HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS ASAHAN
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Produk Hortikultura merupakan produk yang cepat rusak (kehilangan berat
dan kualitas), secara umum produk hortikultura yang telah dipanen sebelum
sampai kepada konsumen atau dalam masa penyimpanan dapat rusak yang
disebahkan oleh kehilangan air dari produk yang telah dipanen. Jika kehilangan
air tersebut dalam jumlah relative kecil maka masih bisa ditolelir dan tidak
menyebabkan kerugian tetapi jika kehilangan air dari produk yang telah dipanen
tsb dalam jumlah besar akan menyebabkan produk hasil panen menjadi layu, dan
bahkan dapat mengakibatkan produk hortikultura tersebut menjadi mengkerut.
Oleh karena itu pengangkutan menjadi sangat penting untuk menjamin distribusi
cepat dan tepat sampai ditujuan dengan minimalisir tingkat kerusakan, artinya
system pengangkutan yang buruk dapat menghilangkan sebagian atau keseluruhan
nilai produk , sehingga penyimpanan produk harus ditangani secara baik untuk
mengurangi turunya mutu dan nilai produk melalui penerapan Good Handling
Practices / GHP.
Komoditas Hortikultura mempunyai nilai tinggi dalam bentuk segar, namun
demikian produk hortikultura secara umum cepat rusak sehingga memerlukan
penanganan khusus untuk menjaga kualitas produk. Penanganan pasca panen yang
meliputi sortasi, grading (pengkelasan) dan pengemasan sangatlah penting, hal ini
terkait dengan upaya mempertahankan mutu produk. Pengelolaan primer di
tingkat petani serta pegelolaan ditingkat industri perlu menerapkan cara
pengelolaan yang baik.
Produk hortikultura memiliki ciri antara lain dipanen dalam keadaan segar
dengan tingkat kadar air tinggi. Kadar air sangat berpengaruh pada kesegaraan,
kualitas dan harga produk. Pada buah-buahan kualitas produk juga sering
dikaiatkan dengan rasa manis, kandungan vitamin, warna, atau bentuk. Tingkat
kematangan buah dapat diketahui dengan berbagai metode termasuk dengan
menggunakan konsep growing degree-days. Pengetahuan tentang hal ini menjadi
penting karena berkaitan dengan nilai ekonomis tanaman tersebut.
B. Tujuan Penulisan
C. Manfaat Penelitian
1. Faktor genetik
Pemilihan atau seleksi kultivar bagi tanaman yang diperbanyak dengan benih
(biji) khususnya tanaman semusim. Sedangkan bagi tanaman tahunan biasanya
sangat tergantung pada pemilihan jenis batang bawang dalam pengadaan atau
persiapan bibit.
Unsur iklim, seperti : suhu, cahaya, angin, curah hujan, dan polutan Kondisi
budidaya (bercocok tanam), seperti : jenis tanah, penyediaan hara dan air,
pemakaian mulsa, pemangkasan (pruning), penjarangan buah dan atau bunga
(thinning), dan penggunaan bahan kimiawi
3. Pemanenan
4. Perlakuan pascapanen
Metode penanganan, periode antara saat panen dengan saat dikonsumsi, dan
faktor lingkungan, seperti: suhu, kelembaban relatif, dan komponen atmosfir.
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa produk hortikultura
mengandung kadar air yang tinggi sehingga produk hortikultura harus dilakukan
penanganan pasca panen untuk menjaga kesegaran produk agar tahan lama.
Karena jika tidak dilakukan penanganan pasca panen produk hortikultura akan
cepat rusak sehingga menurunkan kualitas dan harga produk tersebut.
Saran
Diperlukan penanganan pascapanen yang bagus untuk meningkatkan
kualitas hasil yang memiliki nilai jual yang tinggi, sehingga dapat meningkatkan
pendapatan petani
DAFTAR PUSTAKA