Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

KONSELING REHABILITASI DAN IMPLEMENTASINYA


TERHADAP KONSELING ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan Konseling
Anak Berkebutuhan Khusus yang diampu oleh Dr. Musjafak Assjari, M.Pd

Oleh :

Adam Ghozali (1304301)


Novitiara (1304146)
Nurjannah (1305732)
\

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat
serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan MAKALAH: KONSELING
REHABILITASI DAN IMPLEMENTASINYA TERHADAP KONSELING
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Penyusunan makalah ini tidak luput dari bantuan, bimbingan, serta arahan dari
berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar- besarnya kepada tim dosen mata kuliah Bimbingan Konseling Anak
Bekebutuhan Khusus yang ditanggung-jawabi oleh Dr. Musjafak Assjari, M.Pd

Penyusun menyadari bahwa tidak ada yang sempurna, begitu juga dengan
makalah ini yang masih jauh dari kesempurnaan, baik isi maupun dari sistematika
penulisannya.Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran
yang membanngun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan pembaca umumnya.

Terima kasih.

Bandung, Februari 2016

Penyusun

Konseling Anak Berkebutuhan Khusus | ii


DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Konseling Rehabilitasi........................................................3


B. Sasaran Konseling Rehabilitasi............................................................9
C. Peran, Fungsi, dan Ruang Lingkup Konseling Rehabilitasi.................10
D. Implementasi Konseling Rehabilitasi Terhadap Konseling Anak
Berkebutuhan Khusus...........................................................................12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................20
B. Saran.....................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti juga anak pada umumnya, anak berkebutuhan khusus juga memiliki hak
untukmendapat layanan bimbingan konseling sebgai seorang peserta didik.
Layanan bimbingan konseling ini tentunya disesuikan dengan kebutuhan mereka
dan mencakup segala hal yang berkenaan dalam tujuannya untuk mencapai
pendidikan yang optimal serta lebih umum untuk mengembangkan kehidupannya.
Anak Bekebutuhan Khusus pada kehidupannya sering mengalami kendala yang
selain datang sebagai akibat dari hambatannya, juga dari perilaku masyarakat
terhadapnya. Deskriminasi dalam berbagai aspek kehidupan sering membuat
Anak Berkebutuhan Khusus mengalami kesulitan dan akhirnya kehilangan
kepercayaan diri mereka. Merasa berbeda membuat mereka kemudian menarik
diri dari masyarakat umum. Padahal, sebagai makhluk sosial, mereka juga butuh
terhadap kehidupan sosiual yang sama dengan masyarakat umumnya.
Konseling rehabiliktasi merupakan salah satu dari sekian banyak bentuk konseling
yang dapat dipraktikan dalam menangani anak berkebutuhan khusus. ABK perlu
bimbingan dan arahan dalam menemukan tujuan hidupnya, serta hal-hal lain yang
berkenaan dengan aspek sosial, psikologis, dan vokasionalnya. Atas dasar itulah,
dianggap penting untuk mengkaji lebih dalam tentang konseling rehabilitasi dan
implementasinya terhadap konseling bagi Anak Berkebutuhan Khusus.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu konseling rehabilitasi?
2. Siapa sasaran dari konseling rehabilitasi?
3. Bagaimana peran, fungsi dan ruang lingkup konseling rehabilitasi?
4. Bagaimana implementasi konseling rehabilitasi pada konseling Anak
Berkebutuhan Khusus?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari disusunnya makalah ini ialah untuk:

Konseling Anak Berkebutuhan Khusus | 1


1. Mengetahui seputar konseling rehabilitasi
2. Mengetahui siapa sasaran dari konseling rehabilitasi
3. Mengetahui bagaimana peran, fungsi dan ruang lingkup konseling rehabilitasi
4. memahami implementasi konseling rehabilitasi pada konseling Anak
Berkebutuhan Khusus

Konseling Anak Berkebutuhan Khusus | 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konseling Rehabilitasi


1. Pengertian Konseling
Konseling adalah semua bentuk hubungan antara dua orang, dimana
seseorang yaitu klien dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri
secara efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya, hubungan
konseling menggunakan wawancara untuk memperoleh dan memberikan
berbagai informasi, melatih atau mengajar, meningkatkan kematangan,
memberikan bantuan melalui pengambilan keputusan. (ROBINSON,
1986).
Menurut Shertzer & Stone, 1974 “Konseling adalah interaksi yang
terjadi antara dua orang individu, masing - masing disebut konselor dan
klien, terjadi dalam suasana yang profesional, dilakukan dan dijaga
sebagai alat memudahkan perubahan dalam tingkah laku klien.”.
Sedangkan menurut Prayitno & Erman Antu, 1999; “Konseling ialah
proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling
proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling
oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami
sesuatu masalah (klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang
dihadapi oleh klien.”
Jadi, konseling dapat diartikan sebagai interaksi antara dua orang,
dimana salah satunya berperan sebagai konselor yang memberikan
bantuan dan arahan dalam upaya mengatasi permasalahan yang dihadapi
oleh klien.

2. Pengertian Rehabilitasi
Rehabilitasi didefinisikan sebagai “satu program holistik dan terpadu
atas intervensi-intervensi medis, fisik, psikososial, dan vokasional yang
memberdayakan seorang (individu penyandang disabilitas) untuk meraih

Konseling Anak Berkebutuhan Khusus | 3


pencapaian pribadi kebermaknaan sosial, dan interaksi efektif yang
fungsional dengan dunia. ( Banja, 1990:615 )
Menurut Soewito dalam (Sri Widati, 1984:5) menyatakan bahwa :
Rehabilitasi penderita disabilitas merupakan segala daya upaya, baik dalam
bidang kesehatan, sosial, kejiwaan, pendidikan, ekonomi, maupun bidang
lain yang dikoordinir menjadi continous process ,dan yang bertujuan untuk
memulihkan tenaga penderita disabilitas baik jasmaniah maupun rohaniah,
untuk menduduki kembali tempat di masyarakat sebagai anggota penuh
yang swasembada, produktif yang berguna bagi masyarakat dan negara.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 36/1980, tentang usaha


kesejahteraan Sosial Bagi penderita Disabilitas, rehabilitasi didefinisikan
sebagai suatu proses fungsionalisasi dan pengembangan untuk
memungkinkan penderita disabilitas mampu melaksanakan fungsi
sosialnya secara wajar dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan
menurut PP No. 72/1991 tentang PLB dan SK Mendikbud No.
0126/U/1994 pada lampiran 1 tentang landasan, Program, dan
Pengembangan Kurikulum Pendidikan Luar Biasa disebutkan bahwa
rehabilitasi merupakan upaya bantuan medik, sosial.Dan keterampilan
yang diberikan kepada peserta didik agar mampu mengikuti pendidikan. 6
Dari definisi tentang rehabilitasi tersebut, ada beberapa hal penting yang
dapat dibahas secara singkat yaitu:
a. Usaha rehabilitasi merupakan proses rangkaian kegiatan yang dilaksanakan
oleh petugas rehabilitasi secara bertahap, berkelanjutan dan terus menerus
sesuai dengan kebutuhan.
b. Sifat kegiatan yang dilakukan oleh petugas rehabilitasi. berupa bantuan.
dengan pengertian setiap usaha rehabilitasi harus selalu berorientasi pada
pemberian kesempatan kepada peserta didik yang dibantu untuk mencoba
melakukan dan memecahkan sendiri masalah-masalah yang disandangnya
(clien centered). Jadi bukan berorientasi pada kemampuan pelaksana atau tim
rehabilitasi (privider centered)
c. Arah kegiatan rehabilitasi adalah refungsionalisasi dan pengembangan.
Refungsionalisasi dimaksudkan bahwa rehabilitasi lebih diarahkan pada
pengembalian fungsi dari kernampuan peserta didik, sedangkan

Konseling Anak Berkebutuhan Khusus | 4


pengembangan diarahkan untuk menggali/menemukan dan memanfaatkan
kemampuan siswa yang masih ada serta potensi yang dimiliki untuk
memenuhi fungi dari dan fungsi sosial dimana ia hidup dan berada. Baik yang
bersifat kekinian maupun yang akan datang.
d. Bidang layanan rehabilitasi, adalah pada aspek medik, sosial, dan
keterampilan
 Usaha rehabilitasi di bidang medik, meliputi aspek medik pada umumnya
(sama seperti peserta didik normal) maupun aspek medik yang berkaitan
dengan kedisabilitasan yang disandang, agar menjadi berfungsi dan / atau
mencegah kemungkinan terjadinya akumulasi kedisabilitasan yang lebih
berat.
 Usaha rehabilitasi di bidang sosial, mencakup eksistensi diri sebagai
pribadi dan sebagai warga masyarakat. Usaha rehabilitasi, dimaksudkan
sebagai upaya pengembangan bakat, daya inisiatif dan kreativitas,
kemampuan bercitacita.berkarsa dan berkarya. Usaha rehabilitasi juga
dimaksudkan sebagai sarana pendekatan diri, penyesuaian diri dengan
lingkungan, suasana kerjasama. 7 jiwagotong. royong, sikap tenggang
rasa, sikap menghargai orang lain kenal berbagaicorak hubungan antar
personal, ketahanan terhadap keadaan, dan sebagainya.
 Usaha rehabilitasi di bidang keterampilan meliputi usaha menanamkan
memupuk, dan mengembangkan keterampilan peserta didik melalui
latihan keterampilan tertentu yang memiliki nilai ekonomis dan produktif
e. Bahwa impacts dari seluruh kegiatan rehabilitasi agar mereka mampu
melaksanakan fungsi: sosial secara wajar dalam kehidupan bermasyarakat
dan mampu mengikuti - pendidikan dengan baik. (dalam Wirawan, Isman.
dkk: 2008;5-7)

3. Konseling Rehabilitasi
Konseling rehabilitasi adalah pendekatan yang dibatasi waktu dan
berorientasi pada outcome untuk membantu individu penyandang
disabilitas, baik dengan hambatan fisik, mental, dan emosional guna
memperoleh keterampilan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk hidup,

Konseling Anak Berkebutuhan Khusus | 5


belajar, dan bekerja dalam masyarakat (Fabian & MacDonald-Wilson -
dalam Parker et al, 2004). Dalam berbagai macam setting, konselor
rehabilitasi berkolaborasi dengan klien dalam mengidentifikasi tujuan
karir dan vokasionalnya, sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan tersebut, dan mengidentifikasi dukungan dan layanan yang tersedia
di masyarakat untuk itu.
Konseling rehabilitasi adalah suatu proses sistematis yang
membantu orang dengan kedisabilitasan fisik, mental, perkembangan,
kognitif, dan emosi untuk mencapai tujuan personal, karier, dan hidup
mandiri di dalam setting yang seintegrasi mungkin melalui aplikasi dari
proses konseling. Proses konseling melibatkan komunikasi, penentuan
tujuan, dan pertumbuhan atau perubahan ke arah yang lebih baik
melalui self-advocacy, intervensi psikologi, intervensi vokasional,
intervensi sosial, dan intervensi behavioral. Untuk itu seorang konselor
rehabilitasi perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus serta
sikap yang dibutuhkan untuk berkolaborasi dalam hubungan profesional
dengan penyandang disabilitas.
Istilah “konseling rehabilitasi” yang dipergunakan dalam disertasi
ini merupakan terjemahan langsung dari “counseling rehabilitation”. The
Commission on Rehabilitation Counselor Certification (CRCC), Amerika
Serikat, sebagaimana dikutip oleh Parker et al. (2004:4) mendefinisikan
counseling rehabilitation sebagai “a systematic process which assists
persons with physical, mental, developmental, cognitive, and emotional
disabilities to achieve their personal, career, and independent living goals
in the most integrated setting possible through the application of the
counseling process. The counseling process involves communication, goal
setting, and beneficial growth or change through self-advocacy,
psychological, vocational, social, and behavioral interventions”.
(Konseling rehabilitasi adalah suatu proses sistematis yang membantu
penyandang kedisabilitasan fisik, mental, perkembangan, kognitif, dan
emosi untuk mencapai tujuan personal, karir, dan kehidupan mandiri
dalam setting yang seintegrasi mungkin melalui penerapan proses

Konseling Anak Berkebutuhan Khusus | 6


konseling. Proses konseling tersebut melibatkan komunikasi, penetapan
tujuan, dan pertumbuhan atau perubahan ke arah yang lebih baik melalui
self-advocacy, intervensi psikologis, intervensi vokasional, intervensi
sosial, dan intervensi behavioral).
Sejalan dengan pengertian itu, The International Rehabilitation
Counseling Consortium, sebuah kelompok yang beranggotakan beberapa
organisasi profesi yang terkait dengan konseling rehabilitasi (Virginia
Commonwealth University Department of Rehabilitation Counseling,
2005), mendefinisikan konselor rehabilitasi sebagai berikut: “A
rehabilitation counselor is a counselor who possesses the specialized
knowledge, skills and attitudes needed to collaborate in a professional
relationship with people who have disabilities to achieve their personal,
social, psychological and vocational goals.” (Konselor rehabilitasi adalah
konselor yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang terspesialisasi
serta memiliki sikap yang dibutuhkan untuk berkolaborasi dalam
hubungan profesional dengan individu yang menyandang kedisabilitasan
untuk mencapai tujuan personal, sosial, psikologis dan vokasionalnya).
Di samping itu, Szymanski (Parker et al., 2004:4) mendefinisikan
rehabilitation counseling sebagai "a profession that assists individuals
with disabilities in adapting to the environment, assists environments in
accommodating the needs of the individual, and works toward full
participation of persons with disabilities in all aspects of society,
especially work." (Konseling rehabilitasi adalah sebuah profesi yang
membantu individu penyandang disabilitas dalam beradaptasi dengan
lingkungan, dan membantu lingkungan dalam mengakomodasi kebutuhan
individu tersebut, dan mengupayakan partisipasi penuh penyandang
disabilitas dalam segala aspek kehidupan masyarakat, terutama dalam
pekerjaan).
Definisi-definisi tersebut mencerminkan perbedaan pendekatan
terhadap kedisabilitasan, yaitu pendekatan individual dan pendekatan
lingkungan/sosial. Akan tetapi, kedua pendekatan tersebut ada dalam
praktek profesional konseling rehabilitasi saat ini (Parker et al., 2004).

Konseling Anak Berkebutuhan Khusus | 7


Konseling rehabilitasi adalah sebuah profesi yang menerapkan proses
konseling untuk membantu individu penyandang disabilitas dalam
beradaptasi dengan lingkungan, dan membantu lingkungan dalam
mengakomodasi kebutuhan individu tersebut agar dapat mencapai tujuan
personal, vokasional, dan kehidupan yang mandiri, dan mampu
berpartisipasi penuh dalam segala aspek kehidupan masyarakat. (dalam
Tarsidi, Didi. “Definisi dan ruang Lingkup Praktek Konseling
Rehabilitasi.)
Prinsip dasar profesi konseling rehabilitasi adalah membantu individu
penyandang kedisabilitasan fisik, mental, kognitif dan/atau sensori agar
menjadi atau tetap menjadi warga masyarakat yang mandiri dan produktif
dalam lingkungan masyarakat pilihannya sendiri. Konselor membantu
penyandang disabilitas merespon secara konstruktif terhadap berbagai
tantangan masyarakat, merencanakan karir, dan mendapatkan atau
mempertahankan pekerjaan yang memberi kepuasan (The Virginia
Commonwealth University Department of Rehabilitation Counseling,
2005).
Pengetahuan khusus tentang kedisabilitasan dan faktor-faktor
lingkungan yang berinteraksi dengan kedisabilitasan, serta berbagai
pengetahuan dan keterampilan lain di samping konseling, membedakan
konselor rehabilitasi dari jenis-jenis konselor lainnya (Parker et al, 2004).
4. Konselor Rehabilitasi
The International Rehabilitation Counseling Consortium
mendefinisikan konseling rehabilitasi sebagai berikut: “A rehabilitation
counselor is a counselor who possesses the specialized knowledge, skills
and attitudes needed to collaborate in a professional relationship with
people who have disabilities to achieve their personal, social,
psychological and vocational goals.” (Virginia Commonwealth
University Department of Rehabilitation Counseling, 2005). [Konselor
Rehabilitasi adalah suatu profesi yang memiliki pengetahuan, ketrampilan
dan sikap khusus yang diperlukan untuk bekerja sama (berkolaborasi)
dalam suatu hubungan profesional dengan orang-orang yang menyandang

Konseling Anak Berkebutuhan Khusus | 8


kedisabilitasan untuk mencapai tujuan personal, sosial, psikologis dan
vokasional] “A profession that assists persons with disabilities in adapting
to the environment, assists in accommodating the needs of the individual
and works toward full participation of persons with disabilities in all
aspects of society, especially work” (Szymanski & Danek, 1985) [Suatu
profesi yang membantu orang - orang dengan kedisabilitasan dalam
beradaptasi dengan lingkungan, membantu dalam mengakomodasi
kebutuhan individu tersebut, dan mengupayakan partisipasi penuh
penyandang disabilitas dalam sgala aspek kehidupan masyarakat, terutama
dalam pekerjaan.]
Konselor Rehabilitasi bertugas membantu individu penyandang
disabilitas dengan memaksimalkan potensi dan kemandirian mereka.
Mereka bekerja dengan individu yang memiliki barbagai hambatan fisik,
mental dan emosional. Mereka membantu individu yang menyandang
kedisabilitasan pada vokasional, hidup mandiri dan pengejaran bidang
pendidikan.
B. Sasaran Konseling Rehabilitasi
Sasaran dalam Konseling Rehabilitasi meliputi:
1. Physical disabilities
Orang yang mengalami hambatan/ kedisabilitasan fisik (Tuna daksa)
sehingga mengalami gangguan pada koordinasi gerak. Contoh : cerebral
Palsy
2. Sensory disabilities
Orang yang mengalami hambatan/ kedisabilitasan sensori seperti
pengelihatan atau pendengaran.
3. Developmental disabilities
Orang yang mengalami hambatan/ kedisabilitasan dalam
perkembangannya, contoh: Retardasi Mental
4. Cognitive disabilities
Orang yang mengalami hambatan/ kedisabilitasan pada kognitifnya.
5. Emotional disabilities

Konseling Anak Berkebutuhan Khusus | 9


Orang yang mengalami hambatan, gangguan/ kedisabilitasan pada
emosinya.
6. Chronic illness (Penderita / mantan penderita penyakit kronis)

Konseling Anak Berkebutuhan Khusus | 10


C. Peran, Fungsi dan Ruang Lingkup Konseling Rehabilitasi

Konselor dapat bekerja dalam seting yang berbeda - beda contohnya


di sekolah atau perusahaan. Meskipun begitu, dengan tanpa melihat situasi
lapangan kerja mereka, konselor rehabilitasi harus mampu :
1. mengkaji kebutuhannya individu
2. mengembangkan program atau rencana untuk memenuhi kebutuhan yang ada
3. menyediakan atau merancang pelayanan, yang mungkin meliputi penempatan
kerja dan pelayanan tindak lanjut.
Keterampilan konseling adalah suatu komponen kritis dari semua
aktivitas berikut ini. Meskipun tidak terbatas hanya pada wilayah berikut,
CRCC mendaftar ruang lingkup praktek konselor rehabilitasi sebagai
berikut :
1. Assessment dan appraisal (pengukuran);
2. Diagnosis dan rencana treatment; Konseling karir (vokasional);
3. Intervensi treatment konseling individual dan kelompok yang berpusat pada
memfasilitasi penyesuaian diri klien pada dampak medis dan dampak
psychosocial kedisabilitasan ;
4. Manajemen kasus, rujukan, dan koordinasi pelayanan;
5. Evaluasi program dan Penelitian;
6. Intervensi untuk merubah lingkungan, ketenaga-kerjaan, dan penghalang
sikap;
7. Jasa konsultasi antara berbagai pihak dan para pembuat kebijakan ;
8. Analisis pekerjaan, pengembangan pekerjaan, dan penempatan, termasuk
mengakomodasi individu untuk memenuhi tuntutan pekerjaan ;
9. dan Memberikan konsultasi mengenai dan mengakses teknologi rehabilitasi
Profesi Konselor Rehabilitasi telah meningkat dari awal sejarahnya
sebagai satu pekerjaan yang praktek hanya pada setting yang terbatas
sampai akhirnya saat ini dimana statusnya menjadi sebuah profesi yang
praktek di berbagai setting yang berbeda dengan berbagai sasaran individu
yang jangkauannya luas. Disarankan bahwa hakekat dari konselor
rehabilitasi profesional adalah yang memiliki rasa yang kuat terhadap

Konseling Anak Berkebutuhan Khusus | 11


identitas keprofesionalannya, memiliki kemampuan untuk berfungsi pada
keadaan yang membingungkan, kemampuan untuk melakukan
pertimbangan dan mengambil keputusan di kondisi yang tidak selalu ideal
(dimana konselor memiliki informasi yang cukup / lengkap), kemampuan
untuk berhubungan baik dengan orang-orang dengan kepedulian dan
empati, namun mampu untuk menyatakan diri mereka sendiri sebagai
konselor yang efektif. Karakteristik ini penting di berbagai konteks dimana
koselor rehabilitasi bekerja.

Bidang dan ruang lingkup konseling rehabilitasi

Bidang Ruang Lingkup Praktek Outcome


Karir dan Pekerjaan Perencanaan karier Bekerja dan Mendapat
Penentuan sasaran Gaji di dalam suatu
Perencanaan asesmen lapangan kerja
vokasional
Pengembangan
pekerjaan
Pelatihan penempatan
pekerjaan Jasa pelatihan
keterampilan

Pendidikan Mengembangkan Didapatnya


akomodasi pekerjaan pengetahuan,
Penentuan sasaran keterampilan, dan
Penilaian akademis surat kepercayaan
Perencanaan peralihan,
keterampilan hidup
Pendidikan konseling
karir
Pelatihan keterampilan
Mengembangkan
Akademis

Konseling Anak Berkebutuhan Khusus | 12


Hidup Bermasyarakat Asesmen ekologis Keterlibatan dalam
Asesmen fungsional komunitas Integrasi
Pelatihan keterampilan Pemberdayaan
Koordinasi sumber
daya Advokasi

Entitlements Asesmen ekologis Kebutuhan dasar akan


(Pemberian Hak Asesmen fungsional makanan, berlindung,
menurut Hukum) and Pelatihan keterampilan dan Bertahan Hidup
Pelayanan Kesehatan Koordinasi sumber Meningkatkan
daya kesehatan
Advokasi Asesmen
pemenuhan syarat
keuntungan
perencanaani
Advokasi Manajemen
sumber daya
Perencanaan Hidup
Evaluasi bebas tak
terikat Perlindungan
hak – hak

D. Implementasi Konseling Rehabilitasi terhadap Konseling Anak


Berkebutuhan Khusus
Selama sejarah perkembanganya, konseling rehabilitasi telah memperluas
ruang lingkup prakteknya, memasukkan sejumlah seting baru, bekerja dengan
bermacam-macam profesional, dan mengangkat isu pemberdayaan dan
pilihan dalam proses rehabilitasi. Namun demikian, bidang ini tetap berakar
pada filosofi yang mendukung kesempatan dan integrasi bagi individu
penyandang disabilitas. Dalam hal ini, konselor rehabilitasi diharapkan selalu

Konseling Anak Berkebutuhan Khusus | 13


bekerjasama dengan klien dan asosiasi profesi lain dalam mengadvokasi
untuk hak-hak individu penyandang disabilitas.
Secara umum, ruang lingkup praktek konselor rehabilitasi adalah
membantu individu penyandang disabilitas mencapai tujuan personal, karir
dan kemandirian hidupnya dalam setting yang seintegrasi mungkin (CRCC –
dalam Parker et al., 2004). Untuk itu, konselor rehabilitasi menggunakan
berbagai metode dan teknik.
The Virginia Commonwealth University Department of Rehabilitation
Counseling (2005) menggariskan bahwa peran konselor rehabilitasi
mencakup:
1. Mengevaluasi potensi individu untuk hidup mandiri dan bekerja;
2. Mengatur pelaksanaan perawatan medis dan psikologis, asesmen
vokasional, pelatihan dan penempatan kerja;
3. Mewawancarai dan mengadvis individu, menggunakan prosedur
asesmen, mengevaluasi laporan medis dan psikologis, dan berkonsultasi
dengan anggota keluarga;
4. Berunding dengan dokter, psikolog dan profesional lain tentang jenis-
jenis pekerjaan yang dapat dilakukan individu;
5. Merekomendasikan layanan rehabilitasi yang tepat termasuk pelatihan
khusus untuk membantu individu penyandang disabilitas menjadi lebih
mandiri dan lebih siap kerja;
6. Bekerjasama dengan pengusaha untuk mengidentifikasi dan/atau
memodifikasi kesempatan kerja dan jenis pelatihan yang memungkinkan;
dan
7. Bekerjasama dengan individu, organisasi profesi dan kelompok-
kelompok advokasi untuk membahas berbagai hambatan lingkungan dan
sosial yang menciptakan halangan bagi para penyandang disabilitas.
Kedisabilitasan merupakan bagian alami dari eksistensi manusia (Smart &
Smart, 2006), dan jumlahnya terus meningkat. Berkat kemajuan ilmu
kedokteran dan teknologi, ketersediaan asuransi kesehatan yang lebih luas,
dan standar kehidupan yang pada umumnya lebih tinggi yang memberikan
lebih banyak pelayanan dan dukungan, orang yang di masa lampau akan

Konseling Anak Berkebutuhan Khusus | 14


meninggal, kini dapat bertahan hidup dengan kedisabilitasan. Perserikatan
Bangsa-bangsa memperkirakan te Enable, 2006). Oleh karena itu, peranan
konseling rehabilitasi menjadi semakin penting. Terdapat 500 juta
penyandang disabilitas di seluruh dunia. Di kebanyakan Negara, sekurang-
kurangnya satu dari setiap sepuluh orang penduduk menyandang
kedisabilitasan fisik, mental atau sensori, dan dalam semua segmen populasi,
sekurang-kurangnya 25 persen terpengaruh oleh adanya kedisabilitasan.
Konselor Rehabilitasi merupakan sebuah profesi yang bergerak untuk
membantu orang – orang yang memiliki hambatan baik fisik, sensori,
perkembangan, social, dan emosi sehingga pada akhirnya mereka dapat hidup
mandiri di Masyarakat. Dari kesimpulan tersebut, terlihat bahwa Anak
Berkebutuhan Khusus adalah termasuk pada sasaran dari konseling
rehabilitasi ini. Untuk Anak Berkebutuhan Khusus, seting Konseling
Rehabilitasi lebih tepat diterapkan di Sekolah, meskipun begitu garapannya
tidak hanya pada bidang Pendidikan, Tetapi pada setiap bidang yang memang
menjadi cakupan seorang konselor rehabilitasi. Pada Bidang Karir dan
Pekerjaan, meskipun di sekolah, orientasi mengenai bidang itu tentu sudah
diperlukan, contohnya untuk perencanaan karier. Sesuai dengan usianya yaitu
untuk menentukan Jurusan yang akan dipilih di Perguruan Tinggi. Dalam hal
ini ABK akan memerlukan gambaran – gambaran mengenai jurusan dan
bidang pekerjaan yang ada dan sesuai dengan dirinya sendiri sehingga ia
mampumengembangkan diri. Pada Bidang Pendidikan, tentu sangat
diperlukan karena Konseling Rehabilitasi ini juga bergerak dalam Seting
Sekolah. Konseling ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
keterampilan dan penilaian akademis. Dalam Hidup Bermasyarakat, konseling
ini akan membantu agar ABK mampu hidup didalam masyarakat, karena pada
hakekatnya tujuan dari Seluruh bantuan ini adalah agar ABK mampu hidup
mandiri dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya (masyarakat).
Entitlements (Pemberian Hak menurut Hukum) and Pelayanan Kesehatan, hal
ini diperlukan agar ABK benar – benar mengerti akan hak – hak yang
sebenarnya ia miliki. Dan agar ABK tidak merasa memiliki hak yang
dibedakan dengan perbedaan yang dimilikinya. Hak – hak yang ia miliki di

Konseling Anak Berkebutuhan Khusus | 15


kehidupan juga dilindungi di sini, serta disediakan Pelayanan kesehatan yang
tentunya untuk meningkatkan atau menjaga kesehatan ABK
Sasaran dari Konseling Rehabilitasi adalah orang-orang yang memiliki
hambatan diatas yaitu seperti Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita, Tunadaksa,
Tunalaras, dan lain sebagainya. Dengan tujuan tersebut diatas, maka seorang
konselor Rehabilitasi sebaiknya memiliki kemampuan untuk :
1. mengkaji kebutuhan individu
2. mengembangkan program atau rencana untuk memenuhi kebutuhan yang
ada
3. menyediakan atau merancang pelayanan, yang mungkin meliputi
penempatan kerja dan pelayanan tindak lanjut.
Konselor rehabilitasi juga sebaiknya memiliki kemampuan untuk
berfungsi pada keadaan yang membingungkan, kemampuan untuk melakukan
pertimbangan dan mengambil keputusan di kondisi yang tidak selalu ideal
(dimana konselor memiliki informasi yang cukup / lengkap), kemampuan dari
berhubungan baik dengan orang-orang dengan kepedulian dan empati, namun
mampu untuk menyatakan diri mereka sendiri sebagai konselor yang efektif.
Konseling Rehabilitasi memiliki bidang garapan yang cukup luas yaitu,
Bidang karir dan pekerjaan, bidang pendidikan, Hidup Bermasyarakat,
pemberian Hak menurut Hukum dan Layanan Kesehatan. Yang paling penting
adalah bagaimana membantu orang-orang yang mengalami hambatan
mengurangi kesulitan emosional dan meningkatkan penyesuaian diri dalam
satu kondisi.
A. Strategi Klinis dalam Konseling Rehabilitasi Sosial
Beberapa pendekatan klinis dalam konseling rehabilitasi adalah:
1. Intervensi Psikodinamic
Tujuan penting dari strategi ini yang diaplikasikan untuk orang-
orang yang memiliki hambatan:
a) Eksplorasi arti pribadi (personal meaning) terhadap
penyandang cacat. Biasanya memiliki tujuan yang terfokus
pada issu mengenai kehilangan, kesedihan, dan menenukan
arti hidup dengan hambatan yang dimiliki.
b) Penerimaan perubahan kesan tubuh, yang bertujuan agar
secara bertahap memiliki kesadaran mengenai kesan tubuh
sehingga mengurangi rasa penyangkalan atau tidak menerima
dan kesadaran atas berkurangnya suatu fungsi yang dimiliki

Konseling Anak Berkebutuhan Khusus | 16


(fisik dan sensori) tetapi tidak pada kapasitas untuk kognitif
dan sosial.
c) Integrasi konsep diri. Sebagai suatu konsekuensi perubahan
kesan tubuh, orang yang memiliki hambatan harus secara
berangsur-angsur mengintegrasikan hakikat dan posisinya
yang tidak berubah lagi dan mulai menyususn kembali
konsep diri, yang mencerminkan membangun kembali nilai
diri dan suatu keyakinan pada aset dan potensi diri yang
masih dimiliki.
2. Coping Skill Training
Strategi ini mengajarkan personal dan interpersonal coping skill,
yang meliputi:
a) Keterampilan hidup untuk membantu klien menghadapi hari-
hari yang berat. Hal ini dipandang sebagai suatu prasyarat
kesuksesan beradaptasi, yaitu seringnya melatih keterampilan
untuk penguasaan ketegasan, komunikasi interpersonal,
pemecahan masalah, pembuatan keputusan, penyesuaian
vokasional.
b) Mengidentifikasi dan memahami dampak negatif dari
keyakinan yang tidak logis. Tujuan utama dari program ini
adalah membantu klien agar menjadi sadar dan dapat
melawan pikiran-pikiran tidak logis apapun yang
berhubungan dengan kepercayaan yang menyamakan
penyandang cacat dengan satu status dari ketidakberdayaan,
keputusasaan, ketidakmampuan, ketergantungan dan
kegagalan.
c) Ketetapan dengan keterangan medis. Pendekatan ini
memberikan pengetahuan yang berguna kepada klien sekitar
kondisi mereka. Konsumen diberikan kesempatan untuk
mendapatkan keterangan akutar dan relevan sekitar kondisi
medis mereka, meliputi: status saaat ini, antisipasi, dan
beberapa implikasi sebagai upaya mengurangi rasa bimbang,
deprasi, dan penolakan terhadap keadaan dirinya sekarang.
3. Supportive Group dan Family Treatment
Pendekatan ini menawarkan kesempatan bagi partisipan untuk
memperoleh pengertian mendalam ke berbagai dorongan dan
sumber kekuatan pribadi. Tiga tujuan utama konseling kelompok
ini adalah afektif, kognitif dan tingkah laku:
a)   Tujuan afektif. Secara spesifik bergerak ke arah: memberikan
kesempatan bagi partisipan untuk pembersihan emosional;
mengijinkan partisipan menerima dukungan emosional;
mengurangi kebimbangan dan ketakutan dari ketidakyakinan
terhadap masa depan; membantu anggota kelompok untuk
menyadari bahwa mereka tidak sendiri; membantu partisipan
secara spiritual atas issu yang ada.
b)   Tujuan kognitif. Arahnya adalah merubah kesalahan persepsi
partisipan tentang kondisi mereka, seperti meningkatkan

Konseling Anak Berkebutuhan Khusus | 17


pemahaman, pilihan rehabilitasi dan treatmen, dan implikasi
terhadap masa depannya. Secara khusus tujuannya adalah:
membantu anggota dalam meningkatkan penerimaan diri dan
harga diri, membantu anggota menjajal dan mengjadapi
kenyataan secara lebih akurat, menyediakan partisipan
keterangan terbaru dan menyeluruh, dan meningkatkan
pandangan pribadi.
c)   Tujuan behavioral. Berfokus kepada mengurangi tingkah
laku nonadaptive partisipan dan menggantinya dengan yang
adaptif. Pendekatan ini menekankan pada: membantu anggota
kelompok mengatasi keetrgantungan dan penarikan diri dari
masyarakatarakat, menyediakan lingkungan yang aman
dimana klien secara berangsur-angsur dengan dukungan
kelompok berlatih dan mempraktekkan keteampilan yang
baru dipelajari, meningkatkan ubungan komunikasi
interpersonal meningkatkan daftar perilaku adaptif partisipan.

B. Model-Model dalam Konseling Rehabilitasi Sosial


Secara umum model–model dalam rehabilitasi social mencakup hal
sebagai berikut :
1. Rehabilitasi sosial dipandang sebagai segenap upaya
ditujukan untuk mengintegrasikan penyandang masalah ke
dalam kehidupan masyarakatarakat dengam cara
membantunya menyesuaikan diri dengan keluarga,
komunitas dan pekerjaan.
2. Penyandang masalah dapat berintegrasi dengan masyarakat
apabila ia memiliki kemampuan fisik, mental dan sosial
serta diberikan kesempatan unttuk berperan dan
berpartisipasi.
3. Rehabilitasi sosial merupakan kegiatan pelayanan sosial
secara utuh dan terpadu melalui pendekatan fisik, mental,
dan sosial agar penyandang masalah dpt melaksanakan
fungsi sosialnya secara optimal.

Sedangkan untuk model pelayanan dalam rehabilitasi social adalah sebagai


berikut:
1. Institutional Based Rehabilitation (IBR), suatu sistem pelayanan rehabilitasi
sosial dengan menempatkan penyandang masalah dalam suatu institusi
tertentu.
2. Extra-institusional Based Rehabilitation, suatu sistem pelayanan dengan
menempatkan penyandang masalah pada keluarga dan masyarakat
3. Community Based Rehabilitation (CBR), suatu model tindakan yang

Konseling Anak Berkebutuhan Khusus | 18


dilakukan pada tingkatan masyarakat dengan membangkitkan kesadaran
masyarakat dengan menggunakan sumber daya dan potensi yang dimilikinya.

Untuk mencapai hal – hal diatas, maka seorang konselor dalam praktik
pelaksanaan akan membutuhkan metode intervensi dalam layanan. Adapun
model – model intervensi dalam konseling dapat menggunakan model – model
sebagai berikut:
1. Behavior Therapy, berisikan penarapan secara sistematis prinsip-prinsip teori
belajar untuk tujuan perubahan tingkah laku yg sifatnya menyembuhkan.
Unsur-unsur tersebut yaitu:
a) Inventarisasi permasalahan klien
b) Penciptaan kontrak
c) Perincian masalah
d) Penentuan data
e) Penguatan
f) Penentuan tujuan perubahan
g) Penyembuhan

2. Reality therapy. Tujuan dari terapi ini yaitu membantu orang untuk


menghadapi kenyataan dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar dalam
cara yang dapat diterima secara sosial. Penyembuhan kenyataan memberikan
suatu sarana seseorang dapat belajar hal sebagai berikut:
a) Menghadapi  kenyataan dan menerima tanggung jawab sehubungan
tingkah lakunya.
b) Tanggung jawab diartikan sebagai kemampuan memenuhi kebutuhan
sendiri tanpa mengganggu orang lain.
c) Membedakan diantara yang benar dan yang salah.

Selain model intervensi diatas konselor juga dapat menggunakan model intervensi
yang lain seperti pendekatan person center teraphy, trait factor teraphy ataupun
jenis teraphy lain yang dikuasai oleh seorang konselor rehabitasi. Selain
pendekatan intervensi, dalam konseling rehabilitasi social juga dapat
menggunakan hal – hal berikut:
1. Activity Group Therapy
Tujuannya yaitu memberikan kepada klien suatu kesempatan untuk
mengembangkan dan memperbaiki relasi dengan menciptakan wadah untuk
menyalurkan ketegangan, kecemasan, secara spontan melakukan tindakan
berdasarkan perasaan-perasaan di hadapan teman-temannya. Lingkungan
kelompok ini diatur untuk memberikan kepuasan pengganti, memberikan
saluran terhadap agresi, mengembangkan harga diri, menghilangkan hambatan
untuk berekspresi, dan membentuk sikap menahan diri di hadapan orang lain.
2. Group Counseling
Fungsi Konseling kelompok yaitu mendorong para anggota kelompok untuk
saling memberikan bantuan untuk pemecahan masalah secara bersama.
3. Guided Group Interaction.

Konseling Anak Berkebutuhan Khusus | 19


Merupakan suatu metoda  pengalihan nilai-nilai dan tujuan. Tehnik interaksi
kelompok secara terbimbing dilandasi oleh asumsi mengenai fungsi-fungsi
kelompok remaja. Kelompok sebaya bertindak (1) sebagai sarana penguat
penanaman nilai-nilai sosial yang positif, (2) memaksakan kesamaan norma-
norma kelompok, (3) memberikan status dan identifikasi jenis kelamin kepada
kelompok.
4. Play therapy
Play therapy yaitu suatu terapi dengan menggunakan situasi permainan anak-
anak sebagai sarana maupun sasaran perubahan tingkah laku. Pekerja sosial
dapat menggunakan kegiatan yang sama sekali tidak terarah sampai pada yang
terstruktur. Pekerja sosial dapat menggunakan pertemuan-pertemuan
permainan untuk tujuan diagnostik guna mengobservasi hal-hal seperti relasi-
relasi, lingkup perhatian, minat anak, arah agresi, fantasi, persepsi terhadap
diri sendiri.

Konseling Anak Berkebutuhan Khusus | 20


BAB III
PENUTUP

C. Kesimpulan

Konseling rehabilitasi adalah suatu proses sistematis yang membantu


orang dengan kedisabilitasan fisik, mental, perkembangan, kognitif, dan
emosi untuk mencapai tujuan personal, karier, dan hidup mandiri di dalam
setting yang seintegrasi mungkin melalui aplikasi dari proses konseling.
Proses konseling melibatkan komunikasi, penentuan tujuan, dan
pertumbuhan atau perubahan ke arah yang lebih baik melalui self-
advocacy, intervensi psikologi, intervensi vokasional, intervensi sosial,
dan intervensi behavioral.
Sasaran dalam Konseling Rehabilitasi adalah Physical disabilities.
Sensory disabilities, Developmental disabilities, Cognitive disabilities,
Emotional disabilities , dan Chronic illness (Penderita / mantan penderita
penyakit kronis). Adapun peran dan fungsi dari konselor rehabilitasi ialah
sebagai: (1) mengkaji kebutuhannya individu; (2) mengembangkan
program atau rencana untuk memenuhi kebutuhan yang ada ; (3)
menyediakan atau merancang pelayanan, yang mungkin meliputi
penempatan kerja dan pelayanan tindak lanjut. Sedangkan ruang lingkup
dari konseling rehabilitasi mencakup proses berkelanjutan yang dimulai
dari asesmen sebagai pengukuran hingga menganalisis pekerjaan,
pengembangan pekerjaan, dan penempatan, termasuk mengakomodasi
individu untuk memenuhi tuntutan pekerjaan dan memberikan konsultasi
mengenai dan mengakses teknologi rehabilitasi.
Pada implementasinya terhadap Anak Berkebutuhan Khusus,
konseling rehabilitasi ini mencakup pada pengembangan psikologis
dengan peningkatan kepercayaan diri dan aspek sosial untuk mendukung
dalam segi vokasional sehingga penyandang disabilitas mampu mencapai
tujuannya untuk dapat hidup mandiri.

Konseling Anak Berkebutuhan Khusus | 21


D. Saran
Sebagai tenaga pendidikan di bidang pendidikan khusus, sudah
semestinya memiliki keahlian atau minimal sebatas pemahaman mendalam
dalam bidang konseling rehabilitasi yang dapat berguna dalam praktek
konseling pada Anak Berkebutuhan Khusus di lapangan.

Konseling Anak Berkebutuhan Khusus | 22


DAFTAR PUSTAKA

Eukaristia. ”Konsep Konseling Rehabilitasi.”. 2012.


http://animenekoi.blogspot.co.id/2012/06/konsep-konseling-rehabilitasi-
2.html [diakses pada 1 Mei 2016, 12.30.]

F, Indah. “Pengertian dan Definisi Konseling”


https://carapedia.com/pengertian_definisi_konseling_info2089.html [diakses
pada 12 Februari 2016, 16.00]
Istiningtyas, Rian. “Pengertian Rehabilitasi”. 2012. http://rian-
plbuns2012.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-rehabilitasi.html [diakses pada
12 Februari 2016, 16.11]
Tarsidi, Didi. “Definisi dan Ruang Lingkup Praktek Konseling Rehabilitasi.”
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195106011979
031-
DIDI_TARSIDI/Makalah&Artikel_Tarsidi_PLB/Definisi_dan_Ruang_Lingk
up_Praktek_Konseling_Rehabilitasi.pdf [diakses pada 12 Februari 2016,
16:25]
Tarsidi, Didi. “Model Konseling Rehabilitasi bagi Individu Tunanetra Dewasa”.
2010. http://jasianakku-sampel.blogspot.co.id/2010/04/model-konseling-
rehabilitasi-bagi.html [diakses pada 1 Mei 2016.]
Wirawan, Isman dkk. “Konseling Rehabilitasi”. 2008.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195505161981
011-
MUSYAFAK_ASSYARI/Konseling_ABK/konseling_rehabilitasi/konseling_
rehabilitasi_Izman.pdf [diakses pada 12 Februari 2016, 16:33]

Konseling Anak Berkebutuhan Khusus | 23


Konseling Anak Berkebutuhan Khusus | 24

Anda mungkin juga menyukai