Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN

“Pemeriksaan Bakteriologis Air”

Kelas 1B
Kelompok I
Disusun oleh
Nadya Auralia Sabita 181110066
Afdi Hidayat Putra 191110042
Ade Merilda Wulan 191110041
Hanyfah Leonna Putri 191110052
Hilmi Zakya Suhe 191110053
Niken Sariti 191110062
Novericha Audelia 191110063
Reni Deswita 191110070
Risa Aprilianto 191110072
Tresya Andriani 191110076

Dosen Pembimbing :
Lindawati, SKM, M.Kes
Sejati, SKM, M.Kes

PRODI D-3 SANITASI


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan laporan praktikum yang membahas tentang
“Pemeriksaan Bakteriologi Air” pada penulisan laporan ini, kami berusaha
menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh semua
orang,sehingga lebih mudah dipahami oleh pembaca.
Laporan ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama
mahasiswa kesehatan. Kami menyadari dalam penyusunan laporan ini tidak lah
sempurna, masih banyak kekurangan dan kelemahan didalam penulisan laporan
kami, baik dalam segi bahasa dan pengolahan maupun dalam penyusunan. Untuk
itu, kami sangat mengharapkan saran yang sifatnya membangun demi
mencapainya suatu kesempurnaan dalam laporan ini.

Padang, Maret 2020

Kelompok I

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................i


DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Tujuan .....................................................................................................2
C. Manfaat....................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka.....................................................................................4
BAB III ISI
A. Presumtive Test.....................................................................................12
B. Comfirmed Test.....................................................................................16
C. Completed Test......................................................................................17
D. Pembacaan Hasil Pengamatan...............................................................18
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................21
B. Saran......................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air merupakan materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup, karena
makhluk hidup memerlukan air untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Secara umum fungsi air dalam tubuh setiap mikroorganisme adalah
untuk melarutkan senyawa organik, menstabilkan suhu tubuh dan
melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler. Pemeriksaan air secara
mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air merupakan substansi yang
sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme yang meliputi
pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif
dapat dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran (Ramona, 2007).
Pemeriksaan derajat pencemaran air secara mikrobiologi umumnya
ditunjukkan dengan kehadiran bakteri indikator seperti coliformdan fecal
coli (Ramona, 2007). Bakteri coliform sebagai suatu kelompok dicirikan
sebagai bakteri berbentuk batang gram negatif, tidak membentuk
spora, aerobik, dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktose dengan
menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35° C(Pelczar
dan Chan., 2006).
Kelompok bakteri coliform antara lain Eschericia coli, Enterrobacter
aerogenes, dan Citrobacter fruendii.Keberadaan bakteri ini dalam air minum
juga menunjukkan adanya bakteri patogen lain, misalnyaShigella, yang bisa
menyebabkan diare hingga muntaber. Jadi,bakteri coliform adalah
indikator kualitas air. Semakin sedikit  kandungan coliform, maka
kualitas air semakin baik. (Pelczar dan Chan., 2006).
Uji kualitas air terdiri dari 3 step utama, yaitu: Uji pendugaan , Uji
penguat dan Uji pelengkap. Metode pengujian yang digunakan adalah metode
Most Probable Number (MPN). Dalam uji penduga di gunakan lactose broth.
Tabung di nyatakan positif bila terebentuk gas sebanyak 10 % atau lebih dari
volume di dalam tabung
1 Durham. Jumlah tabung yang positif di hitung pada

masing-masing seri. MPN penduga dapat di hitung dengan melihat table


MPN 3 tabung. (Pelczar dan Chan., 2006).
Dalam uji penguat, terbentuknya gas dalam Lactose Broth tidak selalu
menunjukan bakteri E.coli karena mikroba lainya mugkin juga ada yang
dapat memfermentasikan laktosa dengan membentuk gas. Oleh karena itu
perlu di lakukan uji penguat pada media Endo agar,dengan menggunakan
jaarum ose, contoh dari tabung MPN yang menunjukan uji penduga positif
(terbentuk gas) masing-masing di inokulasikan pada Endo agar dengan cara
streak plate. Semua tabung di inkubasikan pada suhu 37oC selama 2x24 jam.
Jumlah media Endo agar pada masing-masing pengenceran yang menunjukan
adanya pertumbuhan Coliform, baik fekal maupun non fekal dihitung dan
MPN penguat dapat di hitung dari table MPN. (Pelczar dan Chan., 2006).
Pengujian selanjutnya dilanjutkan dengan uji pelengkap untuk
menentukan bakteri Escherichia coli. Dari koloni yang berwarna pada uji
penguat diinokulasikan ke dalam medium Lactose Broth dan medium agar
miring Nutrient Agar (NA), dengan jarum inokulasi secara aseptik.
Diinkubasi pada suhu 37oC selama 2 x 24 jam. Bila hasilnya positif terbentuk
asam dan gas padaLactose Broth, maka sampel positif mengandung
bakteri Escherichia coli. Dari media agar miring NA dibuat pewarnaan Gram
dimana bakteri Escherichia coli merupakan Gram negatif berbentuk batang
pendek. (Pelczar dan Chan., 2006).   
Oleh karena itu melalui percobaan ini agar praktikan dapat mengetahui
uji kualitas air berdasarkan jumlah mikroorganisme pada air dan dapat
menentukan nilai MPN. Selain itu juga dapat mempraktikkan cara pengujian
perkiraan pada air untuk mengetahui adanya jasad coliform, dapat
mempraktikkan pengujian penegasan untuk membedakan mikrobia fekal dan
non fekal, dan dapat pula mempraktekkan pengujian kelengkapan untuk
menentukkan ada tidaknya jasad indikator kualitas air berdasarkan
keberadaan bakteri E.coli.

2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pemeriksaan bakteriologi air.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui alat yang digunakan saat praktikum pemeriksaan
bakteriologi air
b. Untuk mengetahui bahan yang digunakan saat praktikum
pemeriksaan bakteriologi air
c. Untuk mengetahui prosedur kerja yang digunakan saat praktikum
pemeriksaan bakteriologi air

C. Manfaat
Dapat mengetahui pemeriksaan bakteriologi air.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Air adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan bahkan air adalah sumber dari
kehidupan itu sendiri. Secara umum fungsi air dalam tubuh setiap
mikroorganisme adalah untuk melarutkan senyawa organik, menstabilkan suhu
tubuh dan melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler. Pemeriksaan air
secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air merupakan substansi
yang sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme yang meliputi
pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat
dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran (Ramona, 2007).
Air yang bersih dan berkualitas ialah air yang bebas bakteri dan racun serta
mengandung berbagai jenis mineral. Air yang kita konsumsi setiap harinya yang
diambil langsung dari alam biasanya sudah tercemar karena berbagai sebab baik
karena pencemaran, limbah-limbah beracun dari industri atau pertanian, racun
atau zat berbahaya atau karena berbagai ulah manusia.(Ranoma, 2007)
Air yang berkualitas dan higienis adalah air yang cocok untuk dikonsumsi.
Syarat-syarat air minum adalah tidak berbau, berasa, berwarna, tidak mengandung
logam berat dan tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya. Air minum
merupakan air yang melalui pemrosesan atau tanpa pemrosesan yang memenuhi
syarat kesehatan dan bisa diminum secara langsung. (Ranoma, 2007)
Air dari sumber alam bisa diminum oleh manusia secara langsung namun
ada resiko bahwa air tersebut dicemari oleh bakteri atau zat yang berbahaya.
Bakteri tersebut baru akan mati jika air dimasak hingga 100 derajat celcius namun
zat berbahaya yang lain seperti logam tidak bisa dihilangkan dengan cara ini.
Banyaknya pencemaran air semakin memperburuk kualitas air minum masyarakat
saat ini. (Ranoma, 2007)
Untuk mendapat air minum yang berkualitas, saat ini tersedia air minum isi
ulang. Air minum isi ulang banyak dijual di berbagai kota. Air isi ulang isi ada
4
poin kelebihan dan kekurangannya yang harus diperhatikan. (Ranoma, 2007)
Kelebihan air isi ulang:
1. Harganya relatif murah seperti harga AMDK.
2. Mudah untuk mendapatkan
Walaupun tidak semua namun kualitas air isi ulang sudah memenuhi
standar Departemen Kesehatan. Hal ini tergantung akan kualitas sanitasi, mesin
dan bahan baku air.
(Ranoma, 2007)
Kekurangan air isi ulang:
1. Pengawasan dan pembinaan yang lemah membuat mutu air cenderung tidak
konsisten.
2. Kemungkinan terjadi salah produksi relatif tinggi, terutama menyangkut
tentang pemilihan bahan baku air, pemilihan alat dan sanitasi.
3. Aturan mengenai jasa layanan depo isi ulang tidak jelas. Hal ini menyangkut
kualitas produksi sehingga perlindungan hukum secara khusus pada
konsumen jika terjadi kasus tidak ada.
4. Proses untuk pengemasan hanya mengandalkan teknologi yang sederhana
sehingga sering terjadi kontaminasi oleh bakteri.
(Ranoma, 2007)

Saat ini ditemukan banyak sekali sampel air minum di depo isi ulang.
Bakteri yang ditemukan tidak secara langsung menimbulkan penyakit namun
menunjukkan tingkat sanitasi yang rendah. Resiko bakteri patogen lain yang bisa
menimbulkan gangguan kesehatan akan semakin tinggi apabila semakin tinggi
tingkat kontaminasi bakteri. Keberadaan bakteri tersebut bisa disebabkan oleh
sumber air yang tercemar atau pemaparan dengan radiasi sinar ultraviolet kurang
memadai. (Ranoma, 2007)
Standar Air Minum, menurut standar WHO semua sampel tidak boleh
mengandung E. coli dan sebaiknya juga bebas dari baktericoliform. Standar
WHO: Dalam setiap tahun, 95% dari sampel-sampel tidak boleh mengandung
coliform dalam 100 ml, Tidak ada sampel yang mengandung E. colidalam 100 ml,
Tidak ada sampel yang mengandung coliform lebih dari 10 dalam 100 ml, Tidak
5
boleh ada coliform dalam 100 ml dalam dua sampel yang berurutan
(AOAC,2000).
Sesuai Permenkes Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan
Kualitas Air Minum, dipersyaratkan bahwa angka E.coli dalam air minum adalah
Nol per 100 ml air harus dipenuhi.( Suriaman dan Juwita, 2008)
Sedangkan menurut baku mutu yang ditetapkan oleh Pemerintah dalam PP
82/2001 tentang Pengendalian Limbah cair menyebutkan bahwa badan air yang
dimanfaatkan sebagai bahan baku air minum kandungan E. coli dalam 100 ml air
tidak boleh lebih dari 10.000. Menurut salah satu penelitian (Kajian Dhani
Arnantha staf peneliti Lembaga kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah)
jumlah E.coli dalam 100 ml air Kali Mas Surabaya mencapai 1600 milyar.
( Suriaman dan Juwita, 2008)
Air yang mengandung kurang dari 1 coliform per 100 ml merupakan
golongan kelas I yang berarti air tersebut sangat baik untuk dikonsumsi. Nilai
coliform 1-2 per 100 ml digolongkan pada kelas II yang berarti air tersebut baik
dikonsumsi. Air dengan jumlah coliform 3-10 merupakan golongan air yang
termasuk kelas III dan tidak baik dikonsumsi. Sedangkan jika nilai coliform lebih
dari 10 per 100 ml, maka air tersebut sudah tidak boleh dikonsumsi lagi
(Suriaman dan Juwita., 2008).
Pemeriksaan mikrobiologi sangat penting dilakukan mengingat air
merupakan sumber kehidupan utama bagi semua makhluk hidup. Segala macam
air perlu mendapat perhatian untuk diperiksa baik secara mikrobiologi,fisik
maupun kimia untuk menghindarkan air dari pencemaran. .( Suriaman dan Juwita,
2008)
Syarat bakteriologi air ditetapkansebagai berikut :
1. Tidak boleh mengandung mikroba pathogen.
2. Tidak boleh mengandung mikrobaa pathogen terlalu banyak.
( Suriaman dan Juwita, 2008)
Pemeriksaan kualitas air secaramikrobiologi meliputi :
1. Pemeriksaan jumlah total mikroorganisme.
2. Deteksi dan enumerasi terhadap bakteri pathogen Shigella dan Salmonella
6
terutama Escherichiacoli.
3. Jumlah perkiraan terdekat bakteri coli : coli umum dan coli fekal.
(Pelczar dan Chan, 2006)

Bakteri golongan koli merupakan indicator terhadap intra bacteriaceae.


Bakteri coli dapat dipakai sebagai petunjuk adanya pencemaran oleh manusia
maupun hewan.Adanya bakteri coli dalam air identic dengan adanya bakteri
pathogen. (Pelczar dan Chan, 2006)
METODE MOST PROBABLE NUMBER(MPN) Metode perhitungan MPN
menggunakan media cair di dalam tabung reaksi yang berisi tabung durham,
dimana perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabungyang positif yaitu yang
ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu.
Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya
kekeruhan atau terbentuknya gas didalam tabung durham yang diletakkan pada
posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentuk gas, sehingga tabung durham
tersebut naik keatas. (Pelczar dan Chan, 2006)
Menurut Pelczar dan Chan (2006), keuntungan dari metoda ini adalah :
1. Dapat dibuat sangat peka dengan penggunaan volume inokulum contoh yang
lebih besar dari 1,0 ml/tabung.
2. Bahan-bahan dapat dipersiapkan untuk tugas lapangan.
3. Media pertumbuhan selektif dapat digunakan untuk menghitung jenis
mikroorganisme yang diharapkan di antara jenis-jenis lainnya yang ada dalam
bahan pangan tersebut.

Kerugiannya adalah dibutuhkannya banyak ulangan untuk diperoleh hasil


yang teliti dan sehubungan dengan hal tersebut banyak biaya dan waktu yang
dibutuhkan untuk persiapannya. Metoda ini banyak digunakan untuk
menghitung bakteri patogenik dalam jumlah sedikit yang terdapat dalam bahan
pangan (Pelczar dan Chan, 2006).
Metode Most Probable Numberdilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut :
1. Presumtive  test (test pendugaan)
2. Confirmed test (test penentu/ konfirmasi)
7
3. Completed test (test pelengkap)
(Pelczar dan Chan, 2006)
Dalam uji tahap pertama, keberadaan coliform masih dalam tingkat
probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif
coliform dalam sampel. Karena beberapa jenis bakteri selain coliform juga
memiliki sifat fermentatif, diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali
kebenaran adanya coliform dengan bantuan medium selektif diferensial. Uji
kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan mendeteksi sifat
fermentatif dan pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri coliform : berbentuk
batang, Gram negatif, tidak-berspora (Dwidjoseputro, 2005).
Dalam uji penduga di gunakan lactose broth. Tabung di nyatakan positif
bila terebentuk gas sebanyak 10 % atau lebih dari volume di dalam tabung
Durham. Jumlah tabung yang positif di hitung pada masing-masing seri. MPN
penduga dapat di hitung dengan melihat table MPN 3 tabung.(Pelczar dan Chan,
2006)
Dalam uji penguat, terbentuknya gas dalam Lactose Broth tidak selalu
menunjukkan bakteri E.coli karena mikroba lainya mugkin juga ada yang dapat
memfermentasikan laktosa dengan membentuk gas. Oleh karena itu perlu di
lakukan uji penguat pada media Endo agar,dengan menggunakan jaarum ose,
contoh dari tabung MPN yang menunjukan uji penduga positif (terbentuk gas)
masing-masing di inokulasikan pada Endo agar dengan cara streak plate. Semua
tabung di inkubasikan pada suhu 37oC selama 2x24 jam. Jumlah media Endo agar
pada masing-masing pengenceran yang menunjukan adanya
pertumbuhan Coliform, baik fekal maupun non fekal dihitung dan MPN penguat
dapat di hitung dari table MPN. (Pelczar dan Chan, 2006)
Pengujian selanjutnya dilanjutkan dengan uji pelengkap untuk menentukan
bakteri Escherichia coli. Dari koloni yang berwarna pada uji penguat
diinokulasikan ke dalam medium Lactose Broth dan medium agar miring Nutrient
Agar (NA), dengan jarum inokulasi secara aseptik. Diinkubasi pada suhu 37oC
selama 2 x 24 jam. Bila hasilnya positif terbentuk asam dan gas padaLactose
Broth, maka sampel positif mengandung bakteri Escherichia coli. Dari media agar
8
miring NA dibuat pewarnaan Gram dimana bakteri Escherichia coli merupakan
Gram negatif berbentuk batang pendek. (Pelczar dan Chan, 2006) 
Metode MPN biasanya biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah
mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan
untuk contoh berbentuk padat. Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui
berbagai macam uji seperti uji kualitatif koliform yang secara lengkap terdiri dari
tiga tahap yaitu uji penduga (uji kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji
penguat dan uji pelengkap. Waktu, mutu sampel, biaya, tujuan analisis merupakan
beberapa faktor penentu dalam uji kualitatif koliform. (Pelczar dan Chan, 2006)
Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan
jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk koloni (colony forming
unit) dalam sampel. Namun, pada umumnya nilai MPN juga diartikan sebagai
perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL
atau per gram. Makin kecil nilai MPN, maka air tersebut makin tinggi kualitasnya,
dan makin layak minum. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen
sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai
MPN tertinggi (Pelczar dan Chan, 2006).
Metode MPN biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di
dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh
berbentuk padat dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari contoh
tersebut. Metode MPN digunakan medium cair di dalam tabung reaksi, dimana
perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang
ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu.
Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya
kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung Durham yang diletakkan pada
posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentuk gas (Pelczar dan Chan, 2006).
Untuk metode MPN (Most Probable Number) digunakan medium cair
dalam wadah berupa tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan jumlah
tabung yang positif yaitu tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya
baik itu berupa perubahan warna atau terbentuknya gelembung gas pada dasar
tabung durham. Pada metode perhitungan MPN ini digunakan bentuk tiga seri
pengenceran, yang pertama 10-1, 10-2, dan 10-3. Kemudian dari hasil perubahan
9
tersebut dicari nilai MPNnya pada tabel nilai MPN, dan untuk jumlah bakterinya
maka digunakan rumus (Gobel, 2008).
Metode MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan
pertumbuhan koliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlah koliform
dalam sampel yang diuji. Uji positif akan menghasilkan angka indeks. Angka ini
disesuaikan dengan tabel MPN untuk menentukan jumlah koliform dalam sampel
(Gobel, 2008).
Bakteri Coliform
Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain
dengan kata lain merupakan bakteri indikator sebagai tanda bahwa adanya
pencemaran bakteri patogen. Penentuan koliform fecal menjadi indikator
pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan
keberadaan bakteri patogen. Keuntungan mendeteksi koliform adalah jauh lebih
murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Coliform
merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya
pencemaran dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air, makanan, susu dan
produk-produk susu. Pada saat perhitungan koloni, apabila jumlah koloni yang di
temukan kurang dari standart yang telah di tetapkan, maka suatu sampel bisa di
katakan murni (Pelczar dan Chan, 2006).
Banyaknya kontaminan dalam air memerlukan standar tertentu untuk
menjamin kebersihannya. Air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen saluran
cerna sangat berbahaya untuk diminum. Hal ini dapat dipastikan dengan
penemuan organisme yang ada dalam tinja manusia atau hewan dan yang tidak
pernah terdapat bebas di alam. Ada beberapa organisme yang termasuk kategori
ini, yaitu bakteri coliform (E.coli), Enterococcus faecalis, Clostiridium sp. Di
Indonesia, bakteri indikator air terkontaminasi adalah E.coli. (Pelczar dan Chan,
2006)
Beberapa jenis bakteri selain coliform juga memiliki sifat fermentatif,
sehingga diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanya
coliform dengan bantuan medium selektif diferensial. Uji kelengkapan kembali
meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan
pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri coliform: berbentuk batang, gram
10
negatif, tidak-berspora. Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu
hidup dalam saluran pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri
indicator keberadaan bakteri patogenik lainnya. Lebih tepatnya, sebenarnya
bakteri coliform fecal adalah bakteri indicator adanya pencemaran bakteri
pathogen. Penentuan coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan
jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri pathogen.
Selain itu, mendeteksi coliform jauh lebih murah, cepat dan sederhana daripada
mendeteksi bakteri patogenik lain (Pelczar dan Chan, 2006).
Salah satu anggota kelompok coliform adalah E.coli. Karena E.coliadalah
bakteri coliform yang ada pada kotoran manusia, maka E.colisering disebut
sebagai coliform fekal. Pengujian coliform jauh lebih cepat jika dibandingkan
dengan ujiE.coli  karena hanya memerlukan uji penduga yang merupakan tahap
pertama uji E.coli (Pelczar dan Chan, 2006).
Bakteri coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting bagi
kualitas air minum. Kelompok bakteri coliform, antara lainEschericia
coli, Enterrobacter aerogenes, dan Citrobacter fruendi. Keberadaan bakteri di
dalam air minum itu menunjukkan tingkat sanitasi rendah. Keberadaan bakteri ini
juga menunjukkan adanya bakteri pathogen lain misalnya,Shigella, yang
menyebabkan diare hingga muntaber (Lim, 1998).Jadi, coliform adalah indikator
kualitas air. Makin sedikit kandungan coliform, artinya, kualitas air semakin baik.
( Gobel,2008).
Terdapatnya bakteri coliform dalam air minum dapat menjadi indikasi
kemungkinan besar adanya organisme patogen lainnya. Bakteri coliform
dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu faecal coliform dan non faecal coloform. Menurut
Gobel (2008), bakteri coliform dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
1. Coliform fekal, misalnya E. coli, merupakan bakteri yang berasal dari kotoran
hewan atau manusia. Adanya E.coli pada air minum menandakan air tersebut
telah terkontaminasi feses manusia dan mungkin juga mengandung patogen
usus.
2. Coliform non-fekal, misalnya E. aeroginosa, biasanya ditemukan pada hewan
atau tanaman yang telah mati.

11
E.coli adalah bagian dari faecal coliform. Keberadaan E. coli dalam air
dapat menjadi indikator adanya pencemaran air oleh tinja. E. colidigunakan
sebagai indikator pemeriksaan kualitas bakteriologis secara universal dalam
analisis dengan alasan:
1. E. coli secara normal hanya ditemukan di saluran pencernaan manusia
(sebagai flora normal) atau hewan mamalia, atau bahan yang telah
terkontaminasi dengan tinja manusia atau hewan; jarang sekali ditemukan
dalam air dengan kualitas kebersihan yang tinggi,
2. E. coli mudah diperiksa di laboratorium dan sensitivitasnya tinggi jika
pemeriksaan dilakukan dengan benar,
3. Bila dalam air tersebut ditemukanE. coli, maka air tersebut dianggap
berbahaya bagi penggunaan domestik,
4. Ada kemungkinan bakteri enterik patogen yang lain dapat ditemukan
bersama-sama denganE. coli dalam air tersebut.
(Pelczar dan Chan, 2006)

Bakteri pembusuk ini dimasukkan ke dalam golongan bakteri Coliform,


salah satu yang termasuk didalamnya adalah Escherichia coli. Bakteri coliform ini
menghasilkan zat ethionine yang pada penelitian menyebabkan kanker. Bakteri-
bakteri pembusuk ini juga memproduksi bermacam-macam racun seperti Indole,
skatole yang dapat menimbulkan penyakit bila berlebih didalam tubuh (Pelczar
dan Chan, 2006).
Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam
saluran pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan
bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri coliform fekal adalah
bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fekal
menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi
positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh
lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain
(Krisna, 2005).
Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau
manusia. Oleh karena itu, dikenal juga dengan istilah koli tinja, sedangkan
12
Enterobacter aerogenes biasanya ditemukan pada hewan atau tanam-tanaman
yang telah mati. Bakteri Escherechia coli merupakan mikroorganisme normal
yang terdapat dalam kotoran manusia, baik sehat maupun sakit. Dalam satu gram
kotoran manusia terdapat sekitar seratus juta bakteri E. coli.  Bakteri berasal dari
kata “Bakterion” (Yunani = batang kecil). Berdasarkan Klasifikasi, bakteri
digolongkan dalam Divisio Schizomycetes. Escherichia coli (E. coli ) adalah salah
satu jenis spesies utama bakteri gram negatif, ditemukan oleh Theodor Escherich
(tahun 1885). Hidup pada tinja dan menyebabkan masalah kesehatan pada
manusia, seperti diare, muntaber serta masalah pencernaan lainnya. Bakteri ini
banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika sebagai vektor untuk
menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. Hal ini
disebabkan karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam
penanganannya. (Krisna, 2005)
Secara garis besar klasifikasi bakteri E.coli , berasal dari Filum
Proteobacteria, Kelas Gamma Proteobacteria, Ordo Enterobacteriales, Familia
Enterobacteriaceae, Genus Escherichia, Spesies Escherichia coli. Secara
morfologi E.coli merupakan kuman berbentuk batang pendek, gemuk, berukuran
2,4 µ x 0,4 sampai 0,7 µ , Gram-negatif, tak bersimpai , Bergerak aktif dan tidak
berspora. (Krisna, 2005).

13
BAB III
ISI

A. Presumtive Test
1. Alat dan Bahan
Alat :
No Nama Jumlah
1. Testtube 46
2. Tabung Durham 45
3. Pertridish 15
4. Timbangan Kasar 1
5. Pipet Ukur 3
6. Karet Hisap 3
7. Kompor Listrik 1
8. Autoclave 1
9. Lampu Spiritus 2
10. Gelas Kimia 250 ml 3
11. Inkubator 1
12. Gelas Ukur 250 ml 1
13. Batang Pengaduk 3
14. Sendok Porselen 1
15. Erlenmeyer 250 ml 1
16. Erlenmeyer 500 ml 1

Bahan :
No Nama Jumlah
1. Laktosa Broth (LB) 4,55 gram

2. Buffer Fosfat 9 ml

3. Endo Agar 9,75 gram

4. BGLB 8 gram

5. Aquadest Secukupnya

2. Cara Kerja
a. Perhitungan Media
14
1) LB (Lactosa Broth)
a) DSL (Double Streng Lactosa)
5 testtube × 5 ml = 25 ml
25 ml × 2 = 50 ml

b) SSL (Single Streng Lactosa)


25 testtube × 10 ml = 250 ml

Jadi, untuk semua kebutuhan Lactosa Broth adalah :


DSL + SSL = 300 ml ≈ 350 ml
Volumeyangakandibuat
gramLB= × gramNA / L
1000
350
= 1000 × 13 g/L = 4,55 g

2) BGLB (Briliant Green Lactosa Broth)


15 testtube × 10 ml = 150 ml ≈ 200 ml
Volumeyangakandibuat
gram BG LB= × gramNA /L
1000
200
= 1000 × 40 g/L = 8 g
3) Endo Agar
15 petridish × 15 ml = 225 ml ≈ 250 ml
Volumeyangakandibuat
gram Endo agar= × gram/ L
1000
250
= 1000 × 35 g/L = 8 g

b. Pembuatan Media
1) DSL (Double Strength Lactosa)
a) Timbang 4,55 g DSL
b) Larutkan dengan aquadest menjadi ½ volume total =

15
350
1000 = 175 ml kedalam Erlenmeyer 250 ml dan
homogenkan
c) Pipet @ 5 ml dan masukkan kedalam 5 testtube DSL
d) Masukan tabung durham ke dalam @ testtube 1 buah
dengan posisi terbalik dan jangan ada gelembung udara
e) Tutup testtube dengan kapas

2) SSL (Single Streng Lactosa)


a) Volume sisa = 175 ml – 25 ml = 150 ml DSL kemudian
dijadikan SSL dengan cara menambahan 150 ml aquadest
kedalam Erlenmeyer 500 ml
b) Pipet @ 10 ml dan masukkan kedalam 25 testtube
c) Masukan tabung durham ke dalam @ testtube 1 buah
dengan posisi terbalik dan jangan ada gelembung udara
d) Tutup testtube dengan kapas

3) BGLB (Briliant Green Lactosa Broth)


a) Timbang 8 g BGLB
b) Larutkan 200 ml dengan aquadest kedalam Erlenmeyer 250
ml dan homogenkan
c) Pipet @ 10 ml dan masukkan kedalam 15 testtube BGLB
d) Masukan tabung durham ke dalam @ testtube 1 buah
dengan posisi terbalik dan jangan ada gelembung udara
e) Tutup testtube dengan kapas

4) Endo Agar
a) Timbang 8 g endo agar
b) Larutkan 250 ml dengan aquadest kedalam Erlenmeyer 250
ml
c) Panaskan diatas kompor hingga mendidih
d) Pindahkan ke 15 buah petridish @ dengan ketebalan 3 ml
dan tunggu hingga media beku
16

c. Sterilisasi
Alat :
1. Bungkus dengan kertas koran alat yang akan disterilkan
Alat yang akan disterilisasi:
a. 5 testtube berisi DSL
b. 25 testtube berisi SSL
c. 15 testtube berisi BGLB
d. 1 testtube berisi 9 ml Buffer
e. 15 petridish berisi Endo Agar
f. 3 pipet ukur 10 ml
2. Beri label pada alat yang akan disterilisasi
3. Cek air yang ada dalam autoclave, pastikan cukup sampai tanda
batas
4. Buka autoklaf dan masukkan semua alat yang akan disterilkan,
susun dengan rapi
5. Tutup autoclave dan tekan tombol on
6. Atur waktu selama15 menit dengan suhu 121oC
7. Jika alarm tanda selesai telah berbunyi, matikan autoklaf dan
buka kran uap secara hati-hati
8. Lalu buka tutup autoclave dan ambil alat yang telah disterilisasi

d. Penanaman Sampel (Presumtive Test)


1. Hidupkan 2 buah lampu spiritus
2. Persiapkan pipet ukur dan sampel
3. Siapkan 5 testtube DSL (10 ml), 5 testtube SSL (0,1 ml), 5
testtube SSL (1 ml), testtube berisi larutan Buffer Phosphat
sebanyak 9 ml dan sampel
4. Pipet sebanyak 10 ml sampel air lalu masukkan kedalam @ 5
testtube DSL (10 ml)
5. Pipet sebanyak 1 ml sampel air lalu masukkan kedalam @ 5
testtube SSL (1 ml)
17
6. Pipet sebanyak 1 ml sampel air lalu masukkan kedalam testtube
bufer phospat dan homogenkan sebanyak 3 kali
7. Pipet sebanyak 1 ml larutan bufer phospat tadi, lalu masukkan
kedalam testtube SSL (0,1 ml)

e. Inkubator
Inkubasi di inkubator dengan suhu 35° - 37° C selama 1-2 × 24 jam

B. Comfirmed Test
1. Alat dan Bahan
Alat :
No Nama Jumlah
1. Lampu Spiritus 2
2. Ose 5

Bahan
No Nama Jumlah
1. LB + -
2. BGLB 15

2. Cara Kerja
a. Cek testtube LB yang telah di inkubasi dengan cara melihat
gelembung pada tabung durham, yang terdapat gelembung berarti
positif mengadung mikroba
b. Hidupkan lampu spiritus
c. Panaskan ose sampai pijar lalu dinginkan pada pinggir testtube LB
yang positif, lalu celupkan ose sampai menyentuh tabung durham,
aduk sebanyak 3 kali
d. kemudian pindahkan kedalam testtube BGLB lalu flambir mulut
tabung kemudian tutup kembali dengan kapas.
e. Beri label pada setiap testtube BGLB
f. Inkubasi dalam incubator selama 1-2 x 24 jam dengan suhu 35˚ -
37° C.

18
D. Completed Test
1. Alat dan Bahan
Alat :
No Nama Jumlah
1. Lampu Spiritus 2
2. Ose 5

Bahan
No Nama Jumlah
1. BGLB + -
2. Petridish Endo Agar 15
3. LB 12

2. Cara Kerja
a. Cek Tabung yang positif pada media BGLB
b. Hidupkan lampu spiritus
c. Panaskan ose sampai pijar lalu dinginkan pada pinggir testube
BGLB yang positif, lalu celupkan ose sampai menyentuh tabung
durham, aduk sebanyak 3 kali
d. kemudian pindahkan kedalam petridish dengan cara dioleskan pada
endo agar, lakukan sebanyak 3 kali.
e. Kemudian Inkubasi Petridish kedalam incubator selama 1-2 x 24
jam dengan suhu 35˚ - 37° C.
f. Keluarkan petridish dari incubator
g. Panaskan ose sampai pijar lalu dinginkan pada pinggir petridish
h. Ambil koloni yang tumbuh di petridish dengan ujung ose dan
pindahkan ke testtube Lactosa Broth, lakukan sebanyak 3 kali
i. flambir testtube tersebut kemudian tutup dengan kapas.
j. Kemudian Inkubasi selama 1-2 x 24 jam denagn suhu 35˚ - 37° C.

19
E. Pembacaan Hasil Pengamatan
1. Keluarkan tabung dari incubator, lalu amati tabung yang positif
2. Hasil akhir dibandingkan dengan Tabel Indeks MPN 5 Seri
3.

20
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Alat yang digunakan untuk melakukan praktikum presumtive test yaitu :
testube, tabung durham, petridish, timbangan kasar, pipet ukur, karet hisap,
kompor listrik, autoclave, lampu bunsen, gelas kimia, nkubator, gelas ukur,
batang pengaduk, sendok porslen, erlenmeyer. Sedangkan bahan yang
dibutuhkan yaitu : laktosa broth, buffer fosfat, endo agar, BGLB, Aquades.
Langkah kerja yang pertama yatu melakukan perhitungan, lalu pembuatan
media, sterilsasi, Penanaman sampel dan nkubator.
Alat yang digunakan untuk melakukan praktikum confirmed test yaitu :
lampu spritus dan ose. Sedangkan bahan yang dibutuhkan yaitu : LB+ dan
BGLB
Cara kerjanya yaitu : Cek testtube LB yang telah di inkubasi dengan
cara melihat gelembung pada tabung durham, yang terdapat gelembung
berarti positif mengadung mikroba, Hidupkan lampu spiritus, Panaskan ose
sampai pijar lalu dinginkan pada pinggir testtube LB yang positif, lalu
celupkan ose sampai menyentuh tabung durham, aduk sebanyak 3 kali,
Kemudian pindahkan kedalam testtube BGLB lalu flambir mulut tabung
kemudian tutup kembali dengan kapas., Beri label pada setiap testtube BGLB,
Inkubasi dalam incubator selama 1-2 x 24 jam dengan suhu 35˚- 37°C.
Alat yang digunakan untuk praktikum completed test yaitu : lampu
spritus dan ose. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu : BGLB+, Petridish
endo agar dan LB.
Cara kerjanya yatu : Cek Tabung yang positif pada media BGLB,
Hidupkan lampu spiritus, Panaskan ose sampai pijar lalu dinginkan pada
pinggir testube BGLB yang positif, lalu celupkan ose sampai menyentuh
tabung durham, aduk sebanyak 3 kali, kemudian pindahkan kedalam petridish
dengan cara dioleskan pada endo agar, lakukan sebanyak 3 kali, Kemudian
21
Inkubasi Petridish kedalam incubator selama 1-2 x 24 jam dengan suhu 35˚ -
37° C, Keluarkan petridish dari incubator, Panaskan ose sampai pijar lalu
dinginkan pada pinggir petridish, Ambil koloni yang tumbuh di petridish
dengan ujung ose dan pindahkan ke testtube Lactosa Broth, lakukan sebanyak
3 kali, flambir testtube tersebut kemudian tutup dengan kapas, Kemudian
Inkubasi selama 1-2 x 24 jam denagn suhu 35˚ - 37° C.

22
B. Saran
Untuk masyarakat :
Sebaiknya air bersih yang akan digunakan sebagai air minum dimasak
terlebih dahulu agar mikroorganisme patogen tersebut mati.

23
DAFTAR PUSTAKA

http://sectoranalyst.blogspot.co.id/2011/09/laporan-pemeriksaan-bakteriologis-
air.html. Diakses tanggal 24 April 2018.
http://dafi07.blogspot.com/2009/03/bakteri-coliform.html. Diakses tanggal 24
April 2018.
http://airmurniro.wordpress.com/2010/02/25/e-coli-dalam-air-minum/.
Diaksestanggal24 April 2018.

Anda mungkin juga menyukai