Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DAN SANITASI PANGAN / PANG4422

HARUM AMBARIYANTI
041680708
2020/1

PROGRAM STUDI S1 ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
NOVEMBER – 2020
CIMAHI
I
TUJUAN

Tujuan dilakukannya praktikum mikrobiologi dan sanitasi pangan adalah :


1. Melakukan praktikum mikrobiologi dan sanitasi pangan
2. Mengetahui alat dan standar operasional yang ada di laboraotium mikrobiologi
3. Melakukan dan mengetahui uji pewarnaan bakteri
4. Melakukan dan mengetahui analisis kuantitati mikroba
5. Melakukan dan mengetahui uji sanitasi ruangan dan alat pengolahan
6. Melakukan dan mengetahui uji penerapan hygiene pekerja
7. Melakukan dan mengetahui uji sanitasi air yang digunakan

1
II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengenalan laboratorium mikrobiologi


Laboratorium mikrobiologi merupakan tempat pengamatan terhadap
mikroba. Selama pengematan mikroba yang dilakukan harus bekerja secara
aseptic dan steril agar memenuhi persyaratan keberhasilan kerja dalam
laboratorium mikrobiologi. Mikroba yang berukuran sangat kecil, tidak kasat mata,
mudah tersebat, dan dapat hidup dimana saja dibutuhkan keadaan ruangan,
pengguna, alat dan bahan-bahan benar-benar steril. Sebagai contoh, teknik
aseptic dalam pemindahan biakan terhadap media yaitu dengan cara pembakaran.
Dengan cara pembakaran, diharapkan mikroba yang hidup pada alat dalam kondisi
sudah steril bebas dari mikroba. Pada umumnya peralatan dan bahan yang ada di
laboratorium mikrobiologi diantaranya mikroskop, gelas objek, gelas penutup,
autoklaf, oven, incubator, spirtus, alcohol 70%, cawan petri, tabung reaksi, tabung
durham, pipet flow, jarum ose, jarum tanam, media agar (Luklukyah, 2019).

2.2 Pewarnaan bakteri


Morfologi bakteri dalam dilakukan dengan teknik pewarnaan terlebih dahulu
agar bakteri yang diamati dapat lebih jelas. Zat pewarna yang digunakan pada
umumnya garam-garam yang dibangun oleh ion-ion yang bermuatan postitif atau
negative, dimana salah satu ion-ion tersebut bewarna. Jika dinding sel bakteri
bermuatan negative bersatu dengan pewarna yang memiliki ion positif, maka sel
bakteri akan terwarnai. Pewarna yang mengandung ion positif disebut zat warna
basa dan jika pewarna yang mengandung ion negative disebut zat warna asam
(Sujaya, 2016).

2.3 Analisis kuantitatif mikroba


Bahan makanan merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroba.
Mikroba dapat membusukkan protein, memfermentasikan karbohidrat dan
menjadikan lemak menjadi bau tengik. Mikroba pada makanan ada yang tidak
berbahaya bago manusia seperti produk fermentasi, ada juga mikroba yang
mengakibatkan kerusakan pangan dan menimbulkan penyakit serta racun. Analisis
kuantitatif mikroba pada bahan pangan penting untuk dilakukan, karena dengan
cara tersebut dapat mengetahui mutu bahan pangan dan menghitung proses
pengawetan yang digunakan pada bahan pangan tersebut. Metode yang dapat
digunakan untuk menghitung jumlah jasad renik yaitu hitungan cawan (SPC) dan
metode MPN. Umumnya, perhitungan jumlah mikroba dengan cara hitung cawan.
Metode ini dilakukan dengan cara membuat seri pengenceran sampel dan
menumbuhkan sampel pada media padat. Prinsip kerja metode hitung cawan yaitu
jika mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka mikroba
akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan
dihitung dengan mata tanpa melalui mikroskop. Pengukurannya dilakukan pada
plate atau cawan petri dengan jumlah koloni 30 – 300 koloni. Cara perhitungannya
yaitu, jika diperoleh perhitungan koloni kurang dari 30 maka hanya pengenceran
terendah yang dilaporkan, jika diperoleh perhitungan koloni lebih dari 300 maka
hanya pengenceran tertinggi yang dilaporkan. Bila ada 2 cawan (duplo), masing-
masing pengenceran jumlah koloni antara 30 – 300 dan hasil bagi dari jumlah
koloni pengenceran tertinggi dan terendah ≤ 2, maka yang dilaporkan adalah nilai

2
rata-rata, sedangkan hasil bagi dari pengenceran tertinggi dan terendah > 2 maka
yang dilaporkan adalah cari cawan dengan pengenceran terendah. Satuan
penghitungan koloni yang dipakai yaitu CFU (colony forming unit) (Natasya, 2015).

2.4 Sanitasi ruangan dan alat pengolahan


Udara tidak mengandung mikroba, namun kontaminasi dari lingkungan
yang membuat udara mengandung mikroba. Kontaminasi bisa berasal dari debu,
air, proses aerasi, dll. Udara yang terkontaminasi dan mengandung mikroba
karena mikroba melekat pada bahan padat mikro seperti debu dan cair. Jenis
mikroba yang ada diudara umumnya bakteri batang pembentuk spora yang bersifat
aerobic atau anaerobic, bakteri gram negative, kapang dan khamir. Mikroba yang
ada di udara dapat dihitung secara kuanatitatif dengan metode cawan. Caranya
adalah cawan yang sudah berisi media dibiarkan terbuka selama beberapa waktu
teretentu di dalam ruangan yang mau diuji (Rachmawan, 2001).
Kontaminan pengolahan pangan berasal dari alat pengolahan yang
digunakan, penyebabnya alat yang kotor sehingga mengandung mikroba dengan
jumlah cukup tinggi, atau bisa disebabkan dari sisa-sisa makanan yang masih
menempel pada alat pengolahan pangan yang membuat jumlah mikroba cukup
tinggi (Rachmawan, 2001). Pada umumnya, pengujian sanitasi alat pengolahan
dengan metode oles (swab) dengan cara alat swab dimasukkan ke dalam tabung
reaksi berisi larutan fisiologis untuk membasahi swab agar mikroba dapat
menempel pada swab, lalu peras alat swab dengan memutar-mutar dibagian
permukaan tabung reaksi, setelah itu mengoleskan pada alat pengolahan yang
ingin diuji dan masukkan kembali ke dalam tabung reaksi. Ambil 1 ml dari tabung
ke reaksi masukkan ke dalam cawan petri yang sudah berisi media.

2.5 Penerapan hygiene pekerja


Sanitasi pengolahan pangan dapat ditemukan juga dari faktor kebersihan
dan kesehatan pekerja yang mengolah pangan. Rambut, tangan, kuku, kulit,
pakaian harus dalam keadaan bersih agar tidak menyebabkan kontaminasi pada
bahan pangan yang diolah. Bakteri yang dapat timbul pada pekerja diantaranya E.
coli, Staphylococcus aureus dan Salmonella (Nurjanah, 2006). Pengujian hygiene
pekerja yang dilakukan yaitu mengamati hygiene tangan pekerja dengan
menggunakan media PCA dan endo agar.

2.6 Sanitasi air


Sanitasi air merupakan upaya untuk mengurangi atau menghilangkan faktor
terjadinya pencemaran terhadap air dan sarana yang digunakan untuk proses
pengolahan. Pemeriksaan mikroba pada air yaitu dengan pemeriksaan bakteri total
Coliform dan E. coli dilakukan terhadap sampel air bersih. Adanya indikasi bakteri
tersebut pada pengamatan yaitu timbulnya warna merah gelap atau hijau metalik.
Persyaratan air bersih secara bakteriologi total Coliform dengan ketentuan <50/100
ml (Sekarwati, 2016).

3
III
ALAT

Alat-alat yang digunakan untuk praktikum mikrobiologi dan sanitasi pangan diantaranya :
1. Mikroskop
2. Gelas objek
3. Gelas penutup
4. Incubator
5. Cawan petri
6. Tabung reaksi
7. Pipet volume
8. Kawat ose
9. Spirtus
10. Bola pipet
11. Alat swab/ cutton bud steril
12. Wajan
13. Membrane filter
14. Sterifil funnel (tabung filter vakum)
15. Pinset
16. Gelas ukur
17. Alumunium foil
18.

4
IV
BAHAN

Bahan-bahan yang digunakan untuk praktikum mikrobiologi dan sanitasi pangan


diantaranya:
1. Agar miring inokulum
2. Sampel bahan pangan untuk morfologi kapang, khamir, bakteri
3. Larutan etanol
4. Pewanra Kristal violet
5. Pewarna lugol
6. Pewarna safranin
7. Larutan NaCl
8. Media PCA
9. Media endo agar
10. Sampel minuman untuk perhitungan analisis kuantitatif
11. Aquades steril

12.

5
V
PROSEDUR KERJA

5.1 Pewarnaan bakteri


Lakukan pemindahan bakteri dari inoculum dengan cara mensterilkan kawat ose
hingga berpijar lalu diamkan beberapa detik lalu usapkan pada permukaan inoculum
bakteri dan pindahkan ke kaca objek. Kaca objek difiksasi difiksai dengan
melewatkannya pada spirtus hingga kering. Kaca objek yang sudah mengering
selanjutnya di tetesi larutan kristal violet diamkan 1 menit lalu bilas dengan aquades.
Teteskan kaca objek dengan larutan lugol diamkan 1 menit lalu bilas. Teteskan kaca
objek dengan larutan safranin, diamkan 1 menit lalu bilas. Terakhir bilas dengan
larutan etanol. Setelah itu kaca objek ditutup dengan cover glass, lalu amati bakteri
menggunakan mikroskop dengan pembesaran dari 100x hingga 1000x. Amati lalu
gambarkan.

5.2 Analisis kuantitatif mikroba


Sampel yang digunakan yaitu minuman sari buah buavita. Buavita dipipet
sebanyak 20 ml, lalu campurkan dengan larutan NaCl 180 ml hingga homogen,
campuran tersebut disebut larutan pengenceran 10-1. Lakukan pengenceran kembali
dengan mengambil 1 ml dari larutan pengenceran 10-1 masukkan ke dalam larutan
pengencer steil 9 ml, campuran tersebut disebut larutan pengenceran 10-2, lakukan
pengenceran kembali dengan mengambil 1 ml dari larutan pengenceran 10 -2
masukkan ke dalam larutan pengencer steril 9 ml, campuran tersebut disebut larutan
pengenceran 10-3. Setiap faktor pengenceran diambil 1 ml dan pindahkan ke cawan
petri yang sudah berisi agar. Jika agar sudah memadat, balikkan posisi cawan petri
dan bungkus dengan kertas. Inkubasi selama 24 jam pada suhu ruangan. Hitung
jumlah koloni dari masing-masing cawan.

5.3 Sanitasi ruangan dan alat pengolahan


Siapkan media PCA masukkan ke dalam 4 cawan petri, diamkan hingga media
sudah padat. Lalu diamkan 2 cawan petri dalam keadaan terbuka di luar laboratorium
mikrobiologi, dan 2 cawan petri di dalam laboratorium mikrobiologi. Diamkan selama
10 menit. Setelah 10 menit, tutup cawan petri dan balikkan posisi cawan dan bungkus
dengan kertas lalu diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruang.
Siapkan wajan. Lalu letakkan alumunium foil pada wajan yang telah dilubangi
dengan luas 2x2 cm. Siapkan cutton bud steril lalu masukkan ke dalam larutan
fisiologis, peras cutton bud dengan menekankan di bagian permukaan tabung reaksi
larutan fisiologis. Usap bagian lubang alumunium foil pada wajan. Masukkan kembali
cutton bud ke dalam larutan fisiologis. Larutan tersebut dilakukan pengenceran hingga
10-2. Buat pengenceran secara duplo, lalu masukkan masing-masing pengenceran ke
dalam cawan petri yang berisi media PCA. Cawan diinkubasi selama 24 jam pada
suhu ruang. Hitung jumlah koloni dari masing-masing cawan.

5.4 Penerapan hygiene pekerja


Uji penerapan hygiene pekerja terhadap tangan yang tanpa pencucian, setelah
pencucian dengan air, pencucian dengan air + sabun biasa, pencucian dengan air +

6
sabun antiseptic, dan setelah menggunakan hans sanitizer. Siapkan media PCA
masukkan ke dalam cawan petri. Jika media agar sudah padat masukkan tangan di
setiap perlakuan uji. Lalu inkubasikan selama 24 jam. Hitung jumlah koloni dari
masing-masing cawan.

5.5 Sanitasi air


Siapkan tabung filter vakum. Pasangkan membrane filter di bagian bawah tabung
filter. Masukkan 100 ml sampel air ke dalam tabung. Gunakan vakum pengisap
manual untuk menyaring sampel air yang terdapat di dalam tabung. Air akan terserap
ke membrane filter. Selanjutnya bilas dengan aquades steril sebanyak 100 ml.
Pindahkan membrane menggunakan pinset steril ke permukaan media endo pada
cawan petri. Inkubasikan cawan petri dalam posisi terbalik dalam incubator dengan
suhu 30oC selama 24 jam. Lakukan sekali lagi dengan cara yang sama untuk suhu
44,5oC. Hitung jumlah koloni yang berwarna gelap atau hijau metalik pada filter.

7
VI
DATA PENGAMATAN

6.1 Morfologi kapang, khamir dan bakteri

Preparat : Kapang Tempe (Rhizopus sp.) Preparat : Oncom (Mucor sp.)


Pembesaran : 10 x 10 (100x) Pembesaran : 5 x 10

Preparat : Culture E. coli murni Preparat : Khamir (S. cerevisiae)


Pembesaran : 40 x 12,5 (500x) Pembesaran : 40 x 12,5 (500x)

8
6.2 Analisis kuantitatif mikroba

Pengenceran Total mikroba


Sampel Ulangan
10 -1
10-2 10-3
(koloni/ ml)
1 460 180 66
Nugget 1,5 x 104
2 450 117 88
1 228 198 314
Nugget curah 2,28 x 103
2 371 260 304
Jus Jambu 1 460 240 252
5,2 x 10
warung 2 592 208 243
Sari buah 1 21 5 0 1,7 x 104
jambu buavita 2 13 7 1 (koloni <30)

6.3 Uji sanitasi ruangan dan alat pengolahan

Kelompo Hasil
Perlakuan
k Cawan 1 Cawan 2
Cawan PCA terbuka di luar laboratorium + +
1
Cawan PCA terbuka di Lab. Pengolahan, ruang I ++ ++
Cawan PCA terbuka di luar laboratorium ++ +
2 Cawan PCA terbuka di Lab. Pegnolahan, ruang + +
II
Cawan PCA terbuka di luar laboratorium +++ +++
3
Cawan PCA terbuka di Lab. Mikrobiologi I +++ ++
Cawan PCA terbuka di luar laboratorium + +
4
Cawan PCA terbuka di Lab. Mikrobiologi II ++ +

Hasil (media PCA) Total mikroba (koloni/ml


Kelompok Alat Duplo
10-1 10-2 suspense olesan)
1 37 3
1 4,4 x 10-3
2 33 1
1 580 127
2 Pisau 1,0 x 10-3
2 29 38
1 63 41
3 Baskom 8,1 x 10-3
2 68 45
1 16 50
4 Wajan 2,0 x 10-3
2 156 10

6.4 Penerapan hygiene pekerja

Pemupukan pada media


Perlakuan (Uji Staphylococcus
Kelompok PCA Endo agar
kebersihan tangan) 110
1 2 1 2 1 2

9
Tanpa pencucian ++ + + + + +

1 Setelah pencucian + + - - - -
dengan air + sabun
biasa
Setelah pencucian +++ +++ + + - +
dengan air
2 Setlah pencucian +++ +++ - ++ - +
dengan air + sabun
antiseptic
Tanpa pencucian + + + + - -
3

Setelah pencucian + + + + - -
dengan air
Tanpa menggunakan - - - - - -
handsanitizer
4
Setelah menggunakan - - - - - -
hansanitizer

6.5 Uji sanitasi air untuk pengolahan

Total coliform Total E. coli


Kelompo
Sampel (100) Sampel (10-1) (cfu/100 ml) (cfu/100ml)
k
100 101 100 101
Air isi ulang Air isi ulang TBUD 84
(inkubasi 3500C) (inkubasi 3500C)
1
Air isi ulang Air isi ulang TBUD TBUD
(inkubasi 44,50C) (inkubasi 44,50C)
Air kran 1 Air kran 1 306 232
(inkubasi 3500C) (inkubasi 3500C)
2
Air kran 1 Air kran 1 63 3
(inkubasi 44,50C) (inkubasi 44,50C)
Air kran 2 Air kran 2 99 29
(inkubasi 3500C) (inkubasi 3500C)
3
Air kran 2 Air kran 2 0 0
(inkubasi 44,50C) (inkubasi 44,50C)
Air sumur Air sumur TBUD TBU
(inkubasi 3500C) (inkubasi 3500C) D
4
Air sumur Air sumur TBUD TBUD
(inkubasi 44,50C) (inkubasi 44,50C)

10
VII
PEMBAHASAN

7.1 Pewarnaan bakteri


Pewarnaan bakteri ditujukan untuk mengetahui morfologi bakteri yang
diamati, dengan adanya pewarnaan pada bakteri membuat pengamatan pada
mikroskop lebih jelas. Dalam pewarnaan bakteri harus dilakukan secara aseptic
dan steril. Secara aseptic berarti perlakuannya harus dekat dengan api spirtus
untuk meminimalisir adanya kontaminan dari lingkungan. Kawat ose berperan
dalam pengambilan bakteri dari inoculum. Kawat ose harus dipijarkan hingga
kawat berwarna merah, lalu diamkan beberapa detik karena jika terlalu panas akan
membunuh bakteri di inoculum. Ambil bakteri yang ada di inoculum dengan cara
usap, lalu simpan ke kaca objek. Kaca objek yang sudah berisi bakteri perlu
dilakukan fiksasi dengan melewatkannya di api spirtus hingga kering. Hal ini
dimaksudkan agar bakteri menempel pada kaca objek dan mematikan bakteri. Jika
sudah kering, bakteri diberi zat warna basa larutan kristal diamkan selama 1 menit,
lalu bilas dengan aquades, diberi warna lagi larutan lugol diamkan selama 1 menit
dan bilas kembali, lalu beri warna larutan safranin diamkan selama 1 menit lalu
bilas kembali, dan terakhir pembilasan dengan etanol. Selanjutnya amati di bawah
mikroskop dengan pembesaran terentu.
Pemberian pewarnaan bakteri tersebut terdiri larutan zat warna basa,
mordant, pencuci zat warna dan zat warna lainnya (counterstain). Mordant
merupakan suatu zat yang dapat menaikkan peningkatan antara sel bakteri
dengan warna, yang berperan sebagai mordant disini adalah lugol. Pencucian
terakhir dengan alcohol berfungsi untuk menghilangkan violet kristal. Jadi, jika
warna sel bakteri tetap warna kristal violet (biru-ungu) berarti bakteri tersebut
bakteri gram-positif, sel yang dapat melepaskan warna kristal violet menjadi warna
safranin (merah-merah muda) berarti bakteri tersebut bakteri gram-negatif.
Berdasarkan pengamatan, membuktikan bahwa E. coli merupakan bakteri gram
negative, dan S. cerevisiae merupakan bakteri gram positif karena bakteri
mengeluarkan warna biru.

7.2 Analisis kuantitatif mikroba


Pengujian analisis kuantitif mikroba ditujukan untuk mengetahui seberapa
banyak kadungan mikroba pada pangan agar manusia yang mengonsumsi dapat
dimakan/ diminum secara aman. Dalam metode analisis kuantitatif dilakukan
pengenceran hingga 10-3 yaitu untuk memperkecil atau mengurangi jumlah
mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Digunakan perbandingan 1:9 untuk
sampel dalam pengenceran pertama sampai ketiga, sehingga saat pengenceran
kedua dan berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganisme dari pengenceran
sebelumnya. MIkroba yang sudah diencerkan dimasukkan ke dalam media PCA.
Setelah itu diinkubasi selama 24 jam, fungsi inkubasi adalah untuk menumbuhkan
bakteri.
Berdasarkan pengamatan dilihat bahwa total mikroba terbesar ada pada
sampel nugget yaitu 1,5 x 104, sedangkan total mikroba terkecil ada pada sari buah
buavita yaitu 1,7 x 100 (koloni<30). Hal ini menandakan bahwa produk nugget

11
masih banyak mengandung bakteri dibanding nugget curah, sedangkan untuk sari
buah buavita total mikroba yang didapat hanya sedikit hal ini menandakan bahwa
produk tersebut sudah melewati proses sterilisasi dan aman dikonsumsi dalam
jangka panjang hingga batas waktu tertentu.

7.3 Uji sanitasi ruangan dan alat pengolahan


Uji sanitasi ruangan dilakukan untuk mengetahui sebarapa banyak mikroba
yang ada di suatu ruangan dan juga mengetahui tingkat kebersihan ruangan
tersebut. Pengujian ini hanya dilakukan dengan mendiamkan media pada cawan
petri dalam keadaan terbuka selama 10 menit. Jika sudah 10 menit, cawan petri
ditutup dan diinkubasi selama 24 jam. Pengamatan, dilakukan dengan
perbandingan antara kondisi luar laboratorium dan beberapa ruangan di
laboratorium. Hasil pengamatan membuktikan bahwa beberapa cawan petri untuk
perlakuan di luar ruangan lab tumbuh koloni menghasilkan tumbuh koloni yang
beragam, mulai dari ¼ cawan petri hingga > ½ cawan petri, perbedaan ini
dikarenakan faktor posisi penempatan di luar lab yang berbeda. Untuk cawan petri
yang diletakkan di dalam lab mikrobiologi I lebih banyak tumbuh koloni dibanding
lab mikrobiologi II berarti lab mikrobiologi II mengandung bantak mikroba dibanding
mikrobiologi I. Begitu juga cawan petri yang diletakkan di dalam lab. Pengolahan
ruang I lebih banyak tumbuh koloni dibanding lab. Pengolahan ruang II. Dalam
pengamatan uji sanitasi ruangan, perlu dilakukan secara teliti, karena bisa jadi
bukan mikroba yang terbentuk melainkan kontaminasi udara.
Uji sanitasi alat dilakukan untuk mengetahui seberapa higienitas alat yang
digunakan. Alat yang diuji yaitu pisau, baskom plastic dan wajan. Hasil
pengamatan membuktikan total mikroba terbanyak ada pada pisau yaitu sebesar
1,0 x 104. Hal ini menunjukkan bahwa pisau mengandung banyak mikroba, maka
dari itu perlu sering dilakukan sanitasi terhadap alat tersebut untuk mengurangi
kontaminasi terhadap pangan.

7.4 Penerapan hygiene pekerja


Pengujian terhadap hygiene pekerja untuk mengetahui kefektifan sanitasi
yang dilakukan oleh pekerja terutama pada bagian tangan. Pengujian dilakukan
dengan perbandingan antara tanpa pencucian, pencucian dengan air, pencucian
dengan air dan sabun biasa, pencucian dengan air dan sabun antiseptic, tanpa
dan penggunaan handsanitizer. Media yang digunakan yaitu PCA, Staphylococcus
110 dan Endo Agar. Media PCA digunakan untuk media tumbuh mikroba pada uji
perhitungan cawan, media Staphylococcus digunakan untuk mengidentifikasi
bakteri pathogen Staphylococcus aureus, sedangkan media endo agar digunakan
untuk mengidentifikasi indikasi bakteri koliform. Bakteri Staphylococcus aereus dan
koliform merupakan parameter hygiene pekerja karena memungkinkan ada pada
tubuh manusia.
Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa tangan pekerja yang tidak
mencuci tangan ada tumbuh koloni dari ketiga media namun jumlahnya sedikit.
Pencucian dengan air sabun biasa tidak ada indikasi tumbuhnya bakteri
Staphylococcus aereus dan koliform, namun dengan penggunaan air sabun
antiseptic adanya indikasi tumbuhnya bakteri tersebut, memungkinkan adanya
kontaminan lain yang masuk ke dalam media. Untuk pengamatan menggunakan

12
dan tanpa menggunakan handsanitizer tidak ada tumbuh koloni dari ketiga media.
Pekerja saat tanpa menggunakan handsanitizer memungkinkan sudah melakukan
cuci tangan, sehingga tidak adanya indikasi tumbuh bakteri. Artinya, dengan
memakai handsanitizer tangan bisa aman terhindar dari tumbuhnya bakteri
pathogen.

7.5 Uji sanitasi air untuk pengolahan


Pengujian santiasi air untuk pengolahan ditunjukkan agar air yang
dikonsumsi manusia dapat aman diminum. Pengamatan kali ini menggunakan 4 air
yang berbeda yaitu air isi ulang, air kran 1, air kran 2 dan air sumur. Setiap air ini
disaring pada membrane filter menggunakan teknik vakum, lalu selanjutnya
dimasukkan ke dalam media endo agar untuk mengetahui indikasi tumbuhnya
bakteri koliform dan E. coli. Membran filter yang sudah diletakkan pada media
selanjutnya disimpan pada suhu yang berbeda di dalam incubator. Berdasarkan
hasil pengamatan, air isi ulang dan air sumur masih mengandung banyak coliform,
berarti tidak aman untuk dikonsumsi dan digunakan. Total koliform dan E. coli air
kran 2 jauh lebih sedikit dibanding air kran 1, berarti air kran 2 jauh lebih aman
digunakan dibanding air kran1.

13
VIII
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum mikrobiologi dan sanitasi pangan dapat disimpulkan :


1. Praktikum mikrobiologi dan sanitasi pangan perlu dilakukan secara aseptic dan
steril untuk menghindari adanya kontaminasi lain masuk ke dalam media
pengamatan.
2. Pewarnaan bakteri dapat ditentukan bakteri gram positif dan bakteri gram negative.
Bakteri gram positif berwarna biru-ungu (S. cerevisiae), dan bakteri gram negative
berwarna merah-merah muda (E.coli).
3. Analisis kuantitatif total mikroba terbesar ada pada produk nugget sebesar 1,5 x
104 koloni/ml dan terkecil ada pada produk sari buah buavita sebesar 1,7 x 10 2
koloni/ml (koloni <30).
4. Uji sanitasi ruangan yang tumbuh mikroba terbesar ada pada ruangan lab.
Mikrobiologi I dan tumbuh koloni terkecil ada pada ruangan lab. Pengolahan ruang
II.
5. Uji sanitasi alat yang tumbuh mikroba terbesar ada pada alat pisau sebesar 1,0 x
104 koloni/ml dan terkecil ada pada baskom plastic 8,1 x 102 koloni/ml.
6. Penerapan hygiene pekerja yang banyak tumbuh koloni dari ketiga media ada
tangan yang tanpa pencucian dan yang hanya menggunakan dengan air, dan dari
ketiga media yang tidak ada tumbuh koloni ada pada penggunaan handsanitizer.
7. Sanitasi air pengolahan terbesar adanya indikasi koliform dan E. coli yaitu pada air
sumur dan terendah ada pada air kran 2.

14
IX
DAFTAR PUSTAKA

Luklukyah, Zahrotul. 2019. Panduan Praktikum Mikrobiologi Dasar.


https://faperta.untidar.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/PANDUAN-PRAKTIKUM-
MIKROBIOLOGI-AKUAKULTUR-2019.pdf. [diakses tanggal 28 Desember 2020]
Natasya, Indira. 2015. Uji Cemaran Mikroba Pada Kembang Gula Lunak Bukan Jelly.
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/51890 [diakses tanggal 29 Desember 2020]
Nurjanah, Siti. 2006. Kajian Sumber dan Analisis Bahaya Mikrobiologis Pangan pada
Rumah Makan di Lingkar Kampus IPB. https://repository.ipb.ac.id//123456789/65780
[diakses tanggal 29 Desember 2020]
Rachmawan, Obin. 2001, Sumber Kontaminasi dan Teknik Sanitasi.
https://mirror.unpad.ac.id/orari/pendidikan/materi-kejuruan/pertanian/pengendalian-mutu/
sumber_kontaminasi_dan_teknik_sanitasi.pdf. [diakses tanggal 29 Desember 2020]
Sekarwati, Novita. 2016. Analisis Kandungan Bakteri Total Coliform dalam Air Bersih dan
E. Coli dalam Air Minum Pada Depot Air Minum Isi Ulang di Wilayah Kerja Puskesmas
Kalasan Sleman. https://media.neliti.com/media/publications/143657 [diakses tanggal 29
Desember 2020]
Sujaya, I Nengah. 2016. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/a7f802a44af914018f32b47afe64f857
.pdf. [diakses tanggal 29 Desember 2020

15
LAMPIRAN

16
17
18
19
20
21
 Pewarnaan bakteri khamir

 Analisis kuantitatif mikroba sari buah buavita

Pengenceran 10-1 (1) Pengenceran 10-1 (2)

Pengenceran 10-2 (1) Pengenceran 10-2 (2)

Pengenceran 10-3 (1) Pengenceran 10-3 (2)

22
 Uji sanitasi ruang luar lab dan lab mikrobiologi II

Luar lab Cawan (2)


Luar lab Cawan (1)

Lab mikro II cawan (1)


Lab mikro II 10-2 Cawan (2)

 Sanitasi alat wajan

Pengenceran 10-1 Cawan (1) Pengenceran 10-1 Cawan (2)

Pengenceran 10-2 cawan (1) Pengenceran10-2 cawan (2)

23
 Sanitasi air

24

Anda mungkin juga menyukai