Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing :
Hj. Awalia Gusti, S.Pd, M.Si
Rahmi Hidayanti, SKM, M.Kes
Darwel, SKM, M.Epid
Clinical Instruktur :
Winda Ayu, AMKL
Tifani Yosi, Amd.KL
Dosen Pembimbing :
Clinical Instruktur :
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBARAN PERSETUJUAN..........................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................2
1. Tujuan Umum ...............................................................................3
2. Tujuan Khusus ..............................................................................3
C. Manfaat Pelaksanaan Praktek Lapangan ..................................................3
D. Ruang Lingkup..........................................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Definisi Sanitasi Rumah Sakit...................................................................5
B. Kesehatan Air Rumah Sakit......................................................................5
C. Kesehatan Udara Rumah Sakit..................................................................6
D. Kesehatan Pangan Siap Saji Rumah Sakit.................................................10
E. Kesehatan Sarana dan Bangunan...............................................................14
F. Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit............................15
G. Pengamanan Limbah.................................................................................15
H. Pengamanan Radiasi..................................................................................18
I. Penyelenggaraan Linen.............................................................................18
J. Manajemen Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit....................................19
BAB III HASIL KEGIATAN
A. Gambaran Umum Lokasi Praktek Lapangan............................................23
B. Cara Pengumpulan Data ...........................................................................28
C. Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) Rumah Sakit................................29
D. Pembahasan IKL Pangan Siap Saji...........................................................53
BAB IV PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN MASALAH
A. Penyebab Masalah ....................................................................................57
B. Alternatif Pemecahan Masalah ................................................................58
BAB V PENUTUP
iii
A. Kesimpulan ...............................................................................................60
B. Saran .........................................................................................................61
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan untuk umum, tempat
berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, yang memungkinkan terjadinya
pencemaran lingkungan, gangguan kesehatan dan atau dapat menjadi tempat
penularan penyakit. Sanitasi menurut kamus besar bahasa Indonesia diartikan
sebagai pemeliharaan kesehatan. Menurut WHO, sanitasi lingkungan
(environmental sanitation) adalah upaya pengendalian semua faktor lingkungan
fisik manusia yang mungkin menimbulkan hal – hal yang merugikan bagi
perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia. Dalam lingkup
rumah sakit sanitasi berarti upaya pengawasan berbagai faktor lingkungan fisik,
kimiawi dan biologi di rumah sakit yang menimbulkan atau mungkin dapat
mengakibatkan pengaruh buruk terhadap kesehatan petugas, penderita,
pengunjung maupun bagi masyarakat di sekitar rumah sakit.
Pencemaran dapat terjadi karena di rumah sakit terdapat polutan baik
dalam bentuk fisik, kimia maupun bakteriologis. Bentuk pencemaran fisik
bersumber dari tempat antara lain bau limbah yang dihasilkan dan dari hasil
pembakaran limbah medis dari incenerator. Pencemaran kimia bersumber dari
laboratorium dan laundry. Sedangkan pencemaran mikrobiologi bersumber dari
mikroba pathogen seperti Salmonella, Vibrio cholera, Klebsiella, Pneumonia, dan
lain – lain. Mikroba tersebut merupakan mikroba yang berbahaya bagi manusia.
Rumah sakit berfungsi untuk memberikan sarana pelayanan kesehatan
kepada masyarakat baik secara kuratif maupun rehabilitative, rumah sakit juga
menjadi tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, sehingga beresiko
terjadi penularan penyakit serta memungkinkan terjadi pencemaran lingkungan
dan gangguan kesehatan dan berpotensi terjadinya penyebaran penyakit dan
penyebaran tersebut berasal dari pelayanan kuratif dan rehabilitative rumah sakit
(Kepmenkes RI No. 140/Menkes/SK/X/2004).
Selain dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, rumah sakit dapat pula
menjadi tempat penularan penyakit. Penularan penyakit dapat terjadi apabila
pengunjung atau pasien yang masuk ke rumah sakit untuk pengobatan suatu
1
penyakit tertentu terinfeksi oleh kuman yang terdapat di lingkungan rumah sakit.
Infeksi yang terjadi di rumah sakit disebut Infeksi Nosokomial (Inos).
Secara luas ilmu sanitasi adalah penerapan prinsip – prinsip yang telah
diungkapkan oleh Ehler dan Stele, yaitu pengendalian faktor lingkungan yang
berkaitan dengan rantai perpindahan penyakit dan pencegahan penyakit. Ilmu
sanitasi bertujuan membantu dan memperbaiki, menjaga, dan memulihkan
lingkungan manusia, sehingga kehidupan yang sehat dapat terwujud. Oleh karena
itu penerapan sanitasi mencakup berbagai segi yang berkaitan dengan kesehatan
masyarakat.
Dalam lingkup rumah sakit, upaya penyehatan yang dilakukan antara lain :
1. Penyehatan bangunan dan ruang trmasuk pencahayaan, penghawaan,
kebisingan, serta kelembaban.
2. Penyehatan makanan dan minuman,
3. Penyediaan air bersih,
4. Penanganan sampah
5. Penyehatan tempat pencucian umum, termasuk pencucian linen.
6. Pengendalian serangga dan binatang pengganggu.
7. Sterilisasi dan desinfeksi ruangan.
8. Pencegahan infeksi nosokomial.
9. Upaya promosi kesehatan dari aspek kesehatan lingkungan.
Upaya diatas bertujuan untuk mencegah Infeksi Nosokomial yang
disebabkan oleh kondisi lingkungan rumah sakit karena kurang memenuhi syarat
kesehatan ataupun terjadinya pencemaran lingkungan. Pemerintah juga telah
mengeluarkan Permenkes RI No. 1204 tentang persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit, dan pemerintah juga menetapkan bahwa setiap rumah
sakit harus memiliki tenaga sanitasi. Mengacu pada Permenkes diatas, maka salah
satu dari kurikulum Jurusan Kesehatan Lingkungan yaitu mengadakan Praktek
lapangan. Praktek lapangan kali ini dilaksankan di Rumah Sakit Tk. III dr.
Reksodiwiryo yang bertempat di Jl. dr. Wahidin No.1, Ganting Parak Gadang,
Kec. Padang Timur, Kota Padang.
B. Tujuan
2
1. Tujuan Umum
Tujuan dari praktek lapangan rumah sakit ini adalah untuk
mengetahui tentang bagaimana kesehatan lingkungan dirumah sakit
khususnya di Rumah Sakit Tk. III dr. Reksodiwiryo Padang.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui bagaimana kesehatan air di Rumah Sakit Tk. III
dr. Reksodiwiryo
b. Untuk melakukan pemeriksaan kesehatan udara rumah sakit : suhu
kelembapan, pencahayaan, dan kebisingan di Rumah Sakit Tk. III dr.
Reksodiwiryo
c. Untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pangan siap saji rumah
sakit di Rumah Sakit Tk. III dr. Reksodiwiryo
d. Untuk melakukan inspeksi sanitasi sarana dan bangunan rumah sakit
di Rumah Sakit Tk. III dr. Reksodiwiryo
e. Untuk melakukan pemantauan dan pengawasan penyelenggaraan
vektor dan binatang pengganggu di Rumah Sakit Tk. III dr.
Reksodiwiryo
f. Untuk melakukan pengamatan mengenai pengamanan limbah padat
dan cair di Rumah Sakit Tk. III dr. Reksodiwiryo
g. Untuk melakukan pengamatan mengenai pengamanan radiasi di
Rumah Sakit Tk. III dr. Reksodiwiryo
h. Untuk melakukan pengamatan mengenai tata laksana
penyelenggaraan linen di Rumah Sakit Tk. III dr. Reksodiwiryo
i. Untuk mengetahui bagaimana manajemen kesehatan lingkungan
rumah sakit khsusnya di Rumah Sakit TK. III dr. Reksodiwiryo
2. Bagi instansi atau Rumah Sakit Tk. III dr. Reksodiwiryo Padang.
3
Sebagai bahan pertimbangan serta evaluasi mengenai penyehatan
lingkungan rumah sakit yang meliputi : sanitasi bangunan / ruang,
penyediaan air bersih, pengelolaan limbah, pengelolaan linen, penyehatam
makanan dan miniman, pengendalian vektor dan binatang pengganggu,
pengamanan radiasi, pengawasan pengelolaan linen, bagaimana
manajemen kesehatan lingkungan dirumah sakit.
D. Ruang Lingkup
1. Waktu pelaksanaan Praktek sanitasi Rumah Sakit
Pelaksanaan praktek kerja lapangan di Rumah Sakit Tk. III dr.
Reksodiwiryo Padang, dilaksanakan selama 4 hari yaitu pada tanggal 29
Maret s/d 1 April 2021.
3. Materi
Materi praktek di Rumah Sakit Tk. III dr. Reksodiwiryo meliputi :
a. Kesehatan air rumah sakit
b. Kesehatan udara rumah sakit
c. Kesehatan pangan siap saji rumah sakit
d. Kesehatan sarana dan bangunan
e. Pengendalian vector dan binatang pembawa penyakit
f. Pengamanan limbah
g. Pengamanan radiasi
h. Penyelenggaraan linen
i. Manajemen kesehatan lingkungan rumah sakit
4
BAB II
LANDASAN TEORI
5
Standar Baku Mutu Air untuk air minum di rumah sakit sesuai dengan
ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan yang mengatur standar baku mutu air
minum. Standar baku mutu air untuk keperluan higiene sanitasi sesuai dengan
ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan yang mengatur mengenai standar baku
mutu air untuk keperluan higiene sanitasi. Air untuk pemakaian khusus yaitu
hemodialisis dan kegiatan.
Persyaratan kesehatan Air :
1. Air untuk keperluan air minum, hygiene sanitasi dan untuk keperluan
khusus harus memberikan jaminan perlindungan kesehatan dan
keselamatan pemakainya.
2. Secara kuantitas, rumah sakit harus menyediakan air minum minimum 5
liter per tempat tidur per hari. Dengan mempertimbangkan kebutuhan ibu
yang sedang menyusui, penyediaan volume air bias sampai 7,5 liter per
tempat tidur per hari
3. Air untuk keperluan hygiene dan sanitasi per tempat tidur per hari
dibedakan antara rumah sakit kelas A dan B dengan rumah sakit kelas C
dan D, sebagai berikut
4. Rumah sakit Kelas A dan B harus menyediakan air minimum 400 liter/
tempat tidur/ hari dan maksimum 450 liter/ tempat tidur/ hari
5. Rumah sakit kelas C dan D harus menyediakan air untuk keperluan
hygiene sanitasi minimum 200 liter/ tempat tidur/ hari dan maksimum
300 liter/ tempat tidur/ hari
6. Volume air untuk kebutuhan rawat jalan adalah 5 liter/ orang/ hari.
Standar kebutuhan rumah sakit menurut kelas rumah sakit dan jenis Rawat
seperti pada tabel 1 berikut :
Tabel 1. Standar Kebutuhan Air Menurut Kelas Rumah Sakit dan Jenis
Rawat
NO Kelas Rumah Sakit/ SBM Satuan Keterangan
Jenis Rawat
1 Semua kelas 5 - 7.5 L/TT/Hari Kuantitas air minum
2 A–B 400 – L/TT/Hari Kuantitas air untuk
6
500 keperluan hygiene dan
sanitasi
3 C-D 200 – L/TT/Hari Kuantitas air untuk
300 keperluan hygiene dan
sanitasi
4 Rawat jalan 5 L/TT/Hari Termasuk dalam SBM
volume air sesuai
kelas RS
7
7 ICU 22 – 23 40 – 60 Positif
8 Jenazah/autopsy 21 – 24 40 – 60 Negative
9 Penginderaan 21 – 24 40 – 60 Seimbang
medis
10 Laboratorium 20 – 22 40 – 60 Negative
11 Radiologi 17 – 22 40 – 60 Seimbang
12 Sterilisasi 21 – 30 40 – 60 Negative
13 Dapur 22 – 30 40 – 60 Seimbang
14 Gawat darurat 20 – 24 40 – 60 Positif
15 Administrasi 20 – 28 40 – 60 Seimbang
16 Ruang luka bakar 24 – 26 40 – 60 Positif
8
60 sejuk
7 Koridor Minimal
100
8 Tangga Minimal Malam hari
100
9 Administrasi/kantor Minimal Warna cahaya
100 sejuk
10 Ruang alat/gudang Minimal
200
11 Farmasi Minimal
200
12 Dapur Minimal
200
13 Ruang cuci Minimal
100
14 Toilet Minimal
100
15 Ruang isolasi 0,1 – 0,5 Maksimal Warna cahaya
khusus penyakit 30 biru
9
10 Ruang alat/Gudang 65
11 Farmasi 65
12 Dapur 70
13 Ruang cuci 80
14 Ruang isolasi 20
15 Ruang Poli Gigi 65
16 Ruang ICU 65
17 Ambulan 40
Untuk nilai ambang batas kebisingan ambient di halaman luar rumah sakit
mengacu pada ketentuan peraturan perundang – undangan.
10
d. Pintu masuk bahan pangan mentah dan bahan pangan terpisah
2. Peralatan masak
a. Peralatan masak terbuat dari bahan dan desain alat yang mudah
dibersihkan dan tidak boleh melepaskan zat beracun ke dalam
bahan pangan (food grade)
b. Peralatan masak tidak boleh patah dan kotor serta tidak boleh
dicampur
c. Lapisan permukaan tidak terlarut dalam asam/basa atau garam –
garam yang lazim dijumpai dalam pangan
d. Peralatan masak seperti talenan dan pintu dibedakan untuk pangan
mentah dan pangan siap saji
e. Peralatan agar dicuci segera sesudah digunakan, selanjutnya
didisinfeksi dan dikeringkan
f. Peralatan yang sudah bersih harus disimpan dalam keadaan kering
dan disimpan pada rak terlindung dari vector
3. Penjamah pangan
a. Harus sehat dan bebas dari penyakit menular
b. Secara berkala minimal 2 (dua) kali setahun diperiksa
kesehatannya oleh dokter yang berwenang
c. Harus menggunakan pakaian kerja dan perlengkapan pelindung
pengolahan pangan dapur
d. Selalu mencuci tangan sebelum bekerja
4. Kualitas pangan
a. Pemilahan bahan pangan
1) Pembelian bahan sebaiknya ditempat yang resmi dan
berkualitas baik
2) Bahan pangan sebelum dilakukan pengolahan, dilakukan
pemilihan (screening) untuk menjamin mutu pangan
3) Bahan pangan kemasan (terolah) harus mempunyai label dan
merek serta dalam keadaan baik
4) Penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) seperti bahan
pewarna, pengawet, dan pemanis buatan dalam pengolahan
11
pangan harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –
undangan yang mengatur mengenai penggunaan bahan
tambahan pangan.
b. Penyimpanan bahan pangan dan pangan jadi
1) Tempat penyimpanan bahan pangan harus selalu terpelihara
dan dalam keadaan bersih, terlindung dari debu, bahan kimia
berbahaya, serangga dan hewan lain
2) Semua gudang bahan pangan hendaknya berada dibagian yang
tinggi
3) Bahan pangan diletakkan dibawah saluran/pipa air (air bersih
maupun air limbah) untuk menghindari terkena bocoran
4) Tidak ada drainase disekitar gudang pangan
5) Semua bahan pangan hendaknya disimpan pada rak – rak
dengan ketinggian atau jarak rak terbawah kurang lebih 30 cm
dari lantai, 15 cm dari dinding dan 50 cm dari atap atau langit –
langit bangunan
6) Suhu gudang bahan pangan kering dan kaleng dijaga jurang
dari 25° C sampai dengan suhu ruang yang aman
7) Gudang harus dibangun dengan desain konstruksi anti tikus dan
serangga
8) Penempatan bahan pangan harus rapi dan ditata tidak padat
untuk menjaga sirkulasi udara
9) Bahan pangan basah disimpan pada suhu yang aman sesuai
jenis seperti buah, sayuran dan minuman, disimpan pada suhu
penyimpanan sejuk (cooling) 10°C s/d -15°C, bahan pangan
berprotein yang akan segera diolah kembali disimpan pada
suhu penyimpanan dingin (chiling) 4°C s/d 10°C, bahan
pangan berprotein yang mudah rusak untuk jangka kurang dari
24 jam disimpan pada penyimpanan beku (frozen) dengan suhu
< 0°C
10) Perlu dilakukan pemeriksaan terhadap fungsi lemari pendingin
(kulkas/freezer) secara berkala
12
11) Pangan yang berbau tajam (udang, ikan dan lain - lain) harus
tertutup
12) Pengembalian dengan cara First In First Out (FIFO) yaitu yang
disimpan lebih dahulu digunakan dahulu dengan First Expired
First Out (FEFO) yaitu yang memiliki masa kadaluarsa lebih
pendek lebih dahulu digunakan agar tidak ada pangan yang
busuk
13) Penyimpanan bahan pangan jadi dilakukan monitoring dan
pencatatan suhu/ruang penyimpanan minimal 2 kali per hari
c. Pengangkutan pangan
Pangan yang telah siap santap perlu diperhatikan dalam cara
pengangkutannya yaitu :
1) Pangan diangkut dengan menggunakan kereta dorong yang
tertutup, dan bersih dan dilengkapi dengan pengatur suhu agar
suhu pangan dapat dipertahankan
2) Pengisian kereta dorong tidak sampai penuh, agar masih
tersedia udara untuk ruang gerak
3) Perlu diperhatikan jalur khusus yang terpisah dengan jalur
untuk mengangkut bahan/barang kotor
13
4. Pembuangan air limbah dari toilet dan kamar mandi dilengkapi dengan
penahan bau (water seal)
5. Letak toilet dan kamar mandi tidak berhubung langsung dengan dapur,
kamar operasi, dan ruang khusus lainnya
6. Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan udara luar
7. Toilet dan kamar mandi harus terpisah antara pria dan wanita, unit
rawat inap dan karyawan, karyawan dan toilet pengunjung
8. Toilet pengunjung harus terletak di tempat yang mudah dijangkau dan
ada petunjuk arah, dan toilet untuk pengunjung dengan perbandingan 1
(satu) toilet untuk 1 – 20 pengunjung wanita, 1 (satu) toilet untuk 1 –
30 pengunjung pria
9. Harus dilengkapi dengan slogan atau peringatan untuk memelihara
kebersihan
10. Tidak terdapat tempat penampungan atau genangan air yang dapat
menjadi tempat perindukan/nyamuk
G. Pengamanan Limbah
Penyelenggaraan Pengamanan Limbah di rumah sakit meliputi
pengamanan terhadap limbah padat domestik, limbah bahan berbahaya dan
beracun (B3), limbah cair, dan limbah gas.
14
Pengamanan limbah padat domestik adalah upaya penanganan limbah
padat domestik di rumah sakit yang memenuhi standar untuk mengurangi risiko
gangguan kesehatan, kenyamanan dan keindahan yang ditimbulkan. Untuk
menjamin pengelolaan limbah padat domestik dapat dilaksanakan sesuai dengan
tahapan penyelenggaraan sebagai berikut:
Tahap Pewadahan
1. Melakukan upaya pewadahan yang berbeda antara limbah organik dan an
organik mulai di ruangan sumber.
2. Menyediakan tong sampah dengan jumlah dan volume yang memadai
pada setiap ruangan yang terdapat aktivitas pasien, pengunjung dan
karyawan.
3. Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi 1 x 24 jam atau
apabila 2/3 bagian kantong sudah terisi oleh limbah, maka harus diangkut
supaya tidak menjadi perindukan vektor penyakit dan binatang pembawa
penyakit.
4. Penempatan tong sampah harus dilokasi yang aman dan strategis baik di
ruangan indoor, semi indoor dan lingkungan outdoor, dengan jumlah dan
jarak penempatan yang memadai. Terdapat minimal 1 (satu) buah untuk
setiap kamar atau sesuai dengan kebutuhan. Upayakan di area umum
tersedia tong sampah terpilah oganik dan an organik.
5. Tong sampah dilakukan program pembersihan menggunakan air dan
desinfektan secara regular.
6. Tong sampah yang sudah rusak dan tidak berfungsi, harus diganti dengan
tong sampah yang memenuhi persyaratan.
Tahap Pengangkutan
1. Limbah padat domestik di ruangan sumber dilakukan pengangkutan ke
Tempat Penyimpanan Sementara secara periodik menggunakan troli
khusus dan kondisi limbah rumah tangga masih tetap terbungkus kantong
plastik hitam.
2. Pengangkutan dilakukan pada jam tidak sibuk pagi dan sore dan tidak
melalui jalur/koridor yang padat pasien, pengunjung rumah sakit.
15
3. Troli pengangkut sampah harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air
dan tidak berkarat permukaannya mudah dibersihkan, serta dilengkapi
penutup serta ditempel tulisan “troli pengangkut sampah rumah
tangga/domestik”.
4. Penentuan jalur pengangkutan sampah domestik ke Tempat Penyimpanan
Sementara (TPS) Limbah tidak melalui ruangan pelayanan atau ruang
kerja yang padat dengan pasien, pengunjung dan karyawan rumah sakit.
5. Apabila pengangkutan sampah domestik ke TPS melalui jalan terbuka,
maka pada saat terjadi hujan tidak dipaksakan dilakukan pengangkutan ke
TPS.
16
3. Dilakukan pencatatan volume untuk jenis sampah organik dan anorganik,
sampah yang akan didaur ulang atau digunakan kembali.
4. Sampah yang bernilai ekonomis dikirim ke TPS terpisah dari sampah
organik maupun anorganik
5. Dilarang melakukan pengumpulan limbah yang dapat dimanfaatkan atau
diolah kembali hanya untuk keperluan sebagai bahan baku atau kemasan
pemalsuan produk barang tertentu oleh pihak luar.
6. Untuk limbah Padat domestik yang termasuk kategori limbah B3, maka
harus dipisahkan dan dilakukan penanganan sesuai dengan persyaratan
penanganan limbah
H. Pengamanan Radiasi
Radiasi adalah emisi dan penyebaran energi melalui ruang (media) dalam
bentuk gelombang elektromagnetik atau partikel-partikel atau elementer dengan
kinetik yang sangat tinggi yang dilepaskan dari bahan atau alat. Pengamanan
limbah radiasi dilakukan melalui upaya sebagai berikut :
Setiap rumah sakit yang memanfaatkan peralatan yang memajankan
radiasi dan menggunakan zat radioaktif harus memperoleh izin dari Badan
Pengawas Tenaga Nuklir
Penerimaan doses radiasi terhadap pekerja tidak boleh melebihi nilai batas
dosis yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Pengelola rumah
sakit harus menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan awal secara teliti dan
menyeluruh, secara berkala sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali.
17
Penyelenggaraan linen diselenggarakan secara internal (dalam rumah
sakit) memenuhi penyelenggaraan linen sebagai berikut :
1. Terdapat kran air keperluan hygiene dan sanitasi dengan tekanan cukup
dan kualitas air yang memenuhi persyaratan baku mutu, juga tersedia air
panas dengan tekanan dan suhu yang memadai.
2. Dilakukan pemilahan antara linen infeksius dan linen non infeksius
3. Tersedia ruang pemisah antara linen kotor dan linen bersih
4. Penyelenggaraan linen eksternal (di luar rumah sakit) dilakukan dengan
adanya MoU dengan pihak ke tiga. Penyelenggaraan linen dilakukan
pengawasan rutin.
18
Implementasi Sistem Manajemen Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
oleh Adisasmito (2007) mempunyai manfaat antara lain:
1. Perlindungan terhadap Lingkungan
Sistem manajemen lingkungan di rumah sakit diterapkan
untuk mengurangi resiko kerusakan lingkungan. Aktivitas rumah
sakit yang berlangsung menyebabkan berbagai limbah yang
dihasilkan, baik limbah yang berbentuk padat, cair dan gas. Untuk
minimisasi limbah merupakan prioritas utama dalam pengelolaan
limbah berbahaya. Pencegahan pencemaran juga dapat dilakukan
dengan cara pendekatan pengurangan, penggunaan ulang, pendaur-
ulangan dan pembelian kembali atau dikenal dengan prinsip 4R
(Reduce, Reuse, Recycle, Repurchase).
2. Manajemen Lingkungan Rumah Sakit yang Lebih Baik
Sistem manajemen lingkungan merupakan bagian dari
sistem manajemen terpadu yang meliputi pendekatan struktur
organisasi, kegiatan perencanaan, pembagian tanggung jawab dan
wewenang, praktik menurut standar operasional, prosedur khusus,
proses berkelanjutan dan pengembangan sumber daya manusia
untuk mengembangkan, menerapkan, mencapai, mengkaji,
mengevaluasi dan mensinergikan kebijakan lingkungan dengan
tujuan rumah sakit. Panduan sistem manajemen lingkungan rumah
sakit sebagian besar mengikuti pedoman ISO.
3. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Implementasi sistem manajemen lingkungan rumah sakit
dapat membawa suatu perubahan kondisi kerja di rumah sakit.
Oleh karena sistem manajemen lingkungan rumah sakit
menekankan pada peningkatan kepedulian, pendidikan, pelatihan
dan kesadaran dari semua SDM untuk terlibat dalam lingkungan
kerja dalam memelihara dan meningkatkan kualitas lingkungan di
sekitarnya.
4. Kontinuitas Peningkatan Performa Lingkungan Rumah Sakit
19
Sistem manajemen lingkungan di rumah sakit
dilaksanakan untuk menjamin rumah sakit dapat mengembangkan
kemampuannya untuk memenuhi kewajibannya dalam pengelolaan
lingkungan. Pengelolaan lingkungan di rumah sakit diharapkan
berjalan baik dan semakin baik.
5. Peraturan Perundang-undangan
Implementasi sistem manajemen lingkungan di rumah
sakit akan membuktikan kepatuhan rumah sakit terhadap peraturan
perundang-undangan akan menunjukkan kepeduliannya terhadap
pengelolaan lingkungan yang lebih baik. Rumah sakit yang telah
berdiri lebih lama berkemungkinan dapat menyesuaikan diri
dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Jika tidak, maka
rumah sakittersebut tentu akan mendapatkan tuntutan hukum dan
publisitas negatif. Peraturan lingkungan merupakan penggerak
pelaksanaan dan perbaikan sistem manajemen lingkungan sehingga
lingkungan dapat terpelihara dan secara potensial memperbaiki
kinerja lingkungan. Sedangkan kebijakan harus mencerminkan
komitmen manajemen puncak untuk taat pada peraturan dan
perundang-undangan.
Dengan memiliki sertifikat ISO untuk pengelolaan
lingkungan maka kesempatan semakin besar untuk memperoleh
dokumen tertulis yang diperlukan untuk menunjukkan bahwa
rumah sakit tersebut telah bertindak sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
6. Bagian dari TQM (Total Quality Management)
Total Quality Management adalah manajemen mutu terpadu
yang merupakan strategi utama rumah sakit dalam mencapai
tujuannya. Hal ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
evaluasi dan pendokumentasian. Sistem manajemen rumah sakit
menggunakan pendekatan TQM, sehingga implementasi sistem
manajemen lingkungan rumah sakit secara langsung mendukung
pelaksanaan manajemen mutu terpadu.
20
7. Pengurangan dan Penghematan Biaya
Implementasi sistem manajemen lingkungan rumah sakit
berkaitan erat dengan penghematan dan pengurangan biaya.
Minimisasi limbah merupakan contoh pengurangan biaya
operasional untuk penyimpanan bahan limbah berbahaya,
transportasi dan pembuangan limbah. Selain itu juga berkurangnya
bahan baku yang digunakan dan berkurangnya tenaga yang
dibutuhkan, mungkin juga akan didapat keuntungan dari pajak serta
menurunnya biaya asuransi.
8. Meningkatkan Citra Rumah Sakit
Pemenuhan standar yang saat ini berlaku global, khususnya
dibidang lingkungan, secara internasional dikenal dengan
pengelolaan lingkungan dengan nomor seri ISO 14001. Rumah
sakit yang memiliki sertifikat ISO 14001 ini, menunjukkan bahwa
rumah sakit tersebut benar-benar peduli terhadap lingkungan.
Dengan kata lain, rumah sakit yang peduli dengan lingkungan,
akan meningkatkan hubungan baik rumah sakit dengan masyarakat
dan membantu citra rumah sakit terutama dalam hal isu limbah
berbahaya.
Berdasarkan pasal 22 Undang-undang Nomor 23 tahun 1992
tentang kesehatan menyebutkan bahwa kesehatan lingkungan
diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang
sehat. Kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air dan udara,
pengamanan limbah, radiasi dan kebisingan.
21
22
BAB III
HASIL KEGIATAN
23
dan peluang kerja bagi masyarakat disekitar lokasi kegiatan dan di
Provinsi Sumatera Barat secara umum.
Berdasarkan data pegawai tahun 2020 Rumah Sakit Tk. III dr.
Reksodiwiryo mempunyai jumlah tenaga memiliki dua jenis kualifikasi
ketenagaan yaitu tenaga PNS militer, PNS umum, dan tenaga PNBP
(kontrak).
24
3. Fasilitas
Rumah Sakit Tk. III dr. Reksodiwiryo adalah sebuah rumah
pemerintah yang dikelola oleh TNI AD terletak pada kawasan ganting
Kota Padang. Provinsi Sumatera Barat. Rumah sakit ini berdiri pada
kawasan cagar budaya yang sebelumnya merupakan bangungan
peninggalan zaman Belanda.
a. Lahan
Tanah dan bangunan rumah sakit tentara Rumah Sakit Tk.
III dr. Reksodiwiryo merupakan aset pemerintah daerah kota
padang dengan luas lahan 4 Ha. Rumah Sakit Tk. III dr.
Reksodiwiryo diresmikan pada tanggal 20 Desember 1949, sejak
berdiri sampai sekarang, berupaya meningkatkan sarana dan
prasarana yang ada.
b. Bangunan
Dari luas lahan sebasar 4 Ha bangunan yang telah ada dan
dimanfaatkan antara lain fasilitas penunjang kesehatan, poliklinik.
Fasilitas penunjang kesehatan yang ada di Rumah Sakit Tk.
III dr. Reksodiwiryo antara lain:
1) Laboratorium 6) Farmasi
2) Radiologi 7) Rawat Inap
3) Ruang Operasi 8) Gizi
4) IGD 9) Laundry
5) HCU 10) Kamar Jenazah
25
6) Poliklinik Mata 11) Poliklinik Gigi
7) Poliklinik Paru 12) Poliklinik Jiwa
8) Poliklinik THT 13) Poliklinik
9) Poliklinik Fisioterapi
Jantung 14) Poliklinik HD
10) Poliklinik Kulit 15) Poliklinik
dan kelamin Medical cek up
Rumah Sakit Tk. III dr. Reksodiwiryo berdasarkan perkasad 723/IX/2016
tanggal 1 september 2016 ditetapkan tingkat III /tipe C memiliki jumlah tempat
tidur 195 Tempat Tidur, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit Tk. III Dr. Reksodiwiryo
No Ruangan Jumlah Tempat Tidur
1 VVIP 2
2 Super VVIP 12
3 VIP 6
4 Kelas I 38
5 Kelas II 29
6 Kelas III 93
7 HCU 9
8 Perinatology 6
Jumlah 195
26
4. Visi dan Misi Rumah Sakit
a. Visi
Sebagai organisasi, untuk menjawab tantangan dimasa
depan Rumah Sakit Tentara dr. Reksodiwiryo mempunyai Visi
yaitu : “Rumah Sakit Kebanggan Prajurit, PNS dan Masyarakat
Umum”
b. Misi
Sedangkan Misi yang hendak dilaksanakan oleh Rumah
Sakit TK. III dr. Reksodiwiryo :
1) Mengutamakan Keselamatan Pasien dan Pelayanan yang
Bermutu
2) Menyediakan SDM yang Lengkap dan Profesional.
3) Menyediakan Sarana dan Prasarana Kesehatan yang Terbaik
dan Paripurna.
c. Moto
Moto dari Rumah Sakit TK. III dr. Reksodiwiryo :
1) Cepat, tanggap dan tuntas
2) Senyum
3) Sapa
4) Sentuh
5) Suluh
6) Sembuh
27
5. Program Kesling di Rumah Sakit
a. Kegiatan rutin
1) Inspeksi sanitasi lingkungan dengan IPCN untuk mengetahui
kondisi kebersihan lingkungan dan ruangan rumah sakit serta
kepatuhan karyawan Rumah Sakit Tk. III dr. Reksodiwiryo.
2) Volume limbah medis dari setiap ruangan ditimbang dan
disimpan di TPS Limbah B3
3) Pengangkutan limbah medis oleh pihak kedua PT. Kapur Sirih
Abadi
4) Pengecekan sampel air limbah dilakukan setiap bulan oleh pihak
kedua UPTD Laboratorium DLH.
b. Kegiatan Semester
1) Pengukuran kebisingan dilakukan 1x setiap 6 bulan oleh pihak
kedua UPTD Laboratorium DLH.
2) Pelaporan UKL/UPL ke Dinas Lingkungan Hidup
28
Data sekunder yang digunakan berupa data yang tertulis yang
diperoleh dari berabagai sumber yang berkaitan dengan tujuan praktek
kerja lapangan.
Data sekunder yang digunakan pada praktek kerja lapangan di
Rumah Sakit Tk. III dr. Reksodiwiryo adalah profil rumah sakit
FORMULIR
INSPEKSI KESEHTAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT
I KESEHATAN AIR 14
RUMAH
SAKIT
1. Kuantitas air a. Memenuhi 5
minum 100 400
Liter/TT/Hari
b. Kurang dari 5
50
4 Liter/TT/Hari
c. Tidak
memenuhi 0
persyaratan
kuantitas
air minum
2. Kuantitas air a. Memenuhi
keperluan - RS kelas A dan
100
29
higiene dan B di ruang
sanitasi rawat inap 400
– 450
4 liter/TT/hari
- RS kelas C dan
D di ruang 100 400
rawat inap 200
– 300
liter/TT/hari
b. Di unit rawat
jalan 100
semua kelas
rumah sakit 5
L/orang/hari
30
4. Kualitas air a. memenuhi
untuk persyaratan Diperiksa
100 300
keperluan fisik, oleh lab. Kes
higiene dan mikrobiologi,
sanitasi kimia,
3
radioaktivitas
b. Sebagian
memenuhi
50
persyaratan
fisik,
mikrobiologi,
kimia,
radioaktivitas
c. Tidak
0
memenuhi
persyaratan
kualitas
II KESEHATAN
10
UDARA RUMAH
SAKIT
1. Memenuhi a. Ruang operasi Kelompok
50 - tidak
Standar Baku kosong, 35
2 CFU/m3 melakukakan
Mutu
pemeriksaan
Mikrobiologi
b. Ruang operasi Kelompok
Udara, angka 50
ada aktifitas, 180 - tidak
disesuaikan melakukakan
CFU/m3
dengan pemeriksaan
jenis ruangan
2. Memenuhi a. Semua ruangan
standar baku memenuhi 200
100
mutu fisik kelembaban
2
untuk (40-60 %)
kelembaban b. Sebagian
udara ruangan 50
memenuhi
kelembaban
(40-60%)
3. Memenuhi Hanya
standar baku a. Ruang pasien melakukan
- Saat tidak pemeriksaan
mutu untuk 10 10
tidur (250 lux) ruang pasien
pencahayaan, saat tidak
angka 2 - Saat tidur (50 lux) tidur.
31
disesuaikan Dengan
dengan jenis pencahayaan
= 250,3 lux
ruangan
b. Rawat Jalan 10 Kelompok
(200 lux) - tidak
melakukan
pemeriksaan
f. Anastesi Pencahayaan
pemulihan 10 20 = 330,6 lux
(300-500 lux)
g. Endoscopy, lab Kelompok tdk
(75- 10 - melakukan
100 lux) pemeriksaan
i. Koridor Pencahayaan
5 10 = 117,3 lux
(minimal 100
lux)
j. Tangga Kelompok
5 - tidak
(minimal 100
lux) melakukan
pemeriksaan
Pencahayaan
k.
10 20 = 100,4 lux
Administrasi/
Kantor
(minimal 100
lux)
32
4. Memenuhi a. Ruang pasien Hanya
standar baku - Saat tidak melakukan
15 15 pemeriksaan
mutu untuk tidur (45
ruang pasien
kebisingan, dBA) saat tidak
angka - Saat tidur tidur
disesuaikan (40 dBA)
Dengan
dengan jenis kebisingan =
ruangan 45,3 dBA
i. Kantor/lobby Kebisingan =
5 10 65,3 dBA
(65dBA)
j. Ruang alat Kelompok
/gudang 5 - tidak
(65 dBA) melakukan
pemeriksaan
33
l. Ruang cuci (80 5 10 Kebisingan =
dBA) 79,68 dBA
34
100 µg/m3
g. Total -
senyawa
10
organik
yang mudah
menguap
(T.VOC)
maks. 3
h. Tidak berbau -
(bebas 15
H2S dan
amoniak)
i. Kadar debu -
(diameter
<10 mikron
atau 15
tidak melebihi
150 µg/m3
dan tidak
mengandung
debu asbes)
III. KESEHATAN
PANGAN SIAP 10
SAJI RUMAH SAKIT
1. Memenuhi a. Rumah sakit
standar memiliki 500
100
baku mutu 5 sertifikat jasa
pangan siap boga
saji golongan B
b. Rumah
0
sakit tidak
memiliki
sertifikat.
2. Hasil IKL 5 a. Ya 100 500
memenuhi syarat
b. Tidak 0
jasaboga
golongan B
IV. KESEHATAN
10
SARANA DAN
BANGUNAN
1. Toilet a. perbandingan 1
pengunjung toilet untuk
pengunjung 100 200
35
wanita 1:20
2 dan 1:30 untuk
pengunjung
pria
b. perbandingan
toilet
50
pengunjung
pria dan wanita
tidak sesuai
dengan
jumlahnya.
2. Toilet disabilitas Tersedia toilet
2 untuk
orang yang
Variabel Standar
No Bobot Komponen yang Nilai Skor
dan Persyaratan
dinilai Ket
Kesling
keterbatasan
fisik
(disabilitas) di
ruang rawat
jalan,
penunjang
medik dan IGD
a. Ya 100
b. Tidak 0 0 RS tidak
memiliki
toilet untuk
org disabilitas
36
selalu kontak
dengan air
2 harus 25
50
mempunyai
kemiringan
yang cukup
ke arah
saluran
pembuangan
air limbah.
c. Pertemuan Lantai dengan
lantai dengan dinding RS
tidak konus
dinding harus 25
0
berbentuk
Konus atau
lengkung agar
mudah
dibersihkan.
d. Permukaan
dinding harus
kuat rata,
berwarna 50
25
terang dan
menggunakan
cat yang tidak
luntur serta
tidak
menggunakan
cat yang
mengandung
logam berat.
37
memiliki lebar
bukaan
minimal 120
cm, dan pintu-
pintu yang
tidak menjadi
akses tempat
tidur pasien
memiliki lebar
bukaan
minimal 90 cm.
b. Di daerah
sekitar pintu 20 40
masuk tidak
boleh ada
perbedaan
Variabel Standar
No Bobot Komponen yang Nilai Skor
dan Persyaratan
dinilai Ket
Kesling
ketinggian
lantai.
c. Pintu untuk
kamar mandi
di ruangan
perawatan 15 0
pasien dan
pintu toilet
untuk
aksesibel,
harus terbuka
ke luar, dan
lebar
d. Pintu-pintu
yang menjadi
akses tempat 15
0
tidur pasien
harus dilapisi
bahan anti
benturan.
e. Ruang
perawatan
38
pasien harus
memiliki 15 30
bukaan
jendela yang
dapat terbuka
secara
maksimal
untuk
kepentingan
pertukaran
udara.
f. Pada bangunan
rumah sakit
bertingkat,
Rumah Sakit
lebar bukaan -
15 tidak
jendela harus bertingkat,
aman dari kecuali kantor
kemungkinan
pasien dapat
melarikan/mel
oloskan
diri.
5. Atap rumah a. kuat, tidak
sakit bocor, tahan
lama dan
100 100
tidak menjadi
1
tempat
perindukan
serangga,
tikus, dan
binatang
pengganggu
lainnya.
b. Memenuhi
50
sebagian
persyaratan di
atas
6. Langit-langit a. Langit-langit
rumah sakit kuat,
berwarna
terang, dan 20
20
39
1 mudah
dibersihkan,
tidak
mengandung
unsur yang
dapat
membahayak
an pasien,
tidak
berjamur.
b. Tinggi langit- 20 20
langit di
40
n tingkat 0
20
kebersihan
ruangan
tertentu,
maka lampu-
lampu
penerangan
ruangan
dipasang
dibenamkan
pada plafon
(recessed).
V. PENGENDALIA
N VEKTOR DAN 10
BINATANG
PEMBAWA
PENYAKIT
1. Angka a. Nyamuk Kelompok tdk
kepadatan Anopheles 10 - melakukan
vektor pemeriksaan.
sp. MBR
(Man biting Biasanya
rate) <0,025 rumah sakit
melakukan
kerjasama
dengan pihak
luar
b. Larva Anopheles
10 -
sp. indeks
5 habitat <1
c. Nyamuk
Aedes
aegypti 10
-
dan/atau
Aedes
albopictus
Angka
Istirahat
(Resting rate)
<0,025
d. Larva Aedes
aegypti dan
/atau ABJ 10
41
(Angka -
Bebas Jentik)
≥95
e. Nyamuk Culex
sp. MHD (Man 10 -
Hour
Density) <1
f. Larva Culex sp.
indeks 10 -
habitat <5
g. Mansonia sp., 10 -
MHD
42
c. Pengangkutan
di TPS 30 150
dilakukan tidak
boleh
lebih dari 2x24
jam
2. Limbah padat B3 5
a. Melakukan
pemilahan a. Ya 20 100
limbah medis
b. Tidak 0
dan non
medis
b. Memenuhi a. Ya 20
ketentuan
lamanya b. Tidak 0 0
penyimpanan
limbah medis
B3
c. Memiliki a. Ya 20 100
TPS B3 yang
b. Tidak 0
berizin
d. Memiliki a. Ya 40 200
pengolahan
limbah B3
sendiri b. Tidak 0
(incenerato
r atau
autoclaf dll)
yang
berizin dan
atau pihak
ke tiga
yang berizin
3. Limbah cair 4
a. Memiliki
a. Ya 50 200
IPAL
dengan
izin b. Tidak 0
b. hasil 200
a. Ya 50
pengolahan
43
limbah
44
m limbah
gas kepada
instansi
pemerintah
sesuai
ketentuan,
minimal
setiap 1 kali
setahun
d. Setiap sumber
emisi gas
berbentuk
cerobong 20 -
tinggi seperti
generator set,
boiler
dilengkapi
dengan
fasilitas
penunjang uji
emisi.
e. cerobong gas
buang di
20 -
rumah sakit
dilengkapi
dengan alat
kelengkapan
cerobong.
VII PENGAMANAN 10
RADIASI
Pengamanan a. Rumah sakit
radiasi mempunyai
izin
40 400
penggunaan
alat dari
Badan
Pengawas
Tenaga
Nuklir
(BAPETEN)
45
Variabel Standar Ket
No Bobot Komponen yang Nilai Skor
dan Persyaratan
dinilai
Kesling
b. Mempunyai
30 300
peralatan
proteksi radiasi
c. Melakukan
pemantauan
30 300
pekerja
radiasi
menggunaka
n
alat proteksi
diri
VII PENYELENGGARAA 10
I N LINEN
1. a. Terdapat
Penyelen keran air
ggaraan keperluan
linen higiene dan
internal sanitasi
(dalam dengan 20 140
rumah tekanan cukup
sakit), dan kualitas
memenu air yang
hi memenuhi
penyelen persyaratan
ggaraan baku mutu,
linen 7 juga tersedia
air panas
dengan
tekanan dan
suhu yang
memadai.
b. Dilakukan
pemilahan 20 140
antara linen
infeksius dan
non infeksius
c. Dilakukan
pencucian 140
20
secara
46
terpisah
antara linen
infeksius
dan
noninfeksius.
d. Tersedia
ruang 20 140
pemisah
antara linen
bersih dan linen
kotor
e. Memenuhi
persyaratan 20 140
perlakuan
terhadap linen,
yaitu
2. a. Adanya MoU
dengan 50 150
Penyelenggara
an linen Pihak Ke tiga
3 b. Dilakukan
eksternal (di 50
pengawasan 150
luar rumah
rutin
sakit)
c. Tidak
dilakukan 0
pengawasan
rutin
IX MANAJEMEN
KESEHATAN 10
LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT
1. Manejemen a. Ada
25 100
Kesehatan unit/instalasi
Lingkungan Sanitasi Rumah
4 Sakit
Rumah Sakit
b. memiliki
dokumen
15 60
administrasi
kesehatan
lingkungan
rumah sakit
yang
47
Variabel Standar Ket
No Bobot Komponen yang Nilai Skor
dan Persyaratan
dinilai
Kesling
meliputi
panduan/pedo
man (seperti
SK,SOP)
c. memiliki
dokumen
lingkungan
hidup yang 80
20
telah
disahkan oleh
instansi
Pemerintah
atau sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan
d. Memiliki
rencana kerja 20 80
bidang kesling
e. Melaksanakan
monitoring
dan evaluasi 40
10
kegiatan
kesehatan
lingkungan
rumah sakit
f. Membuat
laporan
rutin ke 40 Dilakukan 1
10
direksi/p kali sebulan
impinan
rumah
sakit dan
instansi
yang
berwena
48
ng
2. Peralatan a. memiliki
kesling semua
peralatan
pemantauan
kualitas
lingkungan
minimal(ther
mometer air,
hygrometer,so
und level
3 meter, lux 100 0
meter, Alat
ukur
swapantau air
bersih yakni
khlor meter,
pH meter
danAlat ukur
swapantau air
limbah, yakni
pH meter, dan
khlor meter,
Alat ukur
kepadatan
vektor
pembawa
penyakit,
yakni alat
perangkap
lalat (fly trap),
alat ukur
kepadatan
lalat (fly grill)
49
peralatan 50 0
pemantauan
kualitas
lingkungan
minimal
c. tidak memiliki
peralatan
pemantauan 0
kualitas
lingkungan
minimal
3. Tenaga a. Penanggung
kesehatan jawab
lingkungan kesehatan
rumah sakit lingkungan
rumah sakit
kelas A dan B
(rumah sakit
pemerintah 100
dan swasta)
adalah
memiliki
pendidikan
bidang
kesehatan
lingkungan/sa
nitasi/ teknik
lingkungan/
3 teknik
penyehatan
minimal
berijazah
sarjana (S1)
atau Diploma
IV.
50
b. Penanggung
jawab
kesehatan
lingkungan
rumah sakit
kelas C dan D
(rumah sakit
pemerintah 100 300
dan swasta)
adalah
memiliki
pendidikan
bidang
kesehatan
lingkungan/sa
nitasi/ teknik
lingkungan/
teknik
penyehatan
minimal
berijazah
berijazah
diploma (D3
51
Hasil IKL RUMAH SAKIT
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran IKL dan dituangkan pada
pengisian sit diatas terhadap RS Tk. III dr. Reksodiwiryo Padang di dapat skor
total yaitu 5.655. Dimana untuk pengisian sit tersebut di dapat dari bobot kali
nilai. Jika tidak memenuhi langsung dibuat 0. Nilai tersebut tidak bisa dikatakan
rendah karena ada beberapa point yang tidak dapat dilakukan pemeriksaan karena
terkendala waktu.
1 2 3 4 5 6 7
III PENYEHATAN
MAKANAN DAN
MINUMAN
(Jumlah Bobot 15)
1. Bahan makanan dan 2 a. kondisi bahan 50 100
makanan jadi makanan dan
makanan jadi secara
fisik memenuhi
syarat
52
b. kondisi bahan 50 -
makanan dan
makanan jadi secara
bakteriologis
memenuhi syarat
2. Tempat 3 a. Makanan yang
penyimpanan bahan mudah membusuk
makanan dan disimpan pada suhu
makanan jadi >56,5° C atau <4° C
b. Makanan yang 30 90
akan disajikan >6
jam disimpan pada
suhu -5° C s/d -1° C
c. Bersih 10 30
d. Terlindung dari 10 30
debu
e. Bebas gangguan 10 30
serangga dan tikus
f. Bahan makanan 10 30
dan makanan jadi
terpisah
3. Penyajian Makanan 2 a. Menggunakan 40 80
kereta dorong
b. tidak menyajikan 40 80
makanan jadi yang
sudah menginap
c. Lalu lintas 20 -
makanan jadi
menggunakan jalur
khusus
53
4. Tempat pengolahan 4 a. lantai dapur 50 200
makanan (dapur) sebelum dan sesudah
kegiatan dibersihkan
dengan antiseptik
b. dilengkapi dengan 25 100
sungkup dan
cerobong asap
c. Pencahayaan >200 25 100 Pencahay
lux aan =
217,8 lux
5. Penjamah makanan 2 a. Memiliki surat 40 80
keterangan sehat
yang berlaku
b. tidak berkuku 30 60
panjang, koreng, dan
sejenisnya
c. menggunakan 10 20
pakaian pelindung
pengolahan makanan
d. Selalu 10 20
menggunakan
peralatan dalam
menjamah makanan
jadi
e. Berperilaku sehat 10 20
selama bekerja
6. Peralatan 2 a.Sebelum 40 80
digunakan dalam
kondisi berih
54
b. Tahan karat dan 30 60
tidak mengandung
bahan beracun
d. Dicuci dengan 15 30
disenfektan atau
dikeringkan dengan
sinar
matahari/pemanas
buatan dan tidak
dibersihkan dengan
kain
55
BAB IV
PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN MASALAH
A. Penyebab Masalah :
1. Pertemuan lantai dengan dinding tidak konus atau lengkung
2. Ruang operasi dan HCU tidak memiliki tingkat ketahanan api (KTA)
selama 2 jam
Ruang rumah sakit belum memiliki alat pendeteksi api/kebakaran.
Karena ruangan tidak memiliki tingkat keamanan terhadap api hal ini
dapat menyebabkan jika terjadinya kebakaran di rumah sakit bisa
berpotensi api dapat dengan cepat menyebar ke setiap ruangan. Karena
dirumah sakit memiliki alat-alat yang mudah terbakar yang dapat
menyebabkan api cepat membesar. Seperti ruangan operasi dan HCU. Di
ruangan tersebut memiliki tabung oksigen dimana oksigen termasuk
kedalam segitiga api.
3. Belum menggunakan lampu - lampu penerangan ruangan yang
dibenamkan pada plafon (recessed).
4. Penumpukan Limbah B3 Medis di TPS
Pengangkutan sampah pada saat ini hanya di angkut sebanyak 2 ton
dalam setiap pengangkutan. Karena menggunakan jasa pengangkutan dari
pihak ke-3 mengakibatkan sampah yang telah ada terlebih dahulu di dalam
ruang penyimpanan berada semakin jauh di belakang hal itu disebabkan
sampah yang di angkut oleh petugas dimulai dari bagian depan.
Penumpukan sampah dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi,
juga dapat menimbulkan bahaya terhadap lingkungan dan juga dampak
terhadap kesehatan masyarakat serta makhluk hidup lainnya.
B. Alternatif Pemecahan Masalah
1. Pertemuan lantai dengan dinding tidak konus atau lengkung
Sebaiknya rumah sakit membuat sudut pertemuan antar bidang
lantai dengan dinding melengkung (konus) tujuannya agar mudah
dibersihkan. Jika sudut masih tajam atau (90 derajat) sulit dibersihkan
sehingga terjadi penumpukan kotoran/debu. Ukuran konus dibuat radius 5
cm, sehingga terbentuk lekukan silinder yang menutupi sudut mati.
2. Ruang operasi dan HCU tidak memiliki tingkat ketahanan api (KTA)
selama 2 jam
Bangunan ruang operasi dan HCU rumah sakit harus di lindungi
terhadap bahaya kebakaran dengan sistem proteksi pasif dan aktif. Hal ini
di haruskan karena bilamana terjadi kebakaran di ruang operasi, peralatan
yang terbakar harus segera dipindahkan dari tempat dari sekitar sumber
oksigen dan mesin anestesi atau outlet pipa yang di masukan ke ruang
operasi untuk untuk mencegah terjadinya ledakan. Selain itu perlatan
pemadam kebakaran harus di pasang di seluruh rumah sakit, dan semua
petugas harus memahami ketentuan tentang cara-cara proteksi kebakaran.
3. Belum menggunakan lampu - lampu penerangan ruangan yang
dibenamkan pada plafon (recessed).
Sebaiknya rumah sakit mengganti lampu dengan lampu yang
dibenamkan pada plafon, lampu tersebut memiliki tingkat pencahayaan
yang bervariasi yang bisa disesuaikan dengan fungsi masing – masing
ruangan. Selain itu lampu ini juga tidak memakan banyak energy.
4. Penumpukan Limbah B3 Medis di TPS
Limbah medis penting untuk dikelola karena terkait dengan
dampak lingkungan, kesehatan, serta pemenuhan peraturan. Pengelolaan
limbah yang dihasilkan tergantung dari jenis dan karakteristik tiap limbah
medis. Secara umum, metode pengelolaan limbah medis diantaranya
dengan pengurangan dan pemilahan, pewadahan dan penyimpanan,
pengangkutan, pengolahan, penguburan, dan penimbunan. Metode
pengelolaan limbah medis dapat dilakukan oleh pihak internal dan
57
eksternal. Bila fasyankes tidak dapat melakukan pengelolaan limbah
sendiri, maka limbah akan dikelola oleh pihak ketiga, yaitu transporter
yang selanjutnya akan mengangkut limbah ke pengolah limbah swasta.
Dalam mengatasi permasalahan ini sebaiknya pihak RS melakukan
kerjasama dengan pihak ke-3 dalam pengangkutan sampah secara
menyeluruh. Pengangkutan sampah tidak dilakukan hanya sebanyak 2 ton
dalam sebulan tetapi dengan mengajukan pengangkutan sampah dengan
muatan 1/lebih truk supaya semua sampah yang bertumpuk di ruang
penyimpanan cepat teratasi.
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan dan pengamatan yang dilakukan di
Rumah Sakit Tk. III dr. Reksowidiryo dapat disimpulkan :
1) Kesehatan Air di Lingkungan Rumah Sakit
Kesehatan Air di Lingkungan Rumah Sakit Rumah Sakit Tk. III dr.
Reksowidiryo untuk kuantitas air minum dan kuantitas keperluan
hygiene memenuhi persyaratan Permenkes No. 7 Tahun 2019.
2) Kesehatan Udara di Lingkungan Rumah Sakit
Kesehatan Udara di Lingkungan Rumah sakit Rumah Sakit Tk. III
dr. Reksowidiryo untuk kelembaban, pencahayaan, dan kebisingan di
ruang pasien, operasi umum, anastesi pemulihan, koridor, kantor, dan
ruang cuci sudah memenuhi persyaratan Permenkes No. 7 Tahun 2019.
3) Kesehatan Pangan Siap Saji
Kesehatan Pangan Siap saji Rumah Sakit Tk. III dr. Reksowidiryo
memenuhi syarat sesuai dengan Permenkes No. 7 Tahun 2019.
4) Kesehatan Sarana dan Bangunan RS
Kesehatan Sarana dan Bangunan Rumah Sakit Tk. III dr.
Reksowidiryo secara garis besar memenuhi persyaratan Permenkes
No. 7 Tahun 2019, namun di Rumah Sakit Tk. III dr. Reksowidiryo
tidak menyediakan toilet untuk pengunjung yang disabilitas.
5) Pengamanan Limbah
Secara garis besar pengamanan limbah Rumah Sakit Tk. III dr.
Reksowidiryo sudah memenuhi persyaratan Permenkes No. 7 tahun
2019 hanya saja belum memiliki pengolahan limbah B3 sendiri yang
berizin.
6) Pengamanan Radiasi
Pengamanan radiasi Rumah Sakit Tk. III dr. Reksowidiryo sudah
memenuhi persyaratan Permenkes No. 7 Tahun 2019
7) Penyelenggaraan Linen
Penyelenggaraan Linen Rumah Sakit Tk. III dr. Reksowidiryo
sudah memenuhi Persyaratan Pemenkes No. 7 Tahun 2019
8) Manajemen Kesling RS
Secara garis besar manajemen kesling Rumah Sakit Tk. III dr.
Reksowidiryo sudah memenuhi persyaratan Permenkes No. 7 Tahun
2019 hanya saja rumah sakit tidak memiliki peralatan pemantauan
lingkungan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka diharapkan kepada pihak rumah
sakit agar :
a) Meningkatkan kinerja dibidang kesehatan lingkungan, dengan
menyediakan alat-alat kesehatan lingkungan di rumah sakit.
b) Lebih memperhatikan dan mengutamakan kesehatan lingkungan
rumah sakit.
c) Diharapkan kepada pihak rumah sakit untuk menambah toilet
untuk pengunjung disabilitas.
d) Sebaiknya pihak rumah sakit harus memperhatikan kembali kinerja
pihak pengolah atau penimbun limbah B3 agar tidak terjadi
penimbunan limbah B3 medis.
60
LAMPIRAN
5.414,1
Rata−rata= = 45,11 dBA
120
2. Anastesi Pemulihan
d 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 58,5 57, 55,9 54,2 52, 50,3 49,3 47,8 45, 48,0 47,1 46,5
7 5 1
2 44,1 42, 41,9 40,0 39, 38,7 37,8 35,4 33, 30,6 29,7 29,3
5 2 1
3 30,0 31, 32,9 33,0 34, 35,7 36,4 34,2 33, 32,9 30,8 31,1
5 5 1
4 40,1 39, 43,7 47,3 45, 35,5 30,0 34,2 32, 30,5 33,6 34,1
2 0 2
5 36,6 37, 35,3 36,2 32, 31,9 33,7 35,5 38, 40,0 41,1 43,8
1 0 9
6 44,0 45, 47,9 48,8 50, 53,2 54,1 55,3 53, 50,7 48,2 45,9
2 6 0
7 50,1 52, 52,0 51,9 53, 54,5 55,8 53,2 54, 56,4 57,7 58,0
5 0 7
8 60,9 64, 66,1 67,9 69, 70,4 69,4 67,6 68, 67,1 65,2 63,9
6 0 0
9 59,0 60, 62,2 64,0 65, 66,7 68,2 69,9 68, 64,4 63,0 62,0
5 5 2
1 63,9 65, 63,3 65,2 66, 67,1 68,0 66,3 65, 64,6 63,2 61,5
0 9 9 9
5.940,5
Rata−rata= = 49,50 dBA
120
5.443,1
Rata−rata= = 45, 3 dBA
120
4. Koridor
D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 40,1 39, 43,7 47,3 45, 35,5 30,0 34,2 32, 30,5 33,6 34,1
2 0 2
2 35,7 40, 41,2 43,5 44. 46,7 41,1 39,0 38, 40,9 43,3 46,0
5 1 9
3 44,1 49, 52,3 55,6 50, 49,3 52,7 55,0 56, 58,9 60,1 61,3
0 1 2
4 60,9 59, 57,1 55,6 52, 51,0 49,3 47,0 45, 42,7 40,0 38,4
0 2 5
5 37,7 35, 34,2 33,0 30, 29,4 30,0 32,8 35, 38,9 38,5 39,9
6 9 7
6 44,0 45, 47,9 48,8 50, 53,2 54,1 55,3 53, 50,7 48,2 45,9
2 6 0
7 43,7 44, 45,9 47,0 50, 52,9 55,9 57,0 60, 59,7 58,3 55,7
8 9 0
8 55,1 53, 54,9 55,3 52, 50,3 48,1 47,2 49, 48,8 45,0 44,7
0 1 3
9 40,9 45, 45,6 44,2 41, 46,7 48,9 50,6 54, 49,0 50,3 55,5
4 3 2
1 53,0 52, 49,3 48,0 46, 47,1 46,0 45,3 42, 44,1 43,0 40,0
0 2 0 1
5.421,7597
Rata−rata= = 45, 18 dBA
120
5. Kantor (instaldik)
d 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 68,9 68, 69,5 65,4 60, 66,8 62,5 64,5 66, 62,8 67,5 60,9
4 5 9
2 64,5 63, 65,5 64,8 63, 66,1 65,7 68,4 64, 66,4 63,4 62,8
9 3 6
3 61,3 67, 63,3 67,1 68, 66,8 64,2 65,2 62, 61,3 61,4 66,8
4 4 7
4 66,8 66, 64,7 68,0 67, 67,7 65,5 63,1 63, 66,1 65,8 64,0
5 4 6
5 64,7 64, 65,4 65,3 62, 67,4 66,6 68,4 65, 64,2 66,7 60,6
2 7 0
6 63,7 64, 69,0 63,4 60, 61,4 62,1 64,2 64, 65,0 61,3 61,9
8 5 5
7 63,5 62, 63,9 63,4 62, 68,2 67,2 66,4 66, 67,3 68,1 66,8
7 0 7
8 69,0 67, 69,5 68,5 67, 72,2 66,8 68,5 66, 69,7 65,5 64,9
4 6 7
9 67,0 67, 68,9 70,7 65, 70,6 73,2 66,2 75, 65,7 61,6 62,7
6 6 0
1 67,2 66, 69,5 62,4 62, 64,8 68,6 65,7 62, 64,8 64,5 61,9
0 8 6 6
7845,8
Rata−rata= = 65, 3 dBA
120
6. Ruang Cuci
d 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 79,6 802 77,8 80,5 79, 78,9 79,6 79,6 78, 79,0 80,5 84,2
9 2
2 82,0 78, 77,9 79,3 81, 80,1 81,8 78,1 77, 78,4 78,8 80,0
3 2 0
3 79,1 77, 79,2 79,0 79, 80,0 78,7 76,9 78, 78,1 78,6 78,9
3 7 4
4 78,9 76, 79,1 78,9 79, 80,0 77,5 77,3 79, 79,5 83,9 78,8
7 6 5
5 77,6 81, 79,0 79,8 79, 80,6 77,1 80,3 79, 78,8 78,4 78,2
6 3 4
6 76,9 79, 79,9 80,5 80, 80,1 77,2 79,4 79, 77,9 78,7 77,9
3 0 8
7 76,9 79, 79,0 79,3 79, 78,1 79,9 78,4 79, 78,7 78,9 77,7
8 9 4
8 78,7 80, 79,1 79,6 79, 77,4 79,2 80,1 78, 79,2 77,3 76,4
5 9 9
9 79,1 79, 80,2 79,2 77, 76,9 77,6 78,9 77, 78,1 76,1 77,9
4 9 6
1 79,0 79, 78,8 79,4 77, 92,1 77,9 77,7 77, 79,5 72,7 79,8
0 2 9 9
9562,4
Rata−rata= = 79,68 dBA
120
PERHITUNGAN PENCAHAYAAN
1 Luas ruangan = 9 x 3 = 27 m2
2 9:3=3
4 3:3=1
3
2. Anastesi Pemulihan
Luas ruangan 9 x 3 = 27 m2
1
4
3
Titik 1 = 320,5 Lux
Titik 2 = 300,4 Lux
Titik 3 = 250,9 Lux
Titik 4 = 450,6 Lux
1.322,4
Total= = 330,6 Lux
4
3. Kantor
1 Luas ruangan : 5 x 7 = 35 m2
1 2 3
Luas ruangan : 9 x 3 = 27 m2
Titik 1 = 288,6 Lux
Titik 2 = 235 Lux
Titik 3 = 198,4 Lux
Titik 4 = 279,3 Lux
1001,3
Total= = 250,325 Lux
4
5. Dapur
1 2 3 4
Luas ruangan : 12 x 5 = 33 m2
5. Koridor
panjang koridor = 6 x 1 m2
1 titik 1 = 102,2
titik 2 = 99,6
2 titik 3 = 85,9
3 titik 4 = 116,9
titik 5 = 140,7
4 titik 6 = 158,9
6
704 , 2
Total= = 117,3 lux
6
8 28,8 oC 57%
9 28,6 oC 58%
10 28,9 oC 58%
11 29,2 oC 56%
12 28,7 oC 57%
13 28,8 oC 58%
14 28,6 oC 57%
15 28,9 oC 56%
Jumlah 432,4 852
Rata-rata suhu = 432,4
432,4
=
15
= 28,8 °C
Dari hasil praktikum pemeriksaan suhu di Ruang Operasi diperoleh suhu 28,8 °C
852
=
15
= 56 %
8 25,9 oC 58 %
9 25,3 oC 58 %
10 24,9oC 59 %
11 23,8 oC 62 %
12 24,5 oC 60 %
13 25,6 oC 56 %
14 25,8 oC 57 %
15 24,9 oC 60 %
376
=
15
= 25 °C
882
=
15
= 59 %
1 30,1 oC 64 %
2 32,2 oC 62 %
3 32,6 oC 63 %
4 32,9 oC 62 %
5 32,8 oC 63 %
6 32,9 oC 63 %
7 32,7 oC 62 %
8 32,7 oC 62 %
9 32,8 oC 63 %
10 32,9 oC 64 %
11 33,1 oC 62 %
12 33,2 oC 61 %
13 33,2 oC 62 %
14 32,9 oC 63 %
15 32,8 oC 64 %
489,8
=
15
= 32 °C
Dari hasil praktikum pemeriksaan suhu di Ruang Pasien saat tidur diperoleh suhu 32 °C
940
=
15
= 63 %
Dari hasil praktikum pemeriksaan di Ruang Pasien saat tidur diperoleh kelembaban 63 %
1 29,8 oC 56 %
2 29,6 oC 58 %
3 29,9 oC 57 %
4 29,8 oC 58 %
5 28,8 oC 58 %
6 28,9 oC 59 %
7 29,2 oC 58 %
8 29,3 oC 58 %
9 29,3 oC 57 %
10 29,2 oC 57 %
11 29,3 oC 56 %
12 29, 4 oC 57 %
13 29, 6 oC 57 %
14 29, 5 oC 55 %
15 29,8 oC 56 %
441,4
=
15
= 29 °C
857
=
15
= 57 %
1 32,6 oC 56 %
2 33,1 oC 54 %
3 33,4 oC 53 %
4 33,3 oC 52 %
5 33,5 oC 53 %
6 33,6 oC 52 %
7 33,6 oC 51 %
8 33,7 oC 51 %
9 33,7 oC 52 %
10 33,6 oC 51 %
11 33,7 oC 52 %
12 33,8 oC 51 %
13 33,8 oC 53 %
14 33,9 oC 52 %
15 33,9 oC 51 %
503,2
=
15
= 33 °C
784
=
15
= 52 %
1 32,1 oC 56 %
2 32,2 oC 55 %
3 32,6 oC 56 %
4 32,9 oC 54 %
5 32,8 oC 55 %
6 32,9 oC 56 %
7 32,7 oC 57 %
8 32,7 oC 56 %
9 32,8 oC 57 %
10 32,9 oC 55 %
11 33,1 oC 53 %
12 33,2 oC 52 %
13 33,2 oC 53 %
14 33,9 oC 51 %
15 33,8 oC 52 %
493,8
=
15
= 32 °C
Dari hasil praktikum pemeriksaan suhu di Ruang Cuci diperoleh suhu 32oC
818
=
15
= 54 %
1 30,1 oC 57 %
2 30,3oC 56 %
3 30,6 oC 57 %
4 30,9 oC 58 %
5 31,6oC 56 %
6 31,9 oC 54 %
7 32,3oC 55 %
8 32,7 oC 54 %
9 32,8 oC 56 %
10 32,7oC 55 %
11 32,6oC 56 %
12 32,4oC 55 %
13 32,6oC 56 %
14 32,9 oC 54 %
15 32,8 oC 55 %
479,2
=
15
= 31 °C
Dari hasil praktikum pemeriksaan suhu di Ruang Dapur diperoleh suhu 31oC
834
=
15
= 55 %
https://id.scribd.com/document/379091821/Laporan-Sanitasi-Rumah-Sakit-
Selesai-2 (diakses tanggal 3 April 2021)
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2018/09/Sanitasi-Rumah-
Sakit_SC.pdf&ved=2ahUKEwjDjrfcuuTvAhWS8HMBHRcmCc4QFjADegQIGh
AC&usg=AOvVaw1EeIj5WMqiHOOH2lfcF2fU (diakses tanggal 3 April 2021)
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/
PMK_No__7_Th_2019_ttg_Kesehatan_Lingkungan_Rumah_Sakit.pdf&ved=2ah
UKEwid45qTu-
TvAhVv8HMBHeppAbIQFjAAegQIAxAC&usg=AOvVaw2BE_NdPC7vc6l2yy
CHONEC (diakses tanggal 4 April 2021)
https://www.slideshare.net/mobile/ErikoRiko/permenkes-1204-
2004persyaratankesrs (diakses tanggal 4 April 2021)
Dokumentasi
Koridor Koridor
Pengukuran Kebisingan Pengukuran pencahayaan
R
Ruang Pasien (Bangsal Pria) uang Pasien (Bangsal Pria)
Pengukuran kelembaban Pengukuran kebisingan
Dapur Dapur
Pengukuran Pencahayaan Pengukuran Kelembaban
Loundry
Pengukuran Kelembaban