PERCOBAAN II
OLEH
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
KENDARI
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan air secara mikrobiologis baik secara kualitatif maupun
secara kuantitatif dapat dipakai sebagai pengukur derajat
pencemaran. Selain adanya mikroorganisme dalam air, juga adanya
bahan organik perlu mendapat perhatian sebab jumlah bahan organik
yang mencemari air sangat mempengaruhi kesuburan pertumbuhan
mikroorganisme. Bakteri golongan coliform dinyatakan sebagai bakteri
indikator pencemaran air. Kehadirannya dalam air terutama air sumber MCK
sangat tidak diharapkan. Dalam pemeriksaan bakteri golongan coliform ada
dua macam, yaitu bakteri golongan coliform non fekal dan bakteri coliform
fekal. Coliform non fekal berasal dari he!an atau tanaman yang
sudah mati, misalnya Enterobacter aerogenes Sedangkan coliform
fekal berasal dari kotoran manusia dan hewan, misalnya Escherichia
coli.
Untuk mengetahui suatu makanan aman atau tidak untuk dikonsumsi
haruslah terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan biologik yaitu melakukan
isolasi dan identifikasi. Dalam proses isolasi dan identifikasi ini dilakukan
pemeriksaan kandungan jumlah dan jenis bakteri. Dengan cara tersebut dapat
diketahui kelayakan makanan untuk dikonsumsi. Keracunan pangan oleh
bakteri dapat berupa intoksifikasi atau infeksi. Intoksifikasi disebabkan oleh
adanya toksin bakteri yang terbentuk didalam makanan pada saat bakteri
bermultiplikasi, sedangkan keracunan pangan berupa infeksi, disebabkan oleh
masuknya bakteri kedalam tubuh melalui makanan yang terkontaminasi dan
tubuh memberikan reaksi terhadap bakteri tersbut. Pengujian mikrobiologi
diantaranya meliputi uji kuantitatif untuk menetukan mutu dan daya tahan
suatu makanan, uji kualitatif bakteri patogen untuk menentukan tingkat
keamanannya, dan uji bakteri indikator untuk mengetahui tingkat
sanitasi makanan tersebut. P e n g u j i a n m i k r o b i o l o g i p a d a s a m p e l
m a k a n a n a k a n s e l a l u m e n g a c u k e p a d a persyaratan makanan yang
sudah ditetapkan. Berdasarkan hal inilah yang melatar belakangi
dilaksanakannya praktikum ini untuk mengetahui dan mengidentifikasi
bakteri yang terdapat pada sampel makanan maupun minuman.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum uji kualitatif dan kuantitatif bakteri
dalam makanan dan minuman adalah untuk dapat mengidentifikasi ada
tidaknya bakteri pada sampel makanan dan minuman secara kualitatif dan
kuantitatif.
C. Manfaat Praktikum
Manfaat yang diperoleh pada praktikum uji bakteri secara kualitatif
dan kuantitatif pada makanan dan minuman adalah mahasiswa mampu
mengidentifikasi ada tidaknya bakteri pada sampel makanan dan minuman
secara kulaitatif maupun kuantitatif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perairan alami merupakan habitat atau tempat yang sangat parah terkena
pencemaran. Sehingga rumus kimia air :H2O, merupakan rumus kimia air yang
hanya berlaku untuk air besih seperti aquades, akuademin dan sebagainya. Sedang
untuk air alami yang berada didalam sungai, kolam, danau, laut dan sumber-
sumber lainnya akan menjadi H2O ditambah dengan : faktor yang bersifat biotik
dan faktor yang bersifat abiotik. Faktor-faktor biotik yang terdapat dalam air
terdiri dari; bakteri, fungi, mikroalgae, protozoa, serta virus. Kehadiran mikroba
didalam air mungkin akan mendatangkan keuntungan tetapi juga akan
mendatangkan kerugian (Widianti & Ni Putu, 2016)
Sekitar 80% penyakit yang tertular melalui makanan disebabkan oleh
bakteri pathogen. Pengolahan dengan bahan baku yang tidak higienis seperti air
yang tidak dididihkan terlebih dahulu serta pelayanan yang dijajakan langsung
memungkinkan adanya pencemaran mikroba pada minuman ringan baik melalui
bahan baku yang tidak higienis maupun melalui lingkungan yang tidak bersih.
Kondisi yang demikian memungkinkan minuman ini dapat tercemar bakteri
berbahaya seperti Escherichia coli yang dapat menyebabkan diare, mual, dan
gangguan pencernaan lainnya (Handayani dkk, 2017)
Keamanan pangan menurut UU No. 18 tahun 2012 tentang pangan
menyatakan bahwa makanan yang aman dikonsumsi adalah makanan yang
terbebas dari cemaran fisik, biologis dan kimia. Keamanan pangan tersebut perlu
diperhatikan agar dapat meningkatkan derajat kesehatan dan terhindar dari
berbagai penyakit. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1096/Menkes/Per/VI/2011 yang yang mensyaratkan dalam makanan harus
menunjukkan jumlah cemaran bakteri Escherichia coli yaitu nol (negatif), dengan
kata lain dalam makanan tidak boleh terdapat bakteri Escherichia coli satu koloni
pun (Wardani & Zulia, 2019).
keamanan makanan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk
mencegah makanan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain
yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.
Analisis mikrobiologi penting dalam menentukan keamanan dan kualitas dari
suatu makanan(Mayaserli & Dwi, 2019). Analisis kuantitatif mikrobiologi pada
bahan pangan penting dilakukan untuk mengetahui mutu bahan pangan tersebut.
Beberapa cara dapat digunakan untuk menghitung atau mengukur jumlah jasad
renik didalam suatu suspensi atau bahan, salah satunya yaitu perhitungan jumlah
sel dengan metode hitung cawan. Prinsip dari metode ini adalah jika sel mikroba
masih hidup ditumbuhkan pada medium agar maka sel tersebut akan berkembang
biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung tanpa menggunakan
mikroskop (Yunita dkk, 2015).
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
No Alat Fungsi
1 Pipet tetes Untuk memindahkan atau mengambil
larutan dengan volume kecil
2 Tabung reaksi Sebagai wadah sampel/ larutan yang
akan diuji
3 Timbangan analitik Untuk menimbang media
4 Erlenmeyer Sebagai wadah melarutkan sampel
5 Laminar air flow Sebagai meja steril untuk melakukan
inikulasi
6 Jarum Ose Digunakan untuk inokulasi atau
penggoresan pada media
7 Cawan Petri Sebagai tempat media yang akan
ditumbuhkan bakteri
8 Bunsen Untuk sterilisasi ose sebelum melakukan
inokulasi
2. Bahan
Tabel 1. 2 Nama bahan dan fungsinya
No Bahan Fungsi
1 Sampel (gorengan dan Sebagai sampel yang akan diuji
minuman pop ice)
2 Media SSA Media selektif untuk mengisolasi
kuman salmonella sp
3 Media Mc concay Untuk mengidentifikasi bakteri yang
memfermentasi laktosa
4 Aquades Sebagai pelarut pada sampel
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum uji kualitatif dan kuantitatif pada
makanan dan minuman adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi Bakteri Dalam Minuman
a. Disiapkan sampel Minuman pop ice dimasukkan dalam tabung reaksi.
b. Dilakukan penggoresan pada media SSA dan Mac Conkey dengan
metode zig – zag.
c. Diinkubasi media SSA dan Mac Conkey yang telah berisi sampel
selama 24 jam dalam suhu ruang.
d. Diamati bakteri yang terbentuk pada media SSA dan Mac Conkey
setelah 24 jam.
2. Identifikasi Bakteri pada makanan
a. Disiapkan sampel gorengan yang telah dilarutkan dalam aquades di
dalam tabung reaksi.
b. Dilakukan penggoresan pada media SSA dan Mac Conkey dengan
metode zig – zag.
c. Diinkubasi media SSA dan Mac Conkey yang telah berisi sampel
selama 24 jam dalam suhu ruang.
d. Diamati bakteri yang terbentuk pada media SSA dan Mac Conkey
setelah 24 jam.
BAB IV
A. Hasil Praktikum
Hasil yang diperoleh pada praktikum uji kualitatif dan kuantitatif pada
makanan dan minuman adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1 hasil identfikasi bakteri dalam minuman secara kualitatif dan
kuantitatif.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada tujuan dan hasil praktikum dapat diambil
kesimpulan bahwa identifikasi bakteri pada makanan dan minuman secara
kualitatif dan kuantitatif dapat dilakukan dengan melalui pembiakan dalam
media selektif selama 24 jam pada suhu 35 ℃ . Media selektif yang
digunakan adalah media Mc Conkey dan media SSA (Salmonella Shigella
Agar). Hasil yang diperoleh pada pembiakan media Mc Conkey dengan
sampel makanan gorengan dan minuman pop ice adalah tumbuhnya bakteri
dengan koloni berwarna merah muda dan dikelilingi zona keruh pada media
yang menggambarkan kemungkinan tumbuhnya bakteri Escherichia coli.
Sedangkan pada media SSA tidak terbentuk koloni.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan pada praktikum uji kualitatif dan
kuantitatif bakteri pada makanan dan minuman adalah , yaitu untuk proses
pengerjaan sampel sebaiknya dilakukan sesuai prosedur dan diupayakan
sampel tidak tercemar dengan bahan atau mikroba lain , dan benar-benar
menjamin sampel tidak mengalami perubahan sejak sampel diambil.
DAFTAR PUSTAKA
Koliform Pada Depo Air Minum Isi Ulang Di Kota Singa Raja Bali.
PERCOBAAN III
OLEH
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Antibiotik atau jenis-jenis antimikroba lainnya telah umum dikenal
dikalangan masyarakat. Penggunaan dari antibiotik dan antimikroba ini pun
telah meningkat, seiring dengan munculnya berbagai jenis infeksi yang
kemungkinan ditimbulkan oleh jenis bakteri baru ataupun virus baru.
Kenyataannya adalah bahwa penggunaanya dikalangan awam sering
kali disalah a r t i k a n atau disalah gunakan, dalam artian
s e r i n g k a l i p e n a t a l a k s a n a a n d a l a m menangani suatu jenis infeksi
yang tidak tepat, yang berupa pemakaian antibiotik dengan dosis dan lama
terapi atau penggunaan yang tidak tepat, karena kurangnya pemahaman
mengenai antibiotik ini sendiri. Hal ini pulalah yang kemudian hari
merupakan penyebab utama dari timbulnya resistensi dari obat- obat
antibiotik maupun antimikroba terhadap jenis bakteri tertentu.
Dalam percobaan ini akan dilakukan uji sensitivitas, yang merupakan
suatu teknik untuk menetapkan sensitifitas suatu antibiotik dengan mengukur
efek senyawa tersebut pada pertumbuhan suatu mikroorganisme serta
berhubungan dengan waktu inkubasi untuk melihat antibiotik mana yang
kerjanya lebih cepat menghambat atau membunuh mikroba, antibiotik mana
yang telah resisten dan antibiotik mana yang betul-betul cocok untuk suatu
jenis mikroba. Antibiotik hanya melawan infeksi bakteri dan tidak bekerja
melawan inveksi virus, bronkitis dan gondok. Bateri yang kebal dengan
antibiotik tidak dapat dibunuh dengan obat tersebut pada dosis yang sama.
Berdasarkan hal inilah yang melatar belakangi dilaksanakannya praktikum
untuk uji pada beberapa antibiotik terhadap bakteri staphylococcus aureus
untuk mengetahui besar sensitif, resistensi, intermediet, dan zona hambat dari
setiap antibiotik.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum uji kepekaan dan sensitifitas
antimikroba adalah untuk dapat mengetahui ada tidaknya potensi antibakteri
dari suatu senyawa antimikroba secara difusi paper disk.
C. Manfaat Praktikum
Manfaat yang diperoleh pada praktikum uji kepekaan dan sensitifitas
antimikroba adalah mahasiswa mampu mengetahui ada tidaknya potensi
antibakteri dari suatu senyawa antimikroba secara difusi paper disk.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Bahan
Tabel 1.2 Nama bahan dan fungsinya
No Bahan Fungsi
1. Ekstrak jeruk nipis Sebagai sampel yang akan diuji
2. Ekstrak kunyit Sebagai sampel yang akan diuji
3. Ekstrak jahe Sebagai sampel yang akan diuji
4. Ekstrak bawang merah Sebagai sampel yang akan diuji
5. Aquades Untuk melarutkan sampel/ larutan
Media NA Media tempat menginokulasi
6.
antimikroba dengan bakteri uji
Bakteri pathogen Sebagai bakteri uji terhadap
7.
antimikroba
8. Klorofonikol Sebagai kontrol positif
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum uji kepekaan dan sensitivitas
antimikroba adalah sebagai berikut :
1. Ditanamkan atau digoreskan bakteri pathogen pada media NA
2. Disiapkan ekstrak sampel (jeruk nipis, perasan kunyit, ekstrak jahe, dan
ekstrak bawang merah)
3. Disiapkan 4 tabung eppendorf dengan 4 campuran yang berbeda beda di
masing masing sampel
4. Ditabung 1 dimasukkan 100% ekstra sampel
5. Di tabung 2 dimasukkan 50% yang teridi dari 100µl aquadest dan 100µl
ekstrak sampel
6. Ditabung 3 dimasukkan 25% yang terdiri dari aquadest 75µl dan 25µl
ekstrak sampel
7. Ditabung 4 dimasukkan klorofonikol yang telah dihaluskan lalu
dicampurkan aquades secukupnya hingga larut
8. Dihomogenkan masing masing larutan hingga tercampur rata
9. Disterilkan jarum ose menggunakan spirtus di dalam laminar air flow
10. Diabil kertas cakram lalu masing masing dimasukkan kedalam tabung
yang berisi larutan
11. Disimpan kertas cakram pada media yang telah ditandai dengan kertas
lebel yang berada di bawah cawan petri
12. Disimpan pada suhu ruang selama 24 jam dan diamati zona bening/zona
tumbuh
13. Dukur menggunakan mistar lalu di ukur diameternya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Praktikum
Hasil yang diperoleh pada praktikum uji kepekaan dan sensitivitas
bakteri adalah sebagai berikut :
No Sampel Gambar Zona tumbuh/ Keterangan
zona hambat
1. Ekstrak Terdapat zona
jeruk klofonikol bening/zona
nipis - klofonikol = hambat
25% 50mm disekitar kertas
- 25% jeruk = cakram pada
50% semua
10mm
konsentrasi
- 50% jeruk = ekstrak jeruk
100%
10 mm nipis
- 100% jeruk
= 9 mm
2. Ekstrak Terdapat zona
kunyit 25% bening/zona
- klofonikol = hambat
50% 20mm disekitar kertas
- 25% kunyit cakram pada
100% semua
= 8mm
konsentrasi
- 50% kunyit ekstrak kunyit
= 10 mm
klofonikol - 100% kunyit
= 8 mm
3. Ekstrak 50% Tidak Terdapat
jahe zona
- klofonikol = bening/zona
hambat
20mm disekitar kertas
klofonikol - 25% jahe =
cakram pada
0 mm semua
- 50% jahe = konsentrasi
100%
0 mm ekstrak jahe
25% - 100% jahe =
0 mm
Zona
No Sampel Gambar Tumbuh/ Keterangan
Zona Hambat
4. Ekstrak Tidak Terdapat
bawang 25% klofonikol = zona
merah 20 mm bening/zona
25% bawang hambat
klofonikol merah = 0 disekitar kertas
cakram pada
mm
semua
50% bawang konsentrasi
100%
merah = 0 ekstrak bawang
mm merah
50%
100% bawang
merah = 0
mm
B. Pembahasan
Mikroorganisme adalah makhluk hidup yang memiliki aktivitas untuk
tumbuh dan berkembang. Kadangkala pertumbuhan dan perkembangan
mikroorganisme tersebut dapat terganggu akibat pengaruh dari luar maupun
dari mikroba itu sendiri. Salah satu pengaruh yang paling berkompeten adalah
senyawa antimikroba. Antimikroba adalah senyawa yang dapat mengahambat
atau membunuh mikroorganisme. Zat antimikroba merupakan suatu senyawa
berupa komponen alami semisintesis atau sintesis yang dapat membunuh
mikroorganisme atau menghambat mikroorganisme. Antibiotik adalah
senyawa kimia organik yang dihasilkan oleh mikroba dan memiliki berat
molekul rendah. Senyawa tersebut akan menghambat pertumbuhan bakteri
dalam konsentrasi yang rendah.
Berdasarkan toksisitas selektifnya, antibiotik dapat bersifat
bakteriostatik dan bakteriosidal. Kelompok pertama menghambat
pertumbuhan atau perkembangan bakteri, sedangkan kelompok kedua bekerja
mematikan bakteri. Bakteriosidal merupakan antibiotik yang mempengaruhi
pembentukan dinding sel atau permeabilitas membran, sedangkan
bakteriostatik adalah antibiotik yang bekerja pada sintesis protein. Antibiotik
dalam melakukan efeknya harus dapat mempengaruhi bagian-bagian vital sel
seperti membran sel, enzim-enzim dan protein struktural. Menurut Usmiati
(2012), cara kerja senyawa antibiotik dalam melakukan efeknya terhadap
mikroorganisme adalah : Menghambat metabolisme sel; menghambat sintesis
dinding sel; menghambat sintesis protein;menghambat sintesis asam nukleat;
mengganggu keutuhan membran sel.
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada tujuan dan hasil praktikum dapat dismpulkan bahwa
Uji sensitivitas bakteri secara kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan
metode difusi kertas cakram (Kirby-Bauer). Hasil yang diperoleh pada uji
kepekaan dan sensitivitas menggunakan metode kertas cakram yaitu
didapatkan zona jernih pada S. aureus menggunakan antibiotik Klofonikol,
ekstrak jeruk nipis, dan ekstrak kunyit , sedangkan pada ekstrak bawang
merah dan ekstrak jahe tidak didapatkan zona jernih. Dalam hal ini ekstrak
bawang merah dan ekstrak jahe adalah resistant.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan pada praktikum uji kepekaan dan
sensitivitas antimikroba adalah , yaitu untuk proses pengerjaan sampel
sebaiknya dilakukan sesuai prosedur dan diupayakan sampel tidak tercemar
dengan bahan atau mikroba lain , dan benar-benar menjamin sampel tidak
mengalami perubahan sejak sampel diambil.
DAFAR PUSTAKA
Kusuma, Ari., Yuriska Safitri., Annisa Yuniarni., Kurnia Rizki. 2019. Uji Teknik
Escherichia Coli Sebagai Bakteri Uji. Jurnal Kesehatan Prima. Vo. 13.
No. 2
Soleha, Tri Umiana. 2015. Uji Kepekaan Terhadap Antibiotik. Juke Unila. Vol. 5.
No. 9
Sumampouw, Oksfriani Jufri. 2018. Uji Sensitivitas Antibiotik Terhadap Bakteri