Kelas 1B
Kelompok I
Disusun oleh
Nadya Auralia Sabita 181110066
Afdi Hidayat Putra 191110042
Ade Merilda Wulan 191110041
Hanyfah Leonna Putri 191110052
Hilmi Zakya Suhe 191110053
Niken Sariti 191110062
Novericha Audelia 191110063
Reni Deswita 191110070
Risa Aprilianto 191110072
Tresya Andriani 191110076
Dosen Pembimbing :
Lindawati, SKM, M.Kes
Sejati, SKM, M.Kes
Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan laporan praktikum yang membahas tentang
“Pemeriksaan Bakteriologi Air” pada penulisan laporan ini, kami berusaha
menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh semua
orang,sehingga lebih mudah dipahami oleh pembaca.
Laporan ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama
mahasiswa kesehatan. Kami menyadari dalam penyusunan laporan ini tidak lah
sempurna, masih banyak kekurangan dan kelemahan didalam penulisan laporan
kami, baik dalam segi bahasa dan pengolahan maupun dalam penyusunan. Untuk
itu, kami sangat mengharapkan saran yang sifatnya membangun demi
mencapainya suatu kesempurnaan dalam laporan ini.
Kelompok I
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup, karena
makhluk hidup memerlukan air untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Secara umum fungsi air dalam tubuh setiap mikroorganisme adalah
untuk melarutkan senyawa organik, menstabilkan suhu tubuh dan
melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler. Pemeriksaan air secara
mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air merupakan substansi yang
sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme yang meliputi
pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif
dapat dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran (Ramona, 2007).
Pemeriksaan derajat pencemaran air secara mikrobiologi umumnya
ditunjukkan dengan kehadiran bakteri indikator seperti coliformdan fecal
coli (Ramona, 2007). Bakteri coliform sebagai suatu kelompok dicirikan
sebagai bakteri berbentuk batang gram negatif, tidak membentuk
spora, aerobik, dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktose dengan
menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35° C(Pelczar
dan Chan., 2006).
Kelompok bakteri coliform antara lain Eschericia coli, Enterrobacter
aerogenes, dan Citrobacter fruendii.Keberadaan bakteri ini dalam air minum
juga menunjukkan adanya bakteri patogen lain, misalnyaShigella, yang bisa
menyebabkan diare hingga muntaber. Jadi,bakteri coliform adalah
indikator kualitas air. Semakin sedikit kandungan coliform, maka
kualitas air semakin baik. (Pelczar dan Chan., 2006).
Uji kualitas air terdiri dari 3 step utama, yaitu: Uji pendugaan , Uji
penguat dan Uji pelengkap. Metode pengujian yang digunakan adalah metode
Most Probable Number (MPN). Dalam uji penduga di gunakan lactose broth.
Tabung di nyatakan positif bila terebentuk gas sebanyak 10 % atau lebih dari
volume di dalam tabung
1 Durham. Jumlah tabung yang positif di hitung pada
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pemeriksaan bakteriologi air.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui alat yang digunakan saat praktikum pemeriksaan
bakteriologi air
b. Untuk mengetahui bahan yang digunakan saat praktikum
pemeriksaan bakteriologi air
c. Untuk mengetahui prosedur kerja yang digunakan saat praktikum
pemeriksaan bakteriologi air
C. Manfaat
Dapat mengetahui pemeriksaan bakteriologi air.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan bahkan air adalah sumber dari
kehidupan itu sendiri. Secara umum fungsi air dalam tubuh setiap
mikroorganisme adalah untuk melarutkan senyawa organik, menstabilkan suhu
tubuh dan melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler. Pemeriksaan air
secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air merupakan substansi
yang sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme yang meliputi
pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat
dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran (Ramona, 2007).
Air yang bersih dan berkualitas ialah air yang bebas bakteri dan racun serta
mengandung berbagai jenis mineral. Air yang kita konsumsi setiap harinya yang
diambil langsung dari alam biasanya sudah tercemar karena berbagai sebab baik
karena pencemaran, limbah-limbah beracun dari industri atau pertanian, racun
atau zat berbahaya atau karena berbagai ulah manusia.(Ranoma, 2007)
Air yang berkualitas dan higienis adalah air yang cocok untuk dikonsumsi.
Syarat-syarat air minum adalah tidak berbau, berasa, berwarna, tidak mengandung
logam berat dan tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya. Air minum
merupakan air yang melalui pemrosesan atau tanpa pemrosesan yang memenuhi
syarat kesehatan dan bisa diminum secara langsung. (Ranoma, 2007)
Air dari sumber alam bisa diminum oleh manusia secara langsung namun
ada resiko bahwa air tersebut dicemari oleh bakteri atau zat yang berbahaya.
Bakteri tersebut baru akan mati jika air dimasak hingga 100 derajat celcius namun
zat berbahaya yang lain seperti logam tidak bisa dihilangkan dengan cara ini.
Banyaknya pencemaran air semakin memperburuk kualitas air minum masyarakat
saat ini. (Ranoma, 2007)
Untuk mendapat air minum yang berkualitas, saat ini tersedia air minum isi
ulang. Air minum isi ulang banyak dijual di berbagai kota. Air isi ulang isi ada
4
poin kelebihan dan kekurangannya yang harus diperhatikan. (Ranoma, 2007)
Kelebihan air isi ulang:
1. Harganya relatif murah seperti harga AMDK.
2. Mudah untuk mendapatkan
Walaupun tidak semua namun kualitas air isi ulang sudah memenuhi
standar Departemen Kesehatan. Hal ini tergantung akan kualitas sanitasi, mesin
dan bahan baku air.
(Ranoma, 2007)
Kekurangan air isi ulang:
1. Pengawasan dan pembinaan yang lemah membuat mutu air cenderung tidak
konsisten.
2. Kemungkinan terjadi salah produksi relatif tinggi, terutama menyangkut
tentang pemilihan bahan baku air, pemilihan alat dan sanitasi.
3. Aturan mengenai jasa layanan depo isi ulang tidak jelas. Hal ini menyangkut
kualitas produksi sehingga perlindungan hukum secara khusus pada
konsumen jika terjadi kasus tidak ada.
4. Proses untuk pengemasan hanya mengandalkan teknologi yang sederhana
sehingga sering terjadi kontaminasi oleh bakteri.
(Ranoma, 2007)
Saat ini ditemukan banyak sekali sampel air minum di depo isi ulang.
Bakteri yang ditemukan tidak secara langsung menimbulkan penyakit namun
menunjukkan tingkat sanitasi yang rendah. Resiko bakteri patogen lain yang bisa
menimbulkan gangguan kesehatan akan semakin tinggi apabila semakin tinggi
tingkat kontaminasi bakteri. Keberadaan bakteri tersebut bisa disebabkan oleh
sumber air yang tercemar atau pemaparan dengan radiasi sinar ultraviolet kurang
memadai. (Ranoma, 2007)
Standar Air Minum, menurut standar WHO semua sampel tidak boleh
mengandung E. coli dan sebaiknya juga bebas dari baktericoliform. Standar
WHO: Dalam setiap tahun, 95% dari sampel-sampel tidak boleh mengandung
coliform dalam 100 ml, Tidak ada sampel yang mengandung E. colidalam 100 ml,
Tidak ada sampel yang mengandung coliform lebih dari 10 dalam 100 ml, Tidak
5
boleh ada coliform dalam 100 ml dalam dua sampel yang berurutan
(AOAC,2000).
Sesuai Permenkes Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan
Kualitas Air Minum, dipersyaratkan bahwa angka E.coli dalam air minum adalah
Nol per 100 ml air harus dipenuhi.( Suriaman dan Juwita, 2008)
Sedangkan menurut baku mutu yang ditetapkan oleh Pemerintah dalam PP
82/2001 tentang Pengendalian Limbah cair menyebutkan bahwa badan air yang
dimanfaatkan sebagai bahan baku air minum kandungan E. coli dalam 100 ml air
tidak boleh lebih dari 10.000. Menurut salah satu penelitian (Kajian Dhani
Arnantha staf peneliti Lembaga kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah)
jumlah E.coli dalam 100 ml air Kali Mas Surabaya mencapai 1600 milyar.
( Suriaman dan Juwita, 2008)
Air yang mengandung kurang dari 1 coliform per 100 ml merupakan
golongan kelas I yang berarti air tersebut sangat baik untuk dikonsumsi. Nilai
coliform 1-2 per 100 ml digolongkan pada kelas II yang berarti air tersebut baik
dikonsumsi. Air dengan jumlah coliform 3-10 merupakan golongan air yang
termasuk kelas III dan tidak baik dikonsumsi. Sedangkan jika nilai coliform lebih
dari 10 per 100 ml, maka air tersebut sudah tidak boleh dikonsumsi lagi
(Suriaman dan Juwita., 2008).
Pemeriksaan mikrobiologi sangat penting dilakukan mengingat air
merupakan sumber kehidupan utama bagi semua makhluk hidup. Segala macam
air perlu mendapat perhatian untuk diperiksa baik secara mikrobiologi,fisik
maupun kimia untuk menghindarkan air dari pencemaran. .( Suriaman dan Juwita,
2008)
Syarat bakteriologi air ditetapkansebagai berikut :
1. Tidak boleh mengandung mikroba pathogen.
2. Tidak boleh mengandung mikrobaa pathogen terlalu banyak.
( Suriaman dan Juwita, 2008)
Pemeriksaan kualitas air secaramikrobiologi meliputi :
1. Pemeriksaan jumlah total mikroorganisme.
2. Deteksi dan enumerasi terhadap bakteri pathogen Shigella dan Salmonella
6
terutama Escherichiacoli.
3. Jumlah perkiraan terdekat bakteri coli : coli umum dan coli fekal.
(Pelczar dan Chan, 2006)
11
E.coli adalah bagian dari faecal coliform. Keberadaan E. coli dalam air
dapat menjadi indikator adanya pencemaran air oleh tinja. E. colidigunakan
sebagai indikator pemeriksaan kualitas bakteriologis secara universal dalam
analisis dengan alasan:
1. E. coli secara normal hanya ditemukan di saluran pencernaan manusia
(sebagai flora normal) atau hewan mamalia, atau bahan yang telah
terkontaminasi dengan tinja manusia atau hewan; jarang sekali ditemukan
dalam air dengan kualitas kebersihan yang tinggi,
2. E. coli mudah diperiksa di laboratorium dan sensitivitasnya tinggi jika
pemeriksaan dilakukan dengan benar,
3. Bila dalam air tersebut ditemukanE. coli, maka air tersebut dianggap
berbahaya bagi penggunaan domestik,
4. Ada kemungkinan bakteri enterik patogen yang lain dapat ditemukan
bersama-sama denganE. coli dalam air tersebut.
(Pelczar dan Chan, 2006)
13
BAB III
ISI
A. Presumtive Test
1. Alat dan Bahan
Alat :
No Nama Jumlah
1. Testtube 46
2. Tabung Durham 45
3. Pertridish 15
4. Timbangan Kasar 1
5. Pipet Ukur 3
6. Karet Hisap 3
7. Kompor Listrik 1
8. Autoclave 1
9. Lampu Spiritus 2
10. Gelas Kimia 250 ml 3
11. Inkubator 1
12. Gelas Ukur 250 ml 1
13. Batang Pengaduk 3
14. Sendok Porselen 1
15. Erlenmeyer 250 ml 1
16. Erlenmeyer 500 ml 1
Bahan :
No Nama Jumlah
1. Laktosa Broth (LB) 4,55 gram
2. Buffer Fosfat 9 ml
4. BGLB 8 gram
5. Aquadest Secukupnya
2. Cara Kerja
a. Perhitungan Media
14
1) LB (Lactosa Broth)
a) DSL (Double Streng Lactosa)
5 testtube × 5 ml = 25 ml
25 ml × 2 = 50 ml
b. Pembuatan Media
1) DSL (Double Strength Lactosa)
a) Timbang 4,55 g DSL
b) Larutkan dengan aquadest menjadi ½ volume total =
15
350
1000 = 175 ml kedalam Erlenmeyer 250 ml dan
homogenkan
c) Pipet @ 5 ml dan masukkan kedalam 5 testtube DSL
d) Masukan tabung durham ke dalam @ testtube 1 buah
dengan posisi terbalik dan jangan ada gelembung udara
e) Tutup testtube dengan kapas
4) Endo Agar
a) Timbang 8 g endo agar
b) Larutkan 250 ml dengan aquadest kedalam Erlenmeyer 250
ml
c) Panaskan diatas kompor hingga mendidih
d) Pindahkan ke 15 buah petridish @ dengan ketebalan 3 ml
dan tunggu hingga media beku
16
c. Sterilisasi
Alat :
1. Bungkus dengan kertas koran alat yang akan disterilkan
Alat yang akan disterilisasi:
a. 5 testtube berisi DSL
b. 25 testtube berisi SSL
c. 15 testtube berisi BGLB
d. 1 testtube berisi 9 ml Buffer
e. 15 petridish berisi Endo Agar
f. 3 pipet ukur 10 ml
2. Beri label pada alat yang akan disterilisasi
3. Cek air yang ada dalam autoclave, pastikan cukup sampai tanda
batas
4. Buka autoklaf dan masukkan semua alat yang akan disterilkan,
susun dengan rapi
5. Tutup autoclave dan tekan tombol on
6. Atur waktu selama15 menit dengan suhu 121oC
7. Jika alarm tanda selesai telah berbunyi, matikan autoklaf dan
buka kran uap secara hati-hati
8. Lalu buka tutup autoclave dan ambil alat yang telah disterilisasi
e. Inkubator
Inkubasi di inkubator dengan suhu 35° - 37° C selama 1-2 × 24 jam
B. Comfirmed Test
1. Alat dan Bahan
Alat :
No Nama Jumlah
1. Lampu Spiritus 2
2. Ose 5
Bahan
No Nama Jumlah
1. LB + -
2. BGLB 15
2. Cara Kerja
a. Cek testtube LB yang telah di inkubasi dengan cara melihat
gelembung pada tabung durham, yang terdapat gelembung berarti
positif mengadung mikroba
b. Hidupkan lampu spiritus
c. Panaskan ose sampai pijar lalu dinginkan pada pinggir testtube LB
yang positif, lalu celupkan ose sampai menyentuh tabung durham,
aduk sebanyak 3 kali
d. kemudian pindahkan kedalam testtube BGLB lalu flambir mulut
tabung kemudian tutup kembali dengan kapas.
e. Beri label pada setiap testtube BGLB
f. Inkubasi dalam incubator selama 1-2 x 24 jam dengan suhu 35˚ -
37° C.
18
D. Completed Test
1. Alat dan Bahan
Alat :
No Nama Jumlah
1. Lampu Spiritus 2
2. Ose 5
Bahan
No Nama Jumlah
1. BGLB + -
2. Petridish Endo Agar 15
3. LB 12
2. Cara Kerja
a. Cek Tabung yang positif pada media BGLB
b. Hidupkan lampu spiritus
c. Panaskan ose sampai pijar lalu dinginkan pada pinggir testube
BGLB yang positif, lalu celupkan ose sampai menyentuh tabung
durham, aduk sebanyak 3 kali
d. kemudian pindahkan kedalam petridish dengan cara dioleskan pada
endo agar, lakukan sebanyak 3 kali.
e. Kemudian Inkubasi Petridish kedalam incubator selama 1-2 x 24
jam dengan suhu 35˚ - 37° C.
f. Keluarkan petridish dari incubator
g. Panaskan ose sampai pijar lalu dinginkan pada pinggir petridish
h. Ambil koloni yang tumbuh di petridish dengan ujung ose dan
pindahkan ke testtube Lactosa Broth, lakukan sebanyak 3 kali
i. flambir testtube tersebut kemudian tutup dengan kapas.
j. Kemudian Inkubasi selama 1-2 x 24 jam denagn suhu 35˚ - 37° C.
19
E. Pembacaan Hasil Pengamatan
1. Keluarkan tabung dari incubator, lalu amati tabung yang positif
2. Hasil akhir dibandingkan dengan Tabel Indeks MPN 5 Seri
3.
20
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alat yang digunakan untuk melakukan praktikum presumtive test yaitu :
testube, tabung durham, petridish, timbangan kasar, pipet ukur, karet hisap,
kompor listrik, autoclave, lampu bunsen, gelas kimia, nkubator, gelas ukur,
batang pengaduk, sendok porslen, erlenmeyer. Sedangkan bahan yang
dibutuhkan yaitu : laktosa broth, buffer fosfat, endo agar, BGLB, Aquades.
Langkah kerja yang pertama yatu melakukan perhitungan, lalu pembuatan
media, sterilsasi, Penanaman sampel dan nkubator.
Alat yang digunakan untuk melakukan praktikum confirmed test yaitu :
lampu spritus dan ose. Sedangkan bahan yang dibutuhkan yaitu : LB+ dan
BGLB
Cara kerjanya yaitu : Cek testtube LB yang telah di inkubasi dengan
cara melihat gelembung pada tabung durham, yang terdapat gelembung
berarti positif mengadung mikroba, Hidupkan lampu spiritus, Panaskan ose
sampai pijar lalu dinginkan pada pinggir testtube LB yang positif, lalu
celupkan ose sampai menyentuh tabung durham, aduk sebanyak 3 kali,
Kemudian pindahkan kedalam testtube BGLB lalu flambir mulut tabung
kemudian tutup kembali dengan kapas., Beri label pada setiap testtube BGLB,
Inkubasi dalam incubator selama 1-2 x 24 jam dengan suhu 35˚- 37°C.
Alat yang digunakan untuk praktikum completed test yaitu : lampu
spritus dan ose. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu : BGLB+, Petridish
endo agar dan LB.
Cara kerjanya yatu : Cek Tabung yang positif pada media BGLB,
Hidupkan lampu spiritus, Panaskan ose sampai pijar lalu dinginkan pada
pinggir testube BGLB yang positif, lalu celupkan ose sampai menyentuh
tabung durham, aduk sebanyak 3 kali, kemudian pindahkan kedalam petridish
dengan cara dioleskan pada endo agar, lakukan sebanyak 3 kali, Kemudian
21
Inkubasi Petridish kedalam incubator selama 1-2 x 24 jam dengan suhu 35˚ -
37° C, Keluarkan petridish dari incubator, Panaskan ose sampai pijar lalu
dinginkan pada pinggir petridish, Ambil koloni yang tumbuh di petridish
dengan ujung ose dan pindahkan ke testtube Lactosa Broth, lakukan sebanyak
3 kali, flambir testtube tersebut kemudian tutup dengan kapas, Kemudian
Inkubasi selama 1-2 x 24 jam denagn suhu 35˚ - 37° C.
22
B. Saran
Untuk masyarakat :
Sebaiknya air bersih yang akan digunakan sebagai air minum dimasak
terlebih dahulu agar mikroorganisme patogen tersebut mati.
23
DAFTAR PUSTAKA
http://sectoranalyst.blogspot.co.id/2011/09/laporan-pemeriksaan-bakteriologis-
air.html. Diakses tanggal 24 April 2018.
http://dafi07.blogspot.com/2009/03/bakteri-coliform.html. Diakses tanggal 24
April 2018.
http://airmurniro.wordpress.com/2010/02/25/e-coli-dalam-air-minum/.
Diaksestanggal24 April 2018.