Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia saat ini masih memperihatinkan karena Angka Kematian Ibu masih berada
pada angka 359/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (WHO), hal ini menunjukkan
kenaikan yang signifikan. Angka Kematian Bayi 25/1000 kelahiran hidup (SDKI
2010).Faktor penting yang berhubungan dengan keadaan tersebut adalah sumber daya
manusia, baik ibu hamil/ bersalin,dan keluarga maupunSumber daya manusia yang
berhubungan dengan pelayanan kesehatan dan berkaitan dengan penurunan angka
kematian ibu dan angka kematian bayi adalah bidan, dan pelayanan kesehatan yang
berhubungan dengan penurunan angka kematian adalah pelayanan kebidanan.
Manajemen pendidikan kebidanan meliputi pengaturan pembelajaran teori secara peer
group dan praktik di laboratorium kelas, dan pembelajaran praktik klinik di lahan
praktik. Pengaturan pembelajaran terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengendalian, dan evaluasi serta tindak lanjut. Perencanaan pembelajaran
praktik klinik kebidanan mangacu pada struktur program kurikulum untuk menentukan
tujuan dan lamanya praktik, pengorganisasian adalah menentukan kelompok dan tempat
praktik, pengarahan dilakukan sebelum dan selama praktik, pengendalian dilakukan
selama proses praktik berlangsung, evaluasi selalu dilakukan setiap tahapan proses dan
tindak lanjut adalah untuk menentukan apakah praktik harus diulang atau dianggap
sudah mencapai tujuan. Banyaknya jumlah pendidikan kebidanan belum diimbangi
dengan jumlah pembimbing praktik yang sesuai standar kualifikasi pendidikannya, dan
memiliki kompetensi dalam memberikan pembelajaran dan membimbing keterampilan
mahasiswa sebagai calon bidan, diperlukan manajemen pembelajaran klinik..

1.2. Rumusan Masalah


Masalah yang dibahas dalam penulisan makalah ini adalah bagaimanakah
pembelajaran peer group dan laboratorium ?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami peer group
2. Mengetahui dan memahami pembelajaran laboratorium

Peer group dan laboratorium Page 1


1.4. Manfaat
1.4.1. Manfaat teoritis
Sebagai pengembangan pembelajaran dan pembimbingan keterampilan
mahasiswa

1.4.2. Manfaat praktis


Diharapkan bagi mahasiswa dapat menjadi sumber informasi, menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan dengan peer group dan laboratorium

Peer group dan laboratorium Page 2


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peer Group


Peer group adalah dua kata yang di gabungkan menjadi sebuah pengertian dari
kata “peers” dan “group”. Istilah peer group biasanya ditemukan dalam bidang disiplin
ilmu tentang sosial, baik dari psikologi sosial, sososiologi, dan sebagainya. Teman
sebaya dalam kamus besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai kawan, sahabat atau
orang yang sama-sama bekerja atau berbuat. Menurut Santrock (2002:55) teman
sebaya (Peers) adalah anak-anak atau remaja yang memiliki usia atau tingkat
kematangan yang kurang lebih sama (Santrock, 2002:55). Sedangkan Shaw
mendefinisikan (Santrock, 2002:354) group (kelompok) adalah dua atau lebih orang
yang saling berinteraksi dan mempengaruhi. Berdasarkan pengertian diatas, dapat di
ambil kesimpulan bahwa peer group adalah sekelompok orang yang merasa saling
berinterikasi dan memiliki beberapa kesamaan, baik dari segi usia, pola berfikir, minat
atau hal yang lain. Peer group dalam remaja biasanya memiliki tingkat usia yang sama
atau usia yang tidak sama namun memiliki keadaan atau tingkat perkembangaan yang
setingkat.
Menurut Musliha dan Fatmawati (2010) Peer group merupakan individu yang
memiliki kedekatan, tingkat kedewasaan, usia yang sama dan rasa saling memiliki
kelompok sebaya/peer group, individu merasakan adanya kesamaan seperti dibidang
usia, kebutuhan dan tujuan yang dapat memperkuat kelompok. Peer group tidak
dipentingkan adanya struktur organisasi, namun diantara anggota kelompok
merasakan adanya tanggung jawab atas keberhasilan dan kegagalan kelompoknya.
Dalam peer group, individu menemukan dirinya serta dapat mengembangkan rasa
sosialnya dengan perkembangan pribadinya.

2.1.1 Ciri-ciri Peer Group

Adapun ciri-ciri dari peer group menurut Musliha dan Fatmawati (2010),
adalah :

1. Tidak mempunyai struktur organisasi yang jelas. Peer group terbentuk


secara spontan. Antar anggota kelompok mempunyai kedudukan yang
sama, tetapi ada satu di antara anggota kelompok yang dianggap sebagai

Peer group dan laboratorium Page 3


pemimpin. Semua anggota beranggapan bahwa yang memang pantas
dijadikan sebagai pemimpin biasanya anak yang disegani dalam kelompok
itu.
2. Bersifat sementara, karena tidak ada struktur organisasi yang jelas, maka
kelompok ini kemungkinan tidak bisa bertahan lama, jika yang menjadi
keinginan masing-masing anggota kelompok tidak tercapai, atau karena
keadaan yang memisahkan mereka seperti pada teman sebaya di sekolah.
Yang terpenting dalam peer group adalah mutu hubungan yang bersifat
sementara.
3. Peer group mengajarkan individu tentang kebudayaan yang luas. Misalnya
teman sebaya di sekolah, pada umumnya terdiri dari individu yang
lingkungannya berbeda, dimana mempunyai aturan-aturan atau
kebiasaankebiasaan yang berbeda pula. Lalu memasukkannya dalam peer
group, sehingga mereka saling belajar secara tidak langsung tentang
kebiasaankebiasaan itu dan dipilih sesuai dengan kelompok kemudian
dijadikan kebiasaan-kebiasaan kelompok

2.1.2 Fungsi dari peer group menurut Santoso (2004), antara lain :

1. Membantu peranan sosial yang baru, peer group memberi kesempatan bagi
anggotanya untuk mengisi peranan sosial yang baru.
2. Dalam peer group individu dapat mencapai ketergantungan satu sama lain.
3. Peer group mengajarkan moral orang dewasa.
4. Dalam peer group individu dapat mencapai kebebasan sendiri.
5. Dalam peer group, mempunyai organisasi sosial yang baru.

2.1.3 Pengaruh Peer Group

Pengaruh Peer Group

Menurut Santoso (2004) menyatakan pengaruh dari perkembangan peer group


terhadap individu dan kelompok ada yang positif dan negatif, yaitu :

Pengaruh positif :

a. Apabila individu di dalam kehidupannya memiliki peer group maka


individu akan lebih siap menghadapi kehidupan yang akan datang.
b. Individu dapat mengembangkan rasa solidaritas antar kawan.

Peer group dan laboratorium Page 4


c. Setiap anggota dapat berlatih memperoleh pengetahuan, kecakapan dan
melatih bakatnya.
d. Mendorong individu untuk bersikap mandiri.
e. Menyalurkan perasaan dan pendapat demi kemajuan kelompok.

Pengaruh Negatif

a. Sulit menerima seseorang yang tidak mempunyai kesamaan.


b. Tertutup bagi individu lain yang tidak termasuk anggota.
c. Menimbulkan rasa iri pada anggota satu dengan anggota yang lain yang
tidak memiliki kesamaan dengan dirinya.
d. Timbulnya persaingan antar anggota kelompok.
e. Timbulnya pertentangan antar kelompok sebaya, misalnya : antara
kelompok kaya dengan kelompok miskin

2.2 Laboratorium

Proses pembelajaran di laboratorium dalam rangka memperkuat


teori/pengetahuan yg didapat dengan pengalaman belajar lain. Strategi rancangan PBP
merupakan pengintegrasian antara teori & keterampilan dasar keperawatan . Pada
pembelajaran praktika terjadi proses aplikasi konsep-konsep dari teori dalam praktik
klinik dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan kemampuan
baik sikap, pengetahuan, dan ketrampilan dasar profesional sebagai persiapan
melakukan pembelajaran klinik

2.2.1 Tujuan Dan Kegunaan Pembelajaran Laboratorium


Dalam rangka mencapai tujuan yang bersifat multi dimensi dalam proses
pembelajaran di laboratorium, maka pembelajaran dilaboratorium sangat
efektif untuk mencapai tiga ranah secara bersama-sama , sebagai berikut :
a. Keterampilan kognitif yang tinggi
Berlatih agar mendapatkan teori
Berlatih agar segi-segi teori yang berlainan dapat diintegrasi
Berlatih agar teori dapat diterapakan pada permasalahan nyata

b. Keterampilan afektif
Belajar merencanakan kegiatan secara mandiri
Belajar bekerja sama
Belajar mengkomunikasikan informasi melalui bidangnnya
Belajar menghargai bidangnya
Keterampilan psikomotor
Belajar memasang peralatan sehingga betul-betul berjalan
Belajar memakai peralatan dan instrumen tertentu
2.2.2 Pembelajaran laboratorium

Peer group dan laboratorium Page 5


a. Demonstrasi
Peragaan umumnya dirancang untuk mengilustrasikan garis besar
prinsip-prinsip teoritik dalam perkuliahan. Peragaan sebaiknya dilakukan
secara singkat di akhir kuliah. Dengan peragaan ini prinsip-prinsip yang
berkaitan denga materi perkuliahan dapat tidak mudah dilupakan. Oleh
karena itu peragaan sebaiknya dilakukan diawal kuliah, karena prinsip-
prinsip dari materi tersebut belum diketahui oleh mahasiswa.
b. Latihan (exercises)
Latihan adalah percobaan terstruktur agar mahasiswa dapat mengikuti
suatu instruksi dengan tepat, memperoleh kemampuan observasi,dan
menjadi terampil. Latihan dimaksudkan juga untuk menjelaskan teori
dan dengan sarana yang relatif terbatas dapat menanmkan
informasi ilmu pengetahuan baru. Latihan yang diulang-ulang secara
terus menerus dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengerti tujuan
pembelajaran tersebut.

c. Penyelidikan terstruktur (structured enquiries)


Penyelidikan terstruktur merupakan bagian dari percobaan terstruktur
dimana mahasiswa diminta mengembangkan prosedur sendiri
danmenginterpretasikan hasilnya. Mereka harus terampil dalam
pemecahan masalah juga terampil dalam interpretasi, observasi, dan
pekerjaan tangan.
d. Penyelidikan secara terbuka (open ended enquries)
Penyelidkan secara terbuka dimaksudkan agar mahasiswa dapat
mengidentifikasi sebuah problema, memformulasikan penyelesaian,
mengembangkan/menyusun pelaksanan percobaan, menginterpretasikan
hasil dan mengetahui penerapannya. Pembelajaran ini
dimaksudkan untuk lebih meingkatkan keterampilan pemecahan masalah
dengan derajat lebih tinggi dan untuk peningkatan kaeahlian meneliti
dengan derajat yang lebih rendah.

e. Proyek (project)
Proyek didasarkan pada percobaan jangka waktu panjang. Belajar
dilapangan, atau rangkaian percobaan yang biasanya sebagai tugas akhir
untuk syarat lulus.

Peer group dan laboratorium Page 6


2.2.3 Peningkatan Pembelajaran Laboratorium
Menurut Brown and Atkins (1988) ada 5 kategori yang diperlu diperhatikan
dalam peningkatan pembelajaran di laboratorium, yaitu
a. Tujuan atau sasaran
Tujuan dan sasaran dari setiap sesi pratikum perlu dirumuskan dengan
jelas. Hal ini untuk meminimalisasikan kemungkinan terjadi suatu
keadaan yaitu sasaran yang kurang penting tercapai tetapi sasaran yang
penting tidak tercapai.
b. Petunjuk pelaksanaan
Petunjuk/perintah pelaksanaan kegiatan harus jelas dan tidak
membingingkan. Hal ini harus dirancang agar mahasisw dapat
menangkap dengan jelas gambaran penting tentang peralatan atau bahan-
bahan yang diperlukan
c. Asisten laboratorium terlatih
Asisten laboratorium perlu terlatih sehingga mampu melaksanakan tugas
dengan baik. Tugas asisten laboratorium adalah membantu mahasiswa
dalam melakukan kegiatan sebagai berikut :
o Melaksanakan kegiatan sesuai dengan petunjuk
o Menyelesaikan permasalan yang muncul
o Mengatur peralatan
o Memeriksa fungsi peralatan
o Mendapatkan, mengamati, dan mencatat hasil percobaan
o Mencatat metode atau hasil
o Menghubungkan hasil percobaan dengan dasar-dasar teori atau
dengan hasil percobaan lainnya.
d. Cara memfasilitasi
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, metode pembelajaran di
laboratorium sedapat mungkin membuat mahasiswa belajar mansiri dan
saling belajar dengan temannya. Banyak cara untuk memfasilitasi hal
tersebut dapat tercapai.
e. Pertanyaan dan daftar pengecekan untuk evaluasi diri
f. Mahasiswa harus didorong untuk membaca dan berfikir tentang semua
aspek aktivitas di laboratorim. Daftar pengecekan untuk evaluasi diri
Peer group dan laboratorium Page 7
dapat digunakan sebagai alat bantu yang sangat berguna dalam hal
peningkatan pembelajaran di laboratorium. Hal ini dapat digunakan oleh
mahasiswa untuk menguji apakah tugas telah dilakukan dengan benar.
2.2.4 Kelebihan Pembelajaran Laboratorium /Skills Lab
a. Berlatih trial and error
b. Ketrampilan yang rumit dapat dilatih secara bertahap
c. Keterampilan yang integratif (koqnitif, afektif, dan psikomotor) dapat
dicapai
d. Mahasiswa dapat saling periksa/mencoba
e. Tidak tergantung pasien
f. Dapat dilakukan sejak dini
g. Komentar dapat dilakukan secara langsung
h. Meningkatkan rasa percaya diri mahasiswa
i. Mengurangi kendala emosional pada waktu kontak dengan pasien
2.2.6 Peranan Dosen
a. Menyusun silabus/kurikulum keterampilan
b. Membuat buku petunjuk keterampilan
c. Mengadakan training of trainer
d. Mengadakan training of observer (evaluator)
e. Mengatur pelaksanaan pendidikan
f. Menyediakan alat/naracoba/bahan

2.2.7 Saranan dan Prasarana


a. Ruang dengan setting rumah sakit atau standar
b. Perangkat keterampilan sesuai kompetensi dan bahan habis pakai
c. Alat bantu aodio-visual
d. Model (dummies)
e. Perpustakaan
f. Panduan
g. Petugas

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
peer group adalah sebuah prosedur siswa mengajar siswa lainnya.
Tipe pertama adalah pengajar dan pembelajar dari usia yang sama, tipe kedua adalah
pengajar yang lebih tua usianya dari pemelajar. Tutor sebaya merupakan strategi

Peer group dan laboratorium Page 8


pendekatan kooperatif yaitu model pembelajaran di mana siswa belajar dalam kelompok
kecil yang dikelompokkan dengan tingkat kemampuan yang berbeda, semua anggota
kelompok saling bekerja sama dan membantu untuk memahami bahan materi yang
menciptakan saling menghargai sesama teman-teman lainnya. Secara umum kegiatan
siswa yang belajar dalam kelompok kecil akan tumbuh dan berkembang dengan pola
belajar tutor sebaya (peer group) dan belajar secara bekerja sama (cooperative).
Pembelajaran di laboratorium merupakan salah satu proses pembelajaran melalui
pendekatan pengalaman, karenanya para dosen/instruktur perlu memberi bimbingan
terhadap mahasiswa dalam melakukan pratikum agar mahasiswa dapat mengungkapkan
percobaan mereka secara kritis dan dapat menggali kemandirian untuk menemukan
sesuatu.Dengan cara : Peragaan (Demonstration), Latihan (exercises), Penyelidikan
terstruktur (structured enquiries), Penyelidikan secara terbuka (open ended enquries),
Proyek (project) adapun peningkatannya untuk tujuan atau sasaran, petunjuk
pelaksanaan, asisten laboratorium terlatih, cara memfasilitasi, pertanyaan dan daftar
pengecekan untuk evaluasi diri

3.2 Saran
Karena pembelajaran dengan hanya penjelasan kurang efektif terhadap proses belajar
mengajar maka pembelajaran pratika (laboratorium) bisa menjadi pendamping untuk
teori sehingga teori dapat diterapkan secara langsung. Pengalaman langsung tersebut
dapat melatih keahlian mahasiswa menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

- http://erepo.unud.ac.id/17350/3/1102106003-3-BAB%20II%20MEROKOK.pdf
diunduh tanggal 26 april 2018
- http://digilib.unila.ac.id/28054/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB
%20PEMBAHASAN.pdf diunduh tanggal 26 april 2018
- https://dokumen.tips/documents/strategi-pembelajaran-laboratorium-dan-
pembelajaran-klinik.html diunduh tanggal 25 april 2018

Peer group dan laboratorium Page 9

Anda mungkin juga menyukai