NIM : 02.05.18.023
Prodi : Agribisnis Hortikultura
Mata Kuliah : Teknologi Penanganan Pasca Panen Hortikultura
Dosen Pengampu : Dr. Ir. Momon Rusmono, MS (MR)
Dr. Aminudin, S.TP, M.Si (AMN)
Jawaban Ujian Tengah Semester
3. A. Klimakterik adalah suatu pola perubahan respirasi mendadak pada buah-buah tertentu, dimana
selama proses tersebut terjadi serangkaian perubahan biologis diawali dengan proses pembentukan
etilen (C2H4).
B. Indikator yang dapat membedakan antara buah klimaterik dan non-klimaterik, yaitu respon buah
terhadap pemberian etilen yang merupakan gas hidrokarbon yang secara alami dikeluarkan oleh
buah-buahan dan mempunyai pengaruh dalam peningkatan respirasi. Buah non-klimaterik akan
merespon pemberian etilen baik pada tingkat pra-panen maupun pada tingkat pasca panen.
Sedangkan buah klimaterik hanya akan memberikan respon terhadap etilen apabila etilen
diberikan pada saat buah berada pada tingkat pra-klimaterik. Setelah kenaikan respirasi dimulai
maka buah klimaterik tidak akan peka lagi terhadap pemberian etilen.
Klimaterik : Semakin besar konsentrasi etilen yang diberikan ternyata akan lebih awal terjadinya
puncak kecepatan respirasi
Wd = 100-75 = 25 kg
5. A. Di Indonesia, susut pasca panen relatip masih tinggi. Susut pasca panen tanaman pangan (padi,
jagung, kedelai dan ubikayu) sekitar 5 – 20%, sedangkan susut pasca panen hortikultura (buah dan
sayuran) sekitar 15 – 40%. Susut pasca panen padi berkisar 10.82%, jagung 5%, kedelai dipanen
pada kadar air tinggi (21-30%) mencapai 15.5% dan dipanen pada kadar air rendah (17-20%)
sekitar 10% (Purwadaria, 1987). Penyebab tingginya susut pasca panen panen disebabkan oleh
Semakin tinggi kadar air suatu produk hortikultura ada kemungkinan susutnya lebih tinggi
B. Dampak dari tingginya susut pasca panen yaitu pada pemasukaan atau ekonomi, khususnya para
petani.
6. 1. Berdasarkan metoda Tabel Standar besarnya kerusakan kentan dengan kadar air 75% yang disimpan
pada suhu kamar (260C) selama 20 hari dengan tingkat kerusakan fisik 10% yaitu:
% kerusakan perhari pada suhu (26,5^C) dan KA 75% adalah 0,693
Jadi besar kerusakan kentang dengan kadar air 75% yang disimpan pada suhu kamar (26,5^C)
selama 20 hari adalah 18,018
- Suhu ruang sangat berpengaruh kepada penurunan kadar air dan tingkat kerusakan kentang. Dari
hasil pengamatan, penyimpanan pada suhu 4,5º C atau suhu rendah dapat mencegah penurunan
kadar air dan tingkat kerusakan lebih baik dibandingkan penyimpanan pada suhu 26,5º C atau
suhu tinggi.
- Kadar air juga berpengaruh terhadap tingkat kerusakan pada kentang, semakin tinggi kadar air
yang ada maka semakin tinggi pula tingkat kerusakan yang dialami oleh kentang.
7. Pencegahan kerusakan dan penurunan mutu pada tahap penanganan produk hortikultura yaitu :
- Precooling : Proses penurunan temperatur bahan pangan, tujuan memperkecil perbedaan temperatur
bahan dengan ruang penyimpanan. Makin kecil perbedaan temperatur, akan mengurangi beban panas
yang akan diterima oleh ruang penyimpanan dingin.
- Pencucian bahan pangan : Tujuannya untuk mengurangi populasi mikroba alami yang terdapat dalam
bahan pangan, sehingga populasinya tidak berpengaruh pada proses selanjutnya.
- Blansing : Penggunaan suhu tinggi dalam waktu singkat untuk tujuan tertentu. Pada produk buah,
blansing untuk menghilangkan lapisan seperti lendir penyebab bau busuk, mempertahankan warna
alami, melunakkan tekstur sehingga mudah dikemas, atau mengeluarkan udara yang terperangkap
dalam jaringan.
- Sortasi : Pemisahan komoditi selama dalam aliran komoditas, misalnya sortasi di lokasi pemanenan
yang didasarkan pada jenis, ukuran yang diminta pasar.
- Grading : Proses pemisahan bahan pangan berdasarkan mutu, misalnya ukuran, bobot, kualitas.
8. A. Waktu panen yang tepat untuk produk hortikultura yaitu lebih baik dipanen agak siang dengan
maksud agar embun yang menempel pada produk telah mengering.
B. Contoh penentuaan saat panen buah dan sayuran (indeks ketuaan panen) berdasarkan visual dan
fisik :
4 Dibengkokkan Nenas
1. Delaxtexing yaitu pembuangan dan pembersihan getah pada buah yang memproduksi getah.
2. Trimming yaitu menghilangkan bagian-bagian yang tidak diperlukan seperti daun,akar, dan tanah
yang melekat dan lainnya sehingga penampilan produk semakin baik dan produk lebih mudah
dikemas.
3. Cleaning yaitu membersihkan produk dari noda, kotoran dan benda asing lainnya yang melekat
pada produk untuk meningkatkan penampilan dan daya jual produk erta membuang kontaminan
mikroba yang menempel pada permukaan produk.
4. Curing yaitu pengerasan kulit dan penutupan luka-luka yang terjadi saat panen. Produk
hortikultura berasal dari akar, batang di atas akar (tuber) dan batang yang membengkak (bulb)
dan juga varietas tertentu jeruk dapat ditingkatkan kualitasnya melalui proses curing.
5. Sortasi yaitu aktivitas pemisahan yang bertujuan untuk memisahkan bahan baku off grade dari
bahan baku yang layak untuk diproses/diolah
6. Grading yaitu aktivitas mengelompokkan bahan baku/produk yang telah disortasi dan atau diolah
ke dalam kelas-kelas atau kelompok tertentu berdasarkan karakteristik bahan yang digunakan
sebagai faktor pemisah.
10. Perbedaan antara sistem penyimpanan atmosfir terkendali (controlled atmosphere storage, CAS)
dengan sistem kemasan atmosfir termodifikasi (modified atmosphere packaging, MAP) yaitu :