun layu. Laju respirasi dapat dipengaruhi
sayuran masih dalam keadaan hidup, oleh faktor eksternal antara lain
temperatur, komposisi udara dan adanya c. Tujuan Praktikum
kerusakan mekanik. Serta, faktor internal Tujuan dari praktikum ini adalah
antara lain jenis komoditi (klimaterik sebagai berikut:
atau non-klimaterik) dan tingkat umur 1. Untuk mengetahui masa simpan buah
akan menentukan pola respirasi yang dan sayur pada penyimpanan suhu
spesifik untuk setiap jenis buah dan ruang dan suhu dingin
sayur. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu penyebab kerusakan buah dan sayur
dilakukan praktikum analisa perubahan
sifat buah dan sayur selama II. METODOLOGI PRAKTIKUM
penyimpanan. Hal tersebut bertujuan a. Alat dan Bahan
mengetahui kondisi optimum pada buah
Alat-alat yang digunakan pada
dan sayur untuk mendukung lama
praktikum ini yaitu pisau, refrigerator
penyimpanan buah dan sayur sehingga
termometer dan timbangan.
kesegaran dapat bertahan lebih lama.
Bahan-bahan yang digunakan pada
Penyimpanan pada buah dan sayur yang
praktikum ini yaitu alpukat, anggur,
rentan mengalami kerusakan juga patut
bayam, buah naga, brokoli, kacang
diketahui faktor yang dapat
panjang, kentang, kol, label, langsat,
mempercepat terjadinya kerusakan pada
mangga, pepaya, piring sterofoam,
buah dan sayur.
pisang, plastic wrap, rambutan,
b. Rumusan Masalah semangka, terong, tomat dan wortel
Komoditas buah dan sayur ketika b. Prosedur Praktikum
memasuki waktu pascapanen, masih
tetap melakukan proses respirasi Pertama, disiapkan alat dan bahan.
ataupun proses pematangan selama Kemudian bahan dicuci lalu dikeringkan.
penyimpanan. Perubahan yang terjadi Selanjutnya bahan dipotong menjadi
pada buah dan sayur selama empat bagian kemudian masing-masing
penyimpanan dipengaruhi oleh beberapa bahan ditimbang. Masing-masing sampel
faktor. Pola penyimpanan yang tepat buah dan sayur diberikan empat
akan mendukung masa simpan buah perlakuan, yaitu:
menjadi lebih lama dan menghindari A1B1 : dikemas dan disimpan di suhu
kerusakan fisik, kimia maupun ruang
mikrobiologi dari buah. Berdasarkan A1B2 : dikemas dan disimpan di suhu
uraian tersebut maka penting untuk dingin
mengetahui masa simpan buah dan sayur A2B1 : tidak dikemas dan disimpan di
dan faktor yang mempengaruhi suhu ruang
kerusakan buah dan sayur A2B2 : tidak dikemas dan disimpan di
suhu dingin
Setelah itu dilakukan pengamatan
selama tiga hari untuk mengamati
perubahan yang terjadi pada warna,
tekstur, aroma dan berat bahan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2. Hasil Pengamatan Perubahan
Tekstur pada Semangka
a. Hasil
Pengamatan Hari ke-
Perlakuan
Hasil yang diperoleh pada praktikum 0 1 2 3
Analisa Perubahan Sifat Buah dan Sayur A1B1 + - - --
Selama Penyimpanan disajikan dalam A1B2 + + -- -
bentuk tabel berikut: A2B1 + + -- ---
Tabel 1. Hasil Pengamatan Perubahan A2B2 + - - +
Warna pada Semangka Sumber: Data Primer Praktikum
Pengamatan Hari ke- Aplikasi Teknologi Hasil
Perlakuan
0 1 2 3 Nabati, 2019.
A1B1 + ++ + -
Keterangan:
A1B2 + + ++ +
A2B1 + - +++ -- (+) = Keras
A2B2 + + - - (-) = Luak/Lunak Sebagian
Sumber: Data Primer Praktikum (- -) = Lunak
Aplikasi Teknologi Hasil (- - -) = Sangat Lunak
Nabati, 2019
Deskripsi:
Keterangan: Semua sampel pada hari praktikum
(+) = Merah memiliki tekstur yang sama. Namun,
(++) = Merah sebagian sampel dengan perlakuan
(+++) = Merah Tua A1B1 dan A2B2 telah lunak pada hari
(-) = Merah Pucat pertama penyimpanan. Sedangkan
(- -) = Merah Pucat sampel dengan perlakuan A2B1
Deskripsi: mengalami perubahan tekstur menjadi
Semua sampel pada hari praktikum lunak pada hari kedua dan semakin
(hari kontrol) berwarna merah. Sampel lunak pada penyimpanan hari ketiga.
dengan perlakuan A1B1 pada hari
pertama masih dengan warna khas Tabel 3. Hasil Pengamatan Perubahan
namun mengalami penurunan warna Aroma pada Semangka
hingga menjadi merah pucat pada hari Pengamatan Hari ke-
Perlakuan
ketiga. Sampel dengan perlakuan A1B2 0 1 2 3
tetap memiliki warna yang stabil hingga A1B1 + - - ---
hari ketiga. Sedangkan pada perlakuan A1B2 + - + +
A2B1 dan A2B2 mengalami perubahan A2B1 + + --- ---
warna merah menjadi pucat pada hari A2B2 + + - +
ketiga. Sumber: Data Primer Praktikum
Aplikasi Teknologi Hasil
Nabati, 2019.
Keterangan:
(+) = Khas Semangka
(-) = Khas Semangka Berkurang
(- -) = Khas Semangka Berkurang
(- - -) = Busuk
Deskripsi: Tabel 5. Hasil Pengamatan Perubahan
Semua sampel pada hari praktikum Warna pada Wortel
memiliki aroma khas semangka. Namun Pengamatan Hari ke-
Perlakuan
pada hari pertama sampel dengan 0 1 2 3
perlakuan A1B1 dan A1B2 mengalami A1B1 + ++ +++ -
penurunan aroma. Pada hari kedua A1B2 + + - +
hingga hari ketiga sampel A1B1 dan A2B1 + ++ - +
A2B2 + - - --
A2B1 semakin mengalami penurunan
Sumber: Data Primer Praktikum
aroma. Sedangkan aroma sampel dengan
Aplikasi Teknologi Hasil
perlakuan A1B2 dan A2B2 tetap stabil
Nabati, 2019.
hingga hari ketiga.
Keterangan:
Tabel 4. Hasil Pengamatan Perubahan
(+) = Orange
Berat Semangka Selama
(++) = Orange
Penyimpanan
Berat Hari ke- (g)
(+++) = Orange Tua
Perlakuan
0 1 2 3
560 530 500
(-) = Orange Pucat
600
A1B1 (- -) = Orange Pucat/dengan
kehitaman
470 460 490
650
A1B2 Deskripsi:
550 550
Semua sampel dengan berbagai
500 420
A2B1
perlakuan pada hari praktikum berwarna
masih tetap berwarna khas wortel. Pada
550 480 455 455
hari pertama hingga hari ketiga sampel
A2B2
dengan perlakuan A1B1, A1B2 dan A2B1
Sumber: Data Primer Praktikum masih memiliki warna yang stabil.
Aplikasi Teknologi Hasil Namun, sampel A2B2 pada hari pertama
Nabati, 2019. hingga hari ketiga mengalami perubahan
warna yang signifikan.
Deskripsi:
Semua sampel dengan berbagai Tabel 6. Hasil Pengamatan Perubahan
perlakuan mengalami penurunan berat Tekstur pada Wortel
yang signifikan hingga hari ketiga. Pengamatan Hari ke-
Perlakuan
Namun sampel dengan perlakuan A1B2 0 1 2 3
A1B1 + + - +
tidak mengalami penurunan yang
A1B2 + + - +
signifikan hingga hari ketiga.
A2B1 + + + +
A2B2 + - + -
Sumber: Data Primer Praktikum
Aplikasi Teknologi Hasil
Nabati, 2019.
Keterangan:
(+) = Keras
(-) = Lunak
Deskripsi: Tabel 08. Hasil Pengamatan Perubahan
Semua sampel dengan berbagai Berat Wortel Selama Penyimpanan
perlakuan pada hari praktikum memiliki Berat Hari ke- (g)
Perlakuan
0 1 2 3
tekstur yang sama. Sampel dengan 125 60 80 70
perlakuan A2B1 tidak mengalami A1B1

perubahan tekstur hingga hari ketiga. 130 90 70 90


Sedangkan sampel dengan perlakuan A1B2

A1B1, A1B2 dan A2B2 pola perubahan 125 70 70 60


tekstur tidak beraturan selama A2B1

penyimpanan. 125 60 95 50
A2B2
Tabel 7. Hasil Pengamatan Perubahan
Aroma pada Wortel Sumber: Data Primer Praktikum
Pengamatan Hari ke- Aplikasi Teknologi Hasil
Perlakuan
0 1 2 3 Nabati, 2019.
A1B1 + + -- +
A1B2 + + ++ + Deskripsi:
A2B1 + + + + Semua sampel dengan berbagai
A2B2 + ++ + + perlakuan pada hari praktikum hingga
Sumber: Data Primer Praktikum penyimpanan selama tiga hari memiliki
Aplikasi Teknologi Hasil pola perubahan berat yang tidak
Nabati, 2019. signifikan.
Keterangan: b. Pembahasan
(+) = Khas Wortel Semangka (Citrullus vulgaris)
(++) = Khas Wortel Bertambah merupakan buah yang mempunyai
(- -) = Khas Wortel Berkurang bentuk bulat, oval dan lonjong.
Deskripsi: Kandungan gizi buah semangka antara
Semua sampel dengan berbagai lain vitamin A, vitamin C serta kalium
perlakuan pada hari praktikum memiliki yang baik bagi kesehatan. Buah
aroma khas wortel. Pada sampel dengan semangka termasuk buah non klimaterik
perlakuan A1B1 mengalami perubahan yang dimana tidak terjadi peningkatan
aroma pada hari kedua namun aroma laju respirasi setelah dipanen. Suhu
kembali pada hari ketiga penyimpanan. optimum penyimpanan semangka pada
Sedangkan sampel dengan perlakuan suhu rendah sekitar 4,4oC, dan
A2B2 tidak mengalami perubahan aroma kelembaban udara antara 80-85%. Hal
selama tiga hari penyimpanan. ini sesuai dengan pernyataan
Apriyadi (2014) yang menyatakan
bahwa suhu yang direkomendasikan
dalam penyimpanan buah semangka
adalah 4,4oC dan kelembaban udara
80-85% jika disimpan pada suhu dingin.
Wortel (Daucus carota L) adalah
jenis sayuran yang berwarna kuning
kemerahan atau jingga kekuningan normal. Gejala kerusakan chilling injury
dengan tekstur yang mirip seperti kayu ditunjukkan dengan adanya lekukan,
dan bersifat non klimaterik. Wortel bercak-bercak kecoklatan pada
memiliki senyawa bioaktif seperti permukaan serta terjadi kerusakan
karotenoid dan serat yang cukup sehingga buah dan sayur gagal matang.
untuk meningkatkan kesehatan secara Hal ini sesuai dengan pernyataan
signifikan. Suhu optimum pertumbuhan Zainal (2017) yang menyatakan bahwa
wortel berkisar antara 16oC–21oC. Hal gejala kerusakan chilling injury
ini sesuai dengan pernyataan ditunjukkan oleh bintik-bintik hitam dan
Putri (2016) yang menyatakan bahwa browning, tingkat kerusakan yang parah
wortel akan tumbuh baik pada daerah yang disebabkan oleh waktu
yang mempunyai suhu berkisar penyimpanan dan disertai oleh
antara 16°C – 21°C. pelunakan dan kebocoran ion
Kerusakan buah dan sayur akibat (electrolyte leakage).
penyimpanan pada suhu dingin dapat Warna merupakan salah satu aspek
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu perubahan fisik dari buah dan sayur.
suhu dan waktu. Berbagai jenis buah dan Hasil pengamatan warna pada sampel
sayuran memiliki suhu optimum yang semangka menunjukkan bahwa selama
berbeda-beda, sehingga bila diberi proses penyimpanan mengalami
perlakuan penyimpanan pada suhu perubahan warna menjadi merah pucat
rendah, buah dan sayuran yang disimpan Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh
dibawah suhu optimumnya akan proses penyimpanan pada suhu yang
mengalami chilling injury. Lama tidak optimum sehingga pigmen likopen
penyimpanan buah dan sayuran selama pada semangka akan terdegradasi. Hal
proses pendinginan suhu rendah dapat ini sesuai dengan pernyataan Fadilah
mempengaruhi kualitas buah dan (2012) yang menyatakan bahwa likopen
sayuran, semakin lama masa merupakan senyawa yang tidak stabil
penyimpanan akan mengakibatkan dan dapat mengalami degradasi pada
chiling injury pada buah dan sayuran. temperatur yang tinggi.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Aroma merupakan salah satu aspek
Purwanto (2012) yang menyatakan perubahan fisik buah dan sayur selama
bahwa perkembangan gejala chilling penyimpanan. Aroma sampel semangka
injury sangat dipengaruhi oleh dengan berbagai perlakuan memiliki
temperatur dan waktu, dimana semakin perbedaan selama penyimpanan. Sampel
rendah temperatur gejala akan semakin semangka pada perlakuan A1B2 dan
parah dan semakin lama terpapar suhu A2B2 tidak mengalami perubahan aroma
rendah gejala juga akan semakin parah. selama penyimpanan pada suhu rendah
Buah dan sayuran tertentu dapat sedangkan pada perlakuan A1B1 dan
mengalami kerusakan pada suhu rendah A2B1 mengalami pembusukan selama
(Chilling Injury) berkisar 0-10oC. Pada penyimpanan pada suhu ruang. Hal
suhu tersebut buah dan sayuran tidak tersebut disebabkan oleh penyimpanan
melakukan proses metabolisme secara dengan suhu rendah dapat menghambat
proses respirasi dan aktivitas dan transpirasi yang terjadi. Namun,
mikroorganisme. Hal ini sesuai dengan sampel yang tidak mengalami perubahan
pernyataan Blongkod (2016) yang diduga disebabkan oleh timbangan yang
menyatakan bahwa penyimpanan pada tidak terkalibrasi saat proses pengukuran
suhu yang dingin dapat menghambat sampel. Hal ini sesuai dengan
kerusakan fisiologis, penguapan serta pernyataan Yongki (2014) yang
aktivitas mikroorganisme dari buah dan menyatakan bahwa susut bobot
sayur sehingga mutu dapat terjaga. merupakan proses penurunan berat buah
Tekstur merupakan aspek fisik dari akibat proses respirasi, transpirasi dan
buah dan sayur selama penyimpanan. aktivitas bakteri menghasilkan energi
Perubahan tekstur sangat dipengaruhi yang diikuti oleh pengeluaran sisa
oleh lama dan suhu penyimpanan buah. pembakaran berupa gas karbondioksida
Pada sampel semangka dengan berbagai dan air. Air dan gas yang dihasilkan,
perlakuan mengalami perubahan tekstur serta energi berupa panas akan
menjadi sangat lunak selama mengalami penguapan sehingga buah
penyimpanan. Keras atau lunaknya buah tersebut akan menyusut beratnya.
dan sayur dipengaruhi oleh kandungan Hasil pengamatan warna sampel
pektin di dalamnya. Kandungan pektin wortel menunjukkan bahwa pada
semakin berkurang selama proses perlakuan penyimpanan suhu rendah
pematangan buah dan sayur zat pektin warna dari wortel masih stabil.
akan terhidrolisa menjadi komponen- Sedangkan pada penyimpanan suhu
komponen yang larut air sehingga total ruang warna dari wortel mengalami
zat pektin akan menurun kadarnya dan penurunan menjadi pucat. Hal tersebut
komponen yang larut air akan meningkat dapat dipengaruhi oleh pigmen
jumlahnya yang mengakibatkan buah karotenoid pada wortel yang memiliki
menjadi lunak. Hal ini sesuai dengan sifat mudah teroksidasi akan mengalami
Pardede (2013) yang menyatakan bahwa kerusakan pada suhu yang tidak
secara alami selama proses penyimpanan optimum. Hal ini sesuai dengan
buah dan sayur akan mengalami pernyataan Nurcahyono (2015) yang
pelembekan akibat perubahan pada menyatakan bahwa karotenoid akan
kelompok pektin dari yang semula mengalami kerusakan pada suhu tinggi
bentuk tidak larut air menjadi larut. yaitu melalui degradasi thermal sehingga
Hasil pengukuran berat sampel terjadi dekomposisi struktur karotenoid
semangka dengan berbagai perlakuan menyebabkan turunnya intensitas warna
menunjukkan hasil perubahan berat atau karoten atau terjadi pemucatan warna
susut bobot selama penyimpanan. akibat oksidasi.
Namun, pada perlakuan A1B2 tidak Hasil pengamatan aroma pada sampel
mengalami perubahan berat yang wortel menunjukkan bahwa pada
signifikan. Penurunan berat atau susut perlakuan A1B2, A2B1 dan A2B2 tidak
bobot pada semangka dipengaruhi oleh mengalami perubahan aroma. Pada
kehilangan air selama penyimpanan perlakuan A1B1 mengalami perubahan
yang berkaitan dengan proses respirasi pada hari kedua penyimpanan. Namun,
kembali stabil pada hari ketiga IV. KESIMPULAN DAN SARAN
penyimpanan. Hal tersebut dipengaruhi Kesimpulan yang didapatkan pada
oleh kandungan volatil pada wortel yang praktikum ini adalah:
dapat berubah selama penyimpanan. Hal 1. Umur simpan buah dan sayur lebih
tersebut sesuai dengan pernyataan lama jika disimpan pada suhu rendah
Hikmah (2015) yang menyatakan bahwa dibandingkan pada suhu ruang
perubahan komponen volatil dan 2. Faktor–faktor yang dapat
kapasitas antioksidan dalam pangan menyebabkan kerusakan pada buah
terjadi selama proses penyimpanan. dan sayur adalah temperatur, lama
Hasil pengamatan tekstur pada penyimpanan dan kemasan
sampel wortel menunjukkan bahwa pada Saran untuk praktikum selanjutnya
perlakuan A1B1, A1B2 dan A2B1 tekstur adalah proses penyimpanan yang lebih
wortel masih keras. Namun pada lama sehingga dapat menghasilkan nilai
perlakuan A2B2 tekstur mengalami yang akurat.
pelunakan. Oleh karena itu, perlakuan
penyimpanan merupakan salah satu cara DAFTAR PUSTAKA
agar memperpanjang umur simpan buah Apriyadi, TE. Dewi, KE. 2014. Panduan
dan sayur pascapanen. Hal ini sesuai Pascapanen Semangka. Direktorat
dengan pernyataan Fendriansah (2014) Budidaya dan Pascapanen Buah
yang menyatakan bahwa pada prinsipnya Kementrian Pertanian. Jakarta
penyimpanan buah dan sayur dilakukan
untuk mengendalikan laju proses Blongkod, NA. Wenur, F. Longdong,
metabolisme (respirasi, transpirasi), AI. 2016. Kajian Pengaruh Pra
infeksi hama penyakit dan untuk Pendinginan dan Suhu Penyimpanan
memperpanjang umur simpan. Terhadap Umur Simpan Brokoli.
Hasil pengukuran berat sampel wortel Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 5(6).
menunjukkan bahwa mengalami Fadilah, NU. 2012. Isolasi dan
perubahan selama penyimpanan. Purifikasi Likopen dari Buah Tomat
Penurunan berat atau susut bobot dan Semangka. Universitas Indonesia.
berkaitan dengan terjadinya kehilangan Depok. Skripsi.
air atau transpirasi selama penyimpanan.
Fendriansah. Tamrin. Oktafrin. 2014.
Selain itu dapat juga disebabkan oleh
Pengaruh Media Penyimpanan (Biji
terjadinya evaporasi. Faktor yang dapat
Plastik) Terhadap Umur Simpan
mengakibatkan terjadinya proses
Wortel Segar (Daucus Carrota L.).
transpirasi dan evaporasi antara lain suhu
Jurnal Teknik Pertanian Lampung
dan udara. Hal ini sesuai dengan
Vol 3(2): 111- 118
pernyataan Wisudawaty (2012) yang
menyatakan bahwa kehilangan air dari Hikmah, TN. Sugiyono. Yasni, S. 2015.
komoditas selain dipengaruhi oleh suhu Kajian Stabilitas Komponen Volatil
dipengaruhi juga oleh kelembaban udara, Sirup Campuran Jahe, Sereh, Dan
komposisi udara, polutan dan cahaya. Madu Selama Penyimpanan. Jurnal
Agroindustri Vol 1(1).
Nurcahyono Zubaidah, E. 2015.
Pengaruh Konsentrasi
Carboxymethyl Cellulose Sebagai
Edible Coating Dan Suhu
Pengeringan Terhadap Sifat Fisik
Dan Kimia Wortel Kering Instan.
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol.
3(3).
Novitasari, R. 2017. Proses Respirasi
Seluler Pada Tumbuhan. Universitas
Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Skripsi.
Pardede, E. 2013. Tinjauan Komposisi
Kimia Buah Dan Sayur: Peranan
Sebagai Nutrisi Dan Kaitannya
Dengan Teknologi Pengawetan Dan
Pengolahan. Jurnal VISI Vol 21 (3)
Purwanto, M, G, E, Sutrisno. 2012.
Kajian Penyimpanan Buah Naga
(Hylocereus costaricensis) dalam
Kemasan Atmosfer Termodifikasi.
Jurnal Keteknikan Pertanian. IPB.
Bogor
Putri, G. 2016. Karakteristik Selai
Wortel (Daucus Carota L) Dengan
Penambahan Pektin. Universitas
Diponegoro. Semarang. Skripsi
Yongki, A., Nurlina. 2014. Aplikasi
Edible Coating dari Pektin Jeruk
Songhi Pontianak (Citrus Nobilis Var
Microcarpa) pada Penyimpanan
Buah Tomat. JKK, 3(4), 11-20.
Zainal, W, P, Purwanto, Y, A, Ahmad, U.
2017. Identifikasi Gejala Chilling
Injury Berdasarkanperubahan Ph
Dan Ion Leakage Pada Buah Mangga
Gedong Gincu. Jurnal Teknologi
Pertanian Andalas. Universitas
Andalas. Padang.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Diagram Alir Prosedur Praktikum Analisa Perubahan Sifat Buah dan
Sayur Selama Penyimpanan

Sampel

Dicuci bersih

Dikeringkan

Ditimbang A1B1 :Buah dan sayur


dikemas, disimpan pada suhu
ruang
A1B2 :Buah dan sayur tidak
dikemas, disimpan pada suhu
Diberikan perlakuan ruang
A2B1 :Buah dan sayur
dikemas, disimpan pada suhu
dingin
A1B1 :Buah dan sayur tidak
dikemas, disimpan pada suhu
Disimpan selama 3 hari
dingin

Diamati perubahan
warna, aroma, tekstur dan
beratnya.

Lampiran 2. Gambar Prosedur Praktikum Analisa Perubahan Sifat Buah dan Sayur
Selama Penyimpanan

Sampel Buah dan Sayur Penimbangan Sampel

Pengemasan Sampel

Anda mungkin juga menyukai