Dosen Pengampuh
Bu ayong
Disusun ol
Disusun oleh :
i
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi bagi pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan Masalah.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................9
A. KESIMPULAN.......................................................................................................9
B. SARAN....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Para penyandang cacat sering sekali digambarkan sebagai tak berdaya, tidak
mandiri dan menyedikan, sehingga terbntuk presepsi dikalangan masyarakat bahwa
seorang penyandang cacat itu patut dikasihani, selalu butuh perlindingan dan bantuan.
Presepsi negatif tentang penyandang cacat tersebut sering sengaja dipertahankan dan
diperkuat oleh badan – badan amal demi menggugah hati banyak orang untuk berdana.
Hal yang sangat serupa sering kali kita jumpai didalam masyarakat kita, dimana
pencari drama berkeliling dari rumah kerumah dengan mengatsnamakan penyandang
cacat. Citra penyandang cacat yang digambarkan oleh para pencari dana tersebut bahkan
diperkuat oleh pemandangan yang sering dijumpai di banyak pusat keramaian dimana
seseorang penyandang tidak berkesampatan memperoleh pendidikan, rehabilitasi atau
latihan yang sesuai dengan kebutuhannya terpaksa harus menggantungkan dirinya pada
belas kasihan orang lain. Padahal sebenarnya seorang penyandang cacat memiliki
kemampuan dari manusia pada umumnya. Untuk mengoptimalkan potensi serta
menemukan keutuhan dirinya diperlukan konseling bagi mereka.
Konseling yang dirancang khusus untuk membantu penyandang cacat disebut
konseling rehabilitasi. Konseling rehabilitasi dapat diartikan sebagai bidang ilmu yang
mengkaji cara-cara membantu penyandang cacat mencapai tujuan personal, sosial,
psikologis, dan vokasionalnya. Untuk itu, seorang konselor rehabilitasi perlu memiliki
pengetahuan dan keterampilan khusus serta sikap yang dibutuhkan untuk berkolaborasi
dalam hubungan professional dengan penyandang cacat.
B. Rumusan Masalah
Ada beberapa hal yang menjadi rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini yaitu :
1. Apakah yang dimaksud konseling rehabilitasi ?
2. Siapa yang menjadi sasaran konseling rehabilitsi ?
3. Apakah tujuan konseling rehabilitasi ?
4
4. Apakah prinsip konseling rehabilitasi ?
C. Tujuan
Ada beberapa hal yang menjadi tujuan dalam penyusunan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui yang dimaksud konseling rehabilitasi ?
2. Mengetahui Siapa yang menjadi sasaran konseling rehabilitsi ?
3. Mengetahui tujuan konseling rehabilitasi ?
4. Mengetahui prinsip konseling rehabilitasi ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Rehabilitasi
6
membantu individu penyandang cacat dalam beradaptasi dalam lingkungan, dan
membantu lingkungan dalam mengakomodasi kebutuhan individu tersebut agar dapat
mencapai tujuan personal, vokasional, dan kehidupan yang mandiri dan mampu
beradaptasi penuh dalam segala aspek kehidupan masyarakat.
3. Integrasi konsep diri. Sebagai suatu konsekuensi perubahan kesan tubuh, orang
yang memiliki hambatan harus secara berangsur-angsur mengintegrasikan hakikat
dan posisinya yang tidak berubah lagi dan mulai menyususn kembali konsep diri,
yang mencerminkan membangun kembali nilai diri dan suatu keyakinan pada aset
dan potensi diri yang masih dimiliki.
C. Motode konseling
1. metode observasi. Observasi merupakan pengamatan sistematis terhadap obyek
yang sedang dikaji (Rokhmad, 2010: 51). Proses penelitian melalui pengamatan
lapangan diperlukan untuk memperoleh data tentang kondisi lembaga dan
fasilitas, sarana atau prasarana yang ada, serta proses pelaksanaan bimbingan
konseling
7
2. metode wawancara. Metode wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan
melalui percakapan langsung dan tatap muka (face to face) dengan maksud
tertentu
3. metode dokumentasi. Metode ini digunakan oleh penulis untuk memperoleh data
catatan pelaksanaan bimbingan konseling para pengguna narkoba yang sedang
dalam masa rehabilitasi guna melengkapi data-data yang telah diperoleh
sebelumnya meliputi perkembangan klien dan proses pelaksanaan bimbingan
konseling itu sendiri.
D. Tahap konseling
1. . Mengembangkan a sense of timing artinya konselor menyadari akan kondisi yang
mengharuskan ia untuk memberi resfek terhadap kondisi konseli ketika akan memberi
bimbingan dan konseling terutama dalam sistem nilai yang dianut oleh konseli,
pengalaman hidupnya, dan kebutuhan mendasarnya. Mengembangkan kemampuan
untuk sepenuhnya mendengarkan konseli sangatlah membutuhkan kesabaran dan
ketekunan. Memberi sejumlah pertimbangan untuk konseli secara memadai untuk
memahami apa yang dia sedang coba komunikasikan.
2. Mempertimbangkan effective risking adalah suatu pertimbangan akan keterampilan
atau kemampuan yang konselor coba untuk berikan kepada konseli. Effective risking
terlihat sebagai gejala utama seperti konflik yang mendalam ketika ia telah
memutuskan untuk mengambil suatu Tindakan
3. Therapeutic intention and outcome atau dimaksudkan sebagai memahami maksud
terapi dan hasil adalah penting untuk hubungan terapi yang efektif dan memiliki
banyak hubungannya dengan maksud dapatkan seorang konseli berubah ke arah yang
lebih baik.
4. Professional humility memainkan peran penting dalam keberhasilan terapi serta
efektivitas terapis atau konselor. Sebenarnya, kata-kata kerendahan hati, humor, dan
kemanusiaan semua berasal dari akar kata yang sama dan merupakan kunci aspek
untuk menerima tanggung jawab atas apa yang kita manusia lakukan.
C. Prinsip Konseling Rehabilitasi
8
Prinsip dasar konseling rehabilitasi adalah membantu individu penyandang
kecacatan fisik, mental, kognitif atau sensori agar menjadi atau tetap menjadi warga
masyarakat yang mandiri dan produktif dalam lingkungan masyarakat pilihannya sendiri.
Konselor membantu penyandang fisik merespon secara konstruktif terhadap berbagai
tantangan masyarakat, merencanakan karir, dan mendapatkan atau mempertahankan
pekerjaan yang memberi kepuasan. Pengetahuan khusus tentang kecacatan dan factor –
factor lingkungan yang berinteraksi dengan kecacatan, serta berbagai pengetahuan dan
keterampilan lain disamping konseling, membedakan konselor rehabilitasi dan jenis –
jenis konselor lainnya.
9
tersebut. Dapat memahami dan melaksanakan tugasnya dengan baik. Dapat
mengerti batas-batas dari kelakuan, dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
sosial, etika pergaulan, agama, dan tidak memisahkan diri, tidak rendah diri, dan
tidak berlebihan, serta mampu bergaul secara wajar dengan lingkungannya.
3. Economic Efficiency Mempunyai kemampuan dan keterampilan ekonomis
produktif tertentu yang dapat menjamin kehidupannya kelak di bidang ekonomi
(economic efficiency). Di samping itu kemampuan keterampilan menggunakan
organ gerak tertentu yang sudah terampil (misalnya mampu menggunakan kursi
roda) diusahakan tetap terjaga keterampilannya.
4. Civic Responsibility Memiliki tanggung jawab dan mampu berpartisipasi terhadap
lingkungan masyarakat, minimal ia tidak mengganggu kehidupan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Makalah yang telah kami buat ini masih jauh dari kata kesempurnaan, baik dari
segi penulisan, isi dan kesopanan dalam kata-kata. Oleh karena itu kami meminta kepada
teman-teman semuanya untuk mengkritik kesalahan yang terdapat pada makalah kami
dan kami berharap teman-teman juga mencari refrensi lain selain pembahasan yang kami
berikan saat ini.
Daftar Pustaka
https://www.kajianpustaka.com/2020/11/rehabilitasi.html?m=1
file:///C:/Users/user/Downloads/Definisi_dan_Ruang_Lingkup_Praktek_Konseling_Rehabilitasi
%20(3).pdf
file:///C:/Users/user/Downloads/111111038.pdf
///C:/Users/user/Downloads/269560-telaah-awal-potensi-bimbingan-dan-
konsel-fbb1f034.pdf
11
12